You are on page 1of 21

BAB VI KEBUDAYAAN, PERADABAN, DAN SISTEM NILAI BUDAYA A. Kebudayaan 1. Konsep Kebudayaan Koentjaraninggrat(1981 , hlm.

5) mengemukakan bahwa kebudayaan merupakan perkembangan dari bentuk jamak budi daya, artinya daya dari budi. Menurutnya kebudayaan memiliki tiga wujud; a. Keseluruhan ide, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan sebagainya b. Keseluruhan aktivitas kelakuan berpola dari dalam masyarakat yang disebut sistem sosial. c. Benda-benda hasil karya manusia yang disebut kebudayaan fisik. 2. Nilai-nilai Insani (manusiawi) Kebudayaan dalam kaitannya dengan Ilmu Sosial Budaya Dasar adalah penciptaan, penertiban, dan pengolahan nilai-nilai insani, tercakup didalamnya usaha memanusiakan diri didalam alam lingkungan, baik fisik maupun sosial. Nilai-nilai ditetapkan atau dikembangkan sehingga sempurna. Tidak memisahkan dalam membudayaan alam, memanusiakan hidup, dan menyempurnakan hubungan insani. Manusia memanusiakan dirinya dan memanusiakan lingkungan dirinya, B. PERADABAN 1. Konsep Peradaban Manusia adalah sama karena dibekali Tuhan dengan Cipta, Rasa, dan Karsa, yang membedakan adalah perwujudan budaya karena lingkungan yang berbeda menurut keadaan, waktu dan tempat. Perwujudan budaya yang hanya menekankan pada akal(ratio) saja akan berlainan denganperwujudan budaya yang didasarkan pada akal, nurani, dan kehendak. Perwujudan budaya yang mengedapkan akal, maka akan timbul

peradaban yang berbeda, karena peradaban akan diukur dari tingkat berfikir manusia, maka akan muncul istilah peradaban tinggi bukan lagi kebudayaan tinggi. Berbeda dengan yang menekankan ketiga unsur, (rasa, cipta, karsa) maka akan muncul kebudayaan-kebudayaan yang bernilai tinggi. 2. Perbedaan Kebudayaan dan Peradaban Koentjoroningrat(1082, hal 9-10) membedakan antara kebudayaan dan peradaban. Kebudayaan adalah segala daya dan usaha manusia untuk mengubah alam atau keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan hasil budi dan kerjanya itu. Sedangkan peradaban menurutnya dapat disejajarkan dengan istilah inggris yaitu civilation, yang dipakai untuk bagian-bagian dan unsure kebudayaan yang halus dan indah. Peradaban sering dipakai untuk menyebut kebudayaan yang mempunyai system teknologi, seni bangunan, seni rupa, dll. Peradaban hanya menekankan pada unsure nurani di dalam budaya timur, mengapa perbedaan ini terjadi, dikarenakan sudut pandang antara orang Timur dan orang Barat yang sama sekali berbeda. 3. Nilai Manfaat Kebudayaan dipandang dari sisi manfaatnya, jelaslah tidak sama antar satu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain. Manusia hakikatnya sama yaitu universal tetapi dari sisi kebudayaannya berbeda. Dalam hubungan ini setiap manusia menilai, mempertimbangkan dan menentukan nilai dan manfaat suatu budaya dan kebudayaan akan berbeda-beda. C. SISTEM NILAI BUDAYA 1. Konsep Nilai Sistem Nilai Budaya Menilai berarti memberi pertimbangan untuk menentukan apakah itu bermanfaat atau tidak, baik atau buruk, salah atau benar. Menurut Perry nilai adalah segala sesuatu yang menarik bagi manusia sebagai subjek. Sedangkan Popper nilai adalah segala sesuatu tentang yang baik dan yang buruk. Sedangkan menurut Alvin L Bertrand nilai adalah perasaan tentang apa yang diinginkan ataupun yang tidak diinginkan, atau tentang

