You are on page 1of 13

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Reptil merupakan Vertebrata pertama yang sepenuhnya tererstrial dan tak perlu kembali ke air untuk berkembang biak. Hal ini dicapai melalui evolusi telur yang kledoik (tertutup). Telur jenis ini berukuran besar dan mempunyai cangkang. Umumnya tubuh ditutupi oleh kulit dari sisik tanduk dan sering diperkuat dengan osteodermtulang. Reptilia termasuk dalam vertebrata yang pada umumnya tetrapoda, akan tetapi pada beberapa diantaranya tungkainya mengalami reduksi atau hilang sama sekali seperti pada serpentes dan sebagian lacertilia. B. Rumusan masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka permasalahan dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana struktur morfologi dari kelas Reptil? 2. Bagaimana system pengklasifikasian kelas Reptil? 3. Bagaimana perkembangan evolusi dari kelas Reptil? 4. Apa manfaat dari kelas Reptil bagi kehidupan? C. Tujuan Penulisan Tujuan yang hendak dicapai dalam makalah ini adalah ntuk mengetahui struktur morfologi, teori evolusi yang berkembang, system pengklasifikasian dan manfaat dari kelas Reptil. D. Manfaat Penulisan Manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Membantu mahasiswa memahami materi tentang kelas Reptil. 2. Sebagai salah satu syarat dalam memperoleh nilai Mata Kuliah Zoologi Vertebrata.

BAB II PEMBAHASAN A. Struktur Morfologi Reptilia merupakan sekelompok vertebrata yang menyesuaikan diri di tempat yang kering di tanah. Penandukan atau cornificatio kulit dan squama atau carpace untuk menjaga banyak hilangnya cairan dari tubuh pada tempat yang kasar. Nama kelas ini diambil dari model cara hewan ini berjalan (latyn : reptum = melata atau merayap) dan study tentang Reptilia disebut Herpetology (Yunani : creptes = reptile). Ciri -ciri khusus dari kelas ini antara lain adalah: 1. Tubuh di bungkus oleh kulit kuring yang menanduk (tidak licin) biasanya dengan sisik: beberapa ada yang memiliki kelenjar permukaan kulit. 2. Mempunyai dua pasang anggota yang masing-masing 5 jari dengan kuku-kuku yang cocok untuk lari, mencengkram dan naik pohon 3. Skeletonnya mengalami penulangan secara sempurna; tempurung kepala mempunyai satu occipital condyl. 4. Jantung tidak sempurna, terdiri atas 4 ruangan 5. Pernafasan selalu dengan paru-paru; pada penyu bernafas dengan kloaka 6. Suhu tubuh tergantung pada lingkungan. 7. Fertilisasi terjadi dalam tubuh, biasanya memiliki alat kopulasi, telur besar dengan banyak yolk, berselaput kulit lunak ataui bercangkok tipis. Telur biasanya diletakkan di suatu tempat dibiarkan menetas sendiri, tapi pada beberapa hewan misalnya kadal dan ular dierami oleh betina. Bentuk luar tubuh reptilia bermacam-macam yakni ada yang pipih (penyu), bulat panjang (ular) berbentuk gelendong berekor (kadal, buaya). Umumnya tubuh dapat dibagi atas bagian cephal, cevix, truncus dan cauda.

