You are on page 1of 12

ALAT TRANSPORTASI BALON UDARA

MAKALAH Untuk memenuhi tugas matakuliah Fisika Terapan yang dibina oleh Bapak Nandang Mufti, S.Si. M.Si.

Oleh Nindha Ayu Febriyanti 100321400888 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PENDIDIKAN FISIKA Oktober 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fluida adalah zat yang dapat mengalir yang dapat berupa zat cair atau gas yang mengikuti bentuk wadah yang ditempati. Fluida mudah mengalami perubahan bentuk ketika diberikan gaya. Terdapat dua jenis fluida statis dan dinamis. Fluida ststis adalah fluida dalam keadaan diam dan fluida dinamis adalah fluida dalam keadaan bergerak. Kedua fluida tersebut sering dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Pada makalah inisaya mengambil salah satu contoh alat transportasi yang memanfaatkan prinsip fluida statis yaitu balon udara. Saat ini ada berbagai macam cara untuk mempromosikan suatu barang atau produk, antara lain melalui media elektronik, media cetak, dan akhir-akhir ini banyak yang menggunakan balon udara. Dahulu balon udara hanya digunakan sebagai alat transportasi dan rekreasi. Akan tetapi dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka tercipta pula balon-balon udara yang semakin canggih dalam prinsip dan pembuatannya. Namun, dalam pembuatan balon udara prinsip dasar yang digunakan adalah Hukum Archimedes. Prinsip gaya apung yang ada dalam postulat Archimedes inilah yang mendasari cara kerja balon udara. Sebagaimana pada zat cair, pada udara juga tredapat gaya ke atas. Gaya keatas yang dialami benda sebanding dengan volume udara yang dipindahkan oleh benda itu. Suatu benda akan naik ke angkasa jika beratnya lebih kecil dari gaya angkat udara. Balon udara akan berhenti naik (melayang) jika gaya ke atas oleh udara sama dengan berat total balon udara. 1.2. Rumusan Masalah 1.2.1. Bagaimana sejarah balon udara? 1.2.2. Apa saja bagian- bagian balon udara?

1.2.3. Bagaimana prinsip kerja balon udara? 1.2.4. Apa manfaat balon udara? 1.3.Tujuan 1.3.1. Mengetahui sejarah balon udara. 1.3.2. Mengetahui bagian-bagian balon udara. 1.3.3. Mengetahui prinsip kerja balon udara. 1.3.4. Mengetahui manfaat balon udara.

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Sejarah Balon Udara Pada tahun 1709 di Lisbon, Bartolomeu de Gusmao berhasil membuat balon yang dapat bergerak naik setelah melakukan pemanasan udara yang ada di dalamnya. Dia juga berhasil membuat balon Passarola yang dapat terbang sejauh satu kilometer dari Benteng Saint George. Kemudian, pada tahun 1766 atau 57 tahun setelah ditemukannya balon udara yang diisi udara panas, Joseph Black membuat balon udara yang diisi dengan gas hidrogen. Pada 21 November 1783, Jean Francois Pilatre de Rozier, Francois Laurent dan Marquis de Arlandes yang berkebangsaan perancis berhasil melakukan penerbangan perdananya di atas Paris. Balon tersebut dapat terbang sejauh 5,5 mil dalam waktu 23 menit. Mereka membakar wol dan jerami agar balon tetap mengangkasa. Pada 2 Juli 1900, Count Ferdinand von Zeppelin adalah orang yang pertama kali berhasil menerbangkan balon udara raksasa yang diberi nama Dirigible. Dirigible pertama dapat bertahan selama 17 menit dan memiliki panjang 420 ft. Setelah mengalami beberapa perubahan dalam waktu 10 tahun, Dirigible dapat mengudara selama 24 jam. Pada saat ini balon udara menjadi alternatif menarik untuk tranportasi. Akhir-akhir ini balon udara Dirigible lebih dikenal dengan nama Zeppelin. Pada tahun 1929, The Graf Zeppelin berhasil mengelilingi dunia selama 21 hari. Sepanjang Perang Dunia I, Zeppelin membuat sekitar 100 balon udara, yang digunakan Jerman untuk mengebom Inggris. Pada tahun 1911, V.F. Hess seorang fisikawan Austria membuat balon udara yang mampu terbang setinggi lima kilometer. Auguste Piccard dan Paul Kipfer pada 27 Mei 1931 mendesain balon udara yang diberi tekanan pada kabin agar dapat trbang lebih lama. Pada 5 April 1961, Malcom Ross dan Victor Prather sukses menerbangkan balon udara sampai pada ketinggian 34.668 meter dari geladak Kapal Induk USS

