You are on page 1of 156

SKRIPSI

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA POKOK BAHASAN PENYESUAIAN MAKHLUK HIDUP TERHADAP LINGKUNGANNYA MELALUI PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY PADA SISWA KELAS V SDN 5 PRINGGABAYA TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011

Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Hamzanwadi Selong Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh

B A H M I D NPM: 08110430

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD) JURUSAN ILMU PENDIDIKAN SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) HAMZANWADI SELONG 2010

LEMBAR PERSETUJUAN MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA POKOK BAHASAN PENYESUAIAN MAKHLUK HIDUP TERHADAP LINGKUNGANNYA MELALUI PENDEKATAN EKSPLORATOTY DISCOVARY PADA SISWA KELAS V SDN 5 PRINGGABAYA TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011

B A H M I D NPM: 08110430

Skripsi Ini Disetujui Pada Tanggal 9 Januari 2011

Pembimbing I

Pembimbing II

M. SURURUDDIN, M.Pd. NIDN: 0815097401

MIJAHAMUDDIN ALWI, M.Pd. NIDN: 0812017801

Mengetahui Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

HABIBUDDIN, M.Pd. NIDN: 0817067701

HALAMAN PENGESAHAN MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA POKOK BAHASAN PENYESUAIAN MAKHLUK HIDUP TERHADAP LINGKUNGANNYA MELALUI PENDEKATAN EKSPLORATOTY DISCOVARY PADA SISWA KELAS V SDN 5 PRINGGABAYA TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011 B A H M I D NPM: 08110430 Skripsi Ini Telah Dipertanggungjawabkan Di Depan Tim Penguji Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Jurusan Ilmu Pendidikan Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Hamzanwadi Selong Tim Penguji : ASWASULASIKIN, M.Pd. NIDN: 0831127808 (Penguji Utama) M. SURURUDDIN, M.Pd. NIDN: 0815097401 (Pembimbing I / Penguji I) MIJAHAMUDDIN ALWI, M.Pd. NIDN: 0812017801 (Pembimbing II / Penguji II) ................................ . ................................

Mengetahui Ketua STKIP HAMZANWADI SELONG

Drs. H. MUH. SURUJI NIS: 3303021012

SKRIPSI INI KU PERSEMBAHKAN UNTUK: Kedua orang tuaku yang terhormat, isteri dan anak-anakku yang tersayang, adik-adikku serta sahabat-sahabatku. Kalian semua adalah sumber inspirasi bagiku.... segala bentuk dorongan, motivasi, dan do`a yang kalian berikan sungguh sangat berarti bagiku.

MOTTO

Jangan pernah merasa kecewa dan putus asa dengan kegagalan, karena pada dasarnya kegagalan itu merupakan kesuksesan yang tertunda Berjuanglah untuk menggapai harapan dan cita-cita dengan penuh kesungguhan dan keihlasan. TETAP SEMANGAT !!!

KATA PENGANTAR Puji syukur yang sedalam-dalamnya penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan limpahan Taufiq dan Hidayah-Nyalah sehingga penulisan Skripsi yang berjudul Meningkatkan Motivasi Belajar IPA Pokok Bahasan Penyesuaian Makhluk Hidup Terhadap Lingkungannya Melalui Pendekatan Eksploratory Discovery pada Siswa Kelas V SDN 5 Pringgabaya Tahun Pelajaran 2010 / 2011 dapat diselesaikan. Shalawat serta Salam penulis haturkan pada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membimbing kita ke jalan yang lurus yaitu jalan yang diridhoi oleh Allah SWT. Selesainya penulisan Skripsi ini karena bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini dengan segala ketulusan hati penulis sampaikan hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Drs. H. Muh. Suruji selaku Ketua STKIP Hamzanwadi Selong 2. Bapak Habibuddin, M.Pd. Selaku Kaprodi PGSD 3. Bapak M. Sururuddin, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Pertama 4. Bapak Mijahamuddin Alwi, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Kedua 5. Bapak Kepala SDN 5 Pringgabaya yang telah memberi izin untuk mengadakan penelitian di Sekolah yang dipimpin Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik sangat penulis harapkan demi penyempurnaan. Selong, Januari 2011 Penulis

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii HALAMAN PNGESAHAN ............................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv MOTTO ........................................................................................................... v KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi DAFTAR ISI .................................................................................................... vii ABSTRAK ....................................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................. 3 C. Batasan Masalah ...................................................................... 4 D. Rumusan Masalah .................................................................... 4 E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4 F. Manfaat Penelitian ................................................................... 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori ......................................................................... 6 1. Belajar dan Pembelajaran .................................................. 6 2. Motivasi Belajar ................................................................. 10 3. Konsef Pendekatan Eksploratory Discovery ..................... 16 4. Pelajaran Sains (IPA) ......................................................... 23 B. Penelitian Yang Relevan .......................................................... 39 C. Kerangka Berfikir .................................................................... 39 D. Hipotesis Tindakan .................................................................. 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian ..................................................................... 42 B. Jenis Penelitian ........................................................................ 42 C. Desain Penelitian ..................................................................... 43

D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 47 E. Instrumen Penelitian ................................................................ 48 F. Teknik Analisis Data ................................................................ 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian ............................................................... 52 1. Siklus I ............................................................................... 53 2. Siklus II .............................................................................. 57 B. Pembahasan ............................................................................. 61 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 63 B. Saran ........................................................................................ 63 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 65 LAMPIRAN

ABSTRAK BAHMID, 2011 Meningkatkan Motivasi Belajar IPA Pokok Bahasan Penyesuaian Makhluk Hidup Terhadap Lingkungannya Melalui Pendekatan Eksploratory Discovery Pada Siswa Kelas V SDN 5 Pringgabaya Tahun Pelajaran 2010 / 2011, Skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) STKIP Hamzanwadi Selong. Kata Kunci : Motivasi Belajar, Pendekatan Eksploratory Discovery. Permasalahan yang diajukan adalah bagaimanakah pendekatan Eksploratory Discovery dapat meningkatkan motivasi belajar IPA pokok bahasan penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungannya pada siswa kelas V pada SDN 5 Pringgabaya tahun pelajaran 2010 / 2011?. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah pendekatan Eksploratory Discovery dapat meningkatkan motivasi belajar IPA pada siswa kelas V SDN 5 Pringgabaya tahun pelajaran 2010 / 2011. Manfaat secara teoritis yaitu dapat dijadikan bahan perimbangan penyusunan dan pelaksanaan program dalam pembelajaran IPA di suatu lembaga pendidikan. Manfaat secara praktis yaitu dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Penelitian ini merupakan Penilitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengacu pada model Spiral atau siklus yang dalam pelaksanaannya menggunakan metode Eksploratory Discovery yang dilakukan pada kelas V SDN 5 Pringgabaya Tahun Pelajaran 2010 / 2011, dengan jumlah siswa 23 orang yang terdiri dari 11 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu Observasi, angket dan Test. Data selanjutnya diolah berdasarkan tehnik analisa data yang ditetapkan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Dari hasil penerapan metode Eksploratory Discovery pada pokok bahasan penyesuaian diri makhluk hidup dengan lingkungannya di kelas V SDN 5 Pringgabaya Tahun Pelajaran 2010 / 2011, motivasi belajar siswa menjadi meningkat dari motivasi belajar yang rendah dengan skor rata-rata 19,82 menjadi motivasi belajar yang tinggi dengan skor rata-rata 34,34. Data hasil belajar pun menjadi meningkat dari nilai rata-rata siswa 57,60 menjadi 70,00.

10

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sasaran utama pendidikan adalah meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas akan tercapai apabila memiliki kemampuan yaitu pengetahuan yang luas, penguasaan ilmu yang digeluti dan sikap mental yang profesional serta memiliki semangat / motivasi untuk berprestasi. Guru memegang peran penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Peran guru adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling terkait yang dilakukan dalam situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya . Tujuan pembelajaran dapat tercapai jika terjadi interaksi antara guru dengan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Namun dewasa ini interaksi inilah yang masih kurang terjadi di dalam kelas, hal ini karena ada dua faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor internal berupa kesehatan fisik, inteligensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kesiapan dan kelelahan; sedangkan faktor eksternal : lingkungan keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antar keluarga, latar belakang budaya yang ada, lingkungan sekolah; metode, kurikulum, kedekatan guru dengan siswa, kedekatan siswa dengan siswa, sarana dan prasarana serta kondisi lingkungan sekolah.

11

Seluruh faktor tersebut berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa sehingga perlu diupayakan agar dapat mengarah pada peningkatan prestasi belajar. Selain itu dewasa ini pada pembelajaran IPA di kelas, guru sering menggunakan metode ceramah, di mana siswa hanya duduk, mendengar,

mencatat, dan menghapal teori dan rumus tanpa melakukan aktivitas pembelajaran, sehingga siswa merasa bosan, jenuh dan kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini berakibat pada kurangnya kemauan siswa untuk mengetahui, menemukan, memecahkan masalahnya sendiri dan siswa kurang mempunyai kesempatan untuk lebih memahami konsep yang diberikan dan menjelaskan hasil yang diperolehnya. Selain itu makna dan hakikat belajar seringkali hanya diartikan sebagai penerimaan informasi dari sumber informasi yaitu guru. Akibatnya, guru masih memaknai kegiatan belajar mengajar sebagai kegiatan memindahkan informasi dari guru atau buku ke siswa bahkan penilaian kelas oleh guru lebih dititikberatkan pada aspek kognitif dibandingkan proses dalam pencapaian suatu kompetensi dalam pembelajaran. Satu cara yang bisa diambil guru adalah dengan memperbaiki strategi dan metode pembelajaran. Jika dicermati fenomena pembelajaran selama ini ada anggapan siswa bahwa pelajaran MIPA khususnya IPA adalah salah satu mata pelajaran paling sulit. Hal ini dikarenakan pembelajaran yang kurang diminati sehingga menjadikan pelajaran tersebut merupakan momok sebagian besar siswa.

12

Terbukti dengan data dari Third International Mathematics and Science Study (TIMSS) yang melaporkan bahwa rata-rata skor IPA siswa untuk tingkat dasar, Indonesia jauh di bawah nilai rata-rata IPA siswa Internasional dan berada pada ranking 36 dari 48 negara (Harianto, 2009: 1). Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di SDN 5 Pringgabaya diperoleh data berupa nilai IPA siswa yang masih relatif rendah ( nilai rata-rata siswa 57,60), motivasi belajar siswa dengan kategori rendah (skor rata-rata siswa 19,82) dan persediaan media yang masih kurang serta penggunaan metode pembelajaran yang masih kurang tepat yakni hanya

menggunakan metode ceramah. Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di atas, guru hendaknya dapat menciptakan suatu strategi pembelajaran yang mampu menekankan keterampilan proses dalam upaya peningkatan peran aktif siswa di kelas yang pada akhirnya berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Untuk itulah peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul Meningkatkan Motivasi Belajar IPA Melalui Pendekatan Eksploratory Discovery Pada Kelas V SDN 5 Pringgabaya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengidentifikasi masalah-masalah yang menghambat proses pembelajaran pada mata pelajaran IPA pokok bahasan penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungannya pada

13

siswa kelas V SDN 5 Pringgabaya. Dari observasi pembelajaran IPA di kelas V SDN 5 Pringgabaya, peneliti menemukan beberapa masalah, yaitu:
1. Nilai ulangan siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah. 2. Siswa kurang termotivasi dalam belajar IPA 3. Guru belum optimal dalam mengunakan media pembelajaran, karena

ketersediaannya yang masih kurang.


4. Alat peraga IPA kurang tersedia

C. Batasan Masalah

Karena banyaknya masalah yang dapat diidentifikasi dan keterbatasan waktu dan biaya dalam penelitian ini maka perlu dibatasi masalahnya, penelitian ini terbatas pada Penggunaan metode pembelajaran eksploratory discovery dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V di SDN 5 Pringgabaya tahun pelajaran 2010/2011.
D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah pendekatan eksploratory discovery dapat meningkatan motivasi belajar IPA siswa kelas V SDN 5 Pringgabaya tahun pelajaran 2010/2011?

E. Tujuan Penelitian

14

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pendekatan eksploratory discovery dapat meningkatan motivasi belajar IPA siswa kelas V SDN 5 Pringgabaya tahun pelajaran 2010/2011.
F. Manfaat Penelitian

1.

Manfaat Teoritis Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbagan penyusunan dan pelaksanaan program dalam belajar mengajar IPA di suatu lembaga pendidikan sehingga kesimpulan dari penelitian ini dapat menambah wawasan bagi guru atau calon guru dalam mengembangkan desain pembelajaran. 2. Manfaat praktis

a. Memperkaya studi tentang belajar mengajar dalam upaya meningkatkan

prestasi belajar siswa yang tercermin melalui pencapaian hasil belajar.


b. Penerapan

strategi eksploratory discovery dapat digunakan sebagai

alternatif dalam merancang program pengajaran.


c. Dengan penerapan strategi eksploratory discovery dapat meningkatkan

efektifitas pembelajaran sehingga hasil belajar siswa bisa meningkat


d.

Penerapan strategi pembelajaran eksploratory discovery ini dapat memberi pengalaman langsung kepada siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

e. Penelitian ini memberikan gambaran secara langsung sebagai calon guru

tentang prestasi belajar siswa bila diterapkan strategi pembelajaran


15

eksploratory discovery dalam pembelajaran di kelas.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritis


1. Belajar dan Pembelajaran

Menurut pendapat tradisional, belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Di sini yang dipentingkan pendidikan intelektual. kepada anak-anak diberikan bermacam-macam pelajaran untuk menambah pengetahuan yang dimilikinya, terutama dengan jalan menghafal. Ahli pendidikan modern merumuskan perbuatan belajar sebagai berikut: Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Tingkah laku yang baru itu misalnya dari tidak tahum enjadi tahu, timbulnya pengertian baru, serta timbul dan berkembangnya sifat-sifat sosial, susila, dan emosional (Arasyad, 2003: 27) Selanjutnya dalam kamus paedagogik dikatakan bahwa belajar adalah berusaha memiliki pengetahuan atau kecakapan. Seseorang telah
16

mempelajari sesuatu terbukti dengan perbuatannya. Ia baru dapat melakukan sesuatu dari hanya dari proses belajar sebelumnya, tetapi harus diingat juga bahwa belajar mempunyai hubungan yang erat dengan masa peka, yaitu suatu masa dimana suatu fungsi maju dengan pesat untuk dikembangkan. Dari definisi di atas, dapatlah diambil kesimpulan bahwa, berlajar adalah proses perubahan di dalam diri manusia. Apabila setelah belajar tidak terjadi perubahan dalam diri manusia, maka tidaklah dapat dikatakan bahwa padanya telah berlangsung proses belajar Sedangkan pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sistem pendidikan, faktor dan kondisi yang baru, baik yang berkenaan dengan sarana fisik maupun non-fisik sangat berpengaruh dalam mencapai tujuan pendidikan. Untuk itu diperlukan tenaga pengajar yang prestasi dan kecakapan yang lebih memadai, diperlukan kinerja dan sikap yang baru, peralatan yang lebih lengkap dan administrasi yang lebih teratur.
a. Langkah-Langkah Belajar

Roger

(dalam

Dimyati

dan

Mudjiono,

2002:

17)

mengemukakan saran tentang langkah-langkah pembelajaran yang perlu dilakukan oleh guru. Saran pembelajaran yaitu: (1) guru memberi kepercayaan kepada kelas agar kelas memilih belajar secara teratur, (2)

17

guru dan siswa membuat kontrak belajar, (3) guru menggunakan metode inkuiri/belajar menemukan (eksploratory discovery), (4) guru menggunakan metode simulasi, (5) guru mengadakan latihan kepekaan agar siswa mampu menghayati perasaan dan berpartisipasi dengan kelompok lain, (6) guru bertindak sebagai fasilitator belajar, (7) sebaiknya guru menggunakan pengajaran berprogram, agar tercipta peluang bagi siswa untuk timbulnya kreativitas. Keempat pandangan tentang belajar tersebut merupakan bagian kecil dari pandangan yang ada. Untuk kepentingan pembelajaran, para guru dan calon guru masih harus mempelajari sendiri dari psikologi belajar.
b. Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran

Banyak teori dan prisnip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lainnya memiliki persamaan dan juga perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan mengajarnya. Supaya belajar terjadi secara efektif perlu diperhatikan beberapa prinsip antara lain:
1) Motivasi, yaitu dorongan untuk melakukan kegiatan belajar, baik

motivasi intrinsik maupun ekstrinsik, motivasi intrinsik dinilai

18

lebih baik sebab berkaitan langsung dengan tujuan pembelajaran itu sendiri.
2) Perhatian atau pemusatan energi psikis terhadap pelajaran erat

kaitannya dengan motivasi.


