You are on page 1of 33

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek


Dalam melaksanakan pembangunan di bidang kelistrikan diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan berkualitas. Sebagai salah satu Perguruan Tinggi , Universitas Cenderawasih (UNCEN) berusaha memberikan sumbangan dalam usaha untuk mempersiapkan mahasiswanya agar memiliki SDM yang siap untuk menghadapi tantangan dalam era globalisasi. Di dalam lembaga pendidikan yang merupakan tempat untuk menempah SDM, pada umumnya pendidikan yang diberikan lebih memfokuskan kepada pengetahuan yang bersifat teoritis. Pendidikan dan pengetahuan yang bersifat teoritis dirasakan sangat kurang sekali. Karena itu harus ada wadah yang cukup memadai bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan pengetahuan teori yang dimiliki secara nyata. Untuk itu diperlukan kerja sama antara lembaga pendidikan dengan dunia industri agar dapat memberikan kesempatan kerja kepada mahasiswa untuk melakukan kerja praktek di industri yang bersangkutan.

1.2 Tujuan Kerja Praktek


Tujuan kerja praktek lapangan merupakan salah satu upaya efektif yang menjembatani antara dunia kampus yang teoritis dengan dunia industri yang bersifat praktis serta untuk menjalin hubungan antara perguruan tinggi dan industri.

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

Dengan kerja praktek ini diharapkan dapat membina kemampuan dan keterampilan mahasiswa secara optimal. Kerja praktek ini merupakan bagian yang paling relevan dengan bidang studi mahasiswa, maka diharapkan mahasiswa dapat lebih mencurahkan perhatian serta pikirannya pada bidang ini dengan sungguh-sungguh membuat perbandingan relevansi maupun aplikasi dari pelajaran yang telah didapatkan di bangku kuliah sehingga dapat memiliki pemahaman yang baik dan tidak canggung menghadapi teknologi yang ada di dunia industri serta diharapkan mampu mengembangkannya meskipun tahap pengembangan ini dalam bentuk studi. Di samping itu mahasiswa diharapkan mampu mengevaluasi dan membenahi kemampuan praktikalnya yang kelak dapat diterapkan setelah menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi, yang akan memberikan peluang kepada mereka untuk menjadi sumber daya manusia yang dapat diandalkan bagi pembangunan nasional. Dengan demikian setelah mahasiswa menyelesaikan studi kuliahnya dapat menjadi sarjana yang siap pakai seperti yang diharapkan, terutama dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM ) yang berpotensi.

1.3

Waktu dan Tempat Kerja Praktek


Kerja praktek ini penulis laksanakan mulai tanggal 01 s/d 30 Maret 2011 di

PT. PLN ( PERSERO) UNIT PLTD SENTANI KABUPATEN JAYAPURA.

1.4 Ruang Lingkup Kerja Praktek


Mengingat bahwa tidak semua bidang dapat dipelajari serta keterbatasan waktu dan kemampuan, maka kerja praktek ini memfokuskan pada unit

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) serta jenis cara kerja peralatan listrik di PLTD Sentani.

1.5 Manfaat Kerja Praktek


1. Bagi Mahasiswa a. Dapat memahami berbagai sistem kerja yang ada di berbagai perusahaan atau industri. b. Dapat menerapkan serta dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh selama kuliah dengan kerja lapangan. c. d. Memperoleh kesempatan berlatih pada dunia industri. Menambah wawasan dan pengetahuan untuk mempersiapkan diri baik secara teoritis maupun secara praktis. 2. Bagi Perguruan Tinggi Mempererat kerja sama dan sosialisasi antara perusahaan dan universitas. 3. Bagi Perusahaan Memudahkan dalam mencari Sumber Daya Manusia yang profesional.

1.6

Metode Pelaksanaan Kerja Praktek


Kerja raktek ini dilaksanakan di PT. PLN (Persero) Unit PLTD Sentani

kabupaten Jayapura. Kerja Praktek ini dilaksanakan dalam tiga metode yang lazim digunakan, yaitu : 1. Metode Diskusi Metode ini dilaksanakan dengan diskusi yang dipimpin oleh : 1. Supervisor Pemeliharaan Listrik PLTD, yaitu Bapak Hamzah Z. 2. Pembimbing Lapangan adalah Bapak Mikael Sokoy dan Yesaya Aruri.

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

3. Melakukan diskusi antara mahasiswa dalam satu grup kerja praktek yang dilaksanakan dalam bentuk tanya jawab, penjelasan secara garis besar tentang sistem kelistrikan dan peralatan yang digunakan. 2. Metode Praktik Lapangan Metode ini merupakan pengamatan secara langsung di lapangan tentang cara kerja generator, pemeliharaan peralatan listrik, sistem

Transmisi/Distribusi.. 3. Metode Studi Literatur Metode ini merupakan metode yang umum dan sangat mudah dilakukan karena metode ini lebih banyak dikerjakan di perpustakaan dengan membaca buku dan instruksi manual (manual instruction).

