You are on page 1of 12

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Air tanah merupakan sumber air yang sangat penting bagi makhluk hidup, masuknya air hujan kedalam tanah secara alami terjadi pada daerah-daerah yang porus misalnya sawah, tanah lapangan, permukaan tanah yang terbuka, Hutan, halaman rumah yang tidak tertutup dll. Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah pada awalnya akan membasahi tanah, bangunan, tumbuh-tumbuhan dan batuan. Ketika air hujan tersebut jatuh pada daerah yang berpori maka akan meresap kedalam tanah sebagai air infiltrasi, air tersebut semakin lama akan meresap lebih dalam lagi sampai memasuki daerah akuifer dan akirnya menjadi air tanah. Pengelolaan sumberdaya air tanah memerlukan suatu pengetahuan dinamika fisik aliran air dalam tanah. Untuk alasan ini, maka diperlukan suatu usaha meresapkan air hujan ke dalam tanah baik secara alami maupun artifisial (buatan). Disamping itu berbagai aktivitas manusia dan derap pembangunan yang berkembang pesat akan mengakibatkan semakin meningkatnya kebutuhan terhadap lahan. Perubahan penggunaan lahan dari lahan pertanian dan hutan menjadi lahan untuk perumahan, akan berpengaruh pada berkurangnya tingkat peresapan air ke dalam tanah yang menyebabkan banjir pada musim hujan dan menurunnya permukaan air tanah. Terjadinya banjir pada kawasan perumahan dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya : 1. Pengembangan rumah yang melewati batas Garis Sempadan Bangunan (GSB). 2. Sistem drainase yang tidak terencana dengan baik 3. Masih kurangnya kesadaran para penghuni kawasan permukiman terhadap pengelolaan sampah. Banjir dan menurunnya permukaan air tanah yang melanda beberapa kawasan perumahan telah berlangsung cukup lama dan bahkan telah dianggap sebagai rutinitas yang terjadi

setiap tahun. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan membangun sumur resapan air pada setiap rumah dalam suatu kawasan perumahan atau membangun pompa pengendali banjir Teknologi sumur resapan dapat dibagi menjadi dua yaitu yang bersifat pasif dan aktif. Pada teknologi sumur resapan pasif air hujan dibiarkan meresap secara alami melalui sumur buatan, sedangkan pada sumur resapan yang bersifat aktif air dipompa (diinjeksikan) kedalam lapisan akuifer menggunakan pompa tekanan tinggi. Sedangkan bangunan sumur resapan itu sendiri adalah salah satu rekayasa teknik konservasi air berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan yang jatuh di atas atap rumah atau daerah kedap air dan meresapkannya ke dalam tanah. Sumur resapan berfungsi memberikan imbuhan air secara buatan dengan cara menginjeksikan air hujan ke dalam tanah. Sasaran lokasi adalah daerah peresapan air di kawasan budidaya, permukiman, perkantoran, pertokoan, industri, sarana dan prasarana olah raga serta fasilitas umum lainnya. Namun, seiring perkembangan zaman lahan penyerapan untuk sumur semakin sempit, dikarenakan semakin banyaknya pembangunan baik itu permukiman maupun perkantoran dan perdagangan. Maka hampir tidak mungkin dilakasanakan pembangunan untuk sumur resapan. Berbeda dengan sumur resapan biasa lubang Biopori merupakan teknologi tepat guna yang bermanfaat untuk mengurangi genangan air dan sampah organik. Khususnya di kawasan pemukiman, antara lain untuk mengurangi tingkat genangan air di pekarangan. Dan jika dibuat secara massal pada taman lingkungan, maka lubang ini juga dapat mengurangi genangan air di kawasan perumahan. Pembuatan biopori ini dilakukan sebagai pengganti sumur resapan yang hanya memerlukan sedikit lahan. Penggunaan biopori ini cocok untuk daerah yang mempunyai kepadatan penduduk yang tinggi dengan luas tanah yang sangat terbatas. Berdasarkan penjelasan tersebut penulis memilih topik Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana dengan judul Penggunaan Biopori Sebagai Alternatif Sumur Resapan.

1.2. Ruang Lingkup Permasalahan

1. Apakah itu Biopori ? 2. Proses Pembuatan Biopori ? 3. Manfaat dari Biopori? 4. Mengapa bisa Biopori sebagai alternatif penggati dari Sumur Resapan konvensional?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penulisan Adapun Tujuan dari Penulisan ini adalah : 1. Pelestarian sumber daya air tanah, perbaikan kualitas lingkungan dan membudayakan kesadaran lingkungan. 2. Membantu menanggulangi kekurangan air bersih. 3. Menjaga cadangan air tanah tetap terpenuhi dan keseimbangan alam pun dapat terjaga. 4. Memperkenalkan tentang Biopori yang merupakan alternatif dari sumur resapan konvensional. Serta manfaat dari penulisan ini khususnya Biopori adalah : 1. Sumur resapan mempunyai manfaat untuk menambah jumlah air yang masuk ke dalam tanah. 2. Lubang Biopori dapat menurunkan konsentrasi pencemaran air tanah. 3. Tempat pembuangan sampah organik. 4. Meningkatkan kualitas air tanah.

