You are on page 1of 21

MAKALAH KEPERAWATAN DEWASA I CA COLON

Disusun Oleh: Kelompok B1 1. 2. 3. 4. 5. 6. Ahmad Amar Hamdhani Aminur Itrasari Andri Nurudin Anis Ovianansari Ayu Fiaka Dhin Catur Sari Nurmaninatri 7. Cindi Puspita sari Haji Jafar 8. Cyntia Zana Sofiana 9. Desi Nur Anggraeni 10. Dessy Kusumawardani 11. Desy Puspita Anggraini 12. Dewi Ranti Utami

KELAS B SEMESTER 3

STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2012 / 2013

Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr.Wb. Alhamdulillahirrabilalamin, segala puji syukur bagi Allah SWT atas segala nikmat yang selalu dilimpahkan kepada hamba-hambaNya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rassullah Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan pengikut beliau yang istiqomah sampai akhir nanti. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Ca Colon Makalah keperawatan Dewasa 1 ini disusun sebagai pembelajaran mata kuliah Ilmu Keperawatan Dewasa 1 dan bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang apa saja yang berhubungan dengan Ca Colon di kelompok kami. Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing Keperawatan Dewasa yang telah memberi pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan makalah keperawatan dewasa 1, Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun penyusun dan kami menyadari sebagai manusia pasti masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini, untuk itu diperlukan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk memperbaiki penyusunan berikutnya. Wassalamualaikum Wr.Wb.

Yogyakarta, 21 Desember 2012

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata pengantar ............................................................................................................. Daftar Isi......................................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................................... B. Tujuan Pembelajaran.......................................................................................... BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Ca Colon................................................................................................. B. Gejala Ca Colon................................................................................................... C. Etiologi................................................................................................................ D. Patofisiologi........................................................................................................ E. Klasifikasi............................................................................................................ F. Komplikasi .......................................................................................................... G. Manifestasi Klinis................................................................................................ H. Stadium Klinis...................................................................................................... I. Pemeriksaan Penunjang ..................................................................................... J. Penatalaksanaan Medis ...................................................................................... K. Asuhan Keperawatan.......................................................................................... BAB III PENUTUP A. Kesimpulan......................................................................................................... B. Saran .................................................................................................................. Daftar Pustaka................................................................................................................ 2 2 4 5 6 6 7 8 8 9 11 16 16 17 1 1 i ii

ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Colorectal Cancer atau dikenal sebagai Ca. Colon atau Kanker Usus Besar adalah suatu bentuk keganasan yang terjadi pada kolon, rektum, dan appendix (usus buntu). Di negara maju, kanker ini menduduki peringkat ke tiga yang paling sering terjadi, dan menjadi penyebab kematian yang utama di dunia barat. Untuk menemukannya diperlukan suatu tindakan yang disebut sebagai kolonoskopi, sedangkan untuk terapinya adalah melalui pembedahan diikuti kemoterapi. Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun makanan merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu berkorelasi dengan faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar serat yang rendah, serta adanya interaksi antara bakteri di dalam usus besar dengan asam empedu dan makanan, selain itu dapat juga dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol, khususnya bir.

B. Tujuan Setelah mempelajari keperawatan dewasa 1 tentang Ca Colon a. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan definisi ca colon b. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan gejala ca colon c. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan etiologi ca colon d. Mahasiswa mampu memhamai dan menjelaskan patofisiologi ca colon e. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan klasifikasi ca colon f. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan komplikasi pada ca colon g. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan manifestasi klinis ca colon h. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan stadium klinis ca colon i. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pemeriksaan penunjang ca colon j. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan penatalaksanaan ca colon

BAB II PEMBAHASAN A.DEFINISI Tumor adalah suatu benjolan atau struktur yang menempati area tertentu pada tubuh, dan merupakan neoplasma yang dapat bersifat jinak atau ganas (FKUI,2008 : 268). Sedangkan Kanker adalah suatu penyakit yang di tandai dengan pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel dan fungsi lainnya. Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal / neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari kolon. Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum. Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya. Dari beberapa pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa kanker kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel DNA dan jaringan sehat di sekitar kolon (usus besar). Penyakit ini termasuk penyakit mematikan di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru (ACS 1998) Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak di ketahui sampai tingkat yang lebih parah. B. GEJALA Mula-mula gejalanya tidak jelas, seperti berat badan menurun (sebagai gejala umum keganasan) dan kelelahan yang tidak jelas sebabnya. Setelah berlangsung beberapa waktu barulah muncul gejala-gejala lain yang berhubungan dengan keberadaan tumor dalam ukuran yang bermakna di usus besar. Makin dekat lokasi tumor dengan anus biasanya gejalanya makin banyak. Bila kita berbicara tentang gejala tumor usus besar, gejala tersebut terbagi tiga, yaitu gejala lokal, gejala umum, dan gejala penyebaran (metastasis).