1.7 Sistematika Penulisan


Untuk memudahkan penulisan laporan Kerja Praktek ini penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang penulisan, tujuan kerja praktek, waktu dan tempat kerja praktek, ruang lingkup kerja praktek, manfaat kerja praktek, metode yang digunakan dalam pelaksanaan dan penulisan laporan kerja praktek, serta sistematika penulisan laporan kerja praktek. BAB II : TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini akan membicarakan tentang sejarah berdirinya PT. PLN (PERSERO) Sektor Pembangkitan PLTD Sentani , lokasi perusahaan, jenis-jenis pembangkit yang ada di Jayapura , bidang operasi perusahaan serta struktur organisasi perusahaan.

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

BAB III : GAMBARAN UMUM PLTD Bab ini akan membahas gambaran secara teknis Pembangkit Listrik Tenaga diesel, bagianbagian pembangkit serta peralatan pembantu pada pembangkit. BAB IV : PEMBANGKITAN DAN DISTRUBUSI DAYA LISTRIK Bab ini akan membahas bagaimana listrik dibangkitkan hingga dapat di salurkan melaui saluran distribusi Tegangan Menengah dan Tegangan Rendah. BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan kesimpulan yang diperoleh penulis dari hasil Kerja Praktek dan saran-saran yang diajukan penulis.

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan


Kelistrikan di Papua dimulai sekitar tahun 1954 dibawa Pemerintahan Hindia Belanda Electriciteis Wezen. Seiring dengan pengambilan alihan kekuasaan Irian Barat dari Pemerintahan Hindia Belanda ke Pemerintahan Republik Indonesia oleh UNTEA, maka pada tanggal 30 September 1962 perusahaan tersebut diambil alih oleh Brigade Pembangunan Irian Barat. Pada tanggal 15 Mei 1963 Status Perusahaan (Electriciteis Wesen) tersebut diubah menjadi Djawatan Listrik Irian Barat, kemudian melalui surat keputusan Gubernur Propinsi Irian Barat No. 109/Gib/1968, status Djawatan Lisrik Irian Barat diubah lagi menjadi Perusahaan listrik Negara Exploitasi Selanjutnya melalui SK Gubernur No. 29/Gib/1971 tanggal 18 Pebruari 1971 Pemerintah Propinsi Irian Barat menyerahan Djawatan Listrik Irian Barat. Dengan keluarnya PP No. 17 tahun 1972 telah berubah kedudukan Perusahaan Listrik, maka secara hukum pada tahun 1973 PLN Daerah Exploitasi XV berubah menjadi Perusahaan Umum Lisrik Negara atau PLN Wilayah X Cabang Jayapura. Berdasarkan keputusan pemerintah dengan surat Menteri Pertambangan dan Energi No.1024/KPTS/II/PERTAMBEN/1981 Tanggal 3 September 1981 telah menetapkan bahwa PLN Wilayah X Cabang Jayapura sebagai pelaksana pengelola kelistrikan Papua.

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

Sejalan dengan perkembangan zaman dan pertumbuhan ekonomi pada tanggal 16 juni 1994 dikeluarkan peraturan Pemerintah No.23 yang

menetapkan perubahan perusahaan umum menjadi PT.PLN (Persero) berlaku diseluruh jajaran PLN di Indonesia mulai terhitung tanggal 1 Juli 1994. Berdasarkan pembagian struktur organisasi secara operasional PT.PLN (Persero) Wilayah X Cabang Jayapura sesuai keputusan Pimpinan PT.PLN Wilayah X Irian Jaya Nomor : 441.K/023/PW.X/1994 tanggal 8 Oktober 1994, maka daerah kerja PT.PLN (Persero) Wilayah X Cabang Jayapura dirincikan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Rayon Jayapura Rayon Abepura dengan 5 Listrik Desa Ranting Sentani dengan 17 Listrik Desa Ranting Genyem dengan 25 Listrik Desa Ranting Wamena dengan 2 Listrik Desa Ranting Sarmi dengan 5 Listrik Desa Ranting Arso dengan 18 Listrik Desa Dan 2 (dua) Sentral besar yaitu : PLTD Yarmoch & PLTD Waena

2.2 Lokasi Perusahaan


PLTD ranting Sentani berada 1 KM dari bandara Sentani Jayapura,

tepatnya berada di Kompleks PLTD Sentani dimana semua unit pembangkit, kantor, bengkel, pengolah pemurnian air, switch yard, dan peralatan bantu lainnya ada dalam kompleks PLTD yang luasnya 750 mm2.

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

2.3 Struktur Organisasi Perusahaan


Demi untuk memperlancar dan mensukseskan tugas-tugas dalam suatu perusahaan maka pimpinan harus membuat suatu kerangka atau susunan sebagian tuga-tugas dan tanggung jawab dari bawahan . Adapun struktur organisasi yang diterapkan di PT. PLN (Persero) Cabang Jayapura, dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

DAUD KARAPPE BATTI (Manager)

MELKY OLAH LOSOR (Spv. Pelanggan Gangguan)

JUNAIDI (PH. Spv. Adm & Keuangan)

SUWITO (Spv. Distribusi)

HAMZA. S (Spv. Pembangkit)

1. MARSJE TULAS 2. WILLEM H. RUMBIAK

1. MOCHAMAD ARI 2. YULI M. TANDIRURA 3. HARSEN NIMPO

1. 2. 3. 4.

