You are on page 1of 104

Prospek Usaha Pertambangan Batubara di Kaltim

(Dibuat sebagai bahan diskusi dengan Ibu Lidya/PT EME Jakarta

By Setia Wirawan

Profit Kita yang Merencanakan dan Kita Yang Menentukan

Coal Global

Dunia Masih Tergantung Pada Energy Fossil

120
quadrillion Btu/year

100 80
60 40 20 0 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030

Liquids Coal Hydropower

Natural Gas Nuclear Renewable excluding Hydro


Sumber : Energy Information Administration, Annual Energy Outlook, 2010 Early Release

Global Market
Pertambangan batubara adalah industri global dimana coal telah digunakan di lebih dari 70 negara. Dunia saat ini mengkonsumsi batu bara sekitar 4050 Jt metrik ton. Batu bara digunakan diberbagai sektor termasuk pembangkit listrik, produksi besi dan baja, pabrik semen dan sebagai bahan bakar cair. Batu bara kebanyakan digunakan untuk alat pembangkit listrik batu bara ketel uap atau lignit atau produksi besi dan baja batu bara kokas.

Produksi batubara mengalami perkembangan yang signifikan dalam kurun waktu 20 tahun belakangan ini. Asia merupakan benua yang mengalami kemajuan terpesat sedangkan eropa mengalami penurunan produksi yang cukup tajam.
Produsen terbesar batubara dunia adalah AS, China, Australia, Afrika Selatan dan Indonesia.

Asia merupakan pasar batubara terbesar, terutama China dan India, dimana saat ini mengkonsumsi 54% dari konsumsi batu bara dunia. Jepang, Cina Taipei dan Korea, mengimpor batubara untuk membangkitkan listrik dan batubara kokas untuk produksi baja dalam jumlah yang besar. Bukan hanya kekurangan pasokan batubara yang membuat negaranegara mengimpor batu bara, tapi untuk memperoleh batubara dengan jenis tertentu. Contohnya penghasil batu bara terbesar seperti Cina, AS dan India, juga mengimpor batu bara karena alasan mutu dan logistik. Australia adalah pengekspor batu bara terbesar di dunia; mengekspor lebih dari 207 Jt antrasit di tahun 2003, dari jumlah total produksinya sebesar 274 Jt.

Transportasi batubara

Indonesia Coal

Fakta Batubara Indonesia


Pertumbuhan industri batubara Indonesia mengalami lonjakan yang pesat dalam 10 tahun belakangan ini. Sampai tahun 1997 produksi batubara hanya 13,2 juta metrik ton dan meningkat 3 kali lipat atau 243 persen pada tahun 2007 menjadi 53,3 juta metrik ton. Tahun 2007 Indonesia tercatat sebagai produsen batubara terbesar ke 7 dan menempati posisi ke 2 sebagai eksportir batubara dengan total ekpor 202 juta metrik ton. Penerimaan negara dari sektor batubara terus mengalami peningkatan yang signifikan. Dari 2.57 trilyun pada tahun 2004 menjadi 8,7 trilyun pada tahun 2007. Dan pada tahun 2009 kontribusi batubara lebih dari 10 trilyun

Menggeser Peran Migas


Peran Batubara ke depan akan sangat strategis dalam rangka pemenuhan kebutuhan energi nasional dan sebagai pengganti peran migas (minyak dan gas) yang selama ini sangat dominan mempengaruhi APBN. Menipisnya cadangan migas dan belum ditemukannya cadangan baru dan eksploitasi yang cukup besar selama ini membuat era migas diprediksi akan segera digantikan oleh batubara dan sumber-sumber energi lainnya yang lebih ramah lingkungan. Konsumsi minyak sekarang ini menunjukkan grafik peningkatan sementara produksi justru sebaliknya yakni terjadi penurunan yang cukup signifikan. Dan impor telah dilakukan lebih dari 10 tahun belakangan ini,

Pentingnya batubara dimasa depan bisa dilihat dari tabel tabel dibawah ini

Oil Consumption

Konsumsi Meningkat Produksi Menurun


Tahun 2003 terjadi pergeseran konstelasi produksi dan konsumsi minyak (oil). Dimana terjadi titik pertemuan antara tingkat produksi dan konsumsi. Padahal sebelum tahun 2000 meski produksi minyak terus mengalami penurunan namun tingkat konsumsi energi minyak bumi masih dibawah tingkat produksi.
Dan diperkirakan pada tahun tahun selanjutnya produski minyak Indonesia akan terus mengalami penurunan yang signifikan. Dan menjadi pengimpor utama minyak dunia bukan mustahil akan semakin didepan mata. Hal serupa terjadi pada komuditas gas alam cair (LNG), secara faktual Indonesia masih terkendala pada persoalan belum ditemukannya cadangan cadangan migas yang baru dan potensial dikembangkan, namun disisi lain Indonesia termasuk negara produksen terbesar gas alam cair. Dalam kontek ini tentunya saja sumber energi primer lainnya, seperti batubata, geothermal dan lainnya menjadi sangat vital bagi Indonesia dalam rangka pememuhan kebutuhan energi nasional

Power Plan Andalkan Batubara


Terjadi pergeseran konsumsi energy disejumlah industri. Kondisi terkini lebih dari 45 % Industri di Indonesia telah mengkonsumi batubara sebagai bagian dari proses produksinya. Master Plan pemenuhan kebutuhan listrik nasional yang paralel dengan mengurangan konsumsi BBM menempatkan batubara menjadi sangat vital pada masa mendatang.