a. Gejala lokal Perubahan kebiasaan buang air Perubahan frekuensi buang air, berkurang (konstipasi) atau bertambah (diare) Sensasi seperti belum selesai buang air, (masih ingin tapi sudah tidak bisa keluar) dan perubahan diameter serta ukuran kotoran (feses). Keduanya adalah ciri khas dari kanker kolorektal Perubahan wujud fisik kotoran/feses Feses bercampur darah atau keluar darah dari lubang pembuangan saat buang air besar Feses bercampur lendir Feses berwarna kehitaman, biasanya berhubungan dengan terjadinya perdarahan di saluran pencernaan bagian atas Timbul rasa nyeri disertai mual dan muntah saat buang air besar, terjadi akibat sumbatan saluran pembuangan kotoran oleh massa tumor Adanya benjolan pada perut yang mungkin dirasakan oleh penderita Timbul gejala-gejala lainnya di sekitar lokasi tumor, karena kanker dapat tumbuh mengenai organ dan jaringan sekitar tumor tersebut, seperti kandung kemih (timbul darah pada air seni, timbul gelembung udara, dll), vagina (keputihan yang berbau, muncul lendir berlebihan, dll). Gejala-gejala ini terjadi belakangan, menunjukkan semakin besar tumor b. Gejala Umum Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling umum di semua jenis keganasan) Hilangnya nafsu makan Anemia, pasien tampak pucat Sering merasa lelah Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang. c. Gejala penyebaran Penyebaran ke Hati, menimbulkan gejala : Penderita tampak kuning Nyeri pada perut, lebih sering pada bagian kanan atas, di sekitar lokasi hati Pembesaran hati, biasa tampak pada pemeriksaan fisik oleh dokter Timbul suatu gejala lain yang disebut paraneoplastik, berhubungan dengan peningkatan kekentalan darah akibat penyebaran kanker.

C. ETIOLOGI Penyebab dari kanker kolon antara lainny; 1. Diet

Makanan yang mengandung zat kimia menyebabkan kanker pada usus besar. Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut, yang mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak trutama lemak hewan dari daging merah, menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker di dalam usus besar. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran dlam usus besar. Beberapa kelommpok menyarankan diet yang mengandung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran & buah-buahan (e.g Mormons, seventh Day Adventists). A. Makanan yang harus di hindari ; Daging merah, lemak hewan, makanan berlemak, daging atau ikan goreng panggang, karbohidrat yang di saring (example: sari yang di saring).

B. Makanan yang harus di konsumsi Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari golongan kubis (seperti brokoli, brussels sprouts), butir padi yang utuh, cairan cukup terutama air. 2. Kelainan kolon Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma. a. Familial poliposis Polip di usus mengalami degenerasi maligna karsinoma. b. Kondisi ulserative Penderita colitis ulserativa menahun mempunyai risiko terkena karsinoma kolon. 3.Genetik Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon mempunyai frekuensi 3 kali lebih banyak dari pada anak-anak yang orang tuanya sehat.

D.

PATOFISIOLOGI

a. Anatomi fisiologi kolon Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Pada mamalia, kolon tediri dari kolon menanjak (ascending), kolon melintang transverse), kolon menurun (descending), sigmoid, dan rektum. Bagian kolon dari usus buntu hingga pertengahan kolon melintng sering di sebut dengan kolon kanan, sedangkan bagian sisanya serng di sebut dengan kolon kiri .

b.