B. Klasifikasi Kelas Reptil Reptil merupakan satwa bertulang belakang yang bersisik. Reptil dibagi ke dalam 4 bangsa yaitu Testudinata (kura-kura), Squamata (kadal, ular, dan amphisbaenia), Rhynchocephalia (tuatara) dan Crocodylia (buaya). Reptil merupakan salah satu kelas yang mempunyai banyak jenis. Informasi terbaru menyebutkan bahwa ada 9300 jenis reptil di dunia. 1. Ordo Testudinata (Chelonia) Species pada ordo ini memiliki tubuh bulat pipih dan umumnya relative besar, terbungkus oleh perisai. Perisai sebelah dorsal cembung yang disebut carapace, dan perisai sebelah ventral datar yang disebut plastron. Kedua bagian perisai itu digabungkan pada bagian lateral bawah, dibungkus oleh kulit dengan lapisan zat tanduk tebal. Tidak mempunyai gigi, tetapi rahang berkulit tanduk sebagai gantinya. Tulang kuadrat pada cranium mempunyai hubungan bebas dengan rahang bawah, sehingga rahang bawah mudah digerakkan. Tulang belakng toraks dan tulang costae (rusuk) biasanya menjadi satu dengan perisai. Termasuk hewan ovipar. Telurnya diletakkan dalam lubang pasir atau tanah. Ekstremitas sebagai alat gerak baik di darat maupun di air. Ordo Testudinata terbagi atas dua family yaitu: a. Familia : Chelonidae Species : penyu hijau (Chelonia mydas) tubuhnya besar bahkan ada yang berdiameter 1 meter. b. Familia : Tryonychidae Species : Geochelone gigantean. Klasifikasi Kura kura Aldabra (Geochelone gigantea) Kingdom : Animalia Phyllum : Chordata Class : Reptilia Ordo : Testudines Subordo : Cryptodira Famili : Testudinidae Genus : Geochelone Species : Geochelone gigantea

Ciri Morfologi Geochelone gigantea : a. Memiliki cangkang cembung, pada tulang belakang tergabung ke sebuah piring kurus yang etrdapat di bawah kulit yang terpaut sehingga terbentuklah cangkang yang keras. b. Hidung yang menyerupai hidung babi. Memiliki selaput yang berfungsi melindungi hidung dari benda asing. c. Aktif pada pagi hari, dan menghabiskan waktunya tetap tenang. Menghabiskan waktu untuk tidur dan makan. d. Perkembangbiakannya mulai pada bulan Februari sampai Mei. e. Perkembangbiakannya ovovivipar. f. Memiliki leher yang panjang untuk menggapai daun yang terdapat di ranting pohon dengan ketinggian 1 meter, sebagi makanan utamanya. g. Habitat di tempat yang berumput, semak belukar, dan di rawa-rawa di pinggiran pantai Aldabran, Zanzidar di Samudra Hindia. 2. Ordo Squamata Ordo ini memiliki tubuh yang ditutupi sisik epidermis bertanduk yang secara periodic mengelupas sebagiansebagian atau keseluruhan. Osteoderm biasanya tidak ada tapi pada beberapa jenis Squamata terdapat pada kepala dan tempat lain. Kepala pada dasarnya tipe diapsid, arcade bawah tidak sempurna atau tidak ada dan arkade atas juga sering demikian. Tidak memiliki tulang kuadratojugal (penghubung tulang kuadrat dan jugal) sehingga memungkinkan terjadinya gerakan kinesis (pergerakkan tengkorak akibat posisi tulang kuadrat). Lubang hidung berpasangan. Sering memiliki mata pineal pada kelompok kadal tapi pada kelompok ular tidak ditemukan. Memiliki lubang kloaka transversal dan pada yang jantan terdapat dua hemipenis. Organ Jacobson berkembang baik dan terpisah sempurna dari rongga hidung. Ordo ini terbagi atas dua sub ordo yaitu Sauri/Lacertalia dan Serpentes/Ophidia.