Batubara
Batubara merupakan sumber energy fossil yang cukup melimpah dimiliki Indonesia. Penyebaran batubara di Indonesia hampir menyentuh seluruh propinsi. Meskipun terpusat (terbanyak) tersimpan di Kaltim dan Sumatra Utara. Ekploitasi batubara terus meningkat setiap tahunnya dan perusahaan perusahaan utama batubara dunia mulai melirik Indonesia.

UU Minerba no 4 Tahun 2009 merupakan salah satu upaya pemerintah dalam rangka menarik investor global di sektor coal mining.

Penyebaran Endapan Batubara di Indonesia

Cadangan Batubara Indonesia

Cadangan Batubara Indonesia


Hasil menyelidikan geologis kementeriaan ESDM "Key Indicator Of Indonesia Energy and Mineral Resources 2008 total sumber daya batubara Indonesia adalah 104,76 milyar ton. Tersebar di 6 propinsi yakni, Kalimantan, Sumatra, Papua, Jawa, Maluku dan Sulawesi. Propinsi terbesar yang memiliki sumber daya batubara adalah Sumatra yang mencapai 50,1 persen dari total sumber daya batubara dan Kalimantan tercatat memiliki 51,96 milyar ton Atau 49,6 persen dari total sumber daya batubara nasional.

Cadangan Batubara (per Propinsi)

Menjadi Lokomotif Pertumbuhan Ekonomi


Survei PriceWaterHouse Coopers (PwC Indonesia) tahun 2010 , usaha pertambangan, agriculture dan Telekomunikasi akan menjadi leader pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertambangan menempati urutan pertama sebagai sektor yang diyakini para banker akan mengalami pertumbuhan yang paling tinggi. Setidaknyanya 27,8 % responden Indonesia Banking Survey Report 2010, PwC Indonesia memilih mining (tambang) yang diprediksi memimpin pertumbuhan terbesar. Kemudian, Agro Bisnis menempati urutan kedua dengan 16,5 persen dan telekomunikasi yang selama ini menjadi primadona menempati urutan ketiga dengan 12,7 persen.

Statistik Perdagangan Batubara

Distribusi Pengguna Batubara

Blue Print Energi Nasional 2025

Tantangan Industri Batubara

Prospektivitas vs Eksplorasi

Hambatan Investasi (survei Fraser)

Dasar Hukum

Historical UU Pertambangan RI
1907 : Indonesische Minjnwt 1907
UU Pertambangan No 37 Prp Tahun 1960

UU Pertambangan No 11 Tahun 1967


UU Minerba no 4 Tahun 2009

Kewajiban Pemegang IUP dan IUPK Terkait dengan Pendapatan Negara dan Daerah
Pajak Penerimaan negara Bukan Pajak Pendapatan daerah

Pajak pajak yang menjadi kewenangan pemerintah sesuai UU perpajakan dan Bea masuk dan cukai

1.Iuran Tetap, 2. Iuran Eksplorasi, 3. Pajak Daerah, retribusi daerah dan Iuran Produksi. 4. Kompensasi data pendapatan lain sesuai aturan yang Informasi. Besarnya iuran produksi berlaku. tergantung dari skala tambang, level produksi dan harga komoditis. Selain itu khusus untuk pemegang IUPK wajib membayar sebesar 4 persen ke pemerintah pusat dan 6 persen ke pemerintah daerah dari keuntungan bersih sejak berproduksi. Pemegang IUP, IUPK dan IPR wajib membayar royalty pada negara dengan besaran tergantung pada kualitas batubara serta harga jual batubara dengan acuan Open PIT 3 % - 7 % dari harga jual. Underground 2% - 6 %.

Legalitas Tambang mengacu UU Minerba No 4 Tahun 2009


Jenis Ijin Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Ijin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Ijin Pertambangan Rakyat IUP terdiri dari 2 tahap: IUP Eksplorasi terdiiri dari Penyelidikan umum, Eksplorasi dan study kelayakan. Dan IUP Produksi meliputi kegiatan kontruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian serta pengangkutan dan penjualan Selain menyangkut wilayah, perinjinan juga terkait dengan dampak lingkungan yang akan ditimbulkan

Pemberi Ijin

Antar propinsi: Menteri ESDM, Antar Kabupaten: Gubernur, di dalam kabupaten dan kota Bupati /Walikota

Menteri dengan mempertimbangka n kepentingan daerah.

Bupati Walikota, bila diperlukan kewenangan ini bisa dilimpahkan ke kecamatan

Masa B erlaku

7 tahun (IUP eksplorasi). 20 Tahun IUP untuk IUP Produksi dan bisa diperpanjang sebanyak 2 kali masing masing 10 tahun.

7 tahun (IUP Eksplorasi). Tahap Produksi 20 tahun dan dapat diperpanjang 2 kali masing masing 10 tahun.