apa yang boleh dan tidak boleh. Konsep-konsep tentang nilai yang hidup dalam pikiran sebagian masyarakat akan membentuk system nilai nudaya. 2. mempengaruhi kehidupan manusia, yaitu; Hidup Manusia, karya Manusia Pengembangan Sistem Nilai Budaya Terdapat lima masalah pokok yang terdapat didalam system nilai budaya yang, Kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, Hubungan manusia dengan alam, Hubungan manusia dengan sesamanya. System nilai budaya yang berorientasi pada lima masalah pokok ini, dapat dikembangkan dan dijabarkan menjadi beberapa pokok bahasan Ilmu Sosial Budaya Dasar, seperti manusia dan kebutuhan, kebutuhan dan peradaban, system nilai budaya, perubahan system nilai budaya, manusia dan pandangan hidup, manusia dan tanggung jawab, dan nilai-nilai.

BAB VII PERUBAHAN SISTEM NILAI BUDAYA DAN MASALAH KEMANUSIAAN A. Perubahan Sitem Nilai Budaya 1. Konsep Sistem Nilai Budaya Sistem nilai budaya adalah konsepsi-konsepsi tentang nilai yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar anggota masyarakat, dan berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi sikap mental, cara berfikir, dan tingkah laku mereka. System nilai budaya adalah hasil pengalaman hidup yang berlangsung dalam kurun waktu yang lama, sehingga menjadi kebiasaan yang berpola. Sistem nilai budaya yang berpola merupakan gambaran sikap dan tingkah laku anggota masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk sikap dan perbuatan dalam hidup bermasyarakat. 2. Alasan Perubahan Sistem Nilai Budaya. Ada beberapa alasan mengapa terjadi pergeseran dan perubahan tentang system nilai budaya menurut Munandar Sulaiman, antara lain; a. Jarak komunikasi antar etnis b. Pelaksanaan pembangunan c. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi 3. Dampak Perubahan Sistem Nilai Budaya Apabila terjadi perubahan pada system nilai budaya maka akan terjadi juga perubahan sikap mental, pola pikir, dan pola tingkah laku anggota masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan. Aspek kehidupan manusia dapat dibedakan menjadi dua yaitu manusiawi dan tidak manusiawi. Aspek kehidupan manusiawi diungkapkan sesuai dengan system nilai budaya sebagai pandanagan hidup, melalui sikap salaing menyayangi, melindungi, menghargai, dan lainnya yang dirasakan sebagai keindahan hidup. Sebaiknya aspek kehidupan tidak manusiawi diungkapkan melalui

sikap dan perbuatan yang merugikan, menggelisahkan, dan menjadikan manusia menderita. Ungkapan berbagai aspek kehidupan akan dijabarkan menjadi beberapa tema pengkajian Ilmu Sosial Budaya Dasar B. MASALAH KEMANUSIAAN 1. Hakikat Manusia Sama Manusia diciptakan Tuhan sama, mempunyai cipta, rasa, dan karsa. Sebagai makhluk budaya manusia selalu menginginkan yang benar, baik dan bermanfaat. Sifat ini disebut manusiawi. Sebab manusia memang diciptakan sama dan universal. Namun dalam menghadapi lingkungan alam dan sosial budaya manusia tidak saja menunjukkan kesamaan, tetapi juga perbedaan dan ketidak seragaman, maka dari itu manusia berupaya untuk menciptakan kesatuan pandangan guna mencegah terjadinya halhal yang tidak manusiawi. 2. Manusia Sebagai Subjek dan Objek Dalam mengkaji masalah kemanusiaan, manusia menempati posisi ganda yaitu, tidak hanya sebagai subjek tetapi juga menjadi objek. Tema maslah kemanusiaan diarahkan kepada; Diri manusia nilai-nilai kemanusiaan Hubungan manusia dengan manusia, dengan alam, dan dengan Tuhan