3) Aktivitas belajar itu sendiri adalah aktivitas bila pikiran perasaan

siswa tidak terlibat aktif dalam situasi pembelajaran, pada hakikatnya siswa tersebut tidak belajar. Penggunaan metode dan media yang bervariasi dapat merangsang siswa lebih aktif belajar.
4) Umpan balik di dalam belajar sangat penting, supaya siswa segera

mengetahui benar tidaknya pekerjaan yang ia lakukan. Umpan balik dari guru, sebaiknya yang mampu menyadarkan siswa terhadap kesalahan mereka dan meningkatkan pemahaman siswa akan pelajaran tersebut.
5) Perbedaan individual adalah individu tersendiri yang memiliki

perbedaan dari yang lain. Guru hendaknya mampu memperhatikan dan melayani siswa sesuai dengan hakikat mereka masing-masing. Lebih lanjut connel (1974) yang dikutip oleh Made Pidarta (1997) menyebutkan bahwa peranan-peranan pendidik atau guru mencakup: (1) sebagai pendidik yang memberi dorongan, supervisi, pendisiplinan peserta didik, (2) sebagai model perilaku yang akan ditiru oleh anak-anak, (3) sebagai pengajar dan pembimbing dalam proses belajar mengajar, (4)
19

sebagai

pengajar

yang

selalu

meningkatkan profesinya, khususnya memperbaharui materi yang akan diajarkan, (5) sebagai komunikator terhadap orang tua siswa dan masyarakat, (6) sebagai tata usaha terhadap administrasi kelas yang diajarkan, (7) sebagai anggota organisasi pendidikan.

2. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi merupakan salah satu aspek psikis yang memiliki pengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar. Dalam Psikologi, istilah motif sering dibedakan dengan istilah motivasi. Untuk lebih jelasnya apa yang dimaksud dengan motif dan motivasi, berikut ini penulis akan memberikan pengertian dari kedua istilah tersebut. Kata "motif" diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Atau seperti dikatakan oleh Sardiman dalam bukunya Psychology Understanding of Human Behavior) yang dikutip M. Ngalim Purwanto : motif adalah tingkah laku atau perbuatan suatu tujuan atau perangsang. Sedangkan S. Nasution, motif adalah segala daya yang mendorog seseorang untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian motif adalah dorongan atau kekuatan dari dalam diri seseorang yang dapat menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu (Sardiman, 2006: 31). Adapun pengartian motivasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada diri

20

seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan tujuan tertentu. Pendapat-pendapat para ahli tentang definisi motivasi diantaranya adalah : M. Alisuf Sabri, motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan. WS Winkel, motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif, motif menjadi aktif pada saat tertentu, bahkan kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau dihayati. Selanjutnya, M. Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa motivasi adalah pendorong suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia menjadi tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mecapai hasil atau tujuan tertentu. Menurut MC. Donald, yang dikutip oleh Sardiman A.M (2006: 36), motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan. Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli bahwa motivasi adalah suatu perubahan yang terdapat pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan. Dapat disimpulkan bahwa motivasi sebagai suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului dengan adanya tujuan, maka dalam motivasi terkandung tiga unsur penting, yaitu :

21

1) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia, perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam system "neurophysiological" yang ada pada organisme manusia. 2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa "feeling", afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. 3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan. Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. b. Macam-macam Motivasi Belajar Dilihat dari berbagai sudut pandang, para ahli psikologi berusaha untuk menggolongkan motif-motif yang ada pada manusia atau suatu organisme kedalam beberapa golongan menurut pendapatnya masingmasing. Diantaranya menurut Woodwort dan Marquis sebagaimana

dikutip oleh Ngalim Purwanto, motif itu ada tiga golongan yaitu : 1) Kebutuhan-kebutuhan organis yakni, motif-motif yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh seperti : lapar, haus, kebutuhan bergerak, beristirahat atau tidur, dan sebagainya.

22

2) Motif-motif yang timbul yang timbul sekonyong-konyong (emergency motives) inilah motif yang timbul bukan karena kemauan individu tetapi karena ada rangsangan dari luar, contoh : motif melarikan diri dari bahaya, motif berusaha mengatasi suatu rintangan. 3) Motif Obyektif yaitu motif yang diarahkan atau ditujukan ke suatu objek atau tujuan tertentu di sekitar kita, timbul karena adanya dorongan dari dalam diri kita. Arden N. Frandsen yang dikutip oleh Sardiman, A.M (2006: 32), mengemukakan jenis motivasi dilihat dari dasar pembentukannya, yaitu : motif bawaan, (motive psychological drives) dan motif yang dipelajari (affiliative needs), misalnya : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan dan sebagainya. Selanjutnya Sartain membagi motif-motif itu menjadi dua golongan sebagai berikut : a) Psychological drive adalah dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis atau jasmaniah seperti lapar, haus dan sebagainya. b) Sosial Motives adalah dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan manusia lain dalam masyarakat seperti : dorongan selalu ingin berbuat baik (etika) dan sebagainya. Adapun bentuk motivasi belajar di Sekolah dibedakan menjadi dua macam, yaitu : a. Motivasi Intrinsik b. Motivasi Ekstrinsik

23

1. Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar. Dalam buku lain motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan belajar, misalnya : ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh pengetahuan dan sebagainya. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah: a. Adanya kebutuhan b. Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri c. Adanya cita-cita atau aspirasi 2. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar individu siswa, yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya siswa rajin belajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tuanya, pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orang tua, guru dan lain-lain merupakan contoh konkrit dari motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong siswa untuk belajar. Dalam perspektif kognitif, motivasi intrinsik lebih signifikan bagi siswa karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Perlu ditegaskan, bukan berarti

24

motivasi ekstrinsik tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting, karena kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis berubah-ubah dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa sehingga siswa tidak bersemangat dalam melakukan proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di rumah. Bahwa setiap siswa tidak sama tingkat motivasi belajarnya, maka motivasi ekstrinsik sangat diperlukan dan dapat diberikan secara tepat. Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat

mengembangkan aktifitas dan inisiatif sehingga dapat mengarahkan dan memelihara kerukunan dalam melakukan kegiatan belajar. c. Fungsi Motivasi dalam Belajar Motivasi sangat berperan dalam belajar, siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. Makin tepat motivasi yang diberikan, makin berhasil pelajaran itu. Maka motivasi senantiasa akan menentukan intensitas usaha belajar bagi siswa. Adapun fungsi motivasi ada tiga, yaitu : 1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.

25

2) Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. 3) Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan. Selain itu ada juga fungsi lain yaitu, motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi, karena secara konseptual motivasi berkaitan dengan prestasi dan hasil belajar. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

3. Konsep Pendekatan Eksploratory Discovery a. Pendekatan

26

Pendekatan berasal dari katadekat yang artinya suatu yang mudah di dapat secara pisik ( Poerdarminta,1985). Kata dekat yang mendapat imbuhan pe-an berarti hal atau sesuatu tentang kedekatan atau cara

mendekati. Makna tersebut amat dekat dengan suatu metode atau setrategi (Poerwardarminta,1985) dengan kata lain pendekatan bermakana jalan atau cara untuk menempuh sesutau untuk tujuan tertentu. Dari beberapa uraian di atas, jelas bahwa pendekatan merupakan alat yang di gunakan untuk mencapai sebuah tujuan, maka di perlukan pengetahuan tentang cara pengetahuan itu diperoleh. Perumusan tujuan yang jelas merupakan persyaratan penting sebelum guru menentukan metode belajar di kelas. Untuk mencapai hasil mengajar yang tepat, maka di perlukan pendekatan metode tertentu yang sesuai dengan kondisi kelas. Hal ini untuk mencapai tujuan yang telah di tentukan sesuai tujuan pendidikan.
b. Pendekatan Eksploratory

Berasal dara kata eksplorer yang berarti penjelajahan. Dalam hal ini eksploratory di artikan sebagai metode Jelajah alam sekitar (JAS). Eksploratory adalah pendekatan pembelajaran sains yang memanfaatkan objek langsung melalui kegiatan pengamatan, diskusi dan pelaporan hasil. Menurut Marianti (2006) pendekatan eksploratory di dasarkan pada tiga ciri pokok yaitu : 1) Selalu di kaitkan dengan alam sekitar secara lansung, tidak langsung maupun secara media. 2) Selalu ada kegiatan berupa peramalan, pengamatan dan penjelasan

27

3) Ada laporan untuk di komonikasikan baik secara lisan ,tulisan, gambar,foto dan audiovisual
c. Pendekatan Discovery

Discovery mempunyai makna penemuan sesuatu yang sebenarnya sesuatu itu telah ada sebelumnya, tetapi belum diketahui. Sedangkan invensi adalah penemuan yang benar-benar baru sebagai hasil kegiatan manusia. Anna Poejiadi (2001: 23) memberikan penjelasan: Secara harfiah to discover berarti membuka tutup. Artinya sebelum dibuka tutupnya, sesuatu yang ada di dalamnya belum diketahui orang. Sebagai contoh perubahan pandangan dari geosentrisme menjadi heliosentrisme dalam astronomi Nicolas Copernicus. Metode discovery (penemuan ) adalah cara penyajiann pelajaran yang banyak melibatkan sisswa dalam proses proses mental dalam rang ka penemuan (Sudirman ,1989:168). Sedangkan menurut Sund (1975) discovery adalah proses mental dan dalam proses ini individu mengasifilasi konsep dan prinsip- prinsip. Dari uraian ini dapat di simpulkan bahwa metode discovery merupakan komponen dari praktek pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif sisswa, berorentasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan refleftif.
d. Pendekatan Eksploratory Discovery

Penggabungandua pendekatan dalam pembelajaran yakni discovery dan eksploratory melahirkan pendekatan eksploratory discovery yang di
28

Indonesia dijalankan dengan sistem pembelajaran berbasis CTL (contextual teaching and learning) atau yang di sebut pembelajaran kontekstual Sebagai bagian dari konsep pembelajaran kontekstual, pendekatan eksploratory menitikberatkan pada konsep pembelajaran yang membantu guru mengaitkan materi yang di ajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong sisiwa untuk menghubungkan pengetahuan dengan penerapannya dalam kehidupan sehari hari di masyarakat (Depdiknas , 2003:5). Pembelajaran kontekstual dirancang dandi laksanakan berdasarkan filosofi Kontruktivisme yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal. Sisiwa harus mengkontruksi pengetahuan di benak pikiran mereka, karena pada dasarnya pengetahuan pada dasarnya pengetahuan tidak dapat dipisah- pisahkan menjadi fakta atau froporsi yang terpisah, tetapi mencerminkan keteramplan yang dapat di terapkan. (Sugandi, 2004:41). Dalam pandangan konsep tersebut strategi memperoleh lebih di utamakan di banding seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. Tugas guru adalah memfasilitasi : a. Menjadikan pengetahuan bermakana dan relevan bagi sisiwa b. Memberi keseempatan sisiwa menemukan dan menerapkan idenya sendiri c. Menyadarkan sisiwa agar menerapkan setrategi mereka sendiri.

29

Dalam pembelajaran sisiwa menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran. Pengetahuan dan keterampilan yang di peroleh di harapkan hasil yang di dapat bukan semata hapalan tetapi berdasarkan penemuan sendiri sisiwa. Guru harus merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang di ajarkan. Tahap-tahap dalam ekploratory : a. Merumuskan masalah b. Mengamati c. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel dan karya. d. Mengkomonikasikan atau menyajijak hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru. Selanjutnya dalam proses discovery, kegiatan bertanya merupakan setrategi penting sisiwa dalam proses penemuan. Bertanya ( Questioning) merupakan strategi utama penerapan pembelajaran yang berbasisi kontekstual atau CTL ( contekstual teaching and learning ) . bertanya di pandang sbagai kegiatan guru untuk mendorong , membimbing dan menilai kemampuan berpikir sisiwa. Bagi sisiwa, kegiatan bertanya merupakan bagian terpenting dalam melaksanakan pembelajaran berbasis in kuiry yaitu menggali impormasi, mengkompermasi apa yang sudah di ketahui dan mengarahkannya pada aspek yang menjadi tujuan pembelajaran.

Pendekatan ekploratory discovery (penemuan) adalah cara penyajian

30

pelajaran yang banyak melibatkan siswa dalam proses-proses mental dalam rangka penemuannya (Sudirman dkk, 1989:168). Menurut Suryosubroto (2002:193) yang mengutip pendapat Sund (1975), discovery adalah proses mental, dan dalam proses itu individu mengasifilasi konsep dan prinsip-prinsip. Proses mental tersebut misalnya mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan,

mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya.


e. Langkah-Lagkah Dalam Pengaplikasian Metode Eksploratory

Discovery Ada lima tahap yang harus ditempuh dalam metode Eksploratory discovery menurut Sagala (2009:197) yaitu:
1) Perumusan masalah untuk dipecahkan peserta didik, 2) Penetapan jawaban sementara atau pengajuan hipotesis, 3) Peserta didik mencari informasi, data, fakta, yang diperlukan untuk

menjawab atau memecahkan masalah dan menguji hipotesis,


4) Menarik kesimpulan dari jawaban atau generalisasi, 5) Aplikasi kesimpulan atau generalisasi dalam situasi baru. f.

Keunggulan Dan Kelemahan Metode Eksploratory Discovery 1) Keunggulan Mentode Eksploratory Discovery Keunggulan metode Eksploratory discovery menurut Sudirman, (1989:168) adalah sebagai berikut:

31

a) Strategi pengajaran menjadi berubah dari yang bersifat penyajian informasi oleh guru kepada siswa sebagai penerima informasi yang baik tetapi proses mentalnya berkadar rendah, menjadi pengajaran yang menekankan kepada proses pengolahan informasi dimana siswa yang aktif mencari dan mengolah sendiri informasi dengan kadar proses mental yang lebih tinggi. Pengajaran berubah dari teacher centered menjadi student centered. b) Proses belajar meliputi semua aspek yang menunjang siswa menuju kepada pembentukan manusia seutuhnya (a fully functioning person). c) Proses belajar melalui kegiatan eksploratory discovery dapat membentuk dan mengembangkan self concept pada diri siswa. d) Menambah tingkat penghargaan siswa. e) Penggunaan discovery memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar yabg tidak hanya menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar. f) Metode eksploratory discovery dapat mengembangkan

bakat/kecakapan individu g) Metode eksploratory discovery dapat menghindarkan cara belajar tradisional (menghafal) dan memberikan waktu yang memadai bagi siswa untuk mengumpulkan dan mengelola informasi.