5 Tahun dan dapat diperpanjang

Pemegang IUP dan IUPK tidak boleh memindahkan IUP dan IUPK nya kepada pihak lain. Jangka waktu 7 tahun untuk ekplorasi meliputi PU 1 tahun, eksplorasi 2 tahun dan dapat diperpanjang 2 kali serta 2 tahun untuk studi kelayakan

Luasan Ijin

5000 50.000 Ha ( IUP eksplorasi). IUP Produksi maksimal 15.000 Ha

Eksplorasi IUPK maksimal 50.000 Ha. IUP Produksi IUPK maksimal 15.000 Ha

1 IPR = Perseorangan 1 Ha, kelompok masyarakat 5 ha dan koperasi paling banyak 10 ha

Diberikan kepada

Badan usaha, koperasi dan perseorangan

Badan usaha berbadan hukum Indonesia (BUMN, BUMD dan swasta). Badan Usaha Negara dan Daerah mendapat prioritas dalam mendapatkan IUPK

Perseorangan, kelompok masyarakat dan koperasi

Ketentuan lain yang mengikat para pemegang ijin Usaha adalah DMO (Domestik Market Obligation)

Luasan WIUP

Pemegang IUP Eksplorasi 5000 50.000 Ha. Pemegang IUP Produksi WIUP maksimal 15.000 Ha

1 WIUPK tahap eksplorasi maksimal 50.000 Ha. 1 WIUPK tahap produksi maksimal 15.000 Ha

Cara Mendapatkan Ijin

Lelang

Badan Usaha swasta yang berminat bisa mengikuti lelangg WIUPK untuk mendapatkan IUPK

Pemohon menyampaikan surat permohonan kepada bupati atau walikota. Setelah sebelumnya pemerintah daerah menetapkan WPR yang diumumkan di kantor desa/keluarahan.

Satu Ijin Usaha Pertambangan baik IUP maupun IUPK hanya boleh untuk satu ijin satu perusahaan. Kecuali perusahaan yang sudah go public boleh memilih 2 ijin usaha pertambangan Pemegang IUP dan IUPK eksplorasi dijam in mendapatkan IUP dan IUPK Produksi sebagai kelanjutan dari kegiatan usahya pertambangan

Peraturan Terkait dengan Tambang Batubara


PP no 10 Tahun 2010 Tentan Tatacara Perubahan Peruntukan Fungsi Kawasan Hutan

PP no 22 Tahun 2010 Tentang Wilayah Pertambangan


PP no 23 Tahun 2010 Tentang Kuasa Pertambangan PP No 24 Tahun 2010 Penggunaan Kawasan Hutan PP No 55 Tahun 2010 Tentang Pengawasan Tambang PP No 60 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Hutan PP no 78 Tahun 2010 Tentang Reklamasi dan Pasca Tambang PP no 60 tahun 2009 Tentang Perlindungan Hutan PP no 70 Tahun 2009 Tentang Konservasi Energy

Mozaik Usaha Pertambangan Batubara di Kaltim

Produksi Batubara Kaltim


Produksi Kaltim

2009

2008

2007
93,729,934.59

112,737,496.92 102,224,315.40

Penghasil Utama Batubara di Kaltim

Perusahaan KPC Kideco Berau Coal

2009 38,154,491.00 24,692,299.00 14,343,893.00

2008 36,288,304.00 19,852,402.00 12,924,312.00

2007 38,454,558.00 18,889,931.00 11,811,462.00

Neraca Perdagangan Kalimantan Timur


URAIAN TOTAL PERDAGANGAN MIGAS NON MIGAS EKSPOR MIGAS NON MIGAS IMPOR MIGAS NON MIGAS NERACA PERDAGANGAN MIGAS NON MIGAS 2007 20.923.075.865 15.230.850.837 5.692.225.028 16.662.736.811 11.805.896.329 4.856.840.482 4.260.339.054 3.424.954.508 835.384.546 12.402.397.757 8.380.941.821 4.021.455.936 2008 22.682.924.328 15.134.567.364 7.548.356.964 17.450.075.622 11.657.223.118 5.792.852.504 5.232.848.706 3.477.344.246 1.755.504.460 12.217.226.916 8.179.878.872 4.037.348.044 JAN-MEI 2009 8.240.166.446 4.413.190.128 3.826.976.318 6.574.749.646 3.372.094.044 3.202.655.602 1.665.416.800 1.041.096.084 624.320.716 4.909.332.846 2.330.997.960 2.578.334.886

Kontribusi
Meskipun secara nasional kontribusi batubara masih relatif kecil namun secara regional kontribusi batubara bagi kaltim sangat besar terutama pada daerah daerah penghasil batubara. Lebih dari 70 persen APBD di daerah penghasil batubara bersumber dari eksploitasi batubara. Belum lagi dampak tak langsung yang dirasakan masyarakat Kaltim. Dimana usaha usaha terkait dengan tambang batubara tumbuh dengan pesat dan cukup banyak menyerap tenaga kerja lokal.

1.212 Kuasa Pertambangan (KP)


Jumlah izin usaha pertambangan batu bara di Kalimantan Timur Saat ini terdapat 1.212 kuasa pertambangan yang diterbitkan pemerintah kabupaten/kota dan 32 izin dari pemerintah pusat. Daerah dengan kuasa pertambangan terbanyak Kabupaten Kutai Kartanegara, 687 izin. Di Kota Samarinda bahkan terbit 76 kuasa pertambangan yang luas konsesinya menghabiskan 71 persen wilayah. Saat ini lahan yang sedang ditambang seluas 38.814 hektar atau separuh lebih dari 71.823 hektar luas Samarinda. Balikpapan, Tarakan, dan Bontang, tidak menerbitkan satu kuasa pertambangan pun.

Lokal Berdaya
Pasca otonomi daerah dengan adanya pelimpahan kewenangan pusat ke daerah 'booming' pengusaha lokal mengurus perijinan KP mencapai puncaknya. Mudahnya perijinan dan tahapan proses perijinan yang bisa di shortcut membuat hampir semua ijin KP di Kaltim dimiliki para pengusaha lokal yang umumnya tidak memiliki latar belakang tambang.