MARYADI SADIMAN GUNADI SISRONI M. NURWAHID

1. YESAYA ARURI 2. FRENGKI H. PUHO 3. MIKAEL SOKOY

Gambar : Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Ranting Sentani

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

BAB III GAMBARAN UMUM PLTD 3.1. Pandangan Umum PLTD.


PLTD adalah suatu pusat pembangkit tenaga listrik yang menggunakan motor diesel sebagai penggerak mula. Bahan bakar yang dipakai pada umunya adalah solar. Prinsip kerjanya yaitu minyak solar dicampur dengan udara, kemudian dibakar dan diperoleh gas dengan suhu tinggi yang mengembang dan menggerakkan sebuah piston, kemudian gerakan piston ini dirubah menjadi suatu kopel putar. Mesin diesel ini dikopel dengan generator untuk menghasilkan energi listrik. 1. Pengertian Satuan Pembangkit Diesel (SPD) SPD adalah singkatan dari satuan pembangkit diesel, secara populer disebut juga diesel genset. SPD terdiri atas mesin diesel yang dikopel dengan generator, termasuk peralatan bantu (auxiliary equipment) seperti pompa air, pompa minyak pelumas, tangki harian bahan

bakar, sistem pendingin mesin maupun sistem

pendingin untuk

generator dan panel kontrol mesin atau generator. Disamping itu PLTD terdapat peralatan umum antara lain terdiri atas kompresor

udara untuk menjalankan mesin, tangki persediaan bahan bakar, tangki atau kolam persediaan air, pemadam kebakaran , pembakar limbah (incinerator). Selanjutnya termasuk pula bangunan SPD alat

pengangkat (over head crane), transformator penaik tegangan, panel hubungbagi (switchgear) dan bangunan bengkel atau gudang,

serta perumahan dinas karyawan PLTD.

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

10

Kapasitas SPD PLN membakukan kapasitas SPD sebagai berikut : - Kelas 1 : - Kelas 2 : - Kelas 3 : - Kelas 4 : - Kelas 5 : - Kelas 6 : - Kelas 7 : - Kelas 8 : - Kelas 9 : SPD berkapasitas 50 Kw PLTD bakal

SPD berkapasitas 100 Kw SPD berkapasitas 250 Kw SPD berkapasitas 500 Kw SPD berkapasitas 750 Kw SPD berkapasitas 1000 Kw SPD berkapasitas 2500 Kw SPD berkapasitas 4000 Kw SPD berkapasitas 6000 Kw PLTD sedang PLTD kecil

Kapasitas SPD tersebut diatas mendapatkan toleransi sebesar 10 % sampai 20%, sehingga dapat dipenuhi oleh sebagian besar pabrik pembuatan SPD. Pengelompokan SPD dalam PLTD bakal, PLTD kecil, PLTD sedang dan PLTD besar , dimaksudkan untuk memudahkan dalam perencanaan PLTD. Pembakuan kapasitas satuan pembangkit diesel didasarkan atas berbagai faktor yang diperoleh dari pemasangan pengalaman pembangkit dalam pelaksanaan proyek-proyek pembangkit-

diesel maupun pembangunan

pembangkit listrik tenaga diesel yaitu : a. Perecanaan untuk proyek proyek pemasangan pembangkit diesel. b. Pembelian pembangkit listrik. c. Referensi dari produsen pembangkit diesel. d. Pembangkit diesel yang dipakai untuk memikul beban dasar. Pertimbangan dasar yang sangat penting bagi pembakuan kapasitas satuan pembangkit diesel ialah umur ( life time ) mesin diesel. Kecenderungan

teknologi modern ialah membuat mesin dengan putaran yang lebih tinggi, oleh karena dengan putaran yang lebih tinggi ini dapat dibuat mesin yang

lebih kecil ukuran fisiknya dengan daya keluaran yang sama.

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

11

Kemajuan teknologi dibidang metallurgi ( logam ) memungkinkan hal ini dan oleh karena itu setiap produksi dari type dan oleh karena itu setiap produksi dari tipe dan peraturan tertentu haruslah dibuktikan keberhasilannya setelah beroprasi yang berhasil baik selama 12.000 jam atau dua tahun. Faktor-faktor yang

menentukan umur mesin adalah : a. Putaran mesin (h). b. Tekanan ( silinder 0 efektif rata-rata (Pe). c. Kecepatan torak rata-rata (Lm). Yang diperoleh dari rumus berikut ini :