32

h) Metode

eksploratory

discovery

dapat

memperkaya

dan

memperdalam materi yang dipelajari sehingga retensinya (tahan lama dalam ingatan) menjadi lebih baik. 2) Kelemahan Metode ekploratory Discovery Kelemahan/kekurangan metode ekploratory discovery menurut Sudirman, (1989:171) adalah sebagai berikut:
a) Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang

menerima informasi dari guru secara apa adanya.


b) Guru juga dituntut megubah kebiasaan mengajarnya yang

umumnya sebagai pemberi informasi menjadi sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa dalam belajar.
c) Metode eksploratory discovery banyak memberikan kebebasan

kepada siswa dalam belajar, tetapi kebebasan itu tidak menjamin bahwa siswa belajar dengan baik dalam arti mengerjakannya dengan tekun, penuh aktifitas, dan terarah.
d) Metode eksploratory discovery dalam pelaksanaanya memerlukan

penyediaan berbagai sumber belajar dan fasilitas yang memadai yang tidak selalu mudah disediakan.
e) Cara

belajar siswa dengan metode eksploratory discovery

menuntut bimbingan guru yang lebih baik seperti pada siswa melakukan penyelidikan dan sebagainya.

33

f) Pemecahan masalah mungkin saja dapat bersifat mekanistis,

formalitas, dan membosankan. Apabila hal ini terjadi, maka pemecahan masalah seperti ini tidak menjamin penemuan yang signifikan dalam pembelajaran siswa.
4. Pelajaran Sains (IPA)

a. Pengertian Pelajaran Sains (IPA) Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar dalam Garis-garis Besar Program Pendidikan (GBPP) kelas V Sekolah Dasar dinyatakan: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains merupakan hasil kegiatan manusia yang berupa pengetahuan, gagasan dan konsepkonsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan. Lebih lanjut pengertian IPA menurut Fisher (1975) yang dikutip oleh Muh. Amin (1987:3) mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik yang didalamnya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPA (Sains) merupakan salah satu kumpulan ilmu pengetahuan yang mempelajari alam semesta, baik ilmu pengetahuan yang mempelajari alam semesta yang bernyawa ataupun yang tak bernyawa dengan jalan mengamati berbagai jenis dan perangkat lingkungan alam serta lingkungan alam
34

buatan. IPA (Sains) merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematik untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan Sains di SD bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan Sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan Sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperolehpemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (Depdiknas 2004:33). Menurut Sumaji (1998:31), IPA (Sains) berupaya untuk membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya mengenai alam sekitarnya. Mata pelajaran IPA adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan

pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Sang pencipta (Depdiknas 2004 97). b. Tujuan Pelajaran Sains (IPA) Tujuan pemberian mata pelajaran IPA atau sains munurut Sumaji (1998:35) adalah agar siswa mampu memahami dan menguasai konsep-konsep IPA serta keterkaitan dengan kehidupan nyata. Siswa juga mampu menggunakan metode ilmiah untuk memcahkan masalah

35

yang dihadapinya, sehingga lebih menyadari dan mencintai kebesaran serta kekuasaan Penciptanya. Pengajaran IPA menurut Depdiknas (2004:98-99) bertujuan agar siswa:
1) Memahami konsep-konsep IPA dan kaitannya dengan kehidupan

sehari-sehari.
2) Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan,

dan ide tentang alam di sekitarnya.


3) Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda

serta peristiwa di lingkungan sekitar.


4) Bersikap

ingin

tahu,

tekun,

terbuka,

kritis,

mawas

diri,

bertanggungjawab, bekerjasama dan mandiri.


5) Mampu menerapkan berbagai macam konsep IPA untuk menjelaskan

gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.


6) Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk

memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.


7) Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga

menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.

36

Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Sekolah Dasar dinyatakan bahwa tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains adalah sebagai berikut:
1) Menanamkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap

teknologi dan masyarakat.


2) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.


3) Menanamkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains

yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.


4) Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains

kehidupan sehari-hari.
5) Mengalihgunakan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman

kebidang pengajaran lainnya.


6) Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan

alam.
7) Menghargai ciptaan Tuhan akan lingkungan alam.

Maksud dan tujuan tersebut adalah agar anak memiliki pengetahuan tentang gejala alam dan berbagai jenis dan peran lingkungan alam dari lingkungan buatan dengan melalui pengamatan

37

agar anak tidak buta dengan pengetahuan dasar mengenai IPA atau Sains. c. Fungsi Pelajaran Sains (IPA) Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar (Depdikbud

1993/1994:97-98) Mata Pelajaran IPA berfungsi untuk:


1) Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai

lingkungan alam dan lingkungan buatan yang berkaiatan dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
2) Mengembangkan keterampilan proses. 3) Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi

siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.


4) Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan

yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan keadaan lingkungan di sekitarnya dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
5) Mengembangkan kemajuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan

dan teknologi (IPTEK), serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. IPA (sains) harus dipandang sebagai cara berpikir untuk memahami alam, cara untuk menginvestigasi anggapan-anggapan kita tentang penomena dan sebagai bangunan pengetahuan yang dihasilkan
38

dari proses inquiri, hal ini dijelaskan juga oleh T. Collette & E. L. Chiappetta (2000: 30) mengatakan: Science should be viewed as a way of thinking in the pursuit of understanding nature, as a way of investigating claims about phenomena, and as a body of knowledge that has resulted from inquiry . Pandangan yang lain menyatakan bahwa sains adalah

pengetahuan yang dikembangkan melalui proses kerja sama yang digunakan secara sistematis untuk membuat temuan-temuan yang ada di alam. Oleh karena itu sains dicirikan sebagai seperangkat nilai dan sikap dari pada orang yang melakukan proses tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh Joseph Albruscato (1997: 2) adalah: Science is the knowledge gathered through a group of processes that people use systematically to make discoveries about the natural world. This knowledge is characterized by the values and attitudes of the people who use these processes. d. Perlunya Sains Diajarkan di Sekolah Dasar Ada berbagai alasan ilmu itu dimasukan kedalam mata pelajaran dalam kurikulum suatu sekolah. Alasan itu dapat digolongkan menjadi empat golongan yakni : a) bahwa sains berfaidah bagi suatu bangsa. Kesejahteraan matril suatau bangsa banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang sains, sebab sains merupakan dasar teknologi, sering disebut sebagai tulang punggung pembangunan. Pengetahuan dasar untuk teknologi adalah sains. b) Bila diajarkan sains menurut cara yang tepat, maka sains merupakan suatu mata pelajaran

39

yang memberikan kesempatan berpikir kritis: misalnya sains diajarkan dengan mengikuti metode menemukan sendiri. Dengan ini anak dihadapkan pada satu masalah; umpama masalahnya; Dapatkah tumbuhan hidup tanpa daun? Anak diminta untuk menyelidiki hal ini. c) Bila sains diajarkan melalui percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka sains tidaklah sebuah mata pelajaran yang bersifat hapalan belaka, d) Mata pelajaran ini memiliki nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan. Sains melatih anak berfikir kritis dan objektif. Pengetahuan yang benar artinya pengetahuan yang diuikur menurut tolak ukur kebenaran ilmu yaitu rasional dan obyektif artinya masuk akal atau logis, diterima oleh akal sehat. Obyektif artinya sesuai dengan obyeknya, sesuai dengan kenyataan, atau sesuai dengan pengalaman pengalaman melaui panca indra (Usman Samotawa, 2006: 3). e. Memberdayakan Anak Melalui Pembelajaran Sains Berbagai penelitian yang dilakukan dalam bidang pembelajaran sains saat ini lebih menekankan pada anak dari gurunya. Dengan upaya lebih menekankan bagaimana anak belajar, kita dapat melihat bahwa pembelajaran sains di kelas dipandang sebagi sustu proses aktif, dan sangat di pengaruhi oleh apa yang sebenarnya dipelajari anak. Dari pandangan ini hasil belajar bukan semata mata bergantung pada apa yang disajikan oleh guru, melainkan di pengaruhi oleh interaksi antara berbagai informasi yang diminati kepada anak

40

dan bagaimana anak mengolah informasi berdasarkan pemahaman yang telah dimiliki sebelumnya. Aspek pokok pembelajaran sains adalah anak dapat menyadarai keterbatasan pengetahuan mereka, memiliki rasa ingin tahu untuk menggali berbagai pengetahuan baru, dan akhirnya dapat mengaplikasikan dalam kehidupan mereka. Ini tentu saja sangat ditunjang dengan berkembang dan meningkatnya rasa ingin tahu anak, mengkaji informasi, mencari keputusan dan mencariu bentuk aplikasi yang paling mungkin diterapkan dalam dirinya dan masyarakatnya. Bila pembelajaran sains diarahkan dengan tujuan seperti ini, dapat diharapkan bahwa pendidikan Sains sekolah dasar dapat memberikan sumbngan nyata dalam memberdayakan anak. Oleh karena itu beberapa aspek penting harus diperhatikan guru dalam memberdayakan anak melalui pembelajaran sains yaitu: 1) Pentingnya memahami bahwa pada saat mulai kegiatan pembelajarannya, anak telah memiliki berbagai konsepsi, pengetahuan yang relevan dengan apa yang mereka pelajari.pemahaman akan pengetahuan apa yang dibawa oleh anak dalam pembelajaran akan sangat berdaya guna untuk membantu anak untuk meraih pengetahuan yang seharusnya mereka miliki. Ini memberi peluang kepada anak untuk mengalami bahwa belajar Sains sangat berarti dan bahkan menyenagkan. Guru sebaiknya tidak terlalu cepat mengabaikan apa yang dipikirkan anak,manakala ia menjumpai apa yang dipikirkan

41

anak adalah sesuatu yang sederhana, bahkan tidak relevan.sesungguhnya apa yang disampaikan anak merupakan cermin bagaiman anak memiliki gagasan sebagi hasil berpikirnya dengan menggunakan penalaran dan pengetahuan yang telah dimilikinya selama ini. 2) Aktivitas anak melalui berbagai kegiatan n yata dengan alam menjadi hal utama dalam pembelajaran Sains. Aktivitas ini dapat dilakukan di laboratorium, dikelas dengan berbagi alat bantu belajar, atau bahkan dilingkungan sekolah. Dengan berbagai aktivitas nyata ini anak akan dihadapkan langsung dengan fenomena yang akan di pelajarai, dengan demikian berbagai aktivitas itu memungkinkan terjadinya proses brlajar yang aktif. 3) Dalam pembelajaran Sains bertanyalah yang menjadi bagian yang penting, bahkan bagian yang paling utama dalam pembelajran. Melalui kegiatan bertanya, anak akan terlatih menyampaikan gagasan dan memberikan respon yang relevan terhadap suatu masalah ayang dimunculkan. Bertanya merupakan ciri utama dalam pembelajaran Sains, dengan berbagai pertanyaan yang diajukan, Sains dapat dikembangkan.oleh karena itu bertanyamemiliki mperan penting dalam upaya membangun pengetahuan selam pembelajaran semain baik dan terarah pertanyaan pertanyaan yang diajukan selama pembelajaran, maka semakin memberikan peluang kepada anak secar baik membanun pengetahuan baru.

42

4) Dalam pembelajran Sains memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam menjelaskan suatu masalah (Usman Samotawa, 2006: 3). f. Kondisi Pembelajaran Sains di SD Menyadari bahwa pada berbagai masalah dalam pendidikan pada umumya, pendidikan sains pada khususnya sangat kompleks, karena itu pemikiran-pemikiran masih terus di sumbangkan untuk mencoba memecahkan permasalahan itu. Pendidikan sains disekolah dasar dihadapkan pada berbagai masalah seperti pasilitas buku, media dan dana sehingga dalam penerapannya tampak ada kurang pengertian. Dikatakan bahwa sains itu ialah ilmu yang berdasrkan observasi atau pengamatan. Selanjutnya observasi sangat besar peranannya dalam penelitian dan penemuan ilmiah. Observasi kadang kadang melibatkan kegiatan yang relatif sederhana yang menghendaki sedikit persiapan dan interpretasi yang tidak rumit, tetapi, ada kalanya observasi ilmiah itu merupakan kegiatan yang sangat kompleks. Pada umumnya pendididkan sains disekolah menggambarkan hanya segmentasi observasi ilmiah pada ujung yang sederhana dari spektrum kegiatan observasi. Dengan demikian ada kemungkinan bahwa para siswa akan memperoleh gambaran yang keliru tentang observasi ilmiah. Sekarang ini dipihak Pemerintah mengadakan KIT IPA seperti dari (SEQIP),

43

bahkan telah digunakan untuk menatar sebagian guru kelas sekolah dasar tentang bagaimana menggunakan KIT IPA tersebut. Dan selama ini terdapat koneksitas antara proses pembelajaran dengan KIT IPA bahkan sampai dengan penilaiannya. Sehingga muncul masalah seperti pada saat seorang guru menilai mata pelajaran IPA mereka hanya mengambil soal dari buku paket IPA yang sudah lazim digunakan guru dari siswa, dan tanpa mengkaitkan soal yang ada pada KIT IPA (Usman Samotawa, 2006: 6). g. Ruang Lingkup Pelajaran Sains (IPA) Ruang lingkup mata pelajaran Sains meliputi dua aspek:
1) Kerja

Ilmiah

yang

mencakup:

penyelidikan/penelitian,

berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas dan pemecahan masalah, sikap dan nilai ilmiah.
2) Pemahaman konsep dan penerapannya yang mencakup: a. Makhluk hidup dan proses kehidupannya yaitu manusia, hewan,

tumbuhan dan interaksinya.


b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat,

gas.
c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,

listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.


d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tatasurya dan

benda-benda langit lainnya.


44

e. Sains,

lingkungan, teknologi, dan masyarakat merupakan

penerapan konsep sains dan saling keterkaitannya dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat melalui pembuatan suatu karya teknologi sederhana termasuk merancang dan membuat. IPA atau sains di SD diberikan sebagai mata pelajaran sejak kelas III sedang kelas I dan II tidak diajarkan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri, tetapi diajarkan secara sistematis. Karena di dalam penelitian ini yang dikaji bahan mata pelajaran kelas V maka di bawah ini konsep-konsep pengembangan pengetahuan IPA atau sains di kelas V semester I antara lain: (1) Organ tubuh manusia dan hewan. (2) Tumbuhan hijau. (3) Penyesuaian makhluk hidup dengan lingkungannya. (4) Struktur bahan. (5) Perubahan benda. (6) Gaya magnet, gravitasi. Konsep dan kegiatan pendidikan IPA atau sains di SD merupakan pengenalan konsep dasar kegiatan IPA. Keseluruhan konsep tersebut merupakan konsep baru dan berfungsi sebagai prasyarat pendukung maupun sebagai dasar bahan kajian IPA di pendidikan menengah. h. Tinjauan Materi Pembelajaran Penyesuaian Makhluk Hidup terhadap lingkungannya.

45

1)

Pengertian Adaptasi adalah penyesuaian diri organisme/mahluk hidup terhadap lingkungannya. Habitat adalah tempat hidup organisme. Ada habitat air (kolam, sungai ,laut),udara dan tanah ( hutan, taman). Berbagai cara mahluk hidup beradaptasi terhadap lingkungan untuk mendapatkan makanan dan mempertahankan diri dari serangan musuh.Rantai makanan dan jaring jaring makanan adalah salah satu konsep penyesuaian mahluk hidup (Azmiyati, dkk, 2008: 48).