a. Sub Ordo Sauria/Lacertalia Sub ordo ini memiliki tubuh berbentuk silindris, mempunyai dua pasang extremitas. Cingulum anterior (pectoral girdle) dan cingulum posterior (pelvic girdle) tumbuh baik. Chameleo chameleon Makanannya berupa insecta atau Invertebrata lainnya, ada yang herbivore. Terdapat di daerah tropis. Sub ordo ini terbagi atas 4 familia, yaitu: Familia : Lacertidae Species : cicak (Hemidacty frenatus) Familia : Geckonocidae Species : tokek (Gecko monarchis) Familia : henoermatidae Species : kadal (Mouboya multifasciata) Familia : varanidae Species : komodo (Varanus komodoensis) biawak (Voronus alvator). Klasifikasi Varanus komodoensis Kingdom : Animalia Phyllum : Chordata Class : Reptilia Ordo : Squamata Sub ordo : Lacertalia Famili : Varanidae Genus : Varanus Spesies : Varanus komodoensis Ciri Morfologi Varanus komodoensis : Panjang badannya sampai 3 mater dengan berat badannya mencapai 140 kg. Ekornya panjang, gemuk agak pipih, sedangkan kepalanya bermoncong tidak runcing. . Ekor binatang ini merupakan alat yang ampuh untuk meroboh kan mangsanya dalam sekali serangan. Lidahnya panjang, bercabang dua diujungnya dan berwarna kuning kemerah-merahan. Seluruh tubuhnya kulit kera, berwarna hitam keabu-abuan. Kulit binatang ini bercorak khusus, kecuali pada biawak yang muda, kulitnya berkembang-kembang berwarna hitam

kekuning-kuningan b. Sub ordo 2 Serpentes/ophidae (ular) Tubuh tidak memiliki extremitas, walaupun sisanya ditemukan pada spesies tertentu. Mandibula (rahang bawah) terikat seluruhnya dengan ligament;gigi bulat panjang. Diantara spesies yang berbisa memiliki gigi taring, taring atas berfungsi alat penyuntik bisa. Anggota sub ordo kurang lebih 2500 spesies. Contoh : Lampropeltis bovlii (ular Weling) , Naya tripudont (ular cobra), Phyton molurus (ular Sawah) Klasifikasi Phyton molurus : Kingdom : Animalia Phyllum : Chordata Class : Reptilia Ordo : Squamata Sub ordo : Serpentes Famili : Pythonidae Genus : Python Spesies : Python molurus Ciri Morfologi Python molurus: Warnanya kuning cerah dengan sebagian warna putih di bagian bawah tubuhnya. Phyton Morulus bisa mencapai 17 sampai 18 kaki dan dapat mencapai berat lebih dari 200 pon. Memiliki mata yang sempurna yang digunakan untuk melihat mangsa. Memiliki sisik disepanjang sisi tubuhnya. Memiliki lidah yang panjang tetapi kecil digunakan sebagai indra pembau. Umumnya mencari makan pada malam hari.

3. Ordo Crocodilia/Loricata Tubuh panjang, kepala besar dan runcing, rahang kuat dan gigi tumpul. Kaki pendek dengan jari-jari berselaput tebal, ekor panjang, kulit tebal, jantung terbagi atas 4 ruangan terpisah. Ovipar, telinga berlubang kecil. Contoh : Crocodylus americanus, dan Alligator spec. Klasifikasi Crocodylus porosus : Kingdom : Animalia Phyllum : Chordata Class : Reptilia Ordo : Crocoduylia Famili : Crocodylidae Genus : Crocodylus Species : Crocodylus porosus Ciri Morfologi Crocodylus porosus : Merupakan reptil yang paling besar (Schneider, 1801). Beratnya mencapai 1.0001.200 kg. Pada buaya jantan dewasa dapat mencapai 6-7 m. Buaya betina lebih kecil dan pada umumnya berkisar 3 m. Kepalanya cukup besar dan mempunyai sepasang tepi di sepanjang dari mata ke tengah hidung. Sisiknya berbentuk oval dan biasanya lebih kecil daripada spesies lain. Pada Buaya Muara berwarna kuning pucat dengan garis-garis hitam dengan bintik-bintik yang ditemukan di tubuh dan ekor. Pada buaya dewasa berwarna lebih gelap dengan warna abu-abu kehitaman. Pada permukaan bawah (ventral) berwarna kuning atau putih, dan garis-garis dihadirkan pada sisi lebih bawah pada tubuh tetapi tidak memperluas sampai bagian perut. Ekor berwarna abu-abu. Mempunyai sepasang rahang yang berat dan kuat dengan jumlah gigi antara 6468. Pada permukaan atas (dorsal) tubuh terdapat seperti duri. Pada setiap sela jari pada kakinya terdapat selaput