Antietam di Teluk Meksiko. Sebelas tahun kemudian, pada Oktober 1972 diluncurkan balon kubus tanpa awak dengan volume 1.25 juta m3 di Chico, Amerika Serikat dan berhasil terbang setinggi 51,8 kilometer yang merupakan rekor terbang tertinggi yang dicapai balon udara. Zeppelin yang paling terkenal adalah Hindenburg yang panjangnya mencapai 804 ft. Namun, pada saat terbang di Lakehurst, New Jersey balon udara ini meledak dan terbakar.

2.2 Bagian- Bagian Balon Udara Secara garis besar balon udara mempunyai tiga bagian utama yaitu: Envelope Bentuknya berupa kantong kantong balon tempat udara dipanaskan atau gas hidrogen yang berfungsi mengangkat balon udara dari ladasannya. Biasanya terbuat dari bahan nilon atau yang lebih sederhana dari kertas minyak.Untuk memperkuatnya balon isa di beri panel- panel anyaman dan bahan sebaiknya dilapisi anti api(skirt). Dalam perkembangannya saat ini bahan envelope yang banyak digunakan lapisan film yang mirip bahan karet. Bahan ini setebal 1/6 inci yang bersifat airtight sehingga helium tidak dapat menyusup keluar selama proses penerbangan. Burner Merupakan alat yang yang berfungsi untuk memanaskan udara yang ada dalam balon. Alat ini juga berfungsi sebagai pengatur tekanan udara agar dapat terbang dengan ketinggian yang diinginkan. Terletak di atas kepala penumpang dekat dengan mulut envelope. Gas yang umumnya digunakan

sebagai isi balon udara adalah hidrogen dan helium. Surya, (2008) mengatakan bahwa. Gas hidrogen merupakan gas yang paling ringan karena jumlah proton, netron, dan elektron yang menyusun atom hidrogen sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah proton, netron, dan elektron yang menyusun atom-atom lainnya. Udara tersusun dari berbagai macam gas, tetapi gas yang paling banyak terdapat di udara adalah gas nitrogen. Kandungan gas nitrogen dalam udara mencapai 80%. Jumlah proton dan elektron yang menyusun atom nitrogen jauh lebih banyak dari atom hidrogen sehingga massa atom relatif nitrogen empat belas kali lebih besar dari massa atom relatif hidrogen. Gas kedua teringan yang biasa digunakan untuk mengisi envelope adalah helium. Meskipun lebih berat daripada hidrogen, tetapi gas ini masih dapat mengudara dengan membawa beban. Selain itu, helium termasuk dalam golongan gas muliaIni berarti gas helium tidak mudah terbakar seperti gas hidrogen. Inilah yang menjadikan balon helium pilihan terbaik sebagai pengganti balon hidrogen(Surya. 2008). Basket atau keranjang Merupakan tempat penumpang atau awak mengendalikan balon udara. 2.3 Prinsip Kerja Balon Udara Udara panas berat jenisnya lebih ringan daripada udara biasa dan akan mendesak ke aras, udara panas ini dimanfaatkan dengan cara ditampung (bahan balon tersebut) sehingga membawa balon tersebut naik ke atas. Pada dasarnya prinsip kerja balon udara sangat sederhana yaitu dengan cara memanaskan udara di dalam balon agar lebih panas dari udara di luar(Howstuff. 2008). Seperti pada umumnya fluida, hukum Archimedes juga dapat diterapkan pada udara karena udara termasuk fluida. Hukum Archimedes: Gaya apung yang bekerja pada suatu benda yang dicelupkan sebagian atau

