Professional Documents
Culture Documents
Disusun sebagai Syarat Ujian Tahap Akhir Program Diploma III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang
Proyek Tugas Akhir dengan Judul Perencanaan Struktur Gedung 5 (Lima) Lantai Dekranasda Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah ini telah disetujui dan disahkan pada : Hari Tanggal : :
Pembimbing,
Penguji,
Ketua Jurusan,
KATA PENGANTAR
Penyusunan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan jenjang Diploma III Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang. Selama proses penyusunan ini, penulis menyadari banyak sekali hambatan yang dihadapi, akan tetapi berkat bantuan dan bimbingan dari semua pihak yang berkompeten, akhirnya Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Soesanto Sebagai Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang; 2. Bapak Drs. Lashari, M.T. Sebagai Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang; 3. Bapak Karuniadi Satrijo Utomo, S.T., M.T. Selaku pembimbing selama penyusunan Proyek Akhir ini; 4. Bapak dan ibu yang telah memberikan dorongan serta bimbingan sehingga laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan; dan 5. Rekan rekan yang turut membantu dalam penyelesaian laporan ini. Penyusun menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangannya. Hal ini disebabkan pengetahuan dan
pengalaman kami yang belum mencukupi serta terbatasnya waktu, sehingga tidak semua hal yang dapat penyusun laporkan dengan baik. Oleh kerena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik kearah perbaikan agar laporan Proyek Akhir ini menjadi sempurna. Akhir kata semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Semarang,
Agustus 2006
Penulis
MOTTO
Kehidupan mengalami empat tahap yaitu hidup, tumbuh, berkembang, mati (Jhon)
Kemalasan adalah kebiasaan beristirahat sebelum orang benarbenar merasa lelah (Jules Benard)
Kesempatan hanya datang sekali dalam kehidupan, jangan siasiakan itu (Jhon FK)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan kepada : Ayah dan Ibuku yang selalu mendoakan aku Adikku yang ngasih semangat buat aku Keluargaku yang mendorong aku untuk selalu maju Sahabat-sahabatku yang senantiasa membantu aku dalam suka dan duka Teman-teman D3_vil 03
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. i LEMBAR PENGESAHAN.. ii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iii KATA PENGANTAR. iv DAFTAR ISI.... vi DAFTAR TABEL. x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Nama Proyek.. 1 1.2 Latar Belakang 1 1.3 Lokasi Proyek. 2 1.4 Maksud dan Tujuan Proyek ... 3 1.5 Ruang Lingkup Penulisan... 3 1.6 Metodologi.. 4 1.7 Sistematika Penulisan.. 5 BAB II PERENCANAAN 2.1 Uraian Umum. 7 2.2 Kriteria dan Azazazaz Perencanaan. 7 2.3 Dasar dasar Perencanaan. 11 2.4 Metode Perhitungan14 2.5 Klasifikasi Pembebanan Rencana.. 15 2.6 Dasar Perhitungan.. 16 BAB III PERHITUNGAN STRUKTUR 3.1 Perencanaan Stuktur Atap.. 17 3.1.1 Perhitungan struktur rangka atap 17 3.1.2 Perhitungan Struktur Plat... 44 3.2 Perencanaan Tangga.. 56 3.2.1 Data Teknis Tangga... 58
3.2.2 Pembebanan dan Penulangan Pangga... 59 3.2.3 Pembebanan dan Penulangan Bordes. 69 3.3 Perhitungan Struktur Akibat Gaya Gempa.... 84 3.3.1 Berat Bangunan Total (Wt).... 85 3.3.2 Waktu Getar Bangunan (T).... 89 3.3.3 Koefisien Gempa Dasar..... 89 3.3.4 Faktor Keamanan I dan Faktor Jenis Struktur K........................ 89 3.3.5 Gaya Geser Horisontal Total Akibat Gempa ke Sepanjang Tinggi Gedung........................................................................... 89 3.3.6 Distribusi Gaya Geser Horisontal Total Akibat Gempa Kesepanjang Tinggi Gedung..... 90 3.4 Perencanaan Balok..... 91 3.4.1 Balok Sloof 91 3.4.2 Balok Lantai .. 95 3.4.3 Balok Ringbalk.. 98 3.5 Perencanaan Kolom ............................................................................ 102 3.5.1 Penulangan Kolom Lantai 1..................................................... 102 3.5.2 Penulangan Kolom Lantai 2..................................................... 106 3.5.3 Penulangan Kolom Lantai 3..................................................... 110 3.5.4 Penulangan Kolom Lantai 4..................................................... 115 3.5.5 Penulangan Kolom Lantai 5..................................................... 120 3.6 Perhitungan Pondasi..............................................................................125 3.6.1 Uraian Umum........................................................................... 125 3.6.2 Analisis Daya Dukung............................................................. 125 3.6.3 Perhitungan Pondasi................................................................. 126 BAB IV RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 4.1 Syarat-syarat Umum............................................................................. 129 4.2 Syarat-syarat Administrasi................................................................... 151 4.3 Syarat-syarat Teknis Umum................................................................ 165 4.4 Syarat-syarat Teknis Pelaksanaan Pekerjaan....................................... 167
BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA 5.1 Perhitungan Volume Pekerjaan............................................................. 296 5.1.1 Pekerjaan Struktur dan Atap.................................................... 296 5.1.2 Pekerjaan Finishing Arsitektur................................................. 307 5.2 Rencana Anggaran Biaya.............................................................. 342 5.3 Justifikasi Rencana Anggaran Biaya............................................. 354 5.4 Time Schedule........................................................... 356 BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan. 357 6.2 Saran 358 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Denah Lokasi Proyek Pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag Gambar 2. Rangka Kuda-Kuda Gambar 3. Denah Balok Lantai Gambar 4. Skema Tangga Type K Gambar 5. Denah Tangga Gambar 6. Potongan Tangga Gambar 7. Penulangan Balok Sloof Gambar 8. Penulangan Balok Lantai 2, 3, 4, dan 5 Gambar 9. Penulangan Ringbalk Gambar 10. Penulangan Kolom Lantai 1 Gambar 11. Penulangan Kolom Lantai 2 Gambar 12. Penulangan Kolom Lantai 3 Gambar 13. Penulangan Kolom Lantai 4 Gambar 14. Penulangan Kolom Lantai 5 Gambar 15. Detail Pondasi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Dimensi Balok Tabel 2. Dimensi Kolom Tabel 3. Syarat-syarat Lendutan Maksimum Berdasarkan (PBBI 1987) Tabel 4. Gaya-gaya pada Kuda-kuda Tabel 5. Asumsi Dimensi Balok Tabel 6. Distribusi Gaya Geser Total Akibat Gempa Tabel 7. Perhitungan Pondasi Tiang Pancang Tabel 8. Pekerjaan Persiapan Tabel 9. Pekerjaan Struktur dan Atap Tabel 10. Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 1 Tabel 11. Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 2 Tabel 12. Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 3 Tabel 13. Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 4 Tabel 14. Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 5 Tabel 15. Pekerjaan Sarana dan Fasilitas Tabel 16. Justifikasi Rencana Anggaran Biaya Tabel 17. Time Schedule
LEMBAR PENGESAHAN
Proyek Tugas Akhir dengan Judul Perencanaan Struktur Gedung 5 (Lima) Lantai Dekranasda Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah ini telah disetujui dan disahkan pada : Hari Tanggal : :
Pembimbing
DAFTAR LAMPIRAN
1. Gambar Grafik Kuda-Kuda Baja (SAP 2000) 2. Input Kuda-Kuda Baja (SAP 2000) 3. Output Kuda-Kuda Baja (SAP 2000) 4. Gambar Grafik Portal (SAP 2000) 5. Input Portal (SAP 2000) 6. Output Portal (SAP 2000) 7. Uji Tarik dan Bengkok Baja 8. Laporan Hasil Penyelidikan Tanah 9. Gambar Bestek
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Nama Proyek Nama proyek ini adalah Perencanaan Struktur Gedung 5 (Lima) Lantai Dekranasda Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah yang berlokasi di Jalan Pahlawan No.4 Semarang.
1.2
Latar belakang Proyek Proyek Pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jawa Tengah ini dilatarbelakangi oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan kepada Pemerintah Daerah Semarang merasa karena masih banyaknya kekurangan sarana dan prasarana bila dibandingkan dengan kepentingan Disperindag yang membutuhkan tempat atau sarana gedung dengan kapasitas yang memadai. Pemilihan Proyek Pembangunan Gedung Dekranasda sebagai Tugas Akhir dikarenakan struktur gedung yang memiliki 5 (lima) lantai dan sebagai pertimbangan lain belum adanya Tugas Akhir dari teman satu angkatan dengan struktur yang berlantai banyak. Pembangunan gedung ini nantinya akan di gunakan untuk kegiatan yang membutuhkan ruang luas. Pembangunan Gedung Dekranasda mempunyai maksud dan tujuan antara lain : 1 . Meningkatkan sarana dan prasarana di Disperindag. 2 . Meningkatkan kenyamanan dan efektifitas kegiatan di Disperindag. 1
1.3
Lokasi Proyek Lokasi Proyek Pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jawa Tengah ini terletak di Jl. Pahlawan No.4 Semarang.
Error! U
Plaza Simpang Lima
E A
B Jl. Pahlawan D
Keterangan : A. Lapangan Pancasila B. Biro Pusat Statistik (BPS) C. DISPERINDAG (Lokasi Proyek) D. Bundaran Air Mancur E. Ramayana Dept. Store
Gambar 1. Denah Lokasi Proyek Pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jawa Tengah
1.4
Maksud dan Tujuan Proyek Tujuan dari Proyek Akhir ini adalah untuk menerapkan materi perkuliahan yang telah diperoleh ke dalam bentuk penerapan secara utuh. Penerapan materi perkuliahan yang telah diperoleh diaplikasikan dengan merencanakan suatu bangunan gedung bertingkat banyak, minimal tiga lantai. Dengan merencanakan suatu bangunan bertingkat ini diharapkan mahasiswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang diaplikasikan dan mampu merencanakan suatu struktur yang cukup kompleks.
1.5
Ruang Lingkup Penulisan Dalam Penyusunan Proyek Akhir ini, Penulis hanya menentukan pada permasalahan dari sudut pandang ilmu teknik sipil yaitu pada bidang perencanaan struktur meliputi: 1. Perencanaan atap, 2. Perencanaan plat lantai, 3. Perencanaan tangga, 4. Perencanaan balok, 5. Perencanaan kolom, 6. Perencanaan pondasi, 7. Rencana kerja dan syarat - syarat (RKS), dan 8. Rencana anggaran biaya
1.6
Metodologi Data yang akan digunakan sebagai dasar dalam penyusunan laporan Proyek Akhir ini dapat di kelompokkan dalam dua jenis yaitu: 1. Data Primer Data Primer adalah data yang didapat melalui peninjauan dan pengamatan langsung di lapangan terdari dari: a. Lokasi Proyek b. Topografi c. Elevasi bangunan o Lantai 1 : + 00,00 m o Lantai 2 : + 04,73 m o Lantai 3 : + 09,46 m o Lantai 4 : + 14,19 m o Lantai 5 : + 28,77 m 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data pendukung yang dipakai dalam proses pembuatan dan penyusunan laporan Proyek Akhir. Yang termasuk dalam klasifikasi data sekunder ini antara lain: a. Literatur panjang b. Grafik grafik penunjang c. Tabel tabel penunjang : Jl. Pahlawan No.4 Semaramg : Tanah datar :
Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan adalah : 1) Observasi Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data primer melalui peninjauan dan pengamatan langsung di lapangan sejak
melaksanakan Kerja Praktek, yang telah dilaksanakan pada proyek yang sama pada tanggal 1 September sampai dengan 1 November 2005. 2) Studi pustaka Studi pustaka dilakukan untuk pengumpulan data sekunder dan landasan teori dengan mengambil data literatur yang relevan
maupun standar yang diperlukan dalam perencanaan bangunan. Pengumpulan dilakukan melalui perpustakaan atau pun instansi instansi pemerintah yang terkait.
1.7
Sistematika Penulisan
Proyek Akhir ini garis besarnya disusun dalam 6 (enam) bab yang terdiri dari : BAB I : PENDAHULUAN Berisi nama proyek, latar belakang, lokasi proyek, maksud dan tujuan, pembahasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II : PERENCANAAN Berisi uraian, kriteria, dan azas azas perencanaan, dasar dasar perencanaan, metode perencanaan, dasar perhitungan, dan klasifikasi pembebanan rencana. BAB III : PERHITUNGAN STRUKTUR Berisi perhitungan pembebanan, perencanaan atap, tulangan plat, tulangan balok, tulangan kolom, tulangan tangga, dan pondasi BAB IV : RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT Berisi tentang rencana kerja dan syarat syarat (RKS), terdiri dari syarat umum, syarat administrasi, dan syarat teknis. BAB V : RENCANA ANGGARAN BIAYA Berisi perhitungan volume pekerjaan, anggaran biaya,
rekapitulasi akhir rencana anggaran biaya serta time schedule dalam kurva S. BAB VI : PENUTUP Berisi daftar pustaka dan lampiran.
BAB II PERENCANAAN
2.1
Uraian Umum Pada tahap perencanaan Struktur Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jateng ini perlu dilakukan study literatur untuk menghubungkan satuan fungsional gedung dengan sistem struktur yang akan digunakan, disamping untuk mengetahui dasar-dasar teorinya. Pada jenis gedung tertentu, perencanaan sering kali diharuskan menggunakan suatu pola akibat syarat- syarat fungsional maupun strukturnya. Hal ini merupakan salah satu faktor yang menentukan, misal pada situasi yang mengharuskan bentang ruang yang besar serta harus bebas kolom, sehingga akan menghasilkan beban besar dan berdampak pada balok. Study literatur dimaksudkan untuk dapat memperoleh hasil
perencanaan yang optimal dan aktual. Dalam bab ini akan dibahas konsep pemilihan sistem struktur dan konsep perencanaan struktur bangunannya, seperti denah, pembebanan struktur atas dan struktur bawah serta dasardasar perhitungan.
2.2
Perencanaan pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jateng ini diharuskan memenuhi beberapa kriteria perencanaan, sehingga konstruksi bangunan tersebut sesuai yang diharapkan, dan tidak terjadi kesimpang- siuran dalam bentuk fisiknya. Adapun kriteria-kriteria perencanaan tersebut adalah : 1. Harus memenuhi persyaratan teknis Dalam setiap pembangunan harus memperhatikan persyaratan teknis yaitu bangunan yang didirikan harus kuat untuk menerima beban yang dipikulnya baik itu beban sendiri gedung maupun beban yang berasal dari luar seperti beban hidup, beban angin dan beban gempa. Bila persyaratan teknis tersebut tidak diperhitungkan maka akan membahayakan orang yang berada di dalam bangunan dan juga bisa merusak bangunan itu sendiri. Jadi dalam perencanaan harus berpedoman pada peraturan- peraturan yang berlaku dan harus memenuhi persyaratan teknis yang ada. 2. Harus memenuhi persyaratan ekonomis Dalam setiap pembangunan, persyaratan ekonomis juga harus diperhitungkan agar tidak ada aktivitas-aktivitas yang mengakibatkan membengkaknya biaya pembangunan sehingga akan menimbulkan kerugian bagi pihak kontraktor. Persyaratan ekonomis ini bisa dicapai dengan adanya penyusunan time schedule yang tepat, pemilihan bahan-bahan bangunan yang digunakan dan pengaturan serta pengerahan tenaga kerja yang profesional. Dengan pengaturan biaya dan waktu pekerjaan secara tepat
diharapkan
bisa
menghasilkan
bangunan
yang
berkualitas
tanpa
menimbulkan pemborosan.
3. Harus memenuhi persyaratan aspek fungsional Hal ini berkaitan dengan penggunaan ruang. Biasanya hal tersebut akan mempengaruhi penggunaan bentang elemen struktur yang digunakan. 4. Harus memenuhi persyaratan estetika Agar bangunan terkesan menarik dan indah maka bangunan harus direncanakan dengan memperhatikan kaidah-kaidah estetika. Namun persyaratan estetika ini harus dikoordinasikan dengan persyaratan teknis yang ada untuk menghasilkan bangunan yang kuat, indah dan menarik. Jadi dalam sebuah perencanaan bangunan harus diperhatikan pula segi artistik bangunan tersebut. 5. Harus memenuhi persyaratan aspek lingkungan Setiap proses pembangunan harus memperhatikan aspek lingkungan karena hal ini sangat berpengaruh dalam kelancaran dan kelangsungan bangunan baik dalam jangka pendek (waktu selama proses pembangunan) maupun jangka panjang (pasca pembangunan). Persyaratan aspek
lingkungan ini dilakukan dengan mengadakan analisis terhadap dampak lingkungan di sekitar bangunan tersebut berdiri. Diharapkan dengan terpenuhinya aspek lingkungan ini dapat ditekan seminimal mungkin dampak negatif dan kerugian bagi lingkungan dengan berdirinya Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jateng ini.
10
6. Harus memenuhi aspek ketersediaan bahan di pasaran Untuk memudahkan dalam mendapatkan bahan-bahan yang
dibutuhkan maka harus diperhatikan pula tentang aspek ketersediaan bahan di pasaran. Dengan kata lain sedapat mungkin bahan-bahan yang direncanakan akan dipakai dalam proyek tersebut ada dan lazim di pasaran sehingga mudah didapat. Selain kriteria-kriteria perencanaan juga harus diperhatikan juga adanya azas-azas perencanaan yaitu antara lain: 1. Pengendalian biaya Pengendalian biaya dalam suatu pekerjaan konstruksi dimaksudkan untuk mencegah adanya pengeluaran yang berlebihan sehingga sesuai dengan perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah ditetapkan. Biaya pelaksanaan harus dapat ditekan sekecil mungkin tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas pekerjaan. Dalam hal ini erat kaitannya dengan pemenuhan persyaratan ekonomis. a. Pengendalian mutu Pengendalian mutu dimaksudkan agar pekerjaan yang
dihasilkan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dalam RKS. Kegiatan pengendalian mutu tersebut dimulai dari pengawasan pengukuran lahan, pengujian tanah di lapangan menggunakan alat sondir dan boring serta uji tekan beton. Mutu bahan-bahan pekerjaan yang digunakan dalam pembangunan sudah dikendalikan oleh pabrik pembuatnya. Selain itu juga diperlukan pengawasan pada saat
11
bangunan tersebut sudah mulai digunakan, apakah telah sesuai dengan yang diharapkan atau belum.
b. Pengendalian waktu Pengendalian waktu pelaksanaan pekerjaan dalam suatu proyek bertujuan agar proyek tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan time schedule yang telah ditetapkan. Untuk itu dalam perencanaan pekerjaan harus dilakukan penjadwalan pekerjaan dengan teliti agar tidak terjadi keterlambatan waktu penyelesaian proyek. 2. Pengendalian tenaga kerja Pengendalian tenaga kerja sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik sesuai jadwal. Pengendalian dilakukan oleh Pengawas (mandor) secara terus menerus maupun berkala. Dari pengawasan tersebut dapat diketahui kemajuan dan keterlambatan pekerjaan yang diakibatkan kurangnya tenaga kerja maupun menurunnya efisiensi kerja yang berlebihan. Jumlah tenaga kerja juga harus dikendalikan untuk menghindari terjadinya penumpukan pekerjaan yang menyebabkan tidak efisiensinya pekerjaan tersebut serta dapat
2.3
Dasar dasar Perencanaan Dalam perhitungan perencanaan bangunan ini digunakan standar yang berlaku di Indonesia, antara lain:
12
1. Plat Lantai Perencanaan plat didasarkan pada peraturan SK SNI T-15-1991-03 dan Pedoman Beton 1989. Untuk merencanakan plat beton bertulang yang perlu dipertimbangkan tidak hanya pembebanan namun juga ukuran dan syarat syarat tumpuan. Pada proyek pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jateng ini tebal plat lantai adalah 12 cm. 2. Balok Perencanaan balok didasarkan pada persyaratan SK SNI T-15-1991-03 yaitu: a. Syarat - syarat tumpuan yang dipertimbangkan adalah: 1) Tumpuan jepit penuh 2) Tumpuan jepit sebagian b. Ukuran balok Dalam pra desain, tinggi balok menurut SK SNI T-15-1991-03 merupakan fungsi dari bentang dan mutu baja yang dipergunakan. Adapun balok dan sloof yang digunakan pada proyek pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jawa Tengah ini adalah sebagai berikut :
13
Tabel 1. Dimensi balok No 1 2 3 4 5 6 7 Balok Balok lantai 1 Balok lantai 2 Balok lantai 3 Balok lantai 4 Balok anak lantai Balok atap (R) Balok Sloof Dimensi balok (cm) 30 x 80 30 x 80 30 x 80 30 x 80 20 x 40 20 x 70 25 x 70
3. Kolom Menurut SK SNI T-15-1991-03 untuk merencanakan kolom yang diberi beban lentur dan beban aksial ditetapkan koefisien reduksi bahan () = 0,65. Pada proyek pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jateng ini, kolom yang digunakan berukuran : Tabel 2. Dimensi kolom No 1 2 Kolom Kolom type K1 Kolom type K2 Dimensi kolom (cm) 80 x 80 80 x 80
14
3 4 5
50 x 50 70 x 70 60 x 60
4. Pondasi Pondasi yang dipergunakan pada konstruksi ini adalah pondasi plat lajur dan pondasi tiang pancang.
2.4
Metode Perhitungan Dalam perencanaan pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jateng ini, perhitungan mekanika struktur menggunakan program Struktur Analysis Program (SAP) 2000. Perhitungan ini digunakan untuk memudahkan menghitung tulangan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan mekanika ini adalah : 1. Plat dianggap sebagai membran dan semua beban yang ada pada plat dianggap sebagai beban merata. 2. Balok hanya menumpu beban dinding yang ada di atasnya dan beban hidup balok dianggap nol, karena telah ditumpu oleh plat. Sebelum melakukan perhitungan mekanika, terlebih dahulu harus menghitung beban-beban yang bekerja pada eleman struktur antara lain: 1. Beban Gempa Statik Beban gempa yang hanya memperhitungkan beban dari gedung itu sendiri.
15
2.
Beban Gempa Dinamik Beban gempa yang memperhitungkan beban yang ada di sekitar gedung.
3.
Beban Mati Beban yang diambil dari elemen struktur beserta beban yang ada di atasnya.
4.
Beban Hidup Diambil dari Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (PPIUG) 1987 untuk bangunan gedung.
2.5
Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987. Pembebanan diperhitungkan sesuai dengan fungsi ruangan yang direncanakan pada gambar rencana. Besarnya muatanmuatan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Massa jenis beton bertulang 2. Berat plafon dan penggantung (gpf) 3. Tembok batu bata (1/2) batu 4. Beban hidup untuk tangga : 2400 kg/m 3 : 18 kg/m 2
5. Beban hidup untuk gedung fasilitas umum : 250 kg/m 2 6. Adukan dari semen, per cm tebal : 21 kg/m2
16 24 kg/m2
Kombinasi beban gempa diperhitungkan untuk zone 4 yang berlaku di Kota Semarang. Kombinasi pembebanan digunakan dengan beberapa alternatif, yaitu: 1. Comb 1 = 1 DL + 0,5 LL 2. Comb 2 = 1,2 DL + 1,6 Q 3. Comb 3 = 1,05 (DL + LL + Q) Combo (comb) = beban total untuk menahan beban yang telah dikalikan dengan faktor beban atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengannya. DL (dead load) = beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati. LL (live load) = beban hidup atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban hidup. Q (quake) = beban gempa atau momen dan gaya-gaya yang berhubungan dengan beban gempa.
2.6
Dasar Perhitungan Dalam perhitungan perencanaan pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jawa Tengah ini digunakan standar perhitungan yang didasarkan pada ketentuan yang berlaku di Indonesia antara lain: 1. 2. Pedoman Beton 1989. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SK SNI T-15-1991-03.
17
3. 4.
Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987. Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung 1987.
5.
3.1
Perencanaan Stuktur Atap Letak geografis Negara Indonesia mengakibatkan terjadinya dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Antara keduanya terdapat perbedaan temperatur yang cukup ekstrim yang menimbulkan harus adanya kemampuan bagi atap untuk mampu menahan tekanan yang timbul pada kedua musim. Penutup atap direncanakan memakai bahan genteng dipasang di atas gording baja profil C (kanal). Struktur rangka atap direncanakan memakai rangka baja profil dobel siku.
3.1.1 Perhitungan Struktur Rangka Atap 1. Data teknis Bentang kuda- kuda (L) Jarak antar balok atap arah horizontal ( l ) Kemiringan atap ( ) Penutup atap Sambungan konstruksi Mutu baja profil siku Tegangan dasar baja (d) Jenis kayu (reng dan usuk) Bengkirai Koefisien angin pantai 1 : 20 m : 3,354 m : 45 : genteng (50 kg/m) : baut (BJ 37) : BJH 37 : 1600 kg/cm : Kelas kuat II : 40 kg/m
18
: 100 kg/cm
2. Perencanaan Reng a. Pembebanan Reng Berat genting (gt) Jarak reng (Jr) Jarak usuk (Ju) Beban pada reng (qr) Berat genting . Jarak reng = gt . Jr = 50 . 0,25 b. Momen yang terjadi Mx = 1/8 . qr . cos 45 . (Ju) = 1/8 . 12,5 . 0,707 . (0,5) = 0,2762 kg m My = 1/8 . qr . sin 45 (Ju) = 1/8 . 12,5 . 0,707. (0,5) = 0,2762 kg m c. Dimensi Reng = 12,5 kg/m = 50 kg/m = 0,25 m = 0,5 m
1 = h3 cm3 9 Wy = 1/6 . b2 . h
19
2 = 1/6 . h . h 3
Mx My + Wx Wy
27,62 + 27,62 h3
100 kg/cm2
h3 h3 h h b
= 6,1587 =
3
6,1587
b b
= 2 cm
d. Kontrol Lendutan
fijin
1 . Ju 200
20
1 . 50 200
= 2 cm4 fx =
5.qr. cos .Ju 4 384.E.Ix
5.12,5. cos 45.(50) 4 384.107.4,5
= 0,0159 cm fy =
5.qr. sin .Ju 4 384.E.Iy
= 0,0159 cm f maks =
( fx) 2 + ( fy ) 2
(0,0159) 2 + (0,0159) 2 Ok!
21
ytb
Mx My + Wx Wy
27,62 27,62 + 1 / 6.3.(2) 2 1 / 6.2.(3)3
= 23,016 kg/cm2 100 kg/cm2 (ltr) Jadi, reng kayu dengan dimensi 2/3 cm aman dipakai
Berat genting (gt) Jarak gording (Jgd) Jarak usuk (Ju) Beban pada usuk (qu)
Beban genting, reng dan usuk = ggt . Ju qu qx = qu . cos 45 = 25 . cos 45 = 17,677 kg/m qy = qu . sin 45 = 25 . sin 45 = 17,677 kg/m
b. Momen yang terjadi
= 50 . 0,5 = 25 kg/m
Mx1
22
= 6,125 kgm My1 = 1/8 . qu . sin . (Jgd)2 = 1/8 . 25 . sin 45 . (1,665)2 = 6,125 kgm
c. Karena Berat Pekerja
Beban Pekerja (P) = 100 kg = 1 kN Px = 100 . cos 45 = 100 . cos 45 = 70,7111 kg Py = 100 . sin 45 = 100 .sin 45 = 70,711 kg Mx2 = 1/4 . P . cos . Jgd = 1/4 . 100 . cos 45 . 1,665 = 29,433 kg m My2 = 1/4 . P . sin . Jgd = 1/4 . 100 . sin 45 . 1,665
23
= 29,433 kg m
d. Karena Beban Angin
Koefisien Angin pantai (w) = 0,4 kN/m2 Angin Tekan = (0,02 . ) 0,4 = (0,02 . 45) 0,4 = 0,5 kN/m W tekan = angin tekan . w . Ju = 0,5 . 0,4 . 0,5 = 0,1 kN/m Momen yang timbul akibat beban angin Mx = 1/8 . Wx . (Jgd)2 = 1/8 . 0,5. (1,665)2 = 0,1733 kg.m Kombinasi pembebanan pada usuk Mx = Mx1 + Mx2 = 6,125 + 29,433 = 35,558 Kg m My = My1 + My2 = 6,125 + 29,433 = 35,558 Kg m
e. Dimensi Usuk
24
2 = 1/6 . h . h2 3 = Wy 1 3 h cm3 9
= 1/6 . h . b2
2 = 1/6 . h . h 3 = 2 3 h cm3 27 Mx My + Wx Wy
ltr
100
100
100 100. h3 h3 h h
= 80005,5 = 800,055 =
3
800,055
= 9,28 cm
25
= 6,667 cm = 6 cm
f. Kontrol Lendutan
Fijin = 1 . Jgd 200 1 . 166,5 200
= 180 cm4 fx =
1 qx. cos ..Jg 4 px. cos .Jg 3 5 + . . E.Ix E.Ix 384 48 5 17,677. cos 45.(166,5) 4 1 + . . 107.500 384 48
26
g. Kontrol Tegangan
ytb
Mx My + 2 1 / 6bh 1 / 6hb 2
35,558 35,558 + 1/ 6 1 / 6.