2)

Cara Hewan Beradaptasi Dengan Lingkngannya Setiap hewan mempunyai cara menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Penyesuaian ini untuk mendapatkan makanan dan mempertahankan diri. Aspak adaptasi sangat penting bagi hewan dalam berkembangbiak.

a)

Penyusuaian hewan untuk memperoleh makanan Hewan membutuhkan makanan untuk mempertahankan

hidup. Setiap hewan mempunyai cara tersendiri dalam memperoleh makanan. Mahluk hidup menggunakan alat alat tubuhnya untuk memperoleh makanan.
3)

Burung

46

Setiap jenis burung makanannya berbeda beda.Ada yang berupa cairan madu (nektar), biji-bijian, atau daging . Oleh karena itu, bentuk paruh burung berbeda beda sebagai berikut :
a) Burung pipit mempunyai paruh pendek dan kuat. Bentuk paruh

ini sesuai dengan makanan biji bijian. Paruh seperti ini berfungsi menghancurkan makanan.
b) Bebek mempunyai paruh berbentuk seperti sudu. Bentuk seperti

ini sesuai dengan tata cara mencari makanan di tempat becek, berlumpur atau di air. Berdasarkan penjelasan di atas ada kesesuaian antara bentuk paruh burung dengan jenis makanannya. Bentuk kaki juga sesuai dengan tempat tinggalnya,seperti:
a) Kaki kakak tua untuk memanjat dan memegang makanan, maka

ia berkaki kokoh dan tajam kukunya


b) Kaki ayam untuk mengais mkanan, bentuknya datar dan tajam c) Kaki elang kokoh kuat dan tajam untuk mencengkram

mangsanya
d) Kaki pipit kecil kurus untuk bertenggar e) Kaki itik berselaput untuk berenang f) Kaki pelatuk untuk memanjat

47

4)

Serangga Serangga mempunyai cara khusus untuk memperoleh makanan.misalnya mulut kupu kupu punya alat pengisap. Oleh karena itu mulutnya dinamakan mulut pengisap. Kupu kupu menggunakan mulut isap ini untuk mengisap madu pada bunga. Bentuk alat pengisap ini menyerupai belai yang dapat di gulung dan di julurkan.

5)

Unta Unta hidup di daerah kering yaitu padang pasir. Bentuk dan susunan tubuhnya sesuai dengan daerah padang pasir. Pada saat minum onta mampu meneguk air dalam jumlah banyak.

i.

Adaptasi Hewan untuk Melindungi Diri Dari Musuh Setiap jenis hewan selalu berusaha melindungi diri dari serangan musuhnya. Hampir semua jenis hewan memiliki bagian tubuh untuk melindungi diri. Selain itu ada sebagian hewan melindungi diri dengan tingkah laku.
1) Cecak dan kadal memutuskan ekornya jika di serang musuh.

Tindakan hewan untuk memutuskan

bagian tubuhnya di sebut

autotomi. Hal ini dilakukan untuk mengelabuhi musuhnya.


2) Bunglon akan mengubah warna kulitnya sesuai dengan warna

tempatnya hidup untuk mengelabuhi musuhnya. Jika bunglon

48

berada di daun berwarna hijau, maka kulit nya jadi hijau. Jika di tempat warna coklat, maka kulitnya jadi coklat. j. Cara Tumbuhan Baradaptasi Seperti halnya hewan, tumbuhan juga dapat beradaptasi dengan lingkungannya.tumbuhan mempunyai cara untuk melindungi diri dan juga mempunyai cara kusus untuk melindungi diri.
a.

Penyesuaian tumbuhan untuk melindungi diri dari musuhnya Tumbuhan memilki bagian tubuh yang berguna untuk melindungi tubhnya. Bagian tubuh tumbuhan itu berbeda beda. 1) Bambu bila di sentuh akan terasa gatal, karena mempunyai rambut halus yang dapat menjadikan kita gatal. 2) Salak, bunga mawar, dan putri malu mempunyai duri. Duri ini untuk melindungi tubuhnya bila di sentuh musuhnya. 3) Pohon nangka ,pohon karet dan bunga kamboja mengeluarkan getah yang dapat menempel pada tubuh hewan yng mnggngunya. 4) Buah durian berduri tajam 5) Buah belimbing akan sepat dan pahit di masa mudanya

b.

Ciri Khusus Tumbuhan Berdasarkan Tempat Hidupnya Tumbuhan menyesuaikan diri untuk mempertahankan

kelansungan hidupnya. Tumbuhan ada yang hidup di air dan di tempat kering.

49

1) Tumbuhan air seperti

teratai, enceng gondok dan kangkung

dalah jenis tumbuha air .Tumbuhan tumbuhan tersebut menyesuaikan diri dengan lngkungannya dengan cara berbeda beda. 2) Tumbuhan yang hidup di daerah kering harus berhemat dalam menggunakan air. Ada berbagai cara menghemat air, salah satunya dengan mengurangi penguapan (Azmiyawati dkk, 2008: 54).

B. Penelitian Yang Relevan Rahman Hadi (2009) melakukan penelitian dengan judul Upaya meningkatkan Pemahaman Konsep Biologo Melalui Metode Discovery Lerning Pada Siswa Kelas IX SMA N 1 Praya. Skripsi. FKIP Universitas Mataram. Hasil dari penelitian ini adalah terlihat adanya perubahan tingkat prestasi belajar dan pemahaman siswa pada pembelajaran biologi yaitu adanya perubahan nilai rata-rata kelasa siswa, yang semula 68,5 menjadi 81,25. Sri Lestari (2009) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh

Penggunaan Metode Discovery Learning dalam meningkatkan hasil belajar IPA Siswa Pokok Bilangan Bulat Pada siswa Kelas V SDN 1 Bara Bali Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi. PGSD Universitas Mataram. Hasil penelitian ini membuktikan adanya peningkatan hasil belajar siswa yaitu yang semula rata-rata kelas 60,00 menjadi 75,5. C. Kerangka Berpikir

50

Peningkatan motivasi belajar IPA merupakan hasil yang diperoleh setelah melaksanakan proses pembelajaran IPA. Motivasi tersebut ditentukan oleh karakteristik siswa, metode pembelajaran, penggunaan pendekatan

pembelajaran dan kecakapan guru dalam mengajar. Dari keempat komponen tersebut, penerapan metode dan pendekatan pembelajaran adalah salah satu komponen yang penting yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa kelas V SDN 5 Pringgabaya terhadap pembelajaran IPA masih rendah yang dibuktikan dari nilai ulangan mereka yang kurang dari KKM. Kondisi ini harus ditingkatkan dengan menerapkan pendekatan pembelajaran yang lebih variatif dan kreatif, sehingga dapat meningkatkan minat siswa untuk belajar IPA. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, digunakan pendekatan ekploratory discovery, di mana guru merencanakan pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa dengan mengajak siswa mempelajari IPA melalui pemanfatan lingkungan sekitarnya (CTL) dan mengajak siswa untuk lebih kreatif dalam menemukan konsep-konsep baru dalam pembelajaran IPA, sehingga pembelajaran tidak hanya berjalan satu arah, yaitu hanya mendengarkan penjelasan guru dan mencatat. Pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan ekploratory discovery memungkinkan siswa belajar lebih aktif, mengurangi ketegangan dan kejenuhan siswa. Dengan demikian, peneliti menduga bahwa penerapan tersebut akan dapat meningkatkan motivasi belajar IPA siswa kelas V SDN 5 Pringgabaya pada tahun pelajaran 2010/2011.

51

D. Hipotesis Tindakan Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : jika dalam pembelajaran IPA diberikan tindakan-tindakan dengan menggunakan pendekatan ekploratory akan dapat merningkatkan motivasi belajar IPA

siswa kelas V pada materi penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungannya discovery di SDN 5 Pringgabaya Tahun Pelajaran 2010/2011.

52

BAB III METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 5 Pringgabaya. Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil, yaitu pada bulan September-November 2010
2. Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 5 Pringgabaya dengan jumlah siswa 47 orang terdiri dari 27 orang laki-laki dan 20 orang perempuan. B. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Suatu

penelitian adalah sebuah proses. Oleh karena itu, mekanisme proses yang dilakukan harus sesuai dengan tujuan dari penelitian itu. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan suatu metode pembelajaran, untuk itu diperlukan penelitian di kelas. Jadi, penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Arikunto (1999:2-3,96) menjelaskan bahwa penelitian tindakan adalah penelitian berupa tindakan yang dilakukan oleh peneliti, yang secara khusus diamati terus-menerus, dilihat plus-minusnya, kemudian diadakan perubahan yang dikontrol samapai upaya maksimal dalam bentuk tindakan yang tepat. Jadi, penelitian tindakan kelas mengacu pada penelitian

53

tindakan yang dilakukan dalam bidang pendidikan, khususnya dalam pembelajaran di kelas.

C. Desain Penelitian Rencana model penelitian tindakan kelas yang dipakai dalam penelitian ini adalah mengacu pada model spiral atau siklus menurut kammis dan taggart, (1990: 11). Tujuan menggunakan model ini; apabial dalam awal pelaksanaan tindakan ditemukan adanya kekurangan, maka perancanaan dan pelaksanaan tindakan perbaikan masih dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya sampai target yang diinginkan tercapai. Pada setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu perencana, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi. Beberapa model kemmis dan taggart tersebut, langkah-langkah penelitian dilaksanakan dalam empat tahap yaitu : 1. 2. 3. 4. Rencana tindakan (planning) Pelaksanaan (action) Observasi (observation) Refleksi (reflektion) Adapun prosedur penelitrian ini adalah sebagai berikut:
1. Rencana Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus. Setiap siklus dilalui dengan rincian prosedur sebagai berikut.

54

Siklus I
a. Perencanaan

Setiap kegiatan membutuhkan perencanaan, begitu juga dalam penelitian ini dilakukan beberapa perencanaan yaitu :
1. Menyususn atau menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP)
2. Menyiapkan lembar observasi aktifitas siswa dan dan guru 3. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) 4. Menyususn tes evaluasi (tes hasil belajardakan b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, menurut Arikunto (2005: 18) menyatakan penelitian tindakan adalah merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Peneliti melaksanakan pembelajaran dikelas dengan menerapkan langkah-langkah pendekatan pembelajaran eksploratory discovery. Adapun langkah-langkah pembelajaran pada tindakan ini adalah: 1) Pendahuluan a) Menyampaikan tujuan pembelajaran. b) Memotivasi siswa 2) Kegiatan inti a) Memberikan informasi tentang materi yang diberikan

55

b) Membagikan soal latihan. c) Membimbing dan mengawasi siswa dalam pembelajaran. d) Meminta perwakilan dari siswa untuk mamperesentasikan hasil latihannya. e) Membahas latihan soal yang dianggap sulit oleh siswa. f) 3) Memperbaiki jika ada jawaban yang salah. Penutup a) Refleksi b) Bersama-sama siswa menarik kesimpulan c) Memberikan tugas rumah d) Menyampaikan materi yang akan diajarkan pada pertemuan yang akan datang. Pada tahap ini, dilakukan semua hal yang telah direncanakan sebelumnya, yakni melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode Eksploratory Discovery .
c. Observasi

Dalam tahap ini, dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah disiapkan.
d. Evaluasi

Evaluasi dilakukan dalam rangka mengukur prestasi siswa setelah melalui proses pembelajaran.
e. Refleksi 56

Dalam tahap ini dilakukan refleksi terhadap hasil evaluasi proses dan hasil belajar siswa. Hasil refleksi pada Siklus I merupakan bahan untuk persiapan pembelajaran pada siklus II sebagai berikut. Siklus II Pada siklus II, dilalui tahap-tahap sebagai berikut.
a. Perencanaan

Tahap persipan dalam siklus II merupakan kelanjutan dari hasil refleksi pada siklus I. Untuk itu, diperlukan penyempurnaan RPP dan lembar observasi.
b. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan pada Siklus II ini dilakukan dengan melaksanakan pembelajaran, yakni melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode Eksploratory Discovery.
c. Observasi

Dalam tahap ini, dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah disiapkan.
d. Evaluasi

Untuk mengetahui hasil pembelajaran, harus dilakukan evaluasi, baik selama proses pembelajaran maupun setelah pembelajaran selesai.
e. Refleksi

57

Refleksi yang dilakukan pada siklus II dilakukan untuk menemukan kesimpulan dari metode Eksploratory Discovery dalam pembelajaran dengan memperhatikan hasil evaluasi siklus I, observasi siklus I, dan evaluasi siklus II

Bagan 3.1 Bagan Siklus Pembelajaran (Arikunto, 1999:97)

D. Teknik Pengumpulan Data

Data adalah segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian ini (Arikunto, 1999: 34). Di dalam penelitian ini, data yang diperlukan untuk dianalisis adalah data kegiatan siswa dan kegiatan guru serta data kemampuan siswa. Adapun cara yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut adalah:
58

a. Observasi

Observasi adalah peninjauan secara cermat (Poerwadarminta, 1985 473). Djojosuroto dan Sumaryati (2000: 40) menuliskan bahwa terdapat dua jenis metode observasi, yakni metode observasi partisipasi dan metode simulasi. Dalam melakukan observasi, peneliti langsung dalam proses pembelajaran, sehingga termasuk ke dalam observasi partisifan.
b. Angket atau Kuisioner

Angket adalah alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden. Angket seperti halnya interview, dimaksudkan untuk

memperoleh informasi tentang diri responden atau informasi tentang orang lain (Margono, 2004: 167-168). Dalam penelitian ini angket diajukan untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa.
c. Tes

Metode tes adalah seperangkat alat untuk mengambil nilai dengan memberangkat perangkat latihan-latihan soal (Margono, 2009: 20). Dalam penelitian ini dilakukan tes untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa.

59

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Lembar Observasi Lembar observasi adalah alat atau pedoman yang diisi oleh observator yang melakukan observasi (Arikunto, 1999: 58). Dalam penelitian ini, lembar observasi digunakan untuk mengamati keaktifan guru dan siswa dalam pembelajaran. 2. Angket atau Kuisioner Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1997: 128). Dalam penelitian ini bentuk angket atau kuisioner yang dipakai adalah bentuk check list, rating-scale (skala bertingkat) untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa. 3. Tes Tes adalah alat yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur suatu dalam suasana atau cara tertentu (Arikunto, 1999: 53). Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mengukur tingkat hasil belajar siswa.

