You are on page 1of 7

A. Pendahuluan Iman adalah percaya dan meyakini bahwa Allah SWT adalah tuhan semesta alam.

Sedangkan taqwa adalah mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Masalah iman dan taqwa ini sangat menarik untuk dibicarakan, terutama dalam implementasi di kehidupan modern seperti saat ini. Semakin berkembangnya dunia saat ini selain berdampak positif, juga berdampak negatif. Dalam kehidupan modern ini, iman dan taqwa sangat diperlukan untuk menguatkan landasan hidup bagi manusia. Misalnya, dalam hal pendidikan, pekerjaan, keluarga, masyarakat, pergaulan, dan sebagainya. Tetapi kenyataannya saat ini banyak orang yang mengaku beriman tetapi mereka jarang sekali menerapkan iman dan ketaqwaan mereka dalam kehidupan. Sedangkan mereka sendiri mengaku sebagai umat Islam yang beriman dan bertaqwa terhadap Allah SWT. Kehidupan modern telah membuat sebagian masyarakat lupa akan hakikat manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yang wajib beriman dan bertaqwa kepada-Nya. Mereka sibuk mencari kepuasan dan kenikmatan duniawi. Mereka lebih mementingkan kebutuhan materi dibandingkan dengan kebutuhan rohani. Semua rela mereka korbankan hanya untuk memenuhi hawa nafsu mereka.

B.

Pengertian Iman Menurut bahasa iman berarti membenarkan, sedangkan menurut syara berarti

membenarkan denagn hati, dalam arti menerima dan tunduk kepada hal-hal yang diketahui berasal dari Nabi Muhamad. Dengan demikian Iman kepada Allah berati iman atau percaya bahwa Allah satu-satunya dzat yang mencipta, memelihara, menguasai, dan mengatur alam semesta. Iman kepada keesaan Allah juga berarti iman atau yakin bahwa hanya kepada Allahlah manusia harus bertuhan, beribadah memohon pertolongan, tunduk, patuh, dan merendahkan diri. Selain itu iman kepada keesaan Allah juga berarti mempercayai bahwa Allah-lah yang memiliki segala sifat kesempurnaan dan terlepas dari sifat tercela atau dari segala kekurangan. Iman tidak cukup disimpan didalam hati. Iman harus dilahirkan dalam bentuk perbuatan yang nyata dan dalam bentuk amal sholeh atau perilaku yang baik. Disamping itu, pengertian tersebut juga membawa makna bahwa iman tidak sekedar beriman kepada apa yang disebutkan di dalam rukun iman saja, yaitu iman kepada Allah, iman kepada malaikatmalaikat-Nya, iman kepada hari akhir, dan iman kepada qadha dan qadar, tetapi lebih dari itu, cakupan iman meliputi pengimanan terhadap segala hal yang dibawa oleh Nabi Muhammad

selain rukun iman tersebut. Misalnya, iman terhadap kewajiban sholat, zakat, puasa, haji, dan juga tentang halal haramnya sesuatu.

C. Taqwa Menurut imam ghozali : Taqwa di dalam Al quran disebut dalam tiga pengertian. Pertama : Takut dan malu, Kedua :Taat dan beribadah, Ketiga : Membersihkan hati dari dosa, dan yang terakhir adalah taqwa yang sejati. Demikianlah pengertian taqwa menurut imam ghozali. Secara umum, taqwa adalah perkataan yang mengungkapakn penghindaran diri dari kemurkaan Allah SWT dan Siksa-Nya. Yakni dengan melaksanakan apa yang diperintah-Nya dan menahan diri dari melakukan segala larangan-Nya. Hakikat taqwa ialah Tuhan melihat kehadiranmu dimana Dia telah melarangmu. Tuhan tidak kehilangan kamu dimana Dia telah memerintahkanmu.