= 94,821 kg/cm = 94,821 kg/cm2 100 kg/cm2 ( = ltr) OK! Jadi, usuk kayu dengan dimensi 6/10 cm aman dipakai
4. Perencanaan Gording a. Pembebanan
Jarak antar balok (l) Jarak gording (Jgd) Jarak plapon (Jp) Berat sendiri gording ditafsir (ggd) Berat sendiri plapon (gp)
b. Berat pada gording (qg)
Berat sendiri pada gording = ggd . jgd = 5,93 . 1,665 = 9,873 kg/m Berat Penggantung Berat atap genting = gp . jp = 18 . 1,50 = 27 kg/m
Momen Akibat Beban Mati (DL) Mx = 1/8 . q . cos . (l)2 = 1/8 . 132,135 . cos 45 . (3,354)2
27
= 131,385 kg.m My = 1/8 . q . sin . (l)2 = 1/8 .132,135 . sin 45 . (3,354)2 = 32,846 kgm
c. Karena Berat Pekerja (LL)
Beban Pekerja (P) = 100 kg = 1 kN Mx = 1/4 . P . cos . l = 1/4 . 100 . cos 45 . 3,354 = 59,291 kg m My = 1/4 . P . sin . l = 1/4 . 100 . sin 45 . 3,354 = 29,645 kg m
d. Karena Beban Angin (Whisap, Wtekan)
Koefisien Angin pegunungan (w) = 40 kg/m2 Koefisien angin tekan = (0,02 . ) 0,4 = (0,02 . 45) 0,4 = 0,5 W tekan = angin tekan . w . Jgd = 0.5 . 40 . 1,665 = 33,3 kg/m2
28
Koefisien angin hisap = - 0,4 W hisap = -0,4 . Jgd . w = -0,4 . 1,665. 40 = - 26,64 kg/m Momen yang timbul akibat beban angin Momen akibat angin tekan Mx = 1/8 . Wtekan . (l)2 = 1/8 . 33,3. (3,354)2 = 46,825 kg.m My = 0
Momen akibat angin hisap M = 1/8 Whisap . l2 = 1/8 . (-26,64) . 3,3542 = 37,46 kg.m Kombinasi pembebanan pada gording Mx1 = 1,4 .DL = 1,4 . 131,3859 = 183,940 kg.m My1 = 1,4 . DL = 1,4 . 32,8465 = 45,981 kgm Mx2 = 1,2 . DL + 1,6 . LL = (1,2 . 131,385) + (1,6 . 59,2909) = 252,5285 kgm My2 = 1,2 . DL + 1,6 . LL
29
= (1,2 . 32,8465) + (1,6 . 29,6454) = 86,8484 kgm Mx3 = 1,2 . DL + 0,5 . LL + 0,8 . W = (1,2 . 131,385) + (0,5 . 59,291) + (0,8 . 37,46) = 217,275 kgm My4 = 1,2 . DL + 0,5 . LL + 0,8 . W = (1,2 . 32,846) + (0,5 . 29,645) + (0,8 .0) = 54,238 kgm Mx4 = 1,2 . DL + 0,5 . LL - 0,8 . W = (1,2 . 131,385) + (0,5 . 59,291) + (0,8 . 37,46) = 130,340 kgm
e. Pendimensian Gording
Direncanakan memakai profil C tipis, diambil moment arah x yang terbesar. Berat sendiri genteng (ggt) Jarak gording (Jgd) 0,9 ijin 0,9 2400 =
Mx My + .4 wx wx
2160 kg/cm2 = wx
= 27,77 cm3
30
Direncanakan memakai profil baja C 150 x 65 x 20 x 3,2 Dari tabel Section Properties (hal 50) diperoleh data:
x y
ix iy
Ix Iy
f. Analisa Pembebanan
Beban Mati
o Berat sendiri gording (ggt) o Berat plafon
= 7,51
kg/m
= gp . Jp =18 . 1,50
o Berat Branching 10 %
qx
qy
Mx
31
My
(I ) = 1/8 . qy . 2
= 32,19 kg.m
Momen Kombinasi (dimensi gording beban angin diabaikan) Mx = 128,79 + 59,2909 = 188.0809 kgm My = 32,19 + 29,645 = 61,8354 kgm
Kontrol Tegangan
ytb
Mx My + < d Wx Wy
= 931,409 kg/cm2 < d = 1600 kg/cm2 (OK!) Kontrol Lendutan Tabel 3. Syaratsyarat Lendutan Maksimum Berdasarkan (PBBI87) No 1 2 3 Kondisi Pembebana Beban mati + Bebab hidup Beban hidup
atap maks
L / 250 L / 100 25 mm
32
(0,0301) 2 + (0,0146) 2
= 0,0334 cm < L/250 = 3,354/250 = 1,3416 cm = 0,0334 cm < 1,3416 cm (OK!) 2) Beban Hidup fx = Px.l 3 48.EIx
70,711(3,354) 3 48.2,1.10 6.3,32
33
= 0,000061 m = 0,0061 cm f = = fx 2 + fy 2
(0,00797) 2 + (0,0061) 2
= 0,01001 cm < I/500 = 335,4/500 = 0,6708 cm = 0,01001 cm < 0,6708 cm (OK!) 3) P = 100 kg = 1 kN f = = fx 2 + fy 2 0,00797 2 + 0,00612
= 0,01001 cm < 2,5 cm (OK!) Jadi Gording Profil Canal 150 x 65 x 20 x 3,2 memenuhi syarat
5. Perhitungan pembebanan struktur rangka a. Beban Mati
= gp . l . Jp = 18 . 3,354 . 1,5
34
90.558 kg kg
= 100
= - 0,4 = 0,2 . 40 . 3,354 . 1,665 = 111,6882 kg diambil = 112 kg = 56 kg = - 0,4 . 40 . 3,354 . 1,665 = - 89,3501 kg diambil = 90 kg = 45 kg
35
Gambar 2. Rangka kuda - kuda Tabel 4 . Panjang (m) A1= A16 = 2,578 A2= A15 = 1,665 A3= A14 = 1,665 A4 = A13 = 1,665 A5 = A12 = 1,655 A6 = A11 = 1,665 A7 = A10 = 1,655 A8 = A9 = 1,665 B1 = B12 = 1,777 B2 = B11 =1,777 Gaya - gaya pada Kuda - Kuda Gaya ( kgm) 572,76 189,28 378,34 484,42 495,75 477,58 219,23 31,86 2662,73 2874,07 Panjang (m) V1 = V16 = 1,82 V2 = V15 = 3 V3 = V14 = 3 V4 = V13 = 3 V5 = V12 = 3 V6= V11 = 3 V7= V10 = 3 V8= V9 = 3 D1 = D14 = 2,121 D2 = D13 = 2,121 Gaya (kgm) 37,43 129,38 33,10 777,69 1640,27 2551,46 3506,24 4225,91 70,00 241,09
36
imin = n . p . ( lk )2 = 1,5 . 0,3405 . ( 2,121 )2 = 2,29 cm Untuk satu profil imin = 1,148 cm Dicoba baja double siku 50 x 50 x 5 A = 4.80 cm2 ix iy lx = 1.51 cm = 1.51 cm = 11 cm4
37
= 11 cm4
Ix profil
= 2 . Ix = 2 . 11 = 22 cm4
A profil
= 1,514 cm x =
Lx ix
212,2 1,514
E 0,7.l
2,110 6 0,74.2400
= 3,14 = 111
s
x g
38
140,158 111
= 1,2
x
Kontrol tegangan
l = 2400 kg/cm2
= 12 mm
lk = 2,578 m imin = n . p . ( lk )2 = 1,5 . 0,573 . ( 2,578 )2 = 5,71 cm Untuk satu profil imin = 2,855 cm
39
iy = 2,785 cm lx
I y
e d
Ix profil
A profil
= 2. A = 2 . 15,5 = 31 cm4
I X profil Aprofil
232 31
= 2,74 cm
x
lx ix
40
257,8 2,74
E 0,7.l
2,110 6 0,74.2400
= 3,14
= 111
x g
94,08 111
= 0,847
= 1,89
Kontrol tegangan
p. x Aprofil
572,76.1,89 31
41
l = 2400 kg/cm2
Angka keamanan (n) = 1,5
= 12 mm
lk = 1,177 m
tarik
Anet
p tarik
287,07 1200
Anet 0,85
= 2,18 cm2
imin =
lk 240
= 182,3 240
= 0,759 cm
ix
= 2,42 cm
42
iy
lx
I y
= 2,42 cm
= 72,3 cm4 = 72,3 cm4 = 2,26 = 0,5 . + e = 0,5 . 12 + 2,26 = 2,86
e d
Iyr
Iyprofil A.2
345,82 2.12,3
lk i min
182,3 2,42
= 1,89
43
Kontrol tegangan
p. x Aprofil
2874,07 2.12,3
= 22,5 MPa = 240 MPa = 5 kN/m2 = 3 kN/m2 = 20 mm = 0,02 m = 0,21 kN/m2 = 0,24 kN/m2 = 0,11 kN/m2 = 0,07 kN/m2 = 24 kN/m3
- Lx - Ly - Lx1 - Ly1
: panjang plat arah x : panjang plat arah y : panjang plat efektif arah x : panjang plat efektif arah y
44
: momen lapangan arah x : momen tumpuan arah x : momen lapangan arah y : momen tumpuan arah y : perbandingan antara Ly dan Lx
Bi
Ba Bi
Ba
Bi
Ba Bi
Ba
Bi Bi
400 Ba
Bi Ba Ba
Bi
Ba Ba Bi Ba Bi Bi Ba Ba Bi Bi Bi Ba Ba Ba Bi Ba Ba Ba Ba
Bi 500
Bi Bi Ba
Bi
Ba
Bi
500
Ba Bi Bi
Ba Bi
Ba
Bi
600
Bi 800
Bi 800
45
Gambar 3. Denah Balok Lantai Dimensi balok lantai tribun yang dipakai sesuai dengan data yang diperoleh di lapangan, yaitu; Tabel 5. Asumsi Dimensi Balok Balok Balok lantai 1 Balok lantai 2 Balok lantai 3 Balok lantai 4 Dimensi (cm) 30 x 80 30 x 80 30 x 80 30 x 80
Ly = 8 m Lx = 6 m Ly1 = 8000 300 300 = 7400 mm Lx1 = 6000 300 300 = 5400 mm
1 .200.8003 12 = 1 .5400.1203 12 = 1,6 < 2,0
Ly1 Lx1
7474000 5400
46
= 1,37 Untuk memenuhi persyaratan terhadap lendutan yang terjadi maka plat dua arah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
7104 53,538
= 147,73 mm
47
7104 36
Pembebanan Beban Mati (qDL) - Berat sendiri plat - Berat spesi - Berat keramik - Berat plafond + penggantung q DL Beban Hidup (q LL) Beban Berfaktor (qu) qu = 1,2 . q DL + 1,6 . q LL = 1,2 . 4,23 + 1,6 . 5 = 13,076 kN/m2 = 5 kN/m2 = 24 . 0,15 = 3,6 kN/m2 = 0,21 kN/m2 = 0,24 kN/m2 = 0,18 kN/m2 = 4,23 kN/m2
Momen Rancangan Berdasarkan karakteristik plat di atas dan menggunakan teknik interpolasi, dari tabel A 14 dalam buku Dasar dasar Perencanaan Beton Bertulang, Kusuma, G.( 1991), diperoleh faktor pengali momen sebagai berikut :
Cx+
= 40,8
Cx-
= 70,65
48
Cy+ Mlx
= 18,6
Cy-
= 54,85
Mly
Mtx
Mty
= 20 mm
Arah x , Dx = 10 mm Arah y, Dy = 10 mm
- Tinggi Efektif
Arah x, dx = h p Dx/2
= 120 20 10/2 = 95 mm
Arah y, dy = h p Dy Dy/2
= 120 20 10 10/2 = 85 mm
49
Dy h Dx dy dx
Menghitung penulangan plat lantai tribun Digunakan lebar per meter panjang (b) = 1m = 1000 mm Tulangan Lapangan Arah X Mlx = 19,2065 kNm Koefisien ketahanan (K) = Mlx ..b.dx 19,206.106 2 0,8.1000.(95)
= 2,66 Mpa Dari tabel A-10 ( Struktur Beton Bertulang hal 464-465) ditentukan untuk nilai K = 24,8 MPa, maka diambil perlu = 0,0120 Dari tabel A- 6 ( Struktur Beton Bertulang hal 460) ditentukan untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa, maka di dapat : min = 0,0058 maks = 0,0363
Maka, nilai min = 0,0058 < perlu = 0,0120 < mak = 0,0363 Chek luas penampang tulangan Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)
50
1 . . d2 4 1 . 3,14. 102 4
= 0,0120 . 1000 . 95 = 1140 mm2 Jumlah tulangan (n) = Aslx D10 1140 78,5
As
51
= 4,601 MPa Dari tabel A-10 ( Struktur Beton Bertulang hal 464-465) ditentukan untuk nilai K= 4,302 MPa, maka diambil perlu = 0,0224 Dari tabel A- 6 ( Struktur Beton Bertulang hal 460) ditentukan untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa, maka di dapat : min = 0,0058 maks = 0,0363 Maka, nilai min = 0,0363 Chek luas penampang tulangan Dengan D10 = 1 . . d2 4 1 . 3,14. 102 4 0,0058 < perlu = 0,0224 < mak =
52
= 37,037mm dipakai 40 mm Jadi dipakai D10-40 As = D10. n = 78,5. 28 = 2198 mm2 > 2128 mm2 (Ok!)
= 1,52 Mpa Dari tabel A-10 ( Struktur Beton Bertulang hal 464-465) ditentukan untuk nilai K = 1,414 MPa, maka diambil perlu = 0,0066 Dari tabel A- 6 ( Struktur Beton Bertulang hal 460) ditentukan untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa, maka di dapat :
53
min = 0,0058 maks = 0,0363 Maka, nilai min = 0,0058 < perlu = 0,0066 < mak = 0,0363 Chek luas penampang tulangan Dengan D10 = 1 . . d2 4 1 . 3,14. 102 4
= 78,5 mm2 As Iy = perlu . b . dy = 0,0066 . 1000 . 85 = 561 mm2 Jumlah tulangan (n) = Asly D10 561 78,5
= 142,25 mm dipakai 150 mm Jadi dipakai D10-150 As = D10. n = 78,5. 8 = 628 mm2 > 561 mm2 (Ok!)
54
25,819.106 = 2 0,8.1000.(85) = 4,46 MPa Dari tabel A-10 ( Struktur Beton Bertulang hal 464-465) ditentukan untuk nilai K = 4,17 MPa, maka diambil perlu = 0,0215 Dari tabel A- 6 ( Struktur Beton Bertulang hal 460) ditentukan untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa,maka di dapat min = 0,0058 maks = 0,0363 Maka, nilai min = 0,0058 < perlu = 0,0215 < mak = 0,0363 Chek luas penampang tulangan Dengan D10 = = 1 . . d2 4 1 . 3,14. 102 4
= 78,5 mm2
As ty
55
= 43,47 mm dipakai 50 mm Jadi dipakai D10-50 As = D10. n = 78,5. 24 =1884 mm2 > 1831 mm2 (Ok! )
3.2
Perencanaan Tangga
Bentuk tangga yang dipakai adalah tangga dengan tipe K dengan bordes yang terletak tepat di tengah-tengahnya. Sketsa tangga tersebut sebagai berikut:
163,7 cm
163,7 cm
56
215,9 cm
197,7 cm
236,5 cm
236,5 cm
215,9 cm
197,7 cm
- Mutu beton (fc) - Mutu baja (fy) - Selisih/ elevasi lantai (Tl)
- Tinggi pijakan (o, optrede) = 18 cm - Lebar pijakan (a, antrede) = 30 cm - Jumlah anak tangga = Tl optrede
57
473,0 18
= 25,98 buah - Lebar bordes - Kemiringan tangga ( ) = 200 cm = arc. tg = 30,96 0 - Tebal selimut beton (p) Direncanakan = 2 cm - Tebal keramik maks (hk) - Tebal spesi (hs) = 1 cm = 2 cm 18 30
Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983 (PPIUG 83) diperoleh: - Berat sendiri beton - Berat sendiri keramik - Berat sendiri spesi = 2400 kg/m3 = 24 kN/m3 = 0,24 kN/m3 = 0,21 kN/m3
L b = 163,7 cm
a = 215,9 cm
58
(215,9) 2 + (163,7) 2
= 274 cm = 2,74 m Tebal plat min menurut SKSNI T-15-1991-03 hmin = 1 fy . L (0,4 + ) 27 700 1 240 . 2,74 (0,4 + ) 27 700
= 11 cm + (
a. Beban mati (q DL) - Berat sendiri plat = ht . berat sendiri beton = 0,12 m . 24 kN/m3 - Berat spesi (2 cm) = hs . berat sendiri spesi = 0,02 m . 0,21 kN/m3 - Berat keramik (1cm) = 0,0042 kN/m2 = 2,88 kN/m2
= hk . berat sendiri keramik = 0,01 m . 0,24 kN/m3 q DL = 0,0024 kN/m2 = 2,886 kN/m2
59
b. Beban hidup (q LL) Beban hidup untuk tangga (q LL) = 3 kN/m2 c. Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 . q DL + 1,6 . q LL = 1,2 . 2,886 kN/m2 + 1,6 . 3 kN/m2 = 8,264 kN/m2
b. Penulangan Plat
Tinggi efektif Arah x, dx = ht p Dx/2 = 120 20 = 94 mm Arah y, dy = ht p Dx Dy/2 = 120 20 12 = 82 mm Lx = 1637 mm Ly = 2159 mm 12 2 12 2
Ly Lx 2159 1637
= 1,4
60
Berdasarkan karakteristik plat di atas dan menggunakan teknik interpolasi dari tabel A-14 dalam buku Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang Gideon Kusuma G (1991), didapat faktor pengali momen: Cx+ = + 42 Cy+ = + 18 Momen Rancangan Mlx = + Cx+ . 0,001 . qu . Lx2 = + 42 . 0,001 . 8,264 . (1,637)2 = + 0,63010 kNm = + 930100 Nmm Mly = + Cy+ . 0,001 . qu . Lx2 = + 18 . 0,001 . 8,264 .(1,637)2 = + 0,3986 kNm = + 398600 Nmm Mtx = - Cx- . 0,001 . qu . Lx2 = - 72 . 0,001 . 8,264 . (1,637)2 = - 1,5944 kNm = - 1594400 Nmm Mty = - Cy- . 0,001 . qu . Lx2 = - 55 . 0,001 . 8,264 . (1,637)2 = - 1,2179 kNm = - 1217900 Nmm Penulangan Tumpuan Arah X Dengan lebar b = 1m = 1000 mm CxCy= - 72 = - 55
61
= 0,2255 MPa dari tabel A- 6 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 460 ditentukan untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh:
min maks
= 0,0058 = 0,0363
dari tabel A-10 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 464-465 nilai K = 0,2255 maka diambil perlu = 0,0058 Maka nilai min = 0,0058 = perlu = 0,0058 < mak = 0,0363 (ok! As tx = perlu . b . dx = 0,0058 . 1000 . 94 = 545,2 mm2
D12 =
1 . . D2 4
1 . 3,14 . (12)2 4
62
Cek luas penampang tulangan (As) As = D12 . n = 113 mm2 . 5 = 565 mm2 jadi As > Astx = 565 mm2 > 545 mm2 (ok!)
Penulangan Lapangan Arah X Dengan lebar b = 1m = 1000 mm dx = 94 mm Mlx = 930100 Nmm Koefisien ketahanan (K) = Mlx .b.dx 2
0,8.1000.(94 ) 930100
2
= 0,1315 MPa dari tabel A- 6 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 460 ditentukan untuk fc = 22, 5 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh:
63
Maka nilai min = 0,0058 = perlu = 0,0058 < mak = 0,0363 (ok!) As lx = perlu . b . dx = 0,0058 . 1000 . 94 = 545 mm2
D12 =
1 . . D2 4
1 . 3,14 . (12)2 4
64
As
= D12 . n = 113 mm2 . 5 = 565 mm2 jadi As > Aslx = 565 mm2 > 545 mm2 (ok!)
Penulangan Tumpuan Arah Y Dengan lebar b = 1m = 1000 mm dy = 82 mm Mty = 1217900 Nmm Koefisien ketahanan (K) = Mty .b.dy 2 0,8.1000.(82 ) 1217900
= 0,2264 MPa dari tabel A- 6 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 460 ditentukan untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh:
65
D12 =
1 . . D2 4
1 . 3,14 . (12)2 4
= 250 mm dipakai 200 mm Jadi dipakai D12 200 Chek luas penampang tulangan (As) As = D12 . n = 113 . 5 = 565 mm2 jadi As > Asty = 565 mm2 > 475,6 mm2 (ok!) Penulangan Lapangan Arah Y Dengan lebar b = 1m = 1000 mm Dy = 82 mm Mly = 3986100 Nmm
66
Mly .b.dy 2
0,8.1000.(82 ) 3986100
= 0,074 MPa dari tabel A- 6 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 460 ditentukan untuk fc = 2,25 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh:
D12 =
1 . . D2 4
1 . 3,14 . (12)2 4
67
Spasi (s)
1000 n 1 1000 5 1
= 250 mm dipakai 200 mm Jadi dipakai D12 200 Chek luas penampang tulangan (As) As = D12 . n = 113 . 5 = 565 mm2 jadi As > Asly = 565 mm2 > 475,6 mm2 (ok!)
Lx Ly Lx1
Ly1
Lx Ly 1677 1337
= 1,2
68
fy .Lx 0,8 + 1500 h min = 36 + 9. 240 0,8 + .1677 1500 = 36 + 9.1,2 = 55,25 mm fy 0,8 + .Lx 1500 h maks = 36 240 0,8 + .1677 1500 = 36 = 44,72 mm Digunakan persyaratan h min plat 2 arah harus > 120 mm, menurut perhitungan diatas, maka dipakai tebal plat (hb) 120 mm
a. Pembebanan bordes
Tebal plat bordes (hb) = 120 mm
a. Beban mati pada bordes (qDL) - Berat sendiri plat = ht . berat sendiri beton = 0,12 m . 24 kN/m3 - Berat spesi (2 cm) = hs . berat sendiri spesi = 0,02 m . 0,21 kN/m3 - Berat keramik (1cm) = 0,0042 kN/m2 = 2,88 kN/m2
= hk . berat sendiri keramik = 0,01 m . 0,24 kN/m3 = 0,0024 kN/m2 qDL = 2,89 kN/m2
69
qLL = 3 kN/m2 c. Beban berfaktor (qu) qu = 1,2. qDL + 1,6. qLL = 1,2. 2,89 kN/m2 + 1,6. 3kN/m2 = 8,263 kN/m
b. Penulangan Bordes
Asumsi tulangan utama Arah x, Dx Arah y, Dy = 12 mm = 12 mm
= 120 20 = 94 mm -
Arah y, dy = hb p Dx = 120 20 12 = 82 mm
Dy 2 12 2
Berdasarkan karakteristik plat diatas dan menggunakan teknik interpolasi dari tabel A-14 dalam buku Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang Gideon Kusuma G .(1991), didapat faktor pengali momen: Cx+ Cy+ = + 34 = + 22 CxCy= - 63 = - 54
Momen rancangan
70
Mlx
= + Cx+ . 0,001 . qu . Lx2 = + 34 . 0,001 . 8,263 . (1,677)2 = + 0,7901 kNm = + 790100 Nmm
Mly
= + Cy+ . 0,001 . qu . Lx2 = + 22 . 0,001 . 8,263 .(1,677)2 = + 00,5112 kNm = + 511200 Nmm
Mtx
Mty
= - Cy- . 0,001 . qu . Lx2 = - 54 . 0,001 . 8,263 . (1,677)2 = - 1,2548 kNm = - 1254800 Nmm
Penulangan Tumpuan Arah X Dengan lebar b = 1m = 1000mm Mtx = 1464000 Nmm dx = 94 mm K = Mtx .b.dx 2 0,8.1000.(94 ) 1464000
2
= 0,207 MPa
71
dari tabel A- 6 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 460 ditentukan untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh: min = 0,0058
maks = 0,0323 dari tabel A-10 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 464 - 465 nilai K = 0,207 , maka diambil perlu = 0,0058
Maka nilai min = 0,0058 = perlu = ,0058 < mak = 0,0203 (ok!) As tx = perlu . b . dx = 0,0058 . 1000 . 94 = 545,2 mm2 D12 = 1 . . D2 4
1 . 3,14 . (12)2 4
72
Chek luas penampang tulangan As = D12 . n = 133 mm2 . 5 = 565 mm2 Jadi As > Astx = 565 mm2 > 545,2 mm2 (ok!) Penulangan Lapangan Arah X Dengan lebar b = 1m = 1000 mm Mlx dx = 791000 Nmm = 94 mm Mlx .b.dx 2 0,8.1000.(94 ) 791000
2
K =
= 0,119 MPa dari tabel A- 6 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 460 ditentukan untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh: min = 0,0058
maks = 0,0132 dari tabel A-10 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 464-465 nilai K = 0,1260 , maka diambil perlu = 0,0058 Maka nilai min = 0,0058 = perlu = 0,0058 < mak = 0,0132 (ok!)
As lx
73
Chek luas penampang tulangan As = D12 . n = 113 mm2 . 5 = 565 mm2 jadi As > Aslx = 565 mm2 > 545 mm2 (ok!)
74
Dengan lebar b = 1m = 1000 mm Mly = 1254800 Nmm dy = 82 mm Mly .b.dy 2 0,8.1000.(82 ) 1254800
K =
= 0,233 Mpa dari tabel A- 6 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 460 ditentukan untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh: min = 0,0058 maks = 0,0363 dari tabel A-10 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 464-465 nilai K = 0,233 , maka diambil perlu = 0,0058 Maka nilai min = 0,0058 = perlu = 0,0058 < mak = 0,0363 (ok!) As ly = perlu . b . dy = 0,0058 . 1000 . 82 = 475,6 mm2 D12 = 1 . . D2 4
1 . 3,14 . (12)2 4
75
475,6 133
= 250 mm dipakai 200 mm Jadi dipakai D12 200 Chek luas penampang tulangan As = D12 . 5 = 133 . 5 = 565 mm2 jadi As > Asly = 565 mm2 > 475,6 mm2 (ok!) Penulangan Tumpuan Arah Y Dengan lebar b = 1m = 1000 mm Mty = 511200 Nmm dy = 82 mm Mty .b.dy 2 0,8.1000.(82 ) 511200
K =
= 0,095 MPa dari tabel A- 6 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 460 ditentukan untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh:
76
min = 0,0058 maks = 0,0363 dari tabel A-10 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 464-465 nilai K = 0,095 , maka diambil perlu = 0,0058 Maka nilai min = 0,0058 = perlu = 0,0058 < mak = 0,0363 (ok!) As ty = perlu . b . dy = 0,0058 . 1000 . 82 = 475,6 mm2 D12 = 1 . . D2 4 1 . 3,14 . (12)2 4
= 250 mm dipakai 200 mm Jadi dipakai D16 200 Chek luas penampang tulangan As = D12 . n
77
=133 . 5 = 565 mm2 jadi As > Asty = 565 mm2 > 475,6 mm2 (ok!)
a. Estimasi beban
1. Beban mati pada bordes (qDL) - Berat sendiri balok = h . b . berat sendiri beton = 0,5 . 0,2 . 24 kN/m3 = 2,4 kN/m - Berat bordes = hb . lb . berat sendiri beton = 0,12 m . 1,977 m . 0,21 kN/m3 = 0,049 kN/m - Berat tangga = ht . lt . berat sendiri beton = 0,12 m . 2,74 m . 24 kN/m3 = 7,89 kN/m - Berat dinding = 1,977 m . 17 kN/m2 = 33,609 kN/m q DL = 43,948 kN/m
78
2. Beban hidup (qLL) Beban hidup untuk tangga (qLL) 3. Beban berfaktor (qu) qu = 1,2. qDL + 1,6. qLL = (1,2. 543,948) kN/m + (1,6. 3) kN/m = 54,177 kN/m Penulangan Momen Momen tumpuan = - 1/24 . qu . I2 = - 1/24 . 54,177 kN/m . 2,1192 = - 10,136 kNm Momen lapangan = 1/11 . qu . I2 = 1/11 . 54,177 kN/m . 2,1192 = 22,114 kNm Perhitungan tulangan D efektif = h p - sengkang tulangan pokok = 500 20 8 16/2 = 464 mm = 3 kN/m2
Tulangan tumpuan Mtx = 10,136 kNm = 10136000 Nmm K= Mtx .b.d 2 0,8.200.(464 ) 10136000
2
= 0,29 MPa
79
dari tabel A- 6 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 460 ditentukan untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 350 MPa diperoleh: min = 0,00442
maks = 0,0251 dari tabel A-10 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 464-465 nilai k = 0,29 , maka diambil perlu = 0,00442 Maka nilai min = 0,00442 = perlu = 0,00442 < mak = 0,0251 (ok!) As tx = perlu . b . d = 0,00442 . 200 . 464 = 410,176 mm2 D16 = 1 . . D2 4 1 . 3,14 . (16)2 4
80
Chek luas penampang tulangan As = D16 . n = 200,96 mm2 . 5 = 1004,8 mm2 jadi As > Astx = 1004,8 mm2 > 410,176 mm2 (ok!) Tulangan lapangan Mlx = 22,114 kNm = 22114000 Nmm K= Mlx .b.d 2 0,8.200.(464 ) 22114000
2
= 0,64 MPa dari tabel A- 6 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 460 ditentukan untuk fc = 22,5 Mpa dan fy = 350 Mpa diperoleh: min = 0,00442
maks = 0,0251 dari tabel A-10 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 464-465 nilai k =0,64 , maka diambil perlu = 0,00442 Maka nilai min = 0,00442 = perlu = 0,00442 < mak = 0,0251 (ok!) As lx = perlu . b . d = 0,00442 . 200 . 464 = 410,176 mm2
81
D16 =
1 . . D2 4
1 . 3,14 . (16)2 4
= 200,96 mm2 Jumlah tul. (n) = Astx As1 410,176 200,96 5 batang 1000 n 1 1000 5 1
= 250 mm dipakai 200 mm Jadi dipakai D16 200 Chek luas penampang tulangan As = D16. n = 200,96 mm2 . 5 = 1004,8 mm2 jadi As > Aslx = 1004,8 mm2 > 410,176 mm2 (ok!)