3. Tema Kajian Masalah Manusia Tema-tema yang menjadi kajian pokok Ilmu Sosial Buaya antara lain; Keindahan dan keburukan Kasih sayang dan kebencian Tanggung jawab dan ketidak pedulian Keadilan dan kesewenang-wenangan Kegelisahan dan ketentraman Penderitaan dan kebahagiaan Harapan dan keberhasilan

BAB VIII MASYARAKAT DAN PANDANGAN HIDUP A. Tipe Pandangan Hidup 1. Konsep Pandangan Hidup Pandangan hidup adalah hasil dari pemikiran dan pengalaman yang berupa nilai-nilai kehidupan yang memberi manfaat, sehingga dijadikan pegangan, pedoman, pengarahan, atau petunjuk hidup. Dilihat dari segi pola kehidupan masyarakat, pandangan hidup dibagi menjadi dua, yaitu pandangan hidup modern dan pandangan hidup tradisional. Pandangan hidup tradisional merupakan gambaran pola hidup berdasarkan normanorma kehidupan tradisional. Sedangkan pandangan hidup modern didasarkan atas kekuasaan yang intinya kekuatan dan paksaan. 2. Bermacam tipe pandangan hidup Panadngan hidup digolongkan menjadi lima macam; Pandangan hidup liberalisme, pandangan hidup sosialisme, Pandangan hidup komunisme, Pandangan hidup religius, Pandangan hidup sosialisme religius. B. Unsur-Unsur Pandangan Hidup Konsep pandangan hidup meliputi unsur-unsur: cita-cita, kebajikan, usaha, dan keyakinan/kepercayaan. Keempat unsure tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Cita-cita adalah apa yang diinginkan, tujuan yang kehendak dicapai adalah kebijakan, yaitu segala hal yang baik dan bermanfaat yang membuat manusia tertib, damai, tentram, sejahtera, dan bahagia. Usaha dan perjuangan adalah kerja yang dilandasi keyakinan diri yang diukur atas kemampuannya, jasmani dan iman terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

BAB IX KEINDAHAN DAN KEBURUKAN A. Keindahan dan Estetika 1. Konsep Keindahan Indah merupakan konsep konkret hasil tanggapan terhadap suatu objek. Indah dalam bahasa yunani disebut aesthesis, diserap kedalam bahasa Indonesia disebut estetis, artinya sifat indah, yaitu nilai kualitas dari suatu objek. Sedangkan keindahan sendiri akan mempunyai makna yang abstrak jika tidak dihubungkan dengan suatu objek atau bentuk. 2. Estetis dan Estetika Estetika adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat estetis suatu objek. Objek telah estetika meliputi; Rasa keindahan (Sense of Beauty) Sifat keindahan (Nature of Beauty) Norma keindahan (Norms of Beauty) Cara menanggapi keindahan (Way of Sensing Beauty) Cara memperbandingkannya (Way of Comparing Beauty)

3. Sifat Keindahan Sifat keindahan bersumber dari unsur rasa yang ada dalam diri manusia, yang memberi pertimbangan bahwa keindahan adalah kebaikan dan dibenarkan oleh akal. Sifat-sifat keindahan antara lain 1) Baik, 2) Asli, 3) Abadi, 4) Wajar, 5) Nikmat, 6) Biasa, 7) Relatif. B. Keindahan Dan Kebudayaan 1. Hubungan dengan Kebudayaan Dalam hal keindahan, terdapat hubungan antara estetis dan kebudayaan. Estetis adalah rasa yang terdapat dalam diri manusia sebagai unsur budaya,

