You are on page 1of 9

ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA NIFAS

1. 1. Pengantar Modul ini berjudul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas yang merupakan kompetensi bidan yang ke 6 dengan pernyataan kompetensi; Bidan memberikan Asuhan pada ibu Nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhada budaya setempat.Yang menjadi fokus pembahasan adalah mengenai: (1) Konsep dasar nifas, (2) Kebutuhan dasar pada masa nifas (3) Menjelaskan konsep dasar masa nifas, (4). proses laktasi dan menyusui, (5). Menjelaskan tentang respon orang tua terhadap BBL, (6). Menjelaskan perubahan fisiologis, (7). Menjelaskan proses adaptasi, (8). Menjelaskan kebutuhan dasar ibu nifas, (9). Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas, (10). Menjelaskan program tindak lanjut asuhan nifas di rumah, (11) Menjelaskan cara mendeteksi dini komplikasi pada masa nifas dan penanganannya, (12). Melakukan pendokumentasian asuhan nifas. Mempelajari modul ini diharapkan Anda sebagai mahasiswa memiliki pemahaman tentang Asuhan Kebidanan pada masa nifas. Modul ini direncanakan dapat Anda pelajari sebelum kegiatan pembelajaran secara tatap muka dimulai. Dengan demikian, Anda dapat mengoptimalkan pemanfaatan waktu pembelajaran secara tatap muka untuk (1) mendiskusikan materi pembelajaran yang belum sepenuhnya Anda pahami, (2) mendapatkan penjelasan tambahan, dan (3) melakukan praktik asuhan masa nifas Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari modul ini adalah sekitar 8 x 120 menit. Sedangkan waktu yang diperlukan untuk praktik asuhan kebidanan pada masa nifas dan pembimbingan adalah sekitar 8 x 240 menit. Oleh karena itu, Anda diharapkan membuat catatan-catatan mengenai hal-hal yang perlu didiskusikan selama kegiatan pembelajaran secara tatap muka dilaksanakan. Akhirnya, selamat belajar dan semoga SUKSES!

Asuhan Kebidanan pada masa nifas dan Pembimbingan. Dengan mempelajari modul ini diharapkan Anda sebagai mahasiswa memiliki pemahaman tentang asuhan masa nifas dan termotivasi secara optimal untuk mengembangkan kemampuan Anda memberi asuhan masa nifas.

Modul ini direncanakan supaya Anda dapat pelajari sebelum kegiatan pembelajaran secara tatap muka dimulai. Dengan demikian, Anda dapat mengoptimalkan pemanfaatan waktu pembelajaran secara tatap muka untuk (1) mendiskusikan materi pembelajaran yang belum sepenuhnya Anda pahami, (2) mendapatkan penjelasan tambahan, dan (3) melakukan praktek asuhan kebidanan pada ibu nifas. Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari modul ini adalah sekitar 8 x 120 menit. Sedangkan waktu yang diperlukan untuk praktik memberi asuhan kebidanan masa nifas dan pembimbingan adalah sekitar 16 x 120 menit. Oleh karena itu, Anda diharapkan

membuat catatan-catatan mengenai hal-hal yang perlu didiskusikan selama kegiatan pembelajaran secara tatap muka dilaksanakan. Akhirnya, selamat belajar dan semoga SUKSES!

1. 2.

Tujuan

Tujuan Umum Setelah mempelajar kegiatan belajar satu ini: Mahasiswa mampu memberikan Asuhan pada ibu Nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhada budaya setempa. Tujuan Khusus Setelah nifas Mempelajari kegiatan belajar satu ini mahasiswa mampu : 1. Menjelaskan konsep dasar, 2. Menjelaskan proses laktasi dan menyusui, 3. Menjelaskan tentang respon orang tua terhadap BBL, 4. 5. 6. 7. Menjelaskan perubahan fisiologis Menjelaskan proses adaptasi, Menjelaskan kebutuhan dasar ibu nifas Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas,

8. Menjelaskan program tindak lanjut asuhan nifas di rumah, 9. Menjelaskan cara mendeteksi dini komplikasi pada masa nifas dan penanganannya

10. Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan masa nifas

1. 3.