Berlaku khusus bagi mesin empat langkah=diesel, dimana : M D S h j Pe = Kapasitas Mesin (kw) = Diameter silinder (cm) = Langkah torak (cm) = Putaran per menit (ppm) = Jumlah Silinder = Tekanan (silinder) efektif rata-rata (kg/cm2)

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

12

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH 4.1 Pengantar Jaringan Distribusi


Sistem jaringan distribusi tenaga listrik adalah penyaluran energi listrik dari pembangkit tenaga listrik hingga sampai pada konsumen (pemakai) pada jaringan tegangan yang diperlukan Jaringan distribusi terdiri atas dua bagian, yang pertama adalah jaringan tegangan menengah / primer (JTM) dengan tegangan 20 kV dan yang kedua aladah jaringan tegangan rendah (JTR) dengan tegangan 380/220 Volt, dimana tegangan tersebut ditrasformasikan oleh transformasi distribusi dari 20 kV menjadi 380/220 volt, jaringan ini dikenal juga dengan jaringan distribusi sekunder. Adapun bagian-bagian dari system distribusi tenaga listrik adalah : a) b) c) d) Gardu Induk Distribusi Jaringan Primer (JTM) Transformator Distribusi Jaringan Sekunder (JTR)

4.1.1 Klasifikasi Saluran Distribusi Tenaga Listrik


a. Tegangan pengenalan 1. JTM 20 kV 2. JTR 380/220 volt

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

13

b. Konfigurasi jaringan primer Sistem distribusi primer diguna kan untuk menyalurkan tenaga listrik dari gardu induk distribusi ke pusat-pusat beban. Sistem ini dapat mengguna kan saluran udara, kabel udara, maupun kabel tanah sesuai dengan tingkat keandalan yang diinginkan dan kondisi serta situasi lingkungan. Saluran distribusi ini direntangkan sepanjang daerah yang akan di suplai tenaga listrik sampai ke pusat beban. Terdapat primer. Sistem jaringan distribusi yang digunakan pada PT. PLN (Persero) Ranting Sentani adalah sistem radial, dimana sistem ini merupakan jaringan distribusi primer yang sederhana dan murah biaya bermacam-macam bentuk rangkaian jaringan distribusi

investasinya. Pada jaringan ini arus yang sangat besar adalah yang paling dekat dengan gardu induk. Tipe ini dalam penyaluan tenaga listrik kurang handal karena bila terjadi gangguan pada penyulang maka akan menyebabkan terjadinya pemadaman pada penyulang tersebut.

Gambar 4.1 Pola Radial

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

14

4.1.2 Isolator
Isolator biasanya disebut bahan penyekat-penyekat listrik terutama dimaksudkan agar arus listrik tidak dapat mengalir jika pada bahan penyekat tersebut diberi tegangan listrik. Fungsi utama isolator adalah sebagai alat pengisolasi antara kawat dengan tiang atau dengan kawat fase yang lain. Bahan yang biasanya digunakan untuk membuat isolator adalah porsele (lebih banyak digunakan) dan gla. Jenis isolator yang digunakan pada PT. PLN (Persero) Ranting Sentani adalah isolator piringan dan isolator pin-pos.

4.1.3 Pengaman pada jaringan SUTM


Tujuan utama pengamanan pada jaringan tegangan menengah adalah untuk meminimasilir lamanya gangguan dan dan untuk meminimalisir jumlah dari pelanggan yang terpengaruh dari gangguan. Peralatan pengaman pada jaringan tegangan menengah antara lain: 1. Relay arus lebih (Over Current Relay/OCR) Relay arus lebih adalah relay yang bekerja terhadap arus lebih, ia akan bekerja bila arus yang mengalir melebihi nilai settingnya ( I set ). Prinsip kerja OCR pada dasarnya adalah suatu alat

yang mendeteksi besaran arus yang melalui suatu jaringan dengan bantuan trafo arus. Harga atau besaran yang boleh melewatinya

disebut dengan setting.

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

15

Gambar 4.2 Over Current Relay (OCR)

2. Relay gangguan ke tanah (Ground Fault Relay/GFR) Relay gangguan ke tanah (Ground Fault Relay/GFR) adalah alat yang berfungsi untuk mengamankan sistem dari arus

lebih yang diakibatkan adanya gangguan satu fasa ketanah.

Gambar 4.3 Ground Fault Relay

3. Recloser Pemutus balik otomatis (Automatic circuit recloser = Recloser) ini secara fisik yang sistem dapat dari mempunyai kemampuan otomatis seperti untuk pemutus beban

bekerja secara arus lebih

mengamankan

yang diakibatkan adanya gangguan

hubung singkat.

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

16

Gambar 4.4 Recloser 4. Saklar seksi otomatis (sectionaliser) Sectionaliser adalah alat perlindungan terhadap arus lebih, hanya dipasang bersama-sama dengan PBO yang berfungsi

sebagai pengaman back-up nya. Alat ini menghitung jumlah operasi pemutusan yang dilakukan oleh perlindungan secara otomatis disisi hulu dan SSO back-up nya pada

ini membuka

saat peralatan pengaman terbuka.

disisi hulunya sedang dalam posisi

Gambar 4.5 Pemutus Daya 5. Pelebur (fuse cut out ) Fuse cut out adalah suatu alat pemutus, dimana dengan meleburnya bagian dari disesuaikan komponen yang telah dirancang khusus dan

ukurannya untuk

membuka rangkaian

dimana

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

17

pelebur

tersebut dipasang dan memutuskan

arus bila arus

tersebut melebihi suatu nilai dalam waktu.

