You are on page 1of 3

Al Islam dan Kemuhammadiyahan Nama : Rawina Nurmarianita Nim : 201210410311098 Kelas : Muttawasitin D (farmasi C) Karakter Orang Beriman Secara

tegas dalam Al Quran Allah SWT menyatakan bahwa manusia merupakan puncak ciptaanNya dengan tingkat kesempurnaan dan keunikan yang prima dibanding makhluk lainya. Allah SWT juga memperingatkan bahwa kualitas kemanusiaannya masih belum selesai atau setengah jadi, sehingga masih harus berjuang untuk menyempurnakan dirinya. Proses penyempurnaan ini sangat dimungkinkan karena pada hakekatnya manusia itu fitri, hanif dan berakal. Sesungguhnya, fitrah yang tertanam dalam diri manusia telah menyadarkan akan kelemahannya dengan mengharapkan agar Allah SWT memberi pertolongan, bantuan, petunjuk, perlindungan, dan pengamanan. Oleh sebab itu, Allah SWT menurunkan agama untuk mendampingi manusia supaya mereka tidak salah dalam mengembangkan fitrah (bakat bawaan)nya itu. Dalam bahasa Al-Quran, agama laksana cahaya yang mengusir kegelapan dan menunjukkan jalan terang. Al Quran juga bagaikan curahan air yang memberikan kesejukan dan kehidupan. Ada banyak sekali norma-norma yang diajarkan Allah SWT dalam agama untuk dijadikan pegangan hidup agar menjadi manusia yang mutaqin. Ibadah adalah salah satu ajaran terpenting yang disampaikan oleh para nabi dan utusan Allah SWT. Ibadah merupakan salah satu fitur dari ajaran seluruh nabi. Karena itu, oleh kalangan umat beragama ibadah menempati posisi yang amat luhur dan tidak dianggap sebagai serangkaian ritual semata yang terpisah dari kehidupan sehari-hari dan hanya terkait dengan alam akhirat. Dari ibadahnya pula orang akan dapat menilai apakah orang tersebut termasuk kedalam golongan orang yang beriman atau sebaliknya. Sifat atau karakteristik orang yang beriman banyak dijelaskan dalam Al Quran diantaranya: 1. Surat Al Muminun ayat 1-11: Surat Al Muminun ayat 1-11 menjelaskan tentang sifat-sifat yang dimiliki orang beriman serta balasan yang akan diperolehnya. Yang dimaksud dengan beriman adalah beriman kepada rukun iman yang enam. Ayat ini, menjelaskan bahwa sungguh beruntunglah orangorang yang beriman. Karena walaupun mereka menurut perhitungan banyak mengerjakan amal kebajikan tetapi semua amalnya akan sia-sia saja di akhirat nanti, karena tidak berlandaskan iman kepada Allah SWT. Adapun sifat orang yang beriman dalam surat Al Muminun tersebut adalah: 1.1. Orang yang khusyuk dalam shalat.

(Yaitu) orang-orang yang khusyu dalam sembahyangnya (QS. Al Muminun: 2).

Seorang muslim itu harus tahu apa sebenarnya esensi yang terkandung dalam setiap gerakan shalat. Sering kita merasa lega setelah kita usai melaksanakan aktivitas shalat. Tapi apakah kita pernah berpikir, sudah benarkah shalat kita. Mungkin banyak dari kita yang ketika shalat masih memikirkan hal-hal lain yang bersifat keduniawian. 1.2. Orang yang jauh dari kesia-siaan (tidak berguna).

Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna (QS. Al Muminun: 3) Orang yang hidupnya selalu dipenuhi dengan aktivitas ukhrawi akan rindu sekali dengan akhirat. Dia senantiasa melakukan hal yang dapat memberikan manfaat bagi dirinya maupun orang lain. Jangan sampai rutinitas yang membawa keberkahan bagi kita atau justru mengandung kemudharatan bagi hidup kita seperti disampaikan dalam surat Al Kahfi ayat 104 yang artinya: Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya Banyak dari kita mengira bahwa kegiatan yang sudah kita lakukan setiap harinya adalah baik, tapi belum tentu baik untuk Allah SWT. Oleh karena itu, sebelum kita melakukan segala aktivitas, renungkanlah hal tersebut. Agar kita tidak termasuk golongan orang-orang yang merugi. 1.3. Orang yang melaksanakan zakat.

