You are on page 1of 8

STRUKTUR BATUAN SEDIMEN

Secara umum menurut Tucker (1975) struktur pada batuan sedimen dapat dibagi menjadi beberapa macam menurut waktu relatif terbentuknya struktur tersebut dengan waktu diagenesis batuan. Yaitu struktur yang terbentuk saat sedimentasi (Syndeposisional structure), struktur yang terbentuk setelah sedimentasi (Postdeposisional structure), dan struktur yang terbentuk setelah litifikasi yang disebabkan proses erosi (Erosional structure) serta struktur yang dihasilkan dari aktivitas organisme (Biogenic structure). A. Syndeposisional structure 1. Gradded Bedding Gradded bedding atau perlapisan bergradasi adalah suatu struktur sedimen berupa penyortiran ukuran butiran batuan dari butiran yang berukuran lebih besar hingga butiran yang berukuran lebih halus. Secara umum struktur sedimen ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu Normal Gradation dan Reverse Gradation. Normal Gradation adalah suatu struktur gradasi yang urutan ukuran butirnya di bagian atas berukuran lebih halus dibanding ukuran butir di bagian bawah. Sedangkan Reverse Gradation memiliki urutan penyortiran batuan yang berkebalikan dengan Normal Gradation, yaitu di bagian atas berukuran lebih besar dibanding butiran yang dibawahnya. Lebih lanjut Nichol (1999) membagi struktur gradasi ini menjadi dua macam berdasarkan perlapisan pada gradasi batuan. Pertama adalah gradasi yang berada pada satu lapisan batuan dan kedua adalah gradasi yang dipisahkan oleh perlapisan. Asing asing dari keduanya dibagi lagi menjadi gradasi normal dan gradasi terbalik.

Gambar 1. Macam macam gradasi Sumber: Gary Nichol, 1999

2. Current Ripple Current ripples atau riak arus adalah suatu struktur Sadiman yang terbentuk saat material sedimen diendapkan. Current ripple adalah bentukan alas berukuran kecil yang terbentuk karena pengaruh pemisahan lapisan batas pada lapisan pasir (Baas, 1999 dalam Nichol, 1999). Pembentukan current ripple ini sangat berkaitan dengan arus agen yang mengendapkan material sedimen tersebut. Oleh karena itu, current ripple dapat dijadikan alat analisis dalam penentuan arah arus yang mengendapkan sedimen tersebut. Current ripple biasanya berbentuk asimetris dengan dimensi sentimeter hingga meter. Bentuk asimetris ini berkaitan dengan arah aliran purba yang mengendapkannya. Kemiringan current ripple berbeda pada dua lerengnya. Lereng yang landai disebut stoss side yang menandakan arah datangnya arus, sedang lereng yang terjal disebut Lee side yang menandakan arah perginya arus.

Gambar 2. Proses terbentuknya current ripple Sumber: Gary Nichol, 1999

Current ripple ini sangat berkaitan dengan terbentuknya silang siur. Namun karena dimensi current ripple yang hanya beberapa sentimeter, maka yang terbentuk bukanlah Crossbedding melainkan Cross-lamination. Pembentukan Cross lamination ini juga bergantung pada jenis current ripple yang terbentuk, jika current ripple yang terbentuk cenderung lurus atau linier, maka silang sirup yang terbentuk pun lurus atau datar. Sedangkan makin melengkung current ripple yang terbentuk, maka silang siur yang terbentuk juga melengkung atau berbentuk kurva.

Gambar 3. Macam Cross-lamination yang terbentuk Sumber: Gary Nichol, 1999

Gambar 4. Macam bentuk current ripple Sumber: Gary Nichol 1999

3. Dune Dune atau gunduk adalah bentukan yang sama dengan current ripple namun dengan dimensi yang jauh lebih besar (biasanya meter hingga puluhan meter). Sama dengan current ripple, dune juga erat kaitannya dengan silang siur, dan karena dimensinya yang cukup besar, silang siur yang dihasilkan adalah Cross-bedding

4. Perlapisan (Bedding) Perlapisan atau bedding adalah suatu struktur sedimen yang berupa pemisahan material sedimen yang diendapkan pada waktu yang berbeda, material sedimen yang dimaksud bisa sama satu sama lain atau berbeda. Perlapisan biasanya dibatasi oleh batas perlapisan yang jelas antara dua lapisan yang berbeda.

5. Laminasi (Lamination) Struktur laminasi sama dengan struktur perlapisan hanya saja memiliki dimensi yang lebih kecil. Jika perlapisan bisa memiliki ketebalan hingga beberapa meter, maka laminasi hanya memiliki ketebalan kurang dari 1 cm. Laminasi juga ada beberapa macam berdasarkan bentuk laminasinya.

a.

b.

c.
Gambar 5.a. contoh laminasi sejajar (paralel lamination) 5.b. laminasi bergelombang (Wavy) 5.c. laminasi melensa (Lenticular) Sumber: Robert V. Demicco & Lawrence A. Hardie, 1994

B. Post-deposisional structure 1. Mudcrack Mudcrack adalah bentukan has pada sedimen berukuran lanau hingga lempung yang mengalami keretakan pada permukaan lapisan yang berkontak dengan udara saat proses deposisinya. Mudcrack ini dihasilkan dari proses dedikasi (proses keluarnya air dari tubuh batuan) yang menyebabkan terjadinya pengerutan volume batuan sehingga batuan tersebut menjadi pecah pecah. Struktur mudcrack ini sering digunakan sebagai Key bed untuk menentukan bagian atas dari suatu perlapisan, karena mudcrack hanya dapat terbentuk pada bagian atas suatu lapisan.