82
Data teknis
Beban lantai tribun (qLL) Koefisien reduksi Berat satuan spesi/ adukan (s) Berat keramik (gk)
Berat satuan eternit dan penggantung (ge) = 18 kg/m2 Berat satuan beton bertulang (gb) Tebal plat (hl) Berat sendiri genteng (ggt) Tinggi bangunan (H) struktur akibat gaya = 2400 kg/m3 = 0,12 m = 50 kg/m2 = 28,77 m gempa menggunakan Pedoman
Perhitungan
83
Spasi Keramik
Koefisien reduksi = 0,5 WLL = 0,5 . 24 . 20 . 500 = 120000 kg W5 = WDLL + WLL = 694530,4 kg + 12000 kg = 814530,4 kg
b. Beban Lantai 4 1. Beban Mati Berat plat = 24 . 20 . 0,12 . 2400 Berat balok induk (30x80) = (5 . 24).(0,8 - 0,12) . 0,3 . 2400 = (4 . 20).(0,8 - 0,12) . 0,3 . 2400 Berat balok anak (20x40) = {(3 . 24) + (3 . 20)} .(0,4 0,12) . 0,2. 2400 = 17740,8 kg Kolom (60x60) = 24 . 4,73 . 0,6 . 0,6 . 2400 Dinding Plafond Spasi = {(2. 24) + (2. 20)} . 4,73 . 250 = 24 .20 . (11+7) = 24 . 20 . 21. 3 = 98081,28 kg = 104060 kg = 8640 kg = 30240 kg = 58752 kg = 39168 kg = 138240 kg
84
Keramik = 24 . 20 . 24. 2
Koefisien reduksi = 0,5 WLL = 0,5 . 24 . 20 . 500 = 120000 kg W4 = WDL + WLL = 517962,08 kg + 120000 kg = 637962,08 kg c. Beban Lantai 3 1. Beban Mati Berat plat = 24 . 20 . 0,12 . 2400 Berat balok induk (30x80) = (5 . 24).(0,8 - 0,12) . 0,3 . 2400 = (4 . 20).(0,7 - 0,12) . 0,2 . 2400 Berat balok anak (20x40) = {(3 . 24) + (3 . 20)} . (0,4 0,12) . 0,2. 2400 =17740,8 kg Kolom (70x70) = 24 . 9,85 . 0,7 . 0,7 . 2400 Dinding Plafond Spasi = {(2. 24) + (2. 20)} . 4,73 . 250 = 24 .20 . (11+7) = 24 . 20 . 21. 3 =133499,52 kg = 104060 kg = 8640 kg = 30240 kg = 23040 kg WDL =553380,32 kg = 58752 kg = 39168 kg = 138240 kg
Keramik = 24 . 20 . 24. 2
85
Koefisien reduksi = 0,5 WLL = 0,5 . 24 . 20 . 500 = 120000 kg W3 = WDL + WLL = 553380,32 kg + 120000 kg = 673380,32 kg d. Beban Lantai 2 dan 1 1. Beban Mati Berat plat = 24 . 20 . 0,12 . 2400 Berat balok induk (30x80) = (5 . 24).(0,8 - 0,12) . 0,3 . 2400 = (4 . 20).(0,8 - 0,12) . 0,3 . 2400 Berat balok anak (20x40) = {(3 . 24) + (3 . 20)} . (0,4 0,12) . 0,2. 2400 =17740,8 kg Kolom (80x80) = 24 . 9,85 . 0,8 . 0,8 . 2400 Dinding Plafond Spasi = {(2. 24) + (2. 20)} . 9,85 . 250 = 24 .20 . (11+7) = 24 . 20 . 21. 3 =174366,72 kg = 104060 kg = 8640 kg = 30240 kg = 23040 kg WDL = 594247,52 kg 2.Beban Hidup qL lantai tribun = 500 kg/m2 = 58752 kg = 39168 kg = 138240 kg
Keramik = 24 . 20 . 24. 2
86
Koefisien reduksi = 0,5 WLL = 0,5 . 24. .20 . 500 = 120000 kg W1,2 = WDL + WLL = 594247,52 kg +120000 kg = 714247,52 kg Beban total (Wt) Wt = W5 + W 4 + W3 + W2 + W1 = 814530,4 + 637962,08 + 673380,32 + 714247,52 + 714247,52 = 3554367,84 kg
87
Dari buku tata cara perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung diperoleh I=1,5 dan K=1,0 untuk bangunan yang menggunakan struktur rangka beton bertulang dan daktilitas penuh.
3.3.5 Gaya geser horisontal total akibat gempa ke sepanjang tinggi gedung
Vx = Vy = C . I .K .Wt = 0,05 . 1,5 . 1,0 . 3554,38 ton = 799,74 ton
3.6.6 Distribusi gaya geser horisontal total akibat gempa kesepanjang tinggi gedung
a. Arah x (lihat tabel) H 28,77 = 1,198 < 3 = 24 A Fix = b. Arah y H 28,77 = 1,798 < 3 = 24 A Fiy=
wi.hi Vy wi.hi
wi.hi Vx wi.hi
Keterangan : Fi hi = Gaya geser horisontal akibat gempa lantai ke-i = Tinggi lantai ke-I terhadap lantai dasar
Vx, y = Gaya geser horisontal total akibat gempa untuk arah x atau arah y A = Panjang sisi bangunan dalam arah x dan y
88
Tingkat
5 4 3 2 1
3.4
89
Gaya rencana dipakai gaya maksimum pada batang 147 (frame 147) P = 19279,3 N Vu = 184107,4 N Tu = 151500 Nmm Mu = 356008900 Nmm Penulangan longitudinal d = 700 20 -12 -19/2 = 658,5 mm Penulangan pada momen K= Mu d 2 .b. 356008900 0,8.250.658,5 2
= 4,105 MPa min = 0,0040 perlu = 0,0134 maks = 0,022 min [ perlu [ maks 0,0040 [ 0,0134 [ 0,022 As = . b. d = 0,0134 . 250 . 658,5 = 2205,975 mm2 Akibat gaya tekan aksial
90
A=
P . fy 19279,3 0,65.350
= 91,806 mm2 Ast = As + A = 2205,975 + 91,806 = 2297,78 mm2 Dipakai 10 D 19 kontrol spasi = 250 40 (3.19) 2
91
Vs
Vu
Vc
= 520827,13 N Vs 2/3 . b . d .
fc
150688,68 N 520827,13 N Dimensi sudah memenuhi syarat Smaks = d/4 = 658,5 / 4 = 1634,63 mm , dipakai 150 mm Penulangan geser Av = Vs.S fy.d 150668,68.150 350.658,5
92
Selimut beton (p) Diameter tul. utama Diameter tul. sengkang Mutu baja (fy) Mutu beton (fc)
Gaya rencana yang dipakai gaya maksimum pada batang 550 (frame 550) P = 278290,4 N Vu = 382677 N Tu = 198000 Nmm Mu = 849107800 Nmm Penulangan longitudinal d = 800 40 -12 -25/2 = 735,5 mm Penuangan pada momen K= Mu d 2 .b.
849107800 0,8.300.735,5 2
= 6,5 MPa min = 0,0040 perlu = 0,0191 maks = 0,022 min [ perlu [ maks 0,0040 [ 0,0191 [ 0,022 As = . b . d
93
= 0,0191 . 300 . 735,5 = 4214,415 mm2 Akibat gaya tekan aksial A= P . fy 278790,4 0,65.350 = 1225,45 mm2
Ast = As + A = 4214,415 + 1225,45 = 5439,86 mm2 Dipakai 11 D 25 Penulangan geser Tu Vu = 198000 Nmm = 382677 N
94
Vs =
Vu
Vc
= 697756,56 N Vs 2/3 . b . d .
fc
463355,86 N 697756,56 N Dimensi sudah memenuhi syarat Smaks = d/4 = 735,5 / 4 = 183,875 mm , dipakai 150 mm
95
Gaya rencana dipakai gaya maksimum pada batang 742 (frame 742) P = 690887,3 N
Vu = 128928,9 N Tu = 6547700 Nmm Mu = 328143700 Nmm Penulangan longitudinal d = 700 40 -12 -19/2 = 638,5 mm Penulangan pada momen
96
K=
= 5,03 MPa min = 0,0040 perlu = 0,0171 maks = 0,022 min [ perlu [ maks 0,0040 [ 0,0171 [ 0,022 As = . b. d = 0,0171 . 200 . 638,5 = 2183,67 mm2 Akibat gaya tekan aksial A= P . fy 690887,3 0,65.350
= 3036,86 mm2 Ast = As + A = 2183,67 + 3036,86 = 5220,53 mm2 Dipakai 8 D 19 Penulangan geser Tu = 6547700 Nmm
97
Vu
= 128928,9 N
fc . Sx2y
b.d x2 y
200.638,5 8928000
Tu 2 ) Vu
= 49512,36 N Vs =
Vu
Vc
98
= 403822,85 N Vs 2/3 . b . d .
fc
165369,14 N 403822,85 N Dimensi sudah memenuhi syarat Smaks = d/4 = 638,5 / 4 = 159,62 mm , dipakai 150 mm Penulangan geser Av =
Vs.S fy.d
165369,14.150 350.638,5
Kolom 80x 80 (frame 2 ) P Vu Tu Mu = 2621461,3 N = 328431,3 N = 1212800 Nmm = 1125725 Nmm Ukuran kolom = (800 x 800 ) mm
Diameter tulangan pokok = 25 mm Selimut beton (p) Diameter sengkang = 50 mm = 12 mm = 350 MPa
fy
99
= 800-50-12-25/2 = 725,5 mm
Mu P
1125725 2621461,3
= 458,21 mm ab = . Cb = 0,85 . 458,21 = 389,48 mm Dengan mengabaikan displacement concrete Ccb = ab . b . 0,85 . fc = 389,48 . 800 . 0,85. 22,5 = 5959044 N Tsb = Csb
Karena kolom simetri Pnb = Ccb + Csb Tsb = 5959044 N Prb = 0,65 . Pnb = 0,65 . 5959044 = 3893378,6 N
100
= 0,000167 =
cb d ' 0,003 d
458,21 50 0,003 50
h ab h h ) + Tsb ( - d ) + Csb ( - d ) 2 2 2 2
800 800 389,48 50) ) + 2 Tsb ( 2 2 2
= 5959044 (
As
Tsb fy
271967,30 350
= 777,05 mm2
As
101
. 1/24 .
fc . Sx2y
= 0,6 . 1/24 . 22,5 . 343000000 = 40674796,4 Nmm
Tu . 1/24 .
fc . Sx2y
fc
Vu
Vc
= 1835385,95 N Vs 2/3 . b . d .
fc
102
88539,02 N 1835385,95 N Dimensi memenuhi syarat Smaks = d/4 = 725,5 / 4 = 181,375 mm , dipakai 150 mm Penulangan geser
Av =
Vs.s fy.d
= 88539,02.150 350.725,5
3.5.2
Kolom lantai 2
103
Mu
Diameter tulangan pokok = 25 mm Selimut beton (p) Diameter sengkang = 50 mm = 12 mm = 350 MPa
fy
d = 800 - 50 - 12 - 25 / 2 = 725,5 mm
Mu P
629904200 2053252,2
= 458,21 mm ab = . Cb = 0,85 . 458,21 = 389,48 mm Dengan mengabaikan displacement concrete Ccb = ab . b .0,85 . fc = 389,48 . 800 . 0,85 . 22,5 = 5959044 N
104
Tsb
= Csb
Prb
= 0,000167 =
cb d ' 0,003 d
458,21 50 0,003 50
h ab h h ) + Ts b ( - d ) + Csb ( - d ) 2 2 2 2
800 800 389,48 ) + 2 Tsb ( 50) 2 2 2
= 5959044 (
As
Tsb fy
105
847498,8 350
= 241,43 mm2
As
Tu . 1/24 .
fc . Sx2y
106
Vs =
Vu
Vc
= 1835385,95 N Vs 2/3 . b . d .
fc
33264,81 N 1835385,95 N Dimensi memenuhi syarat Smaks = d/4 = 725,5 / 4 = 181,375 mm , dipakai 150 mm Penulangan geser Av = Vs.s fy.d = 33264,81.150 350.725,5
107
= 1483837,2 N = 227849,4 N = 10660000 Nmm = 568184500 Nmm Ukuran kolom = (700 x 700 ) mm
Diameter tulangan pokok = 25 mm Selimut beton (p) Diameter sengkang fy = 50 mm = 12 mm = 350 MPa
d = 700 50 12 25 / 2 = 625,5 mm
Mu P 568184500 1483837,2
= 395,05 mm
108
ab
Dengan mengabaikan displacement concrete Ccb = ab . b . 0,85 . fc = 355,79 . 700 . 0,85 . 22,5 = 4495452,039 N Tsb = Csb
Karena kolom simetri Pnb = Ccb + Csb - Tsb = 4495452,039 N Prb = 0,65 . Pnb = 0,65 . 4495452,039 = 2922043,83 N P Prb 1438837,2 N 2922043,83 control keluluhan baja
vy vs
= 0,021 vy = 0,000167
109
Mnb = Ccb (
= 4495452,039 (
= 818644293,6 N + 600 Tsb 568184500 = 818644293,6 + 600 Tsb Tsb As = 417432,98 N = Tsb fy 417432,98 350
= 1192,66 mm2 As = 2 As = 2 . 1192,66 = 2385,33 mm2 Dipakai tulangan 12 D25 Spasi = 700 100 (3.25) 2
= 10660000 Nmm = 227489,4 Nmm = ( 700 100 )2 . ( 700 100 ) = 216000000 mm2
. 1/24 .
= 25614449,05 Nmm
110
Tu . 1/24 .
fc . Sx2y
Vc
= 32998,18 N 0 Perlu tulangan geser 2/3 . b . d . fc = 2/3 . 700 . 625,5 . = 1184603,27 N Vs 2/3 . b . d .
fc
22,5
32998,18 N 1184603,27 N Dimensi memenuhi syarat Smaks = d / 4 = 625,5 / 4 = 156.375 mm, dipakai 150 mm Penulangan geser Av = Vs.s fy.d 323988,18.150 350.625,5
111
3.5.4
Kolom lantai 4
= 1118951,9 N = 333098,7 N = 16062300 Nmm = 736591000 Nmm Ukuran kolom = (600 x 600 ) mm
Diameter tulangan pokok = 25 mm Selimut beton (p) Diameter sengkang Fy = 50 mm = 12 mm = 350 MPa
d = 600 - 50 - 12 - 25 / 2 = 525,5 mm
Mu P
112
736391000 1118951,9
= 331,89 mm ab = . Cb = 0,85 . 331,89 = 282,11 mm Dengan mengabaikan displacement concrete Ccb = ab . b . 0,85 . fc = 282,11 . 600 . 0,85 . 22,5 = 3237218,28 N Tsb = Csb
Karena kolom simetri Pnb = Ccb + Csb - Tsb = 3237218,28 N Prb = 0,65 . Pnb = 0,65 . 3237218,28 = 2104191,88 N P Prb 1118951,9 N 2104191,88 N control keluluhan baja
113
vy vs
= 0,0139 0,00016 Mnb = Ccb ( h ab h h ) + Tsb ( - d ) + Csb ( - d ) 2 2 2 2 600 282,11 600 ) + 2 Tsb ( 50) 2 2 2
= 3237218,28 (
= 514539659,5 + 500 Tsb 736591000 = 514539659,5 + 500 Tsb Tsb As = 444102,68 N = Tsb fy 444102,68 350
= 126,86 mm2 Ast = 2 As = 2 . 126,86 = 2537,72 mm2 Dipakai tulangan 8 D 25 Spasi = 600 100 (3.25) 2
114
Vu
= 333098,7 Nmm
= 125000000 mm2
. 1/24 .
fc . Sx2y = 0,6 . 1/24 . 22,5 . 1256000000
= 238761,05 N Vs = Vu
Vc
= 316403,45 N 0
115
= 997066,14 N Vs 2/3 . b . d .
fc
316403,45 N 997066,14 N Dimensi memenuhi syarat Smaks = d / 4 = 525,5 / 4 = 131,13 mm, dipakai 150 mm Penulangan geser Av = Vs.s fy.d 316403,45.150 350.525,5
3.5.5
Kolom lantai 5
116
Mu
Diameter tulangan pokok = 25 mm Selimut beton (p) Diameter sengkang fy = 50 mm = 12 mm = 350 MPa
d = 600 50 12 25 / 2 = 525,5 mm
Mu P 703405000 801470,1
= 331,89 mm
ab
Dengan mengabaikan displacement concrete Ccb = ab . b . 0,85 . fc = 282,11 . 600 . 0,85 . 22,5
117
Karena Tsb dan Csb simetri Pnb = Ccb + Csb - Tsb = 3237218,28 N Prb = 0,65 . Pnb = 0,65 . 3237218,28 = 2104191,88 N P Prb 801470,1 N 2104191,88 N Kontrol Keluluhan baja
vy vs
= 0,0139 0,000167 Mnb = Ccb( h ab h h ) + Tsb ( - d ) + Csb ( - d ) 2 2 2 2 600 282,11 600 ) + 2 Tsb ( 50) 2 2 2
= 3237218,28 (
= 514539659,5 + 500 Tsb 703405000 = 514539659,5 + 500 Tsb Tsb As = 377730,68 N = Tsb fy
118
377730,68 350
= 1079,23mm2 Ast = 2 . As = 2 . 1079,23 = 2158,46 mm2 Dipakai tulangan 8 D25 Spasi = 600 100 (3.25) 2
= 78669000 Nmm =242316,6 Nmm = ( 600 100 )2 . (600 100 ) =125000000 mm2
. 1/24 .
Tu . 1/24 .
fc . Sx2y
= 0,0025
119
Vc =
1 / 6.b.d fc 1 + (2,5.Ct Tu 2 ) . Vu
= 110294,93 N Vs =
Vu
Vc
= 293566,07 N 0
= 997066,14 N Vs 2/3 . b . d .
fc
293566,07 N 997066,14 N Dimensi memenuhi syarat Smaks = d / 4 = 525,5 / 4 = 131,13 mm, dipakai 150 mm Penulangan geser
120
Av =
Vs.s fy.d
293566,07.150 350.525,5
3.6
Perhitungan Pondasi
3.6.1
Uraian Umum
Sebelum dimulai pembangunan Gedung Dekranasda, maka dilaksanakan penyelidikan tanah pada lokasi tersebut. Penyelidikan tanah yang dilakukan meliputi pekerjaan sondir dan pekerjaan boring, serta
121
pengambilan contoh tanah (sampling) untuk diselidiki mengenai sifat-sifat fisik dan sifat-sifat mekanikmya di laboratorium. Dari hasil pengujian tanah tersebut disarankan untuk menggunakan pondasi pancang sesuai panjang beban yang bekerja dan tidak melebihi daya dukung izin (Qa) dari data sondir. Untuk itu, Gedung Dekranasda ini direncanakan dengan pondasi tiang pancang. Selanjutnya, besaran sifat-sifat tanah dan harga-harga mechanichal properties tanah hasil pengujian di laboratorium dapat dilihat pada laporan hasil penyelidikan tanah.
3.6.1
Data tanah hasil sondir: Kedalaman tanah (Df) Konus (qc) Total friksen (Tf) Sf1 Sf2 Berat sendiri beton (gb) Diameter panjang (d) : 30 m : 140 kg/m2 : 200 kg/m2 : 5 : 10 : 24 kN/m2 : 0,45 m
122
1 2 3 4 5
P1 P4 P5 P6 P8
1 4 5 6 8
P Mu
= 3190,6704 kN = 1397,738 kNm Ukuran Jumlah Pancang arah y (m) Jumlah pancang arah x (n) Luas tiang pancang (A) Keliling tiang pancang (B) Jarak antar tiang pancang (s) : 4,25 m x 4,25 m x 1,25 m :3 :3 : 0,158 m2 : 1,413 m : 1,50 m
Rencana pemancangan dan pendimensian tiang pancang Pembebanan Tiang pancang Berat sendiri pancang = 0,25 x 3,14 x 0,452 x 24 x 8 x 30 Berat poer = 4,25 x 4,25 x 1,25 x 24 = 915,624 KN = 541,875 KN q = 1457,499 KN Beban yang terjadi Eksentrisitas kolom = 1457,499 + 190,670 = Mu / P =1397,731 / 3190,670 = 4648,169 kN
123
90
.(
= 1-
90
.(
= 1-
= 1,328 Daya dukung tiang pancang Daya dukung untuk satu tiang pancang Q =
Tf .B qc. A + SF 2 SF1 Tf .B qc. A + SF 2 SF1
200.1.413 140.0,158 + 10 5
= 32,684 kN Daya dukung ijin Qijin = . Q. n = 1,328. 32,684 . 8 = 347,426 kN Beban yang dipikul satu tiang pancang
124
q1
p Mu.x Mu. y + + n x2 y2
= 864,744 kN Daya dukung untuk 8 tiang pancang adalah = 8 x 864,744 = 6917,95 kN Beban yang terjadi 4648,169 kN < 6917,95 kN
83
150
150
83 150 150 83
83
4.1. SYARAT SYARAT UMUM Pasal I. 01 PERATURAN UMUM Tatkala dalam penyelenggaraan bangunan ini dilaksanaakan berdasarkan peraturan-peraturan sebagai berikut : 1. Sepanjang tidak ada ketentuan lain untuk melaksanakan pekerjaan borongan bangunan di Indonesi, maka sah dan mengikat adalah syarat-syarat umum (disimngkat SU) untuk melaksanakan pekerjaan borongan bangunan Indonesia (AV) yang disyahkan dengan surat keputusan Pemerintah No.9 tanggal : 28 Mei 1941 dan tambahan Lembaran Negara No. 14571. 2. Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 42 tahun 2002, Pengganti kepres R.I No.17 tahun 2000, dan Kepres R.I No. 80 Tahun 2003, PenggantiKepres No. 18 tahun 2000, dan Kepres R.I No. 61 Tahun 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah. 3. Surat Edaran Bersama (SEB) Bappenas dan Departeman Keuangan Nomor :
Tanggal 11 Januari 1999, Tentang harga satuan tertinggi Pembangunan Bangunan Gedung Negara Tahun Anggaran 1999/2000. 4. Surat Edaran Bersama (SEB) Bappenas dan Departeman Keuangan
130
S 42 / A / S 2262 / D.2 / 05 /
Nomor :
Pelaksanaan Keppres RI No. 18 tahun 2000 Tentang pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/jasa Instansi Pemerintah. 5. Surat Keputusan Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Nomor : 0295/KPTS/CK/1997 tanggal 1 April 1997, tentang Pedoman Operasional Pelaksanaan Penyelenggaraan Pembangunan, Pemeliharaan dan Perawatan (Rehabilitas, Renovasi, Restorasi) Bangunan Gedung Negara. 6. Peraturan Mendagri No. 2 tahun 1999 dan No. 3 tahun 1995 tentang Petunjuk Pelaksanaan Proyek APBDN Propinsi Jawa Tengah. 7. Suara Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah RI No. IK. 02.05-Mn/134 tanggal 19 Februari 2003, No. Ik.02.05-Mn/135 tanggal 19 februari 2003. 8. Peraturan- peraturan lain yang berhubungan dengan Pembangunan ini. 9. Peraturan Pemerintah Daerah setempat yang berhubungan dengan pekerjaan.
131
2. Pengelolaan Kegiatan Pekerjaan (PKP) yang terdiri dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah. 3. Pengelolaan Teknis Kegiatan Pekerjaan (BPP) adalah personil yang ditunjuk oleh Dinas Kimtaru Propinsi Jawa Tengah.
132
pelaksanaan pekerjaan sebelum mendapat ijin tertulis dari Pengguna Anggaran dan Pengendali Kegiatan. 4. Bilamana Pengawas lapangan menjumpai kejanggalan-kejanggalan dalam pelaksanaan atau menyimpan dari bestek, supaya segera memberitahukan secara tertulis kepada Pengguna Anggaran dan Pengendali Kegiatan. 5. Kelalaian akibat Pengawas menjadi resiko konsultan Pengawas. 6. Pengawas terikat UU Jasa Konstruksi No.18 tahun 2001 dan PP yang berlaku. 7. Konsultan Pengawas diwajibkan menyusun rekaman pengawasan selama pelaksanaan berlangsung 0% sampai dengan serah terima pekerjaan ke II dan disampaikan kepada Pengguna Anggaran dan Pengendali Kegiatan.
133
2. Bagi mereka yang tidak mengikuti/menghadiri Aanwijzing tidak tetap diperbolehkan mengikuti pelelangan. 3. Berita acara pemberian penjelasan (Aanwijzing) dapat diambil pada : 1. 2. Hari Tanggal : :
134
3. 4.
Waktu Tempat
Pasal I. 08 PELELANGAN
1. Pelelangan akan dilaksanakan sesuai keputusan Presiden No.16 tahun 1994 serta perubahan saat pelelangan. 2. Pemasukan surat penawaran paling lambat pada :.2005, Jam :..WIB. 3. Pembukaan surat-surat penawaran akan dilakukan oleh Panitia lelang dihadapan Rekanan, pada :..2005, Jam
:..WIB. 4. Wakil Rekanan yang mengikuti/ menghadiri pelelangan harus membawa syrat kuasa bermeterai Rp.6.000,-- dari Direksi Rekanan dan bertanggung jawab penuh.
135
2. Sampul surat penawaran yang sudah terisi surat penawaran lengkap dengan lampiran-lampirannya supaya ditutup, dan diberi lak 5 (lima) tempat dan tidak boleh diberi kode cap cincin atau cap perusahaan dan kode lain. 3. Sampul penawaran di sebelah kiri atas dan di sebelah kanan bawah supaya ditulis (periksa contoh surat penawaran). 4. Alamat sampul seperti tertulis digambar dibawah bisa ditempel huruf besar langsung pada kertas sampulnya. 5. Sampul surat penawaran dibuat sendiri oleh pemborong, ukuran sesuai contoh.
2. Sampul surat penawaran terdapat nama atau terdapat hasil penawarannya atau
terdapat juga tanda-tanda lain di luar syarat-syarat yang telah ditentukan.