Manfaat mempelajari modul ini

Sebagai mahasiswa kebidanan mengenai asuhan kebidanan pada ibu nifas dan dengan Pengembang Teknologi Pembelajaran, manfaat yang Anda peroleh setelah selesai mempelajari modul ini dan mengikuti kegiatan pembelajaran secara tatap muka adalah bertambahnya pengetahuan dan kemampuan/keterampilan Anda di bidang asuhan kebidanan pada masa nifas.

4. Petunjuk Umum Belajar

Sebagai mahasiswa, Anda haruslah mempelajari Modul ini secara bertahap, yaitu dimulai dari materi pembelajaran yang disajikan pada Kegiatan Belajar-1. Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-1 dan mengerjakan soal-soal latihannya serta telah benar-benar yakin memahaminya, barulah Anda diperkenankan untuk mempelajari materi pembelajaran yang disajikan pada Kegiatan Belajar-2.

Sebelum melanjutkan kegiatan belajar untuk mempelajari materi pembelajaran pada Kegiatan Belajar-3, Anda haruslah benar-benar telah memahami seluruh atau sebagian besar materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-2. Di samping itu, Anda juga dituntut untuk setidak-tidaknya berhasil menyelesaikan sebagian besar soal-soal latihannya dengan benar.

Keadaan yang sama juga diberlakukan dalam mempelajari materi pembelajaran yang disajikan pada Kegiatan Belajar-3. Begitu setrusnya sampai kegiatan belajar ke 8 Anda haruslah benarbenar memahami seluruh atau sebagian besar materi pembelajaran pada Kegiatan Belajar-8 beserta soal-soal latihannya sebelum meminta kesempatan atau waktu kepada koordinator mata kuliah untuk mengerjakan soal-soal atau Tes Akhir Modul (TAM).

Di dalam modul ini tersedia beberapa soal latihan dan hendaknya semua soal latihan ini Anda kerjakan. Dengan mengerjakan semua soal latihan yang ada diharapkan Anda akan dapat menilai sendiri tingkat penguasaan atau pemahaman Anda terhadap materi pembelajaran yang terdapat di dalam modul ini. Keuntungan lainnya dari mengerjakan soal-soal latihan adalah bahwa Anda dapat mengetahui bagian-bagian mana dari materi pembelajaran yang telah Anda pelajari yang masih belum sepenuhnya Anda pahami.

Sebagai mahasiswa, Anda akan mendapat kesempatan pada kegiatan belajar secara tatap muka untuk membahas materi pembelajaran yang kemungkinan belum berhasil Anda pahami selama belajar mandiri. Selama kegiatan belajar secara tatap muka, dosen mata kuliah akan lebih cenderung bertindak sebagai fasilitator. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran secara tatap muka dapat dilakukan dengan cara membahas masing-masing materi pokok atau berdasarkan materi pembelajaran yang masih belum Anda pahami atau sulit Anda pahami. Terbuka juga kemungkinan bagi Anda sebagai mahasiswa untuk membentuk kelompok-kelompok kecil dalam mendiskusikan materi pokok yang diuraikan di dalam modul ini. Hasil diskusi kelompok disajikan oleh setiap kelompok guna mendapatkan tanggapan dari kelompok-kelompok lainnya. Kemudian, kesimpulan dirumuskan bersama pada setiap akhir penyajian hasil diskusi kelompok. Jika tidak ada pembentukan kelompok, maka pada akhir pembahasan masing-masing materi pokok, Anda dapat merumuskan sendiri kesimpulan atau

merumuskan secara bersama-sama dengan seksama teman-teman atau dapat juga meminta bimbingan dari para dosen. Dalam mempelajari materi pembelajaran tentang Asuhan kebidanan pada masa nifas, porsi waktu untuk kegiatan diskusi dapat saja dikurangi. Sebagai gantinya, porsi waktu untuk kegiatan praktik asuhan kebidanan pada masa nifas secara individual dapat lebih diperbanyak. Dengan demikian, pada akhir kegiatan pembelajaran secara tatap muka, diharapkan setidak-tidaknya Anda telah dapat melakukan simulasi asuhan kebidanan pada masa nifas di laboratorium . Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan belajar tatap muka, fasilitas yang dibutuhkan adalah LCD projector, laptop/PC, whiteboard, alat tulisnya, dan seperangkat alat-alat asuhan pada masa nifas, seperti perawatan perineum, perawatan buah dada.

