You are on page 1of 19

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM JARINGAN, ORGAN, DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN DAN HEWAN

OLEH : Nama NIM Asisten : INDAH HAPSARI : J0D111213 : KARTIKA NOVIASARI

PROGRAM STUDI D3 LABORATORIUM SAINS FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU OKTOBER, 2011

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Dalam tubuh hewan dan tumbuhan terdiri dari berbagai penyusun tubuh, salah

satunya adalah organ. Organ merupakan bagian tubuh yang memiliki satu atau lebih fungsi tertentu. Penyusun organ adalah beberapa jenis jaringan yang terorganisir dan saling berkaitan satu dg lainnya. Contoh: usus halus, berfungsi mencerna dan menyerap sari-sari makanan. Struktur usus halus terdiri dari jaringan otot, jaringan epitel, jaringan ikat, dan jaringan saraf. Sedangkan Sistem organ merupakan gabungan dari berbagai organ yang melaksanakan satu fungsi dalam koordinasi tertentu (Kimball, 1992). Pembesaran dan diferensiasi sel-sel terorganisasi menjadi jaringan dan kumpulan jaringan membentuk organ-organ, selanjutnya kumpulan oragan membentuk sistem organ dan menjadi tubuh tumbuhan dan hewan bersel banyak (multiseluler) (Amin, 1994). Jaringan tumbuhan merupakan kumpulan sel-sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama, atau bentuk yang sama fungsi berbeda. Semua jaringan tumbuhan umumnya dibagi menjadi 2 tipe yaitu jaringan merismetik dan jaringan permanen. Jaringan merismatik (muda) dan jaringan permanen (dewasa) bersama-sama membentuk organ-organ tumbuhan yaitu : akar, batang, daun, dan organ reproduksi (bunga, buah dan biji) yang keseluruhannya merupakan tubuh tumbuhan (angiospermae) (Parlan, 1995). Dalam pembahasan juga dibahas tentang sifat-sifat tumbuhan bersel banyak. Sifat dari tumbuhan bersel banyak adalah adanya tingkatan koordinasi dan korelasi yang tinggi antara komponen organ, jaringan dan sel-sel. Jaringan tumbuhan dapat dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan struktur, fungsi danlokasi dari jaringan tersebut. Jaringan pada tumbuhan di bagi menjadi dua tipe, yaitu jaringan meristematik (muda), yang biasanya terdiri atas sel-sel embrional, dinding tipis, kaya akan plasma, vakuolavakuola kecil dan bentuk sel isodiametris, dan jaringan permanen (dewasa), yang