Dan orang-orang yang menunaikan zakat (QS. Al Muminun:4) Orang yang mampu dalam segi ekonomi kehidupannya, wajib membantu dan menyisihkan sebagian hartanya untuk mereka yang kurang mampu. Salah satunya adalah zakat. Zakat wajib hukumnya bagi orang-orang yang dilebihkan hartanya oleh Allah SWT. Firman Allah SWT dalam surat Fushshilat ayat 6-7 yang artinya: . Dan kecelakaan besarlah bagi orangorang yang mempersekutukanNya. (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya (kehidupan) akhirat Zakat itu kedudukannya adalah kedua setelah shalat. Banyak dari ayat Al Quran yang menyebutkan zakat setelah kata shalat. Bisa diartikan bahwa shalat dan zakat itu saling mengisi satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. 1.4. Orang yang menjaga kemaluannya.

Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya (QS. Al Muminun:5) Banyak wanita yang beralasan, karena faktor ekonomi mereka akhirnya menjadi wanita penghibur. Dan tak sedikit pula para pria yang karena alasan bosan dengan sang istri akhirnya menemukan wanita lain. Sungguh sangat disayangkan ketika mereka beralasan seperti itu. Seharusnya mereka sadar bahwa segala sesuatunya itu datang dari Allah SWT. Maka seharusnya mereka takut pada Allah SWT ketika melakukan hal yang tidak sesuai dengan perintahNya. 1.5. Orang yang memenuhi janjinya.

Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya (QS. Al Muminun: 8) Janganlah pernah berjanji kalau dirasa kita tidak bisa memenuhi janji itu. Ucapkanlah Insya Allah dengan penuh keyakinan bahwa segala sesuatu itu datangnya hanya dari Allah SWT. Kalau Allah SWT mengizinkan, maka kita akan bisa memenuhi janji itu. Tapi jika Allah SWT belum berkehendak, maka kita tidak bisa berbuat apapun. 1.6. Orang yang memelihara shalatnya.

Dan orang-orang yang memelihara shalatnya (QS. Al Muminun: 9) Shalat memang rukun Islam yang kedua, tapi kita juga harus tahu dasarnya apa yang mengaharuskan mengerjakan shalat. Shalat dilakukan bukan hanya untuk menggugurkan kewajiban saja. Harus disadari dalam hati bahwa shalat sebagai salah satu cara kita berkomunikasi dengan Allah SWT. Shalat adalah tiang agama. Tanpa shalat, seseorang belum bisa dikatakan mukmin. Shalat adalah amalan yang dihisab pertama kali di akhirat nanti. Shalat juga yang membedakan antara orang mukmin dengan orang bukan muslim. Pada ayat selanjutnya, Allah SWT juga menjelaskan Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya (QS. Al Muminun: 10-11) Balasan untuk orang beriman yang memiliki sifat-sifat di atas adalah surga firdaus. Umar, salah satu sahabat nabi Muhammad SAW meriwayatkan sebuah hadits yang berbunyi: Telah diturunkan kepadaku sepuluh ayat, barang siapa yang menegakkannya akan masuk surga, lalu beliau membaca sepuluh ayat ini dari awal surat Al Muminun. 1. Surat Al Anfal ayat 2-4: Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia.(QS.Al Anfal 2-4) Dari ayat tersebut telah jelas bahwa beberapa tanda orang yang beriman kepada Allah SWT adalah: 1. 2. 3. 4. 5. Bila disebut nama Allah gemetarlah hatinya. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah bertambahlah imannya. Mereka selalu bertawakal kepada Allah SWT. Mendirikan shalat. Menafkahkan (berinfaq, shadaqoh)

You might also like