You are on page 1of 3

Isolasi streptococcus n staphylococcus Pada praktikum kali ini, kami melakukan pengamatan terhadap bakteri staphylococcus aureus dan

streptococcus sp. mengenai pertumbuhan koloni bakteri dan tampak mikroskopiknya. Pengamatan yang dilakukan pada preparat awetan coccus gram positif bergerombol terlihat bakteri berbentuk coccus yang bergerombol seperti anggur. Morfologi yang terlihat ini sesuai dengan morfologi yang dimiliki oleh staphylococcus sp. Yaitu berbentuk coccus yang tersusun dalam kelompok yang tidak teratur yang menunjukkan penampilan seperti anggur dan berwarna ungu. Staphylococcus terlihat berwarna ungu karena merupakan gram positif yang dapat mengikat Kristal violet ( gram A ) pada pewarnaan gram. Sedangkan pada preparat awetan coccus gram positif berderet terlihat morfologi bakteri coccus yang tersusun berderet(seperti rantai). Morfologi yang terlihat ini sesuai dengan morfologi yang dimiliki oleh streptococcus sp yaitu berbentuk coccus yang tersusun secara berantai. Streptococcus juga terlihat berwarna ungu karena merupakan gram positif yang dapat mengikat Kristal violet ( gram A ) pada pewarnaan gram. Pada kultur agar darah, bakteri staphylococcus aureus memiliki koloni berwarna abu-abu karena terjadi proses hemolisis dan tidak menghasilkan pigmen, dimana bakteri ini sudah dibiakan sebelumnya selama 24 jam pada suhu 37C. Sedangkan kultur agar darah untuk bakteri streptococcus sp memiliki koloni yang tidak mengkilap dan berwarna hijau yang berarti bakteri ini termasuk bakteri streprococcus golongan alfa hemolitik dan cenderung virulen dan relative tidak kebal terhadap fagositosis oleh leukosit manusia. Bakteri terlihat berwarna ungu karena bakteri ini bersifat gram positif. Pada pewarnaan gram, pertama diberi gram A yang mengandung Kristal violet. Bakteri gram positif akan bewarna ungu karena menyerap Kristal ungu. Kemudian ditambahkan gram B yang mengandung larutan iodine, sehingga terbentuk kompleks Kristal violet-iodind dalam sel dan tetap bewarna ungu. Kemudian ditambahkan gram C yang mengandung alcohol, sehingga dinding sel bakteri mengalami dehidrasi, pori2 menciut, daya rembes dinding sel dan membrane sel menurun yg menyebabkan kompleks Kristal violet-iodin tidak dapat keluar dari sel dan sel tetap berwarna ungu. Kemudian diberikan gram D (Safranin),tetpi bakteri gram positif tetap berwarna ungu krn tdk terpengaruh pada penambahan gram D dan itu terlihat pada preparat awetan batang gram positif sedangkan pada preparat batang gram negatif terlihat bakteri berwarna merah karena tidak mampu mempertahankan kristal violet setelah diberikan gram C. pada preparat tugas terlihat bakteri staphylococcus aureus yang merupakan bakteri gram positif tetapi berwarna merah, hal ini terjadi karena bakteri sudah mengalami penuaan sehingga terlihat menjadi bakteri gram negatif.

Kesimpulan 1. Pada preparat awetan Stafilococus aureus memiliki morfologi yang berbentuk coccus seperti anggur

dan berwarna ungu(bakteri gram positif) sedangkan bakteri streptococcus sp memiliki morfologi coccus yang berderet dan berwarna ungu(bakteri gram positif). Sedangkan pada preparat tugas bakteri Stafilococus aureus terlihat berwarna merah karena terjadi penuaan pada bakteri. 2. Pada kultur agar darah bakteri staphylococcus aureus memiliki koloni berwarna abu-abu karena terjadi proses hemolisis dan tidak menghasilkan pigmen Sedangkan kultur agar darah untuk bakteri streptococcus sp memiliki koloni yang tidak mengkilap dan berwarna hijau yang berarti bakteri ini termasuk bakteri streprococcus golongan alfa hemolitik.

TBC Pengamatan yang dilakukan pada preparat awetan basil tahan asam dan preparat tugas terlihat bakteri berbentuk basil . bakteri yang terlihat ada yang berwarna merah dan ada juga yang berwarna biru. Bakteri yang berwarna merah merupakan bakteri basil tahan asam (BTA +)yang berarti bakteri tersebut tahan terhadap paparan asam yang terkandung dalam ZN B (95% etil alkohol mengandung 3% asam hidroklorat (asam-alkohol)) yang dengan cepat dapat menghilangkan warna semua bakteri kecuali bakteri tahan asam. Sedangkan bakteri yang berwarna biru merupakan flora normal yang ada dalam sputum yang mendapat warna dari ZN C yang berwarna biru setelah warna ZN A dilunturkan oleh ZN B. Pewarnaan Ziehl-Neelsen ini dilakukan pertama kali dengan menggoreskan biakan pada slide kemudian di fiksasi dengan pemanasan. Setelah itu lapisi sediaan menggunakan ZN A(karbofuksin), panaskan hati2 sampai terlihat uap tetapi tidak sampai mendidih. Lalu bilas dengan air dan dilanjutkan dengan pemberian ZN B ( asam alkohol) sampai tdak terlihat sisa2 pewarnaan. Kemudian tambahkan ZN C (metilen blue loeffler) selama 5 menit. Pengamatan koloni M. Tuberculosis pada Media lowenstein jensen (media ini berisi garam tertentu, gliserol , dan subtansi organic komplesk, misalnya : telur segar, kuning telur, tepung kentang, bahanbahan lain dari berbagai macam kombinasi. Malachite green dimasukkan untuk menghambat bakteri lain) terlihat koloni berwarna krem, permukaan tidak rata seperti bunga kubis kering. Inokulum yang kecil dalam specimen dari pasien akan tumbuh pada medium ini dalam waktu 3 sampai 6 minggu. Kesimpulan 1. Pada preparat awetan dan tugas terlihat hasil pemeriksaaan BTA positif, karena terlihat bakteri basil berwarna merah (basil tahan asam) akibat ZN A (karbolfuchsin) yang tidak luntur akibat pemberian ZN B yang bersifat asam 2. Pada medium Lowenstein Jensen terlihat koloni M. Tuberculosis berwarna krem, permukaan tidak rata seperti bunga kubis kering. 3. Pada preparat awetan dan tugas terlihat bakteri berwarna biru akibat pemberian ZN C (metilen blue loeffler), ini merupakan flora normal yang terdapat dalam sputum 4. Fungsi reagen : - ZN A = untuk memberikan warna merah pada bakteri tahan asam - ZN B = untuk diskolorisasi pada bakteri selain bakteri tahan asam - ZN C = memberi warna biru pada bakteri flora normal

You might also like