136
2. Surat penawaran, surat Pernyataan, daftar RAB, Daftar harga satuan Bahan dan Upah kerja, Daftar Analisa Pekerjaan dan daftar harga Satuan Pekerjaan halaman supaya dibuat di atas kertas kop nama perusahaan (pemborong) dan harus ditanda tangani oleh Direktur Rekanan yang bersangkuatan dan di bawah tanda tangan supaya disebutkan nama terang dan cap perusahaan. 3. Bilamana surat penawaran tidak ditandatangani oleh Direktur Pemborong sendiri harus dilampiri : a. Surat kuasa dari Direktur Pemborong yang bersangkutan bermaterai Rp. 6000,- diberi tanggal dan cap perusahaan terkena pada meterai tersebut. b. Foto copy akte pendirian berbadan hukum. 4. Surat penawaran supaya dibuat rangkap 3 (tiga) lengkap dengan lampiranlampirannya dan surat penawaran yang asli diberi materai Rp. 6000,- dan materai supaya diberi tanggal terkena tanda tangan dan cap perusahaan. 5. Surat penawaran termasuk lampiran-lampiran supaya dimasukkan ke dalam satu amplop sampul surat penawaran yang tertutup. 6. Penawaran berisi : 1. 2. Surat Penawaran Lampiran : a. RAB b. Harga satuan c. Analisa d. Harga Upah dan Bahan
137
e. Jaminan Penawaran yang berbentuk copy (asli diserahkan ) dari Bank Pemerintah atau lembaga Keuangan yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan sebesar Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah). 3. Dokumen Teknis
138
2. Surat penawaran, surat pernyataan dan daftar RAB tidak dibuat di atas kertas kop Rekanan yang bersangkutan. 3. Surat penawaran tidak ditanda tangani si penawar. 4. Harga penawaran yang tertulis dengan angka tidak sesuai dengan yang tertulis dengan huruf. 5. Surat penawaran asli tidak bermeterai Rp.6000,- tidak diberi tanggal dan tidak terkena tanda tangan penawar/tidak ada cap perusahaan. 6. Tidak jelas besarnya jumlah penawaran baik yang tertulis dengan angka maupun huruf. 7. Terdapat salah satu lampiran yang tidak ditanda tangani oleh penawar dan tidak diberi cap dari Rekanan. 8. Surat penawaran dari Rekanan yang tidak diundang. 9. Surat penawaran yang tidak lengkap lampiran-lampirannya. 10. Penawaran yang disampaikan dilihat batas waktu yang ditentukan
139
a. Penawaran
harga
yang
ditawarkan
secara
teknis
dapat
dipertanggungjawabkan. b. Perhitungan harga yang ditawarkan dapat dipertanggungjawabkan. c. Penawaran tersebut adalah yang terendah diantara penawaran yang memenuhi syarat seperti tersebut diatas. 2. Jika dua peserta atau lebih mengajukan harga mempunyai kemampuan dan kecakapan yang terbesar. Jika bahan-bahan untuk menentukan pilihan tersebut tidak ada maka penilaiannya dilakukan dengan penilaian kembali, hal mana harus dicatat dalam berita acara. 3. Panitia membuat laporan kepada pejabat yang berwenang mengambil keputusan mengenai penetapan calon pemenang laporan tersebut disertai usulan serta penjelasan tambahan dan keterangan lain yang dianggap perlu sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan. 4. Aspek teknis, administrasi dan harga.
140
141
3. Harga-harga yang ditawarkan dianggap tidak wajar. 4. Sanggahan dari rekanan ternyata benar 5. Berhubungan dengan pelbagai hal tidak mungkin mengadakan penetapan. 6. Dalam pelelangan dinyatakan gagal atau pemenangnya yang ditunjuk mengundurkan diri atau urutan pemenang kedua tidak bersedia ditunjuk, maka panitia pelangan atas permintaan kepala kantor satuan kerja, atau pemimpin kegiatan akan mengadakan pelelangan ulang.
142
memberitahukan secara tertulis kepada Pemberi Tugas. 2. Pemborong supaya menempatkan seorang kepala pelaksana yang ahli (S1 Sipil) dan diberi kuasa oleh Direktur Pemborong untuk bertindak atas namanya. 3. Kepada Pelaksana yang diberi kuasa penuh harus selalu ditempat pekerjaan agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang telah ditugaskan oleh direksi. 4. Kepala Pelaksana supaya yang berpengalaman dalam pekerjaan gedung bertingkat dan pembantu-pembantunya minimal memahami bestek dan mengerti gambar.
143
3. Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis dari Pengguna Anggaran/Pengelola Kegiatan. 4. Lapangan/lahan yang tersedia.
144
6. Di dalam pelaksanaan., Pemborong tidak boleh menyimpang dari ketentuan RKS dan ukuran-ukuran gambar, kecuali seizin dan sepengetahuan pemberi tugas.
penerangan/lampu pada tempat tertentu, satu sama hal lain tersebut atas kehendak Direksi. 3. Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan dan alat-alat lainnya yang disimpan dalam gudang dan halaman pekerjaan, apabila terjadi kebakaran dan pencurian, maka harus segera mendatangkan gantinya untuk kelancaran pekerjaan. 4. Pemborong harus menjaga jangan sampai terjadi kebakaran sabotase di tempat pekerjaan, alat-alat kebakaran atau alat-alat bantu lain untuk keperluan yang sama harus selalu berada di tempat pekerjaan. 5. Segala resiko dan kemungkinan kebakaran yang menimbulkan kerugian dalam pelaksanaan pekerjaan dan bahan-bahan materi juga gudang dan lain-lain sepenuhnya.
145
146
4. Semua bahan-bahan bangunan yang telah dinyatakan oleh pengendali kegiatan tidak dapat dipakai (afkir) harus segera disingkirkan jauh-jauh dari tempat pekerjaan dalam tempo 24 jam dan hal ini menjadi tanggung jawab rekanan. 5. Bilamana pemborong melanjutkan pekerjaan dengan bahan-bahan bangunan yang telah diafkir, maka pemimpin kegiatan/pengawas berhak untuk memerintah membongkar dan harus mengganti dengan bahan-bahan yang memenuhi syarat-syarat atas resiko/tanggung jawab pemborong. 6. Bilamana Pemimpin kegiatan/ Pengelola kegiatan sangsi akan mutu bahan/ kwalitas bahan bangunan yang akan digunakan, pemimpin kegiatan/ pengelola kegiatan berhak meminta kepada pemborong untuk memeriksakan bahan bahan bangunan tersebut pada laboratorium bahan-bahan bangunan.
147
tersebut dapat dibenarkan oleh pemerintah, bukan menjadi tanggungan Pemborong. 4. Apabila terjadi force majeure, pihak rekanan harus memberitahukan kepada pemimpin kegiatan/pengelola kegiatan secara tertulis paling lambat 24 jam demikian pula bila force majeure.
Pasal I. 25 ASURANSI
Pemborong harus mengasuransikan semua tenaga kerja yang bekerja di kegiatan ini ke PT. Jamsostek, ternasuk tenaga dari team Teknis, Konsulatan Perencana dan Konsultan Pengawas yang namanya tercamtum dalam Struktur Organisasi ini.
148
2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) beserta gambar-gambarnya berlaku sebagai dasar pedoman/ketentuan untuk melaksanakan pekerjaan ini. 3. Gambar-ganbar yang ikut disertakan akan juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari RKS ini. 4. Kontraktor wajib untuk mengadakan perhitungan kembali atas segala ukuranukuran dimensi konstruksi apabila ukuran-ukuran yang ditentukan dalam spesifikasi/gambar meragukan kontraktor. Dalam hal ini Kontraktor diijinkan membetulkan kesalahan gambar dan melaksanakannya setelah ada persetujuan tertulis dari Penawas dengan persetujuan Pemberi Tugas. 5. Bila terdapat perbedaan : a. Antara gambar dan ketentuan RKS, Surat/Surat Penawaran maka Pemberi Tugas dapat memutuskan pekerjaan dengan volume pekerjaan harga pekerjaan/kwalitas bahan material yang tinggi. b. Surat perjanjian Pemborong didahulukan atas RKS. c. RKS didahulukan atas gambar serta perubahan sebagaimana Berita Acara
149
Konsultan Pengawas yang diberikan secara tertulis di mana dijelaskan juga kemungkinan adanya pekerjaan tambah/kurang. 7. Apabila ada perbedaan gambar dalam yang satu dengan yang lain, maka Pemberi Tugas dapat menetapkan yang lebih besar volume/harga
kwalitas/ukuran. 8. Kontraktor wajib membuat gambar kerja, sebelum memulai sesuatu pekerjaan yang khusus dan harus dimintakan persetujuan Konsultan Pengawas. 9. Dalam hal kontraktor meragukan ketentuan-ketentuan yang tercamtum dalam dokuman pelaksanaan, maka kontraktor wajib berkonsultasi dengan konsultan Perencana atau Pengawas. 10. Untuk menghindari kesalahan dalam memedomani gambar-gambar
pelaksanaan, maka kontraktor untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan di lapangan sama sekali tidak diperkenankan memperbanyak gambar dengan cara apapun: seperti menyalin kembali gambar pada kalkir atau kertas lainnya, mengopy dengan cara apapun. Jika Pelaksana Kontraktor memerlukan copy gambar maka copy tersebut hanya dapat dikeluarkan melalui Konsultan. Seluruh akibat terhadap pelanggaran yang tersebut di atas, akan menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
150
Pasal I. 28 LAIN-LAIN
1. Hal-hal yang belum tercantum dalam RKS ini akan dijelaskan di dalam
Aanwijzing
2. Sarat penawaran / RAB supaya dibuat seperti contoh terlampir. 3. Bilamana jenis pekerjaan yang telah tercantum di dalam contoh daftar RAB ternyata terdapat kekurangannya tersebut dapat ditambahkan menurut posposnya dengan cara menambah huruf alphabet pada nomor terakhir dari pos yang bersangkutan, misalnya pos persiapan nomor terakhir 4, maka perubahannya tidak nomor 5, tetapi nomor 4a, 4b dan seterusnya. 4. Surat permohonan IMB (jika diperlukan) dari Pemberi Tugas, sedang pengurusan dan pembiayaannya kepada Pemborong dan dilaksanakan segera setelah dilakukan penandatanganan. 5. Segala kerusakan yang timbul akibat pelaksanaan menjadi tanggung jawab Kontraktor. 6. BQ tidak mengikat. 7. Apakah ada saat pengajuan penawaran ada ketidak benaran data / informasi sejak dimulainya proses pelelangan ini, maka Panitia/ Pimpinan Kegiatan akan menjatuhkan sanksi. 8. Bentuk dan jenis sanksi akan ditentukan oleh Penitia Lelang / Pimpinan Kegiatan. 9. Ketentuan atau ketetapan lain di dalam pelaksanaan proses pelelangan ini merupakan hak dan wewenang Panitia Lelang/ Pimpinan Kegiatan.
151
4.2
SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI
152
3. Jaminan Pelaksanaan dapat dikembalikan bilamana pekerjaan sudah diserahkan pertama kalinya dan diterima dengan baik oleh Pengguna Anggaran.
Schedule dan kurva S yang disetujui oleh Pemberi Tugas atau Pengawas
Lapangan selambat-lambatnya satu minggu setelah SPK diterbitkan, serta daftar nama pelaksanan dan struktur organisasi pelaksanaan yang
ditandatangani Direktur, diserahkan untuk menyelesaikan proyek ini. 2. Pemborong diwajibkan melaksanakan pekerjaan menurut Rencana Kerja tersebut. 3. Rekanan tetap bertanggungjawab atas penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya.
153
2. Penilaian prestasi kerja atas dasar pekerjaan yang sudah dikerjakan, tidak termasuk adanya bahan-bahan pekerjaan dan tidak atas dasar besarnya pengeluaran uang oleh Pemborong.
154
c. Berita Acara Aanwijzing d. Berita Acara Pembukuan Surat Penawaran e. Berita Acara Evaluasi f. SPK (Gunning) g. Surat Penawaran h. Daftar RAB i. Daftar Harga Satuan Bahan dan Upah Kerja j. Daftar Analisa Satuan Pekerjaan k. Daftar Harga Satuan Pekerjaan
l. Time Schedule
m. Surat kesanggupan bermeterai Rp.6000,1) Untuk mengadakan jaminan pelaksanaan 2) Untuk bekerjasama dengan pengusaha golongan ekonomi lemah setempat 3) Surat kesanggupan tunduk pada pereturan yang berlaku dan Perda 4) Untuk mengasuransikan tenaga kerja ke PT. Jamsostek 5) Untuk memperbaiki segala kerusakan akibat pelaksanaan selama berlangsungnya pekerjaan.
155
r. Foto copy tender garansi dari Bank Pemerintah atau Bank lain yang telah disetujui oleh Menteri Keuangan RI, dan masih berlaku dua bulan dari tanggal lelang s. Tender garansi asli diserahkan kepada Pemegang Kas kegiatan pada saat pelelangan t. Foto copy anggota Gapensi/ AKI yang masih berlaku. u. Foto copy referensi Bank Pemerinatah khusus untuk tender kegiatan ini. v. Daftar nama personalia yang ditetapkan dalam kegiatan ini. w. Daftar peralatan yang digunakan dalam kegiatan ini. x. Daftar nama pelaksana yang akan ditunjuk dalan pelaksanaan ini. y. Gambar pelaksanaan terdiri dari 6 (enam) ganda gambar komplit, dan 14 (empat belas) ganda gambar pokok. z. Foto copy jaminan pelaksanaan. Semua lampiran lampiran masuk dalam kontrak
156
3. Apabila akan memulai pekerjaan, Pemborong wajib memberitahukan secara tertulis kepada Pemberi Tugas. 4. Pemborong wajib melakukan pemotretan dari 0 % sampai 100 % dan dicetak menurut petunjuk dari Konsultan Pengawas.
a. Daftar kemajuan pekerjaan 100% ditanda tangani pengawas lapangan dan diketahui oleh Pemborong. b. Satu (1) album berisi foto berwarna yang menyatakan prestasi kerja 100%. c. Khusus untuk ukuran foto yang 10 R supaya diambil yang baik.
157
4. Surat permohonan pemeriksaan teknis dikirim kepada Pemimpin Kegiatan harus sudah dikirimkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum batas waktu penyerahan pertama kalinya berakhir. 5. Dalam penyerahan pekerjaan pertama kalinya bilamana terdapat pekerjaan instalasi listrik, maka pihak pemborong harus menunjukkan kepada proyek surat pernyataan bahwa instalasi listrik tersebut telah terdaftar di PLN dengan meterai Rp. 6000,-
158
159
e. Adanya gangguan curah hujan yang terus menerus di tempat pekerjaan secara langsung mengganggu pekerjaan yang dilaporkan oleh Konsultan Pengawas. f. Pekerjaan tidak dapat dimulai tepat pada waktu yang telah ditentukan karena lahan yang akan dipakai untuk bangunan masih ada masalah.
160
161
pertama, pemborong harus mendak dan foto 10 R sejumlah 5 buah dan sudah dipigur.
162
eanemer) tanpa izin tertulis dari pihak Pemberi Tugas tidak diizinkan.
163
Berkedudukan : . Dengan ini menyatakan : 1. Akan tunduk pada pedoman penunjukan langsung untuk pelaksanaan pekerjaan bangunan-bangunan negara. 2. Mengindahkan syarat-syarat dan keterangan-keterangan di dalam
dokumen lelang dan perubahan-perubahan atau tambahan-tambahan yang tercantum dalam berita acara aanwijzing, pada tanggal .. 3. Memperhitungkan pekerjaan pengurangan atau penambahan yang mungkin ada atas dasar bestek.
164
4. Penawaran tersebut mengikat sampai pekerjaan selesai sesuai kontrak. 5. Telah menyerahkan surat jaminan penawaran berupa surat jaminan Bank sebesar Rp 6. Penawaran tersebut mengikat sampai pekerjaan selesai sesuai dengan kontrak. 7. Sanggup dan bersedia melaksanakan, menandatangani bahan-bahan bangunan dan peralatan yang diperlukan untuk : a. Pekerjaan b. Lokasi c. Denagn harga borongan d. Jangka waktu pelaksanaan : : : Rp : ( (terbilang) ) hari kalender ( ) hari
2004
4.3
Pasal III.01.
165
PENJELASAN UMUM
1. Pemberian pekerjaan meliputi : Mendatangkan, pengolahan pengangkutan semua bahan, pengerahan tenaga kerja, pengadaan semua alat-alat bantu dan sebagainya. Yang pada umumnya langsung atau tidak langsung termasuk di dalam usaha penyelesaian dengan baik dan menyerahkan pekerjaan dengan sempurna dan lengkap. Juga disini dimaksudkan pekerjaan-pekerjaan atau bagian-bagian pekerjaan yang walaupun tidak disebutkan di dalam bestek tetapi masih berada di dalam lingkungan pekerjaan haruskah dilaksanakan sesuai petunjuk Pengguna Anggaran. 2. Pembangunan yang dilaksanakan ialah : Pembangunan Gedung 5 (lima) Lantai (Dekranasda) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah a. Pekerjaan yang dilaksanakan terdiri dari : 1. Pembangunan Gedung Dekranasda Lima Lantai 2. Instalasi non Standart a. Instalasi dan Panel b. Tarikan Feder Genset c. Instalasi Telepon d. Instalasi Komputer e. Sound system Gedung f. Alat Pemadam dan pipa splinker (2 gedung) 3. Sarana dan Fasilitas
166
a. Penataan sekat ruangan b. Perapian Delatsi c. Pembenahan Space Frame Lt.5 d. Pembuatan Pos Jaga (2 buah) e. Pavingisasi f. Saluran g. Landscaping h. Pembuatan rumah pompa 3. Pekerjaan prasarana 1. Pekerjaan instalasi listrik yang terdiri dari pekerjaan titik lampu, titik stop kontak dan lampu-lampunya juga dan sub panel, serta stop kontak daya pada semua ruang. 2. Instalasi air bersih dan air kotor termasuk instalasi air bersih untuk halaman. 3. Penyambungan air bersih. 4. Pekerjaan penangkal petir sampai disetujui oleh instansi yang berwenang. 5. Pekerjaan halaman meliputi : saluran air hujan dll.
167
Pekerjaan ini dilaksanakan di Jalan Pahlawan No.04 Semarang, selanjutnya lokasi/tempat kegiatan akan ditunjukkan pada waktu aanwijzing.
4.4
168
6. Pemborong harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan berikut ahli ukur yang berpengalaman dan setiap kali apabila dianggap perlu siap untuk mengadakan pengukuran ulang.
169
g. Menyediakan material-material yang baik. 2. Syarat-Syarat Pelaksanaan a. Pemeriksaan Lapangan Pemborong harus mengadakan pemeriksaan dan pengecekan langsung ke lapangan guna menentukan dengan pasti kondisi lapangan, bahan-bahan yang kelak akan dijumpainya dan keadaan lapangan sekarang yang nanti mungkin akan mempengaruhi jalannya pekerjaan. b. Penggalian dan Pembersihan 1. Seluruh rintangan yang ada dalam lapangan yang akan merintangi pekerjaan harus disingkirkan, dan dibersihkan dari lapangan, kecuali hal-hal yang mungkin akan ditentukan kemudian untuk dibiarkan tetap. Perlindungan harus diberikan kepada hal-hal seperti itu. 2. Pelaksanaan penggalian pondasi plat lajur baru bisa dimulai setelah asas ditetapkan secara cermat dan disetujui oleh Pengawas Lapangan. 3. Apabila selama pelaksanaan penggalian terjadi kelongsoran tebing, pemborong harus mencegahnya agar pekerjaan tetap lancar. 4. Pelaksanaan pekerjaan penggalian jalur pondasi, haruslah sedemikian rupa sehingga menjamin barang-barang berharga yang mungkin berada di lapangan terhindar dari kerusakan. 5. Reparasi kerusakan pada benda-benda milik kepentingan umum, di dalam atau di luar lapangan pekerjaan semuanya harus dipikul oleh kontraktor.
170
6. Pemindahan semua material-material akibat penggalian dan semua benda-benda yang merintangi pekerjaan, harus menurut petunjukpetunjuk Pengawas Lapangan. 7. Seluruh pohon-pohon, semak-semak, rumput-rumput, dan seluruh tumbuh-tumbuhan yang semacam itu harus dipindahkan seluruhnya dari daerah yang akan ditimbun, keluar lapangan. c. Perlindungan Terhadap Benda-benda Berfaedah 1. Kecuali ditunjukkan untuk dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui di lapangan harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai menderita kerusakan harus
direparasi/diganti oleh pemborong dengan tanggungan biayanya sendiri. 2. Bila sesuai alat/pelayanan dinas yang sedang bekerja ditemui di lapngan dan hal tersebut tak dijumpai pada gambar, atau dengan cara lain yang dapat diketahui oleh Pemborong dan ternyata diperlukan perlindungan atau pemindahan, Pemborong harus bertanggung jawab untuk mengambil setiap langkah apapun untuk menjamin bahwa pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut tidak terganggu. 3. Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan Pemborong harus segera mengganti kerugian-kerugian yang terjadi dapat berupa perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan Pemborong.
171
4. Sarana (Utilitas) yang sudah tak bekerja lagi yang mungkin ditemukan di bawah tanah dan terletak di dalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan keluar lapangan ketempat yang disetujui oleh Pengawas Lapangan atau tanggungan Pemborong. d. Pemeriksaan Permukaan Tanah dan Air Tanah 1. Daerah sekitar bangunan-bangunan yang lebih rendah dari lapisan sekelilingnya harus dilindungi dari kemungkinan terjadinya bahaya erosi. Untuk itu Pemborong harus mempersiapkan saluran
pembuangan yang cukup menghindari terjadinya bahaya erosi tersebut. 2. Pemborong diminta untuk mengawasi hal-hal seperti di bawah ini : a. Tidak diperkirakan air tergenang di dalam/sekitar lapangan pekerjaan kontrak ini. b. Melindungi semua penggalian bebas dari seepage, overflow dan genangan air. c. Lapisan Tanah Teratas (TopSoil) Dalam daerah lapangan pekerjaan, topsoil (lapisan tanah paling atas) harus dikupas sampai kedalaman minimum 20 cm dan digunakan sebagai bahan pengisi untuk daerah yang lain seperti yang akan ditentukan oleh Pengawas lapangan. Setelah topsoil dikupas, daerah tersebut harus dipadatkan sampai setebal 15 cm sebelum pengisian bahan pengisi dilakukan. e. Bahan Pengisi
172
1. Bahan pengisi harus cukup baik, yaitu bahan yang telah disetujui oleh Pengawas Lapangan yang diambil dari daerah lapangan atau bahan yang telah disetujuioleh Pengawas Lapangan yang diambil dari daerah diluar Lapangan Pekerjaan dan merupakan bahan yang kaya akan tanah berbatu kerikil. 2. Bahan tersebut harus bebas dari akar-akar bahan-bahan organis, barang-barang bekas/sampah. f. Syarat-syarat Penimbunan dan Bachfill 1. Seluruh penimbunan harus di bawah pengawasan Pengawas Lapangan, dan material bahan pengisi yang dipakai harus mendapat persetujuan dari Pengawas lapangan terlebih dahulu. Pengawas Lapangan juga akan mempersiapkan test-test yang diperlukan yang meliputi test kepadatan yang terdiri atas lap. 1-2 minimal 3 titik, lap. 3-4 minimal 5 titik, lap. 5-6 minimal 7 titik, biaya Pemborong. Jika ternyata tidak memenuhi syarat, maka pemadatan ulang akan ditentukan oleh Pengawas Lapangan. Pemborong tidak diperkenankan melakukan penimbunan tanpa kehadiran dari Pengawas Lapangan. 2. Pemborong harus menempatkan bahan penimbun di atas lapisan tanah yang akan ditimbun lapis demi lapis dengan tebal max. 20 cm, dibasahi seperti yang diharuskan, kemudian digilas atau dipadatkan sampai tercapai kepadatan yang diijinkan. Untuk pemadatan sirtu di bawah pondasi dengan stamper, sedangakan untuk pemadatan halaman parkir dengan mesin wals 4 s/d 6 ton.
173
3. Penggilasan atau pemadatan seluruh daerah lapangan harus dapat mencapai 95 % dari derajat kepadatan maximum Mod. Proctor. Bila ada material pengisi yang tidak memuaskan sebagai bahan pemadatan, maka bahan tersebut harus diganti dengan pasir. 4. Kontraktor diharuskan menggunakan peralatan pemadatan dengan mesin untuk seluruh pemadatan, atau menggunaka stamper. Pemadatan tangan atau dengan menggunakan timbres, sama sekali tidak diperkenankan. 5. Pemadatan harus dilaksanakan lapis demi lapis dan setiap lapis jadi tidak lebih tebal dari 20 cm dibasahi dan dipadatkan merata sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan. 6. Pembersihan Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai buat penimbunan dan penimbunan kembali, juga seluruh sisa-sisa puing-puing, runtuhanruntuhan, sampah-sampah harus disingkirkan dari lapnagan pekerjaan. Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung jawab Pemborong.
174
b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini. 2. Pedoman Pelaksanaan a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi kontraktor harus mengadakan pengukuran-pengukuran untuk as-as pondasi seperti pada gambar konstruksi dan harus dimintakan persetujuan Pengawas Lapangan b. Kontraktor wajib melaporkan kepada Pengawas Lapangan bila ada perbedaan gambar-gambar dari konstruksi dengan gambar-gambar arsitektur atau bila ada hal-hal yang kurang jelas. 3. Penggalian a. Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan sampai kedalaman dasar lapis pasir b. Jika pada kedalaman tersebut ternyata masih diketemukan lapisan tanah jelek, maka perlu konsultasi dengan Perencana untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut. c. Lebar penggalian dibagian bawah minimal leber pondasi ditambah 2x 10 cm. d. Lebar penggalian disebelah atas disesuaikan dengan keadaan tanah. e. Tanah dasar pondasi harus dipadatkan dengan stemper atau vibro roller hingga mencapai kepadatan 99 % dari standard proctor f. Jika penggalian mengalami kedalaman yang ditentukan sedangkan lapis tanah yang baik sudah dicapai pada peil yang ditentukan, maka galian
175
yang terlalu dalam harus ditimbun dengan pasir pasang dan dipadatkan hingga mencapai kepadatan 95 %. 4. Pengurugan Kembali a. Semua bekas-bekas sumur harus diurug dengan pasir pasang. b. Lapisan sirtu dibawah harus dipadatkan dengan vibro roller/stemper sehingga mencapai kepadatan minimal 90 %. c. Pengurukan kembali dengan tanah : 1. Tanah yang akan digunakan untkm pengurugan harus mendapat persetujuan dari pengawas. 2. Semua bahan-bahan organis, sisa-sisa bongkaran bekisting, puing, semua sampah harus disingkirkan. 3. Bongkaran-bongkaran tanah harus dipecahkan dengan komponenkomponen yang kecil terlebih dahulu. 4. Pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis (masimal 20 cm) dengan vibro/stemper dengan memperhatikan kadar air tanah sehingga memperoleh kepadatan minimal 90 %. 5. Pelaksanaan Pondasi a. Pelaksanaan podasi lobang harus dalam kondisi kering b. Ketentuan mengenai struktur dan kualitas beton lihat pasal pekerjaan beton. c. Stek kolom, stek kolom penguat, sparing-sparing yang diperlukan harus terpasang secara bersamaan dengan pekerjaan pondasi.
176
d. Ketentuan mengenai batu kali, lihat ketentuan pasangan batu kali, denga catatan : 1. Tidak boleh ada rongga dalam pasangan tersebut. 2. Batu kali disusun satu per satu dengan penyangga mortar. e. pelaksanaan pondasi juga harus memperhatikan gambar arsitek dan M. E, jika ada kelainan / ketidakcocokan harus dikonsultasikan dengan Perencana. 6. Pondasi Pasangan Batu Kali a. Kegiatan pasangan pekerjaan batu kali dilaksanakan pada pekerjan struktur dinding bata dalam bangunan, bak-bak bunga dll sesuai gambar rencana b. Bahan-bahan yang digunakan : 1. Batu kali dan pasir, harus keras dan kekar serta bermutu kwartsa yang disetujui Pengawas Lapangan /perencana dan owner. 2. Semen, sesuai ketentuan Portland Cement Indonesia : NI 8 1972. 3. Air yang dipakai harus bersih yang dapat diminum/tawar. c. Syarat pelaksanaan : 1. Bentuk pasangan batu kali harus sesuai dengan gambar rencana. 2. Adukan mempunyai komposisi minimal 1 Pc : 5 Ps dengan aduk yang sama.
177
1. Lingkup Pekerjaan : a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pondasi Pancang. b. Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan beton sesuai denga RKS dan gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini. 2. Galian Tanah Pondasi/Poer a. Galian tanah untuk pondasi dan galian-galian lainnya harus dilaksanakan menurut ukuran dalam, lebar dan sesuai dengan peil-peil yang tercantum didalam gambar. Semua tugas-tugas pondasi bangunan lama, akar pohonpohon yuang terdapat dibagian pondasi yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang. Bekas-bekas pipa saluran yang tidak dipakai harus disumbat. b. Apabila ternyata terdapat pipa air, gas, pipa-pipa pembuangan, kabel-kabel listrik, telepon dll yang masih digunakan maka secepatnya
memberitahukan kepada Pengawas atau Perencana/Instansi yang berwenag untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya. c. Kontraktor bertanggaung jawab penuh atas segala kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan maka kontrakor harus mengisi/ mengurangi daerah tersebut dengan bahan-bahan yang sesuai dengan syarat-syarat pengisian bahan pondasi yang sesuai dengan spesifikasi pondasi.
178
d. Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas dari longsoran-longsoran tanah dikiri dan kanannya (bila perlu dilindungi dengan bahan-bahan penahan tanah) dan bebas dari genangan air (bila perlu dipompa), sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik. e. Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan lapis demi lapis, sambil disiram air secukupnya dan ditumbuk sampai padat. Pelaksanaan pengisian kembaki hanya boleh dilakukkan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan Pengawas, baik mengenai kedalaman/lapisan tanahnya maupun jenis tanah bakas galian tersebut. 3. Lantai Kerja Penggalian tanah sampai lapisan sebagai dasar untuk perletakan merata, lapisan dasar dari beton (plain concrete 1:3:5) supaya dibuat sebagai lantai kerja dengan tebal tidak kurang dari 5 cm. Dibawah lantai kerja diberi lapisan pasir yang dipadatkan setebal tidak kukrang 20 cm atau sesuai gambar. 4. Kwalitas Beton a. Bahan yang digunakan adalah beton dengan fc = 22,5 MPa untuk plat lajur menurut SKSNI T-15-1991-03 dan sebagai tulangan adalah besi dengan fy = 240 MPa untu besi diameter < 12 mm dan fy = 350 MPa untuk besi diameter 16 mm keatas. b. Beton yang digunakan harus ditest mutunya dari benda uji dengan persyaratan sesuai dengan SKSNI T-15-1991-03. c. Besi beton yang digunakan harus ditest sesuai ketentuan.