sedangkan kebudayaan adalah pantulan dari estetis dalam diri manusia, baik yang berupa sikap dan perilaku maupun yang berupa karya cipta. 2. Keindahan dalam Kebudayaan Apabila dalam diri manusia sudah terbiasa berkembang rasa keindahan, setiap wujud penampilannya selalu menyenangkan, menggembirakan, menarik perhatian, dan tidak membosankan orang lain. Dalam kebudayaan terdapat keindahan yang senantiasa dipelihara kelestarian dan kelangsungannya, misalnya kehalusan tutur bahasa kerapian cara berpakaian, dan kemegahan prasasti-prasasti peninggalan nenk moyang dan lain sebagainya. Maka manusia harus benar-benar menjaga kelestarian keindahan, karena keindahan menentukan kelestarian dan kelangsungan suatu kebudayaan. 3. Keindahan dan Karya Cipta a. Kontemplasi dan Ekstasi Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah, dalam konteksnya dengan keindahan kontemplasi merupakan perenungan, pemikiran dan penatapan tentang sesuatu yang indah dan ini cara mengisi waktu yang menyenangkan. Dan ekstasi adalah kegembiraan luar biasa mengenai sesuatu, dalam konteksnya dengan keindahan ekstasi adalah perasaan gembira dan senang melihat atau mengalami sesuatu yang indah. Apabila kedua dasar tersebut dihubungkan dengan objek luar diri manusia, akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah. Apabila dihubungkan dengan kreativitas, kontemplasi merupakan faktor pendorong untuk menciptakan sesuatu yang indah, sedangkan ekstasi merupakan faktor pendorong untuk merasakan dan menikmati sesuatu yang indah. b. Keindahan, keserasian, kehalusan Dalam keindahan tercermin unsur keserasian dan kehalusan. Keserasian adalah kemampuan menata sesuatu yang dapat dinikmati orang lain karena indah. Sedangkan kehalusan adalah kemampuan

menciptakan sikap, perilaku, perbuatan, tutur kata, ataupun cara berbusana yang menyenangkan, menarik perhatian, dan menggembirakan akan orang lain. Dari kedua faktor tersebut, maka akan timbullah keindahan yang dimaksud. c. Kreativitas dan daya cipta Keindahan adalah bagian dari kehidupan manusia yang bersifat kodrati, karenanya manusia selalu berusaha untuk menciptakan keindahan. Untuk memnuhi keindahan tersebut maka manusia berkreasi dan berkreativitas untuk menciptakan dan menghasilkan karya cipta. Karya cipta didasari dan dipengaruhi dari pengalaman ataupun kenyataan yang telah direnungkan, ditimbang, dinilai, sehingga menghasilkan suatu karya yang indah, yang bisa dinikmati oleh orang lain.

BAB X KASIH SAYANG Hubungan dan Ungkapan Kasih Sayang 1. Konsep Kasih Sayang Kasih sayang bersumber dari unsur rasa dalam dirimanusia, ungkapan perasaan yang dibenarkan oleh akal, dan direalisasikan oleh karsa dalam bentuk tingkah laku dan perbuatan yang bertanggung jawab. Dalam rumusannya kasih sayang dapat diuraikan menjadi lima unsur yaitu; a. Perasaan sayang, yang meliputi cinta, senang, suka, dan belas kasihan. b. Kepada sesuatu, yaitu kepada objek. c. Diungkapkan secara nyata, yaitu dalam bentuk sikap. d. Penuh tanggung jawab e. Pengabdian dan pengorbanan 2. Hubungan Kasih Sayang Hubugan kasih sayang terjadi antara manusia dan manusia, antara manuisa dan alam lingkungan, serta antara manusia dan hutan. Hubungan kasih sayang antara manusia dengan manusia masih bias digolongkan lagi menjadi kasih sayang antara orang tua dan anak, kasih sayang antara pria dan wanita, kasih sayang antar sesama manusia karena hal tertentu. 3. Ungkapan Kasih Sayang Kaih sayang dapat diungkapkan dengan berbagai cara, contohnya; a. Melalui kata-kata dan pernyataan b. Bentuk tulisan, telegram, dan facsimile c. Gerakan d. Media