1.4. Metode Penulisan Pengumpulan data yang dilakukan melalui jaringan media elektronik atau internet yang disusun atas beberapa artikel. Pengumpulan informasi disusun secara sistematis sehingga dapat diambil simpulan.

BAB II PENGGUNAAN BIOPORI SEBAGAI ALTERNATIF SUMUR RESAPAN

2.1 Tinjauan Pustaka Tentang Biopori Lubang resapan biopori ini adalah metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi banjir dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Metode ini dicetuskan oleh Ir. Kamir R Brata, M.Sc, salah satu peneliti dari Institut Pertanian Bogor. Biopori atau lubang resapan, merupakan teknik baru dalam memperbaiki lingkungan yang ada di sekitar kita. Lubang resapan dibuat dengar bor, seperti hanya membuat sumur bor. Lubang resapan ini dapat membantu dalam meresapkan air (khususnya air hujan) ke dalam tanah dan meningkatkan kesuburan tanah (kritis). Peningkatan daya resap air pada tanah dilakukan dengan membuat lubang pada tanah dan menimbunnya dengan sampah organik untuk menghasilkan kompos. Sampah organik yang ditimbunkan pada lubang ini kemudian dapat menghidupi fauna tanah, yang seterusnya mampu menciptakan pori-pori di dalam tanah. Teknologi sederhana ini kemudian disebut dengan nama biopori.

(Gbr sketsa lubang biopori)

2.2 Konstruksi Biopori

(Gbr Konstruksi Biopori) Pada dasarnya Sumur Resapan (infiltration Well) adalah sumur atau lubang pada permukaan tanah yang dibuat untuk menampung air hujan/aliran permukaan agar dapat meresap ke alam tanah. Biopori merupakan lubang vertikal ke dalam tanah yang berfungsi meningkatkan laju peresapan air hujan. Pembuatan lubang resapan biopori ke dalam tanah secara langsung akan memperluas bidang permukaan peresapan air, seluas permukaan dinding lubang. Lubang resapan biopori merupakan lubang silindris yang dibuat ke dalam tanah dengan diameter 10-30 cm, dengan kedalaman sekitar 100 cm atau jangan melebihi kedalaman muka air tanah. Lubang tersebut kemudian diisi oleh sampah organik agar terbentuk biopori dari aktivitas organisme tanah dan akar tanaman. Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah menyusut karena proses pelapukan. Karena berdiameter kecil, lubang ini mampu mengurangi beban resapan, sehingga, laju peresapan air dapat dipertahankan. Pembuatan lubang resapan biopori cukup sederhana, murah dan tidak membutuhkan lahan yang luas. Alatnya tergolong sederhana berupa bor hasil modifikasi.

Membuat biopori atau sumur resapan memang tidak serta merta mengatasi masalah krisis air tanah. Tetapi paling tidak, pembuatannya dapat lebih cepat mengalirkan air permukaan ke dalam tanah. Jadi, selain menambah pasokan air di dalam tanah, sumur ini juga bisa mengurangi banjir. 2.3 Metode Pelaksanaan

( Gbr Penggalian Lubang Biopori dengan Alat Bor)

Langkah Pengerjaan : 1. Tentukan lokasi sumur resapan, yang diinginkan. Jika tanah kering, basahi terlebih dahulu, agar proses pengeboran lebih mudah. 2. Buat lubang silindris ke dalam tanah, dengan diameter 10cm. Ambil bor, posisikan bor tegak lurus permukaan tanah. Putar bor searah jarum jam, dan beri tekanan seperlunya. 3. Bila seluruh mata bor sudah terisi tanah, tarik bor ke atas sambil terus memutarnya searah jarum jam.

4. Bersihkan mata bor, menggunakan kayu, bambu, atau pisau tumpul, dengan cara menekan sisi dalam mata bor. 5. Ulangi langkah 2-4, hingga lubang mencapai kedalaman 100cm. 6. Isi lubang dengan sampah organik dari daun-daun kering, pangkasan rumput, atau sampah dapur.