Perubhan patologi

Karsinoma kolon sebagian besar menghasilkan adenomatus polip. Biasanya tumor ini tumbuh tidak terdeteksi sampai gejala-gejala muncul secara perlahan dan tampak membahayakan. Penyakit ini menyebar dalam beberapa metode. Tumor mungkin menyebar dalam tempat tertentu pada lapisan dalam di perut, mencapai serosa dan mesenterikfat, kemudian umor ini mulai mendekat pada organ yang ada di sekitarnya, kemudian meluas ke dalam lumen pada usus besar atau menyebar ke limfa atau pada sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi ini langsumg masuk dari tumor utama melewati pembuluh darah pada usus besar melalui limfa, setelah sel tumor masuk pada sistem sirkulasi, biasanya sel bergerak menuju liver. Tempat yang kedua adalah tampat yang jauh kemudian metastase ke paru-paru.

Tempat metastase yang lain di antaranya : - Kelenjar Adrenalin, Ginjal, Kulit, Tulang, Otak. Penambahan untuk infeksi secara langsung dan menyebar melalui limfa dan sistem sirkulasi, tumor kolon juga dapat menyebar pada bagian peritonial sebelum pembedahan tumor di lakukan. Penyebaran terjadi ketika tumor di hilangkan dan sel kanker dari tumor pecah menuju ke rongga peritonial. E. KLASIFIKASI

Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai berikut: A: Kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis. B1: kanker telah meinfiltrasi lapisan muskularis mukosa. B2: kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria. C1 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak satu sampai empat buah C2 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari lima buah. D : kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas dan tidak dapat di operasi lagi. F. KOMPLIKASI

Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya pertumbuhan pada lokasi tumor atau melalui penyebaran metastase yang termasuk :
1. 2. 3.

Perforasi usus besar yang di sebabkan peritonitis Pembentukn abses Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina 6

Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan perdarahan. Tumor tumbuh kedalam usus besar secara berangsur-angsur membantu usus besar dan pada akhirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin menekan pada organ yang berada di sekitarnya (uterus, urinary bladder, dan ureter) dan penyebab gejalagejala tersebut tertutupi oleh kanker. G. MANIFESTASI KLINIS KANKER KOLON

Gejala sangat di tentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi, darah pada feses, konstipasi, perubahan dalam penampilan feses, tenesmus, anemia dan perdarahan rectal merupakan keluhan yang umum terjadi. 1. Kanker kolon kanan

Isi kolon berupa cairan, cenderung teteap tersamar hingga stadium lanjut. Sedikit kecenderungan menimbulkan obstruksi, karena lumen usus besar dan feses masih encer. Anemia akibat perdarahan sering terjadi, dan darah bersifat samar dan hanya dapat dideteksi dengan tes Guaiak (suatu tes sederhana yang dapat di lakukan di klinik). Mucus jarang terlihat, karena tercampur dalam feses. Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba, tetapi jarang pada stadium awal. Penderita mungkin mengalami perasaan tidak enak pada abdomen, dan kadang-kadang pada epigatrium. 2. Kanker kolon kiri dan rectum

Cenderung menyebabkan perubahan defekasi sebagai akibat iritasi dan respon refleks. Diare, nyeri kejang, dan kembung sering terjadi. Karena lesi kolon kiri cenderung melingkar, sering timbul gangguan obstruksi. Feses bisa kecil dan berbentuk pita. Baik mucus maupun darah segar sering terihat pada feses. Dapat terjadi anemia karena kehilangan darah kronik. Pertumbuhan pada sigmoid atau rectum dapat mengenairadiks saraf, pembuluh limfe atau vena, menimbulkan gejala-gejala pada tungkai atau perineum. Hemoroid, nyeri pinggang bawah, keinginan defekasi atau sering berkemih dapat timbul sebagai akibat tekanan pada alat-alat tersebut. Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses yang tidak lengkapsetelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdara

H.

STADIUM KLINIS

Tabel : stadium pada ca. Kolon yang di temukan dengan system TMN

STADIUM TIS T1 T2 T3

TINGKAT PENYEBARAN Carsinoma in situ Belum mengenai otot dinding, polipoid/papiler Sudah mengenai otot dinding Semua lapis dinding terkena, penyebaran ke sekitar