10

BAB XI TANGGUNG JAWAB DAN KESADARAN A. Konsep Tanggung Jawab dan Alasannya 1. Konsep Tanggung Jawab Dalam hubungannya dengan manusia lain, lingkungan, dan tuhan manusia dituntut untuk memnuhi kewajiban serta haknya. Konsep tanggung jawab berkenan dengan pemenuhan kewajiban mengcakup dua hal, yaitu tanggung jawab negatif dan tanggung jawab negatif (Tidak bertanggung jawab). Kewajiban dan hak ditimbulkan dari beberapa factor, yaitu adanya perjanjian 2. Adanya moralitas pada diri manusia, dan adanya ciptaan-ciptaan tuhan yang menuntut manusia untuk bertanggung jawab sesuai 4 norma kehidupan beragama. Secara terarah konsep tanggung jawab adalah, bertanggung jawab kepada diri sendiri, manusia lain, lingkungan dan Tuhan 3. Kesadaran Bertanggung Jawab Tanggung jawab timbul karena adanya kesadaran atau pengertian atas segala perbuatannya bagi diri sendiri, orang lain, lingkungan, dan Tuhan. Timbulnya kesadaran itu sendiri karena manusia hidup bermasyarakat dan juga hidup di lingkungan alam. Tanggung jawab adalah ciri manusia yang beradab. Manusia merasa dirinya bertanggung jawab karena dia menyadari akibat perbuatannya salah atau benar. Agar kesadaran bertanggung jawab dapat tumbuh dan ditingkatkan, perlu ditempuh upaya pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan ketakwaan kepada Tuhan. B. Kewajiban dan Tanggung Jawab 1. Kebutuhan dan Kewajiban

11

Setiap manusia mempunyai kebutuhan yang berada, untuk memenuhi kebutuhan itu diperlukan perjuangan, yaitu usaha untuk memenuhi kebutuhan itu sendiri, maka dari sinilah timbul kewajiban dan tanggung jawab. 2. Tipe Tanggung Jawab Tanggung Jawab kepada diri sendiri Tanggung Jawab kepada keluarga Tanggung Jawab kepada sesama manusia Tanggung Jawab kepada alam lingkungan Tanggung Jawab kepada Tuhan

C. Pengabdian dan Pengorbanan 1. Perbuatan Mulia Tanpa Pamrih Tanggug jawab dapat juga diwujudkan melalui pengabdian dan pengorbanan, baik kepada sesama manusia, alam lingkungan, dan Tuhan Sang Pencipta. Pengabdian lebih ditujukan pada perbuatan baik untuk kepentingan pihak lain, sedangkan pengorbana lebih ditujukan pada pemberian sesuatu untuk kepentingan pihak lain. Dalam prakteknya pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian. 2. Pengorbanan dan Pengabdian Wujud Tnaggung Jawab Pengabdian sifatnya terus-menerus, dalam waktu lama dan tidak hanya sepintas, maka dalam pengabdian selalu disertai dengan pengorbanan dan ini adalah wujud tanggung jawab dari seorang manusia terhadap diri sendiri, sesama, lingkungan juga terhadap Tuhan.