Gambar 4.6 Fuse Cut Out

4.2 Data Perkembangan Distribusi Dan Beban Puncak Pada PT. PLN (Persero) Ranting Sentani
Berikut ini adalah beberapa data perkembangan distribusi dan beban puncak incoming dan penyulang pada PT. PLN (Persero) Ranting Sentani.

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

18

4.2.1 Data Perkembangan Distribusi PT.PLN (Persero) Ranting Sentani


Tabel 4.1 Perkembangan Distribusi
NO 1 URAIAN PEMBANGKITAN Mesin kit siap oprasi Mesin kit tidak operasi Daya terpasang Daya mampu Beban puncak TOTAL KONSUMEN TERPASANG TATA UASAHA LANGGANAN Jumlah konsumen 1 phasa Jumlah konsumen 3 phasa Jumlah konsumen tanpa meter TOTAL TRAFO STEEP UP 20 kV Kapasitas Trafo Steep Up 20 kV Trafo 25 kVA Trafo 50 kVA Trafo 100 kVA Trafo 160 kVA Trafo 200 kVA Trafo 250 kVA Trafo 315 kVA Trafo 325 kVA Trafo 400 kVA Trafo 500 kVA Trafo 630 kVA Trafo 700 kVA Trafo 1000 kVA Trafo 1250 kVA Trafo 3180 kVA Trafo 3500 kVA Trafo 3750 kVA Trafo 5000 kVA Trafo 1600 kVA SATUAN JUMLAH KET -

Unit Unit Kw Kw Kw Plg/VA Plg/VA Plg/VA Plg/VA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA Bh/kVA

5 1 120 108 70 330.441 14.835 156 12.754 127 20 31 33 16 10 7 2 4 2 2 -

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

19

NO 4

URAIAN TOTAL PANJANG SR TC 4x16 mm2 TC 4x10 mm2 TC 2x16 mm2 TC 2x10 mm2 TOTAL TIANG TEG. RENDAH Tiang besi Tiang kaleng Tiang pipa Tiang kayu TOTAL SALURAN LAMPU JALAN Saluran CU 10 mm2 Saluran CU 6 mm2 Saluran TC 10 mm2 TOTAL TITIK LAMPU JALAN Lampu Mercury 250 watt Lampu Mercury 160 watt Lampu Neon (TL) TOTAL TIANG LAMPU JALAN Tiang Besi Tiang Khusus TOTAL TIANG S U T M 20 KV Tiang Besi Tiang Menara Tiang Pipa TOTAL S K T R 4x185 mm2 4x150 mm2 4x120 mm2 4x95 mm2 4x70 mm2 4x50 mm2 4x35 mm2 4x25 mm2 4x16 mm2 4x10 mm2 TOTAL PANJANG KAWAT BC SUTR BC 50 mm2 BC 35 mm2 BC 25 mm2 BC 16 mm2 BC 10mm2

SATUAN kms kms kms kms kms Btg Btg Btg Btg Btg kms kms kms kms Bh Bh Bh Bh Btg Btg Btg Btg Btg Btg Btg kms kms kms kms kms kms kms kms kms kms kms kms kms kms kms kms kms

JUMLAH 2.063.598 1 2 10 2.063.586 1.706 1.533 205 0,36 0,36 756 756 956 956 22.416 22.416 6,19 0,04 0,04 0,90 1,36 0,12 1,72 0,04 2,01 5,80 5,20 0,60 -

KET -

10

11

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

20

12

TOTAL PANJANG KAWAT A3C SUTR AAAC 70 mm2 AAAC 50 mm2 AAAc 35 mm2 TOTAL PANJANG TC AL TC 3x70 mm2 x 1x50 mm2 TC 3x35 mm2 x 1x50 mm2 TC 2x35 mm2 x 1x50 mm2 TC 2x25 mm2 x 1x50 mm2 TC 3x50 mm2 x 1x 50 mm2 TC 2x25 mm2 x 1x25 mm2 TC 2x16 mm2 TC 2x10 mm2

kms kms kms kms kms kms kms kms kms kms kms kms kms

27,1 0,12 12,00 14,99 139,00 99,30 34,94 0,40 1,65 0,50 2,21

13

3.2.2 Data

Beban Puncak Incoming dan penyulang

PT.PLN

(Persero) Wilayah Papua Cabang Jayapura Ranting Sentani


Tabel 3.2 Data Beban Puncak Incoming dan Penyulang INCOMING Mesin Sewa Inter. IV Jumlah 3.224 MW 4.552 MW 7.776 MW PENYULANG Expres Pala Nangka Matoa Jumlah 5.163 MW 2.346 MW 459 kW 7.968 MW