seluruhnya ke dalam suatu fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut. Prinsip inilah yang menjadi dasar cara kerja balon udara. Berikut akan dipaparkan cara kerja balon udara, mula-mula balon diisi dengan gas panas atau hidrogen hingga balon dapat menggelembung dan volume udara dalam balon bertambah. Hal ini berarti gaya apung akan bertambah besar pula. Pada saat gaya apung lebih besar dari berat total balon, maka pada saat itu pula secara perlahan-lahan balon udara akan naik. Awak balon yang berada di keranjang(basket) secara terus-menerus menambah gas panas agar balon dapat mencapai ketinggian yang diinginkan. Setelah ketinggian yang diinginkan tercapai awak balon dapat mengurangi gas panas dengan cara membuka katup parasut sampai tercapai suatu keadaan yang seimbang, yaitu gaya apung sama dengan berat balon. Pada saat yang demikian inilah balon udara dapat terbang di udara. Namun tidak hanya itu yang diperlukan agar balon udara dapat terbang, awak balon juga memanfaatkan hembusan angin memindahkan balon dari satu posisi ke posisi yang lain. Howstuff (2008) menggambarkannya sebagai berikut; Sebagai ilustrasi pada ketinggian 300 meter balon udara akan bergerak dari timur kebarat. Angin yang bertiup kebarat diperkirakan pada ketinggian 400 meter. Untuk itu pilot menaikkan balon udara sampai ketinggian tersebut dan balon udara pun memanfaatkan tiupan angin untuk menuju kebarat. Untuk menurunkan ketinggian, awak balon udara dapat mengeluarkan gas panas yang ada dalam envelope. Kanginan (2007:119) mengatakan ini menyebabkan volum balon berkurang, yang berarti gaya apung berkurang. Akibatnya, gaya apung lebih kecil daripada berat balon dan balon bergerak turun. Persamaan dan Rumus yang Berlaku pada Balon Udara 2.3.1. Hukum Archimedes

Balon udara naik atau turun sesungguhnya mengikuti hukum Archimedes.Persisnya begini: gaya apung yang diterima oleh suatu benda yang melayang disuatu fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkannya.

Dengan

adalah massa jenis udara.

Prinsip ini juga menjelaskan fenomena tentang kapal baja yang bobotnya begituberat, namun mampu mengapung di laut. Jika makin banyak orang yang naik kekapal maka kapal akan semakin terbenam dalam air. Kapal itu jugamemindahkan semakin banyak air sampai berat air yang dipindahkan samadengan berat kapal termasuk isinya.Balon menggunakan prinsip yang sama. Hanya saja, karena kita menginginkanbalon naik ke udara dan melayang pada ketinggian tertentu, maka yangdilakukan adalah mengisi balon sehingga berat udara yang dipindahkan lebihberat dari berat balon. Hingga kemudian mencapai titik ketinggian yangdiinginkan.Untuk mencapai hal tersebut, prinsip kimia mengajarkan kita tentang mengisi balon dengan gas yang massa molekulnya lebih kecil dari massa rata-rata diudara atau dengan gas panas. Tidak semua gas memenuhi persyaratan itu,apalagi jika ada pertimbangan harga dan keselamatan. Beberapa di antaranyaadalah gas Hidrogen (H2) dan Helium (He). Seperti yang telah disebutkan di atas balon udara terbang denganmemanfaatkan perbedaan berat udara dengan jalan memanaskannya.Untuk terbang udara di dalam envelope di panaskan dengan burner dengantemperatur sekitar 100o Celcius. Udara panas ini akan terperangkap di dalam envelope. Karena udara panas ini masa per unit volumenya lebih sedikitmembuatnya lebih ringan sehingga balon udara pun akan bergerak naik didorong oleh udara yang bertekanan lebih kuat.Untuk mendarat, udara didinginkan dengan cara mengecilkan burner . Udarayang mulai mendingin di dalam envelope membuat balon bergerak turun. Untuk mempercepatnya, pilot akan membuka katup parasut (parachute valve) sehinggaudara di dalam envelope lebih cepat dingin.Karena balon udara hanya bisa naik dan turun (bergerak secara vertikal) tentukita berpikir

