You are on page 1of 19

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim. Segala puji bagi Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan makalah yang berjudul Perawatan Kateter Urine Permananen dan Menggunakan Pispot dan Pot Urinal dapat diselesaikan oleh kelompok 8. Shalawat beriring salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah Saw, keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah di jalan-Nya hingga akhir hayat. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang keperawatan, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh kelompok dengan berbagai rintangan. Baik itu yang dating dari individual kelompok maupun yang dating dari luar. Namun penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari tuhan akhirnya makalah ini dapat di selesaikan. Team kelompok juga mengucapkan terima kasih kepada DOsen Pembimbing yaitu Isneini yang telah membimbing kami agar dapat mengerti tentang bagaiamana cara kami menyusun makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami mohon untuk saran dan kritikkannya supaya kedepannya akan lebih baik dari sebelumnya. Banda aceh, 09 Januari 2011 Kelompok 8

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... DAFTAR ISI................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN............................................................................... A.Latar Belakang....................................................................................... B.Tujuan..................................................................................................... BAB II PERAWATAN KATETER URINE PERMANEN........................ A.Pengertian konsep dasar perawatan kateter Urine.................................. B.Jenis-Jenis Kateter Urine........................................................................ C.Indikasi Pemasangan Kateter.................................................................. D.Kontra Indikasi Pemasangan Kateter..................................................... E.Persiapan, Tempat dan Alat.................................................................... F.Perawatan................................................................................................ G.Perawatan Kateter................................................................................... H.Evaluasi dan Dokumentasi..................................................................... I.Pengkajian Ulang..................................................................................... BAB III MENGGUNAKAN PISPOT DAN POT URINAL....................... A.Pengertian dan Prosedur Penggunaan Pispot......................................... B.Jenis-jenis Pispot.................................................................................... C.Indikasi................................................................................................... D.Kontraindikasi........................................................................................ E.Persiapan................................................................................................. F.Prosedur Tindakan.................................................................................. G.Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan.......................................................... H.Dokumentasi .......................................................................................... BAB IV PENUTUP........................................................................................ A.Kesimpulan............................................................................................. B.Saran-Saran............................................................................................. DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................

i ii 1 1 1 2 2 2 3 3 3 4 7 8 9 11 11 11 12 12 12 13 13 14 15 15 16 17

ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan eliminasi terdiri dari kebutuhan eliminasi alvi (berhubungan dengan defekasi)dan kebutuhan eliminasi urine (berhubungan dengan berkemih) dalam memenuhi kebutuhan eliminasi sangat diperlukan pengawasan terhadap masalah yang berhubungan dengan gangguan kebutuhan eliminasi, seperti obstipasi, inkontinersia, retensi, urine, dan aktivitas sehari-hari. Untuk memenuhi kebutuhan eliminasi, ada beberapa prosedur keperawatan yang dapat dilakukan. Diantaranya pemenuhan kebutuhan eliminasi alvi dengan pispot, tindakan keperawatan ini dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan eliminasi alvi secara mandiri di kamar kecil, dilakukan dengan menggunakan pispot. B. Tujuan 1. Tujuan Umum a. Untuk mengetahui perawatan gambaran hateter urine b. Untuk mengetahui gambaran tentang cara mengugunakan pispot dan pot urinal 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui konsep dasar kateter urine b. Mengetahui persiapan pemasangan kateter urine c. Mengetahui prosedur perawatan kateter urine d. Mempraktekkan cara perawatan kateter urine e. Evaluasi dan dokumentasi menggunakan pispot

BAB II PERAWATAN KATETER URINE PERMANEN

A. Pengertian konsep dasar perawatan kateter Urine Kateter adalah sebuah alat berbentuk pipa yang dimasukkan dalam kandung kemih dengan maksud mengeluarkan air kemih dari tempat tersebut. Kateterisasi adalah memasukkan kateter kedalam kandung kemih melalui uretra. B. Jenis-Jenis Kateter Urine 1. Macam-macam kateter menurut cara pemakaiannya, yaitu: Pemakaian sementara Pemakaian menetap Kolley kateter (kateter yang mempunyai balon pada ujungnya) Kateter Pezzer (kateter seperti malecot, hanya kecil) Kateter Aliquet (kateter yang ujungnya melingkar) Kateter Melecot (kateter yang seperti kembang) Kateter Thiemanu (seperti kateter nelaton, hanya ujungnya lebih kecil dan keras).