biasanya mempunyai bentuk sudah tetap, tidak mengalami pembelahan, vakuola besar, mengalami penebalan dan plasma sedikit, yang bersama-sama membentuk organ-organ tumbuhan seperti akar, batang, daun, dan organ-organ reprodukdi (bunga, buah,dan biji) yang keseluruhannya merupakan tubuh tumbuhan angiospermae. Ciri-ciri dari jaringan pemanen adalah mempunyai bentuk yang tetap, tidak mengalami pembelahan, vakoula besar, dinding sel mengalami pembelahan, dan mempunyai plasma dalam jumlah sedikit. Berdasarkan bentuk dan fungsinya pada jaringan dewasa sudah dapat dibedakan menjadi : jaringan pengangkut dan jaringan fotosintetik (Kimball, 1992). 1.2 Tujuan Praktikum Untuk mengenal organ organ tumbuhan beserta bagian bagiannya pada Agiospermae. Mengenal organ organ tubuh hewan yang membentuk sistem organ dan mempelajari letak organ terhadap organ lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam tubuh tumbuhan juga terdiri dari beberapa jaringan. Jaringan pokok penyusun organ tumbuhan tingkat tinggi adalah jaringan epidermis, merupakan jaringan penyusun tubuh tumbuhan paling luar dan umumnya terdiri dari selapis sel saja. Berfungsi melindungi bagian dalam organ tumbuhan, sehingga disebut sebagai jaringan pelindung. Jaringan parenkim atau disebut juga jaringan dasar karena merupakan penyusun sebagian besar organ tumbuhan seperti korteks batang dan akar, mesofil daun dan endosperma biji. Parenkim juga merupakan tempat utama berlangsungnya aktivitas penting bagi tumbuhan seperti fotosintesis, respirasi dan penimbunan zat-zat makanan cadangan. Parenkim yang mampu melakukan fotosintesis mengandung banyak kloroplas sehingga disebut klorenkim. Jaringan kolenkim dan sklerenkim berfungsi sebagai jaringan penguat pada tubuh tumbuhan. Jaringan kolenkim terdiri dari sel-sel yang berprotoplas hidup dengan penebalan dinding dari selulosa, hemiselulosa dan pektin. Selnya kadang-kadang juga berisi kloroplas sehingga mampu menjalankan fotosintesis. Terdapat di daerah perifer, misalnya langsung di sebelah dalam epidermis batang atau akar. Jaringan sklerenkim terdiri dari sel-sel yang berdinding tebal dan keras karena telah mengalami lignifikasi yaitu penebalan dari zat lignin (kayu). Pada umumnya terdapat bersama parenkim, misalnya parenkim kortek, yang berfungsi sebagai penguat jaringan lainnya (Amin, 1994). Jaringan hewan dapat dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan fungsi dan strukturnya, yaitu jaringan epitel, jaringan pengikat, jaringan otot dan jaringan syaraf. Jaringan epitel terdiri dari sekumpulan sel yang sangat rapat susunannya sehingga membentuk suatu lembaran, tidak mempunyai substansi interseluler dan cairannya sangat sedikit. Jaringan pengikat (connective tissue) terdiri dari bermacam-macam sel, terdapat substrat interseluler dan berasal dari jaringan mereskim. Ada beberapa jaringan pengikat, salah satunya adalah jaringan hemopoitik (jaringan darah), merupakan suspensi sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan yang disebut plasma darah. Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik dengan jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya. Berdasarkan struktur dan fungsinya,

jaringan otot dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu otot polos, otot lurik dan otot jantung. Jaringan syaraf merupakan jaringan dasar yang terdapat hampir di seluruh jaringan tubuh sebagai jaringan komunikasi (Kimball, 1992). Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil, akar lembaga terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang, pada Monokotil, akar lembaga mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut. (anonim1, 2008) Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam susunan anatominya. 1. Batang Dikotil Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam : a. Epidermis Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus. b. Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim. c. Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel, merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis tumbuhan Gymnospermae. d. Stele/ Silinder Pusat Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan floem. Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar. Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang. berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia

cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan menebalnya pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, lapis-lapis lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun. 2. Batang Monokotil Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutupyang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp) (anonim1. 2008). Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsungdidaun. Anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 bagian : 1. Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis bawah, untuk mencegah penguapan yang terlalu besar, lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Pada epidermis terdapatstoma/mulut daun, stoma berguna untuk tempat berlangsungnya pertukaran gas dari dan ke luar tubuh tumbuhan 2. Parenkim/Mesofil. Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel, yakni palisade (jaringan pagar) dan spons (jaringan bunga karang), keduanya mengandung kloroplast. Jaringan pagar sel-selnya rapat sedang jaringan bunga karang selselnya agak renggang, sehingga masih terdapat ruang-ruang antar sel. Kegiatan fotosintesis lebih aktif pada jaringan pagar karena kloroplastnya lebih banyak daripada jaringan bunga karang. 3. Jaringan Pembuluh daun merupakan lanjutan dari jaringan batang, terdapat di dalam tulang daun dan urat-urat daun (anonim1. 2008).

BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan praktikum dilaksanakan pada hari Senin, 24 Oktober 2011, pukul 08.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Dasar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru. 3.2 Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah 1. Cutter / pisau silet. 2. Loupe 3. Mikroskop, kaca benda,dan kaca penutup 4. Mikroskop binokuler Bahan yang digunakan 1. Tanaman jagung (Zea mays) dari famili poaceae/Graminae 2. Tanaman kembang sepatu (Hibiscus sp), dari famili Malvaceae 3. Tanaman kembang merak (Caesalpinia pulcherima) dari famili Caesalpiniaceae 4. Mencit jantan dan betina (Mus musculus) 5. Ayam (Galus sp.) 3.3 Prosedur Kerja 1. Menuliskan nama spesies dan suku dari spesimen yang digunakan. 2. mengamati organ organ (akar, batang, daun, dan buah) dengan memperhatikan bagian masing 2.1 akar a. menyebutkan sistem perakarannya (akar tunggang atau serabut) b. menggambarkan secara skematis dan melengkapinya dengan keterangan bagian bagiannya, seperti : akar primer (radix primarius) leher akar (collum radici)

2.2 Batang

batang akar (corpus radici) cabang cabang akar (radix lateralis) ujung akar (apex radici) serabut akar (fibrica radiculi) rambut rambut akar (pilus radici) tudung akar (calyptra)

Mengagambarkan secara skematis dan melengkapi dengan keterangan bagian seperti: 2.3 Daun a. Apakah tumbuhan sampel tersebut lengkap atau tidak lengkap. Daun yang lengkap mempunyai : upih daun (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun ( lamina) b. Menggambarkan 2.4 bunga a. menuliskan jenis bunga apakah sampel tumbuhan tersebut (tunggal atau majemuk) b. mengambarkan dan sebutkan bagian bagian : ibu tangkai bunga (pedunculus, rachis) secara skematis sehelai daunnya dan beri keterangan mengenai : Pangkal daun (basis) Ujung daun (apex) Tepi daun (margo) Petulangan daun (nervation) Ibu tulang daun Buku buku batang (nodus) Ruas batang (internodus) Daun (folium) dengan duduk daunnya Daun penumpu (stipula)

tangkai bunga (pedicellus) dasar bunga (receptaculum) daun pelindung (bractea) daun tangkai (bracteola) seludang buang (spatha) daun kelopak dan kelopak bunga (sepala dan calyx) daun mahkota dan mahkota bunga ( petala dan corolla) benang sari (stamen) dengan : tangkai sari (filamentum) dan kepala sari (anthera) putik (pistailum) dengan : 1. bakal buah (ovarium) : daun buah (carpellum), ruang bakal biji (locolus) dan bakal biji (ovulum) 2. tangkai putik (stylus) 3. kepala putik (stigma)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut: KETERANGAN :
1.Kepala putik 2.Putik 3.Benang sari 4.Androginnoporum 5.Mahkota 6.Kelopak 7.Tangkai

Gambar 1. Kembang sepatu (hibiscus rosa-sinensis)


KETERANGAN: 1.Tangkai 2.Kelopak 3.Benang sari 4.Pangkal 5.Batang sari 6.Kepala sari 7.mahkota

Gambar 2. Kembang merak (Ceasalpina pulcherima)

Keterangan 1.Akar 2.Daun 3.Batang 4.Bunga jantan 5.Bunga betina 6.Ruas 7.Tumpuan

Gambar 3a. Tanaman jagung (zea mays)

Keterangan : 1.leher akar 2.batang akar 3.bulu akar

Gambar 3b. Akar jagung

Keterangan 1.daun penumpu 2.ruas batang

Gambar 3c. Batang jagung

Keteranga 1.ibu tulang 2.ujung daun 3.pertulangan daun 4.pangkal daun

Gambar 3d. Daun jagung

Keterangan 1.bunga betina

Gambar 3e. Bunga jagung betina

Keterangan 1.bunga jantan

Gambar 3f. Bunga jagung jantan

Keterangan 1.mencit betina

Gambar 4. Mencit betina

Keterangan 1.mencit jantan

Gambar 5. Mencit jantan

Keterangan 1.ayam

Gambar 6. Ayam 4.2 Pembahasan Tanaman Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Klasifikasi : Regnum : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotylae Ordo : Malvales Famili : Malvaceae Genus : Hibiscus Spesies : Hibiscus rosa-sinensis Tanaman Kembang Merak (Caesalpinia pulcherima) Klasifikasi : Regnum : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotylae Ordo : Rosales