4. Ordo Rhynchocepholia Yang masih hidup sampai sekarang mempunyai bentuk serupa kadal, berkulit tanduk dan bersisik, bergranula, punggungnya berduri pendek. Tulang rahang mudah digerakkan. Contoh yang masih hidup di Australia : Sphenodon punctatum (Tuatara). Klasifikasi Sphenodon punctatum : Kingdom : Animalia Phyllum : Chordata Kelas : Reptilia Ordo : Rhynchocepholia Famili : Rhynchocepholidae Genus : Sphenodon Species : Sphenodon punctatum (Jasin. 1984 : 282) C. Fertilisasi Reptil Reptil melakukan perkembangbiakan secara generatif dengan didahului fertilisasi internal. Pada umumnya hewan yang melakukan fertilisasi internal memiliki alat perkawinan untuk memindahkan sel sperma ke dalam tubuh hewan betina. Jika sel telur telah dibuahi oleh sperma, terbentuklah zigot yang kemudian tumbuh dan berkembang menjadi embrio. Berdasarkan letak perkembangan embrio, sumber makanan yang diperoleh selama proses perkembangan dan wujud embrio ketika keluar dari tubuh induk, dikenal tiga cara perkembangbiakan pada hewan, yaitu ovipar, vivipar, dan ovovivipar. 1. Ovipar (bertelur) - embrio berkembang di dalam cangkang telur, di luar tubuh induk - embrio mendapatkan makanan dari dalam telur - embrio keluar dalam bentuk zigot dalam telur

2. Vivipar (beranak) - embrio berkembang di dalam tubuh induk (uterus) - embrio mendapatkan makanan dari induk melalui plasenta - embrio keluar dalam bentuk anak

3. Ovovivipar (bertelur dan beranak) - embrio berkembang di dalam cangkang telur, di dalam tubuh induk - embrio mendapatkan makanan dari dalam telur - embrio keluar dalam bentuk anak (karena menetas di dalam tubuh) atau telur yang berisi anak. Contoh: kadal dan beberapa jenis ular.

Alat reproduksi reptil jantan terdiri atas: 1. sepasang testis, berfungsi sebagai penghasil sperma 2. sepasang vas deferens, berfungsi sebagai tempat keluarnya sperma dari testis

3. kloaka, adalah muara dari ginjal, saluran pencernaan, saluran kelamin yang berfungsi sebagai tempat keluarnya spermatozoa 4. sepasang hemipenis yang berfungsi untuk memasukkan spermatozoa ke dalam tubuh betina. Alat reproduksi reptil betina terdiri atas: 1. sepasang ovarium sebagai penghasil ovum (sel telur) 2. sepasang oviduk sebagai tempat terjadinya fertilisasi 3. kloaka adalah muara dari saluran ginjal, saluran pencernaan dan saluran kelamin yang berfungsi sebagai tempat pengeluaran sel telur dari ovarium. C. Perkembangan Evolusi Reptil Teori evolusi tidak mampu menjelaskan asal-usul reptil. Anggota kelas khusus ini telah muncul dalam keadaan telah berbeda tanpa mengalami proses evolusi apa pun. Ciriciri fisiologi reptil sangatlah berbeda dengan amfibi, yang dianggap sebagai nenek moyangnya. Dinosaurus, kadal, kura-kura dan buaya. Semua spesies ini termasuk dalam kelas yang disebut reptil. Beberapa reptil, seperti dinosaurus, telah punah tetapi sebagian lagi masih hidup. Reptil memiliki sejumlah ciri khusus, misalnya: tubuh mereka yang tertutupi oleh struktur yang disebut sisik. Mereka adalah hewan berdarah dingin, yang berarti mereka tidak dapat menghasilkan panas tubuh sendiri. Itulah sebabnya mengapa mereka membutuhkan sinar matahari langsung untuk menghangatkan tubuh. Mereka berkembang biak dengan cara bertelur. Evolusionis tidak dapat menjelaskan bagaimana reptil muncul pertama kali menjadi ada. Jawaban umum yang diberikan evolusionis atas permasalahan ini adalah reptil berevolusi dari amfibi. Namun, tidak ada satu bukti pun yang membenarkan hal ini. Sebaliknya, penelitian terhadap amfibi dan reptil menunjukkan terdapat perbedaan fisiologis yang sangat besar antara kedua kelompok hewan tersebut, dan binatang separuh reptil separuh amfibi tidak mungkin dapat hidup. Tidak mengherankan jika binatang seperti ini tidak pernah ditemukan dalam catatan fosil. Ahli paleontologi evolusionis terkenal, Lewis L. Caroll, mengakui fakta tersebut dalam artikelnya yang berjudul The Problem of The Origin of Reptile: Sayangnya, tidak diketahui adanya satu contoh pun