bagaimana cara balon udara berpindah dari satu lokasi ke lokasilain (bergerak secara horizontal). Jawabanya hanya satu, pilot memanfaatkan hembusan angin untuk bergerak secara horizontal.Karena angin bertiup berbeda arahnya pada setiap ketinggian tertentu.Perbedaan arah tiupan angin inilah yang dimanfaatkan oleh pilot untuk mengendalikan balon udara dari satu lokasi ke lokasi yang diinginkan.Sebagai ilustrasi pada ketinggian 300 meter balon udara akan bergerak daritimur kebarat. Angin yang bertiup kebarat di perkirakan pada ketinggian 400meter. Untuk itu pilot menaikan balon udara sampai ketinggian tersebut danbalon udara pun memanfaatkan tiupan angin untuk menuju kebarat. Tapi hal ini hanya bisa dipraktekan oleh pilot yang berpengalaman agar balon udara tidak nyasar.Sekarang kita andaikan sebuah balon udara yang memiliki volume 2.250m2. Balon tersebut kira-kira akan memindahkan udara yang massanya sekitar 2.650 kilogram (pada tekanan 1 atm dan suhu 25o Celsius). Kita bisamenghitungnya dengan menggunakan persamaan gas ideal. dan menggunakan massa molekul relatif rata-rata udara yang dianggap 80 % Nitrogen (N2)dan 20 persen Oksigen (O2). pV=nRT Jika balon udara diisi dengan udara yang suhu dan tekanannya sama (25o Celsius dan 1 atm), balon tidak akan naik karena kini berat udara yang dipindahkan sama dengan berat udara dalam balon. Seandainya kita panaskan udara dalam balon sampai sekitar 100o Celcius, maka massa udara dalambalon dengan volume 2.250m2 itu kini menjadi sekitar 2.100 kilogram dengan kata lain lebih ringan dari massa udara yang dipindahkan.Andaikan massa balon dan muatannya (termasuk berat awal) sekitar 500kilogram, maka kita masih mempunyai selisih massa sebesar 50 kilogram atau selisih berat 50 kg.g (g = tetapan gravitasi bumi). Dengan selisih ini maka balonakan bisa terbang. Pada suhu atmosfer, massa balon dan muatan,serta suhu gas panas dalam balon yang berbeda, kita bisa bermain-main dengan berbagai angka pada tiga besaran di atas. Namun, yang pasti ada hal lain yang harus diperhatikan, yaitu tekanan atmosfer yang bergantung pada altitude. Semakin tinggi dari permukaan

air laut, semakin rendah tekanan atmosfer, penurunannya secara eksponensial. Hal ini akan memengaruhi nilai berat udara yang dipindahkan. Gaya dan tekanan pada balon. Bila balon diisi dengan air, maka distribusi tekanannya dapat dihitung dan hasilnya dapat disimak. Di mulut balon, tekanannya akan sama dengan tekanan udara luar. Semakin ke dalam balon, semakin besar tekanannya. Tekanan dan gaya adalah besaran vektor sehingga selain mempunyai nilai juga mempunyai arah. Tekanan adalah gaya per satuan luas. Jika diperhatikan, ternyata ada tekanan dan berarti ada gaya yang arahnya kebawah, yang artinya justru menarik balon ke bawah. Namun, gaya ini ditiadakan oleh setengah dari separuh bagian atas balon. Dengan kata lain, hanya seperempat bagian teratas balon sajalah yang bertanggung jawab atas daya angkat balon. Kalau kita buang separuh bagian bawah balon, maka pada daerah ekuator balon yang kini menjadi bagian terbawah balon tekanannya sama dengan tekanan atmosfer. Jadi, perbedaan antara tekanan balon dan tekanan atmosfernya adalah nol. Perbedaan tekanan akan bertambah semakin ke atas dari mulut balon dan kita menginginkan perbedaan yang besar di separuh bagian atas balon agar daya angkatnya besar. 2.3.2. Hukum III Newton F aksi = F reaksi Hukum III Newton juga berlaku pada balon udara yang bergerak. Yang dimaksudkan di sini bukan balon udara yang bergerak karena ditiup angin, tapi karena di dorong oleh udara yang ada di dalam balon. Dapat dilakukan percobaan berikut. Ambil sebuah balon biasa dan tiuplah balon sampai balon mengembung. Jangan lupa jepit mulut balon dengan jari agar udara tidak keluar.Lepas jepitan tangan pada mulut balon. Balon tersebut bergerak. jika posisi balon tegak, di mana mulut balon berada di bawah, maka balon akan meluncur ke atas. Balon bergerak ke atas karena balon memberikan gaya aksi dengan mendorong udara ke bawah (udara keluar lewat mulut balon).Udara yang keluar lewat mulut balon memberikan gaya

