You are on page 1of 13

JARINGAN PADA AKAR DAN BATANG DIKOTIL DAN MONOKOTIL PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN

OLEH : Kelompok : 2

Desi Nur Indah Sari (F05109021) Saptiansyah Syafrizal (F05109018) Wari Ismanuddin (F05109032) Yusi Nalurita (F05106020) Yulia (F05109031)

UNIVERSITAS TANJUNGPURA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PONTIANAK 2011

ABSTRAK
Pada umumnya pada batang tanaman terdiri dari tiga sistem jaringan yang menyusun tubuh tanaman, yaitu sistem jaringan pelindung (epidermis), sistem jaringan dasar (parenkim, kolenkim, dan sklerenkim) serta sistem jaringan pengangkut (xylem dan floem). Begitu juga pada anatomi akar suatu tumbuhan, memiliki sistem jaringan yang hampir sama dengan bagian batangnya. Akan tetapi pada tumbuhan dikotil dan monokotil memiliki perbedaan pada susunan jaringan-jaringan tersebut, baik pada akar maupun batangnya. Oleh sebab itu untuk mengetahui perbedaan susunan sistem jaringan, tipe berkas pengangkut, serta tipe stele batang dan akar pada tumbuhan dikotil dan monokotil dilakukan pengamatan pada preparat awetan batang Hibiscus sp, preparat awetan batang Zea mays, preparat awetan akar Zea mays, preparat awetan akar Arachis hipogaea, serta preparat segar batang Cytrus sp, dan preparat segar batang Caladium sp dengan menggunakan mikroskop. Dari hasil pengamatan, terlihat bahwa batang yang tergolong dikotil yaitu preparat awetan batang Hibiscus sp dan preparat segar batang Cytrus sp memiliki berkas pembuluh yang tersusun secara teratur dengan tipe berkas pembuluh angkut kolateral dan bikolateral, sedangkan batang tumbuhan monokotil yaitu preparat awetan batang Zea mays dan preparat segar batang Caladium sp berkas pembuluhnya tersusun secara tersebar dengan tipe pembuluh angkut kolateral tertutup. Pada akar monokotil berkas pembuluhnya tersusun secara teratur sedangkan akar dikotil berkas pembuluhnya tersusun secara menyebar. Tumbuhan yang tergolong dari akar monokotil adalah Preparat awetan akar Zea mays dan preparat awetan akar Arachis hipogaea.

Kata kunci : batang dikotil, batang monokotil, jaringan, akar dikotil, akar monokotil

PENDAHULUAN

Bagian dari aksis tumbuhan yang menopang daun dan organ reproduktif, dan biasanya terletak di atas permukaan tanah dan brdiri tegak disebut batang. Secara umum, batang dan akar mempunya struktur yang relatif sama, keduannya memiliki stele dngan xilem dan floem, perisikel, endodermis, korteks dan epidermis. Perbedaannya adalah dalam hal struktur berkas pengankutnya. Pada akar, berkas xilem dan floem primer terletak dalam radius yang berbeda dan terpisah satu dengan yang lainnya, sedang pada batang berkas xilem dan floem terletak bersebelahan dan dalam radius yang sama. Dalam perkembangan sekundernya, batang dan akar memiliki struktur yang relatif sama (Nugroho. dkk; 2006).
Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil, akar lembaga terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang, pada Monokotil, akar lembaga mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut. Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada yang mengandung butir-butir amilum, dinamakan kolumela. (Reinhardt;2008).

Akar merupakan bagian tubuh tumbuhan sebelah bawah, biasanya berkembang dibawah permukaan tanah meskipun adapula akar yang tumbuh di udara (seperti halnya batang ada pula yang tumbuh dibawah permukaan tanah). Susunan dan perkembangan jaringan primer akar dan batang dapat dibedakan dengan jelas misalnya perkembangan epidermisnya. Pada tumbuhan berbiji, xylem akar primer bersifat eksarch dan xilem batang bersifat endarch. Xilem dan floem diakar muda membentuk berkas pengangkut yang tersusun berseling, sedang pada batang membentuk berkas pengangkut yang tersusun secara kolateral, bikolateral, atau konsentris. Pada akar tidak dijumpai bangunan yang serupa daun, cabangcabangnya terbentuk dari bagian yang telah dewasa (bukan dikuncup sperti pada batang), tidak mempunyai stomata tetapi mempunyai tudung akar yang tidak ada persamaannya pada batang. Berdasarkan asal pembentukannya, ada dua tipe akar yaitu akar primer dan akar adventif. Akar primer terbentuk dari bagian ujung embrio (koleoriza) dan dari perisikel, sedang akar adventif berkembang dari bagian akar yang telah dewasa selain perisikel atau dari bagian tubuh yang lain misalnya dari batang atau daun (Soerodikoesoemo,1993).

