You are on page 1of 5

SUAMI TAKUT ISTRI Bismillahirr Rahmanirr Rahim Suami takut isteri, sepertinya kata yang cukup lucu dimata

masyarakat, tapi aku ga tau dimana letak kelucuannya. Apakah pada suami yang takut sama isteri atau isteri yang berani sama suam i Pernah mampir kerumah teman, dan kebetulan ada acara humor ditv. Cerita seorang atasan yang lagi lagi marah sama bawahannya. Tak lama isteri nya datang , dan marah marah (ga tau inti ceritanya apa) sampai akhirnya dia menjinjit telinga suaminya. Aku jadi ketawa, melihat mimik wajah anak buahnya yang melihat telinga bosnya dijinjit isterinya. Ko bisa ya, berani marah - marah sama orang lain, tapi takut sama isterinya sendiri. Lucu memang suami yang mempunyai kelebihan kekuatan fisik, mental, akal, ko bisa t akut sama perempuan isterinya sendiri yang seharusnya dia ayumi, sayangi , manja, dll :-) . Isteri yang fitrahnya suka dimanja, di sayang, di didididi.. , ko bisa main berani sama suami. Namun apa salahnya kita pelajari sejenak, kenapa suami takut isteri itu terjadi? Fitrah wanita ; wanita adalah perhiasan, dengan sifatnya yang manja, dan kecantikan yang dimiliki mampu menyenangkan suami. Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa -apa yang diingini, yaitu: wanitawanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga) ( Ali Imran : 14) Sifat kasih sayangnya dihiasi dengan akalnya, mampu memberi solusi dalam menyelesaikan masalah, bahkan membantu dalam menyelesaikan masalah. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir ( Ar- Ruum : 21) Mempunyai sifat pengorbanan yang luar biasa, sehingga disuruh taat kepada seorang ibu melebihi dari pada ayahnya. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu - bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. ( Luqman :14 ) Lantas kenapa ada isteri berani sama suami? Sepenglihatanku, ada beberapa hal yang membuat suami takut isteri itu terjadi. 1. DIAWALI TANPA KARENA AGAMA Wanita dipilih (sebagai istri) karena empat perkara, yaitu karena harta , keturunan, kecantikan, dan

agamanya. Perolehlah wanita yang memiliki agama, maka kedua tanganmu akan ringan (bebannya). Keturunan dan Kekayaan. Sejauh ini masih belum melihat cowo matre (tapi ada kan! ) kecuali di tv. Biasanya karena keduanya memang jatuh cinta duluan, yang konon cinta tak memandang harta. Namun yang namanya dalam rumah tangga, selalu ada ujian dan rintangan, cinta tak selamanya tampil terdepan dalam menghadapi masalah. Bahkan kadang cinta pun mulai memudar, dan lebih gemilang penampakan harta, maka tak jarang wanita lebih berani pada suaminya sendiri, bahkan tak sedikit suami jadi budaknya isteri, padahal mereka sebelumnya saling mencintai. Biasanya juga, atas jodoh orang tua. Ada orang tua yang berpendapat ; anak akan bahagia, bila mempunyai kehidupan yang mapan dan berkecukupan, salah satunya mereka akan menjodohkan dengan orang yang mempunyai kekayaan atau etos kerja yang mapan. Aku rasa pendapat mereka tak salah, hanya saja bila tanpa didasari agama, atau ada agama di antara kedua belah pihak, maka tak jarang suami ada dibawah kekuasaan isteri. Kecantikan. Ini yang sering membuat mabuk kepayang seorang pemuda. Tak salah memilih yang cantik, karena cantik memang enak dipandang, menenangkan jiwa, namun bila keduanya tanpa dibekali agama, tak jarang akan jadi simalamakama bagi laki- laki. Diceraikan ,sayang, bertahan puyeng. Bahkan sering aku dengar pernyataan yang senada ; kamu kan cantik, kenapa kamu maunya di atur oleh suami kamu!!! :-( Inilah hikmah kenapa Rasulullah saw menyuruh kita, untuk mengutamakan agamanya dari pada yang lainnya. 2. KARENA LINGKUNGAN. Jauhilah oleh kalian rumput hijau yang berada ditempat yang kotor mereka bertanya ; Apa yang dimaksud dengan rumput yang berada ditempat kotor itu, wahai Rasulullah saw? Beliau menjawab ; wanita yang sangat cantik , yang tumbuh ditempat yang tidak baik . (Darul Qutni) Suasana dan lingkungan adalah sesuatu yang sangat berpengaruh bagi manusia, tak terkecuali wanita. Pergaulannya bisa merubah karakter, cara pandang dan berpikir bahkan bisa merubah perempuan baik- baik. Pernah lihat seorang teman yang ngangkat hp, setelah ia lihat nomor panggilan, ternyata yang manggil itu suaminya. Dia berkata ; apa! Bla blab la aku yang terb iasa lebay alay jadi kaget luar biasa, aku berkata ko gitu??!! lihat mimik wajahku dan pertanyaanku, dia cuma ketawa. Akhirnya aku ngambil kesimpulan; itu mungkin karena kebiasaannya, dia tak merasa kalau masih ada kata kata yang indah dan patut di ucapkan kepada sang belahan jiwa. Mungkin karena itulah kebiasaan lingkungan mengajarinya. Disini kita ambil pelajaran ; tak salahnya bahwa seorang pemuda mengetahui kebiasaan- kebiasaan keluarga dari calon isterinya. Tak jarang aku melihat, perempuan perempuan yang berani sama suami karena memang sudah kebiasaan turun menurun. 3. KARENA KURANGNYA HUBUNGAN DENGAN ALLAH.