D. Amalan Taqwa Amalan taqwa bukan sebatas apa yang terkandung di dalam rukun islam, seperti syahadat, sholat, zakat, dan haji saja. Bukan sebatas membaca Al quran atau berwirid dan berzikir. Amalan taqwa juga tidak dimasjid saja. Amalan taqwa adalah apa saja amalan dan perbuatan didalam kehidupan yang dilandaskan syariat, baik itu fardhu, wajib, sunah, mubah, atau apa saja amalan dan perbuatan yang dijauhi dan ditinggalkan baik itu haram dan makruh. Ini termasuklah segala perkara yang berlaku dalam kehidupan baik dalam kehidupan keseharian, dalam bidang ekonomi, pembangunan, pendidikan, kenegaraan, kebudayaan, manajemen, kesehatan dan sebagainya. Asalkan yang dilakukan atau ditinggalkan itu terkait dan karena Allah, maka itu taqwa. Sedangkan amalan yang tidak terkait dan tidak dilakukan karena Allah, itu adalah amalan yang tidak ada nyawa, jiwa, atau rohnya dan ia tidak ada nilainya di sisi-Nya. Begitu pentingnya ketaqwaan bagi seorang muslim, sehingga derajat seorang manusia ditentukan oleh kadar ketaqwaannya kepada Allah. Mulia atau tidaknya seorang manusia bukan ditentukan oleh banyaknya harta yang dimiliki atau jabatan yang di duduki. Tidak mustahil jika ada seseorang, jabatannya tinggi, hartanya melimpah, dipuji oleh manusia, tetapi karena tidak bertaqwa kepada Allah maka ia pun tidak memiliki derajat bahkan hina dihadapan Allah SWT. sebaliknya, seorang pemulung yang dicaci dan hina dihadapan manusia, jika bertaqwa maka ia memiliki derajat yang mulia dihadapan Allah SWT. Derajatnya melebihi seorang pejabat yang dipuji ternyata korupsi. Berbicara juga dapat menjadi taqwa kalau apa yang di bicarakan itu adalah ilmu, nasihat atau perkara-perkara yang baik, dan manfaat, dan dilakukan karena Allah.

Diam juga dapat menjadi taqwa kalau diam itu untuk mengelakkan dari berkata-kata yang maksiat dan sia-sia atau supaya tidak menyakiti hati orang dan dilakukan karena takut kepada Allah. Di antara ciri-ciri orang yang bertaqwa kepada Allah itu adalah : 1. 2. 3. 4. Gemar menginfaqkan harta bendanya dijalan Allah, baik dalam waktu sempit maupun lapang. Mampu menahan diri dari sifat marah. Selalu memaafkan orang lainyang telah membuat salah kepadanya ( tidak pendendam). Tatkala terjerumus pada perbuatan keji dan dosa atau mendzalimi diri sendiri, ia segera ingat Allah, lalu bertaubat, memohon ampun kepada-Nya atas dosa yang telah dilakukan. 5. Tidak meneruskan perbuatan keji itu lagi, dengan kesadaran dan sepengetahuan dirinya.

Betapa pentingnya nilai taqwa. Hingga merupakan bekal yang terbaik dalam menjalani kehidupan didunia dan betapa tinggi derajat taqwa, hingga manusia yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling taqwa di antara mereka. Dan banyak sekali buah yang akan dipetik, hasil yang akan diperoleh dan nikmat yang akan diraih oleh orang yang bertaqwa di antaranya adalah : 1. Ia akan memperoleh Al-Furqon yaitu kemampuan untuk membedakan antara yang haq dan yang batil, halal dan haram, antara yang sunnah dengan bidah. Serta kesalahan-kesalahannya dihapus dan dosa-dosanya di ampuni. 2. Ia akan memperoleh jalan keluar dari segala macam problema yang dihadapinya, amalanamalan baiknya diterima oleh Allah hingga menjadi berat timbangannya di hari akhir kelak, mudah penghisabannya dan ia menerima kitab catatan amalnya dengan tangan kanan. 3. Amalan-amalan baiknya diterima oleh Allah hingga menjadi berat timbangannya di hari kiamat kelak, mudah penghisabannya dan ia menerima kitab catatan amalnya dengan tangan kanan. 4. Serta Allah memasukkan ke dalam Surga, kekal di dalamnya serta hidup dalam KeridhoanNya.

E. Ciri-ciri Masyarakat Modern Masyarakat modern adalah komunitas orang yang hidup bersama dalam suatu tempat dengan ikatan dan aturan-aturan tertentu yang bersifat modern serta penggunaan teknologi. Ciri-ciri pokok masyarakat modern menurut Deliar Noor: a. Bersifat rasional yakni lebih mengutamakan pendapat yang berdasarkan akal. b. Berfikir untuk masa depan yang lebih jauh, tidak hanya memikirkan masalah yang bersifat c. Menghargai waktu, yakni dengan memafaatkan waktu sebaik-baiknya dan seefektif mungkin sehingga tidak ada waktu yang mubadzir tanpa makna. d. Bersifat terbuka yakni mau menerima kritikan, saran, masukan untuk perbaikan yang datang dari manapun.