F. Teknik Analisa Data

60

1. Data Hasil Observasi Data dari hasil observasi dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menganalisis data dan mendeskripsikan hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan eksploratory discovery dalam meningkatan motivasi belajar IPA. b. Menganalisis data dan mendeskripsikan langkah-langkah guru dalam menerapkan Pendekatan eksploratory discovery dalam meningkatan motivasi belajar siswa. 2. Motivasi Belajar Siswa Data tentang motivasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan eksploratory discovery dapat meningkatan motivasi dalam bentuk kuesioner dianalisis secara deskriftif kualitatif dengan menggunakan skala 1-5, antara lain: 5 = sangat setuju, 4 = setuju ,3 = ragu-ragu, 2 = kurang setuju, 1 = tidak setuju. Selanjutnya kriteria motivasi belajar siswa ditentukan berdasarkan pedoman kriteria penilaian pada Tabel 2.1 pedoman kriteria penilaian skala 1-5 motivasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan eksploratory discovery dapat meningkatan motivasi belajar dalam pembelajaran IPA. Kriteria keberhasilan tindakan, apakah nila motivasi belajar siswa minimal berkatagori cukup atau pada interval nilai 21 30. Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Motivasi Belajar No Interval Kategori

61

1 2 3 4 5

41 50 31 40 21 30 11 20 1 10

sangat tinggi tinggi cukup tinggi rendah sangat rendah

3. Hasil Belajar Setelah memperoleh data tes, maka data tersebut dianalisis secara deskripsi kuantitatif dengan mencari ketuntasan belajar siswa digunakan kriteria sebagai berikut: a. Ketuntasan Individu Setiap siswa dalam proses belajar mengajar dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan 6,5 dipilih karena sesuai dengan ketuntasan belajar siswa SDN 5 Pringgabaya Kec. Pringgabaya. b. Ketuntasan Klasikal Dalam tes hasil belajar dalam proses pembelajaran dianalisis dengan menggunakan analisis ketuntasan hasil belajar secara klasikal minimal 85% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas dengan rumus ketuntasan belajar klasikal adalah:

KK = Keterangan:

X Z x 100%

KK : Ketuntasan klasikal X : Jumlah siswa yang memperoleh nilai > 6,5 Z : Jumlah siswa

62

Ketuntasan belajar klasikal tercapai jika 85% siswa memperoleh skor minimal 65 yang akan dilihat pada hasil evaluasi tiap-tiap siklus.

63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dalam tiap siklus terdiri atas 2 kali pertemuan dimana tiap pertemuan berlangsung selama 2 x 35 menit. Subyek penelitiannya adalah siswa kelas V SDN 5 Pringgabaya tahun pelajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 23 orang.

Penenlitian ini dilakukan dengan menerapkan metode ekspository discovery pada pembelajaran IPA pokok bahasan adaptasi makhluk hudup terhadap lingkungannya. Pada penelitian ini, data tingkat motivasi siswa diperoleh dari hasil analisis angket motivasi siswa yang dilaksanakan tiap akhir siklus, selain tingkat motivasi siswa diukur juga tingkat prestasi siswa yang diambil melalui evaluasi menggunakan tes yang diberikan kepada siswa setelah pelaksanaan pembelajaran berakhir. Sedangkan data selama proses belajar mengajar di kelas diperoleh dari lembar observasi, yaitu lembar observasi untuk siswa dan guru. Adapun hasil tiap siklus adalah sebagai beriku. Sebelum mengambil data pada tiap-tiap siklus dilakukan tes awal (Pre Test)untuk mengetahui kemampuan siswa sejauh mana materi pembelajaran yang akan dipelajari. Hasil penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 Oktober s/d 27 Oktober 2010. Hasil penelitian untuk tiap siklus yang telah diperoleh dan diuraikan sebagai berikut:

64

1. Siklus I Sebelum proses belajar dimulai pada siklus I, terlebih dahulu dipersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana

pelaksanaaan pembelajaran (RPP), lembar observasi , dan evaluasi untuk mendukung kelancaran proses pembelajaran. a. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus I mulai pada hari Senin tanggal 18 Oktober 2010, yang terdiri dari dua kali pertemuan untuk pembelajaran dan satu kali untuk evaluasi. Pada tahap pelaksanaan ini terdiri dari beberapa kegiatan yaitu sebagai berikut: Pertemuan pertama Kegiatan Awal 1. Guru menyediakan buku pelajaran dan lembar kerja siswa serta charta tentang penyesuaian diri pada hewan untuk memperoleh makanan dan menyelamatkan diri dari musuhnya. 2. Guru memberikan penjelasan tentang pokok materi pembelajaran (cara hewan mendapatkan makanan dan melindungi diri dari musuhnya) dan hal-hal yang akan dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Kegiatan Inti 1. Dengan dibimbing guru, siswa melakukan kegiatan pengamatan untuk mengetahui tempat hewan hidup, cara mendapatkan makanan dan cara melindungi diri dari musuhnya serta siswa menulis hasil pengamatannya di lembar kerja. 2. Dengan dipandu guru, siswa mendiskusikan hasil pengamatannya tentang bentuk penyesuaian diri hewan dengan lingkungannya.

65

3.

Masing-masing kelompok secara bergantian melaporkan atau mempresentasikan hasil pengamatannya tentang penyesuaian diri hewan dengan lingkungannya.

4.

Melakukan tanyajawab.

Kegiatan Akhir Dengan dipandu guru, siswa menyimpulkan cara-cara penyesuaian diri hewan dengan lingkungannya, baik cara mendapatkan makanan maupun cara menghindari diri dari musuhnya. Pertemuan Kedua Kegiatan Awal 1. 2. 3. Guru menyediakan buku pelajaran dan lembar kerja siswa tentang penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya Guru mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Guru memberikan penjelasan tentang pokok materi yaitu penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya dan menjelaskan hal-hal yang akan dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Kegiatan Inti 1. 2. 3. Dengan dibimbing guru, siswa melakukan pengamatan untuk mengetahui penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya. Siswa mendiskusikan hasil pengamatannya tentang penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya. Masing-masing kelompok secara bergantian melaporkan atau mempresentasikan hasil pengamatannya tentang penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya 4. Melakukan tanya jawab Dengan dipandu guru, siswa menyimpulkan bentuk-bentuk Kegiatan Akhir penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya.

66

b. Tingkat Motivasi Siswa Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat motivasi belajar IPA siswa pada pokok bahasan adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya maka dilakukan analisis untuk motivasi melalui angket (Check List) yang diberikan kepada masingmasing siswa. Pada siklus I hasil analisis motivasi siswa di dapatkan tingkat motivasi siswa cukup tinggi dengan rata-rata 30,39, dengan persentasi tingkat motivasi siswa yang tinggi 65% dan yang cukup tinggi 35%. c. Tahap Pengamatan/observasi Pada tahap obserrvasi peneliti berkerjasama dengan teman sejawat (observer) untuk melakukan pengamatan terhadap kemampuan guru dalam mengelola kelas dan kemampuan kerja siswa. Pada siklus I observer mengamati kegiatan pembelajaran sampai selesai. Pada pelaksanaan observasi ini yang diobervasi adalah kegiatan mengajar guru dan kegiatan belajar siswa. Adapun hasil observasi siswa pada siklus I adalah jumlah siswa dengan kategori cukup aktif sebanyak 12 orang dan kategori aktif 11 orang dengan rata-rata aktifitas siswa sebesar 17,17 sehingga pada siklus satu ini hasil observasi aktifitas siswa sudah cukup baik. Sedangkan hasil observasi kegiatan guru didapatkan data dengan rata-rata 2,78 dengan skor 39 yang berdasarkan pedoman kriterian termasuk ke dalam kategori tingkat aktifitas cukup itinggi.

67

d. Tahap Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I diperoleh data sebagai berikut : 1) Antusias siswa dalam pembelajaran masih kurang termotivasi 2) Beberapa siswa masih kurang bersemangat dalam belajar. 3) Siswa belum termotivasi untuk bertanya kepada guru tentang materi yang belum difahami dan belum bisa menanggapi pertanyaan atau jawaban guru. 4) Guru masih kurang mampu menggondisikan kelas sehingga masih ada siswa yang rebut saat berlangsungnya pembelajaran. 5) Bahasa guru dalam menyampaikan pelajaran cukup jelas dan menggunakan bahasa Indonesia yang benar. 6) Pada hasil evaluasi siklus I dari 30 siswa diperoleh data sebagai berikut: Sesuai tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa maka dalam penelitian ini dilakukan analisis terhadap peningkatan motivasi siswa melalui analisis angket ( check list), adapun hasil analisis angket didapatkan data motivasi siswa dengan rata-rata 39,5, yang termasuk dalam kategori motivasi cukup tinggi karena siswa yang motivasinya tinggi sebanyak 65% dan yang cukup tinggi 35%. (Lampiran 8). a) Hasil observasi siswa pada siklus I menunjukkan hasil yang cukup baik dimana keaktifan siswa mencapai rata-rata 20,47

68

termasuk dalam kategori cukup tinggi (Lampiran 9). Sedangkan untuk data aktivitas guru juga mencapai kategori cukup tinggi dengan rata-rata 2,78 (Lampiran 10). b) Nilai rata-rata siswa pada soal pree test sebanyak 57,60, dengan persentasi ketuntasan 60% (Lampiran 5) , dengan jumlah siswa yang tuntas 14 orang (60%) dan yang tidak tuntas 9 orang (40%). Sedangkan hasil analisis prestasi belajara siswa setelah menggunakan metode eksploratory discovery pada siklus I

adalah rata-rata siswa 63,43 dan persentasi ketuntasan siswa 69% dengan jumlah siswa yang tuntas 16 orang dan yang tidak tuntas 7 orang (31%) (Lampiran 12). Hal tersebut menunjukkan hasil yang belum maksimal dalam penelitian karena ketuntasan kalsikal belum mencapai 85%, sehinnga peneliti melanjutkan penelitian ke siklus II.
2. Siklus II

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai rencana yang telah disusun berdasarkan pembelajaran menggunakan media sederhana. Kegiatan pembelajaran

pada siklus II dilaksanakan dalam satu kali pertemuan, dimana pertemuan berlangsung selama 2 x 35 menit kegiatan ini dilaksanakan pada Senin, 26 Oktober 2010 (pertemuan pertama) dan Selasa, 27 Oktober 2010

(pertemuan kedua)

69

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus ini adalah sebagai berikut:
a.

Tahap Perencanaan Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah : 1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 2) Menyiapkan LKS dan soal-soal latihan 3) Menyiapkan materi untuk siklus II, 4) Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa 5) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru 6) Menyusun soal evaluasi siklus II berupa tes pilihan ganda dan essay 7) Menyiapkan pedoman penskoran evaluasi

b.

Tahap Pelaksanaan Tindakan Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan ini adalah penyempurnaan dari pelaksanaan pada siklus I. dimana pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan rencana pembelajaran yang telah disusun berdasarkan pembelajaran dan dengan menggunakan metode ekploratory discovery, pada pokok bahasan adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya.

c.

Tahap Observasi dan Evaluasi Hasil evaluasi siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut.
1) Hasil Motivasi siswa

70

Berdasarkan hasil analisis didapatkan peningkatan motivasi belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Hal ini terlihat dari peningkatan rata-rata motivasi belajar siswa yaitu 34,34 dengan jumlah siswa yang memiliki motivasi tinggi sebanyak 20 orang (87%) dan siswa dengan motivasi rendah sebanyak 3 orang (13%) (Lampiran 17).

2) Hasil Belajar

Dari hasil tes pada siklus II terdapat peningkatan. Hal ini dapat terlihat dari rata-rata hasil tes yang diberikan kepada siswa pada siklus II adalah sebesar 70,00. Ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 87 % atau sebanyak 21 siswa memperoleh nilai 60 atau siswa yang tuntas sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 3 orang atau 13% . Dengan demikian hasil belajar pada siklus II ini sudah sesuai dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan, sehingga tidak perlu dilakukan siklus selanjutnya.
3) Aktivitas Siswa

Pada siklus II aktivitas siswa lebih meningkat lagi dibandingkan dengan siklus I. Ditandai dengan perolehan skor total hasil observasi yang tinggi yaitu dengan rata-rata 20,30 yang berdasarkan patokan penskoran termasuk dalam kategori tinggi (lamiran 22).

71

Hal ini menunjukkan siswa yang melakukan aktivitas belajar lebih banyak dibandingkan dengan siklus I. Ini berarti siswa lebih menguasai materi dalam pembelajaran IPA

menggunakan media sederhana berhasil dalam menciptakan kondisi kelas yang kondusif. Siswa juga telah bekerja sama dengan kelompoknya secara baik, walaupun dalam diskusi nilai yang tertinggi nasih didominasi siswa pandai.

4)

Aktivitas Guru Pencapaian hasil belajar siswa yang diharapkan seperti yang ditetapkan dalam indikator keberhasilan tidak lepas dari peran guru dalam proses pembelajaran. Mengingat guru merupakan salah satu komponen yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Berdasar hasil lembar aktivitas guru pada siklus II, dapat diketahui bahwa guru sudah dapat mengkondisikan kelas dengan lebih baik. Kemampuan guru seperti memunculkan motivasi, memberikan kelas, apersepsi, menjawab menjelaskan pertanyaaan materi, dan

mengkondisikan

siswa

membantu siswa membuat kesimpulan sudah meningkat ditandai dengan tingginya nilai rata-rata hasil observasi pada siklus II sebesar 4 dengan skor 56 yang berdasarkan kriteria penskoran termasuk dalam kategori sangat aktif. (Lampiran 23). Pada siklus II ini guru memberikan penghargaan kepada siswa yang sudah

72

berhasil memperoleh nilai paling tinggi dalam hasil ulangan yang diberikan. Guru juga sudah memotivasi siswa untuk

menyelesaikan diskusi dengan cepat dan memperoleh nilai yang maksimal. B. Pembahasan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan tujuan

meningkatkan motivasi belajar IPA pada pokok bahasan adaptasi makhluk hidup pada siswa kelas V SDN 5 Pringgabaya tahun pelajaran 2010/2011 dengan menggunakan pendekatan eksploratory discovery. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Sesuai dengan analisis data ditemukan bahwa hasil motivasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal tersebut terlihat dari peningkatan rata-rata motivasi belajar siswa yaitu pada siklus I dengan rata-rata 39,5 sedangkan pada siklus II rata-ratanya 41,08. Sealin itu persentasi tingkat motivasi belajar siswa pada siklus I yaitu jumlah siswa dengan kategori motivasi tinggi sebanyak 65% dan siswa dengan kategori motivasi cukup tinggi sebanyak 35%. Sedangakan pada siklus II jumlah siswa dengan kategori motivasi tinggi sebanyak 85% sedangkan siswa dengan motivasi cukup tinggi sebanyak 15%. sebanyak hasil belajar siswa selama proses belajar mengajar menjadi meningkat Sealin mengukur tingkat motivasi belajar siswa dalam penelitian ini agar lebih melengkapi peneliti juga mengukur tingkat prestasi dan ketuntasan belajar siswa. Adapun hasil dari analisis didapatkan juga peningkatan prestasi

73

belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I dengan nilai rata-ratanya adalah 63,43 dan pada siklus II nilai rata-ratanya adalah 70,00 yang

menandakan bahwa hasil belajar siswa meningkat dari siklus I ke siklus II yang menunjukkan nilai rata-rata tersebut sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Belajar (KKM), atau dapat dilihat perhitungan persentase ketuntasan klasikal dari siklus I ke siklus II sebesar 69 % menjadi 87%. Dimana siswa yang tuntas pada siklus I sebanyak 16 siswa sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 7 orang. Tetapi pada siklus II siswa yang tuntas

sebanyak 20 dan yang tidak tuntas sebanyak 3 orang siswa. Adapun aktivitas siswa pada siklus I diperoleh siswa sudah cukup tinggi), sedangkan pada siklus II berada pada kategori tinggi. Peningkatan ini terjadi karena pemberian motivasi secara intensif untuk siswa agar menjadi aktif, serta dengan adanya refleksi kekurangan dan kesulitan siswa yang dihadapi diperbaiki pada siklus II. Sedangkan untuk aktivitas guru pada siklus I didapatkan persentasi rata-rata skor aktivitas pada siklus I terdapat aktivitas yang cukup tinggi sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan menjadi aktivitas tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa aktivitas guru sudah sangat baik dalam pembelajarn IPA menggunakan metode eksploratiry discovery. Peningkatan tersebut terjadi karena adanya perbaikan yang dilakukan guru pada siklus ke II, kekurangan pada siklus I akan dilengkapi pada siklus II.