Kedekatan dengan elite birokrasi menjadi salah satu sumber dominan atas penerbitan ijin KP. Bahkan cukup mudah dideteksi munculnya para broker ijin KP dari kalangan seputar elite birokrasi.

Akibatnya mudah ditebak, meskipun sebagian ijin KP dimiliki oleh pengusaha lokal namun dalam operasionalnya penambangan dilakukan oleh perusahaan2 yang cukup lama berkiprah ditambang. Owner KP duduk manis menerima Royalty fee

Kontraktor Tambang
Tidak hanya KP Owner , kontraktor tambang lokalpun semakin banyak jumlahnya paralel dengan makin banyaknya ijin KP yang diterbitkan pemerintah. Ada beberapa yang berkembang dengan pesat namun cukup banyak yang gulung tikar. Pemicu maraknya pengusaha lokal bergelut di tambang batubara salah satunya adalah terjadinya peralihan usaha dari kayu ke tambang menyusul makin menyempitnya usaha perkayuan.

Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Balikpapan, Samarinda, Tenggarong

Pungli dan Suap


Data statistik hasil survei TI diatas menunjukkan permasalah seputar korupsi (suap dan pungli) masih menjadi persoalan yang cukup serius di Kalimantan Timur. Meskipun survei baru sebatas di 3 kota Kabupaten/kota di Kaltim namun hasil survei tersebut sebenarnya cukup menggambarkan kondisi sebenarnya di bumi etam ini. Korupsi, bagi sebagian besar perusahaan merupakan salah satu kunci pintu masuk investasi. Tak terkecuali di sektor mining. Semakin tinggi tingkat korupsi suatu daerah maka akan semakin berisiko bagi investor investor besar. Terlebih investor asing yang tidak mengenal biaya tambahan tak resmi alias pungli. Korupsi (pungli) selain menimbulkan pembengkakan cost produksi juga akan menyebabkan ketidakpastian terkait dengan keamanan investasi.

Indeks Persepsi Korupsi (1-10)

Dari 50 kota/kabupaten yang disurvei pada tahun 2008 Samarinda IPK 5,03 berada di urutan 9 Balikpapan IPK 4,86 berada pada urutan 16 Tenggarong IPK 4,38 berada pada urutan 28 Survei dilakukan oleh

Tingkat Keseriusan Memberantas Korupsi


Balikpapan Menempati urutan keenam dengan 5,43

Tingkat Keseriusan Memberantas Korupsi


Tenggarong Urutan 30 dan Samarinda Urutan 38

Persepsi pelaku Bisnis Tentang Usaha Pemda Memberantas Korupsi


Balikpapan Urutan 8, Tenggarong 17 dan Samarinda Urutan 22

Kantong Kantong Pungli dan Suap di Lingkungan Pertambangan


Legalitas IUP Legalitas Infrastruktur tambang (pelabuhan/jety) Pengurusan dokumen ekspor SKAB (Surat Keterangan Asal Barang) Jaminan Reklamasi Pengawasan tambang (inspeksi) Dan lain lain

Stigma Umum Usaha Pertambangan di Kaltim


Usaha Penambangan batubara adalah sebuah usaha yang memerlukan modal besar. Usaha Penambangan batubara indentik dengan gambling (judi) Usaha Batubara merupakan bisnis dengan High Risk (resiko tinggi) Usaha batubara hanya bisa dijalankan dengan modal kuat, SDM Handal dan Teknologi tinggi Kunci sukses Penambangan Batubara terletak pada kekuatan tim teknis Benarkah Stigma tersebut????

Kata Kunci
Usaha penambangan batubara merupakan satu dari sepuluh jenis usaha yang mampu memberikan return investasi yang cepat

Batubara merupakan sumber energi yang akan terus dikonsumsi produsen penghasil bahan kebutuhan manusia
Karenanya bisnis batubara tetap masih sangat prosfektif dan profiteble untuk terus dikembangan

Indentipikasi pekerjaan dan indentifikasi potensial lost jalan terbaik menghasilkan profit

Kondisi Terkini Dunia Usaha Tambangan Batubara di Kaltim


Banyak perusahaan batubara di Kaltim terlilit persoalan internal owner KP, masalah dengan masyarakat , mitra kerja, ivestor , legalitas dan lainnya. Benang kusut sejatinya bersumber dari mentalitas para pihak yang terlibat dalam proses penambangan.

Usaha penambangan batubara di KALTIM secara general dilakukan masih dengan cara tradisional. Ini bisa dilihat dari aplikasi manajemen perusahaan, aplikasi penambangan batubara, aplikasi trading dan aplikasi sumber daya manusia, aplikasi capital, aplikasi badgeting, aplikasi manajemen stockfile, aplikasi blending

Peran dan Lingkup Kerja KP Owner dan Kontraktor

Lingkup Kegiatan Usaha Penambangan Batubara


1. Pra Tambang
Perijinan Mapping dan boring. Pembebasan lahan Design Tambang Sosialisasi Mayarakat Market riset

2. Kegiatan Penambangan (Produksi) 3. Barging 4. Penjualan 5. Reklamasi 6. Pasca Tambang (Reklamasi final, sosialisasi, PHK karyawan)

Dilakukan KP Owner (ideal)


Pra Produksi

Explorasi
Study Kelayakan Pembebasan lahan Market Riset (Penelitian pasar) Coal Preparation (Pengolahan batubara) Manajemen stocfile Coal Blending Coal Crushing Rehabilitation (rahabilitasi) Lingkungan Hidup