12

BAB XII KEADILAN DAN KESEWENANG-WENANGAN A. Adil dan Rasa Keadilan 1. Konsep Adil dan Rasa Keadilan Adil adalah tidak sewenang-wenang terhadap diri sendiri maupun kepada pihak lain, jadi konsep adil berlaku untuk diri sendiri sebagai individu, pihak lain sebagai anggota masyarakat, kepada alam lingkungan dan Tuhan sang Pencipta. Adil bersifat kodrati yang sudah dibekalkan Tuhan kepada manusia, rasa keadilan mendorong manusia untuk berbuat benar (akal), berbuat baik (rasa),berbuat jujur (karsa), dan bermanfaat. Setiap manusia pasti akan mangalami perlakuan adil dan tidak adil, karena manusia adalah makhluk budaya maka manusia jugalah yang dapat menciptakan keadilan dan menghapus kesewenang-wenangan. 2. Perlakuan adil dan tidak adil a. Perlakuan Adil Setiap manusia dapat melihat perlakuan adil dari sudut pandang masing-masing, sehingga tanggapannya mungkin sama berbeda. Ketidaksamaan pandangan ini terletak pada nilai dan bobot kualitas perlakuannya, walaupun yang satu dan yang lain memandang perlakuan itu sebagai perlakuan adil, karena nilai bobot kualitas perlakuannya berbeda, maka timbullah gradasi perlakuan dari perlakuan adil ke perlakuan kurang adil. Sampai keperlakuan tidak adil. b. Perlakuan Tidak Adil Apabila perlakuan manusia tidak disadari oleh rasa keadilan, yang akan terjadi adalah perlakuan tidak adil. Perlakuan tidak adil adalah perlakuan yang sewenang-wenang. Akibat perlakuan tersebut adalah penderitaan dan ketidak pastian. Kehidupan manusia jadi tidak menentu, tidak tenteram dan gelisah, bahkan mungkin menyebabkan kematian.

13

B. Keadilan Manusia dan Keadilan Tuhan 1. Pengakuan Kepada Perlakuan Adil Perlakuan adil sesama manusia mendapat pengakuan secara universal dalam HAM Declaration of Human Right. Pengakuan tersebut bermula dari Declaration of Independence Amerika 1776. di Indonesia pengakuan bias dibaca di pemukaan Undang-Undang Dasar 1945, dan UndangUndang no. 31 tahun 1999 tentang Hak Azazi Manusia. 2. Keadilan Manusia Keadilan antara manusia dibedakan menjadi tiga; a. Keadilan Koordinat Keadilan koordinat terjadi dalam hubungan antara sesama anggota masyarakat (anggota kelompok). Dalam hubungan tersebut, kedudukan semua pihak adalah setara, sejajar, dan tidak melebihi satu sama lain. b. Keadilan Subordinat Keadilan Subordinat terjadi dalam hubungan rakyat kepada penguasanya, warga negara terhadap pemerintah. Apabila rakyat telah memilih dan mengangkat pemimpinnya sebagai penguasa, penguasa wajib memenuhi tuntutan rakyat secara wajar dan adil. c. Keadilan Superordinat Keadilan Superordinat terjadi dalam hubungan dari penguasa kepada rakyatnya, pemerintah kepada warga negara, pemimpin terhadap anggotanya. Dalam hubungan ini inisiatif pelaksanaan memenuhi kebutuhan dari atasan kepada bawahan yang merupakan negoisasi dari janji penguasa ketika diangkat menjadi atasan akan menjadikan keadaan adil terhadap bawahannya. 3. Keadilan Tuhan Keadilan tuhan terjadi dalam hubungan manusia dengan Tuhannya, keadilan Tuhan bersifat mutlak. Tuhan adalah pencipta segala yang ada dilangit dan bumi. Karena manusia adalah makhluk Tuhan, sudah adil

14

apabila dalam hubungan manusia dengan Tuhan, menusia mengabdikan dirinya kepada Tuhan. 4. Usaha Menciptakan Keadilan Usaha yang dapat ditempuh untuk menciptakan keadilan, antara lain; a. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b. Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan tehnologi c. Mengenal seni dan karya seni d. Menganut pola hidup sederhana e. Banyak memperoleh informasi mengenai kehidupan manusia yang berjuang menumbuhkan keadilan f. Pemulihan bagi yang terkena ketidak adilan