74

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab IV, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan motivasi belajar IPA, pokok bahasan penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungannya pada siswa kelas V SDN 5 Pringgabaya tahun pelajaran 2010/2011. Hal tersebut terlihat dari peningkatan rata-rata motivasi belajar siswa yaitu pada siklus I dengan rata-rata 39,5 sedangkan pada siklus II rata-ratanya 41,08. Sealin itu persentasi tingkat motivasi belajar siswa pada siklus I yaitu jumlah siswa dengan kategori motivasi tinggi sebanyak 65% dan siswa dengan kategori motivasi cukup tinggi sebanyak 35%. Sedangakan pada siklus II jumlah siswa dengan kategori motivasi tinggi sebanyak 85% sedangkan siswa dengan motivasi cukup tinggi sebanyak 15%. B. Saran Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti dapat memberikan saran- saran sebagai berikut: 1. Diharapkan pada guru IPA agar dapat menerapkan metode eksploratory discovery dalam proses belajar mengajar pada pokok bahasan adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya, karena metode tersebut sudah terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan pemahaman siswa sesuai dengan hasil penelitian.

75

2. Diharapkan pada proses pembelajaran metode eksloratory discovery agar guru memperhatikan kekurangan-kekurangan yang ada pada hasil observasi aktivitas guru dan siswa. 3. Bagi siswa diharapkan dapat membiasakan diri terampil dalam belajar agar materi yang dianggap sulit bisa dicarikan penyelesaiannya sehingga dipahami oleh seluruh anggota kelompok. 4. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melanjutkan penelitian tentang model metode yang sama diharapkan agar dapat menerapkan metode pembelajaran ini pada saat proses belajar mengajar baik pada pelajaran IPA maupun mata pelajaran lain.

76

DAFTAR PUSTAKA Abruscato, Joseph. (1997). Teaching Children Science. London: Allyn & Bacon Alisuf Sabri, 1996. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya Alisuf Sabri, 2001. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan . Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya Amien, Moh. (1987). Mengajarkan ilmu pengetahuan alam (IPA) dengan menggunakan metode discovery dan inquiry . Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Jakarta. Ann C. Howe & Jones. (1993). Engaging Children in Science. California: Noryhride University Azmiyati, dkk. 2008. IPA 5 Salingtemas. Semarang : PT. Bengawan Ilmu. Collet. T. Alfred & Chiappeta. (2000). Science Instruction in The Midle and Secondary School. New York: Mac Milan Publishing Company Depdikbud. 1994. Kurikulum SD Kelas V. Jakarta : Depdikbud Depdiknas, 2008. Kurikulum 2008 IPA SD.Jakarta: Depdiknas Margono, 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta Muhamad Nur & Muslimin. (2007). Hakikat sains. Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta. Samatoa Usman. (2006). Bagaimana membelajarkan IPA di sekolah dasar. Depdiknas : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Sardiman A.M, 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : C.V. Rajawali, 1990 Sardiman, A.M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada Suharsimi Arikunto, 1997. Prosedur Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta Suharsimi Arikunto. 1999a. Prosedur Penelitian:Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara Suharsimi Arikunto, 1999b. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara

77

Syaiful Bahri Djamarah, 1994. Strategi Pembelajaran,. Surabaya : Usaha Nasional Tim Penulis STKIP Hamzanwadi, 2007. Belajar dan Pembelajaran. Selong Tim Penulis STKIP Hamzanwadi, 2009. Pedoman Skripsi. Selong Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Modern, Inovatif Kontemporen Suatu Pendekatan Konseptual Operasional. Bandung: Alfabeta

78

WS. Winkel, 1986. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : PT. Grame

LAMPIRAN 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus I) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi waktu Siklus Standar kompetensi : 3. : : : : : SDN 5 Pringgabaya Ilmu Pengetahuan Alam V/1 2 jam pelajaran I (satu)

Mengidentifikasi cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan

Kompetensi Dasar : 3.1 Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup 3.2 Mengidentifikasi penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup. Indikator : 1. Memberi contoh cara hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk memperoleh makanan dan melindungi diri dari musuhnya 2. Mendeskripsikan ciri khusus pada beberapa tumbuhan untuk melindungi dirinya, misalnya racun, duri, atau daun yang tajam. 3.
I.

Mengaitkan antara ciri khusus tumbuhan dan tempat hidupnya.

Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa mampu: 1. Menyebutkan musuhnya; 2. 3. Menjelaskan ciri khusus pada beberapa tumbuhan untuk melindungi dirinya, misalnya racun, duri, atau daun yang tajam; Menyebutkan hubungan antara ciri khusus tumbuhan dan tempat hidupnya. contoh cara hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk memperoleh makanan dan melindungi diri dari

II.

Materi Pembelajaran Penyesuaian diri makhluk hidup

III.

Metode Pembelajaran Ceramah, Discovery, Diskusi, Tanya jawab

IV.

Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan pertama Kegiatan Awal 1. Guru menyediakan buku pelajaran dan lembar kerja siswa serta charta tentang penyesuaian diri pada hewan untuk memperoleh makanan dan menyelamatkan diri dari musuhnya. 2. Guru memberikan penjelasan tentang pokok materi pembelajaran (cara hewan mendapatkan makanan dan melindungi diri dari musuhnya) dan hal-hal yang akan dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Kegiatan Inti 1. Dengan dibimbing guru, siswa melakukan kegiatan pengamatan untuk mengetahui tempat hewan hidup, cara mendapatkan makanan dan cara melindungi 2. 3. diri dari musuhnya serta siswa menulis hasil pengamatannya di lembar kerja. Dengan dipandu guru, siswa mendiskusikan hasil pengamatannya tentang bentuk penyesuaian diri hewan dengan lingkungannya. Masing-masing kelompok secara bergantian melaporkan atau mempresentasikan hasil pengamatannya tentang penyesuaian diri hewan dengan lingkungannya. 4. Melakukan tanyajawab. Kegiatan Akhir Dengan dipandu guru, siswa menyimpulkan cara-cara penyesuaian diri hewan dengan lingkungannya, baik cara mendapatkan makanan maupun cara menghindari diri dari musuhnya.

Pertemuan Kedua Kegiatan Awal 1. 2. 3. Guru menyediakan buku pelajaran dan lembar kerja siswa tentang penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya Guru mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Guru memberikan penjelasan tentang pokok materi yaitu penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya dan menjelaskan hal-hal yang akan dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Kegiatan Inti 1. 2. 3. Dengan dibimbing guru, siswa melakukan pengamatan untuk mengetahui penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya. Siswa mendiskusikan hasil pengamatannya tentang penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya. Masing-masing kelompok secara bergantian melaporkan atau mempresentasikan hasil pengamatannya tentang penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya 4. Melakukan tanya jawab Kegiatan Akhir Dengan dipandu guru, siswa menyimpulkan bentuk-bentuk penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya.
V.

Alat/Bahan/Sumber Belajar Buku IPA 5 penerbit PT. Begawan Ilmu Gambar / charta hewan dan tumbuhan

VI.

Penilaian Penilaian berbasis kelas Mengetahui Kepala Sekolah, Dilaksanakan, .......................... Peneliti,

(ALIMUN, S.Pd) NIP. 1963 1231 1984 03229

(BAHMID) NPM. 08110430

LAMPIRAN 2 LEMBAR KERJA SISWA


A. Ringkasan Materi dalam Penelitian Penyesuaian Diri Makhluk Hidup

terhadap Lingkungannya Adaptasi adalah penyesuaian diri organisme/mahluk hidup terhadap lingkungannya. Habitat adalah tempat hidup organisme. Ada habitat air (kolam, sungai ,laut),udara dan tanah ( hutan, taman). Berbagai cara mahluk hidup beradaptasi terhadap lingkungan untuk mendapatkan makanan dan mempertahankan diri dari serangan musuh.Rantai makanan dan jaring jaring makanan adalah salah satu konsep penyesuaian mahluk hidup.
1. Bentuk paruh burung disesuaikan dengan jenis makanannya. 2. Bentuk kaki burung berbeda-beda disesuaikan dengan cara

hidupnya.
3. Tipe mulut serangga dibedakan menjadi berikut. a) tipe mulut penghisap, b) tipe mulut penusuk-penghisap, c) tipe mulut penggigit, dan d) tipe mulut penjilat.

4. Cara hewan melindungi diri dari musuhnya dengan hal-hal berikut. a) membuat bisa, b) mempunyai bentuk tubuh torpedo, c) mempunyai tanduk, dan d) melakukan penyamaran. 5. Eceng gondok mempunyai gelembung udara untuk mengapung di

air.
6. Tumbuhan

jati

menggugurkan

daunnya

untuk

mengurangi

penguapan.
7. Kaktus berdaun kecil, kutikula tebal, dan mempunyai akar panjang.

Tujuannya supaya dapat bertahan hidup di gurun.


B. Kegiatan Siswa KEGIATAN I 1. Tujuan : Mengetahui cara hewan menyesuaikan diri untuk

mendapatkan makanannya. 2. Kegiatan yang dilakukan oleh siswa; Bentuklah kelompok yang terdiri atas 4-5 siswa Bersama kelompokmu pergilah ke lapangan atau lingkungan sekolahmu. Amatilah cara hewan untuk mendapatkanmakanan. Tuliskan hasil pengamatanmu pada tabel berikut Tabel pengamatan NO Jenis Hewan Cara Mendapatkan Makanan

KEGIATAN II 1. Tujuan : Mengetahui cara hewan melindungi diri dari musuhnya. 2. Kegiatan yang dilakukan oleh siswa: Bentuklah kelompok yang terdiri atas 4-5 siswa Bersama kelompokmu amatilah hewan-hewan yang ada di sekitar kalian. Diskusikan cara hewan tersebut melindungi diri dari musuhnya. hasil pengamatanmu pada tabel berikut

Tabel Pengamatan No Jenis Hewan Cara melindungi diri dari musuh

KEGIATAN III
1. Tujuan : Mengetahui cara tumbuhan menyesuaikan diri 2. Kegiatan Siswa :

Bersama kelompokmu amatilah tumbuhan yang ada di sekitar lingkunganmu. Amatilah cara tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Tuliskan hasil pengamatanmu pada tabel berikut.

Tabel Pengamatan: No Jenis Tumbuhan Cara menyesuaikan diri dengan lingkungannya

LAMPIRAN 3 SOAL PREE TEST Jawablah soal di bawah ini dengan benar!
1. Bagaimanakah bentuk penyesuaian diri tumbuhan jati pada musim

kemarau?
2. Sebutkan tipe mulut serangga berdasarkan makanannya! 3. Sebutkan cara hewan melindungi dirinya dari musuh! 4. Bagaimanakah cara enceng gondok beradaptasi dengan lingkungannya? 5. Bagaimanakah cara tumbuhan gurun beradaptasi dengan lingkungannya.

LAMPIRAN 4 KUNCI JAWABAN PREE TEST

1. tumbuhan jati menyesuaikan diri pada musim kemarau dengan cara

menggugurkan daunnya.
2. Tipe mulut serangga dibedakan menjadi berikut. tipe mulut penghisap, tipe mulut penusuk-penghisap, tipe mulut penggigit, dan tipe mulut penjilat. 3. Cara hewan melindungi diri dari musuhnya dengan hal-hal berikut. membuat bisa, mempunyai bentuk tubuh torpedo, mempunyai tanduk, dan melakukan penyamaran. 4. Eceng gondok mempunyai gelembung udara untuk mengapung di air. 5. Kaktus berdaun kecil, kutikula tebal, dan mempunyai akar panjang. Tujuannya supaya dapat bertahan hidup di gurun.

Penskoran: jumlah soal = 5 Skor maksimal =100 Skor perbutir soal = 100/5=20

LAMPIRAN 5 DAFTAR NILAI SISWA HASIL PREE TEST No Nama siswa Nilai Ketuntasan ya 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. Mega Indriani Meli Astuti M. Zaki Wathoni Malik Khusaeni M. Zikrul M. Zaeni Novia Wulandari Pita Alia Sandra Riska Wulandari Ruspandi Rinawati Sri Nurwina Supiani Sopiana Sonia Putri Zulfandi Zaenuddin A. Zaenuddin B. Mahinip Musmul Yadi Haerul Amin Kurnia jayanti 70 60 85 80 75 65 40 40 60 60 70 60 50 40 40 40 50 40 60 50 70 60 tidak

23. Jumlah Rata-rata

Fitriani

60 1325 57,60 14 9

A. Menentukan rata-rata kelas


X=

X
N

Keterangan:
X = nilai rata-rata siswa

X = jumlah nilai semua siswa (Arikunto, 1999: 264)


N = jumlah siswa 1325 X = 23 = 57,60 B. Hasil Analisis Ketuntasan Pree Test a. Individu - banyak siswa seluruhnya 23 orang - banyak siswa yang tidak tuntas = 9 orang - banyak siswa yang tuntas belajar = 14 orang - % banyak siswa yang tuntas belajar = 60 % b. Klasikal n KB = 100% N = 14 x 100% 23 = 0,60 x 100% = 60 %

LAMPIRAN 6

ANGKET MOTIVASI SISWA Nama Sekolah Kelas Semester Tahun Pelajaran : : : : SDN 5 Pringgabaya V I 2010/2011

Petunjuk: jawablah pertanyaan di bawah ini dengan mencentang tanda () pada salah satu pilihan jawaban di sebelah kanan yang paling sesuai dengan keadaanmu!

N 1.