e. Berfikir obyektif, yakni melihat segala sesuatu dari sudut fungsi dan kegunaannya bagi masyarakat. F. Tantangan, Problema Dan Resiko Kehidupan Modern Disaat manusia beranjak dewasa yang ditandai oleh kesempurnaan akalnya, maka semenjak itu ia mulai berpikir tentang keberadaannya di dunia ini. Ia mulai berpikir tentang beberapa pertanyaan mendasar yang sangat perlu, bahkan ia harus jawab. Jawaban tersebut akan menjadi landasan kehidupan pada masa-masa selanjutnya. Selama masalah ini belum terjawab, selama itu pula menusia tersesat tanpa tujuan yang jelas dan tidak akan berjalan di dunia dengan tenang. Karena sifatnya yang demikian beberapa pertanyaan pokok dan mendasar ini sering disebut sebagai uqdatul kubro (masalah/simpul yang sangat besar). Pertanyaan mendasar tersebut berupa: Darimanakah asal manusia dari kehidupan ini? Untuk apa manusia dan kehidupan ini ada? Mau kemana manusia pada saat ini dan kehidupan setelah ini? Bila pertanyaan ini terjawab, terlepas dari jawaban benar atau salah- maka seseorang akan memiliki landasan kehidupan sekaligus tuntunan dan tujuan kehidupannya. Selanjutnya ia berjalan dengan suatu landasan dan berbuat dengan standar dan nilai yang berlandaskan landasan tersebut. Berikut ini merupakan simpulan permasalahan masyarakat kita akibat produk dunia pendidikan: 1. Agama dipandang sebagai sesuatu yang terpisah dengan pengaturan kehidupan (sekularisme) sehingga agama (Islam) tidak lagi berperan sebagai pengendali motivasi manusia (driving integrating motive) atau factor pendorong (unifying factor). 2. Kepribadian peserta didik mengalami keguncangan citra diri (disturbance of self image) dan kepribadian yang pecah (spli personality) sehingga tidak memiliki kepribadian yang Islami (Asy Syakhshiyyah Al Islamiyyah). 3. Pola hidup masyarakat bergeser dari social-religius kearah masyarakat individual materialistis dan sekuler. 4. Pola hidup sederhana dan produktif cenderung kearah pola hidup mewah dan konsumtif. 5. Struktur keluarga yang semula extended family cenderung kearah nuclear family bahkan menuju single parent family. 6. Hubungan keluarga yang semula erat dan kuat cenderung menjadi longgar dan rapuh. 7. Nilai-nilai agama dan tradisional masyarakat cenderung berubah menjadi masyarakat modern bercorak sekuler dan permissive society. 8. Lembaga perkawinan mulai diragukan dan masyarakat cenderung untuk memilih hidup bersama tanpa nikah. 9. Ambisi kerier dan materi yang tidak terkendali mengganggu hubungan interpersonal baik dalam keluarga maupun masyarakat. 10. Jaminan terhadap kesehatan bagi masyarakat juga semakin jauh. Dengan adanya swastanisasi pada pengelolaan kesehatan berakibat pada mahalnya biaya kesehatan. Sementara fasilitas kesehatan yang disediakan pemerintah tetap tidak mampu memberikan pelayanan kesehatan yang memadai.

F. IMPLEMENTASI IMAN & TAKWA DALAM KEHIDUPAN Pengaruh iman & taqwa terhadap kehidupan manusia sangat beasr. Berikut ini di kemukakan beberapa pokok manfaat dan pengeruh iman pada kehidupan manusia. a. Iman melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda b. Iman menananmkan semangat berani menghadapi maut c. Iman menanamkan sikap self help dalam kehidupan d. Iman memberikan ketentraman jiwa e. Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen f. Iman mewujudkan kehidupan yang baik

g. Iman memberikan keberuntungan h. Iman mencegah penyakit G. Kesimpulan Bahwa iman dan taqwa itu sesuatu yang harus dimiliki seorang mukmin, karena dengan itu kita bisa menyakini , dan takut hanya kepada Allah. Sehingga apa yang diperintahkan Allah kita selalu senantiasa mengerjakannya. Taqwa juga bisa menjadiakn kita sebagai manusia yang mulia di sisi Allah. Bila landasan kehidupan sekaligus tuntunan dan tujuan kehidupan manusia sudah mulai goyah atau terbuai dengan perkembangan zaman, maka manusia akan mulai mengalami kehancuran. Hal ini bisa dicegah dengan selalu memupuk iman dan ketaqwaan dalam diri.

MAKALAH IMAN DAN TAQWA SERTA IMPLEMENTASI DALAM KEHIDUPAN MODERN

OLEH: DONI SEPTYANA 010801026

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN 2011

You might also like