15

BAB XIII KEGELISAHAN DAN PENYEBABNYA 1. Konsep Kegelisahan Kegelisahan yang berasal dari kata gelisah artinya perasaan tidak tentram, tidak tenang, tidak sabar lagi, cemas dan khawatir. Kegelisahan adalah gejala universal, yang bersifat kejiwaan, dan ada pada manusia manapun. Factor-factor yang mempengaruhi kegelisahan antara lain; a. ketidak pastian suatu keadaan tertentu b. ketidak pastian dari perbuatan orang lain c. keterasingan d. kesepian e. dll Pada dasarnya kegelisahan merupakan perasaan manusia yang takut akan kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidupnya, kegelisahan seseorang bias dilihat dari tingkah laku dan gerak-gerik seseorang yang lain dari biasanya. 2. Kegelisahan, pengaruhnya, dan harapan Kegelisahan yang terjadi pada seseorang akan berpengaruh secara psikologis, tidak hanya pada kehidupan peribadi tetapi juga terhadap kehidupan orang lain.kegelisahan pada dasarnya terjadi karena ketidak pastian, keterasingan, kesepian, akibat sikap dan perbuatan diri sendiri. Dampak pada kegelisahan contohnya kehilangan harga diri atau martabat, hilangnya nam baik di masyarakat, bahkan hilangnya kepercayaan maupun jabatan. Ketidakpastian, ketersaingan dan kesepian dapat terjadi saling kait mengkait satu sama lain. Ketiga factor penyebab kegelisahan tersebut harus mengenai nilai-nilai kemanusian yang bersifat unik yaitu menyentuh harkat dan martabat manusia. Dampak negatif kegelisahan menimbulkan kerugian atau kehilangan karena tidak adanya lagi harapan, dan dampak positifnya manusia bias lebih terdorong untuk mencari kesempurnaan, menjadi lebih kreatif dan produktif.

16

BAB XIV PENDERITAAN DAN PENYEBABNYA A. Harapan dan Kebutuhan 1. Konsep Harapan Harapan berarti suatu keinginan supaya sesuatu itu menjadi kenyataan atau tercapai. Dalam konsepnya harapan dapat dijabarkan sebagai berikut; keinginan manusia agar kebutuhan hidupnya dapat menjadi kenyataan karena usaha yang dilandasi kemampuan yang menyakinkan. 2. Perjuangan Mengatasi Penderitaan Pembebasan dari penderitaan pada hakikatnya meneruskan kelangsungan hidup. Manusia tidak boleh pesimis, karena Tuhan memang menakdirkan manusia untuk bahagia dan menderita, maka manusia harus optimis dalam berusaha mengatasi kesulitan hidup. B. Penyebab Penderitaan Faktor-faktor yang mempengaruhi penderitaan: 1. Perbuatan buruk manusia a. Perbuatan buruk kepada orang lain b. Perbuatan buruk kepada alam lingkungan 2. Perkawinan, Perceraian, Kematian 3. Penyakit, Siksaan dan Azab Tuhan C. Pengaruh Penderitaan 1. Pengaruh Negatif a. Penyesalan karena tidak bahagia b. Sikap kecewa c. Putus asa d. Bunuh diri 2. Pengaruh Positif a. Sikap optimis mengatasi penderitaan hidup