B. Uraian Materi Kegiatan pembelajaran 1. Konsep dasar nifas Tujuan(sub kompetensi/Indikator) Setelah mengikuti proses pembelajaran mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian masa nifas 2. Menguraikan proses involusi 3. Perubahan fisiologi nifas.

Materi 1. Pengertian masa nifas: Masa yang dimulai setelah bayi & plasenta lahir, mencakup enam minggu berikutnya yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan seperti sebelum hamil. Puerperium adalah waktu mengenai perubahan besar yang berjangka pada periode transisi dari puncak pengalaman melahirkan untuk menerima kebahagiaan dan tanggungjawab dalam kehidupan keluarga.

Perawatan postnatal yang terintegrasi dengan baik memiliki peranan penting yang digunakan dalam membantu transisi ini dan mengenalkan keluarganya pada kehidupan baru mereka bersama-sama. Puerperium adalah masa 6 minggu yang dimulai segera setelah plasenta keluar. Selama masa ini sejumlah perubahan fisiologi dan psikologi terjadi: * * * * Organ-organ reproduksi kembali ke kondisi tidak hamil. Perubahan fisiologi lain yang terjadi selama kehamilan dikembalikan. Laktasi terbentuk. Dasar hubungan antara bayi dan orang tuanya disiapkan.

* Ibu pulih dari ketegangan pada waktu kehamilan dan persalinan, dan menerima. tanggung jawab untuk merawat dan mengasuh bayinya.

Tujuan Asuhan Masa Nifas Menurut Bennett & brown, 1996 Perawatan yang diperlukan ibu dan bayinya selama puerperium sebaiknya didasarkan pada 3 prinsip utama: 1. Meningkatkan kesehatan fisik ibu dan bayi. 2. Memberikan penyuluhan mengenai pemberian makanan dan meningkatkan pengembangan hubungan yang baik antara ibu-anak 3. Mendukung dan memperkuat kepercayaan diri ibu dan membolehkannya mengisi peran sebagai ibu khususnya dalam keluarga sendiri dalam situasi kebudayaannya.

Menurut Anggraini,2010 1. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati/merujuk bila terjadi komplikasi 2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, menyusui, imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat 3. Memberikan pelayanan KB

Peran Bidan dalam Masa Nifas Memberikan semacam dukungan yg konsisten, baik dan relevan yg secara individual diperlukan ibu agar pulih dari ketegangan fisik krn melahirkan & u/ menumbuhkan percaya diri dalam mengasuh bayinya.

Tanggung Jawab Bidan

1. Mendeteksi komplikasi & perlunya rujukan 2. Mendukung & memantau kesehatan psikologis, emosi, sosial. 3. Membangun kepercayaan diri ibu dalam perannya sebagai orang tua 4. Mendorong ibu u/ menyusui bayinya dg meningkatkan rasa nyaman

Tahapan Masa Nifas 1. 1. Puerperium Dini (24 jam)

Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan 1. 2. Puerperium Intermedial (1-7 hari)

Kepulihan menyeluruh alat2 genetalia yg lamanya 6-8 mggu 1. 3. Remote Puerperium (1-6 minggu)

waktu yg diperlukan untuk pulih & sehat sempurna trutama bila selama hamil & persalinan mempunyai komplikasi

Kebijakan Program Nasional Masa Nifas Depkes RI, 2003 Sesuai dengan standar pelayanan nifas, yaitu standar 15: Pelayanan bagi ibu & bayi pada masa nifas.Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu keenam setelah persalinan.