Dilakukan Kontraktor/Mitra Kerja (ideal)


Waste Removal (pemindahan/Pembuangan) Land Clearing (pembersihan tanah) Top Soil Removal (Pemindahan Top Soil) Drill and Blast (penggalian dan peledakan) Overburden Excavation Overburden Disposal Coal Recovery Coal Clearing (pembersihan batubara) Coal Excavation (Pemuatan batubara/Coal Getting) Coal Hauling (pengangkutan batubara)

Pit Services Pumping (pompa) Road Contruction (kontruksi jalan) Lighting (lampu penerangan) Infrastucture Rehabilitation Reshaping Top Soil Spreading Coal Delivery Coal hauling (pengangkutan batubara) Barge/Ship Loading Coal Hauling

Biaya Pemilik Tambang


Rata - rata Depresiasi dan bunga bank Mine Overheads Kontraktor (Mining, coal hauling. Barging) Coal Prosecing Coal Sharing/Tak/Royalty 3% 15% 3% 6% 73%

Biaya Kontraktor
Rata-rata Man Power Depreciation (penurunan) Fuel and Oil Consumables Tryee Drill and eksploitasi Spare path Overheads 2% 4% 29 % 14% 8% 13 % 30 % 35 %

Penekan Cost Produksi


BBM Lahan Pajak Ketiga item tersebut merupakan penekan cost (biaya produksi) yang dominan. Oleh sebab itu, BBM, Lahan, Pajak meski mendapat perhatian yang serius sejak awal penambangan. Dan ketiganya tidak boleh diabaikan dalam planing penambangan dan biaya tambang.

Pola Kerjasama Penambangan

JO, TO dan Share Saham


Secara umum ada 3 pola kerjasama usaha pertambangan di Kaltim yang banyak dilakukan. 3 pola kerjasama tersebut memang kemudian banyak berkembang dengan beberapa variasi variasi namun tetap mengacu pada ke 3 pola tersebut.

JO (joint Operastion) merupakan bentuk kerjasama antar dua perusahaan yang berniat secara bersama-sama melakukan penambangan di areal tertentu.
TO (Take Over) merupakan peralihan seluruh saham atau sebagian saham. Pada TO pihak kedua bisanya tidak lagi memiliki keterikatan hukum dengan perusahaan miliknya terdahulu. Atau kalaupun ada prosentasenya sangat kecil dan tidak akan mempengaruhi atas jalannya perusahaan tersebut. Share Saham merupakan upaya pemilik konsesi untuk tetap menjadi pihak yang dominan dalam menjalankan usaha penambangan. Saham yang di-share biasanya jumlahnya dibawah 50 persen.

Analisa Kritis Terhadap Pola Kerjasama Penambangan di Kaltim


Take Over STATUS INVESTASI Owner Sangat Besar Kurang aman Karena rentan Manipulasi Data Joint Operation Investor Besar Kurang aman Karena tergantung owner Share Saham Owner Relatif Kecil Aman, dikawal sejak proses, Mapping dan booring dan tidak tergantung pihak lain

KEAMANAN INVESTASI

RETURN INVESTASI

Lama, karena verifikasi data kembali ke tahap awal Satu Sumber Pemasukan yakni selisih harga jual dengan biaya produksi

PROFIT

Sulit Diprediksi karena masih tergantung pihak Lebih cepat lain (owner). dibandingkan TO Terdapat potensi dan JO pemutusan hubungan kerjasama Satu Sumber Dimungkinkan Pemasukan: Harga Incame lebih dari jual-biaya satu sumber. Karena penambangan-fee bisa menjadi subkon KP Owner atau buyer

Problem Jo yang Biasa Terjadi


Tambang tak kunjung dikerjakan, padahal Joint Operational (JO) telah ditandatangani cukup lama. Masalah utamanya terletak pada kemampuan finansial investor. Besarnya Royalty Fee (RF) tidak dengan cermat dihitung dan setelah berjalan merasa rugi namun tidak bisa berbuat apa-apa karena kontrak telah diteken dan telah dijalankan, sehingga kerap menjadi faktor tidak berjalannya JO Hal yang sering terlupakan dalam penentuan besarnya RF adalah depresiasi rupiah dan pajak penghasilan perusahaan, pajak badan dan pajak penghasilan perorangan. Karena ingin cepat beroperasi pemilik konsesi umumnya kurang cermat dalam membuat perjanjian. Sehingga hal-hal krusial tidak dimasukan dalam perjanjian.

8 Point Penting Dalam Kontrak JO


Masa perjanjian. Kondisi-kondisi pelanggaran kontrak Kondisi-kondisi pemutusan kontrak Tanggung jawab setelah pemutusan kontrak Beban pajak-pajak Target produksi Kewajiban pasca tambang (reklamasi dan lain-lain) Investasi yang akan ditanamkan

Problem Take Over (TO)


Data tehnis tidak valid Manipulasi data tehnis Crosscek data tehnis (bor) memakan waktu cukup lama hampir sama dengan pemboran awal Dana awal cukup besar Proses perijinan tidak melalui prosedur semestinya.