Gambar 6. Contoh Mudcrack Sumber: Gary Nichol, 1999

2. Laminasi atau perlapisan konvolut Perlapisan konvolut adalah jenis perlapisan yang kenampakannya mirip dengan perlipatan pada struktur geologi akibat tektonik. Bedanya lipatan adalah gaya yang membentuknya, jika lipatan terbentuk karena gaya tektonik, perlapisan konvolut terbentuk karena gaya beban atau karena gaya gravitasi.

a. b. Contoh perlapisan konvolut (7.a) dari Widiasmoro dkk., 2005 dan contoh laminasi konvolut (7.b) dari Demicco & Hardie, 1994.

C. Erosional Structure 1. Sole Marks Sole Marks adalah struktur berskala kecil pada permukaan lapisan yang disebabkan oleh proses erosi (Nichols, 1999). Struktur yang disebabkan erosi ini akan berbentuk cekungan pada permukaan lapisan yang disebabkan penggerusan oleh agen erosi. Nichols (1999) membagi struktur ini menjadi dua, yaitu Scour Marks, yaitu struktur yang disebabkan oleh erosi oleh air yang memiliki arus turbulen, dan yang kedua adalah tool Marks yaitu struktur yang dihasilkan oleh proses erosi oleh material yang dibawa oleh air. Scour Mark ini oleh Nichol dibagi lagi menjadi dua berdasarkan faktor yang menyebabkan adanya arus turbulen yaitu flute Mark dan obstacle scour. Perbedaanya adalah pada flute Mark arus turbulen tercipta oleh air itu sendiri, namun pada obstacle scour arus turbulen disebabkan adanya penghalang. Kedua struktur ini memiliki kesamaan berupa bentuknya yang asimetri. Pada flute Mark, jika ia terisi oleh material lain yang terendapkan setelahnya, maka bentukan tersebut disebut flute Cast. Jadi flute Mark adalah struktur yang dimiliki lapisan di bagian bawah, sedangkan flute cast adalah struktur yang dimiliki oleh lapisan selanjutnya yang lebih muda. Kekhasan ini menjadikan flute cast dan flute Mark sering dijadikan sebagai Key Bed penentu urutan batuan.

Gambar 9. Macam macam struktur scour Mark Sumber: Gary Nichol, 1999

Tool Mark oleh Nichol juga dibagi lagi menjadi dua berdasarkan jenis gerakan Transport material yang mengerosi. Jika material tersebut tertransport secara sliding atau Rolling maka struktur yang terbentuk adalah grooves yang memiliki bentuk cekungan memanjang. Sedangkan bila material tertransport secara saltasi, maka struktur yang terbentuk adalah bounce Mark yang berbentuk cekungan cekungan berjajar.

Gambar 9. Macam macam struktur akibat erosi Sumber : Gary Nichols, 1999

D. Biogenic structure Pada umumnya struktur biogenik ini berupa fosil jejak yang dihasilkan dari aktivitas organisme pada masa lampau. 1. Burrowing dan borring Struktur ini dihasilkan dari aktivitas pengeboran oleh organisme saat sedimen tersebut masih bersifat lunak atau belum terlitifikasi. Sebaliknya, borring adalah struktur yang dihasilkan dari pemboran oleh organisme saat sedimen tersebut telah mengeras atau telah terlitifikasi. Di alam kedua struktur ini sulit dibedakan. Umumnya burrowing dan borring berbentuk tabung dengan arah bisa horizontal atau vertikal. Perbedaan arah ini yang nantinya akan merepresentasikan energi lingkungan sedimen tersebut diendapkan. Jika yang dominan adalah borring atau burrowing yang berarah vertikal, maka kita bisa menyimpulkan bahwa energi lingkungannya tinggi. Sedangkan kebalikannya, jika yang dominan adalah borring atau burrowing yang berarah horizontal maka kita bisa

menyimpulkan bahwa energi lingkungan pengendapan sedimen tersebut rendah. Namun kedua hal itu akan berkebalikan jika sedimen diendapkan di daerah slope.

Gambar 10. Contoh struktur burrowing Sumber: Robert V. Demicco & Lawrence A. Hardie, 1994 E. Chemical Anorganic Structure Dalam Widiasmoro, dkk. (2005) juga disebutkan adanya struktur batuan sedimen yang disebabkan oleh proses kimiawi yang nonorganik. Contohnya adalah stylolite (akibat pelarutan), nodul dan konkresi yang termasuk struktur akresi, serta septaria yang merupakan struktur komposit. Selain itu ada juga struktur ooides dan struktur pisoides yang mana batunya disebut oolites dan pisolites. Perbedaan keduanya adalah pada ukuran diameter, dimana pisoide memiliki diameter yang lebih besar. Dalam Demicco & Hardie (1994) juga disebutkan struktur dendritic pada tufa dan juga spheleoterm serta travertine pada batugamping.

Gambar 11. Contoh dendritik tufa Sumber: Demicco & Hardie, 1994

Gambar 12. Contoh pisoide Sumber : Demicco & Hardie, 1994

DAFTAR PUSTAKA

Demicco, Robert V. & Hardie, Lawrence A. 1994. Sedimentary Structure and Early Diagenetic Features of Shallow Marine Carbonate Deposits. Oklahoma: SEPM (Society for Sedimentary Geology) Nichols, Gary. 1999. Sedimentology and Stratigraphy. Oxford: Wiley-Blackwell Widiasmoro, S., dkk. 2005. Bahan Kuliah Petrologi Batuan Sedimen. Yokyakarta: Uneversitas Gadjah Mada

You might also like