You are on page 1of 10

ENDAPAN PLESER DAN RESIDU

Disusun Oleh: Nama NIM Jurusan : M. RAMLAN ALZUFRI : 410011084 : Teknik Geologi

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 2012/2013

ENDAPAN SEDIMENTER ( PLACER )


1. PENGERTIAN ENDAPAN SEKUNDER
Endapan sekunder (secara umum) adalah : a) Endapan yang terbentuk akibat konsentrasi mineral berharga (bijih), b) Yang berasal dari perombakan batuan asal, c) Mengalami pengendapan kembali melalui prosesproses d) Pelapukan (kimia atau mekanis), e) Transportasi, f) Sorting (pelindian/leaching), dan g) Pengkonsentrasian (pengkayaan).

2. Kategori Utama Endapan Sekunder


Endapan Sedimenter (Placer) ; Pelapukan mekanis, Memiliki perbedaan berat jenis, Transportasi mekanis (air, angin, laut), Konsentrasi gravitasi.Endapan Residual/Laterit Pelapukan mekanis dan kimiawi, Memiliki perbedaan mobilitas, Pengalami pelindian (leaching), Konsentrasi (residual maupun supergene enrichment

3. ENDAPAN SEDIMENTER
Merupakan endapan-endapan yang terbentuk(terkonsentrasi) oleh proses-proses mekanis,terutama yang terjadi pada mineral-mineral berat (heavy minerals) yang memiliki ketahanan (resistensi) terhadap pelapukan. Contoh endapan Placer Adalah :

Kasiterit (SnO2), kromit (FeCr2O4), intan, emas,ilmenit (FeTiO3), magnetit (Fe3O4), monazite[(Ce,La,Nd,Th)PO4], platinum, rutil (TiO2), xenotim[Y(PO4)] dan zirkon (ZrSiO4), serta batu mulia(garnet, ruby, sappire, dll).

Endapan Placer Residual adalah Endapan ini terbentuk di atas batuan asal.Akibat penguraian dan penghancuran secara mekanisbatuan asal mengalami perombakan ukuranbutir yang lebih kecil atau halus. Fragmen yang relatif lebih ringan dan mudah larutakan tertransportasi konsentrasi mineral berat.Morfologi atau topografi yang relatif datar.Pada topografi miring , terjadi perpindahan konsentrasi mineral berat (residual) endapaneluvial (collovial). Faktor pengontrol : Ketahanan terhadap pelapukan secara kimia Tidak mengalami penguraian (deformasi) komposisi kimia, Ketahanan terhadap pelapukan secara mekanis (fisik)tidak mengalami kerusakan secara fisik, Konsentrasi gravitasi secara alamiah (perbedaan beratjenis) memungkinkan pengendapan kembali untukmencapai konsentrasi yang ekonomis. Media transportasi (solid, air, dan gas/udara) mediautama, Perangkap atau lingkungan pengendapannya

4. Stream atau Endapan Placer Alluvial


Endapan placer aluvial merupakan tipe endapan yangsangat penting untuk emas dan intan.Fraksiukuran butir pada mineral-mineral berat relatiflebih halus daripada mineral-mineral ringan.Mineral-mineral berat akan terkonsentrasi pada lokasidimana terjadi suatu gangguan pada aliran (irregularflow) atau pengurangan energi, seperti natural riffle,lubang pada dasar sungai atau air terjun, pada tubrukan arus sungai (pay streak), meander sungai, dll.

SEDIMENTER (PLACER)
Hal - Hal yang mempengaruhi deposit endapan placer : 1. Lubang (perangkap) di dasar sungai/air terjun 2. Arah Aliran 3. Jebakan Alamiah 4. Batuan Dasar 5. Sungai.

5.

Endapan

pantai

(beach

placer)

dan

EndapanLepas

Pantai(offshoreplacer)
Pada endapan pantai, endapan yang ekonomisakan terkonsentrasi di sepanjang garis pantai,atau pada muara sungai, atau reworking padaendapan yang lebih tua.Dalam hal ini, pergerakan muka air laut danombak memegang peranan penting.Sedangkan endapan lepas pantai (offshore placer) merupakan kemenerusan dari endapanendapanpantai, dimana keberadaan arusbawah menjadi penentu utama.