Pada tumbuhan kelas tingkat tinggi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tumbuh-tumbuhan berbiji keping satu atau yang disebut dengan monokotil monocotyledonae dan tumbuhan berbiji keping dua atau yang disebut juga dengan dikotil dicotyledonae. Tubuh tumbuhan dibagi ke dalam system akar dan system tunas yang ada di atas permukaan tanah yang terdiri dari batang, daun dan bunga., yang dihubungkan oleh jaringan vaskuler yang kontinu di seluruh tubuh tumbuhan, mengangkut zat-zat antara akar dan tunas. Jenis jaringan vaskuler adalah xilem, yang mengirim air dan mineral terlarut ke atas dari akar ke tunas, dan floem, yang mengangkut makanan yang dibuat di daun yang sudah dewasa ke akar dan ke bagian-bagian system tunas (Campbell.dkk,2003). Kelompok sel tumbuhan tertentu membentuk suatu kelompok sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama dan disebut jaringan. jaringan pada tumbuhan berasal dari pembelahan sel embrional yang berdiferensiasi menjadi bermacam-macam bentuk vang memiliki fungsi khusus. Berdasarkan aktivitas pembelahan sel selama fase pertumbuhan dan perkembangan sel/jaringan tumbuhan, maka jenis jaringan pada tumbuhan dibagi menjadi dua, yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa (permanen) (Aldi, 2010). Dengan adanya perbedaan antara batang dan akar dari tumbuhan Dikotil dan Monokotil, maka dilakukanlah praktikum untuk mempelajari system jaringan, tipe berkas pengangkut, serta tipe stele pada batang dan akar tumbuhan dikotil ataupun monokotil tersebut.

MATERIAL DAN METODE


A. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain silet, mikroskop, dan kaca objek.Sedangkan bahan yang digunakan adalah preparat awetan batang Hibiscus sp, batang Zea mays, akar Zea mays, akar Arachis hipogaea dan tumbuhan yang di gunakan sebagai awetan segar yaitu batang Cytrus sp, dan batang Caladium sp. B. Metode a. Pengamatan Preparat Awetan (batang Hibiscus sp. ,batang Zea mays, akar Zea mays dan akar Arachis hipogaea) Mula-mula memeriksa mikroskop dengan pembesaran lemah untuk mengamati susunan jaringan yang terdapat pada batang. Kemudian membesarkan satu sektor dan irisan tersebut dengan pembesaran kuat. Setelah itu menggambar hasil pengamatan dan memberi keterangan pada gambar tersebut serta menyebutkan tipe berkas pengangkut dan tipe stele masing masing tanaman b. Preparat Awetan Segar (batamg Citrus sp. Dan batang Caladium sp.) Tiap kelompok mencari tanaman monokotil dan dikotil di sekitar, lalu mengambil tanaman terutama pada bagian akar dan batang. Setelah itu mencuci akar dan batang tanaman segar hingga bersih. Selanjutnya membuat preparat dari akar dan batang tersbut dengan cara diiris tipis-utuh dengan menggunakan silet. Kemudian mengamati preparat tersebut di bawah mikroskop hingga ditemukan bagian anatomi preparat batang serta menggambar sesuai bentuk dan ukuran gambar yang diamati kemudian memberikan keterangan pada gambar tersebut.