(Gbr sumur resapan Biopori) Lubang yang diisi dengan sampah organik akan menarik fauna tanah seperti cacing masuk ke dalam lubang untuk mencari perlindungan atau bahan makanannya. Fauna tersebut akan berkembang biak menciptakan biopori (ilang) yang dapat mempercepat laju peresapan air dalam lubang, serta mempercepat proses perombakan sampah organik menjadi kompos dan tidak menimbukan bau, maka dari itu setiap 5 kali sehari atau seminggu sekali dilakukan penambahan sampah organik. Lubang biopori sebaiknya dibuat di bagian tanah yang tidak terendam air atau lebih tinggi dari saluran air. Jadi, selama musim kering, lubang tidak terendam air. Jika terendam, makhluk-makhluk seperti cacing, rayap, semut akan kekurangan oksigen. Selain itu, menandakan hilangnya kemampuan meresap air karena sudah jenuh. Untuk mengetahui banyaknya lubang yang diperlukan, misalnya dalam areal 100 meter persegi, ada rumusnya. Menurut Kamir, rumus itu adalah hitungan tingkat curah hujan di daerah tersebut dibanding luas tanah. Tanah 100 meter persegi yang berada di daerah curah hujan 50 milimeter (curah hujan sedang) membutuhkan sekitar 20 lubang biopori. Hitungan itu mempertimbangkan kemampuan tanah dalam meresap air.
7

Supaya lubang resapan biopori berfungsi baik, sampah organik seperti daun dan sayuran busuk disimpan di sekitar mulut lubang. Sehingga, setelah dihancurkan oleh hewan pengurai, bahan organik akan jatuh ke dalam lubang dengan sendirinya. Lubang jangan diisi terlalu padat, karena akan mengurangi jumlah oksigen di dalamnya. Risikonya memang tidak enak: sampah akan mengeluarkan bau busuk. Adanya cacing di lubang biopori, akan membuat lubang-lubang kecil, sehingga akan menjadi resapan air. Teknologi sederhana tersebut untuk membantu konservasi lahan, yang dapat mencegah longsor dan banjir. Alat Pembantu : Bor type L01 dengan dimensi panjang 120 cm panjang tangkal 40 cm. Bor pori portable type S01. Penguat bibir resapan. Bor Gambut. Tangkai tambahan (extension rod) untuk memperpanjang bor gambut. Soil ringer. Smart composer, yaitu gentong plastik untuk menimbun sampah organik.

Mengenai gambar dan harga, tersedia di situs www.biopori.com, hak cipta dilindungi undang undang, dilarang meng-copy dan menciptakan tanpa seizin pihak Tim Biopori IPB. 2.4 Kegunaan Biopori Sebagai Alternatif Sumur Resapan Kegunaan sumur resapan atau biopori : 1. Mencegah banjir banjir sendiri telah menjadi bencana yang merugikan bagi warga. Keberadaan lubang biopori dapat menjadi jawaban dari masalah tersebut. Bayangkan bila setiap rumah, kantor atau tiap bangunan memiliki biopori berarti jumlah air yang segera masuk ke tanah tentu banyak pula dan dapat mencegah terjadinya banjir. 2. Tempat pembuangan sampah organik Banyaknya sampah yang bertumpuk juga telah menjadi masalah tersendiri. Kita dapat pula membantu mengurangi masalah ini dengan memisahkan sampah rumah tangga kita menjadi sampah organik dan non

organik. Untuk sampah organik dapat kita buang dalam lubang biopori yang kita buat. 3. Menyuburkan tanaman sampah organik yang kita buang di lubang biopori merupakan makanan untuk organisme yang ada dalam tanah. Organisme tersebut dapat membuat sampah menjadi kompos yang merupakan pupuk bagi tanaman di sekitarnya. 4. Meningkatkan kualitas air tanah Organisme dalam tanah mampu membuat samapah menjadi mineral-mineral yang kemudian dapat larut dalam air. Hasilnya, air tanah menjadi berkualitas karena mengandung mineral. Konsep pembuatan sumur resapan memang tidak untuk memperbaiki "kualitas" air tanah. tetapi cenderung menambah cadangan atau "kuantitas " air tanah. Hal ini dimaksudkan supaya pada saat musim kering kita tidak kekurangan air. Apabila tidak dibuat sistem serapan, maka yg terjadi adalah pada saat musih hujan kita kebanjiran, dan pada saat musim kemarau kita kekeringan. Jadi sistem serapan ibarat sebuah tabungan yg menabung air saat melimpah, sehinga dapat kita ambil "tabungan" tsb di musim kemarau. Apabila sistim ini mampu berjalan dg baik maka dua masalah besar dapat diselesaikan, Bahkan system ini lebih baik dari sistem banjir kanal yg hanya mengirim semua air hujan/tawar ke laut, dan akhirnya pas musim kering kita benar2 kekurangan air. Biopori dibandingkan dengan sumur resapan konvensional Berbeda dengan sumur resapan, biopori mempunyai berbagai fungsi antara lain : 1. Membantu meresapkan air hujan ke dalam tanah. Air hujan tidak harus dari talang atau saluran air yang masih bersih, akan tetapi air yang bercampur tanahpun dapat di masukkan. 2. Penyubur tanah. Sampah dedaunan, dari pada dibakar, akan lebih bagus dimasukkan dalam lubang ini, sehingga sampah daun akan busuk dan dapat menyuburkan tanah. Lubang akan lebih baik lagi bila dibuat di sekitar pohon buah, pohon peneduh, akan membantu menyuburkan tanaman. 3. Mengurangi penumpukan sampah. Sampah rumah tangga (organik) dapat dimasukkan ke dalam lubang ini, sehingga mengurangi penumpukan sampah rumah tangga. 4. Terhindar berbagai jenis penyakit. Tumpukan sampah yang dibuang terbuka dan telah membusuk, akan mengundang berbagai penyakit dan penyebarnya seperti lalat. Bila sampah rumah tangga seperti sisa makan, sayuran atau dedaunan lain dimasukkan ke dalam lubang yang tertutup, akan mengurangi atau mencegah penyakit.
9