ENDAPAN RESIDU
Bahan galian adalah produk dari suatu magma dimana magma merupakan larutan silica panas yang kaya akan elemen-elemen volatile dimana magma tersebut berada jauh di bawah permukaan bumi yang kemudian melalui reaksi panas dari massa padatan. Macam-macam proses pembentukan bahan galian: 1. Metamofic concentration 2. Sublimation 3. hydrothermal processes a. Cavity filling b. Replacement 4. Sedimentation 5. Metamorphism

1.

Magmatic Concentration
Terbentuknya bahan galian karena adanya diff dari magma. Magma sebagai cairan panas dan pijar merupakan sumber dari jebakan bijih yang terjadi dari bermacam-macam komponen, dimana dari masing-masing komponen mempunyai daya larut yang berlainan. Pada waktu magma naik ke permukaan bumi, maka temperature dan tekanannya akan turun. Akibatnya terjadi kristalisasi, dimana komponen yang sukar larut akan mengkristal lebih dahulu sebagai terbentuk endapan bijih.

Proses magmatic concentration dibagi atas:

I. Early magmatic
Early magmatic disebabkan karena terjadi langsung dari proses magmatic mineral yang terjadi lebih cepat dari membekunya batuan silikat dan dipisahkan oleh kristalisasi diff.

A. Dissemination
Dimana mengkristalnya mineral-mineral terpencar tanpa adanya konsentrasi. Contoh: 1. Cebakan intan di Africa Selatan didapat pada batuan ultrabasa yang disebut kimberlite. Intan ini dianggap sebagai Phenocryst yaitu kristal-kristal besar yang mengkrital dalam magma yang dalam sekali yang kemudian terangkat bersama magma sehingga didapat sebagai kejadian yang sekarang. 2. Cebakan Corundum dalam batuan nepheline syenit di Ontaria, Canada.

B. Segregation
Terjadi dari hasil gravity diff dan akumulasi dari mineral-mineral. Ciri-ciri jebakan ini: hubungan dengan magma jelas endapan terdapat dalam lingkungan intrusi karena adanya gravity dif, maka dalam teksturnya menunjukkan

pseudootrasigrafi. Contoh: 1. Cebakan chromite di Transvall, Africa Selatan dalam batuan anorthosite yang mempunyai lapisan Cr 20-30 inch. C. Injection Bijih mineral terkonsentrasi oleh adanya kristalisasoi diff, kemudian massa ini menerobos masuk ke dalam celah-celah batuan sekelilingnya. Hubungan struktur dari jebakan dengan batuan yang diterobosnya jelas sekali menunjukkan adanya injection. Ciri-cirinya: adanya fragmen-fragmen batuan di dalamnya. Terdapat dike atau badan intrusi yang lain di dalam batuan aslinya. Terjadi metamorphose pada dinding batuan. Contoh: 1. 2. Cebakan Titaniferous magnetite di Cubarland. Cebakan magnetite di faruna Swedia.

II. Late magmatic


Jebakan menghasilkan kristal setelah terbentuk batuan silikat sebagai bentuk sisa magma yang lebih kompleks dan mempunyai corak dengan variasi yang lebih banyak. Magma dari endpan late magmatic mempunyai sifat mobilitas tinggi. Jebakan ore mineral late magmatic terjadi setelah terbentuknya batuan silikat yang menerobos dan bereaksi dan menghasilkan rangkaian reaksi. Perubahan ini disebut Deuteric alteration yang terjadi pada akhir kristalisasi dari batuan beku dan cirri-cirinya hampir mirip dengan efek yang dihasilkan proses pneumatolytic atau larutan hydrothermal. Jebakan late magmatic terutama berasosiasi dengan batuan beku yang basic dan disebabkan oleh bermacam-macam proses differensiasi, kebanyakan jebakan mgmatic termasuk dalam golongan ini.