17

b. Lebih kreatif dan produktif c. Tidak mudah menyerah pada keadaan BAB XV HARAPAN DAN KEBERHASILAN A. Harapan dan Kebutuhan 1. Konsep harapan Harapan berarti suatu keinginan supaya sesuatu itu menjadi kenyataan atau tercapai. Dalam konsepnya harapan dapat dijabarkan sebagai berikut; keinginan manusia agar kebutuhan hidupnya dapat menjadi kenyataan karena usaha yang dilandasi kemampuan yang menyakinkan. 2. Keinginan dan Kebutuhan Harapan selalu dilatarbelakangi oleh masalah kehidupan yang berfokus pada kebutuhan hidup, yang bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebaikan. Maka, harapan selalu menumbuhkan sikap positif, optimis, dan kreatif, karena ada unsur yang menentukan, yaitu usaha yang sudah dirintis serta yang didukung oelh kemampuan. Keinginan ada tiga macam yaitu angan-angan, cita-cita, harapan. B. Percaya diri mengatasi kesulitan 1. Percaya Diri Untuk membangkitkan sikap percaya diri manusia diharapkan mempunyai kemampuan fisik (Jasmani), dan intelektual (Skill, professional), sehingga dengan kemampuan yang dimilikinya tersebut manusia percaya bahwa suatu usaha akan berhasil. Tapi sifat percaya diri tidaklah mutlak karena masih ada lagi kekuatan yang lebih di atas manusia yaitu Tuhan, sehingga manusia tidak berbuat takabbu 2. Gairah Mengatasi Kesulitan dalam setiap usaha untuk mewujudkan harapan, pastilah akan ditemukan hambatan dan kesulitan. Untuk mengatasi hal-hal tersebut maka manusia layaknya meningkatkan kemampuan yang dimilikinya, dengan cara;

18

a. meningkatkan pendidikan atau pelatihan baik formal ataupun non formal b. Meningkatkan pengalaman c. Banyak komunikasi d. Banyak memperoleh informasi tentang keberhasilan e. Banyak mengatasi gejala kehidupan manusia f. Mempertebal keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa C. Keberhasilan dan Kegagalan 1. Konsep Keberhasilan Keberhasilan adalah pencapaian hasil usaha seseorang berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. Untuk memnuhi standar keberhasilan individual (individual welfare), setiap orang harus meningkatkan kemampuannya masing-masing, baik dari segi skill, professional dan pendidikan, sehingga ketika kemampuan yang dimiliki setiap individual telah memadai, maka terciptalah individual welfare. Apabila keberhasilan individu telah terapai dan berkembang dikalangan banyak orang, dan menyejahterakan masyarakat luas, maka disebutlah sebagai keberhasilan masyarakat (social welfare) 2. Faktor Pendukung Keberhasilan Untuk menuju keberhasilan, factor-faktor pendukungnya sangat banyak, antara lain; a. Kemauan kerja keras, jujur, disiplin, dan idealisme b. Keahlian dan professional di bidangnya c. Fasilitas d. Perencanaan yang baik dan sempurna e. Tujuan sebagai ukuran keberhasilan Keberhasilan memiliki dua kemungkinan yaitu semu dan nyata, keberhasilan nyata adalah yang sebagai berikut; a. Menyejahterakan individu dan masyarakat luas b. Menciptakan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian dengan alam lingkuangan

19

3. Dampak Keberhasilan Keberhasilan mempunyai dua dampak yaitu positif dan negatif; - Dampak Positif a. Pemantapan percaya diri karena adanya kemampuan b. Mempertebal keimanan c. Penghargaan pada harkat dan martabat manusia d. Pengembangan IPTEK e. Kemakmuran dan keadilan masyarakat - Dampak Negatif a. Takabbur b. Individualisme c. Sombong d. Memperlemah Iman e. Tidak Adil 4. Kegagalan dan Dampaknya Kegagalan adalah usaha yang tidak mencapai tujuan yang ditetapkan. Kegagalan ada dua yaitu nyata dan semu. Kegagalan nyata adalah kegagalan yang tanpa hasil sama sekali. Kegagalan semu adalah kegagalan tapi masih memiliki hasil yang tidak sempurna. Dampak positif kegagalan; b. Dasar untuk mengkoreksi diri c. Peringatan bahwa ada yang lebih kuasa yaitu Tuhan d. Dasar untuk membangkitkan kreatifitas mengatasi kegagalan e. Pendorong perjuangan masa depan Dampak negatif kegagalan; a. Frustasi/Putus asa b. Rendah Diri c. Memperlemah Iman d. Murtad/Bunuh Diri

20

MATA KULIAH
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

OLEH : SALASIAH, S. Sos, M. Si FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA 2012

21

You might also like