5. Penghasil kompos. Sampah organik yang telah dimasukkan ke dalam lubang resapan ini, dapat diambil setelah 1-2 bulan, dapat dijadikan pupuk hijau (kompos). Kemudian kompos yang telah diambil, lubang dapat digunakan lagi untuk membuang sampah organik. 6. Mengurangi genangan air. Biasanya di tanah lapang, seperti halaman rumah, lapangan bola atau fasilitas olehraga yang masih belum di semen, ada bebarapa tempat yang air sulit meresap. Biopori dapat dibuat di tempat tersebut dan membantu meresapkan air ke dalam tanah. Pembuatan lubang resapan biopori mudah karena hanya perlu melubangi tanah menggunakan bor sedalam 80 centimeter sampai 1 meter dengan diameter 10 centimeter. Waktu yang diperlukan untuk membuat lubang biopori juga tidak terlalu lama, hanya sekitar 10 menit. Lalu agar lubang biopori bertahan lama bibir lubang bisa dilapisi dengan semen atau pipa dan untuk menghindari orang terperosok kedalamnya maka lubang dapat ditutupi dengan kawat jaring. Sentuhan akhirnya, hanya memasukan sampah organik kedalam lubang resapan biopori dan selanjutnya biarlah organisme ditanah yang bekerja. Sedangkan untuk membuat sumur resapan memerlukan tenaga lebih banyak dibandingkan membuat lubang resapan biopori namun membuatnya tidaklah terlalu sulit. Awalnya buatlah sumur resapan sedalam 1,5 - 2 meter dengan diameter 1 meter lalu lapisi sisinya dengan adukan semen, pasir dan koral. Lapisan bawah dapat diisi ijuk dan diatasnya dilapisi batu atau puing. Jika rumah memiliki talangan air makan sambungkan talangan air dengan pipa ke arah sumur resapan dan jika tidak ada talangan air maka perlu dibuat parit agar air mengalir ke sumur resapan. Sumur resapan dan lubang resapan biopori sangat efektif menyerap air. Seperti yang tertulis dalam situs biopori.com bahwa suatu permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan diameter 10 cm yang semula mempunyai bidang resapan 78,5 cm2 setelah dibuat lubang resapan biopori dengan kedalaman 100 cm, luas bidang resapannya menjadi 3.218 cm2. Walaupun lubang resapan biopori ini terbilang kecil tapi bisa menyerap air banyak karena pada sisi lubang resapan biopori terdapat lubang-lubang kecil yang dibuat oleh organisme tanah. Saat air masuk kedalam lubang resapan biopori maka air akan mengalir masuk kedalam lubang-lubang kecil yang dibuat oleh organisme tanah seperti cacing. Untuk sumur resapan berdasarkan berita dari tabloid Nova sumur resapan dapat membantu tanah menyerap air sebesar 20-30 persen.
10

BAB III SIMPULAN

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa: 1. Biopori merupakan teknologi tepat guna yang bermanfaat untuk mengurangi genangan air dan sampah organik. 2. Biopori merupakan lubang vertikal ke dalam tanah yang berfungsi meningkatkan laju peresapan air hujan. 3. Lubang resapan biopori ini dapat mengatasi banjir dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. 4. Pembuatan lubang resapan biopori lebih mudah dibandingkan sumur resapan konvensional. 5. Untuk membuat sumur resapan memerlukan tenaga lebih banyak dibandingkan membuat lubang resapan biopori namun membuatnya tidaklah terlalu sulit. 6. Sumur resapan dan lubang resapan biopori sangat efektif menyerap air.

11

12

You might also like