Pernyataan Saya merasa senang setiap belajar IPA. 2. Saya harus rajin belajar agar saya bisa berprestasi. 3. Dengan berprestasi yang baik maka saya akan maju. 4. Sadar bahwa pelajaran yang sedang dipelajari akan berguna pada masa yang akan datang 5. Saya sadar bahwa yang saya pelajari akan bermanfaat untuk masa depan saya. 6. Saya sadar untuk mengaktualisasi diri melalui pembelajaran 7. Saya merasa senang setiap ada hal baru dalam pembelajaran. 8. Saya ingin mendapat pujian jika bisa menjawab pertanyaan 9. Nilai yang saya peroleh sesuai dengan jawaban yang saya buat 10. Saya ingin mendapat hadiah untuk pertanyaan yang dapat saya jawab dengan baik

SS

Pilihan RR KS

TS

Kategori penskoran: tidak setuju =1

kurang setuju = 2 ragu-ragu setuju =3 =4

sangat setuju = 5 Pedoman penskoran : NO 1 2 3 4 5 Skor 41-50 31-40 21-30 11-20 1-10 Katagori Sangat Tinggi Tinggi Cukup tinggi Kurang Sangat kurang

LAMPIRAN 7 HASIL ANALISIS TINGKAT MOTIVASI SISWA SEBELUM TINDAKAN NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Nama Siswa Mega Indriani Meli Astuti M. Zaki Wathoni Malik Khusaeni M. Zikrul M. Zaeni Novia Wulandari Pita Alia Sandra Riska Wulandari Ruspandi Rinawati Sri Nurwina Supiani Sopiana 1 1 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 4 1 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 No Item 5 2 2 2 3 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 6 3 2 3 2 2 2 2 1 2 3 2 1 2 2 7 1 2 3 3 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 8 1 2 2 3 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 9 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 1 10 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Skor 17 20 26 25 19 18 20 15 19 23 18 17 19 19 Tingkat Motiavsi rendah rendah cukup tinggi cukup tinggi rendah rendah rendah rendah rendah cukup tinggi rendah rendah rendah rendah

15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. Jumlah Rata-rata

Sonia Putri Zulfandi Zaenuddin A. Zaenuddin B. Mahinip Musmul Yadi Haerul Amin Kurnia jayanti Fitriani

2 2 2 2 2 2 2 2 2

2 2 2 2 3 2 3 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2

2 2 2 2 2 2 3 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2

1 2 2 2 2 1 2 1 1

2 2 2 2 3 2 3 2 1

2 2 2 2 2 2 2 2 2

2 2 2 2 3 2 2 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2

19 20 20 20 23 19 23 19 18 456 19,82

rendah rendah rendah rendah cukup tinggi rendah cukup tinggi rendah rendah

rendah

Dari data tersebut dapat dihitung persentase tingkat motivasi siswa


1. Motivasi rendah

Jumlah siswa keseluruhan = 23 Jumlah siswa dengan motivasi rendah = 18 %Motivasi siswa yang rendah = 18 x 100% 23 = 0,78 x 100% = 78%
2. Motivasi cukup tinggi

% motivasi siswa yang cukup tinggi = 5 x 100% 23 = 0,22x100% = 22%

LAMPIRAN 8 HASIL ANALISIS TINGKAT MOTIVASI SISWA SIKLUS I NO 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. Nama Siswa Mega Indriani Meli Astuti M. Zaki Wathoni Malik Khusaeni M. Zikrul M. Zaeni Novia Wulandari Pita Alia Sandra Riska Wulandari Ruspandi Rinawati Sri Nurwina Supiani Sopiana 1 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 2 4 4 5 4 3 3 4 2 4 4 3 2 3 2 3 4 5 4 4 4 4 3 2 4 3 3 3 3 2 4 3 3 5 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 2 No Item 5 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 6 3 3 4 2 3 3 3 2 2 3 3 1 3 2 7 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 8 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 9 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 10 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 Skor 34 34 39 36 31 31 31 22 31 32 31 27 31 22 Tingkat Motiavsi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Tinggi Cukup Tinggi

38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. Jumlah Rata-rata

Sonia Putri Zulfandi Zaenuddin A. Zaenuddin B. Mahinip Musmul Yadi Haerul Amin Kurnia jayanti Fitriani

4 3 3 4 4 3 4 4 3

2 2 3 3 5 3 5 5 5

3 3 3 3 4 3 4 4 4

3 2 3 3 4 3 4 4 3

2 2 2 3 2 3 3 2 3

1 2 3 3 2 1 3 2 1

2 2 3 3 3 3 4 3 2

2 3 2 3 2 2 3 2 1

3 4 3 3 4 3 4 4 4

2 2 2 3 2 3 4 2 4

26 23 28 31 32 27 38 32 30 699 30,39

Cukup Tinggi Cukup Tinggi Cukup Tinggi Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Tinggi Tinggi Cukup Tinggi

Cukup Tinggi

Dari data tersebut dapat dihitung persentase tingkat motivasi siswa


3. Motivasi tinggi

Jumlah siswa keseluruhan = 23 Jumlah siswa dengan motivasi tinggi = 15 %Motivasi siswa yang tinggi = 15 x 100% 23 = 0,65 x 100% = 65%
4. Motivasi cukup tinggi

% motivasi siswa yang cukup tinggi = 8 x 100% 23 = 0,35x100% = 35%

LAMPIRAN 9 SOAL EVALUASI SIKLUS I

A. Ayo, pilih salah satu jawaban soal berikut yang tepat.

1.

Gambar di atas termasuk jenis kaki .... a. Burung kutilang


b. ayam c. bebek d. rajawali

2. Bentuk kaki pemanjat dimiliki oleh burung . a. pelatuk b. kutilang c. kakatua d. elang 3. a. panggigit b. penusuk

Gambar di atas termasuk tipe mulut a. penghisap c. penjilat d. penusuk penghisap e. penusuk 4. Belalai pada kupu-kupu disebut . a. antena b. sungut c. probosis d. rahang 5. Taring kobra yang digunakan untuk menyuntikkan bisa terletak pada . a. rahang atas b. rahang bawah

c. lidah yang bercabang d. moncong 6. Penyamaran dengan merubah warna kulit disebut . a. ototomi b. mimikri c. adaptasi d. migrasi 8. 7. . 7. Gambar di atas termasuk gambar.. a. treng giling b. bunglon c. badak d. landak 8. Tingkah laku landak apabila bertemu dengan serigala adalah . a. melarikan diri secepatnya b. mengeluarkan bau busuk c. menggulung seperti batu d. menegakkan bulu-bulunya 9. Tumbuhan yang menggugurkan daunnya pada musim kemarau adalah .... a. pohon kelapa b. pohon jati c. pohon jambu d. pohon mangga 10.

Tumbuhan enceng gondok biasanya hidup di . a. pantai c. Air sungai/kolam b. gurun d. danau B. Ayo, jawablah soal-soal berikut dengan tepat.
1. Apakah yang dimaksud dengan adaptasi? 2. Bagaimanakah ikan beradaptasi dengan air?

3. Mengapa tubuh ikan berbentuk torpedo? 4. Berilah dua contoh adaptasi tingkah laku pada hewan. 5. Bagaimana adaptasi enceng gondok dengan lingkungannya

LAMPIRAN 10 KUNCI JAWABAN

1. b 2. b 3. e 4. a 5. a 6. b 7. b 8. d 9. b 10. c

Jawaban soal Essay


1. Adaptasi adalah penyesuaian diri organisme/mahluk hidup terhadap lingkungannya) 2. Ikan beradaptasi dengan air dengan cara berenang menggunakan siripnya dan

bernafas dengan insang.


3. Karena disesuaikan dengan tempat tinggalnya di air. 4. Bunglon merubah warna kulitnya berdasarkan tematnya.

Landak mengeluarkan bulu-bulunya waktu ada musuh.


5. Eceng gondok mempunyai gelembung udara untuk mengapung di air.

LAMPIRAN 11 PENSKORAN HASIL TES SIKLUS I Nama Sekolah Kelas Semester Pokok Bahasan 1. Pedoman Penskoran Total a. Skor soal pilihan ganda Skor total = 60 60 Skor per butir soal= 10 = 6 b. Skor soal essay Skor total = 40 40 Skor perbutir soal= 5 =8 c. Skor total soal = skor soal pilihan ganda + skor soal essay = 60 + 40 = 100 : : : : SDN 5 Pringgabaya V I Adaptasi Makhluk Hidup terhadap Lingkungannya

LAMPIRAN 12 HASIL ANALISI TES SIKLUS I No. Soa l Pili han Gan da 1 1 No. Soa l Ess ay 4 1

No.

Na ma Sis wa Meg a Indri ani Meli Astu ti M. Zaki Wat honi Mali k

Jml h

Sko r

Jml h

Tota l Sko r 6 1 7 1 8 1 9 1 10 1 9 54

Ketuntasan

2 0

3 1

5 1

1 8

2 8

3 8

4 8

5 4 36 90 Tun tas Tid ak Tun tas Tun tas Tun tas

30

20

50

3 4

1 1

0 1

1 1

1 1

1 1

1 1

1 1

1 1

1 0

1 0

9 8

54 48

8 4

8 6

8 1

8 4

4 2

36 17

90 65

Khu sae ni 5 M. Zikr ul M. Zae ni Novi a Wul and ari Pita Alia San dra Risk a Wul and ari Rus pan di 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 60 8 8 6 1 2 25 85 Tun tas Tun tas

42

18

60

30

20

50

Tid ak Tun tas Tun tas

10

60

25

85

30

20

50

Tid ak Tun tas Tun tas

10

54

36

90

11

Rina wati Sri Nur wina Supi ani Sopi ana Soni a Putri Zulf andi Zae nud din A. Zae nud din B. Mah inip

42

18

60

Tun tas Tid ak Tun tas Tun tas Tid ak Tun tas Tid ak Tun tas Tun tas Tun tas

12

30

20

50

13

42

18

60

14

30

20

50

15

30

20

50

16

42

18

60

17

42

18

60

18 19

1 1

1 1

1 1

1 0

1 1

0 0

1 1

0 0

1 0

0 0

7 5

42 30

8 8

4 2

2 4

2 4

2 2

18 20

60 50

Tun tas

Tid ak

20

Mus mul Yadi Hae rul Ami n Kurn ia jaya nti Fitri ani

42

18

60

Tun tas Tun tas

21

42

20

62

Tun tas

22

42

20

62

Tun tas Tun tas

23 Jumlah

42

2 1459 63,43

18

60

Rata-rata A. Menentukan rata-rata kelas


R=

KKM=60

N keterangan: R = nilai rata rata kelas X = jumlah nilai yang diperoleh siswa N = banyak siswa yang ikut tes

M=

1459 23 = 63,43

B. Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siklus I 1. Individu banyak siswa seluruhnya 23orang banyak siswa yang tidak tuntas = 7 orang banyak siswa yang tuntas belajar = 16 orang % banyak siswa yang tuntas belajar = 69%

2. Klasikal

KB =

n 100% N

= 16x 100% 23 = 0,69 x 100% = 69 %

LAMPIRAN 13 PEDOMAN OBSERVASI KEGIATAN SISWA Nama Sekolah Kelas Semester Tahun Pelajaran
NO Hal yang diobser vasi 1. Antus 1

: : : :

SDN 5 Pringgabaya VI I 2010/2011


2 3 4 5

iasme siswa dala m meng ikuti kegia tan pemb elajar an.
a. Sis

wa me mp erh ati ka n pe nje las an de ng an sek sa ma sel am

a pro ses bel aja r me ng aja r ber lan gs un g.


b. Sis

wa tid ak ter pe ng aru h de ng an sit uas i lua r kel as sel am a pe mb ela jar an ber lan gs

un g
c. Sis

wa tid ak me ng erj ak an pe ker jaa n lai nn ya


d. Sis

wa tid ak rag urag u dal am me res po n.


e. Sis

wa tid ak ce pat bo san de ng an sit

uas i pe mb ela jar an Interaksi siswa dengan guru


a. Sis

wa me ng aju ka n per tan yaa n pa da gur u ter kai t ten tan g ma teri ya ng bel um jel as ata u bel um bis

a dif aha mi.


b. Sis

wa ber usa ha me nja wa b den gan ben ar pert any aan dari gur u
c. Sis

wa me nan gga pi pert any aan gur u


d. Sis

wa me nge mu kak an ide ata u

pen dap at pad a gur u


e. Sis

wa tida k ger ogi apa bila gur u me nde kati my a Interaksi siswa dengan siswa
a. Sis

wa be rta ny a ke pa da te m an ny a ya ng le bi

h m a m pS
is wa me nja wa b per tan ya an te ma nn ya. b. Sis

wa me nc ob a me mp erb aik i kes ala ha n te ma nn ya dal am me ng erj ak an soa

l. Siswa memp erhati kan penjel asan guru Siswa berani mena nggap i penda pat teman nya
e. Sis

wa da pat me ner im a ja wa ba n te ma nn ya ya ng be nar


4. Keber

anian siswa dalam bertan

ya
a. M

en ga ju ka n pe rt an ya an se ca ra jel as da n si ng ka t
b. M

en un ju kk an ke te ra m pi la n da la m m en yu su n pe

rt an ya an
c. M

en ga ju ka n pe rt an ya an se ca ra te rb uk a
d. M

en ga ju ka n pe rt an ya an ya ng m ud ah di fa ha m i
e. M

en ga ju ka n pe rt an ya an se su ai m at er i ya ng di ba ha s
5. Aktiv

itas siswa dalam mengi kuti pemb elajar an


a. Si

s w a m en ga cu ng ka n ta ng

an un tu k m en ge rj ak an tu ga s
b. Si

s w a m en co ba m e m pe rb ai ki ke sa la ha n te m an da la m m en ge rj ak an

tu ga s
c. Si

s w a m er es po n at as sti m ul us ya ng di be ri ka n gu ru at au si s w a lai n
d. Si

s w a m en ca tat pe nj

el as an ya ng di an gg ap pe nt in g da ri gu ru at au si s w a lai n.
e. Si

s w a m en ge rj ak an ha lha l ya ng di ar ah ka

n ol eh gu ru .
6. Partis

ipasi siswa dalam menyi mpul kan hasil


a. Si

s w a m en co ba m en yi m pu lk an m at er i ya ng di ba as
b. Si

s w a be ru

sa ha m e m ba ha s m e m pe rb ai ki ke si m pu la n ya ng sa la h se be lu m ny a
c. M

en ca tat ri ng ka sa n ra ng ku m

an ya ng di be ri ka n ol eh gu ru
d. Si

s w a da pa t m e m bu t ra ng ku m an se nd iri se su ai m at er i pe laj ar an
e. M

m bu at ra ng ku m an de ng an tu lis an ya ng ra pi.

Keterangan : Cara penskoran : Skor 5 diberikan jika semua deskriptor nampak Skor 4 diberikan jika 4 deskriptor nampak Skor 3 diberikan jika 3 deskriptor nampak Skor 2 diberikan jika 2 deskriptor nampak Skor 1 diberikan jika hanya 1 deskriptor nampak

Pedoman Kriteria Aktivitas Siswa: NO 1 2 3 4 5 Skor peserta didik Lebih dari 24 18 sampai 24 12 sampai 17 6 sampai 11 Kurang dari 6 Katagori Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif

LAMPIRAN 14 Hasil Analaisis Observasi Kegiatan Siswa Siklus I


Nama siswa 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Prilaku yang diamati 1 2 3 4 5 6 2 4 4 3 3 4 3 5 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 2 2 3 3 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 2 5 2 3 3 3 2 1 2 2 3 3 1 3 1 2 2 2 3 2 3 4 3 4 3 3 2 2 2 4 2 3 2 2 2 2 4 3 4 3 3 2 3 4 3 2 2 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 Skor 20 18 21 18 17 17 17 17 18 16 16 18 16 18 17 13 14 13 18 17 18 18 Tingkat aktivitas aktif Aktif Aktif aktif Cukup aktif Cukup aktif Cukup Aktif Cukup Aktif Aktif Cukup aktif Cukup aktif Aktif Cukup Aktif Aktif Cukup Aktif Cukup aktif Cukup aktif Cukup aktif Aktif Cukup Aktif Aktif Aktif

Mega Indriani Meli Astuti M. Zaki Wathoni Malik Khusaeni M. Zikrul M. Zaeni Novia Wulandari Pita Alia Sandra Riska Wulandari

10. Ruspandi 11. Rinawati 12. Sri Nurwina 13. Supiani 14. Sopiana 15. Sonia Putri 16. Zulfandi 17. Zaenuddin A. 18. Zaenuddin B. 19. Mahinip 20. Musmul Yadi 21. Haerul Amin 22. Kurnia Jayanti

23. Fitriani

20 395 17,17

Aktif

Jumlah Rata-rata

Cukup Aktif

LAMPIRAN 15 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I

NO

Kemampuan Guru 1 2

Nilai 3 4 5

1. 2. 3.