179
d. Hal-hal lainnya yang tidak disebutkan harus memenuhi persyaratan yang berlaku. 5. Pekerjaan Pondasi Plat Lajur a. Umum Peraturan yang digunakan adalah tata cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung dan untuk hal-hal yang belum terjangkau dapat digunakan peraturan-peraturan, seperti ASTM, ACI, dan peraturan lainnya yang relavan. b. Besi Beton (steel reinforcement) 1. Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :
Pada SKSNI T-15-1991-03. Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak, minyak, karat dan tidak
cacat (retak-retak, mengelupas, luka, dsb).
180
4. Besi beton harus berasal dari satu sumber (manufacture) dan tidak dibenarkan untuk mencampur adukan bermacam-macam sumber besi beton tersebut untuk pekerjaan konstruksi. 5. Kontrakor diharuskan mengadakan pengujian mutu besi beton yang akan dipakai sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari Direksi. Batang percobaan diambil dibawah kesaksian Direksi berjumlah minimal 3 batang untuk tiap-tiap jenis percobaan yang diameternya sama, dengan panjangnya tidak kurang dari 100 cm. 6. Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh Direksi. Semua biaya-biaya percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tangung jawab Kontraktor. 7. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar dan mendapat persetujun Direksi. Hubungan antar besi beton satu dengan lainnya harus menggunakan kawat besi beton diikat teguh, tidak menggeser selama pengecoran beton dan bebas dari tanah. 8. Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kwalitas, tidak sesuai dengan spesifikasi harus segera dari site. Setelah menerima intruksi tertulis dari Direksi dalam waktu 2 x 24 jam. c. Beton 1. Umum
Kekuatan beton untuk pondasi plat dan sloof adalah dengan fc = 22,5 MPa menurut SKSNI T-15-1991-03 dengan deviasi standar sebesar 40 kg/cm2 beton harus merupakan bahan kuat dan tahan
181
terhadap bahan-bahan berbahaya (seperti asam dan garam) karena terletak di dalam tanah.
Pengecoran harus dilakukan dalam keadaan lokasi tidak berair. Selama pengecoran dan pengeringan beton air tanah yang ada harus terus menerus dipompa unuk mencegah rusaknya adukan beton akibat dari laut.
Adukan (adonan) beton harus memenuhi syaratsyarat PBI-1971 dan SKSNI T- 15-1991-03.
Panjang stek untuk penyambungan kolom untuk penyambungan batangbatang tulangan minimal 50 kali diameter tulangan (50 d).
2. Pengecoran Beton
Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran dengan menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak mungkin adanya pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran kotoran atau bahan lain dari luar.
Pemakain beton ready mix harus mendapat persetujuan dari Direks, baik nama perusahaan, alamat maupun kemampuan alat- alatnya.
Penggunaan alat- alat pengakut mesin harus mendapat persetujuan dari pengawas, sebelum alatalat tersebut didatangkan ketempat pekerjaan.
Semua alatalat pengangkut yang digunakan pada setiap waktu harus di bersihkan dari sisa dari adukan yang mengeras.
182
Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi beton selesai diperiksa oleh dan mendapat persetujuan tertulis pengawas.
Pengecoran harus dilakukan kontinyu tanpa berhenti untuk keseluruhan dari seluruh 1 (satu tiang) dan diberi tanda maupun tanggal pengecoran.
Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dan tidak dibenarkan menuangakn adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian yang akan menyebabkan pengendapan agregat.
Beton dipadatkan dengan suatu vibrator selama pengocoran berlangsung dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak acuan maupun posisi tulangan. Kontraktor harus menyedikan vibratorvibrator untuk menjamin efisiensinya tanpa adanya penundaan.
Permadatan beton secara berlebihlebihan sehingga menyebabkan kebocorankebocoran dihindarkan. melalui acuan dan lain-lain harus
Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan kerusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.
183
Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah selama 10 hari dengan menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut.
Terutama pada pengecoran beton pada cuca panas , curing dan perlindungan atas beton harus diperlihatkan. Kontraktor harus bertanggung jawab retaknya beton kerena kelaleain ini.
6. Pondasi MesinMesin Pekerjaan ini diselenggarakan oleh kontraktor sipil, dengan petunjuk- petunjuk daripengawas dan kerjasama dengan kontraktor / sub kontraktor lainya. Semua harus mendapat persetujuan perencana /pengawas. 7. Pekerjaan Sloof Pekerjaan beton bertulang untuk sloof harus menggukan beton dengan mutu fc = 22,5 MPa dan besi beton fy = 240 MPa untuk diameter < 12 mm dan fy = 350 MPa untuk diameter 16 mm keatas. Besi besi harus ditempatkan seperti pada gambar detail. Selesai pekerjaan sloof, tanah harus ditimbun dan dipadatkan sampai peil yang diperlukan. 8. Pekerjaan Stek kolom Pekerjaan stek kolom,stek dinding dan stek kolom praktis
Besi stek kolom harus memenuhi syarat spesifikasi. Besi beton harus terpasang sesuai gambar rencana dan turut dicor pada waktu sloof dicor sampai batas permukaan tanah.
184
Besi stek harus dijaga letaknya dan harus tetep lurus setelah selesai pekejaan sloof.
185
2. Merk yang dipilih tidak dapat ditukar tukar dalam pelaksanaan tanpa peresetujuan pengawas lapangan. 3. Persetujuan PC hanya akan diberiakan apabila diperoleh merk yang telah dipilih dan telah digunakan. 4. Merk emen yang telah diusulkan sebagai merk semen yang telah digunakan harus disertai jaminan dari pemborang yang telah dilengkapi dengan data teknis yang membuktikan bahwa mutu semen pengganti setaraf mutu semen yang digantikannya. 5. Batas- batas pengecoran yang memakai semen berlainan merk harus disetujui pengawas lapangan. b. Aggregates Aggregates yang digunakan harus sesuai dengan syarat syatat dalam SKSNI T-15-1991-03, terdiri atas: 1. Pasir beton (aggregate halus).kadar Lumpur tidak boleh melebihi 40% berat pasir beton. 2. Koral atau crushed stone (aggregate kasar): dipasaran tidak
Harus mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasanya dan padat (tidak porous). Dimensi maksimal 2,5 cm , dan tidak lebih seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian kontruksi yang bersangkutan.
Khusus untuk pekerjaan beton, diluar lapis pembesian yang berat batas maksimum tersebut 3 cm dengan gradasi baik.
186
c. Besi Beton Besi beton yang digunakan ialah besi beton ulir mutu fy = 350 MPa exkratau steel/setara, untuk diameter lebih besar atau sama dengan 16 mm dan fy = 240 MPa untuk diameter lebih kecil dari 13 mm. Untuk mendapatkan jaminan kwalitas besi yang diminta, maka disamping
adanya certificate ,untuk setiap jenis diameter dari pabrik, juga harus dimintakan certifikate dari labolaturium pada saat pendatanganan secara priode minimal 2 contoh percoban tarik untuk setiap 20 ton besi. Untuk pemotongan tulangan tidak boleh mempergunakan alat pemanas (las), pemotongan dengan gunting atau besi cutter atau gergaji besi. d. Admixture Pemakaian bahan tambahan untuk perbaiakan mutu beton dari merk
sementara super plstet SR (kedap air) dan plstet no.2 untuk beton biasa. Namun sebelumnya kontraktor diwajibkan mengajukan analysis kimia serta test, juga bukti penggunaan selama 5 tahun di Indonesia. Penggunanan harus sesuai dengan petunjuk teknis pabrik. 4. Tata Cara Pengiriman dan Penyimpanan Bahan a. Pengiriman dan penyimpanan pada umunya harus sesuai dengan jadwal pelaksanan b. Penyimpanan semen :
187
1. Semen harus didatangakan dan disimpan dalam kantong/sak yang utuh. Berat semen harus sama dengan yang tercantum dalam sak. 2. Semen harus disimpan dalam gudang yang kering , terlindung pengaruh cuaca, berventilasi yang cukup dan lantai harus bebas dari tanah. 3. Semen harus dalam keadaan belum mulai mengeras bilaq ada bagian yang mulai mengeras, bagian tersebut harus dapat ditekan hancur oleh tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah yang mulai menheras ini tidak lebih dari 5% berat semen. 4. Pada bagian semen yang mengeras tersebut harus dicampurkan semen dalam yang sama dengan syarat bahwa kwaliatas beton yang diminta perencana. c. Penyimpanan besi beton 1. Besi beton disimpan dengan menggunakan bantalanbantalan kayu sehingga terbebas dari tanah (minimal 20 cm) 2. Beton harus disimpan bebas dari Lumpur, minyak atau zat asing lainya.
d. Aggragates harus ditempatkan dalam bakbak yang terpisah arid an yang lain jenis/gradasinya dan dciatas lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnyaq dengan tanah. 5. Bekisting yang Digunakan
188
a. Brekistig harus dibuat dari papan kayu kalimatan dengan rangka kayu yang kuat dan tidak mudah berubah bentuk dan jika perlu menggunakan baja. b. Bekisting harus dibuat sedemikian rupa tidak ada perubahan yang nyata dan dapat menampung bahanbahan sementara sesuai dengan jalanya kecepatan pem betonan. c. Semua bekisting harus diberi penguat datar dan silang sehingga kemungkinanya bergeraknya bekising Selama dalam pelaksananan dapat dihindarkan, juga harus cukup rapat untuk menghindarkan keluarnya adukan (mortal leakage). d. Susuanan bekisting dengan penunjangpenunjang harus teratur hingga pengawasan mudah dilakukan. Penyusunan bekisting sedemikian rupa sehingga pada waktu pembongkarannya tidak akan merusak dinding, balok atau kolom beton yang bersangkutan. e. Pada bagian terendah .pada setiap pasta pengecoran dari bekisting kolom atau dinding, harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan. f. Kayu bekisting harus bersih dan dibasahi air terlebih dahulu sebelum pengecoran. g. Air pembasahan tersebut harus diusahakan agar mengalir sedemikian rupa agar tidak menggenangi sisi bawah dari bekisting. h. Pemilihan susun yang tepat dari penyanggapenyangga atau silangsilangan bekisting menjadi tanggung jawab pemborong.
189
i. Pembokaran bekisting: Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan kusus untuk memikul 2 x beban sendiri. Bila akibat pembongkaran cetakan, pada bagian kontruksi akan bekerja beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka tidak boleh
dibongkar selama keadaan tersebut berlangsung. Perlu ditentukan bahwa tanggung jawab atas keamanan kontruksi seluruhnya terletak pada pemborong, dan perhatian kontraktor mengenai pembongkaran cetaka ditunjukan ke SKSNI T -15 -1991-03 dalam psal yang bersangkutan. Pembongkaran harus memberi tahu petugas/arsitek bila mana ia akan bermasuk membongkar cetakan pada bagianbagian konstruksi yang utama persetujuannya, tapi dengan danya persetujuan tidak berati kontraktor terlepas dari tanggung jawabnya. 6. Pemasangan Pipa-Pipa Pemasangan pipa dalam beton tidak boleh merugikan kekuatan konstruksi. 7. Kualitas Beton a. Kecuali ditentukan lain dalam gambar, kwalitas beton dengan fc = 22,5 MPa. Sedang beton praktis dengan fc = 17,5 MPa. b. Pemborong memberikan jaminan atas kemampuanya untuk memenuhi kwalitas beton ini memperhatikan data pelaksanan dilain tempat atau dengan mengadakan trialmik. c. Selama pelaksanaan harus dibuat benda- benda uji menurut ketentuan yang telah disebutkan dalam SKSNI T-15-1991-03.
190
d. Pada masa permulaan pemborong harus membuat minimal 1 benda uji per 1,5 m3 beton sehingga dengan kecepatan dapat diperoleh 20 benda uji yang pertama. Pengambilan benda benda uji harus dengan priode antara yang disesuaikan dengan kecepatan pembentukan . e. Kontraktor harus membuat lapoaran tertulis atas data-data kwalitas beton yang dibuat, laporan tersebut harus disahkan oleh pengawas lapangan laporan tersebut harus dilengkapi dengan harga karakteristiknya. f. Selama pelaksanan harus ada pengujian slump, minimum 7,5 cm ,maximal 12,5 cm. Cara pengujian slump sebagai berikut: 1. Beton diambil tepat sebelum dituangkankedalam cetakan (beton). 2. Cetakan slump dibasahi dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau plat beton. 3. Cetakan diisi sapai kurang lebih 1/3 nya kali dengan besi berdiameter 16 mm panjang 30 cm dengan ujungnya yang bulat(seperti peluru). 4. Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapis ditusuk- tusuk 25 kali dan setiqap tusukan harus masuk dalam satu lapis yang dibawahnya. 5. Setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan lahan, dan diukur penurunannya (slumpnya).
g. Pengujian kubus tau slinder percobaan harus dilakuakan dilaboraturium ang disetujui oleh pengawas lapangan.
191
h. Perawatan kubus atau slinder percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tetapi tidak tergenang air, selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam uara terbuka. i. Jika dianggap perlu, maka pemborong harus mengadakan pecobaan slinder umur 7 hari dari dengan ketentuanketentuan dengan hasil yang tidak kurang 65% kekuatan yang diminta pada hari 28. jika hasil kuat tekan benda uji tidak mem berikan kekutan yang diminta, maka harus dilakuakn pengujian beton ditempat dengan cara- cara yang telah ditentukandalam SKSNI T-15-1991-03 dengan biaya ditanggung pemborong. j. Pengadukan dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah seluruh komponen masuk dalam mixer. k. Penyampaian beton adukan dari mixer ketempat pengecoran harus dilakuakn dengan cara myang tidak mengakibatkan terjadinya separasi komponen- komponen beton. l. Pemadatan beton harus menggunakan vibrator. 8. SiarSiar Konstruksi dan Pembongkaran Bekisting Pembongkaran bekisting dan penempatan siarsiar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan dalam gambar, harus sesuai dengan SKSNI T-15-199-03. Siar siar tersebut harus dibasahi terlebih dahulu dengan air semen tepat sebelum pengecoran lanjutan dimulai, Letak siarsiar tersebut harus disetujui oleh pengawas lapangan. 9. Penggantian Besi
192
a. Pemborong harus menghusahakan supaya besi yang dipasang benar sesuai dengan apa yang tertera dalam gambar. b. Dalam hal ini berdasarkan pengalaman pemborong atau pandapatnya mengalami kekeliruan, kekurang atau penyempurnaan pembesian yang ada maka:
1. Pemborong dapat menambah extra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang tertera dalam gambar, secepatnya hal ini
diberitahukan kepada pengawas lapangan untuk sekedar informasi. 2. Jika hal tersebut diatas akan dimintakan pemborong sebagai kerja tambahan, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari perencana dan disetujui pemberi tugas. 3. Jika diusulkan perubahan dari jalanya pembesian maka perubahan tersebut hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari perencana. Mengajukan usul dalam rangka kejadian tersebut diatas adalah merupakan jugas kewajiban bagi pemborong. c. Jika pemborong tidak berasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter terdekat dengan syarat:
193
2. Jumlah luas besi tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar. 3. Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat tersebut atau didaerah overlepping yang dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian penggetar.
(atau jarak antara dua yang diperbolehkan permukaan berlawanan) Dibawah 10 mm 10 mm sampai + 7% 16 + 5% yang
+ 0,4 mm + 0,4 mm
10. Perawatan Beton a. Beton harus dilindumgi dari pengaruh panas, sehingga tidak terjadi penguapan cepat b. Persiapan perlindungan atas kemungkinan adanya hujan harus
diperhatikan.
194
c. Beton harus dibasahi terus menerus selama minimal 10 hri sesudah pengecoran 11. Tanggung Jawab Pemborong a. Pemborong bertanggung jawab penuh atas kwuwalitas kontruksi sessuai dengan ketentuanketentuan diatas dan sesuai dengan gambar- gambar kontruksi yang diberikan. b. Adanya atau kehadiran pengawas lapangan selaku wakil Bouwher atau perencana yang sejauh melihat/mengawasi/mengatur atau memberi
nasehat tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh tersebut diatas. c. Jika pengawas lapangan memberi ketentuanketentuan tambahan yang menyimpang dari ketentuan yang telah digariskan diatas atau yang telah terera dalam gambar, maka ketentuan tambahan tersebut menjadi tanggung jawab pengawas lapangan, ketentuan tambahan ini harus dibuat secara tertulis.
195
2. Bahan kedap Air Yang Digunakan a. Water proofing system coating 3x b. Bahan water proofing yang digukan harus mempunyai jaminan/garasi tertulis dari pabrik selama minimal 5 tahun. 3. Syarat Pelaksanan a. Bahan kedap air harus dikerjakan oleh tenaga kerja yang berpengalaman dan cara pemasangan harus sesuai dengan petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya. b. Bidang permukaan beton yang akan diberi water proofing seharusnya kering dan bersih dari kotoran- kotoran, lubanglubang dan celahcelah harus ditambal dengan aduakan atau acian terlebih dahulu, tonjolan tonjolan harus dirapikan dengan gerinda terlebih dahulu. c. Pekerjaan yang disebut dalam pint 2 tesebut harus disetujui dahulu oleh pengawas lapangan/konsultan perencana sebelum pemasangamn lapisan kedap air dilaksanakan. d. Kalau terdapat pipapipa konduit atau bendabenda lain yang menembus lapisan kedap air atau jika drain keluar dari water proofing, maka pada keliling bendabenda yang sudah terpasang mutu harus diberi flashing. e. Lapisan kedap air harus dipasang pula pada bidangbidang vertika yang mengelilingi lantai toilet, lantai janitor, plat beton atap, sehingga setinggi mnimal 20 em dari permukana bidang tersebut. f. Hasil akir dari pekerjaan lapisan kedap air harus merupakan suatu lapisan dengan permukaan yang rata /tidak bergelombang serta tadak berlobang
196
lubang atau bercelahcelah pada sambunganya ataupun keretakan keretakan lainya yang mungkin bisa menimbulkan kebocoran. 4. Pengujian Terhadap pekerjan Water proofing a. Pemborong harus mengadakan pengujian terhadap pekerjaanpekerjaan waterproofing yang telah dilaksanakan. b. Pengujian dilaksanakan dengan cara pengisian air keatas bidang akan diuji tersebut hingga mencapai ketinggian 5 cm, kemudian dilihat hasilnya selama 3 x 24 jam.
5. Perbaikan Pekerjaan Setiap permukaan water proofing yang rusak harus diperbaiaki dengan cara cara yang dianjaurkan oleh pabrik. Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu pekerjaan finising lainya. Apabila ada pekerjaan finising yang rusak akibat perbaikan water proofing tersebut, maka kerusakan perbaiakan finising tersebut harus segera diperbaiki. 6. Syarat Pemeliharaan Pemborong harus menjaga pekerjaan water proofing yang sudah selesai dilaksanaakan sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa
menimbulkan kerusakan.
197
198
Hanya digunakan baut dari satu produk dengan tanda kode yang jelas terdapat alam baut. 4. Pekarjaan Las a. Pekerjan las sebanyak mungkin didalam bengkel Pekerjaan las dilapang harus cukup baik dan tidak boleh dilakukan sewaktu dalam keadaan basah atau hujan. b. Las perapat / pengedap : Dalam setiap pondasi dimana 2 (dua) bagian (dari satu benda berekatan, harus dibuat satu, perapat/pengendap guna mencegah masuknya lengas) terlepas apakah itu diberikan detailnya atau tidak. c. Perbaikan las : Bila laslasan apapun membutuhkan perbaikan maka hal ini harus
dilakukan sebagianama diperintahkan oleh pengawas lapangan tanpa diberi biaya tambahan. 5. Pembersihan Sebelum mengecat semua pekerjan harus disikat dengan sikat kawat secara baik-baik dimana segala kulit oksid besi (berasal dari pabrik) dan tanda tangan pengeratan. Minyak gemuk dan debu halus di permukaan harus segera dihilangkan sebelum pengecatan. Permukaan yang harus dikelilingi/diselubungi dengan beton harus dibiarkan, tidak dicat. 6. Pengecatan Pekerjaan Baja Struktur
199
Tidak boleh pengecatan atas permukaan apapun yang tidak bersih atau tidak kering sama sekali atau dalam keadaan cuaca menurut pendapat Konsultan mungkin menimbulkan kerusakan pada cat. Harus diberi waktu yang cukup lama antara dua lapisan cat agar bisa menjadi kering terlebih dahulu dan pada waktu tunggu ini tidak boleh kurang dari dua hari. Baja yang berada pada jarak 5 cm dari satu tempat las-lasan atau yang harus diselubungi dengan beton tidak boleh dicat. Pakailah meni dari took untuk lapisan pertama. Setelah didirikan, bersihkan semua tempat-tempat yang rusak dan tempat las-lasan dan meni. Pakailah satu lapisan cat yang telah disetujui semua cat harus dari satu pabrik dan harus dipakai persis menurut anjuran dari pabrik pembuatnya. Kedua lapisan cat harus menutupi semu permukaan baja. 7. Notasi dan Toleransi semua yang dinyatakan dalam gambar untuk baut M adalah diameter baut, dengan diameter lubang baut adalah diameter baut + 1 mm. Kalau diameter lubang lebih besar dari diameter baut + 1 maka harus dilas ring yang tepat pada lubang yang kebesaran tersebut ( dilas penuh) baru dipasang bautnya. 8. Gambar Pabrik ( Shoop Drawing) Apa yang diberikan adalah gambar kerja ( working drawing). Gambar Pabrik ( Shop Drawing) yang terperinci harus dibuat oleh Kontraktor secara teliti
200
dengan memperhatikan working drawing yang diberikan dan harus mendapat persetujuan pengawas lapangan/Perencana lebih dahulu sebelum dilaksanakan.
201
2. Penutup menggunakan genting keramik sekualitas Abadi Jatiwangi sesuai gambar kualitas terbaik dengan warna coklat 3. Bubungan atap dari bahan yang sama satu produksi bubungan atap/ pertemuan-pertemuan lainnya, harus khusus dari produksi yang sama dengan atapnya begitupun warnanya. Bentuk harus teratur menurut fungsi penempatannya dipasang pada kedudukannya harus memakai baut / paku berwarna khusus yang dikeluarkan pabrik pembuatnya agar sesuai dengan warna gentingnya 3. Penutup Listplang Dengan Kayu a. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan meliputi pemasangan penutup lisplang dari kayu jati kualitas cat yang dilapis dengan cat - catan. b. Bahan penutup Listplang 1. Permukaan terdiri dari permukaan halus dan bagian lainnya kasar serta tidak boleh retak-retak atau cacat bawaan lainnya. 2. Harus menggunakan mutu bahan yang baik dan teliti cara pelaksanaan biar tidak keropos. c. Pemasangan Listplang 1. Dipasang tegak ( vertical ) pada rangka penyangga listplang dengan konsol- konsol beton yang sesuai di dalam jumlah yang cukup untuk menyangga berat, sisi permukaan yang halus diletakkan di bagian luar. 2. Bidang permukaan listplang harus nampak lurus dan rata.
202
3. Pertemuan antara dua sudut harus siku tidak boleh terdapat celah dan retak dengan bahan grounting. 4. Pekerjaan Talang a. Lingkup pekerjaan 1. Meliputi penyelidikan secara lengkap tenaga, alat dan bahan untuk pekerjaan ini 2. Pekerjan meliputi pemasangan saluran talang mendatar, saringansaringan saluran cucuran kebawah, kerangka dan penggantung talang berikut pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan. 3. Pekerjaan yang berhubungan dengan ini : Pekerjan kontruksi atap, pekerjaan listplang dan pekerjaan langitlangit. b. Bahanbahan 1. Bahan untuk saluran talang digunakan plat beton dan seng BJLS 18 yang dilapisi water proofing ukuran sesuai gambar. 2. Bahan untuk saluran talang tegak digukan pipa PVC 4 jenis AW exwapin atau setara. 3. Bahan untuk saluran talang mendatar dengan kontruksi beton bertulang tebal 18 cm tidak boleh keropos.
203
Adapun cara pelak sanaan harus hatihati. c. Pemasangan talang Semua pekerjaan dari plat beton yang water proofing harus dibuat dan dipasang menurut standard yang paling baik. Pinggiran dan gulungan harus lurus dan tidak ada lekukan, harus betulbetul kedap air, tidak ada lubang yang tercecer atau berlimpah.
204
Digunakan seluruh pasanagan pondasi batu kali, dan bata merah. b. Adukan trastram dengan campuran 1 pc:3 ps. Digunakan untuk dindingdinding toilet, seluruh dindingdinding luar bangunan dan bagianbagian seperti ditunjukan dalam gambar rencana. c. Adukan khusus dengan campuran 1 pc:2 ps. Digunakan untuk pasangan bata merah mulai dari ujung atas balok pondasi
205
b. Bata Merah Batu bata yang digunakan harus memenuhi syaratsyarat sebagai berikut: 1. Batu bata harus baru, dan terbuat dari campuran tanah liat yang dibakar dan mencapai kematangan sesuai standard dan disetujui pengawas. 2. Bilamana terdapat bahan yang tidak sesuai standard tersebut diatas maka Direksi dapat mentukan jenisjenis yang ada dipasaran local dengan syaratsyarat yang ditentukan. 3. Mempunyai sifat kondisi rendah, sifat isolasi suara dan penetrasi air yang rendah. 4. Seluruh permukan datar/rata tidak melengkung, tanpa cacat/lubang atau mengandung kotoran, sudutsudutnya tidak tumpul. 5. Ukuran seragam dengan standard nominal. 6. Mutu setarap produksi/local dengan persetujuan Direksi. c. Bahan Untuk Adukan, Plesteran dan Acian. Bahan campuran (air, semen dan pasir) yang digunkan untuk adukan harus memenuhi ketentuan seperti untuk bahan campuran beton dalam buku RKS ini ataupun dalam SKSNI T-15-1991-03, yaitu pasir
muntilan/sekwalitas.
206
5. ContohContoh Bahan Sebelum memulai pekerjaan pasangan, pemborong terlebih dahulu harus menyerahkan contohcontoh bahan yang akan digunakan (Batu kali, bata merah, kerikil, split ). Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini harus mendapat persetujuan dari pengawas lapangan / perencana. 6. Syarat Pemasangan a. Pemasang batu kali untuk pondasi 1. Pondasi batu kali harus dimulai dan didirikan menurut bentuk, ukuran dan ketinggian yang diminta sesuai gambar rencana. 2. Pasangan Bata Merah
207
menggunakan potongan, potongan yang diperbolehkan untuk maksud tersebut tidak boleh lebih kecil dari bata merah. b. Perlindungan Bagian dinding atau pasangan batu kali yang sudah terpasang dan terkena udara terbuka, pada waktu hujan lebat harus diberi pelindung dengan penutup bagian atasnya dengan sesuatu yang memadai. c. Perawatan Dinding pasangan blok beton ringan dan pasangan batu kali harus dibasahi terus menerus selama paling sedikait 7 hari setelah didirikan. d. Angkurangkut dan pengikat Setiap hubungan antar dinding bata merah dengan permukaan beton, harus diberi angkur yang dibuat dari besi beton dengan bentuk, ukuran dan diameter sesuai dengan kebutuhan. Permukaan beton yang berhubungan dengan dinding bata harus dikasarkan dengan alat yang sesuai agar adukan dinding dapat melekat. e. Permukaan dinding yang dihasilkan oleh plesteran dan acian harus benar benar vertical, datar, rata, tidak melengkung/ bergelombang. f. Kolom Beton/Tulangan Praktis.
208 Untuk dinding dengan luas minimal 10 m2 diharuskan pelaksanaan dengan perkuatan kolom beton prakits dengan tulang pokok 40/8 dan begel 0/6 15cm.
209
Masingmasing pekerjaan lantai tersebut diatas urainya adalah sebagai berikut: 2. Pekerjaan Lantai Keramik a. Pekerjaan lantai keramik dilaksanakan untuk ruang toilet, ruang dapur, dan ruangruang kerja dan mengikuti gambar kerja. b. Data-data Teknis Bangunan
o Bahan
o Jenis o Warna
: Keramik Single Firing HEAVY DUTY : Harus sesuai dengan petunjuk Direksi lapangan atau pemilik proyek.
c. Keramik yang akan dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, bentuk dan ukuran masingmasing unit yang sama, tidak bagian yang gompal, retak atau pecah. d. Pekerjaan pemasangan lantai bisa dimulai dan dilaksanakan apabila pemborong telah membawa contoh-contoh keramik yang telah disetujui.