Seorang teman pernah cerita tentang kaka senior yang berani sama suami. Mengherankan memang seorang perempuan didikan pesantrin, ko bisanya berani sama suami. Akhirnya aku berkata Ada beberapa orang yang bercita cita akan lebih baik suatu saat nanti dari apa yang ia lihat / alami. * Seorang anak yang bercita cita akan menjadi orang tua yang baik bila kelak ia menjadi orang tua. * Seorang gadis yang bercita cita akan menjadi istri yang baik bila kelak ia menjadi seorang isteri. * Seorang bawahan yang bercita cita akan menjadi atas yang baik bila kelak ia menjadi seorang atasan / pemimpin. * Seorang miskin yang bercita cita akan menjadi akan menjadi dermawan bila kelak menjadi orang kaya. * Seorang murid yang bercita cita akan menjadi guru yang baik bila kelak ia menjadi seorang guru. Cita- cita itu lahir dari karena ia melihat hal- hal yang kurang berkena dihatinya. Namun tak semuanya bisa berhasil. Karena pada saat bercita cita, ia tak pernah merasakan, ia tak pernah tau bagaimana rasanya ketika diposisi tersebut. Seperti juga halnya seorang gadis yang bercita cita jadi isteri yang baik ( bahkan aku mengira tak ada gadis yang bercita cita jadi isteri yang buruk). Ketika menikah, tak selamanya kehidupan itu indah, tak selamanya cinta itu bernyanyi ria, suatu saat ia akan berhadapan ujian ujian yang menggoyangkan rumah tangga, cobaan- cobaan yang menyilaukan mata, bahkan kadang membutakan nurani. Menghadapi berbagai masalah yang kompleks, entah itu dari diri sendiri, suami, anak- anak, ekonomi, keluarga bahkan kadang lingkungan. Yang semuanya membutuhkan pemikiran yang bijak, memerlukan ilmu bahkan kedewasaan dalam bertindak, ditambah fitrah nafsu yang berat, maka jangan heran kalau akalnya kalah oleh nafsunya. Dari itu kita butuh kedekatan selalu dengan Allah Jauhnya hubungan dengan Allah, ditambah lingkungan yang kurang kondusif, membuat jiwa, perasaan kita tidak tenang. Yang membuat kita sulit untuk menetralkan perasaan, keadaan, sulit mencari solusi, bahkan kadang menyelesaikan masalah dengan ketergesaan yang berujung pada keberentakan bahkan kadang pada perceraian. Membentuk suasana islami dirumah adalah salah satu solusi, agar kita dan keluarga senantiasa dicucuri rahmat oleh Allah swt, menghidupkan suasana dawah, suasana ta lim/ belajar, suasana zikir/ibadah, suasana khidmat/ pelayanan, bahkan musyawarah sangat penting ada dalam kehidupan rumah tanggga. Misalnya suasana talim. Dari Abu Hurairah r.a,bahwa Rasulullah SAW bersabda,Tidak berkumpul suatu kaum dari rumah rumah Allah,mereka membaca kitab Allah,saling mengajarkan sesama mereka,kecuali rahmat (sakinah)menyirami mereka,para malaikat akan mengerumuni mereka,dan Allah menyebut-nyebut mereka dikalangan para malaikat yang ada disis-Nya.(HR.Muslim dan Abu Dawud). Rahmat/ sakinah sangatlah kita perlukan, karena dengan ketenangan kita bisa berpikir lebih tenang, mencari solusi dan bertindak. Begitu juga dengan aplikasi- aplikasi yang lain, seperti dawah, zikir/ibadah, hidmat dan musyawarah. Tak semua orang bisa menikmati lingkungan yang ideal, namun kita bisa menciptakan suasana rumah tangga yang islami, yang sakinah.

Dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. (At Thalaq : 4) 4. KURANGNYA ARAHAN/ DIDIKAN DARI SUAMI. Berpesan pesanlah kamu terhadap perempuan, karena wanita itu terdiri dari tulang rusuk yang bengkok, maka kalau kau paksa meluruskannya dengan kekerasan pasti patah, dan jika kau biarkan tetap bengkok, karena itu berpesan pesan baiklah kepada wanita itu. ( Bukhari, Muslim) Aku mengira , di antara sekian wanita yang berani sama suami, karena memang suami nya tak banyak mendidiknya atau mengarahkan nya kepada agama. Terlalu ideal memang, andai ia mendapati pasangannya cantik, berpendidikan, dari keturunan mulia dan punya agama yang kuat. Bagaimana kalau ketika kita mendapati pasangan kita, masih perlu bimbingan dalam amalkan agama, masih perlu bantuan bahkan arahan. Siti Aisyah r.ha bersama Rasulullah saw dalam waktu sekitar sembilan tahun, sanggup menjadikannya wanita yang utama, wanita yang cerdas. Yang tentu semua itu tak lepas dari perlakuan baik , didikan, arahan Rasulullah saw terhadap Aisyah. Dan saya rasa masih banyak perempuan perempuan yang berubah karena bimbingan suaminya. Salah satunya diri ini, kalau teman selalu membaca coretancoretanku, teman akan tau siapalah diri ini. Aku lahir dari keluarga dan lingkungan yang jauh dari suasana agama, bahkan latar pendidikanku sangatlah rendah. Kehidupan mulai terarah setelah aku menikah, kometmin suamiku nikah sunnah, adalah pelajaran pertama yang ku ambil darinya. Shalat dua rakaat bersamanya, dia pinta ku mengaji, dia bertanya tentang mandi wajib, bahkan malam itu ia bercerita tentang cinta Ummu Salamah dan Abu salamah r.hum. itulah malam pertama kami , penuh dengan pembelajaran buatku, bukan sekedar membentangkan mimpi, menyusun bintang, menggapai bulan, bahkan konon katanya andai matahari pun kau minta, akan ku ambilkan.. haha gombal.. : -) :-) Memang waktunya tak bisa banyak untukku, bahkan dia sering meninggalkanku, namun dia suka membelikan buku buku untukku. Dia sering mengantarkan ta lim, setor hafalan, bahkan dia rela tidur sendiri, ketika aku harus menginap dipondok ketika tes hafalan. Masih ku ingat ketika dia tes bacaanku dimalam pertama, mungkin karena gugup, tanda baca pun ditabrak, bergulirnya waktu, aku bukan lagi sekedar belajar memperbaiki bacaan, tapi menjaga hafalan. Itulah sekelumit ceritaku, kehidupanku berubah 90 derajat karena suamiku. Maka itulah, aku mengira isteri yang berani sama suami karena memang kurangnya arahan dari suaminya , atau suami kurang bersabar dalam membimbing isterinya. Ada juga , suami yang mendidik keras isterinya, tapi ia lakukan atas nama hak (kemauannya)nya yang mau dipatuhi, ditaati bahkan dilayani. Ia mendidik bukan atas nama agama, bukan atas kewajibannya sebagai seorang suami yang membimbingnya, bukan atas nama Allah, yang menciptakannya, Tuhan yang memerintahkannya. Maka jangan heran, kalau kita akan temui, bukan kepatuhan tapi pembangkangan, penyelewengan. Atau ia patuh tapi bukan atas keikhlasan sebagai seorang isteri, tapi karena ketakutan. Untuk dari semua itu, perlunya kesadaran dari kedua belah pihak, akan cita cita sebuah rumah tangga. Cita cita rumah tangga yang paling agung adalah menggapai cinta Robbul alamiin, menggapai jannahNya kelak. Hingga karena cita- cita itu, seluruh anggota keluarga dalam berpikir, bertindak selalu bersandar pada agama. Karena hanya agama, yang mengatur kehidupan lebih, agama mengatur hak dan kewajibannya masing masing. Tak ada berat sebelah, tak ada saling

tabrakan. Itulah agama. Kebahagian dan kejayaan hanya pada agama. Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang maruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. ( At Taubah : 71 )

You might also like