nenek moyang reptil yang sesuai sebelum kemunculan reptil-reptil sejati. Ketiadaan bentuk-bentuk pendahulu ini menimbulkan banyak permasalahan dalam peralihan dari amfibi ke reptil yang tidak terjawab. Di samping itu, terdapat pula batas-batas yang memisahkan beragam spesies reptil itu sendiri seperti reptil, dinosaurus atau kadal. Semua spesies berbeda ini muncul secara tiba-tiba dan dalam keadaan telah berbeda satu dari yang lain di bumi, karena Allah memang telah menciptakan mereka demikian. D. Peranan Reptil dalam Kehidupan Beberapa Reptlia bermanfaat dalam kehidupan manusia, antara lain sebagai berikut: a. Sebagai predator alami, contohnya ular memekan tikus, bengkarung memakan serangga. b. Sebagai bahan pangan, contohnya daging ular, daging kura-kura, dan telurr penyu. c. Minyak ular atau racun ular dimanfaatkan manusia sebagai bahan obat-obatan. d. Beberapa reptilia juga merugikan, misalnya ular memangsa hewan ternak dan ular berbisa dapat membunuh manusia.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pembahasan di awal, maka dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa: 1. Tubuh terdiri atas kepala, leher, badan, dan ekor, Kulit bersisik kering dari zat tanduk, tak berlendir, dan sedikit mengandung kelenjar, ruas tulang ekor tidak mengalami penulangan, sering dapat diputuskan sendiri (autotomi), Bernafas dengan paru-paru, Biasanya bertelur dan telur bercangkang keras, Beberapa reptilia mempunyai empat kaki dan beberapa lagi tidak berkaki dan Berdarah dingin (suhu badan berubah mengikut suhu persekitaran). 2. Reptil dibagi ke dalam 4 bangsa yaitu Testudinata (kura-kura), Squamata (kadal, ular, dan amphisbaenia), Rhynchocephalia (tuatara) dan Crocodylia (buaya). 3. Beberapa Reptlia bermanfaat dalam kehidupan manusia, antara lain adalah Sebagai predator alami, Sebagai bahan pangan, minyak ular atau racun ular dimanfaatkan manusia sebagai bahan obat-obatan. Beberapa reptilian juga merugikan, misalnya ular memangsa hewan ternak dan ular berbisa dapat membunuh manusia. B. Saran Saran yang dapat kami ajukan dalam makalah ini adalah diharapkan kepada para pembaca dan juga penulis semoga isi makalah ini dapat menambah hasanah pengetahuan kita mengenai Zoologi Vertebrata khususnya kelas Reptil dan penulisan makalah ini dapat menjadi latihan bagi penulis untuk lebih baik dalam penulisan makalah selanjutnya.

You might also like