4.3 Hasil Pengamatan


Dalam melaksanakan program kerja praktek pada PT. PLN (Persero) Ranting Sentani, penulis mendapatkan permasalahan yang timbul dalam bidang distribusi jaringan bagian pemeliharaan jaringan, yaitu berbagai gangguan yang timbul pada jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

21

dan Saluran Tegangan Rendah beserta dampak yang terjadi terhadap jaringan tersebut. Dimana gangguan - gangguan yang terjadi pada jaringan tegangan menengah dan tegangan rendah ini sangat penting untuk ditangani karena dengan banyaknya gangguan akan menyebabkan resiko yang tidak baik terhadap performace operasi sistem distribusi tenaga listrik dan kualitas pelayanan beban si sisi pelanggan, selain itu dikhawatirkan bagi keselamatan manusia dan lingkungan.

4.3.1 Gangguan Pada Jaringan Tegangan Menengah (JTM)


Dari berbagai gangguan yang terjadi pada jaringan tegangan menengah, penulis mendapatkan bebrapa masalah gangguan yang sering terjadi pada jaringan tegangan menengah yaitu : a. Hubung singkat satu fasa ke tanah b. Hubung singkat dua fase c. Hubung singkat tiga fasa a) Hubung singkat satu fasa ke tanah Hubung singkat satu fasa ke tanah adalah gangguanhubung singkat yang terjadi karena flashover antara penghantar fasa dan tanah (tiang travers atau kawat tanah pada tegangan menengah). Gangguan ini

disebabkan oleh hewan, seperti kelelawar yang begantungan pada isolator dan gangguan ini bersifat temporer, tidak ada kerusakan

yang permanen di titik gangguan. Pada gangguan yang tembusnya (breakdown) adalah isolasi udaranya, oleh karena itu tidak ada

kerusakan yang permanen. Setelah arus gangguannya terputus, misalnya karena terbukanya circuit breaker oleh relay pengamannya, peralatan atau saluran yang terganggu tersebut siap dioperasikan

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

22

kembali. Jika terjadi gangguan satu fasa ke tanah, arus gangguannya hampir selalu lebih kecil daripada arus hubung singkat tiga fasa. b) Hubung singkat dua fasa Hubung singkat dua fasa adalah gangguan hubung singkat yang terjadi karena bersentuhannya antara penghantar fasa yang satu dengan satu penghantar fasa yang lainnya sehingga terjadi arus lebih (over current). Gangguan ini dapat diakibatkan oleh flashover dengan pohon - pohon yang tertiup oleh angin. Jika terjadi gangguan hubung singkat dua fasa, arus hubung singkatnya biasanya lebih kecil daripada arus singkat tiga fasa. c) Hubung singkat tiga fasa. Hubung singkat tiga fasa adalah gangguan hubung singkat yang terjadi karena bersatunya semua ketiga penghantar fasa. Gangguan ini dapat diakibatkan oleh jaringan. Adapun berbagai gangguan yang terjadi pada jaringan tegangan menengah diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu: 1. Sambaran petir yang mengenai jaringan 2. Menempelnya layng-layang pada kabel jaringan 3. Pohon atu ranting yang menempel pada kabel jaringan 4. Hewan yang menempel pada kabel jaringan 5. Hilangnya atau putusnya kawat netral Dari beberapa faktor gangguan di atas, faktor yang biasanya terjadi pada jaringan tegangan menengah pada jaringan distribusi PT. PLN (Persero) tumbangnya pohon kemudian menimpa kabel hubung

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

23

Ranting Sentani adalah menempelnya layang-layang pada kabel jaringan, pohon atau ranting yang menempel pada kabel jaringan dan hewan yang menempel pada kabel jaringan. Sedangkan untuk faktor gangguan petir dan hilangnya kawat netral jarang terjadi pada jaringan distribusi PT. PLN (Persero) Ranting Sentani.

3.3.2 Gangguan Pada Jaringan Tegangan Rendah (JTR)


Untuk jaringan tegangan rendah jenis gangguan yang paling sering terjadi adalah losse contact yang biasanya terjadi pada jaringan tegangan rendah untuk sambungan rumah (SR) dan adapun masalah yang sering terjadi pada jaringan tegangan rendah yang menggunakan system 4 kawat yaitu 3 fasa dan 1 netral adalah masalah ketidak seimbangan beban. Untuk gangguan pada jaringan tegangan rendah pada sambungan rumah (SR), gangguan losse contac disebabkan oleh sambungan yang kurang baik, terutama yang menggunakan sambungan dengan tab konektor yang telah rusak akibat faktor usia tab konektor yang sudah lama digunakan dan pemasangan tab konektor yang kurang tepat sehingga dapat memicu terjadinya gangguan losse contac. Yang dimaksud dengan tab konektor adalah peralatan untuk menghubungkan (mengconek) penghantar dengan SR (sambungan rumah). Jenis tab konektor yang sering digunakan pada PT. PLN (persero) Ranting Sentani adalah tab konektor kedap air (piercing connector), tab konektor ini dapat dipasang dalam kondisi jaringan bertegangan dan tanpa mengupas isolator. Konduktansi terjadi karena pada tab konektor ini terdapat gigi penerus arus. Sehinggan gigi penerus arus tajam dan tegak untuk menembus bagian

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

24

isolasi kabel, serta harus diberi gemuk untuk melindungi bagian kontak dari korosi.