210
e. Sebelum pemasangan keramik untuk toilet (lantai dasar), telah dahulu dipasang pasir uruk, minimal setebal 10 cm, tanah telah dipadatkan, selanjutnya membuat lantai kerja minimal tebalnya 5 cm campuran 1:3:5. f. Pemotongan keramik harus dilakukan dengan menggunakan mesin potong, bekas potongan harus digerinda dan diamplas sampai rata dan halus. Perlu dihindari pemotongan Graito Tile dan keramik yang < x lebar/panjang ukuran standard. g. Bahan keramik yang belum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak mengandung asam alkali) sampi jenuh. h. Adukan pasangan/pengikat dengan adukan campuran 1pc:3ps muntilan dan ditambah bahan perekat dengan sekwalitas semerk Corafix. i. Bahan pengisi adalah Graut semen berwarna yang sesuai dengan warna Granito Tile dan keramik yang digunakan. j. Apabila hasil pemasang tidak rapi, tidak membentuk garis lurus, retak dan hasil gelombang, pemborong harus mengganti/mengulangi pekerjaan dengan biaya ditanggung sendiri oleh pemborong. k. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada permukaan keramik, hingga betulbetul bersih.
211
l. Keramik yang sudah terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3x24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat dari pekerjaan lain. 3. Lantai Rabat Beton a. Pada jalan masuk ramp dan halaman pakir dipasang ubin paving, sedangkan jalan pakir digunakan tegel paving segi 4 atau Holland tebal 8 cm dengan bentuk, ukuran dan cara pelaksanaan pelaksanaan sesuai dengan gambar dan petunjuk pengawas. b. Persyaratan Pelaksanaan 1. Sebagai dasar digunakan pasir urug dengan minimal tebal 10 cm atau sesuai dengan rencana gambar/petunjukpetunjuk pengawas
lapangan. Pekerjaan urukan pasir harus betulbetul padat dengan direndam air hingga jenuh. 2. Pemasangan ubin paving baru boleh dilakukan setelah dapat persetujuan dari pengawas. Pemasangan dengan polapola tertentu sesuai dengan gambar dan petunjuk pengawas. 3. Nat belum boleh dikolot terlebih dahulu sebelum mendapat ijin tertulis dari pengawas. c. Bahan yang digunakan
212
1. Ubin paving segi 4 atau Holland tebal 8 cm. Alam Daya Sakti/setara. 2. Pasir pasangan muntilan.
213
2. Pekerjaan Dinding Keramik a. Persyaratan Bahan 1. Bahan keramik yang digunakan untuk pelapis dinding pada ruang toilet lantai dasar adalah bahan keramik produksi setarap ROMAN atau setara dengan ukuran 20x20 cm Janis single firing heavy duty. Pemilihaan warna ditentukan kemudian oleh pemilik proyek atau Direksi lapangan. 2. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan ASTM, peraturan keramik Indonesia NI- 19, PVBB1970 dan PUBI 1982. 3. Bahan yang digunakan harus dapat persetujuan dapat dari direksi lapangan, setalah diseleksi mengenai kwalitas bahan, warna, tektur dan bahan tidak boleh rusak, maupun cacat . 4. Material lain yang tidak terdapat daftar tersebut tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kwaliatas terbaik dan dari jenisnya dan harus disetujui Direksi Lapangan.
b. Syaratsyarat pelaksanaan
214
1. Pada permukaan dinding beton/bata merah yang ada, keramik langsung dapat diletakkan, dengan mengunakan perekat spesi 1pc: 3ps, adukan baik menggunakan supersemen, jumlah pemakaian adalah 10%dari berat semen yang dipakai dengan tebal adukan tidak lebih dari 1,5 cm atau bahan perekat khusus, dengan memperhatikan sehingga mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera dalam gambar. 2. Keramik yang dipasang adalah yang sudah diseleksi dengan baik, warna, motif tiap keramik harus sama tidak boleh retak, gumpal atau cacat lainya. 3. Pemotongan keremik harus menggunakan alat potong khusus untuk itu, sesuai petunjuk pabrik pembuat. 4. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai jenuh. 5. Ketinggian peil atas pada keramik disesuaikan dengan gambar. 6. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan perancang/ Direksi lapangan sebelum pekerjaan pemasangan dimulai. 7. Bidang dinding keramik harus benarbenar rata, garisgaris siar harus benarbenar lurus, air arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan garis lurus.
215
8. Keramik harus disusun menurt garisgaris lurus dengan siar sebesar 35 mm setiap perpotongan siar harus membentuk dua garis lurus. Siarsiar keramik harus diisi dengan bahan pengisi siar sehingga membentuk setengah lingkaran seperti yang disebutkan dalam persyaratan bahan dan warna yang akan ditentukan kemudian. 9. Pembersihan permukaan ubin dari sisasisa adukan semen hanya boleh dilakuakan dengan mnggunakan cairan pembersih untuk keramik seperti Gol Getter butan johson wax atau setara. 10. Nad nad pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan supergrout.
216
217
g. Apabila hasil pemasangan langitlangit terjadi lendutanlendutan atau kekurangankekurangan lain, pemborong harus memperbaiki dan
mengganti bila minta pembongkaran oleh direksi lapangan, biaya perbaikan ditanggung oleh pemborong. 3. Plapon akustik dengan ornament khusus a. Plafond khusus dipasang dengn type, sesuai gambar. b. Persyaratn pemasangan masing masing type plafond khusus tersebut, harus sesuai dengan gambar, baik bentuk ukuran dan cara pelaksanaan. Hasil akir pemasangan plafond harus betulbetul baik dimana cara pelaksanaanya sesuai dengn rencana gambar danpetunjuk arsitek/ pemimpin proyek secara khusus.
Janitor
218
Floor ddrain Wastapel Kran Cermin Kloset jongkok Urinior Doset duduk
c. Pemasangan
: TOTO : TOTO type L511.V3 : TB 19 CSV 3 : Tebal 5 mm ex ASAHI + Frame : CE 6 : Type U 57 M : Type C 438 / S 550 E
1. Semua perlengkapan sanitasi air dipasang dalam keadaan kokoh pada tempatnya yang sesuai gambar, dengan perkuatan besi angkur dan mur baut yang sesuai. 2. Untuk pemasangan perlengkapan sanitasi air harus mengikuti metode pelaksanaaan yang ditentukan oleh pabrik pembuatnya dan gambar kerja. 3. Pada saat pemasangan, dan dalam keadaan terpasang harus benarbenar besih dari goresangoresan dan kotorankotoran. 4. Pemasangan dilakukan sebelum pekerjaan finising plesteran tiles dilaksanakan.
219
Untuk pekerjaan pemasangan bak air mandi keseluruhan yang ditentukan dari pemasangan, digunakan pasangan batu merah 1pc: 2 ps lapis ubin keramik 20/20 setarap super itali, bentuk ukuran, penempatan harus sesuai dengan rencana gambar.
Persyaratan pemasangan Untuk pemasangan batu merah harus sesuai dengan persyaratan seperti uraan terdahulu juga pemasngan ubin keramik harus dengan persyaratan yang sama.
Penggunaan bak air mandi diluar ketentuaan ketentuaan dalam bab ini akan diatur /dijelaskan kemudian.
2. Sekat Urinoir
3. Pekerjaan ZinkPut/Septictack
Pekrjaan pembuatan harus dengan bentuk ukuran dan cara pelaksanaan sesuai dengan rewncana gambar.
220
Persyaratan pelaksaan:
Galian tanah sampai mencapai peil rencana Ururkan pasir uruk setebal 20 cm Lantai kerja lapangan batu kosong setebal 20 cm, dikancing dengan pasir uruk
Buis beton 0/140 cm Tutup, dari beton bertulang 1 pc:2 ps:3 pk (bentuk, ukuran sesuai dengan rencana gambar, syarat-syarat pelaksanaan sesuai SKNI T 15 1991 -03
Water reservoir terdiri dari ground reservoir kapasitas sesuai dengan gambar.
Ground perletakanya sesuai dengan lay out pada gambar, terbuat dari :
221
Ground reservoir dilengkapi dengan pipa supply 0/ pipa ditribusi dari ground kepomp ,tangga dari stainless stel dengan penutup dan gewmbok untuk pengaman, dan juga disediakan lubang hawa
Untuk pengadaan air bersih dari ground reservoir ke bangunan digunakan 2 (dua) buah pompa dimana salah satu pompa berpungsi sebagai cadangan bila sebuah rusak.
222
223
e. Semua pekerjaan pengecatan harus dilakukan oleh Painting Cotractor dan harus ada surat rekomendasi dari pabrik pembuat / Mowilex perwakilan Jawa Tengah. 2. Bahan dan ketentuan-ketentuan khusus : a. Cat pekerjaan kayu : Harus mengandung bahan sintetis (syntetic resins) cat type
gloss/mengkilat. b. Cat pekerjaan baja/besi : Lapisan cat dasar harus yang mengandung axid merah. Lapisn penyelesaian (finish) harus yang syntetic resins, yang khusus untuk disesuaikan pada pekerjaan tersebut. c. Cat dinding tembok : Cat untuk dinding luar dipakai cat jenis Weater Shild dan dalam, kolom, langit-langit dan sebagainya harus memakai cat emulsi, berdasarkan alkyd resins, dengan cat dasarnya yang tahan alkali seperti yang telah ditentukan. d. Pekerjaan pengecatan tidak boleh dimulai : 1. Sebelum dinding atau bagian yang akan dicat selesai dipariksa dan disetujui oleh Pengawas.
224
2. Sebelum bagian-bagian yang retak, pecah atau kotoran-kotoran dibersihkan. 3. Apabila dinding atau bagian yang akan dicat ternyata masih basah, lembab atau berdebu. 4. Sebelumnya didahului membuat percobaan pada dinding atau bagianbagian yang akan dicat. 3. Daftar Bahan-bahan : Setelah kontark ditanda tangani, pemborong harus secepatnya, tapi tidak kuramg dari 1 (satu) bulan sebelum memulai pekerjaan pengecatan, mengajukan daftar dari semua bahan-bahan yang akan dipakai untuk pekerjaan pengecatan dan dekorasi kepada Pemberi Tugas. 4. Pemilihan Warna : Semua warna harus dipilih arsitek Perencana, owner dan pemborong harus mengadakan contoh warna-warna yang disetujui. 5. Persiapan umum : a. Sebelum meneruskan pekerjaan pengecatan dan plituran dan lain-lain harus dicuci dan dijaga agar tidak ada debu beterbangan.
225
b. Semua permukaan yang akan dicat harus dipersiapkan sesuai dengan cara yang telah disetujui dan diuraikan dalam bab-bab yang relevan. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini harus disediakan banyak lap-lap bersih. 6. Pengecatan tembok : Terutama dikerjakan pada plesteran, baik bagian luar maupun dalam. a. Persiapan : Biarkan permukaan mongering sebaik mungkin, jika terdapat
pengkristalan/pengapuran bersihkan dengan lap kering kemudian dengan lap basah dan biarkan selama 48 jam. Bila pengkristalan/pengapuran masih terjadi, ulangi lagi cara diatas sampai proses
pengkristalan/pengapuran tersebut berhenti. Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan percikan plesteran dan sebagainya. Perbaiki retak-retak serta kerusakan lainnya dan biarkan mongering. b. Pelaksanaan. Semua pengecatan tembok harus sesuai dengan cara dan prosedur dari pabrik pembuat. 7. Pengecatan Kayu : a. Persiapan :
226
Biarkan kayu mongering sebaik mungkin bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan sebagainya. Biarkan permukaan mongering sebaik mungkin, jika terdapat pengkristalan/pengapuran bersihkan bersihkan dengan lap kering kemudian dengan lap basah dan biarkan selama 48 jam. Bila pengkristalan/pengapuran masih terjadi, ulangi lagi cara diatas sampai proses pengkristalan/pengapuran tersebut berhenti. Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan percikan plesteran dan sebagainya. Perbaiki retakretak serta kerusakan lainnya dan biarkan mongering. b. Pelaksanaan. Semua pengecatan kayu harus sesuai dengan cara dan prosedur dari pabrik pembuat. 8. Keahlian a. Pekerjaan pengeceten hnya boleh dilaksanakan oleh orang orang yang sudah ahli dan berpengalaman. b. Seoarang mandor yang benar benar cakap harus mengawasi ditempat tersebut selama pelak sanaan . c. Pemborong utama bertanggung jawab atas hsil pengecetan yang baik dan harus mengatur waktu sedemikian urpa sengga terapat urutan urutan yang tepat mulai dari pengerjaan dasar sampai pengecetan akir
227
d. Pekerjaan pengecetan dianjurkan untuk dikerjakan oleh tenaga tenaga dar mana cat tersebut diproduksi atau kepaiting khusus. e. Semua pekerjaan pengecetan haurs mengikuti petunjuk dari pengawas dan pabrikan pembuat cat tersebut, serta mendapat persetujuan pengawas. 9. Bahan yang harus disediakan untuk masa pemeliharaan a. Setelah pengerjaan pengecatan selesai, pemborong harus menyimpan sejumpah cat yang terpilih untuk persediaan bila ada perbaikan perbaikan yang dikehendaki selama masa pemeliharan. Pada waktu penyerahan pekerjaan kedua kalinya (final), pemborong harus menyerahkan kepada pemberi utgas cat cat untuk finising menurut jumlah jumlah sesuai daftar berikut ini. b. Jumlah yang dikehendaki untuk tiap tiap warna yang dipakai. Cat tembok 5 liter cat untuk kayu 2 kg cat untuk kolom 1 kg
228
The Alumunium Association (AA) Architectural Alumunium Manufactures Association (AAMA) American Socity for Testing Materials (ASTM)
a. Bahan bahan
229
Kosen dan plat alumunium untuk kosen pintu, jendela dan plat alumunium akan digunakan produk ALEXINDO atau setaraf. 1. Produk dalam negeri yang baik (sesuai SII extrusi 0695 -82 dan SII jendela 0549 -82) 2. Alloy 6063 T5/ Billet yang digunakan harus aslinya (tidak terbuat dari bahan serap / sisa). 3. Seluruh pekerjaan alumunium pada bagian dalam ruang (interior) menggunkan natural bahan. b. Seluruh pekerjaan alumunium sebagai berikut : 1. Profil haurs memiliki syarat syraat teknis
: :
Ketebalan profil
1,00 mm
230
Ketebalan warna
5 micron
2. Kelengkapan alumunium
Joint Backer
Polyutrane
foam,
tidak
menyerap
air,
kepadatan 65-96 kg/m3, penampang 25% lebih besar dari celah yang ada.
Neoprene
Jenis extrusion, tahan terhaap matahari, oksidasi engan kekerasan 60-80 dorometer.
Sealant Anker
: :
Shim
: :
3. Contoh
231
Kecuali ditentukan lain, maka semua contoh harus disertakan dan contoh extrusion tidak kurang dari 30x30 cm2, dengan ketebalan sesuai dengan desain arsitek dan gambar kerja yang disetujui perancang. 4. Gambar pelaksanaan a. Gambar pelaksnaan menunjukan ukuran, besaranbesaran
ketebalan, kekuatan, alloy, tempers, finish, detaildetail pertemuan dan hubunganya dengan kontruksi secara keseluruhan. b. Semua pekerjaan yang akan dirakit proses anodizing seperti rock atau gripper pada permuaan alumunium harus diganti atas biaya pemborong. 5. Pekerjaan Persiapan 6. Pekerjaan pelaksanaan a. Pekerjaan pembuatan / penyetelan dan pemasangan kosen alumunium beserta kaca harus dilaksanakan oleh pemborong alumunium yang ahli dalam bidangnya dan disetujui oleh Direki lapangan. b. Untuk mendapat ukuran yang tepat, pemborong alumunium harus datang lapangan dan melakukan pengukuran.
232
c. Untuk mendapat hasil yang baik, pembuatan/penyetelan kosen alumunium harus dilakukan diprabrik secara maksimal dan di lapangan tinggal pasang. d. Antar tembok kolom/beton dan kusen alumunium harus diisi dengan sealant yang elastis. e. Pemasangan kaca pada kosen alumunium harus diisi dengan sealant dan karet gasket. f. Semua detail pertemuan harus halus, rata dan bersih dari goresan serta cat yang mempengruhi permukaan alimunium. g. Sambungansambungan vertical maupun horizontal, sambungan sudut atau silang, demikian juga pengkondisian profilprofil dari bahan stainless tseel. h. Kaca tidak boleh bergeter dan diberi tanda setelah terpasang. i. Pemasangan rangka alumunium dan kaca harus memperhatikan faktor faktor akustik ruang, sehingga tidak ada kebocoran suara. 7. Hubungan dengan Material lain. Apabila alumunium berhubungan dengan besi, maka besi harus dilapisi dengan zinc chromate + bitumen. 8. Perlindungan bahan
233
Perlindung terhaap alumunium seluruhnya menjadi tanggung jawab pemborong, oleh karena pemborong wajib memberikan perhatian mengenai cara pengangkutan, penyimpanan dan lain lain dengan cara terbaik. 9. Pengetesan a. Pemborong wajib melakukan pengetesan terhadap hasil yang baik, jika hasil pengetesan gagal, pemborong wajib melakukan perbaikan dan pengetesan ulang hingga mencapai stand yang disyaratkan. Biaya tes dan lain-lain menjadi tanggung jawab pemborong. b. Pengetesan terdiri dari sebagai berikut:
Performance test (tes terhadap kebocoran air, tes terhadap kebocoran udara, beban angina, kekedapan suara dan lain lain) harus dilaksanakan dilaboraturium yang disetujui oleh pengawas lapangan.
Material tes(tes terhadap bahan, anodized, tes korosi, berat dan lainlain) dilaksakan dalam negeri yang disetujui pengawas lapangan .
234
10. Garansi (Jaminan) a. Pemborong wajib memberikan garansi bahan selama 5 tahun dan garansi pemasangan selama 10 tahun, terhitung sejak selesainya masa perawatan. b. Garansi bahan sebagai perlindungan kemungkinan terjadi cacat, perawsatan akibat proses anozing yang tidak sempurna dan lain lain, sedang garansi pemasangan sebagai perlindungan
kemungkinana terjadi kebocoran udara, air akibat dari aplikasi yaqng tidak sempurna.
235
2. Pintu panil jalusi kayu jati dengan rangka tepi kayu jati, finish melamine. 3. Pengikat berupa paku mur, baut, skrup yang harus digalvanisir sesuai dengan NI-5 Bab.VI. c. Pelaksanaan 1. Harus dilakukan pengukuran ditempat pemasangan, bila terdapat kelainankelainan agar segera dilaporkan kepada Direkisi lapangan untuk mendapat persetujuan perubahan-perubahanya. 2. Pemborong harus membuat gambar rencana pembuatan untuk dimintakn persetujuanya lebih dahulu dari Direksi lapangan. 3. Diats kosen pintu dan jendel, untuk yang lebih besar dari 1,00 meter harus dipasang balok beton bertulang (latei), untuk yang lebih kecil dari 1,00 meter harus dipasang bata rollag dengan adukan 1 pc:3 Ps.
236
2. Pemasangan alat penggantung dan kunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan daun pintu kayu, daun pintu alumunium dan daun jendela alumunium serta yang ditunjukan/disyaratkan dalam detail gambar. b. Bahan bahan Semua pintu menggunakan peralatan kunci merek setara keneri jaya, untuk komponen sebagai berikut:
Lockcase Cylinder Handle Back plate Engsel Handle pengunci dan daun jendela kaca setara interlock
c. Persyaratan Bahan 1. Semua harware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi teknis bila terjadi perubahan atau penggantian harwarte akibat dari pemilihan merk, pemborong wajib melaporkan kejadian tersebut kepaa pengawas untuk pendapat persetujuan.
237
2. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakuakn pengujian secara kasar atau halus. 3. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang dengan pintunya. 4. Pemborong wajib membuat shop drawing berdasarkan gambar dukomen kontrak yang telah disetujui dengan keadaan dilapangan . Didalam shop drawing harus jalas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam gambar Dokumen kontrak sesuai dengan standr spesifikasi pabrik. 5. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui terdahulu oleh konsultan pengawas. d. Contoh contoh 1. Setelah pekerjaan diberikan pemborong harus menyerahkan daftar alat penggantung dan kunci dalam tiga rangkap untuk meminta persetujuan Direksi lapangan daftar perlengkpan pintu terlampir. 2. Daftar tersebut harus memuat halhal sebagai berikut: referensi, nama barang, nama produsen dan katalok dari yang diusulkan berikut data mengenai kekutan engsel, kekutan ayun dan lain - lain.
238
3. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari plat alumunium berukuran 3x6 cm dengan tebal 1 mm, tanda pengenal ini dihubungkan dengan cicin nikel kesetiap anak kunci. e. Pekerjaan engsel Untuk pintu panil padaumumnya menggunakan engsel pintu merk local, warna stansdr, dipasang sekurang kurangnya 4 buah untuk setiap daun dengan menggunakan skrup kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel, jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, flap enfsel memikul maximal 20 kg. f. Persyaratan pelaksanaan 1. Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan pintu. Engsel bawah dipasang +35 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah dipasang diantara kedua engsel tersebut. 2. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang +28 cm dari permukaan pintu, engsel tewngah dipasang ditengah tengah diantara kedua engsel tersebut. 3. Penarik pintu dipasang 105 cm (as) dari permukaan lntai. 4. Pemasangan lockcase, handle dan backplate sertadoor doser harus rapi, lurus dan sesuai dengan letek possisi yang telah ditentukan oleh
239
pengawas, apabila hal tersebut tidak tercapai, pemborong wajib pemperbaiki tanp tambahan biaya.
Rangka utama metel BMS 70 mm ex jaya board, dengan ketebalan sesuai gambar.
Pengikat berupa mur, baut, skrup dan lain lain harus gal vanisir sesuai dengan NI -5.
2. Ukuran
240
:100kg/m2 :2 mm
3. Gambar pelaksanaan Kontraktor wajib membuat gambar pelaksanaan yang menunjukan ukuran, besaran, ketebalan, kekuatan, alloy, tempers, trush detaidetail, pertemuan dan hubunganya konrtuksi secara keseluruhan,
hitungan bila diperlukan. Semua pekerjaan yang akan dirakit dan dipasang harus sesuai dengan desain arsitek dan gambar. 4. Contoh Kecuali ditentukan lain, maka semua contoh harus disertakan dan contoh extrusion tidak kurang dad 30x30 cm2. 5. Pelaksanaan
Pemborong harus mengadakan pengukuran seteliti mungkin ditempat pemasangan. Hindari kemungkinan toleransi sambungan sambungan pada rangka.
Rangka atas partisi yang berhubungan dengan langitlangit harus diperkuat dengan sesi L ,H, T atau yang sesuai dengan petunjuk pengawas lapangan.
241
Setelah terpasang, dinding parisi harus cukup kaku dalam dua arah.
6. Pekerjaan kaca
a. Penggunaan Seluruh penggunan kaca exterior kecuali yang ada ketentuan lain menggunkan jenis panasap lbue 5 mm ex Asahi Mas/setarap, dengan pemasangan sesuai dengan kebutuhan atau rencana gambar. Khusus pada pintu utama digunaakan kaca tempered blue tebal 15 mm, sedang kca lainya dengan ketebalan antara 5 s/d 6 mm ,sedang kaca jendela dalam menggunkan kaca bening 5mm. b. Bahan Kaca harus dari pabrikan yang disetujui yang tebalnya seperti disebutkan dalam gambar, kaca harus plat, rata dan jernih dan tidak bintikbintik/ noda lainnya. c. Pemasangan kaca pada kosen alumunium: Pemasangan kaca harus betulbetul dijamin kerapianya/kekakuanya.
242
Untuk menghindari kaca pecah akibat panas (memuai) pemasanganya harus menggunakan steel karet sesuai prosedur pemasangan kosen / kaca dari pabrik. d. Membesihkan dan memperbaiki: 1. Semua kaca yang sudah selesai dipasang harus diberi tanda silang dengan kertas ditempel dengan lem hal tersebut dimaksudkan untuk mernghindari benturan akibat salah masuk. 2. Setelah selesai dipasang dan akan diserahkan yang ke 1, kaca harus dibersihkan, yang retakretak , goresangoresan harus diganti dengan yang baru.
243
8. Railling tangga
a. Dikerjakan untuk seluruh railing tangga dan vide sesuai dengn rencana gambar, sedang bentuk, ukuran dan cara pelaksanaaanya sesuai dengan spesifikasi teknis. b. Persyaratan pelaksanaan harus betulbetul kuat, rapi. Seluruh permukaan railing yang terlihat difinish dengan pelitur sampai baik c. Bahan yang digunakan
244
b. Pelaksananya peliputi 1. Pembutan relief dinding 2. Penanaman pohon sesuai dengan rencana gambar 3. Penanaman tanaman hias sesuai dengan rencana gambar 4. Rumput gajah dan rumput jepang
2. Pekerjaan Pendahuluan
a. Membersihkan areal perencanaan dari semua kotoran sisa-sisa bongkaran (brangkal) sisa-sisa material bangunan, diangkut dan dikeluarkan dari lokasi. b. Mencabut dan menyingkirkan rumput atau perdu liar yang tidak diinginkan dan dicabut sampai akarnya (tidak boleh dipotong), diangkut dan dikeluarkan dari lokasi. c. Menyiapkan bak-bak/tong untuk menampung air yang akan dipergunakan menyiram sebanyak mungkin, agar tanaman maupun lahan selalu lembab.
3. Pekerjaan Tanah
a. Setelah dibersihkan dari kotoran maupun perdu, tanah / lokasi yang akan dibentuk harus dicangkul / digemburkan terlebih dahulu sebelum ditutup dengan tanah permukaan yang subur.
245
b. Pembentukan tanah permukaan harus cukup padat penimbunananya. c. Tanah penimbun permukaan harus tanah subur dan tidak boleh mengandung pupuk butan , bersih dan tidak mengandung rayap. d. Penimbunan tanah yang akan ditanami rumput baru minimal tebalnya adalah 30 cm padat dan diairi. e. Galian untuk penanaman pohon, penimbunan harus sekali tanah baru yangb sudah dicampur dengan pupuk kandang. f. Pemadatan tanah harus dilakukan secara berlapislapis (30x10 cm) serta disiram dahulu sebelum dilakukan pelapisan berikutnya. g. Tanah yang digunakan untuk penimbunan tidak diperkenankan mengambil dari kebun atau sawah, diutamakan dari galian pondasi atau semacamnya (tanah dalam) dan tidak mengandumg biji rumput. h. Tanah yang digunakan untuk penimbunan harus mendapat persetujuan pengawas lapangan.
246
2. Setelah tertanam, pohon harus disangga dengan bambu agar tidak roboh dan disiram dengan air terus menerus.
b. Perumputan
1. Tanahn yang akan ditanami rumput baru harus dikupas maximal 5-7 cm, baru ditimbun tanah baru. 2. Penanaman untuk semua jenis rumput harus digebal, rapat dan dipadatkan dan disiram air terus menerus.
5. Pekerjan pemupukan
a. Untuk pemupukan yang digunakan ialah pupuk kandang, prosesnya harus dicampur tanah timbunan. Kondisi pupuk sebaiknya cukup kering, kelembapanya bisa diperoleh dengan menyiram air (pupuk kandang basah tidak digunakan arena disamping polusi dan derajat asamnya terlalu tinggi) b. Pupuk buatan hanya boleh digunakan setelah proses penanaman selesai dan berumur 12 minggu, penggunaannya harus hatihati (untuk pohon ditanamkan disekelilingya, untuk rumput hias dicampur dengan air untuk disiramkan) c. Tempat penyiraman pupuk harus dibuatkan atap, perlindungan terhadap panas dan air, terutama untuk area menempatanya harus sedemikaian rupa sehingga tidak terpengaruh kelembapan tanah (dibuatkan para-para).
6. Penyiraman air
247
a. Untuk penyiraman air dianjurkan menggunakan selang karet yang kucup panjang, apabila hal tersebut tidak memungkinkan bisa menggunakan karet penyiram (gembor), tiak perkenankan menggunakan ember biasa (kecuali untuk penyiraman pohon). b. Penyiraman rumput, ground cover dan schruba dilakukan dua hari sehari (pagi dan sore), sedangkan pohon pada siang hari dengan debet yang cukup banyak. Penyiraman menggunkan air bersih (air sungai boleh asal bersih).
248
a. Pelaksana setiap hari berkewajiban untuk membersihkan lingkungan dari sampah sisasisa penanaman (keranjangkeranjang pembungkus),
rontokanrontokan daun kering, tanah yang berceceran dan lainlain sebagainya, lokasi selalu bersih setiap hari.
b. Pelaksana harus melindungi tanaman dari gangguan ternak, manusia maupun serangga yang tidak diharapkan (ulat dan sebagainya).Terhadap bahaya tersebut (mulat), tanaman harus disemprot dengan pestisida dengan kadar yang disetujui pengawas serta apabila ada satu tanaman yang diperkirakan parah penyakitnya harus segera dicabut dan disingkirkan agar tidak menjalar ketanaman lain.
c. Selama berlangsungnya penanaman, pelaksana berkewajiban menjaga kebersihan lingkungan, baik jalan maupun dindingdinding bangunan dan sebagainya.
Pengotoran terhadap subjeksubjek tersebut menjadi tanggung jawab pelaksana untuk membersihkan, bila perlu pengecatan kembali.
