Professional Documents
Culture Documents
Masa Pajak
Jangka Waktu Yang Lamanya 1 Bulan Kalender
PENETAPAN
Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan sendiri dibayar dengan menggunakan SPTPD, SKPDKB, dan/atau SKPDKBT
KADALUWARSA
Hak untuk melakukan penagihan Pajak menjadi kedaluwarsa setelah melampaui waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak saat terutangnya Pajak, kecuali apabila Wajib Pajak melakukan tindak pidana dibidang perpajakan Daerah.
SANKSI ADMINISTRATIF
PEMBETULAN, PEMBATALAN, PENGURANGAN KETETAPAN DAN PENGHAPUSAN ATAU PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRATIF
Bupati dapat: mengurangkan atau menghapuskan sanksi administratif berupa bunga, denda, dan kenaikan pajak yang terutang menurut peraturan perundang-undangan perpajakan Daerah, dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya; mengurangkan atau membatalkan SKPDKB, SKPDKBT atau STPD, SKPDN atau SKPDLB yang tidak benar; mengurangkan atau membatalkan STPD; membatalkan hasil pemeriksaan atau ketetapan Pajak yang dilaksanakan atau diterbitkan tidak sesuai dengan tata cara yang ditentukan; dan mengurangkan ketetapan Pajak terutang berdasarkan pertimbangan kemampuan membayar Wajib Pajak atau kondisi tertentu objek pajak.
PEMBETULAN, PEMBATALAN, PENGURANGAN KETETAPAN DAN PENGHAPUSAN ATAU PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRATIF
Setiap wajib pajak yang tidak mengisi SPTPD dengan jelas, benar dan lengkap serta ditandatangani oleh WP atau keuasanya dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lambat 6 (enam) bulan atau pidana denda paling banyak Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah)
Tahun 2008
PAD 759.720.015.450,53
635.683.630.562,32
2009
2010 2011
796.879.516.014,72
979.241.565.350,13 1.406.835.182.181,01
667.119.047.159,94
798.827.285.889,86 969.348.761.116,15
83,72
81,58 68,90
Tingginya pemasukan daerah atas PHR tentunya akan rentan dengan tindakan-tindakan kecurangan atau penyelewengan baik yang dilakukan Wajib Pajak atau yang memungut pajak itu sendiri yang dalam hal ini Dispenda. Kejaksaan Negeri Denpasar melansir data puluhan hotel berbintang yang tersebar di Kabupaten Badung, Bali diduga menggelapkan PHR (Pajak Hotel dan Restoran), yang jumlahnya mencapai miliaran rupiah. Dalam kasus ini para staf perusahaan wajib pajak (WP) yang tidak menyetorkan pajaknya ke kas daerah dan saksi dari Dinas Pendapatan (Dispenda) Badung sedang dalam proses penyelidikan Menurut Kejari Denpasar sedikitnya ada lima hotel dan restoran yang diduga mengempalang pajak. Diperoleh data, setidaknya ada lima hotel dan restauran yang diduga melakukan penggelapan pajak, disebut-sebut mencapai Rp10 miliar lebih.
Akibat temuan tersebut Anggota DPRD Provinsi Bali mendesak seluruh kabupaten dan kota segera menerapkan pembayaran secara "online" bagi pajak hotel dan restoran (PHR) demi transparansi keuangan. Pajak Online dapat memberikan gambaran yang lebih transparan mengenai pemasukan ataupun pengeluaran yang terjadi dalam hal perpajakan sehingga masyarakat dapat berpartisipasi dalam pengawasan perpajakan itu sendiri. contohnya jika sudah menggunakan sistem online ini setiap tamu yang datang ke sebuah hotel akan tercatat secara otomatis melalui komputer, dan di sana akan diketahui pula pajak yang harus terbayar., sehingga tidak ada kecurangan Menurut Sugawa Kori dalam Nata News, penerapan pajak online dapat menambah optimalisasi penerimaan pajak sampai 50%.
Meski provinsi sudah mendesak kabupaten/kota secepatnya menerapkan PHR online, namun kabupaten terkaya di Bali ini sejauh ini belum bisa memastikan kapan sistem pemungutan pajak berbasis IT ini bisa diterapkan. Pemkab Badung masih dalam tahap pengkajina tentang teknologi pajak online ini serta kurangnya sumber daya manusia kompeten yang akan menjalankan sistem tersebut.
DISKUSI
TERIMAKASIH