You are on page 1of 3

KEUNIKAN SEBAGAI PEREMPUAN

Tidak ada yang mampu menggantikan diri kita, diri kita hanya satu, tidak ada duanya, unik

1. Keunikan dalam hal biologis: Tidak terlalu tinggi Tubuh lebih berisi Kulit lebih lembut, halus Pinggang menyempit, pinggul lebih besar Kaki meruncing Tangan halus dan lemas Leher lebih rata, Suara lebih kecil Tangan dan kaki umumnya tidak berbulu

2. Keunikan dalam hal kejiwaan:

Pandangan terarah ke dalam Senang tinggal di rumah, mengatur rumah, menghias diri Suka menciptakan suasana rumah yang nyaman Suka merawat Senang dilihat dan diperhatikan Emosi dan perasaan lebih dominan Senang pada detail-detail, terperinci

PELANGGARAN-PELANGGARAN TERHADAP MARTABAT PEREMPUAN dikutip dari: Anjuran Apostolik FAMILIARIS CONSORTIO #24 Sayang sekali amanat Kristen tentang martabat kaum perempuan ditentang oleh tegarnya mentalitas, yang menganggap manusia bukan sebagai pribadi, melainkan sebagai benda, sebagai obyek perniagaan, melayani kepentingan egois dan kenikmatan semata-mata. Korbankorban pertama mentalitas itu ialah kaum wanita. Mentalitas itu menghasilkan buah-buah yang amat pahit, misalnya penghinaan terhadap pria maupun wanita, perbudakan, penindasan kaum lemah, pornografi, pelacuran - khususnya dalam bentuk terorganisasi - serta sekian banyak bentuk diskriminasi di bidang pendidikan, pekerjaan, penggajian, dan lain-lain. Selain itu, banyak bentuk diskriminasi yang merendahkan martabat sekarang ini masih tetap berlangsung di sebagian besar masyarakat kita, yang menimpa dan secara serius merugikan golongan-golongan khas perempuan, misalnya para isteri yang tanpa anak, para janda, para perempuan yang hidup terpisah atau diceraikan, dan ibu-ibu yang tidak menikah.

Perendahan Martabat Kaum Perempuan Perendahan martabat kaum perempuan sudah berlangsung sejak lama. Kaum perempuan senantiasa di posisikan lebih rendah. Berikut pandangan beberapa filsof: Plato: perempuan adalah degradasi laki-laki. Seorang laki-laki pengecut pada kelahirannya akan menjadi perempuan. Aristoteles: Andaikata wanita punya jiwa, maka jiwa yang dimilikinya tidak sepenuh yang dimiliki laki-laki Pasdhon, Schopenhauer, dan Nietsche: Wanita adalah bentuk pengurangan laki-laki, dalam hubungan dalam reproduksi, mereka menyatakan kaum laki-laki tidak dapat berreproduksi, justru karena ia adalah mahluk yang transenden dan disinilah letak kehormatan dan kemuliaannya. Wanita dianggap lebih rendah atau hina justru karena mereka mahluk yang bereproduksi. Mengapa terjadi perendahan terhadap perempuan, bahkan martabatnya pun direndahkan dan dilecehkan. ternyata ada dua alasan: pertama budaya patriarki dan stereotip yang diciptakan oleh media. Budaya Patriarkhi, mengajarkan bahwa garis keturunan anak ditentukan oleh garis keturunan ayah, maka semua pranata social tentang kehidupan dilatarbelakangi oleh pandangan patriarkhi. Ayah menjadi penentu keturunan, maka dalam proses kehidupan laki-laki, kekuasaan yang menjadi system yang kuat dan dianggap benar. Sementara itu dizaman media massa ini, wanita sering diekpoitasi untuk suatu kepentingan yang bersifat ekonomis atau entertainment.

You might also like