T4 N M

Sama dengan T3 dengan fistula Limfonodus terkena Ada metastasis

I.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Endoskopi Pemeriksaan endoskopi perlu di lakukan baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi. Radiologis Pemeriksaan radiologis yang dapat di lakukan antara lain adalah foto dada dan foto kolon ( barium enema). Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat memperjelas keadaan tumor dan mengidentifikasikan letaknya. Tes ini menggambarkan adanya kebuntuan pada isi perut, dimana terjadi pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan tidak teridentifikasi dengan tes ini. Enema barium secara umum di lakukan setelah sigmoidoscopy dan colonoscopy. Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan luas penyakit. Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yang sudah metastasis. Histopatologi Biopsy di gunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis karsinoma kolon adalah adenokarsinoma dan perlu ditentukan diferensiansi sel. Laboratorium Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien mengalami perdarahan. Nilai hemoglobin dan hematocrit biasanya turun dengan indikasi anemia. Hasil tes Gualac positif untuk accult blood pada feces memperkuat perdarahan pada GI Tract. 8

Pasien harus menghindari daging, makanan yang mengandung peroksidase (tanaman lobak dan gula bit) aspirin dan vitamin C untuk 48 jam sebelum diberikan feces spesimen. Ultrasonografi (USG) Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening di abdomen dan hati. J. PENATALAKSANAAN MEDIS Bila sudah pasti karsinoma kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah sebagai berikut ; a.Pembedahan (operasi) Operasi adalah penanganan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang diketahui lebih awal dan masih belum metastasis , tetapi tidak menjamin semua sel kanker telah terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan sebagian besar jaringan sehat yang mengelilingi sekitar kanker. b. Penyinaran (Radioterapi) Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X, atau sinar gamma, di fokuskan untuk merusak daerah yang di tumbuhi tumor, merusak genetik sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak se-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara lain sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung dan usus, sel darah. Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan. c. Kemotherapy Chemotherapy memakai obat anikanker yang kuat, dapat masuk ke dalam sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat chemotherapy ini ada kirakira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau di makan, pada umumnya lebih dari satu macam obat, karena digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus. d. Kolostomi Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk dari pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding abdomen (perut), stoma ini dapat bersifat sementara atau permanen. Tujuan Pembuatan Kolostomi adalah. Untuk tindakan dekompresi usus pada kasus sumbatan / obstruksi usus. Sebagai anus setelah tindakan operasi yang membuang rektum karena adanya tumor atau penyakit lain. Untuk membuang isi usus besar sebelum dilakukan tindakan operasi berikutnya untuk penyambungan kembali usus (sebagai stoma sementara). Jenis-Jenis Kolostomi. 9

1. Jenis kolostomi berdasarkan sifatnya: a. Sementara Indikasi untuk kolostomi sementara : 1). Hirschprung disease 2). Luka tusuk atau luka tembak 3). Atresia ani letak tinggi 4). Untuk mempertahankan kelangsungan anastomosis distal usus setelah tindakan operasi (mengistirahatkan usus). 5). Untuk memperbaiki fungsi usus dan kondisi umum sebelum dilakukan tindakan operasi anastomosis. b.Permanen Indikasi untuk kolostomi permanen : Penyakit tumor ganas pada kolon yang tidak memungkinkan tindakan operasi reseksianastomosis usus. 2. Jenis kolostomi berdasarkan letaknya : Colostoy Asendens Colostomy Transversal Lokasi Colon Asendens Colon Tansversum Konsistensi feses Iritasi kulit Mudah terjadi, karena kontak dengan enzim pencernaan Komplikasi Striktur atau retraksi stoma Mungkin terjadi karena lembab terus menerus Kadang terjadi Cair atau lunak Lunak Padat Colostomi Desendens Colon Desendens

3. a. b. c.

Jenis kolostomi berdasarkan tekhnik pembuatan : Single Barreled Colostomy Double Barreled Colostomy Loop Colostomy 10

K. Analisa data, Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah di kumpulkan (Boedihartono, 1994 : 17). Diagnosa keperawatan yang muncul. Meliputi a. Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan kimia misalnya penggunaan obat-obat farmasi, hipoksia, lingkungan terapeutik yang terbatas misalnya stimulus sensori yang berlebihan ; stress fisiologis. b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pembatasan pemasukan cairan tubuh secara oral, pengeluaran integritas pembuluh darah c. Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan, trauma muskuloskletal, kehancuran yang terusmenerus (misalnya lokalisasi) d. e. f. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka pembedahan. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual / muntah Konstipasi berhubungan dengan penurunan asupan cairan dan serat, kelemahan otot abdomen sekunder akibat mekanisme kanker kolon. g. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri, ancaman terhadap perubahan status kesehatan, ancaman terhadap pola interaksi dengan orang yang berarti, krisis stuasi atau krisis maturasi