Famili : Caesalphinaceae Genus : Caesalphinia Spesies : Caesalphina pulcherima Mencit Jantan Klasifikasi : Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Subpilum : Vertebrata Class : Mamalia Ordo : Rodentia Famili : Muredae Genus : Mus Spesies : Mus musculus Mencit Betina Klasifikasi : Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Subpilum : Vertebrata Class : Mamalia Ordo : Rodentia Famili : Muredae Genus : Mus Spesies : Mus musculus Ayam Klasifikasi : Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Subpilum : Vertebrata Class : Aves Ordo : Gallusies Famili : Gallusies Genus Spesies : Gallus : Galus sp.

Tanaman Jagung (Zea mays) Klasifikasi : Regnum : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Monokotyladanae Ordo : Gramilanes Famili : Graminae Genus : Zea Spesies : Zea mays

Organ dan sistem organ pada hewan. Dari hasil pengamatan luar mencit, yang terlihat yaitu bagian kepala (mata, telinga, hidung, mulut), bagian badan (empat buah kaki, kuku), dan bagian ekor. Parenkim mesofil mengandung zat warna (anthocyan) yang memberi warna pada bunga. Pada bunga merak mempunyai struktur yang hampir sama dengan bunga sepatu. Yang membedakan

adalah keadaan dan ukuran filamen dan anthera. Pada kembang merak filamennya pendek bila dibandingkan dengan kembang sepatu. Benang sari pada kembang merak terlepas (tidak berlekatan satu sama lain) sedangkan pada kembang sepatu benang sarinya bersatu. Bunga merak mempunyai ciri-ciri yaitu warna mahkota bunga merah mencolok, mahkota dan kelopaknya berkelipatan lima atau empat dan merupakan bunga sempurna, karena memiliki bagian yang sempurna. Ayam termasuk golongan unggas (aves), memiliki ciri-ciri yaitu mempunyai jengger di kepala, jakun/tembolok, sayap, dua kaki, ekor dan seluruh tubuhnya ditumbuhi bulu. Bagian dalam tubuhnya terdapat organ-organ tubuh yang masing-masing memiliki fungsi tertentu. tanaman jagung merupakan tumbuhan biji tunggal

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Sel-sel terorganisasi menjadi jaringan dan kumpulan jaringan membentuk suatu organ dan kumpulan organ tersebut membentuk sistem organdan menjadi tubuh suatu organisme. 2. Jaringan pada hewan berupa jaringan epitel, jaringan saraf, jaringan konektif dan jaringan otot. 3. Jaringan pada tumbuhan terdiri dari jaringan muda (meristematik) dan jaringan dewasa. Jaringan dewasa terdiri dari jaringan epidermis, pengangkut. 4. Organ pada hewan seperti mata, hidung, jantung, kulit, ginjal, hati, usus, lambung, laring, faring, anus, dan lain sebagainya. 5. Organ pada tumbuhan seperti akar, batang, daun, buah, dan bunga. 6. Sistem organ pada hewan seperti sistem pencernaan, reproduksi, pernapasan, peredaran darah, ekskresi, endokrin dan saraf. parenkim, sklerenkim, kolenkim, dan jaringan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2008.organ tumbuhan www.gurungeblog.wordpress.com diakses tanggal 25 okt 2011 Amin. 1994.Fisiologi Hewan daan Tumbuhan. Karunika. Jakarta. Kimball, J. W. 1992. Biologi Jilid I.Erlangga. Jakarta. Parlan.V. F. 1995. Panduan Belajar Biologi. Yudistira. Jakarta.

You might also like