reaksi dengan mendorong balon ke atas, sehingga balon bergerak ke atas. Apabila posisi balon dibalik, di mana mulut balon berada di atas, maka balon akan bergerak kebawah. Besar gaya aksi dan reaksi sama, hanya berlawanan arah. Balon mendorong udara ke bawah, udara mendorong balon ke atas. Atau sebaliknya balon mendorong udara ke atas, udara mendorong balon ke bawah. Semakin banyak udara yang ditiupkan ke dalam balon, maka balon bergerak makin cepat ketika mulut balon tersebut dibuka. Hal ini disebabkan karena balon mendorong lebih banyak udara keluar, sehingga udara yang didorong tersebut memberikan reaksi dengan mendorong balon. Semakin banyak udara yang ada di dalam balon, semakin lama dan jauh balon bergerak; semakin sedikit udara dalam balon, semakin pelan balon bergerak. Jadi besar gaya aksi sama dengan besar gaya reaksi, hanya arahnya berlawanan. 2.4 Manfaat Balon Udara Dalam perkembangannya saat ini balon udara memiliki beberapa fungsi atau manfaat antara lain: Keperluan militer, biasanya digunakan Espionage ballon yang bertugas sebagai pengintain. Keperluan ilmu pengetahuan, digunakan Weather ballon yang berfungsi untuk mendapatkan informasi tentang: temperatur, kelembaban relatif, tekanan dll. Selain itu juga digunakan untuk riset (penelitian). Keperluan promosi, saat ini banyak perusahaan yang menggunakan balon udara untuk mempromosikan produknya. Keperluan rekreasi dan transportasi.

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Balon udara yang dapat terbang pertama kali ditemukan oleh Bartolomeu de Gusmao pada tahun 1709. Balon udara yang paling terkenal adalah baon udara Zeppelin yang diberi nama Hindenberg. Balon udara ini memiliki tiga bagian antara lain, envelope, burner dan basket. Dalam pembuatan balon udara menggunakan prinsip gaya apung yang dikeluarkan oleh Archimedes. Ada dua macam zat yang umumnya digunakan sebagai pengisi balon udara yaitu Hidrogen dan Helium. Balon udara memiliki banyak sekali manfaat antara lain, untuk keperluan militer, pendidikan, rekreasi, dan tranportasi. 3.2. Saran Bagi pembaca apabila ingin membuat balon udara yang sederhana sebaiknya menggunakan udara yang dipanaskan dan jangan menggunakan gas hidrogen karena gas ini memiliki sifat mudah terbakar. DAFTAR PUSTAKA Howstuff. 2008. Balon Udara, (online), (http://berita-iptek.blogspot.com/2008/09/ balon-udara.html, diakses 29 Oktober 2009). Kanginan, Marthen. 2007. Fisika untuk SMA kelas XI semester 2. Jakarta: Erlangga. Surya, Yohanes. 2008. Balon Udara Modern, (online), (http://www.scribd.com/doc/ 2964087/Balon-di-Dunia-Modern-oleh-YohanesSurya, diakses 1 November 2009). Administrator. 2008. Balon Udara, (online), (http://www.e-dukasi.net/pengpop/ pp_ full.php?ppid=269, diakses 7 September 2008). Administrator. 2008. Balon Udara, (online), (http://www.fisikaasyik.com/home02/ content/view/73/44/, diakses 7 September 2008).

You might also like