Rencana asuhan keperawatan No Diagnosa keperawatan 1. Perubahan proses piker berhubungan dengan gangguan aktivitas dan kerja kognitif (misalnya, pikiran sadar, orientasi realita, pemecahan masalah, dan penilaian yang terjadi pada individu) Tujuan dari kriteria hasil Tujuan : meningkatkan tingkat kesadarn. Criteria hasil: pasien mampu mengenali keterbatasan diri dan mencari sumber bantuan sesuai kebutuhan. Orientasikan kembali pasien secara terusmenerus setelah keluar dari pengaruh anastesi ; nyatakan bahwa operasi telah selesai dilakukan Bicara dengan pasien dengan suara yang jelas dan normal tanpa membentak, sadar penuh akan apa yang di ucapkan R : tidak dapat di tentukan kapan pasien akan sadar penuh, namun sensori pendengaran merupakan kemampuan yang pertama kali akan pulih R : berikan keamanan bagi pasien selama tahap darurat, mencegah terjadinya cedera pada R : karena pasien telah meningkat kesadarannya, maka dukungan dan jaminan akan membantu menghilangkan ansietas. Rencana Tindakan Rasional

Gunakan bantalan pada tepi tempat tidur, lakukan pengikatan jika diperlukan

kepala dan ekstermits bila pasien melakukan perlawanan selama masa disorientasi

2.

Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pembatasan pemasukan cairan tubuh secara oral

Tujuan : keseimbangan cairan tubuh adekuat Criteria hasil : tidak ada tanda-tanda dehidrasi (tandatanda vital stabil,

Ukur dan catat pemasukan dan pengeluaran. Tinjau ulang catatan intra operasi.

R : dokumentasi yang akurat akan membantu dalam mengidentifikasi pengeluaran cairan/kebutuhan penggantian dan pilihan yang mempengaruhi

kualitas denyut nadi baik, turgor kulit normal, membrane mukosa lembab dan pengeluaran urine yang sesuai) -

Kaji pengeluaran urinarius, terutama untuk tipe prosedur operasi yang di lakukan

intervensi R : mungkin akan terjadi penurunan ataupun penghilangan setelah prosedur pada sistem genitourinarius dan struktur yang berdekatan

Pantau tandatanda vital

mengindikasikan malfungsi ataupun obstruksi sistem urinarius R : hipotensi, takikardi, peningkatan pernapasan

Pantau suhu kulit, palpasi denyut perifer.

mengindikasikan kekurangan cairan R : kulit yang dingin/lembab, denyut yang lemah mengindikasikan penurunan sirkulasi perifer dan di butuhkan untuk penggantian cairan tumbuhan.

3.

Nyeri berhubungan dengan insisi

Tujuan : pasien mengatakan bahwa rasa nyeri telah

Evaluasi rasa sakit secara reguler, catat

R : sediakan informasi mengenai kebutuhan/efektivitas

pembedahan, trauma musculoskeletal

terkontrol atau hilang. Criteria hasil : pasien tampak rileks, dapat beristirahat / tidur dan melakukan pergerakan yang berarti sesuai toleransi. -

karakteristik, lokasi dan intensiltas (010) Kaji tanda-tanda vital, perhatikan takikardi, hipertensi dan peningkatan pernapasan, bahkan jika pasien menyangkal adanya rasa sakit. Berikan iinformasikan mengenai sifat ketidaknyamanan, sesuai kebutuhan Observasi efek analgetik

intervensi R : dapat mengindikasikan rasa sakit akut dan keidaknyamanan

R : pahami penyebab ketidaknyamanan , sedangkan jaminan emosional R : respirasi mungkin menurun pada pemberian narkotik, dan mungkin menimbulkan efek-efek sinergestik dengan zatzat anastesi.

4.

Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan keadaan kulit yang tidak di inginkan -

Tujuan : mencapai penyembuhan luka pada waktu yang sesuai. Criteria hasil : tidak ada tanda- tanda infeksi seperti pus luka bersih tidak lembab dan tidak kotor tanda-tanda vital dalam batas normal atau dapat di toleransi. -

Kaji kulit dan identifikasi pada tahap perkembangan luka

R : mengetahui sejauh mana perkembangan luka mempermudah dalam melakukan tindakan yang tepat.