Data data tehnis sekedar untuk mempercepat perijinan

Problem Legalitas

Potensi Masalah di Legalitas


Kemungkinan terbitnya ijin-ijin KP palsu. Ijinnya legal tetapi proses mendapatkanya tidak prosedural. (dalam jangka panjang akan sangat merugikan investor) Ijinnya legal tetapi data-data teknis yang menyertainya hasil rekayasa. (rekayasa data teknis bisa dilakukan internal dan ekternal) Ijin legal dan prosedural tetapi status kawasan (areal) disembunyikan. Ijinnya legal, proses pengalihan ijin baik dan data-data teknis memadai tetapi memiliki masalah internal yang rumit dengan sesama pemilik perusahaan. Ijin Legal, data-data teknis memadai, pemegang saham sangat kooperatif tetapi menyembunyikan masalah sosial kemasyarakat yang terjadi disekitar tambang. Ijin legal, semua data-data memadai tetapi ternyata sebelumnya pihak konsesi telah memiliki ikatan kerjasama serupa dengan pihak lain.

Realitas
Cukup banyak investor baik lokal maupun asing yang membeli (Take Over) dengan pemilik KP Palsu. Untuk kasus seperti ini biasanya investor terkecoh dengan sikap pemilik KP yang ramah dan menawarkan KP dengan harga sangat murah dengan potensi yang luar biasa. Di Kaltim tidak sedikit pemerintah daerah setempat tetap menerbitkan KP Penambangan Eksplorasi, eksploitasi dan bahkan KP Penjualan dan Pengakutan (IUP Produksi) meskipun di kawasan tersebut jelas-jelas masuk kawasan hutan lindung, kawasan perkebunan sawit bahkan pemukiman masyarakat. Cukup banyak kerjasama (Joint Operation) di Kaltim yang tidak berjalan optimal sebagai akibat dari konflik internal yang berkepanjangan antar pemilik saham konsesi. Investor terlanjur berinvestasi tetapi penambangan tak kunjung bisa dilakukan. Relatif banyak investor di dalam dan luar negeri yang mengalami kerugian besar setelah mengambil alih (take over) tambang di Kaltim, akbat kekurang-cermatan dalam menganalisa data teknis dan kurang jeli dalam melakukan pengecekan ulang potensi.

Meminimalisir Potensial Lost


Membekali diri dengan pengetahuan pengurusan perijinan dan kegiatan-kegiatan teknis yang menyertainya di daerah yang akan dituju sebagai sasaran investasi.

Melakukan pengecekan dokumen dengan hati-hati dan teliti


Membekali diri dengan hasil pemetaan kawasan terhadap karateristik masyarakat disekitar tambang. Jangan mengabaikan Instuisi Membuat acuan standar (SOP) khusus proyek kerjasama (Joint Operational / JO) yang isinya meliputi, antara lain:
Standar baku untuk melakukan kerjasama penambangan dengan pihak lain. Standar baku meliputi pemeriksaan dokumen legalitas KP, legalitas perusahaan dan data-data lainnya, termasuk data data tehnis. Segera melakukan pengecekan ulang ke dinas terkait bila ada kejanggalan dan bila terbukti terdapat kejanggalan maka langsung proses negoisasi dihentikan. Bila setelah pengecekan dokumen legailtas KP, ternyata ijin sah maka langkah selanjutnya adalah cek lokasi. Dari hasil cek lokasi, kemudian dibuat nota kesepahaman yang isinya para pihak sepakat untuk saling mengingatkan diri untuk proses pengecekan (due diligent).

Masalah Lahan Tambang

Kondisi Actual
Sistim pembebasan lahan tambang di Kaltim umumnya dilakukan dengan cara pembebasan lahan (lahan dibeli perusahaan) namun demikian di beberapa daerah kini tengah berkembang pola yang selama ini sangat sulit ditemui di Kaltim yakni sistim royalty fee dengan acuan tonase batubara yang dihasilkan. Patokan harga pembebasan lahan bisa dibilang nyaris tidak ada, semuanya tergantung pada kesepakatan antara pemilik lahan dan penambang. Untuk mekanisme royalty fee besaranya tergantung pada kalori batubara yang dihasilkan semakin tinggi calori yang dihasilkan biasanya pemilik lahan akan meminta RF lebih besar.

Kondisi Factual
Bila dikomparasikan dengan keseluruhan cost produksi maka sektor lahan bisa jadi merupakan salah satu item cost produksi yang cukup rendah/kecil. Namun bila dilihat dari resiko atau pengaruh ke kegiatan operasional tambang maka lahan menempati posisi terdepan sebagai potensial lost terbesar yang tidak saja bisa membengkakan cost produksi, lebih dari itu bisa mengakibatkan perusahaan gulung tikar. Masalah lahan tambang batubara di Kaltim merupakan sumber utama konflik dengan masyarakat Banyak investor yang tersandung lahan dan tidak bisa melakukan produksi dengan optimal.

Indentifikasi Masalah Lahan di Kaltim


Sistim ladang berpindah Kepemilikan tidak jelas Biasanya tidak didukung dokumen yang memadai Bukti-bukti tanam tumbuh minim Minimnya data riwayat kepemilikan lahan dari pemerintah setempat Maraknya grand sultan Maraknya lembaga-lembaga adat Maraknya organisasi-organisasi kemayarakatan yang berbasic kesukuan Kepastian hukum yang lemah Undang-Undang Pokok Agraria secara factual tidak bisa dijadikan patokan dalam pembebasan lahan Supremasi hukum masih lemah Investor selalu dirugikan bila terjadi sengketa lahan Tidak ada standar harga yang jelas Mudahnya prosedur membuat kelompok tani Mudahnya, institusi pemerintah menerbitkan surat tanah

Realitas di Lapangan
Ketidakjelasan status tanah mengakibatkan bayang-bayang komplain lahan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh aktifitas lahan. Terlebih lagi, sikap aparat dan penegakan hukum yang juga masih terkesan melepaskan tanggung jawab. Banyak aktifitas tambang ditutup karena persoalan lahan. Munculnya kembali grand sultan (tanah hibah keraton Kutai Kartanegara) Supremasi hukum yang masih lemah Investor kurang dilindungi Masyarakat cenderung anarkis dalam memperjuangkan kepentingannya.