DATA PENGAMATAN
PENGAMATAN PREPARAT AWETAN

1. Preparat awetan : Batang Hibiscus sp. Perbesaran : 4 x 10

2. Preparat awetan : Batang Zea mays Perbesaran : 4 x 10

Gambar 1. Struktur anatomi Batang Dikotil

Gambar 2. Struktur Anatomi Batang Monokotil

Pada gambar 1, tampak bagian dari Epidermis, Korteks, Endodermis, Floem, Xilem dan Empulur. Tipe batang tersebut adalah Koleteral Terbuka. Sedangkan pada gambar 2, tampak bagian dari Epidermis, Xilem, Floem, Parenkim dan Korteks. Dengan tipe batang Koleteral Tertutup. 3. Preparat awetan : Akar Zea mays Perbesaran : 4 x 10 4. Preparat awetan : Akar Arachis hypogaea Perbesaran : 4 x 10

Gambar 3. Struktur Anatomi Akar Dikotil

Gambar 4. Struktur Anatomi Akar Monokotil

Gambar 3, bagian yang terlihat pada adalah Epidermis, Korteks, Xilem, Floem, Empulur, Endodermis dan Perisikel. Sedangkan pada gambar 4 Endodermis, Korteks, Floem dan Xilem terlihat adanya Epidermis,

PENGAMATAN PREPARAT SEGAR

1. Preparat Segar : Batang Cytrus sp. Perbesaran : 4 x 10

5. Preparat Segar : Batang Caladium sp. Perbesaran : 4 x 10

Gambar 5. Struktur Anatomi Batang Dikotil

Gambar 6. Struktur Anatomi Batang Monokotil

Pada gambar 5 menunjukkan berkas jaringan yang teratur. terlihat adanya Epidermis, Korteks, Floem, Xilem dan Empulur. Sedangkan pada gambar 6 telihat berkas pembuluh yang tersebar. Pada gambar 6, teramati adanya Epidermis, Floem, Xilem, Parenkim dan Korteks.

PEMBAHASAN
Pada praktikum kedua dengan judul Jaringan pada Akar dan Batang Dikotil dan Monokotil, digunakan preparat awetan dan preparat segar sebagai bahan pengamatan. Preparat awetan yang digunakan adalah Batang Hibiscus sp., Batang Zea mays, Akar Zea mays, Akar Arachis hypogaea. Sedangkan preparat segar yang digunakan adalah Batang Cytrus sp., dan Batang Caladium sp. Perbesaraan mikroskop yang dipakai adalah 4x10 dan 10x10. Pada percobaan kali ini, bertujuan untuk mengamati perbedaan batang dan akar dari tumbuhan dikotil dan monokotil. Pada pengamatan struktur batang, dapat dilihat gambar preparat awetan batang Hibiscus sp. (gambar 1) dan preparat awetan batang zea mays (gambar 2). Terdapat perbedaan yang jelas antara gambar 1 (batang dikotil) dan gambar 2 (batang monokotil). Pada gambar 1 berkas pembuluhnya tampak tersusun rapi, sedangkan pada gambar 2 susunan berkas pembuluhnya tidak teratur. Selain berkas pembuluh, dapat juga dilihat dari bagianbagian penyusun batangya. Pada gambar 1, bagian yang terlihat diantaranya adalah epidermis, korteks, endodermis, floem, xilem, dan empulur, sedangkan pada gambar 2 bagian yang terlihat diantaranya adalah epidermis, xilem, floem, parenkim, korteks. Tipe preparat awetan batang hibiscus adalah kolateral terbuka, berbeda dengan tipe preparat awetan batang zea mays yaitu kolateral tertutup. Hasil pengamatan ini tidak sesuai dengan pendapat soerodikoesoemo, yang menyebutkan bahwa bagian penyusun struktur batang dikotil terdiri dari epidermis, korteks, endodermis, perikambium, floem primer, floem sekunder, cambium, xylem sekunder, xylem primer, dan empulur. Serta bagian penyusun struktur batang tumbuhan monokotil diantaranya adalah epidermis, parenkim, sklerenkim, floem, metaxilem, protoxilem. Hal ini terjadi karena kurangnya ketelitian pada saat melakukan pengamatan.