4.5
249
TDR dari Jateng Ijin kerja dari PAM Jateng Ijin kerja pembuatan sumur bor
b. Pemborong atau Sub Pemborong harus melaksanakan pekerjaan instalasi mekanikal dan elektrikal berdasarkan dan sesuai dengan :
250
Uraian dan ketentuan teknis Gambar-gambar bestek Ketentuan administrasi Perintah Konsultan Pengawas di lapangan baik tertulis maupun lisan
2. Peraturan dan syarat-syarat umum, dasar peraturan dan persyaratan untuk pemasangan instalasi adalah : a. Untuk instalai listrik :
Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia 1987 (PUIL 1987) Peraturan Instalasi Listrik (Menteri PU dan T No. 023-PRT-1978) Syarat-syarat penyambungan listrik (Menteri PU & T No. 024PRT/1978)
Pedoman pengawasan instalasi listrik, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 59/PD/1980.
Peraturan
yang
dikeluarkan
oleh
Departemen
atau
Lembaga
Pemerintah yang berwenang dan telah diakui penggunaannya, diantaranya dari Departemen Pekerjaan umum, yaitu :
251
Penerangan alami siang hari dari bangunan 1981, Dit. Jen. Cipta
Karya, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan. b. Untuk Instalasi Plumbing dan Deep well :
Pedoman Plumbing Indonesia 1979 (PPI 1979) Peraturan Pokok Teknik Penyehatan Mengenai Air Minum dan Air Buangan : Rancangan 1968. (Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Teknik Penyehatan).
c.
PUIL 1987 Pedoman Instalsi Penyalur Petir Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 28/DP/1978.
Pedoman 699.887.2.
Perencanaan
penangkal
petir
SKB-1.5.53.1987/UDC
Peraturan Instalasi SLTO/STLTD dan Peraturan Sentral Telepon Langganan, Perum Telekomunikasi.
252
Pedoman pemasangan saluran rumah gedung bertingkat Perumtel. Spesifikasi Sentral Telepon Langganan Otomat/tidk Otomat Litbangel Perum. Telekomunikasi.
3. Pelaksanaan Pekerjaan dan Bahan. Ketentuan tentang pelaksanaan pekerjaan dan bahan : a. Lingkup Pekerjaan.
Pemasangan peralatan dan instalasi mekanikal dan elektrikal. Pengurusan izin-izin sampai memperoleh izin/sertifikat yang
diperlukan kepada Badan/jawatan yang berwenang untuk instalasi dan Jawatan Keselamatan Kerja.
Melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh pemberi tugas hingga mengenai betul seluruh instalasi.
253
Semua ketentuan mengenai pemasangan instalasi yang berlaku umum dimana tidak ditentukan lain, adalah tetap mengikat pemborong dianggap mengetahui ketentuan-ketentuan ini.
Jika didalam melaksanakan ternyata salah satu bagian instalasi yang sukar/tidak dapat dilaksanakan, maka hal tersebut harus segera dibicarakan dengan konsultan pengawas.
Untuk menentukan prosentase dari pekerjaan yang telah dilaksanakan, pemborong diwajibkan membuat laporan tertulis harian dan mingguan dari apa yang telah dipasang dan dimintakan pengesahan kepada konsultan pengawas.
Semua Bahan disediakan oleh pihak pemborong. Bahan/material yang akan dipasang terlebih dahulu harus memenuhi syarat dan diserahkan contoh untuk mendapatkan persetujuan konsultan pengawas.
Apabila peralatan tersebut menurut pendapat konsutan pengawas tidak memenuhi syarat, maka pihak pemborong harus segera menyingkirkan bahan-bahan tersebut dan menggantikannya dengan yang baik.
254
d. Syarat Keselamatan Kerja Dalam pelaksanaan harus diperhatikan adanya alat-alat keselamatan kerja yang memenuhi syarat-syarat/peraturan perburuhan, disamping syaratsyarat indikator yang dapat mengukur/menunjukkan adanya tegangan / arus listrik. e. Serah Terima Pekerjaan.
Pekerjaan dapat dianggap selesai dan diterima apabila dalam penyerahan tersebut telah dilakukan test dan telah dinyatakan baik oleh Konsultan Pengawas.
Pada waktu serah terima pekerjaan pemborong harus menghadiri dan memberikan penjelasan-penjelasan sehingga memungkinkan
penerimaan oleh pihak pemberi tugas. f. Gambar Revisi Pemborong diwajibkan untuk membuat gambar-gambar revisi instalasi yang dipasang/as built drawing untuk :
Arsip pemberi tugas (3 set) Keperluan pengurusan izin-izin, sebanyak yang diperlukan.
255
Sub Panel Panel-panel cabang sesuai single line diagram Kabel Pengawatan dan peralatan dari sub panel ke pemakaian Lampu-lampu (lightning fixtures, exit lightning dan emergency lightning)
Pentanahan
256
Panel harus mempunyai pintu dan dilengkapi dengan kunci tanam jenis master key.
257
Panel harus dicat dengan 2 kali cat dasar dan 3 kali cat akhir dengan jenis cat duco, warna cat akhir akan ditentukan setempat.
Panel-panel buatan pabrik pembuat panel Indonesia. Komponen-komponen panel seperti MCCB, MCB Zekering NH Fuse Disconnecting switch, Pilot Lamp & Circuit Braker, harus buatan Merlin Gerin atau sederajat.
b. Kabel
Jenis kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut : System MDP MDP sub Panel Kabel untuk kotak-kontak khusus Kabel penerangan dan kotak-kontak biasa Kabel lampu luar bangunan Jenis kabel NYFGBY NYY NYY NYM NYY
Kabel produksi dalam negeri yang sudah mendapat sertifikat dari LNK/SPLN.
Penarikan kabel NYM dalam pipa PVC ex ega type AW. Diatas kabel DUCT.
258
Lampu TL
Lampu tabung merek Philips type cool daylight atau sederajat. Ballas elektronik merk Philips, arto light, LOMM atau sederajat. Body lampu dibuat dengan plat baja dengan ketebalan minimum 0,7 mm dan dicat dengan cat baker, warna putih merk LOMM atau sederajat.
Lampu pijar Philips atau sederajat Lampu langit-langit buat armature, imlex atau esderajat d. Saklar dan kotak kontak :
Merk yang digunakan adalah berker, clipsal, legrand, atau sederajat
5. Persyaratan Pemasangan
a. Panel
259
Kabel utama
Pemasangan kabel memenuhi persyaratan dari pabrik kabel dan persyaratan umum yang berlaku.
Semua penarikan kabel harus menggunakan system roll untuk memudahkan pekerjaan dan kabel tidak rusak karena tekukan dan puntiran.
Sebelum penarikan kabel dimulai, pemborong harus menunjukkan kepada direksi pekerjaan alat roll tersebut serta alat-alat lainnya.
Setiap kabel distribusi yang berada dalam bangunan tidak boleh ada sambungan. Semua penyambungan ke terminal bus bar di panel harus menggunakan kabel schoen dengan system pres dan patri.
Pemasangan kabel harus rapi, lurus dan kuat, terpasang pada bagian bangunan.
Konduit kabel mempunyai diameter minimum 2,5 x diameter kabel. Kabel dalam bamgunan.
260
Kabel-kabel yang turun ke kotak kontak dan saklar harus menggunakan conduit PVC/setara.
Tiap-tiap penyambungan kabel harus berada dalam terminal box metal exLICO dan lilitan penyambungan kabel tersebut ditutup dengan las dop 3 m.
Jalur kabel diatas langit-langit yang lebih dari 2 jalur harus berada diatas rak kabel yang dibuat dari besi siku, bersifat uenis nobi dengan lebar 2 x jumlah lebar kabel.
Kotak kontak harus dipasang 30 cm dari lantai, khusus untuk pada lantai dasar tinggi stop kontak 60 cm dari lantai.
Saklar harus model tanam, dipasang 130 cm diatas lantai, kapasitas 6 AMP dan 10 AMP.
Tiap grup penerangan diperkenakan maksimum 12 titik nyala. Semua imnstalasi dalam titik ruangan harus merupakan
261
Harus dipasang dengan ketinggian yang sama. Harus dipasang dengan lurus sejajar dengan bagian bangunan pada
arah vertical maupun horizontal.
6. Commissioning dan testing. Kabel-kabel distribusi sebelum disambung ke peralatan harus diukur
tahanan isolasinya.
Setelah
semua
instalasi
selesai
dipasang
aliran
listrik
telah
dimasukkan, maka jaringan instalasi harus ditest terhadap grup-grup yang telah dipasang apakah telah sesuai dengan gambar.
7. Dokumentasi Instalasi
Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan oleh pemborong kepada pemberi tugas, pemborong diwajibkan untuk menyerahkan dokumentasi-dokumetasi sebagai berikut :
262
2 (dua) set : keterangan hasil baik pemeriksaan instalasi listrik dari PLN 2 (dua) set : berita acara hasil testing.
263
cm, bila dipakai tembaga massif bagian ujung diruncingkan sepanjang 10 cm.
Earthing conductor pada Rod Electrode dipakai BC 50 mm2. Rod Electrode dipasang pada satu tempat, jarak ke pondasi bangunan
1,5 m. Rod Electrode ditanamkan ke tanah sampai ujung pipa tembaga mencapai air tanah +4 meter. c. Pengukuran tahanan system : Pengukuran tahanan system dilakukan pada sambungan dalam bak control dengan megger tanah, dalam keadaan sambungan terpasang (dua kali pengukuran ). Tahanan maksimum 1 (satu) Ohm R system 12 (satu) Ohm. 2. Pemborong telah menyerahkan dokumen-dokumen sesuai dengan yang dicantumkan pada Ketentuan Umum.
264
instalasi plumbing yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama & siap untuk dipergunakan, yaitu terdiri dari : a. Alat-alat Sanitair :
Closet jongkok Meja cuci tangan (washtafel) Floor Drain Floor Clean out (tipe lantai) Janitor, Urinor, Skat Urinor dll Kaca cermin
b. Sistem Air Kotor dan Air Bekas. Pemipaan air kotor/air bekas dari semua closet, urinoir, zink, (bak cuci piring) dan floor drain sampai ke septicktank dan rembesan. c. Pipa ventilasi dari semua titik ventilasi ke udara luar d. System pembuangan pipa penguras dan over flow dari menara Air ke selokan terdekat. Pipa air hujan :
Pempompaaan dari atap gedung sampai selokan air hujan. Selokan air
hujan.
265
2. Persyaratan bahan dan peralatan a. Alat-alat Sanitair : Merk: TOTO atau setara
Closet jongkok CE 6 Washtafel L 511. V3 Cermin Urinior 57 M Wash Bak Floor drain TOTO Kraan Kraan halaman Clean Out plug Janitor SK 22 A
266
1,5 KW 15 meter 12 m3/h 1.450 rpm D 1,5 380 volt/660 volt/50 Hz 1 (satu) set
Diameter kedua pipa isap dihubungkan melalui satu buah stop valve. Pompa dilengkapi dengan water level control :
267
4 buah lower level, 2 untuk tangki atas dan 2 untuk tangki bawah 2 buah upper level, untuk tangki atas.
Fitting T6
Untuk fitting pipa galvanized digunakan galvanized malleable iron 1560spi, screw type.
Valve.
Untuk valve sampai dengan diameter 2 dipergunakan bronze 150 spi, screw end, untuk valve 3 keatas dipergunakan sekualitas cast iron 150 spi, flange and ex KITAZAWA.
268
Untuk pipa dipergunakan pipa PVC sekwalitas Wavin Klas AW, dengan sambungan lem.
Untuk fitting pipa dipergunakan PVC injection moulding sesuai dengan merk pipa. Belokan pada saluran utama harus
Untuk pipa dipergunakan pipa PVC sekualitas Wavin Klas AW atau yang setara
Saringan talang dapat dipessan dengan bahan besi cor atau dibuat dengan menggunakan pipa galvanized sesuai gambar. c. Persyaratan Pemasangan
269
penggantung dan penumpu yang kuat dari metal sesuai dengan ukuran pipanya, sehingga pipa tiada melentur.
Pipa besi yang ditanam dalam tanah harus dilapis aspalt dan kain
gonni. Kemiringan pipa air kotor air bekas adalah 2 % ke arah zink put.
Pipa PVC dalam tanah harus bebas dari benda-benda keras/diatas pasir
sehingga kemiringan dapat rata.
Pipa air bersih dan pipa air kotor tidak boleh diletakkan pada lubang
galian yang sama. d. Pengujian
270
8 kg/cm2
24 jam 2 jam
5 % air 5 % air
271
Semua bagian yang tampak kelihatan dari luar harus dibersihkan dari
kotoran-kotoran. Bagian yang dilapis chlorine harus digosok sehingga bersih dan mengkilap.
Semua pipa tampak exposed dan tidak dilapis chlorium harus dicat
dengan warna berlianan agar mudah dikenali satu dengan yang lainnya. Unutk ini Pemborong harus berkonsultasi dengan Pemilik. g. Dokumentasi Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan oleh pemborong kepada pemberi tugas, pemborong harus menyerahkan dokumentasi-doikumentasi berikut :
4 (empat) set
2 (dua) set
2 (dua) set
272
Type General Purpose Dry Chemical Agent Multi Purpose Dry Chemical Shell Material Iron Steel
273
274
275
f. Semua pekerjaan yang dinyatakan dalam persyaratan ini harus dilaksnakan sesuai dengan syarat-syarat pelaksanaan atau peraturan-peraturan dari badan pem,erintah yang berwenang kontraktor ini harus menanggung biaya-biaya uintuk memperoleh ijin, pemeriksaan engujian dan lain-lain. Dan kontraktor ini harus meny\erahkan ijin-ijin atau keteranganketerangan resmi tentang instalasi kepada konsultan.
3. Petunjuk Khusus
a. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan gambar-gambar kerja yang mendetail untuk bagian-bagian dri sistem duct, pipa, atau sistem distribusi lainnya yang diterangkan bagian yang cukup kompleks atau yang dibutuhkam koordinasi yang ketat dengan bagian-bagian pakerjaan lainnya dari penyelesaiannya proyek ini. Apabila ada hal-hal yang meragukan tentang ini keputusan terakhir ada pada konsultan/wakil konsultan. b. Kontraktor ini harus memberikan pernyataan bahwa gambar-gambar kerja yang diserahkan tidak akan menimbulkan konflik pelaksanaan dengan kondisi lapangan/pekerjaan kontraktor-kontraktor lainnya. Tanpa
pernyataan ini gambar-gambartidak akan memperoleh persetujuan dari konsultan/wakil konsultan. c. Kontraktor ini harus memberikan garansi tertulis kepada pemberi tugas bahwa seluruh instalasi air conditioning dan distribusi udara ini akan bekerja dengan memuaskan, dan kontraktor akan menanggung semua biaya atas kerusakan penggantian yang perlu selama jangka waktu 1 tahun.
276
d. Kontraktor ini harus menyerahkan kepada pemberi tugas gambar-gambar instalasi sesungguhnya yang terpasang pada bangunan (as built drawing) memuat lengkap semua perubahan yang telah dilakukan. Gambar-gambar teersebut dibuat dengan tinta diatas kertas kalkir. e. Pemasangan out-door unit AC dan pemasangan pipanya, harus dilaksanakan serapi mungkin sesuai kebutuhan dalam gambar sehingga out-door Unit AC tersebut merupakan elelmen bangunan
4. Lingkup Pekerjaan
a. Yang dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan AC split wall lantai 1, lantai 2 b. Penyerahan dan pemasangan lengkap alat-alat kontrol ysng dibutuhkan oleh sistem tata udara yang didinginkan sistem air. c. Starting, testing, servising dan maintenance. d. Melengkapi pekerjaan dan accesoriess tambahan yang diperlukan oleh seuruh sistem sehingga dapat berjalan dengan baik bila belum disebutkan dalam spesifikasi ini. e. Pemborong yang melaksanakan pekerjaan ini, diutamakan yang telah berpengalaman di bidang ini dan memiliki dan memiliki TDR bidang elektrical tata udara.
277
b. Bahan.
Sebagai pipa pengembunan (drain) dipergunakan pipa PVC (Poly Vinyl Choida) kelas AW bilamana tidak dinyatakan lain tersendiri.
278
Pemborong menyediakan dan memesang peralatan-peralatan dari panel kontrol ini sampai ke mesin-mesinya. Pihak lain yang menyediakan peralatan untuk penyambungan daya listrik sampai ke panel ini. ii. Panel AHU di sdetiap lantai yang meliputi wiring starter, switch, trnsformator dan skring yang di perlukan untuk pamel ini.
b. Syarat-syarat
iii. Semua pekerjaan listrik yang ada harus di laksanakan sesuai dengan peraturan-peraturan PUIL 1977, persyaratan PLN, peraturan-peraturan pemerintah setempat dan jawatan keselamatan kerja. iv. Kabel-kabel yang di sambungh harus color coded atau diberi nama. Selain dari pada itu harus pula memenuhi persyaratan standar negara dan pabrik pembuatnya.
c. Bahan
Semua bahan yng dipergunakan harus berkualitas yang terbaik, buatan Jerman atau USA atau yang sejenis kecuali dinyatakan lain sserta secara tersendiri. Pemborong harus berkoordinasi dengan pabrik-pabrik lain agar sejauh mungkin dipergunakan peralatan yang seragam dari merk yang sama untuk seluruh proyek.
d. Peralatan
v. hendaknya di masing-masing unit terdapat sistem pengaman yang terpisah.
279
vi.
Untuk setiap phase pada panel hendaknya diberi lampu indikator atau alat ukur lainya.
vii. viii.
Semua panel harus diberi lapisan cat anti karat. Semua panel, switch, indikator,alat-alat ukur yang ada harus diberi nama papan nama yang sejenis dan tidak mudah rusak.
ix.
Semua alat-alat ukur yng terpasang harus dari daerah kerja yang sesui dengan ketelitian 2%.
e. Zekering cadangan
Untuk setiap panel yang menggunakan pengaman zekering harus disediakan sebanyak yang ada dan di simpan pada tempat khusus dan diberi tanda pengenal.
f. Pemyambungan kabel
x. Semua penyambungan kabel harus dilakukan sesuai dengan poersyaratan : 1. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambung tembaga yang sesuai dan dilapisi timah putih. 2. Penyambungan kabel berisolasi karet harus diisolasi karet. 3. Penyambungan kabel berisolasi PVC harus diisolasi PVC. 4. Kabel-kabel yang disambung harus color coded atau diberi nama.
280
g. Tarikan kabel
Tarikan kabel yang berada diatas plafond harus terletak di dalam suatu cable duct sesuai dengan gambar dan spesifikasinya. Tarikan kabel dengan tarikan vertikal sepaya di klem pada dinding secara rapi dengan jarak klem 1,5 m.
9.
b. Bahan
Senua kipas angain dan exhauust fan yang dipasangh telah dibalans, dan diuji oleh pabriknya dan sesuai dengan gambar dan spesifikasinya, merk yang digunkan nasianal, KDK atau setara.
c. Peralatan
Semua kipas angin (fan) harus diberi peralatan damper otomatis yang akan membuka bila ran bekerja dan menutup bila fan berhenti. Semua kipas angin (fan) bila berhubungan langsung dengan udara luar harus diberi pelindung brid screen dari rangka alumunium atau galvanized iron mesh. Ducting yang digunakan sesuai aturan yang berlaku untuk pekerjaan AC.
281
e. Penjelasan sistem
Listrik
282
1. Pengukuran dan pengujian kuat aras dan tegangan RPM setiap phase unit unit kompresor, motor dan system pengaturan listrik yang ada. 2. Perbandingan dengan harga yang direncanakan atau data dari pabriknya.
Tenperatur
1. Pengukuran dan pengujian temperatur dan kelembapan pada setiap ruang, difuser, griller, fresh air intake exhaust on dan aff koil pendingin, udara luar dan sistem pengukuran yang ada. 2. Pengukuran dan pengujian temperatur, tekanan dan aliran yang masuk dan keluar setiap alat.
f. Syarat
a. Semua pengujian dilakuakan setelah system berjalan dengan baik secara kontinue selama 9 jam. b. Pengukuran dan pengujian harus dilakuakn setelah system balan sesuai atau mendekati persyaratan teknis yang direncanakan. c. Pengukuran dan pengujian harus dilakuakn pada saat suhu luar 32.2 deg C ( 90 deg F ). d. Semua perelatan pengujian dan pengukuran harus dikalibrasi sebelum dan sesudah digunakan.
283
Pasal V. 07 . URAIAN DAN KETENTUAN TEKNNIS PEKERJAAN INSTALASI SOUND SYSTEM 1. Lingkup pekerjaan
Pengadaan dan instalasi Back Ground Music lengkap dengan peralatan dan pengabelanya antara lain:
2. Pengujian A. Pekerjaan
Pemborong harus melaksanakan semua pengujian ( run test) dan balancing peralatan instalasi system air conditioning dengan disaksikan oleh pengawas yang berkepentingan . Direksi / Konsultan serta pihak pihak yang lain yang diperlukan kehadiranya. Semua kejadian tersebut dicacat dan dibuat berita acara.
a. Jenis pekerjaan
Jenis pengerjaan pengujian balancing dan adjusting instalasi ini secara garis besarnya mencakup persoalan-persoalan sebagai berikut : a. Pipa 1. Pengujian terhadap pada semua sambungan pipa. Music program tidak hanya diperkuat tetapi harus mempunyai derajad pengertian yang tinggi dan bebas
284
dari gangguan listrik tegangan tinggi dan sinyal pemancar pemaqncar yang baik dalam gedung itu sendiri maupun diluar gedung seperti orari, krap dan sejenisnya. Tingkat kekerasan suara dari celling speker harus dapat diatur untuk dapat menyusuaikan dengan keadaan ruang antara lain level suara dengan volume control yang memiliki peredaran 3 db/ step.
b. System pemanggilan
System pemanggilan damaksudkan untuk melengkapi system komunitasi yang telah ada pada kantor tersebut. Pemanggilan adalah sarana komunitasi satu arah : b. Untuk menyampaikan informasi baik untuk perorangan maupun untuk selurauh karyawan. c. Untuk mengalokasikan karyawan yang diperlukan pada saat mana tidak ada ditempat. d. Untuk menyampakan jalanya sidang paripurna keseluruh gedung. Berita yang disampakan harus mempunyai derajad pengertian ( intelligibility ) yang tinggi dengan kekerasan + 80 db diatas sinyal derau ( s/n rasio + /- 80 db) . Hal ini diperlukan pengontrolan secara otomatis agar pada setiap dilaksanakan paging, volume control di by pass dan full power loud speker.
285
Untuk tidak menggangu kemmpuan system paging dan tidak menggangu suasana kerja seluruh lantai maka system harus direncanakan agar dapat paging perlantai dan atau seluruh lantai.
c. Emergency call
Kebutuhan system tat a suara untuk satu gedung khususnya gedung bertingkat tidak terbatas untuk keperluan back ground music dan paging, tetepi juga untuk pemanggialn atau penyampaian berita darurat. e. Adapun berita yang disampaikan keseluruh gedung antara lain pengerahan karyawan dan atau tenaga lainya dalam keadaan evakuasi darurat. f. Instruksi instruksi lainya dapat disampakan keseluruh gedung.
1 buah cassete deck double players. 1 buah table stand microphone. 1 buah hand held micropune.
286
1 buah power amplifer 240 watt. 1 buah set swiching, monitor, rack dan accessories.
C. Amplifer
Power amplifier untuk background music : 1. Dalam konstruksi slide-in panel 2. Tegangan input dapat diatur dari luar dengan obeng 3. Daya out-put (musik) = 200 watt 4. Tegangan out-put (saluran) = 100 watt 5. Catu Tenaga : 220 volt, 50 Hz 6. Karakteristik frekuensi 7. S/N : 55 dB atau lebih 8. Cacat harmonis : 0,5 % atau kurang pada out-put nominal 200 W. Pre-amplifier untuk background music. Dalam konstruksi slide-in panel. 1 dB dari 100 Hz 15 kHz
287
D. Channel Combiner
Karena cassette deck hanya diperoleh dalm model stereo, sedangkan yang akan dipasang adalah sitem mono, maka perlu diadakan rangkaian khusus untuk mennggabungkan channel kiri dan kanan.
DAN
KETENTUAN
TEKNIS
PEKERJAAN
INSTALASI
PERUMTEL.
288
dikeluarkan oleh PERUMTEL. 2. Pada prinsipnya seluruh instalasi dilakukan secara inbouw. 3. Semua kabel, baik kabel pokok maupun seluruh penaggal, harus ditarik didalam pipa. 4. Penyambungan pipa harus dengan soch atau T Doos. 5. Penyambungan pipa harus dilem, T Doos harus ditutup. 6. Didalam satu pipa hanya boleh ditarik sebanyak-banyaknya tiga kabel.
289
7. Kabel pokok dari terminal box pada setip lantai yang menuju ke MDF, dan kabel yang dari terminal box sampai ke out let telepon tidak boleh ada sambungan. c. Kotak Pembagi 8. Kotak dibuat dari plat besi (tebal minnimum 0,5 mm). 9. Kotak harus dapat ditutup dengan rapat dan diberi kunci. 10. Untuk instalasi Inbouw. 11. Dilemgkapi dengan terminal (sekrup solder) yang sesuai dengan ukuran kabel. Terminal untuk kabel masuk dan kabel keluar harus terpisah sedangkan penyambungannya dilakukan dengan jumpeiring. 12. Kotak harus dicat disesuaikan dengan warna dinding. 13. Contoh barang harus dimintakan persetujuan dahulu dari Direksi Pekerjaan. d. kabel 14. Isolasi dan selubung luar dari PVC 15. Tiap pasang harus dipuntir (twisted) dan mempunyai kode warna yang jelas untuk membedakan dari pasangan yang lain. 16. Screen dari lembar aluminium atau timah putih.
290
17. Kawat tembaga dengan ukuran 0,6 mm atau lebih. 18. Sebelum pemasangan dimulai, contoh barang harus diserahkan kepada direksi pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan. e. Pipa dan konduit: 19. Unutk seluruh instalasi dipakai pipa PVC Ega / setara. 20. Ukuran pipa disesuaikan dengan ukuran kabel yang akan ditarik. f. Pengukuran 21. Pemborong diwajibkan untuk melakukan pengukuran tahanan isolasi dan tahanan loop untuk semua pair yang telah dipsang. 22. Dalam pair tersebut tidak sampai rozet, maka pengukuran dilakukan sampai ke ujung yang terjauh. g. Pengujian oleh PERUMTEL. 23. Pemborong diwajibkan untuk mengurus dan membiayai pengujian instalasi oleh PERUNTEL, sampai diperoleh surat lulus pengujian. 24. Semua dokumen yang diperlukan untuk pengujian tersebut harus dipersiapkan oleh Pemborong.
3. Merk ISDN PABX yang direkomendasikan untuk ditawarkan adalah Panasonic dengan persyaratan sesuai type yang dipergunakan atau setara ASIA/JEPANG (yang memiliki pelayanan puma jual di Indonesia).
291
292
d. Group Hunting Sejumlah pesawat cabang, umumnya yang termasuk dalam satu departemen/ bagian dapat digabung dalam satu group untuk hunting. Nomor individu setiap pesawat cabang berfungsi seperti biasa. Apabila nomor group yang dipuitar, pesawat yang bebas pada group tersebut akan ringing baik secara siklis atau urutan yang lengkap. e. Executive / Secretary Kombinasi Executive / Secretary dapat diprogram sehingga dapat saling berhubungan dengan memutar nomor yang telah disingkat. Panggilan kepada Executive dapat dijtuhkan ke sekretaris.
5. STLO ; pesawat telepon cabang ; rectifier / penyearahan battery dan main distribution frame harus mempunyai spesifikasi teknik.
RUANG LINGKUP PEKERJAAN 1. Pengadaan dan pemasangan satu unit STLO (ISDN PABX)
Type : PANASONIC KX TDN 1232 dengan kapasitas : 8 saluran PT. Telkom (PIT) 64 saluran extension 1 operators console Lightning arrestor pada 8 saluran PT. Telkom
293
Main Distribution Frame (MDF) kapasitas 2x100 pairs. Printer dan serial card
2. Pengadaan dan pemasangan STLO sampai dengan MDF. 3. Pengadaan dan pemasangan terminal box , kabel sampai dengan pesawat cabangnya beserta biaya pengujian instalasi oleh PT. Telkom Indonesia. 4. Pengadaan dan pemaasangan pesawat telepon Standard dan Executiive. 5. Mengurus semua perijinan ke instalasi-instalasi terkait yang berwenang penuh dalam pemberian ijin pemasangan sistem tersebut PT. Telkom Indonesia. 6. Pengadaan semua dokumen teknis, pengetesan sistem, trainning operator, training pemakai dan maintenance training sehingga sistem tersebut dapat berfungsi dan terpelihara secara sempurna.
294
DAN
SYARAT-SYARAT
YANG
295
l. Peraturan Instalasi Penghantar Petir NI-12 / 1964. m. Dan lain-lain peraturan-peraturan yang berlaku dan dipersyaratkan berdasarkan normalisasi di Indonesia.