2. Proses involusi: dimulai dari autolysis- proses penghancuran diri sendiri yang terjadi dalam otot uterus, enzim proteolitik memendekkan jaringan otot yang telah mengendur (selama hamil : 10 x panjang dan 5 x lebar semula) Hasil akhir autolisis disebabkan oleh tindakan polymorph phagolitik dan macrophagus dalam sistem peredaran darah dan limpa dan dibuang melalui urine. Proses ini selanjutnya dibantu oleh kontraksi dan retraksi otot uterus atas pengaruh oksitosin Menyusui yang terus menerus merangsang pengeluaran oksitosin sehingga membantu involusi Kontraksi dan retraksi pd otot rahim mengurangi besarnya tempat plasenta, mencegah perdarahan yang banyak dan tempat tersebut tertutup secara bertahap. Pengurangan ukuran uterus tidak akan mengurangi jumlah otot sel, namun ukuran sel-sel yang berkurang akibat proses involusi. Ligamen yang menjadi kendor selama kehamilan dapat menyebabkan uterus setelah persalinan mudah tergeser oleh kandung kemih. Pada akhir masa nifas ligamen tersebut akhirnya akan mencapai kembali panjang dan tegangannya seperti sebelum hamil. Berkurangnya sirkulasi progesteron mempengaruhi otot-otot panggul, perineum, vagina, vulva. Proses ini membantu pemulihan tonisitas/elastisitas normal ligamentum. Proses bertahap yang berguna bila ibu melakukan ambulasi dini, senam nifas dan mencegah timbulnya konstipasi Pada kehamilan dan persalinan, progesteron meningkatkan pembuluh darah pada vagina dan vulva, yang dapat menimbulkan hematoma dan edema pada vagina, vulva dan perineum.

Bobot uterus Diameter uterus Palpasi serviks Pd akhir pesalinan 900 gram Pd akhir mgg I Pd akhir mgg II Pd akhir mgg VI 450 gam 200 gram 60 gram 12,5 cm 7,5 cm 5,0 cm 2,5 cm Lembut/ lunak 2cm 1 cm Membelah

Lokia adalah Ekskresi cairan uterus selama masa nifas Merupakan lapisan decidua yang mengelilingi situs (tempat implantasi) plasenta yang menjadi nekrotik (layu/mati) dan akan keluar dengan sisa cairan/darah. Mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organisne berkembang lebih cepat daripada kondisi asam pada vagina normal, bau amis. Lokia mengalami perubahan karena involusi uterus Perubahan Lokia Lokia rubra: pada hari 1-4 masa nifas, wama merah, mengandung darah dari luka plasenta, serabut decidua dan korion Lokia serosa keluar pada hari 5-9 masa nifas, warna kecoklatan, mengandung lebih sedikit darah, lebih banyak serum, juga terdiri dari lekosit dan laserasi plasenta Lokia alba, muncul pada hari ke-10 masa nifas, warna lebih pucat, putih kekuningan, mengandung lekosit, selaput lendir serviks & serabut jaringan yang mati

C. Rangkuman Secara singkat dapat dikatakan bahwa Asuhan Kebidanan pada masa nifas merupakan asuhan yang diberikan pada perempuan pasca persalinan, yang dilakukan pada perempuan sesuai siklus kehidupannya, yang diberikan sesuai dengan social budayanya masing-masing Suatu asuhan dianggap bermutu tinggi apabila sesuai dengan standar asuhan kebidanan mulai dari pengkajian (subyektif, obyektif), assesment, dan dilanjutkan dengan penatalaksanaan, dengan tidak mengabaikan kode etik profesi, wewenang bidan serta peran fungsi bidan pada asuahan masa nifas dalam rangka mencegah kematian Ibu maupun bayinya. Ringkasan materi sebagai berikut. Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah bayi & plasenta lahir, mencakup 6 mg berikutnya yg diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan seperti sebelum hamil. Proses involusi terjadi karena adanya proses autolisis. Hasil akhir autolisis lisis digerakkan oleh tindakan polymoiph phagolitik dan macrophages dalam sistem peredaran darah dan limpa dan dibuang melalui urine. Proses ini selanjutnya dibantu oleh kontraksi dan retraksi otot uterus atas pengaruh oksitosin.

Lokia mengalami perubahan karena involusi uterus Dua refleks pada ibu yang sangat panting datam proses laktasi adalah refleks prolaktin dan refleks aliran timbul akibat rangsangan putting susu oleh hisapan bayi. Pada masa ini kelainan yang sering terjadi antara lain : putting susu datar atau terbenam (retracted); putting susu lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat, mastitis atau abses

You might also like