2. Macam-macam kateter menurut bentuknya yaitu :

C. Indikasi Pemasangan Kateter Kateterisasi dilakukan pada pasien 1. Yang akan melakukan retensi rnine 2. Yang akan diperiksa urinenya 3. Yang akan melakukan foto rongent 4. Yang terkena inkontenensia urine 5. Yang akan menjalani operasi/pembedahan. D. Kontra Indikasi Pemasangan Kateter 1. Adanya penyakit infeksi pada daerah vulva 2. Infeksi; uretra 3. Batu yang menutup uretra. 4. Kanker Badder, Uretra. E. Persiapan, Tempat dan Alat 1. Persiapan Pasien diberitahukan dan dipersiapkan dalam sikap Dorsal Recumbent. 2. Perawat a) Perawat memberi salam pada saat memasuki ruangan pasien, dan memberitahukan tindakan yang akan dilakukan. b) Memasang sampiran atau tutup jendela dan pintu, apabila pasien mempunyai ruangan sendiri.

c) Pakaian pasien dikeataskan pasang perlak dan alasnya dibawah bokong pasien. d) Perawat mencuci tangan saat akan melakukan kateterisasi. e) Letakkan bengkok dekat bokong pasien f) Tutup bak steril dibuka, ambil sarung tangan dengan korentang dan memakainya jika menggunakan pinset, pakai sarung tangan sebelah kiri, dan pinset sebelah kanan. 3. Tempat a) Ruang khusus; tidak memerlukan sampiran atau tirai b) Ruang 4. Alat-alat a) Kateter steril yang ukurannya telah disesuaikan dengan pasien. b) Kapas sublimat steril dalam tempatnya c) Kain kasa bila perlu. 5. Hal-hal yang harus diperhatikan a) Pengawasan terhadap pasien dengan kateter permanen b) Pastikan tidak terjadi oubstruksi pada tube atau selang kateter c) Pastikan letak kantung urine lebih rendah dari kantung kemih pasien d) Pastikan selang kateter terpasang dengan baik dan tertutup e) Observasi aliran urine setiap 3 jam mencatat warna dan bau f) Pastikan kateter terfiksasi dengan benar dan observasi kulit dan sekitarnya g) Laporkan tanda-tanda iritasi atau keluhan tidak nyaman, dan perubahan kateter atau jumlah drainase. F. Perawatan Setelah katater terpasang, meatus urinaritas harus tetap bersih dan bebas dari sekret. Daerah sekitar meatus dicuci setiap hari dengan larutan yang diizinkan oleh fasilitas anda di beberapa tempat, prosedur ini dilakukan setiap giliran dinas. pasien tersendiri; memerlukan, sampiran atau tirai (kemungkinan pasien merasa malu).

Perawatan kateter dapat dilakukan: Saat perawatan rutin di pagi hari Sebagai bagian dari perawatan perineum Sebagai prosedur terpisah.

1. Prosedur Perawatan Kateter Untuk Wanita a) Lakukan tindakan aural prosedur b) Ingatlah untuk mencuci tangan, mengidentifikasi pasien dan member privasi. c) Siapkan peralatan yang diperlukan Sarung tangan sekali pakai Pelindung tempat tidur (perlak) Selimut mandi Kantong plastic untuk mandi Peralatan-peralatan kateter harian Larutkan antiseptic Lidi kapas steril Plaster

d) Pastikan bahwa penghalang tempat tidur disisi berlawanan sudah terpasang dengan aman berposisi terlentang pada pasien, kaki dibuka dan lutut menekuk, jika diizinkan. e) Selimut pasien dengan selimut mandi dan lipat selimut tempat tidur sampai ke kaki tempat tidur. f) Minta pasien untuk mengangkat pinggulnya, letakkan pelindung tempat tidur (perlak ) di bawah pasien. g) Atur letak selimut mandi sehingga hanya bagian genital saja yang terbuka h) Atur peralatan kateter dan kantong plastik diatas meja overbed, buka peralatan tersebut i) Pakai sarung tangan dan pasang tirai