A. Residual Liquid Segregation


Dalam proses diff magma, residual magma umumnya lebih kaya akan silikat alkali dan uap air. Twetapi pada jenis magma yang basic menjadi kaya oleh Fe dan Ti. Ini adalah magma yang utama yang menghasilkan anorthosite. Plagiocelah mengkristal pertama-tama dan Fe oksida dengan atau tanpa piroxenne mengkristal belakangan. Resudual liquid tadi mungkun menerobos keluar atau bisa juga trepisah dari rongga-rongga kristal dari dapur magma dan mengkristal disitu tanpa perpindahan. Beberapa badan bijih yang terjadi cukup besar dan kaya untuk membetuk jebakan yang berharga. Jebakan ini umumnya sejajar dengan struktur primer btuan sekitarnya yang umumnya terdiri dari anhorthsite, norite, gabro atau batuan lain. Contoh: 1. 2. Cebakan Titanifereous magnetite di Bushveld complex di Afrika Selatan. Cebakan platinum di Iron Mountain, Wyo.

B. Residual Liquid Injection


Proses ini hampir sama dengan diatas, dimana kumpulan residual liquid yang banyak mengandung Fe oleh adanya tekanan dari luar menyebabkan : Liquid menerobos keluar ke tempat yang tekanannya lebih rendah ke dalam celah atau perlapisan batuan di atasnya. Jika pengumpulan liquid ini tidak terjadi, maka residual liquid yang kaya Fe akan terfilter keluar membentuk late magmatic injection deposite.

C. Immiscible Liquid Segregation


Dalam sisa magma yang basic dari Fe-Ni-Cu Sulphide berupa saat pendinginan mereka memisah membentuk bagian yang tidak bisa bercampur mengumpul pada dasar sumber magma membentuk larutan yang terpisah. Contoh: 1. Di Sudbury Ontario, Canada terdapat cebakan bijih Ni dalam bentuk lensa yang teratur pipih disebut Marginal Deposite. Keseluruhan ini terdapat dalam batuan norite brexia dimana mineral-mineralnya adalh pyrrhotite, Chalcopyrite, Petlandite ( bijih Ca dan Ni ), magnetite, pyrote. 2. Cebakan Ni, Cu Sulphide di Insizwa Afrika Selatan, mineral Pyrrhotite, Chalcopyrite, Petlandite dalam batuan gabro yang kontak dengan sedimen. Di samping itu terdapat pula au dan Ag. D. Immiscible Liquid injection Proses ini hampir sama dengan proses Immiscible Liquid Segregation di atas. Dimana pada residu liquid yang kaya akan suphide diselingi gangguan sebelum konsolidasi sehingga menyebabkan liquid menerobos ke dalam celah-celah batuan. Bentuk jebakan tidak teratur atau dapat mirip bentuk dike. Contoh: 1. 2. Cebakan di Vlacfontein, Afrika Selatan. jebakan Nickel di Norwegia.

2. Sublimation
Proses ini termasuk suatu proses yang kurang begitu penting dalam ganesa bahan galian. Dalam proses sublimasi terjadi penguapan yang langsung dari bentuk badan kemudian diikuti ore deposit/pengendapan dari uap tersebut pada temperatur atau tekanan yang lebih rendah. Proses ini berhubungan erat dengan gejala vulkanis adalah endapan minerqal yang terdapat disekitar gunung api fumarol, dimana kebanyakan tidak cukup besar dikerjakan, yang penting hanya beberapa endapan Sulphide, misalnya di Itali, Jepang, dan Indonesia. Sedang beberapa endapan yang tidak ekonomis seperti endapan cloridha Fe, Cu, Zn: Oksida Fe, Cu, boracic acis dan logam logam alkali lainnya.

3. Hyrothermal Processes
Dalam poses diff. Magma akan menghasilkan product akhir berupa larutan magma dimana didalamnya dapat terkonsentrasi bermacam-macam meta, disebut juga larutan hydrothermal. Larutan hydrothermal ini mengangkut mineral-mineral yang terkumpul didalam intrusi membentuk cebakan mineral-mineral yang ekonomis. Sesuai dengan temperatur pembentukannya dan jarak terhadap intrusi magma, menurut Lingren, proses hidrothermal dapat dibedakan atas tiga macam yaitu : 1. proses pada temperatur tinggi --- ------ hypothermal. 2. proses pada temperatur intermedia ---- mesethermal 3. proses pada temperatur rendah --------- epithermal

DAFTAR PUSTAKA
http://valentinomalau31.blogspot.com/2010/12/endapanmineral.html?zx=ae7cceaeed36965c http://kampungminers.blogspot.com/2012/09/zircon.html

You might also like