Melakukan penataan kelas Membuka pelajaran Menyiapkan rencana pembelajaran menggunakan metode eksploratory discovery learning. Melakukan apersepsi Penguasaan kelas Menarik perhatian minat siswa Menyiapkan alat bantu mengajar Menggunakan alat bantu mengajar Penguasaan materi pelajaran Menerapkan metode mengajar Menyajikan materi pelajaran Mengajukan siswa pertanyaan kepada terhadap membuat 0 4 10 0 0

4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. jumlah

Menambah penguatan jawaban siswa Bersama kesimpulan siswa

Skor 1 apabila guru mampu memenuhi 20% dari kriteria Skor 2 apabila guru mampu memenuhi 40% dari kriteria

Skor 3 apabila guru mampu memenuhi 60% dari kriteria Skor 4 apabila guru mampu memenuhi 80% dari kriteria Skor 5 apabila guru mampu memenuhi 100% dari kriteria Pedoman Kriteria Aktivitas guru: NO 1 2 3 4 5 Skor Guru Lebih dari 56 42 sampai 56 28 sampai 41 14 sampai 27 Kurang dari 14 Katagori Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif

Berdasarkan pedoman criteria aktivitas guru pada siklus I adalah termasuk kategori cukup aktif karena skor aktivitasnya = 39. Berdasarkan hasil observasi guru tersebut maka dapat ditentukan rata-rata hasil observasi guru sebagai berikut: Rata-rata = skor keseluruhan item penilaian = 3+3+3+2+2+3+3+2+3+3+3+3+3+3 14 = 39 14 = 2,78 Jadi rata-rata observasi kegiatan guru pada siklus I adalah 2,78

LAMPIRAN 16

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(Siklus II)
Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi waktu : SDN 5 Pringgabaya : Ilmu Pengetahuan Alam : V/1 : 2x35 menit

Standar kompetensi : 3.

Mengidentifikasi cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan

Kompetensi Dasar : 3.1 Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup 3.2 Mengidentifikasi penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup. Indikator : 1. Memberi contoh cara hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk memperoleh makanan dan melindungi diri dari musuhnya 2. 3.
I.

Mendeskripsikan ciri khusus pada beberapa tumbuhan untuk melindungi dirinya, misalnya racun, duri, atau daun yang tajam. Mengaitkan antara ciri khusus tumbuhan dan tempat hidupnya.

Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa mampu: 1. 2. 3. Menyebutkan contoh cara hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk memperoleh makanan dan melindungi diri dari musuhnya; Menjelaskan ciri khusus pada beberapa tumbuhan untuk melindungi dirinya, misalnya racun, duri, atau daun yang tajam; Menyebutkan hubungan antara ciri khusus tumbuhan dan tempat hidupnya.

II.

Materi Pembelajaran Penyesuaian diri makhluk hidup

III.

Metode Pembelajaran Ceramah, Discovery, Diskusi, Tanya jawab

IV.

Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan pertama Kegiatan Awal 1. Guru menyediakan buku pelajaran dan lembar kerja siswa serta charta tentang penyesuaian diri pada hewan untuk memperoleh makanan dan menyelamatkan diri dari musuhnya. 2. Guru memberikan penjelasan tentang pokok materi pembelajaran (cara hewan mendapatkan makanan dan melindungi diri dari musuhnya) dan hal-hal yang akan dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Kegiatan Inti 1. Dengan dibimbing guru, siswa melakukan kegiatan pengamatan untuk mengetahui tempat hewan hidup, cara mendapatkan makanan dan cara melindungi diri dari musuhnya serta siswa menulis hasil pengamatannya di lembar kerja. 2. 3. 4. Dengan dipandu guru, siswa mendiskusikan hasil pengamatannya tentang bentuk penyesuaian diri hewan dengan lingkungannya. Masing-masing kelompok secara bergantian melaporkan atau mempresentasikan hasil pengamatannya tentang penyesuaian diri hewan dengan lingkungannya. Melakukan tanyajawab. Kegiatan Akhir Dengan dipandu guru, siswa menyimpulkan cara-cara penyesuaian diri hewan dengan lingkungannya, baik cara mendapatkan makanan maupun cara menghindari diri dari musuhnya.

Pertemuan Kedua

Kegiatan Awal 1. 2. 3. Guru menyediakan buku pelajaran dan lembar kerja siswa tentang penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya Guru mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Guru memberikan penjelasan tentang pokok materi yaitu penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya dan menjelaskan hal-hal yang akan dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Kegiatan Inti 1. 2. 3. 4. Dengan dibimbing guru, siswa melakukan pengamatan untuk mengetahui penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya. Siswa mendiskusikan hasil pengamatannya tentang penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya. Masing-masing kelompok secara bergantian melaporkan atau mempresentasikan hasil pengamatannya tentang penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya Melakukan tanya jawab Kegiatan Akhir Dengan dipandu guru, siswa menyimpulkan bentuk-bentuk penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya.
V.

Alat/Bahan/Sumber Belajar Buku IPA 5 penerbit PT. Begawan Ilmu Gambar / charta hewan dan tumbuhan

VI.

Penilaian Penilaian berbasis kelas Mengetahui Kepala Sekolah, Dilaksanakan, .......................... Peneliti,

(ALIMUN, S.Pd) NIP. 1963 1231 1984 03229

(BAHMID) NPM. 08110430

LAMPIRAN 17 HASIL ANALISIS TINGKAT MOTIVASI SISWA SIKLUS II NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Nama Siswa Mega Indriani Meli Astuti M. Zaki Wathoni Malik Khusaeni M. Zikrul M. Zaeni Novia Wulandari Pita Alia Sandra Riska Wulandari Ruspandi Rinawati Sri Nurwina Supiani 1 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 2 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 No Item 5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 6 3 3 3 3 3 2 3 4 2 2 4 3 3 7 3 3 4 4 3 4 3 2 2 4 4 3 4 8 3 3 4 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 9 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 10 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 Skor 45 36 40 37 34 39 34 33 33 34 37 32 36 Tingkat motivasi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi

14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.

Sopiana Sonia Putri Zulfandi Zaenuddin A. Zaenuddin B. Mahinip Musmul Yadi Haerul Amin Kurnia jayanti Fitriani

4 4 4 4 3 4 3 4 4 3

4 4 4 3 3 5 3 5 5 5

4 4 4 4 3 4 3 4 4 4

4 3 4 4 3 4 3 4 4 3

2 3 3 3 3 2 3 3 3 3

2 2 3 4 3 3 2 3 2 2

3 2 4 4 3 2 3 4 3 3

2 2 3 3 3 3 2 3 2 2

4 4 4 4 4 4 3 4 4 3

2 2 4 4 3 3 3 4 3 2

31 30 37 37 31 34 28 38 34 30 790 34,34

Tinggi Cukup Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Tinggi Tinggi Cukup Tinggi

Jumlah Rata-rata

Persentase tingkat motivasi siswa siklus II


1. Motivasi sangat tinggi = tidak ada (0%) 2. Motivasi tinggi

Jumlah siswa keseluruhan = 23 Jumlah siswa dengan tingkat motivasi tinggi = 20 %Motivasi siswa yang tinggi = 20 x 100% 23 = 0,87 x 100% = 87%
3. Motivasi cukup tinggi

% motivasi siswa yang cukup tinggi = 3 x 100% 23 = 0,13 x100% = 13%


4. Motivasi Kurang = 0% 5. Motivasi sangat kurang = 0%

LAMPIRAN 18 SOAL EVALUASI SIKLUS II I. Pilihlah Jawaban Yang Benar 1. Cicak melindungi diri dari terkaman musuh dengan cara . a. mengubah warna tubuh b. mengeluarkan bau menyengat c. mengeluarkan cairan tinta d. memutus ekornya 2. Bebek mempunyai jari kaki berselaput, berarti bebek a. pandai berlari b. pandai berenang c. pandai memanjat d. suka bertengger 3. Bunglon menghindari musuhnya dengan cara .. a. mengubah warna kultnya b. mengeluarkan bau busuk c. memutus ekornya d. mengeluarkan cairan tinta 4. Hewan yang mempunyai jenis mulut sama dengan belalang yaitu a. nyamuk b. jengkrik c. kupu-kupu d. lalat 5. Hewan yang melndungi dengan mengeluarkan bau busuk .. a. walang sangit b. belalang daun c. cumi cumi d. landak 6. Kalajengking, labah dan kelabang mempunyai alat pelindung diri berupa..

a. gerakan lari yang cepat b. zat beracun dalam sengatannya c. mengubah warna tubh d. gigi dan cakar yang cakar 7. Duri pada tumbuhan mawar berfungsi untul a. menyesuaikan diri dengan lingkungan b. mengurangi penguapan air c. mengelabuhi musuh d. melindungi diri dari musuh 8. Buah nangka muda melindungi diri dari gangguan dengan cara a. mengeluarkan getah b. mempunyai duri beracun c. menghaslkan gas beracun d. menimbulkan bau tidak enak 9. Bambu melindungi diri menggunakan .. a. duri b. getah c. daun beracun d. rambut halus 10. Bentuk pelindungan diri berupa getah terdapat pada batang tumbuhan. a. jati b. melati c. kamboja d. belimbing. II. JAWABLAH SOAL-SOAL DIBAWAH INI DENGAN BENAR!
1. Sebutkan tujuan mahluk hidup terhadap lingkungannya ?

2. Sebutkan 4 bentuk mulut serangga dan contoh hewannya ? 3. Sebutkan contoh hewan yang melindungi diri dengan memikri ? 4. Bagaimana unta menyesuaokan diri dengan daerah padang pasir ?

5. Sebutkan bentuk penyesuaian diri tumbuhan enceng gondok terhadap tempat hidupnya.?

LAMPIRAN 19 KUNCI JAWABAN


1. D 2. B 3. A 4. B 5. A 6. B 7. D 8. A 9. D 10. C 1. Tujuan makhluk hidup menyesuaikan diri adalah untuk beradaptasi dengan lingkungannya. 2. Empat bentuk mulut serangga dan contoh hewannya a. Tipe mulut penghisap

Contoh kupu-kupu. digulung kembali.


b. Tipe mulut penggigit

Contoh belalang dan jangkrik.


c. Tipe mulut penjilat

Contohnya pada lalat dan lebah madu.


d. Tipe mulut penusukpenghisap

Contoh nyamuk.
3. Contoh hewan yang melindungi diri dengan memikri adalah landak 4. Unta menyesuaikan diri dengan daerah padang pasir adalah dengan menyimpan air di

kantungnya.
5. Penyesuain diri enceng gondok terhadap lingkungannya adalah melalui membuat

gelembung berbentuk gondok.

LAMPIRAN 20 PENSKORAN HASIL TES SIKLUS II

1. Pedoman Penskoran Total a. Skor soal pilihan ganda Skor total = 60 60 Skor per butir soal= 10 = 6 b. Skor soal essay Skor total = 40 40 Skor perbutir soal= 5 =8 c. Skor total soal = skor soal pilihan ganda + skor soal essay = 60 + 40 = 100

LAMPIRAN 21 HASIL ANALISI TES SIKLUS II No. Soa l Pili han Gan da 1 No. Soa l Ess ay 4

No.

Na ma Sis wa Me ga Ind ria ni Mel i Ast uti M. Za ki Wa tho ni Mal ik

Jml h 2

Sko r

Jml h

Tot al Sko r 6

Ket unta san 7 8 9 10 1 2 3 4 5 Tun tas

54

36

90

42

28

70

Tun tas

10

60

30

90

Tun tas

48

22

70

Tun tas

Kh us ae ni M. Zik rul M. Za eni No via Wu lan dar i Pit a Ali a Sa ndr a Ris ka Wu lan Tun tas Tun tas

10

60

25

85

42

24

66

42

28

70

Tun tas

Tun tas 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 60 8 8 6 1 2 25 85

42

28

70

Tun tas

dar i Ru sp an di Rin aw ati Sri Nu rwi na Su pia ni So pia na So nia Put ri Zul fan Tun tas

10

54

36

90

11

42

32

74

Tun tas Tun tas

12

42

18

60

13

42

28

70

Tun tas Tun tas Tid ak Tun tas Tun tas

14

42

18

60

15 16

1 1

0 1

1 1

0 1

0 1

0 0

0 0

0 1

1 0

1 1

4 7

24 42

8 8

4 6

4 6

4 4

6 4

26 28

50 70

di Za en ud din A. Za en ud din B. Ma hin ip Mu sm ul Yad i Ha eru l Am in Kur nia jay

17

42

28

70

Tun tas

18

42

28

70

Tun tas Tun tas Tid ak Tun tas

19

42

18

60

20

30

20

50

21

42

28

70

Tun tas Tun tas

22

42

28

70

ant i Fitr ian i Tid ak Tun tas

23

30

2 1610 70,00

20

50

Jumlah Rata-rata A. Menentukan rata-rata kelas


R=

KKM = 60

N keterangan: R = nilai rata rata kelas X = jumlah nilai yang diperoleh siswa N = banyak siswa yang ikut tes

M=

16105 23 = 70,00

B. Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siklus I 1. Individu banyak siswa seluruhnya 23 orang banyak siswa yang tidak tuntas = 3 orang banyak siswa yang tuntas belajar = 20 orang % banyak siswa yang tuntas belajar = 87 %

2. Klasikal

KB =

n 100% N

= 20x 100% 23 = 0,87 x 100%

= 87 %LAMPIRAN 22 Hasil Analaisis Observasi Kegiatan Siswa Siklus II No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. Nama siswa Mega Indriani Meli Astuti M. Zaki Wathoni Malik Khusaeni M. Zikrul M. Zaeni Novia Wulandari Novia Wulandari Pita Alia Sandra Riska Wulandari Ruspandi Sri Nurwina Supiani Sopiana Sonia Putri Zulfandi Zaenuddin A. Zaenuddin B. Mahinip Musmul Yadi Haerul Amin Kurnia jayanti Prilaku yang diamati 1 2 3 5 5 5 5 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 5 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 6 4 3 3 2 2 2 4 3 2 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 Skor 20 20 22 20 20 20 22 22 19 20 23 18 22 22 17 21 21 20 20 17 21 19 Tingkat aktivitas aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Cukup Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Cukup Aktif Aktif Aktif

23.

Fitriani

21 467 20,30

Aktif

Jumala Rata-rata

LAMPIRAN 23 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II NO Kemampuan Guru 1 1. 2. 3. Melakukan penataan kelas Membuka pelajaran Menyiapkan rencana pembelajaran menggunakan metode eksploratory discovery learning. Melakukan apersepsi Penguasaan kelas Menarik perhatian minat siswa Menyiapkan alat bantu mengajar Menggunakan alat bantu mengajar Penguasaan materi pelajaran Menerapkan metode mengajar Menyajikan materi pelajaran Mengajukan siswa pertanyaan kepada terhadap membuat 0 0 1 14 1 2 Nilai 3 4 5

4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. jumlah

Menambah penguatan jawaban siswa Bersama kesimpulan siswa

Skor 1 apabila guru mampu memenuhi 20% dari kriteria Skor 2 apabila guru mampu memenuhi 40% dari kriteria

Skor 3 apabila guru mampu memenuhi 60% dari kriteria Skor 4 apabila guru mampu memenuhi 80% dari kriteria Skor 5 apabila guru mampu memenuhi 100% dari kriteria Pedoman Kriteria Aktivitas guru: NO 1 2 3 4 5 Skor peserta didik Lebih dari 56 42 sampai 56 28 sampai 41 14 sampai 27 Kurang dari 14 Katagori Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif

Berdasarkan hasil observasi guru tersebut maka dapat ditentukan rata-rata hasil observasi guru sebagai berikut: Berdasarkan pedoman criteria maka aktivitas guru pada siklus II termasuk dalam kategori sangat aktif karena skor perolehan = 56. Rata-rata = skor keseluruhan item penilaian = 4+4+4+4+4+3+4+4+4+4+5+4+4+4 14 = 56 14 = 4

Jadi rata-rata observasi kegiatan guru pada siklus II adalah 4

You might also like