Langkah Antisipasi
Meyiapkan tim kecil di internal perusahaan yang secara khusus akan melakukan pembebasan lahan.

Mempelajari dengan seksama, aturan hukum, kebiasaan masyarakat di sekitar tambang terkait dengan kepemilikan lahan.
Melakukan pemetaan kepemilikan lahan dengan metode kuantitatif dan kualitatif.

Setelah proses pembebasan, lahan sebaiknya segera dikerjakan (clearing dsb).


Pembebasan lahan dilakukan bertahap tetapi dalam jumlah yang signifikan (untuk satu atau dua tahun kerja)

Pembebasan lahan untuk infrastruktur tambang lebih baik didahulukan.

Melakukan pembebasan lahan dengan pola mengalihkan potensial lost kepada pihak lain, caranya :
Meminta pemerintah setempat (camat dan desa) untuk membuatkan tim pembebasan lahan yang keanggotaannya meliputi, aparat pemerintah (camat, lurah, RT), tokoh masyarakat sekitar tambang. Legalitas team pembebasan lahan harus jelas dan di SK-kan. Yang melakukan pembebasan lahan bukan perusahaan tetapi tim pembebasan lahan dimana unsur perusahaan hanya sebatas pengukur saja. Pembayaran dilakukan di kantor camat/lurah. Dokumentasi dan legalitas lahan lengkap baru dibayar. Bila ada sengketa pembayaran ditunda sampai sengketa lahan tuntas.

Membuat SOP (standar operation procedure) penangganan masalah sosial termasuk untuk menghadapi aksi unjuk rasa. Proses pembebasan lahan sebaiknya melibatkan sebanyak mungkin aparat pemerintah.

Dokumentasi dan legalitas semaksimal mungkin. Dan pembayaran/ganti rugi akan dibayarkan apabila kepemilihan lahan disertai dengan buklti-bukti yang akurat dan sah menurut hukum.

Design Tambang

Pembuatan design tambang dan infrastruktur tambang yang akan dipergunakan untuk keperluan legalitas dan penambangan sesungguhnya merupakan langkah strategis untuk pencapai profit secara menyeluruh. Oleh sebab itu, pembuatan design dan infrastruktur tambang harus diarahkan dan diproyeksikan secara menyeluruh meliputi perencanaan penambangan (blok tambang) tahunan yang diparalelkan dengan rencana reklamasi tambang. Dengan demikian, sejak awal design tambang dan infrastruktur dibuat tidak hanya sekedar mengejar target produksi, tetapi juga mengejar kegiatan reklamasi yang dilakukan sejak awal kegiatan produksi. Kegiatan reklamasi yang dirancang dari awal, akan menjadi daya dukung yang kuat bagi kontinyunitas produksi dan ekploitasi batubara yang maksimal serta profit optimal akan berjalan dengan sendirinya.

Potensial lost

Design tambang dan infrastruktur tambang yang dibuat tidak paralel dengan dengan perencanaan reklamasi berpontesi menimbulkan pembengkakan cost produksi

Design tambang dan insfrastruktur tambang yang dibuat parsial dalam jangka pandang merupakan pembengkakan cost produksi terutama terkait dengan tidak maksimalnya batubara yang bakal terangkut.
Design tambang tambang dan infrastruktur tambang yang tidak terencana secara menyeluruh akan menyulitkan dalam aplikasiknya dan berujung pada cost produksi yang tidak terkontrol. Reklamasi yang disertakan dalam design perencanaan produksi/tambang akan membebani biaya reklamasi pasca tambang

Meminimalisir Potensial Lost


Lingkungan hidup/rencana reklamasi harus dijadikan mayor variable dalam pembuatan design tambang dan design infrastruktur tambang. Pembuatan design tambang harus mengacu pada visi perusahaan Pembuatan design tambang harus detail dan menguraikan semua lingkup pekerjaan yang akan dihadapi.

Analisa Potensial Lost Sinergi Internal (Dalam Tambang)

FAKTOR

MANUSIA TERJEPIT

PERALATAN

MATERIAL

LINGKUNGAN

BAHAYA YANG DITIMBULKAN

BAHAYA KIMIA YANG TERPAPAR

MASALAH TATA GRIYA


KEBISINGAN, PENERANGAN, TEMPERATUR, VENTILASI DAN RADIASI KERUGIAN K3, PRODUKSI DAN KUALITAS MENGHEMAT DENGAN HOUSEKEEPING