j) Buka labra Gunakan lidi kapas garu yang dicelupkan ke dalam larutan antiseptik, usap dari depan ke belakang k) Lepas sarung tangan dan buang ke dalam kantong plastik l) Periksa kateter untuk memastikan bahwa sudah diplaster dengan tepat plaster kembali dan atur kekencangannya bila perlu m) Periksa untuk memastikan bahwa selang telah dirapatkan ketempat tidur, dan gantung lurus ke bawah kantong drainase. n) Rapikan kembali seprai dan selimut dan angkat selimut o) Lipat selimut mandi dan tinggalkan di kamar untuk digunakan kembali. p) Ingatlah untuk mencuci tangan setelah melakukan prosedur perawatan kateter. Laporkan penyelesaian tugas dan mendokumentasi waktu, tanggal, perawatan kateter, larutan antiseptik yang digunakan dan reaksi pasien. 2. Prosedur Perawatan Kateter Untuk Pria a) Lakukan semua tindakan awal prosedur. b) Ingatlah untuk mencuci tangan, mengidentifikasi pasien dan member privasi c) Siapkan peralatan yang diperlukan Sarung tangan sekali pakai Pelindung tempat tidur (perlak) Selimut mandi Kantong plastik untuk mandi Peralatan-peralatan kateter harian Larutkan antiseptik Lidi kapas steril Plaster

d) Pastikan bahwa penghalang tempat tidur disisi berlawanan sudah terpasang dengan aman berposisi terlentang pada pasien, kaki dibuka dan lutut menekuk, jika diizinkan e) Selimut pasien dengan selimut mandi dan lipat selimut tempat tidur sampai ke kaki tempat tidur f) Minta pasien untuk mengangkat pinggulnya, letakkan pelindung tempat tidur (perlak) di bawah pasien g) Atur letak selimut mandi sehingga hanya bagian genital saja yang terbuka h) Atur peralatan kateter dan kantong plastik diatas meja overbed, buka peralatan tersebut i) Pakai sarung tangan dan pasang tirai j) Pegang penis dengan lembut dan tarik kulit luarnya ke belakang, jika pasien tidak disirkum sisi k) Lepas sarung tangan dan buang ke dalam kantong plastik l) Periksa kateter untuk memastikan bahwa sudah diplaster dengan tepat, plaster kembali dan atur kekencangannya bila perlu m) Periksa untuk memastikan bahwa selang telah dirapatkan ketempat tidur, dan gantung lurus ke bawah kantong drainase. n) Rapikan kembali seprai dan selimut dan angkat selimut mandi o) Lipat selimut mandi dan tinggalkan di kamar untuk digunakan kembali. p) Ingatlah untuk mencuci tangan setelah melakukan prosedur perawatan kateter. Laporkan penyelesaian tugas dan mendokumentasi waktu, tanggal, perawatan kateter, larutan antiseptik yang digunakan dan reaksi pasien. G. Perawatan Kateter a) Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan prosedur tindakan b) Upayakan agar klep pada sistem drainase tidak menyentuh pemrukaan yang terkontaminasi

c) Jangan membuka titik-titik penghubung pada sistem drainase untuk mengambil spesimen urine d) Apabila sambungan selang drainase terputus, jangan menyentuh bagian ujung kateter atau selang, bersihkan ujung selang dan keteter dengan larutan anti mikroba sebelum menyambung kembali e) Pastikan bahwa setiap klien memiliki wadah terpisah untuk mengukur urine guna mencegah kontaminasi silang f) Cegah pengumpulan urine di dalam selang dan refluk urine kedalam kandung kemih. Hindari meninggikan kantung drainase melebihi ketinggian kandung kemih klien Apabila perlu meninggikan kantung selama memindahkan klien ke tempat tidur atau ke sebuah kursi roda, mula-mula klien selang atau kosongkan isi seleng ke dalam kantung drainase Hindari lekukan selang yang besar, terbentang di atas tempat tidur Alirkan drainase urine dari selang ke kantung keluarkan semua urine dari selang ke dalam kantung drainase. g) Hindari menekuk atau mengklaim selang dalarn jangka waktu lama h) Kosongkan kantung drainase sekurang-kurangnya setiap 8 jam. Apabila tercatat bahwa keluaran urine banyak, kosongkan kantung dengan lebih sering. i) Lepaskan kateter segera setelah kondisi medis memungkinkan. j) Plaster atau fiksasi kateter dengan benar untuk klien. k) Lakukan praktik higiene rutin berdasarkan kebijakan lembaga dan setelah defekasi atau inkontinensia urine. H. Evaluasi dan Dokumentasi a. Evaluasi 1. Inswelling catheter masuk secara benar, straight catheter masuk dan dilepas tanpa menimbulkan rasa sakit 2. Klien merasa nyaman 3. Palpasi kandung kemih bila klien masih merasa tidak nyaman b. Dokumentasi