Gambar 4.7 Tab Konektor Kedap Air ( piercing conektor) Sedangkan masalah yang sering terjadi pada jaringan tegangan rendah dengan menggunakan sistem 4 kawat yakni 3 fasa dan 1 netral adalah ketidak seimbangnya beban,yang salah satu penyebab keadaan beban tidak seimbang adalah beda fasa dari beban tiga fasa tidak seimbang. Untuk jaringan tegangan rendah dengan system 4 kawat yakni 3 fasa dan 1 netral terdiri dari dua jenis kondukror yaitu konduktor telanjang dan konduktor twisted cable.

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

25

4.3.3 Dampak yang Ditimbulkan Akibat Gangguan Pada Jaringan Tegangan Menengah Dan Jaringan Tegangan Rendah
Dampak yang ditimbulkan pada jaringan tegangan menengah adalah dengan adanya sambaran petir yang mengenai kabel jaringan, ranting pohon yang menempel pada jaringan dan benang layang-layang yang menempel atau melilit kabel jaringan maka akan berdampak terjadinya arus lebih (over current) yang disebabkan hubung singkat fasa-fasa. Terjadinya over current akan membuat akan membuat system relay proteksi atau system pengaman jaringan bekerja. Apabila terjadi arus lebih atau hubung singkat maka semakin sering pula relay bekerja, dengan demikian akan sering pula trafo daya menerima hubung singkat, dimana akan memperpendek umur trafo tersebut. Sedangkan dampak yang ditimbulkan pada jaringan tegangan rendah pada sambungan rumah (SR) adalah dengan rusaknya sambungan yang menggunakan tab konektor dapat megakibatkan losse contac sehingga sumber arus menjadi nol dan terputusnya arus yang menuju ke pelanggan. Adapun dampak yang ditimbulkan dari masalah ketidak seimbang beban adalah dapat mengakibatkan penghantar netral yang dipasok dari gardu distribusi dengan sistim 4 kawat yakni 3 fasa dan netral mengalir arus, jika di hantaran pentanahan netral terdapat nilai tahanan dan di aliri arus, maka kawat netral akan bertegangan yang dapat menyebabkan tegangan pada trafo tidak seimbang.

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

26

4.4 Pemecahan Masalah


Permasalahan gangguan hubung singkat pada jaringan tegangan

menengah dan gangguan losse contac dan ketidak seimbangan beban pada jaringan tegangan rendah dapat diselesaikan dengan beberapa alternative pemecahan diantaranya adalah :

4.4.1 Alternatif Pemecahan

Gangguan Hubung Singkat Pada

Jaringan Tegangan Menengah


1. Pemeliharaan jaringan tegangan menengah secara berkala dengan memangkas ranting pohon atau batang pohon yang hampir atau telah mengenai jaringan tegangan menengah, membersihkan jaringan dari hewan yang menempel pada jaringan dan membersihkan jaringan tegangan menengah dari benang atau rangka layang-layang yang menempel pada melilit kabel.

Gambar 4.8 Pemeliharaan Jaringan Tegangan Menengah 2. Melakukan kerja sama dengan masyarakat dalam hal pemeliharaan jaringan tegangan menengah dengan memangkas pohon atau ranting yang terkena jaringan tegangan menengah

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

27

3. Memasang dan memaksimalkan kerja suatu alat proteksi dalam mengatasi gangguan-gangguan hubung singkat, Recloser, Arester, relay arus lebih (over curren), dan pelebur (fuse cute out).

Gambar 4.9 Fuse Cute Out (Pelebur) Dari beberapa alternatif pemecahan masalah yang telah diuraikan diatas, penulis memilih alternatif pemecahan poin kesatu dan kedua, yaitu kabel tegangan menengah secara berkala dengan

pemeliharaan

memangkas ranting pohon atau batang pohon yang hampir atau sudah mengenai kabel tegangan menengah dan membersihkan kabel tegangan menengah dari benang-benang atau rangka layang-layang yang menempel atau melilit pada kabel. Dan lebih mengefektifkan kerja sama antara PT. PLN (Persero) Ranting Sentani dan masyarakat dalam melakuakan pemeliharaan terhadap jaringan tegangan menengah dengan memangkas pohon atau ranting yang terkena kabel jaringan tegangan menengah. Penulis memilih dua poin ini karena apabila kabel tegangan menengah sudah terpelihara dan tidak adanya pohon atau ranting yang mengenai kabel jaringan tegangan menengah maka sistem distribusi pun akan lancar dan gangguan hubung singkat pun tidak akan terlalu sering terjadi sehingga akan memperpanjang umur peralatan yang terpasang pada system.