Kaji lokasi, ukuran, warna, bau, serta jumlah dan tipe cairan luka Pantau peningkatan suhu tubuh

R : mengindentifikasi tingkat keparahan luka akan mempermudah intervensi. R : suhu tubuh yang meningkat dapat diidentifikasikan sebagai adanya proses peradangan R : agar benda asing atau

Jika pemulihan tidak terjadi kolaborasi tindakan lanjutan, misalnya debridement.

jaringan terinfeksi tidak menyebar luas pada area kulit normal lainnya. R : balutan dapat di ganti satu atau dua kali sehari tergantung kondisi

Setelah debridement, ganti balutan sesuai dengan kebutuhan.

parah/tidaknya luka, agar tidak terjadi infeksi R : antibiotik berguna untuk mematikan mikroorganisme patogen

Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi

pada daerah yang beresiko terjadi infeksi

5.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual / muntah -

Tujuan : klien mampu

Kaji sejauh mana ketidakadekuatan nutrisi pasien Timbang berat badan sesuai indikasi

R : menganalisa penyebab melaksanakan intervensi. R : mengawasi kefektifan secara diet R : tidak memberi rasa bosan dan pemasukan nutrisi dapat di tingkatkan R : dapat mengurangi

mempertahankan & meningkatkan intake nutrisi. Criteria hasil : klien akan memperlihatkan perilaku mempertahankanatau meningkatkan berat badan dengan nilai laboratorium normal. Klien mengrti dan -

Anjurkan makan sedikit tapi sering

Tawarkan minum saat makan bila toleran

mual dan menghilangkan gas. R : Menstimulasi nafsu makan dan

kOlaborasi dengan ahli gizi pemberian makanan yang bervariasi

mempertahankan intake nutrisi yang adekuat.

mengikuti anjuran diet Tidak ada mual / muntah. 6. Konstipasi berhubungan dengan penurunan frekuensi defekasi yang normal pada seseorang di sertai dengan kesulitan keluarnya feses yang tidak lengkap atau Tujuan : pola eliminasi dalam rentang yang di harapkan : feses lembut dan berbentuk. Criteria hasil klien akan menunjukkan pengetahuan akan program defekasi yang di butuhkan -

kaji warna dan konsistensi feses, frekuensi, keluarnya flatus, bising usus dan nyeri tekan abdomen pantau tanda gejala rupture usus.

R : penting untuk menilai keefektifan intervensi, dan memudahkan rencana selanjutnya.

R : keadaan ini dapat menjadi penyebab kelemahan otot abdomen dan penurunan peristaltik usus, yang dapat menebabkan konstipasi.

keluarnya feses yang keras dan kering

melaporkan keluarnya feses dengan berkurangnya nyeri dan mengejan Kaji faktor penyebab konstipasi Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien. Kaji mekanisme koping yang di gunakan pasien untuk mengatasi ansietas di masa lalu Lakukan pendekatan dan berikan motivasi kepada pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.

R : mengetahui dengan jelas faktor penyebab memudahkan pilihan intervensi yang tepat

7.

Ansietas berhubungan dengan perasaan ketidaknyamanan yang tidak mudah atau dread yang di sertai dengan respons autonomis -

Tujuan : ansietas berkurang atau terkontrol. Criteria hasil : klien mampu merencanakan stategi koping untuk situasi yang membuat stress. Klien mampu mempertahankanpenampilan peran Klien melaporkan tidak ada gangguan persepsi sensori Klien melaporkan tidak ada manisfestasi kecemasan secara fisik.

R : memudahkan intervensi

R : mempertahankan mekanisme koping adaftif, meningkatkan kemampuan mengontrol ansietas R : pendekatan dan motivasi membantu pasien untuk mengeksternalisasikan

15

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal / neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari kolon. Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum. Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya. Dari beberapa pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa kanker kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel DNA dan jaringan sehat di sekitar kolon (usus besar).

B. SARAN Kurangi makan yang mengandung lemak tinggi seperti fast food,gorengan dan makanan lain yang dapat menimbulkan sel kangker.

16

DAFTAR PUSTAKA

http://nurazami.blogspot.com/2012/06/ca-colon.html http://www.squidoo.com/kankerkolon http://nadya-levhodopha.blogspot.com/2011/10/makalah-tentang-ca-colon.html

17

You might also like