1. Catat waktu perawatan luka, kondisi luka, cara perawatan I. Pengkajian Ulang a. Pengkajian 1. Kaji klien 2. Tentukan kateter yang akan digunakan b. Perencanaan 1. Mencuci tangan 2. Persiapan alat c. Implementasi 1. Persiapan klien, pertahankan privasi klien selama tindakan dilakukan 2. Dengan menggunakan sarung tangan bersih, cuci area genitalperineal dengan air hangat dan sabun. Keringkan 3. Buka sarung tangan bersih 4. Pasang perlak/pengalas di bawah bokong klien 5. Atur pencahayaan. Dekatkan lampu sorot kearah klien (jika diperlukan) 6. Buka set steril. Ciptakan area steril 7. Buka set kateter dengan hati-hati dan singkirkan kemasan plastic luar 8. Gunakan sarung tangan steril 9. Cek balon pada kateter dengan cara memasukkan cairan menggunakan spuit sebanyak 2-3 cc. Jika kondisi balon baik, keluarkan kembali cairan tersebut 10. Isi spuit dengan aqua steril sebanyak 10 30 cc (sesuai petunjuk pada kemasan kateter) 11. Pasang laken bolong, sehingga hanya area perineal saja yang terlihat 12. Lakukan vulva hygiene 13. Ambil kateter dan berikan jelly diujung kateter dengan mempertahankan teknik steril 14. Dekatkan bengkok ke bawah perineum klien 15. Masukkan kateter dengan bantuan pinset sampai urin mengalir

16. Ketika urin mengalir, pindahkan tangan yang tidak dominant dari labia atau dari penis ke kateter, 2 cm dari meatus untuk menahan kateter agar tidak terdorong ke luar 17. Tangan dominan menghubungkan ujung kateter ke urin bag 18. Pada inswelling catheter, isi balon dengan aqua steril yang sudah dipersiapkan, kemudian tarik kateter kira-kira 2,5 cm untuk memastikan apakah kateter sudah terfiksasi dengan baik 19. Lepaskan sarung tangan steril 20. Plester kateter (pria ke abdomen bag. bawah, wanita kearah paha) 21. Bantu klien mendapatkan posisi yang nyaman 22. Bereskan alat 23. Cuci tangan

10

BAB III MENGGUNAKAN PISPOT DAN POT URINAL

A. Pengertian dan Prosedur Penggunaan Pispot Pispot adalah alat bantu yang digunakan untuk membantu pasien pada waktu buang air besar dan buang air kecil di atas tempat tidur, karena pasien tidak melakukannya sendiri. B. Jenis-jenis Pispot 1. Pispot 2. Kursi untuk buang air besar yaitu pispot yang di pasang di kursi roda.

11

C. Indikasi 1. Menampung tinja atau air kemih 2. Mengurangi pergerakan pasien 3. Menjaga kebersihan 4. Mengetahui adanya kelainan dari tinja atau air kemih 5. Membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan eliminasi buang air besar dan buang air kecil. D. Kontraindikasi 1. Pada pasien yang tidak jalan 2. Pada pasien yang masih harus istirahat di tempat tidur 3. Pada pasien yang membutuhkan, misalnya harus di periksa secara macroskopis. E. Persiapan 1. Persiapan pasien Sebelumnya pasien diberi penjelasan terlebih dahulu Sebelumnya perawat harus sudah mengerti hal-hal yang harus dilakukan dan hal-hal yang harus di perhatikan sesuai dengan prosedur tindakan. 3. Persiapan lingkungan atau tempat Selimut atau kain penutup Bel (bila memungkinkan) Tirai atau sampiran. Pispot Tissue toilet Baskom berisi air hangat Kain pengalat Handuk yang bersih Sabun cair Sarung tangan sekali pakai 2. Persiapan perawat