Pada pengamatan struktur akar, terdapat dua preparat awetan yang diamati yaitu preparat awetan akar zea mays (gambar 3) dan preparat awetan akar arachis hipogea (gambar 4). Pada gambar 3 (akar monokotil) terlihat susunan berkas pembuluh yang teratur dan pada gambar 4 (akar dikotil) terlihat susunan berkas pembuluh yang tidak teratur. Bagian penyusun akar monokotil antara lain epidermis, korteks, xilem, floem, empulur, endodermis, perisikel. Sedangkan pada akar dikotil bagian pentusun struktur akarnya adalah epidermis, korteks, endodermis, floem, dan xylem. Jika dibandingkan dengan struktur batang, maka susunan berkas pembuluh pada akar dikotil berkebalikan dengan susunan berkas pembuluh pada batang dikotil. Begitu juga susunan berkas pembuluh pada akar dan batang tanaman monokotil. Hasil pengamatan ini juga tidak sesuai dengan literature yang ada,menurut (Soerodikoesoemo,1993) pada gambar irisan melintang akar dalam keadaan primer bagian penyusun strukturnya antara lain bulu akar, epidermis, korteks, endodermis, floem primer, xylem primer. Hal ini juga disebabkan karena kurang ketelitian pada saat melakukan pengamatan.

Yang terakhir yaitu pengamatan preparat awetan segar batang tanaman citrus sp. (gambar 5) dan batang caladium sp. (gambar 6). Pada kedua gambar ini susunan berkas pembuluhnya sama dengan hasil pengamatan pada preparat awetan batang (gambar 1 dan 2) , hanya saja pada gambar 5 dan 6, bagian-bagian penyususn struktur batang ini tidak jelas seperti pada gambar 1 dan 2. Hal ini terjadi karena kesalahan pada saat membuat preparat, seharusnya batang yang akan digunakan untuk membuat preparat di iris tipis dan utut.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan antara batang dan akar tumbuhan dikotil dan monokotil. Yang tergolong batang dikotil adalah preparat awetan Hibiscus sp dan preparat segar Citrus sp. pada batang dikotil berkas pembuluhnya tersusun secara teratur dengan tipe berkas pembuluh angkut kolateral terbuka dan bikolateral. Sedangkan contoh batang monokotil adalah preparat awetan Zea mays dan preparat segar Caladium sp. berkas pembuluhnya tersusun secara tersebar dengan tipe pembuluh angkut kolateral terutup (amphipasal). Selain batang, akar dikotil juga berbeda dengan akar monokotil. Berkebalikan dengan batang, akar monokotil berkas pembuluhnya tersusun secara teratur sedangkan akar dikotil berkas pembuluhnya tersusun secara tersebar. Contoh dari akar monokotil adalah preparat awetan Zea mays dan preparat awetan Arachis hypogaea sebgai contoh akar dikotil.

REFERENSI

Aldi.2010.Sel dan Jaringan pada Tumbuhan.http://www.tentangbiologi.co.cc. (diakses 25 Maret 2011). Campbell.dkk.2004.Biologi Jilid II Edisi Kelima.Jakarta:Erlangga. Nugroho, Hartanto.dkk.2006.Struktur dan Perkembangan Tumbuhan.Jakarta:Penebar

Swadaya. Reinhardt, Stephen.2008.Jaringan pada Tumbuhan.http://stevenvilan.blog.frienster.com. (diakses 7 April 2011). Soerodikoesoemo, Wibisono.1993.Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan.Jakarta:Penerbit

Universitas Terbuka,Depdikbud.

LAMPIRAN

Jawaban Pertanyaan : 1. Apakah perbadaan letak jaringan pada tumbuhan monokotil dan dikotil baik pada akar maupun batang? Jawab: Letak perbedaannya adalah ada atau tidaknya kambium.

2. Bagaimana air masuk ke dalam xilem? Jawab : Secara apoplas melalui dinding selnya.

3. Jelaskan bagaimana air masuk ke dalam xilem melalui beberapa jaringan akar! Jawab : Pertama-tama air diserap oleh rambut akar, kemudian air masuk atau melewati korteks menuju silinder pusat tapi terlebih dahulu melewati endodermis yang terletak di antara korteks dan stele (silinder pusat). Dimana di endodermis terdapat pita kaspari. Setelah itu air pun diterima oleh xilem baru ke seluruh tubuh.

4. Bagaimana hasil pengamatan pada preparat segar dengan slide awetan? Jawab : Hasil pengamatan pada preparat awetan terlihat jelas dari pada preparat segar. Karena slide awetan diberikan sejenis bahan yang dapat memperjelas bagian yang diamati seperti silica gel. Sedangkan preparat segar tidak diberi perlakuan kecuali direndam dengan air biasa.

You might also like