296
5. 1
5.1.1 Pekerjaan Stuktur dan Atap A. Pekerjaan Tanah 1. Galian Tanah Struktur Pondasi Volume 2. Urugan Kembali Volume = 209,44 m3 = 425,97 m3
B. Pekerjaan Beton Bertulang 1:2:3 1. Pekerjaan Stuktur Lantai 1 a. Sirtu padat bawah pondasi / sloof Luas keseluruhan Ketebalan Volume = 123,28 m2 = 0,25 m = 0,25 m . 123,28 m2 = 30,82 m2 b. Lantai kerja 1:3:5 Luas keseluruhan Ketebalan Volume = 123,28 m2 = 0,09 m = 0,09 m . 123,28 m = 10,27 m3 296
297
c. Beton sloof stuktur Panjang Ukuran Volume = 192 m = 0,25 . 0,7 = 192 m . 0,25 m . 0,7 m = 33,60 m3 d. Tiang pancang Diameter pancang = 0,45 m Panjang pancang Jumlah pancang Volume = 30 m =100 buah = 30 m . 100 buah = 3000 m e. Biaya pemancang Panjang pancang = 30 m
Diameter pancang = 0,45 m Jumlah pancang Volume f. Mobilisasi pancang Volume g. Beton poer Volume h. Beton kolom Panjang kolom Ukuran kolom = 4,73 m = 0,8 m x 0,8 m = 133,1 m3 = 1 ls = 100 buah = 3000 m
298
Jumlah Volume
i. Beton balok induk lantai 2 Panjang Ukuran Volume = 211,7 m = 0,25 m x 0,7 m = 211,7 m . 0,25 m . 0,7 m = 37,04 m3 j. beton balok anak lntai 2 Panjang Ukuran Volume = 179 m = 0,2 m . 0,4 m = 179 m . 0,2 m . 0,4 m =14,32 m3 k. Beton plat lantai 2 Luas Ketebalan Volume = 436 m2 = 0,12 m = 436 m2 . 0,12 m = 52,32 m3 l. Beton lisplank Volume m. Tangga beton Volume = 13,26 m3 = 4,64 m3
299
n. Beton pit lift Beton pondasi dan beton plat Volume Beton dinding Tinggi Luas Volume = 0,2 m = 24 ,45 m2 = 0,12 m . 24,45 m2 = 4,89 m3 Beton kolom Panjang Ukuran Volume = 42,67 m = 0,6 m x 0,6 m = 42,67 m . 0,6 m . 0,6 m = 15,36 m3 Plat lantai ruang mesin Ketebalan Luas Volume = 0,12 m = 15 m2 = 0,12 m . 15 m2 = 1,80 m3 Beton ring balk Panjang Ukuran Volume = 13,72 m = 0,2 m x 0,7 m = 13,72 m . 0,2 m . 0,7 m = 1,92 m3 = 42,34 m3
300
Lantai kerja bawah pondasi pit lift Luas Ketebalan Volume = 3 m2 = 0,25 m = 0,75 m3
Sirtu padat bawah pondasi pit lift Panjang Ketebalan Volume = 35,5 m2 = 0,9 m = 35,5 m2 . 0,9 m = 3,20 m3
p. Anstamping bawah tangga Luas Ketebalan Volume = 3,36 m2 = 0,25 m = 3,36 m2 . 0,25 m = 0,84 m3 q. Pasir urug bawah tangga Luas Ketebalan Volume = 3,36 m2 = 0,125 m = 3,36 m2 . 0,125 m = 0,42 m3
301
2.
Pekerjaan Beton Bertulang Lantai 2 a. Beton kolom struktur Type 1 Panjang Ukuran Jumlah Volume = 4,73 m = 0,8 x 0,8 = 16 buah = 4,73 m . 0,8 m . 0,8 m . 16 buah = 48.34 m3 Type 2 Ukuran Panjang Jumlah Volume = 0,5 x 0,5 = 2,12 m = 2 buah = 0,5 m . 0,5 m . 2,12 m . 2 buah = 1,66 m3 Volume total = 48,34 m3 +1,66 m3 = 49,50 m3 b. Beton balok induk lantai 3 Panjang Ukuran Volume = 211,7 m = 0,25 x 0,7 = 211,7 m . 0,25 m . 0,7 m = 37,04 m3
302
c. Beton anak lantai 3 Panjang Ukuran Volume = 171 m = 0,2 x 0,4 = 171 m . 0,2 m . 0,4 m = 13,68 m3 d. Beton plat lantai 3 Luas Ketabalan Volume = 420 m2 = 0,12 m = 420 m2 . 0,12 m = 50,40 m3 e. Beton lisplank lantai 3 Volume f. Tangga beton Volume 3. = 13,26 m3 = 1,28 m3
Pekerjaan Beton Bertulang Lantai 3 1. Beton kolom struktur Type 1 Panjang Ukuran Jumlah Volume = 4,73 m = 0,7 x 0,7 = 16 buah = 4,73 m . 0,7 m . 0,7 m . 16 buah = 37,08 m3
303
Type 2 Ukuran Panjang Jumlah Volume = 0,5 x 0,5 = 24 m = 2 buah = 0,5 m . 0,5 m . 24 m . 2 buah = 12 m3 Volume total = 37,08 m3 +12 m3 = 49,50 m3 2. Beton balok induk lantai 4 Panjang Ukuran Volume = 211,7 m = 0,25 x 0,7 = 211,7 m . 0,25 m . 0,7 m = 37,04 m3 3. Beton balok anak lantai 4 Panjang Ukuran Volume = 171 m = 0,2 x 0,4 = 171 m . 0,2 m . 0,4 m = 13,68 m3 4. Beton plat lantai 4 Luas Ketabalan Volume = 420 m2 = 0,12 m = 420 m2 . 0,12 m = 50,40 m3 5. Beton tangga Volume = 13,26 m3
304
4.
Pekerjaan Beton Bertulang Lantai 4 1. Beton kolom struktur Panjang Ukuran Jumlah Volume = 4,73 m = 0,6 x 0,6 = 16 buah = 4,73 m . 0,6 m . 0,6 m . 16 buah = 49,50 m3 2. Beton balok induk lantai 5 Panjang Ukuran Volume = 211,7 m = 0,25 x 0,7 = 211,7 m . 0,25 m . 0,7 m = 37,04 m3 3. Beton balok anak lantai 5 Panjang Ukuran Volume = 171 m = 0,2 x 0,4 = 171 m . 0,2 m . 0,4 m = 13,68 m3 4. Beton plat lantai 5 Luas Ketabalan Volume = 420 m2 = 0,12 m = 420 m2 . 0,12 m = 50,40 m3 5. Beton tangga Volume =13,26 m3
305
5.
Pekerjaan Beton Bertulang Lantai 5 1. Beton kolom struktur Panjang Ukuran Jumlah Volume = 8,6 m = 0,6 x 0,6 = 16 buah = 8,6 m . 0,6 m . 0,6 m . 16 buah = 49,50 m3 2. Beton balok ring Panjang Ukuran Volume = 110 m = 0,2 x 0,7 = 110 m . 0,2 m . 0,7 m = 15,40 m 3. Beton lisplank Volume 4. Beton balok talang Volume 5. Beton talang Volume 6. Beton konsol Volume = 5,46 m3 = 9,21 m3 = 5,76 m3 = 2,56 m3
306
C. Pekerjaan Rangka Atap Dan Atap 1. Kuda kuda baja Panjang Berat Volume = 499,77 m = 12,2 kg/m = 1499,77 m . 12,2 kg/m = 18297,16 kg 2. Gording double canal Panjang Berat Volume = 601,84 m = 7,51 kg/m = 601,84 m . 7,51 kg/ m = 4519,8 kg 3. Usuk dan reng kayu bengkirai Ukuran usuk Ukuran reng Volume = 8/10 cm = 2/3 cm = 1102 m2
307
7. Lisplang kayu jati 2,5/30 Panjang Ukuran Volume = 4,160 m = 2,5/30 cm = 31,2 m2
8. Lapis seng bawah atap genteng Volume 9. Corong talang Panjang Ukuran Jenis Volume 10. Saringan talang Jumlah Volume = 6 buah = 6 buah = 50 m = 3 = PVC = 50 m = 1102 m2
5.1.2 Pekerjaan Finishing Arsitektur 1. Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 1 a. Pekerjaan pondasi batu belah 1. Galian tanah struktur pondasi Volume 2. Urugan kembali Volume = 55,9 m3 = 143,00 m3
308
b. Pekerjaan pasangan batu bata dan plesteran 1. Pasangan bata 1:3 Volume 2. Pasangan bata 1:5 Volume 3. Plesteran 1:3 Volume 4. Plesteran 1:5 Volume 5. Plesteran beton Volume 6. Sponengan sudut Volume 7. Plint lantai Volume = 112 m1 = 650 m1 = 194.70 m2 = 620 m2 = 70,5 m2 = 37,2 m3 = 4,23 m3
309
c. Pekerjaan Pasangan Kosen 1. Kosen alumunium Ketebalan Panjang Volume = 6 = 256,4 m = 256,4 m
2. Raam jendela alumunium Panjang Volume 3. Kaca bening Ketebalan Luas Volume 4. Kunci tanam Jumlah Volume 5. Espongnolet Jumlah = 2 buah = 2 buah = 2 buah = 5 mm = 91,86 m = 91,86 m = 50,40 m = 50,40 m
310
10. Kunci pintu utama danpitcher Jumlah Volume 11. Engsel floor hinge Jumlah Voume = 4 unit = 4 unit = 2 unit = 2 unit
13. Pintu shaft dan kusen Ukuran Jumlah Volume = 0,6 x 1,70 = 2 unit = 2 unit
14. Railing tangga kayu jati ornamen lantai 1 ke lantai 2 Panjang Volume = 26 m = 26 m
311
d.
Pekerjaan Plafond Plafond gypsum Jenis Luas Volume = gypsum acustik = 436 m2 = 436 m2
e.
Pekerjaan Pasangan Lantai dan Dinding 1. Urug pasir bawah lantai keramik Ketebalan Luas Volume = 10 cm = 700 m2 = 0,1 m . 700 m2 = 70 m3 2. Lantai kerja bawah lantai keramik Ketebalan Luas Volume = 7 cm = 700 m2 = 0,07 m . 700 m2 = 49 m3 3. Lantai keramik 40/40 Ukuran Luas Volume = 40 x 40 cm = 616 m2 = 616 m2
312
5. Lantai keramik granito Luas Volume f. Pekerjaan Sanitasi Septictank Volume g. Pekerjaan Pengecetan 1. Cat tembok luar Luas Volume 2. Cat tembok dalam Luas Volume 3. Cat plafond Luas Volume h. Pekerjaan Instalasi 1. Lampu TL x 2 18 W Jumlah Volume 2. Stop kontak Jumlah Volume = 4 buah = 4 buah = 35 buah = 35 buah = 436 m2 = 436m2 = 488,7 m2 = 488,7 m2 = 326 m2 = 326 m2 = 1 unit = 84 m2 = 84 m2
313
3. Saklar tunggal Jumlah Volume 4. Saklar ganda Jumlah Volume = 4 buah = 4 buah = 2 buah = 2 buah
5. Instalasi titik lampu dan stop kontak Jumlah Volume 6. Panel penerangan Jumlah Volume = 1 buah = 1 buah = 39 titik = 39 titik
2.
Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 2 a. Pekerjaan pasangan batu bata dan plesteran 1. Pasangan bata 1:3 Volume 2. Pasangan bata 1:5 Volume 3. Plesteran 1:3 Volume 4. Plesteran 1:5 Volume = 1.071,83 m2 = 216,5 m2 = 64,31 m3 = 12,99 m3
314
5. Plesteran beton Volume 6. Sponengan sudut Volume 7. Plint lantai Volume = 170,00 m1 = 770,00 m1 = 246,90 m1
Pekerjaan Pasangan Kosen 1. Kosen alumunium Ketebalan Panjang Volume = 6 = 274,3 m = 274,3 m
3. Daun pintu double texwood Luas Volume 4. Pintu km/wc Jumlah Volume = 11 unit = 11 unit = 18,92 m2 = 18,92 m2
315
6. Pintu shart dan kosen Ketebalan Jumlah Volume = 0,6 x 1,70 = 2 unit = 2 unit
8. Railing pipa pagar finfsh cat Panjang Volume c. Pekerjaan Plafond 1. Plafond gypsum Jenis Luas Volume d. = gypsum acustik = 432 m2 = 432 m2 = 16 m = 16 m
Pekerjaan Pasangan Lantai dan Dinding 1. Lantai keramik 20/20 Luas Volume = 41 m2 = 41 m2
316
6. Water profing ruang lavatory Luas Volume e. Pekerjaan Sanitasi 1. Closet duduk Jumlah Volume 2. Saringan air Jumlah Volume = 12 buah = 12 buah = 7 buah = 7 buah = 41 m2 = 41 m2
317
3. Kran air Jumlah Volume 4. Wastafel Jumlah Volume 5. Kaca cermin Jumlah Volume 6. Urinoir Jumlah Volume 7. Seket urinoir Jumlah Volume = 3 buah = 3 buah = 4 buah = 4 buah = 4 buah = 4 buah = 8 buah = 8 buah = 15 buah = 15 buah
8. Meja beton wastafel Jumlah Volume f. Pekerjaan Pengecetan 1. Cat tembok luar Luas Volume = 527,49 m2 = 527,49 m2 =3m =3m
318
2. Cat tembok dalam Luas Volume 3. Cat plafond Luas Volume g. = 423 m2 = 423 m2 = 791,24 m2 = 791,24 m2
Pekerjaan Instalasi Plambing 1. Pipa galvanis I. Pipa galvanis 1,5 Panjang Volume = 10 m = 10 m
319
3. PVC jenis AW V. Pipa PVC 4 Panjang Volume VI. Pipa PVC 6 Panjang Volume VII. Pipa PVC 2 Panjang Volume = 75 m = 75 m = 30 m = 30 m = 30 m = 30 m
4. Peralatan sambungan Volume 5. Gate valve Ukuran Jumlah Volume 6. Peralatan bantu Volume h. = 1 ls = 1 = 1 buah = 1 buah = 1 bot
Pekerjaan Instalasi Penerangan 1. Lampu TL x 2 18 W Jumlah Volume 2. Lampu pijar Jumlah Volume = 14 buah = 14 buah = 41 buah = 41 buah
320
3. Stop kontak Jumlah Volume 4. Saklar tunggal Jumlah Volume 5. Saklar ganda Jumlah Volume = 10 buah = 10 buah = 10 buah = 10 buah = 10 buah = 10 buah
6. Instalasi titik lampu dan stop kontak Jumlah Volume 7. Panel penerangan Jumlah Volume 3. = 1 buah = 1 buah = 65 titik = 65 titik
Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 3 a. Pekerjaan pasangan batu bata dan plesteran 1. Pasangan bata 1:3 Volume 2. Pasangan bata 1:5 Volume 3. Plesteran 1:3 Volume = 111,83 m2 = 62,8 m3 = 6,71 m3
321
4. Plesteran 1:5 Volume 5. Plesteran beton Volume 6. Sponengan sudut Volume 7. Plint lantai Volume = 164,5 m1 = 640 m1 = 224,5 m2 = 1.046,67 m2
Pekerjaan Pasangan Kosen 1. Kosen alumunium Ketebalan Panjang Volume = 6 = 208,60 m = 208,60 m
322
4. Pintu km/wc Jumlah Volume 5. Kaca bening Ketebalan Luas Volume 6. Kunci tanam Jumlah Volume = 6 buah = 6 buah = 5 mm = 50 m2 = 50 m2 = 6 unit = 6 unit
7. Kunci tanam pada lavatory Jumlah Volume 8. Espangnolet Jumlah Volume 9. Engsel pintu steel Jumlah Volume = 45 buah = 45 buah = 3 unit = 3 unit = 6 buah = 6 buah
323
13. Pintu shart dan kosen Ketebalan Jumlah Volume = 0,6 x 1,70 = 2 unit = 2 unit
14. Railing tangga kayu jati ornamen Panjang Volume c. Pekerjaan Plafond 1. Plafond gypsum Jenis Luas Volume d. = gypsum acustik = 432 m2 = 432 m2 = 26 m = 26
Pekerjaan Pasangan Lantai Dan Dinding 1. Lantai keramik 20/20 Luas Volume = 32 m2 = 32 m2
324
6. Water profing ruang lavatory Luas Volume e. Pekerjaan Sanitasi 1. Closet duduk Jumlah Volume 2. Saringan air Jumlah Volume = 6 buah = 6 buah = 3 buah = 3 buah = 32 m2 = 32 m2
325
3. Kran air Jumlah Volume 4. Wastafel Jumlah Volume 5. Kaca cermin Jumlah Volume 6. Urinoir Jumlah Volume 7. Seket urinoir Jumlah Volume = 1 buah = 1 buah = 2 buah = 2 buah = 3 buah = 3 buah = 3 buah = 3 buah = 6 buah = 6 buah
8. Meja beton wastafel Jumlah Volume f. Pekerjaan Pengecetan 1. Cat tembok luar Luas Volume = 508,46 m2 = 508,46 m2 =1m =1m
326
2. Cat tembok dalam Luas Volume 3. Cat plafond Luas Volume g. = 423 m2 = 423 m2 = 762,71 m2 = 762,71 m2
Pekerjaan Instalasi Plambing 1. Pipa galvanis VIII. Pipa galvanis 1,5 Panjang Volume = 10 m = 10 m
327
3. PVC jenis AW I. Pipa PVC 4 Panjang Volume II. Pipa PVC 6 Panjang Volume III. Pipa PVC 2 Panjang Volume = 20 m = 20 m =5m =5m = 15 m = 15 m
4. Peralatan sambungan Volume 5. Gate valve Ukuran Jumlah Volume 6. Peralatan bantu Volume h. = 1 ls = 1 = 1 buah = 1 buah = 1 bot
328
2. Lampu pijar Jumlah Volume 3. Stop kontak Jumlah Volume 4. Saklar tunggal Jumlah Volume 5. Saklar ganda Jumlah Volume = 4 buah = 4 buah = 14 buah = 14 buah = 7 buah = 7 buah = 12 buah = 12 buah
6. Instalasi titik lampu dan stop kontak Jumlah Volume 7. panel penerangan Jumlah Volume 4. = 1 buah = 1 buah = 52 titik = 52 titik
Pekerjaan Finshing Arsitektur Lantai 4 a. Pekerjaan pasangan batu bata dan plesteran 1. Pasangan bata 1:3 Volume 2. Pasangan bata 1:5 Volume = 58,93 m3 = 6,71 m3
329
3. Plesteran 1:3 Volume 4. Plesteran 1:5 Volume 5. Plesteran beton Volume 6. Sponengan sudut Volume 7. Plint lantai Volume = 160,0 m1 = 579,0 m1 = 204,09 m2 = 982,16 m2 = 111,8 m2
b. Pekerjaan Pasangan Kosen 1. Kosen alumunium Ketebalan Panjang Volume = 6 = 214,50 m = 214,50 m
330
4. Pintu km/wc Jumlah Volume 5. Kaca bening Ketebalan Luas Volume 6. Kunci tanam Jumlah Volume = 6 buah = 6 buah = 5 mm = 49,60 m2 = 49,60 m2 = 6 unit = 6 unit
7. Kunci tanam pada lavatory Jumlah Volume 8. Espangnolet Jumlah Volume 9. Engsel pintu steel Jumlah Volume = 54 buah = 54 buah = 6 unit = 6 unit = 6 buah = 6 buah
10. Engsel jendela whitco Jumlah Volume 11. Grandel Jumlah Volume = 8 buah = 8 buah = 16 buah = 16 buah
331
13. Pintu shart dan kosen Ketebalan Jumlah Volume = 0,6 x 1,70 = 2 unit = 2 unit
14. Railing tangga kayu jati ornamen Panjang Volume c. Pekerjaan Plafond Plafond gypsum Jenis Luas Volume = gypsum acustik = 432 m2 = 432 m2 = 26 m = 26 m
d. Pekerjaan Pasangan Lantai Dan Dinding 1. Lantai keramik 20/20 Luas Volume = 32 m2 = 32 m2
332
5. Water profing ruang lavatory Luas Volume e. Pekerjaan Sanitasi 1. Closet duduk Jumlah Volume 2. Saringan air Jumlah Volume 3. Kran air Jumlah Volume 4. Wastafel Jumlah Volume = 6 buah = 6 buah = 10 buah = 10 buah = 7 buah = 7 buah = 4 buah = 4 buah = 32 m2 = 32 m2
333
5. Kaca cermin Jumlah Volume 6. Urinoir Jumlah Volume 7. Seket urinoir Jumlah Volume = 3 buah = 3 buah = 3 buah = 3 buah = 3 buah = 3 buah
8. Meja beton wastafel Jumlah Volume f. Pekerjaan Pengecetan 1. Cat tembok luar Luas Volume 2. Cat tembok dalam Luas Volume 3. Cat plafond Luas Volume = 420 m2 = 420 m2 = 711,25 m2 = 711,25 m2 = 475 m2 = 475 m2 =3m =3m
334
g. Pekerjaan Instalasi Plambing 1. Pipa galvanis I. Pipa galvanis 1,5 Panjang Volume II. Pipa galvanis 1 Panjang Volume III. Pipa galvanis Panjang Volume IV. Pipa galvanis Panjang Volume = 25 m = 25 m = 20 m = 20 m = 10 m = 10 m = 10 m = 10 m
2. Perelatan sambungan Volume 3. PVC jenis AW XII. Pipa PVC 4 Panjang Volume XIII. Pipa PVC 6 Panjang Volume XIV. Pipa PVC 2 Panjang Volume = 20 m = 20 m =5m =5m = 15 m = 15 m = 1ls
335
4. Peralatan sambungan Volume 5. Gate valve Ukuran Jumlah Volume 6. Peralatan bantu Volume = 1 ls = 1 = 1 buah = 1 buah = 1 bot
h. Pekerjaan Instalasi Penerangan 1. Lampu TL x 2 18 W Jumlah Volume 2. Lampu pijar Jumlah Volume = 12 buah = 12 buah = 27 buah = 27 buah
3. Stop kontak Jumlah Volume 4. Saklar tunggal Jumlah Volume 5. Saklar ganda Jumlah Volume = 3 buah = 3 buah = 10 buah = 10 buah = 10 buah = 10 buah
336
6. Instalasi titik lampu dan stop kontak Jumlah Volume 7. Panel penerangan Jumlah Volume 5. = 1 buah = 1 buah = 49 titik = 49 titik
Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 5 a. Pekerjaan pasangan batu bata dan plesteran 9. Pasangan bata 1:3 Volume 10. Pasangan bata 1:5 Volume 11. Plesteran 1:3 Volume 12. Plesteran 1:5 Volume 13. Plesteran beton Volume 14. Sponengan sudut Volume 15. Plint lantai Volume = 75,0 m1 = 576 m1 = 167,6 m2 = 993,4 m2 = 60,0 m2 = 59,6 m3 = 3,6 m3
337
b. Pekerjaan Pasangan Kosen 1. Kosen alumunium Ketebalan Panjang Volume = 6 = 191,20 m = 191,20 m
2. Daun pintu double texwood Luas Volume 3. Pintu km/wc Jumlah Volume 4. Kaca bening Ketebalan Luas Volume 5. Kunci tanam Jumlah Volume = 3 buah = 3 buah = 5 mm = 47,42 m2 = 47,42 m2 = 3 unit = 3 unit = 6,30 m2 = 6,30 m2
6. Kunci tanam pada lavatory Jumlah Volume 7. Espangnolet Jumlah Volume = 1 unit = 1 unit = 3 buah = 3 buah
338
8. Engsel pintu steel Jumlah Volume 9. Ornamen atap Panjang Volume c. Pekerjaan Plafond Plafond gypsum Jenis Luas Volume = gypsum acustik = 416 m2 = 416 m2 = 1 buah = 1 buah = 21 buah = 21 buah
d. Pekerjaan Pasangan Lantai dan Dinding 1. Lantai keramik 20/20 Luas Volume = 16 m2 = 16 m2
3. Water profing ruang lavatory Luas Volume e. Pekerjaan Sanitasi 1. Closet duduk Jumlah Volume = 1 buah = 1 buah = 16 m2 = 16 m2
339
2. Saringan air Jumlah Volume 3. Kran air Jumlah Volume 4. Wastafel Jumlah Volume 5. Kaca cermin Jumlah Volume f. Pekerjaan Pengecetan 1. Cat tembok luar Luas Volume 2. Cat tembok dalam Luas Volume = 696,60 m2 = 696,60 m2 = 464,40 m2 = 464,60 m2 = 1 buah = 1 buah = 1 buah = 1 buah = 2 buah = 2 buah = 3 buah = 3 buah
g. Pekerjaan Instalasi Plambing 1. Pipa galvanis I. Pipa galvanis 1,5 Panjang Volume = 10 m = 10 m
340
II. Pipa galvanis 1 Panjang Volume III. Pipa galvanis Panjang Volume IV. Pipa galvanis Panjang Volume = 10 m = 10 m = 15 m = 15 m = 10 m = 10 m
2. Perelatan sambungan Volume 3. PVC jenis AW I. Pipa PVC 4 Panjang Volume II. Pipa PVC 2 Panjang Volume =5m =5m =5m =5m = 1ls
4. Peralatan sambungan Volume 5. Gate valve Ukuran Jumlah Volume 6. Peralatan bantu Volume = 1 ls = 1 = 1 buah = 1 buah = 1 bot
341
h. Pekerjaan Instalasi Penerangan 1. Lampu TL x 2 18 W Jumlah Volume 2. Lampu pijar Jumlah Volume 3. Stop kontak Jumlah Volume 4. Saklar tunggal Jumlah Volume 5. Saklar ganda Jumlah Volume = 6 buah = 6 buah = 2 buah = 2 buah = 4 buah = 4 buah = 3 buah = 3 buah = 15 buah = 15 buah
6. Instalasi titik lampu dan stop kontak Jumlah Volume 7. Panel penerangan Jumlah Volume = 1 buah = 1 buah = 22 titik = 22 titik
BAB VI PENUTUP
Dalam penyusunan Proyek Akhir Perencanaan Struktur Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jawa Tengah ini banyak sekali dijumpai hambatan. Hal tersebut karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam hal perencanaan dan pelaksanaan suatu proyek. Meskipun demikian, penulis mencoba mengatasi dengan teori yang telah diterima di bangku kuliah dan berbagai literatur tentang pelaksanaan suatu proyek, dengan upaya tersebut,
hambatan hambatan di atas dapat diatasi. 6.1 Kesimpulan 1. Dalam perencanaan suatu stuktur bangunan diperlukan ketelitian dan kecermatan yang tinggi sehingga perhitungan yang dihasilkan benar benar akurat dan sesuai dengan yang diharapkan. 2. Dengan rencana kerja yang baik akan membantu pelaksanaan dan penghematan dalam hal penggunaan sumber tenaga, material, peralatan, dan keuangan yang diperlukan. 3. Gambar kerja merupakan pedoman yang sangat menetukan dalam hal pelaksanaan dan perhitungan anggaran biaya pelaksanaan pekerjaaan disamping rencana kerja dan syarat syarat (RKS).
357
358
6.2 Saran 1. Pelaksanaan poyek harus disesuaikan dengan rencana kerja dan syarat syarat yang telah ditentukan agar dapat menghasilkan stuktur bangunan yang sesuai dengan yang diharapkan maupun persyaratan. 2. Pelaksanaan pembangunan proyek harus diusahakan cepat dan tepat dalam segala pelaksanaanya sesuai dengan time schedule yang telah dibuat dengan tetap memperhatikan mutu dan kualitas bangunan. 3. Untuk memperlancar kegiatan proyek agar selesai tepat pada waktunya diperlukan kerjasama yang baik antara pihak pihak yang terkait dalam pembangunan proyek tersebut. 4. Dalam pelaksanaan pembangunan proyek harus dilakukan pengawasan sebaik mungkin untuk menghindari kesalahan yang dapat berakibat fatal, baik pada keamanan saat pelaksanaan maupun tingkat kenyamanan selama bangunan yang telah berdiri digunakan.
359
DAFTAR PUSTAKA
Apriyatno, Henry. 2003. Materi Kuliah Strukur Beton. Jurusan Teknik Sipil FT UNNES Semarang. DPU. 1961. Pedoman Perencanaan Kayu Indonesia 1961. Bandung: Yayasan Normalisasi Indonesia. DPU. 1984. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia. Bandung: Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan. DPU. 1987. Pedoman Perencanaan Bangunan Baja Untuk Gedung. Jakarta: Yayasan Badan Penerbit PU. DPU. 1987. Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah Dan Gedung. Jakarta: Yayasan Badan Penerbit PU. DPU. 1991. SK SNI T-15-1991-03 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. Bandung: Yayasan LPMB. DPU. 1989. Pedoman Beton. Bandung: Yayasan Penerbit PU. Gunawan, Rudy. 1988. Tabel Profil Konstruksi Baja. Yogyakarta: Kanisus. Suryolelono, K.B. 1994. Teknik Fondasi Bagian II . Yogyakarta: Nafiri.