4. Persiapan alat-alat

F. Prosedur Tindakan

12

1. Pintu di tutup, sampiran atau tirai di pasang 2. Pakaian bawah di tinggalkan, selimut atau kain penutup di pakai 3. Pasien di minta untuk membengkokkan lutut dan bokongnya 4. Pispot di sorongkan di bawah bokong pasien 5. Pada pasien yang tidak dapat mengangkat bokongnya, tangan kiri perawat memegang punggung pasien dan bokong pasien diangkat dengan tangan kanan, perawat mendorong pispot ke bawah penderita, sehingga posisinya tepat dan nyaman 6. Pada pasien yang dapat cebok sendiri, perawat hanya menolong menyiramkan airnya saja, sampai pasien selesai cebok, dan terakhir mencuci menggunakan sabun 7. Pada pasien yang tidak bisa cebok sendiri setelah pispot diangkat, pasien di miringkan, tangan kiri petugas membuka bokong pasien, tangan kanan membersihkan anus dengan tissue toilet lalu buang ke dalam pispot lalnrkan beberapa kali sampai bersih 8. Bokong di keringkan dengan kain pengalas 9. Kemudian pasien di tidurkan kembali seperti semula 10. Selimut di bereskan dan pakaian pasien di pakaikan kembali 11. Pintu dan tirai dibuka kembali 12. Alat-alat di bawa ke belakang. G. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan 1. Bila tidak dapat di tolong oleh seorang perawat, misalnya pasien gemuk, haemigplegia dll, maka di perlukan lebih dari satu orang perawat dan caranya adalah sebagai bergikut : Bila dua orang perawat. Perawat berdiri di sebelah kanan dan kiri pasien, satu orang perawat tangan dan mengangkat dengan dua perawat yang lain membantu sambil menyorongkan pispot. Bila tiga orang perawat, dua orang berdiri di sebelah kanan kanan pasien dan satu lagi berdiri di sebehah pasien (sebaliknya) dua orang perawat

13

mengangkat pasien dan satu orang menyorongkan pispot sambil membantu dan mengangkat bokong pasien. 2. Menggunakan pispot yang bersih dan kering 3. Menggunakan sarung tangan sekali pakai dan cuci tangan anda segera sebelum dan sesudah melaksanakan prosedur untuk mencegah penularan penyakit ke orang lain dan juga ke diri anda sendiri 4. Memberi privasi pada pasien. Cobalah untuk membuat pasien senyaman mungkin selama prosedur tindakan. 5. Pasien akan menggunakan bel panggil bahwa ia sudah selesai, jawab bel panggil tersebut secepat mungkin. 6. Melaporkan penyesuaian tugas dan mendukomentasikan waktu, berkemih/defikasi serta jumlah karater dan reaksi pasien (iika perlu) 7. Sebaiknya memberikan pispot jangan waktu makan, berkunjung atau menerima tamu kunjungan (visite) Dokter. H. Dokumentasi a. Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar catatan klien b. Catat tanggal dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan dan tanda tangan/paraf pada lembar catatan klien

14

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan 1. Kateterisasi dapat ditakukan pada penderita yang akan dilakukan : Retansi urine Pemeriksaan urine steril Foto didaerah kantung kemih Inkontinensia urine Operasi/pembedahan

2. Penindakan kateterisasi juga dapat menimbulkan komplikasi dan infeksi. 3. Dalam penindakan kateterisasi, kita harus dengan ketat memperhatikan masalah sterilisasi. 4. Tujuan melaksanakan kateterisasi adalah a. Tujuan Umum Untuk mengetahui perawatan gambaran hateter urine Untuk mengetahui gambaran tentang cara mengugunakan pispot dan pot urinal b. Tujuan Khusus Mengetahui konsep dasar kateter urine Mengetahui persiapan pemasangan kateter urine Mengetahui prosedur perawatan kateter urine Mempraktekkan cara perawatan kateter urine Evaluasi dan dokumentasi menggunakan pispot

15

B. Saran-Saran 1. Sewaktu akan melaksanakan kateterisasi, kita harus memakai teknik aseptic. 2. Agar pada saat melakukan kateterisasi, tidak satupun cara/prosedur tindakan diabaikan atau ditiadakan sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. 3. Agar konsep sterilisasi benar-benar dijaga, sehingga tidak terjadi komplikasi dan infeksi. 4. Sebelum melakukan kateterisasi, kita harus terlebih dahulu mengetahui manfaat, tujuan dan resiko apa yang akan ditimbulkan oleh penindakan ini. 5. Tetap melakukan pengawasan terhadap pasien dengan kateter permanen, dan memastikan jika sewaktu-waktu terjadi komplikasi dan infeksi.

16

DAFTAR PUSTAKA

Dalam Praktik. (ed.1). Jakarta; Buku Kedokteran egc. Depkes RI. 2000. Keperawatan Dasar Ruangan Jakarta. Iqbal Wahid, dkk (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori & Aplikkasi Www.google.com

17

You might also like