RESIKO

TERJATUH

KONDISI KEDARURATAN

MASALAH SPESIFIK DARI PENANGANAN

TERBENTUR

KERUGIAN K3, PRODUKSI DAN KUALITAS ALAT DAN MESIN YANG BERBEDA MENGGUNAKAN ALAT DENGAN LEBIH EFEKTIF

KERUGIAN K3, PRODUKSI DAN KUALITAS MENGGUNAKAN BAHAN YANG LEBIH MURAH MENGURANGI BAHAN YANG TERBUANG

PELATIHAN YANG LEBIH BAIK

BIAYA

ORANG YANG LEBIH BAIK

PENERANGAN

MOTIVASI YANG LEBIH BAIK

PENATAAN DAN VENTILASI YANG LEBIH BAIK

MENGURANGI KEHILANGAN JAM KERJA

BAGAIMANA MENGURANGI KERUSAKAN ALAT

BAGAIMANA BAHAN DITANGANI DENGAN LEBIH EFISIEN

PENATAAN, PENERANGAN HOUSEKEEPING YANG LEBIH BAIK

PRODUKSI
MEMBUAT PEKERJAAN LEBIH MUDAH

PERALATAN APA YANG DIGUNAKAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS


PERALATAN YANG DISEDIAKAN UNTUK KUALITAS YANG OPTIMAL MENINGKATKAN PEMERLIHARAAN UNTUK KUALITAS PERALATAN YANG LEBIH BAIK

BAHAN APA YANG AKAN MEMBANTU PRODUKTIVITAS

IKLIM KERJA ATAU KONDISI KERJA YANG LEBIH BAIK

PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN YANG KRITIS

APA ADA BAHAN LAIN YANG DAPAT MENINGKATKAN KUALITAS

APAKAH KUALITAS DIPENGARUHI OLEH KOTORAN, DEBU, ASAP, CAHAYA DAN TEMPERATUR

KUALITAS
SELEKSI DAN PENEMPATAN DAN PETUNJUK YANG LEBIH BAIK

APAKAH AKAN MEMBANTU UNTUK MEMBUAT PEMERIKSAAN KUALITAS BAHAN YANG LEBIH SERING BAGAIMANA MENINGKATKAN HOUSEKEEPING UNTUK MENGENDALIKAN KECELAKAAN APA YANG DAPAT DIRUBAH PADA LINGKUNGAN KERJA UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN

APA POTENSI BAHAYA BAGAIMANA APA POTENSI BAHAYA YANG DAPAT MENGURANGI YANG DAPAT MENGAKIBATKAN ALAT KETERPAPARAN TERHADAP MEMBAHAYAKAN ORANG RUSAK, MELEDAK BAHAYA

KESELAMATAN

APA KEBUTUHAN YANG KRITIS UNTUK OBSERVASI

TUGAS DAN PERATURAN

PEMERIKSAAN PERALATAN SEBELUM DIGUNAKAN YANG LEBIH BAIK

BAGAIMANA MEMPERBAIKI PELATIHAN PENANGANAN YANG AMAN

Kesimpulan
Usaha pertambangan di Kaltim masih sangat prospektif sampai lebih dari 50 tahun kedepan terkait dengan kandungan batubara perut bumi Kaltim.

Perlu kehati hati an dalam melakukan investasi. Selain masih banyak diwarnai dengan biaya undertable, persoalan legalitas data tehnis dan sosial masyarakat dan masalah masalah internal KP Owner perlu mendapatkan perhatian serius.
Pemetaan sosial masyarakat, karakteristik batuan dan tipologi khas di masing masing daerah (pemkab/pemkot) perlu terlebih dahulu dipahami sebelum investasi benar benar akan direalisasikan. Keberhasilan usaha penambangan batbara akan sangat bergantung pada kemampuan mengindentifikasi pekerjaan secara detail dan kemampuan mengelola potensial lost sekecil mungkin. Terpenting tentunya mengindentifikasi kemampuan diri sendiri (perusahaan) dalam menentukan pola atau strategi penambangan yang akan dilakukan

Tentang Penulis

Setia Wirawan
Lahir di Brebes tahun 1967 dan Sarjana Strata-1 - Universitas Nasional Jakarta tahun 1991 program study Hubungan Internasional serta aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan. Memulai perjalanan karir di Kaltim menjadi Guide turis mancanegara sampai dengan menjadi Dosen Universitas Widyagama Mahakam bidang study Filsafat Logika serta menjadi wartawan di harian Suara Kaltim dan harian Pos Kota Kaltim dengan posisi terakhir sebagai Wakil Direktur. Mendirikan East Kaltim Survey Institution (EKSI), Focus Survey dan VISI 7. Tahun 2004 VICO Indonesia mempercayai EKSI melaksanakan pekerjaan pemetaan masyarakat sekitar Lokasi Tambang Migas dan Perancangan Blue Print Comdev VICO untuk 5 tahun. Focus Survey dipercayai melaksanakan pemetaan sosial dan kebutuhan masyarakat KUKAR dalam periode 3 tahun. VISI 7 dipercayai memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah Kalimantan Timur dalam Pemberdayaan Masyarakat yang berhubungan dengan Dana Perimbangan Daerah dan Bagi Hasil Migas. Tahun 2005 diminta bergabung dengan CV Kartanegara Perkasa sebagai Kuasa Direktur Utama serta PT Borneo Emas Hitam sebagai General Manager dan dalam waktu 3 tahun, berhasil mengembangkan perusahaan-perusahaan tersebut. Tahun 2008 mengundurkan diri untuk menjalankan PT. Kamayu Biswa Ardita sebagai Direktur Utama serta dipercayai sebagai operator tambang PT. Pancaran Surya Abadi Site Marangkayu. Setahun kemudian, mengundurkan diri .

DOKUMENTASI KEGIATAN

DOKUMENTASI KEGIATAN

TERIMA KASIH
setia wirawan email : wirawan_setia@yahoo.com www.setiawirawan.com no hp : 085252305432

You might also like