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

28

4.4.2 Alternatif Pemecahaan Masalah Pada Gangguan Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
1. Pemeliharaan jaringan tegangan rendah pada sambungan rumah (SR) dapat dilakuakn dengan mengganti tab konektor yang telah rusak dengan tab konektor yang baru.

Gambar 4.10 Penggantian Tab Konektor 2. Sedangkan untuk mengatasi masalah ketidak seimbangan beban yang timbul pada jaringan tegangan rendah dengan munggunakan sistim 4 kawat yaitu 3 fasa dan 1 netral adalah dengan melakukan pemeliharaan jaringan dengan cara membersihkan jaringan dari sentuhan dahan (untuk jaringan dengan konduktor telanjang). Sedangakan untuk twisted cable, pemeliharaan agak jarang kecuali untuk kabel yang tertekan dahan pohon. Memonitoring

keseimbangan beban pada tiap-tiap fasa, agar konduktor netral tidak dialiri arus besar, yang bisa membuat masalah.

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

29

Dari alternatif pemecehan masalah diatas, penulis memilih poin satu dan dua yaitu pemeliharaan jaringan tegangan rendah pada sambungan rumah (SR) dan pemeliharaan jaringan tegangan rendah dengan sistim 4 kawat yaitu 3 fasa dan 1 netral dan memonitoring keseimbangan beban pada masingmasing fasa. Penulis memilih dua poin diatas karena dengan dilakukanya pemeliharaan jaringan tegangan rendah pada sambungan rumah (SR) dengan cara mengganti konektor yang telah rusak, di harapkan dapat mengatasi gangguan losses contac pada jaringan tegangan rendah, dan juga dengan dilakukanya pemeliharaan terhadap tegangan rendah pada sistim 4 kawat yakni 3 fasa dan 1 netral dan memonitor keseimbangan beban pada tiaptiap fasa diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang timbul pada jaringan tegangan rendah.

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Setelah memaparkan beberapa permasalahan dan pemecahan masalahnya dibidang pemeliharaan jaringan tegangan menengah dan tegangan rendah yaitu masalah gangguan dan dampak yang ditimbulkannya, maka ada bebeapa hal yang perlu digaris bawahi yaitu : 1. Permasalahan yang timbul pada bagian distribusi jaringan pada bagian pemeliharaan jaringan tegangan menengah adalah masalah gangguan dan dampak yang terjadi pada jaringan tegangan menengah dan tegangan rendah. 2. Gangguan yang sering terjadi pada jaringan tegangan menengah adalah gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah, hubung singkat dua fasa dan hubung singkat tiga fasa. Dan gangguan dan masalah yang sering terjadi pada jaringan tegangan rendah adalah losse contac dan ketidak seimbangan beban. 3. Dampak yang terjadi akibat gangguan hubung singkat tersebut adalah terjadi arus lebih (over current). Dimana arus lebih (over current) dapat berbahaya bila alat proteksi relay (pengaman arus lebih) tidak berfungsi dengan semestinya. Dampak yang terjadi akibat losse contac adalah terputusnya arus tegangan sedangkan dampak yang terjadi akibat masalah ketidak seimbangan beban adalah dapat menyebabkan tegangan pada trafo tidak seimbang.

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

31

4. Pemecahan masalah gangguan pada jaringan tegangan menengah dan rendah, yaitu dengan melakukan pemeliharaan jaringan secara berkala.

5.2 Saran
Dari beberapa alternatif pemecahan masalah yang dikemukakan diatas dalam mengatasi gangguan yang terjadi pada jaringan tegangan menengah dan tegangan rendah masih sangat sederhana, namun solusi tersebut dapat menjadi masukan bagi kita semua terutama pihak PT.PLN (Persero) Ranting Sntani. Dengan melakukan pemeliharaan secara berkala diharapkan dapat membantu dalam mengurangi gangguan dan masalah pada jaringan tegangan menengah dan tegangan rendah. Melihat hal di diatas, penulis meyarankan untuk lebih meningkatkan pemeliharaan jaringan secara insentif dan berkala serta pengawasan dan kerja sama antara PT. PLN (Persero) Ranting Sentani dan masyarakat.

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

32

DAFTAR PUSTAKA
PT. PLN (Persero) Cabang Jayapura. 2011, Sejarah Dan Lokasi Perusahaan. PT. PLN (Persero) Ranting Sentani.2011, Data Perkembangan Distribusi, Data Beban Puncak, Single Line Penyulang Dan Data Gardu, Alamat Dan Daya Terpasang Pada Setiap Penyulang. http// www.jendeladistribusi.org, 2009, Materi Jaringan Distribusi Tegangan Menengah. [ 10 September 2011] http// www.demam48.files.wordpress.com, 2010, Pengaman Pada Jaringan Distribusi. [ 21 September 2011]

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

33

Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011

You might also like