You are on page 1of 23

PROPOSAL TUGAS AKHIR

EVALUASI KINERJA JARINGAN WIRELESS GSM MENGGUNAKAN SOFTWARE NS-2


Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Jurusan Teknik Elektro Oleh: Agung Prihantono 1209707002

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2012
ABSTRAK
Dewasa ini, kebutuhan akan sebuah telekomunikasi yang bisa diakses kapanpun dan dimanapun semakin meningkat seiring dengan perkembangan peralatan hingga merangsang evolusi dari jaringan mobile. Perubahan evolusi jaringan mobile yang dimulai pada generasi 1G hingga sekarang yang telah mencapai generasi 4G. Kapasitas pentransmisian video, suara, dan data yang semakin besar didapatkan pada tiap generasinya. Salah satu jaringan mobile yang masih eksis dan terus berkembang adalah jaringan GSM (Global System Mobile) yang merupakan teknologi 2G. Dalam tugas akhir ini dimodelkan suatu jaringan GSM dengan mengubah-ubah parameter jumlah MS untuk mendapatkan kinerja optimal yang bisa didapat. Untuk mencapai tujuan itu maka diperlukan perancangan dan pensimulasian topologi jaringan dengan menggunakan metode akses TDMA. Pensimulasian ini bermanfaat untuk mengetahui pengaruh jumlah MS terhadap throuhput, rata-rata waktu tunda, dan paket hilang hingga didapatkan efisiensi kerja tertinggi pada jaringan GSM demi kepuasan pelanggan. Didalam tugas akhir ini digunakan perangkat lunak NS-2 (Network Simulator) untuk mensimulasikan jaringan GSM dan mendapatkan nilai-nilai dari throuhput, rata-rata waktu tunda, dan paket hilang dari jaringan tersebut. Kata kunci : Jaringan GSM, MS, NS2.

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dalam Kehidupan sehari-hari baik disadari atau tidak kita tidak luput dari komunikasi seluler. Mobilitas merupakan kelebihan utama yang diberikan pada komunikasi seluler. Pelanggan dapat melakukan komunikasi dimana saja dan kapan saja tanpa harus terhalangi oleh ruang dan waktu. didapatkan dari komunikasi seluler selain mobilitas tentunya. Dewasa ini, kebutuhan akan sebuah telekomunikasi yang bisa diakses kapanpun dan dimanapun semakin meningkat seiring dengan perkembangan peralatan hingga merangsang evolusi dari jaringan mobile. Perubahan evolusi jaringan mobile yang dimulai pada generasi 1G hingga sekarang yang telah mencapai generasi 4G. Kapasitas pentransmisian video, suara, dan data yang semakin besar didapatkan pada tiap generasinya. Salah satu jaringan mobile yang masih eksis dan terus berkembang adalah jaringan GSM (Global System Mobile) yang merupakan teknologi 2G. Dengan semakin banyaknya pelanggan yang menggunakan sistem komunikasi selular, muncul permasalahan yaitu bagaimana mendapatkan kinerja jaringan GSM di daerah yang baik yang permintaannya besar maupun dengan jumlah pelanggan yang relatif sedikit untuk meningkatkan keandalan sistem. Throughput dan waktu tunda dan paket yang hilang merupakan sarana untuk mengetahui kinerja sistem yang ada. Untuk mencapai tujuan itu maka diperlukan perancangan, pemodelan, dan pensimulasian topologi jaringan dengan menggunakan metode akses TDMA. Pensimulasian ini bermanfaat untuk mengetahui pengaruh jumlah MS terhadap throuhput, rata-rata waktu tunda, dan paket hilang hingga didapatkan efisiensi kerja tertinggi pada jaringan GSM demi kepuasan pelanggan. Didalam tugas akhir ini digunakan perangkat lunak NS-2 (Network Simulator) untuk mensimulasikan jaringan GSM dan mendapatkan nilai-nilai dari throuhput, rata-rata waktu tunda, Bila dibandingkan dengan komunikasi yang bersifat tetap (fixed) maka banyak kelebihan yang

dan paket hilang dari jaringan tersebut dalam rangka untuk mendapatkan kinerja yang optimal dari jaringan GSM. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan paparan pada bagian latar belakang dapat dirumuskan berbagai masalah, masalah tersebut dirumuskan dalam beberapa hal berikut : 1. Bagaimana mensimulasikan arsitektur jaringan GSM menggunakan softwareNS-2. 2. Bagaimana kinerja jaringan wireless GSM dengan menggunakan software NS-2 ? 3. Bagaimana mendapatkan kinerja jaringan GSM di daerah yang baik dengan jumlah permintaannya besar maupun dengan jumlah pelanggan yang relatif sedikit untuk meningkatkan keandalan sistem ? 1.2 Tujuan Penelitian Penelitian terhadap perangkat lunak ini bertujuan untuk : 1. Mensimulasikan arsitektur jaringan GSM. 2. Menganalisis kinerja jaringan GSM untuk meningkatkan keandalan sistem. 3. Menganalisis throughput, rata-rata waktu tunda, dan paket hilang. 4. Sebagai bahan kajian untuk perencanaan pembangunan jaringan infrastruktur GSM untuk mendapat kinerja yang optimum. 1.2 Batasan Masalah Dalam Penelitian ini pembahasan masalah hanya dibatasi pada permasalahan berikut : a. Jaringan GSM 900 yang disimulasikan hanya pada metode akses dari masing-masing jaringan b. Parameter yang menunjukkan tingkat performansi yaitu throughput, ratarata waktu tunda, dan paket hilang. c. Perangkat lunak untuk simulasi jaringan menggunakan NS-2 versi 2.29.3. d. Jumlah Node yang di gunakan adalah 10 node. e. Tidak membahas teknis jaringan GSM secara detail.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Teknologi GSM (Global system for mobile communication) 2.1.1 Jaringan GSM GSM merupakan jaringan seluler yang berarti mobile phone akan berhubungan dengan teknologi tersebut dan akan mencari cari cells yang mengcovernya. Jaringan GSM beroperasi pada beberapa band frekuensi yaitu GSM 900, GSM 1800, GSM 1900. Jaringan GSM terbagi dalam 3 (tiga) sistem utama, yaitu : Switching Sub System (SSS), Base Station System (BSS), dan Operation and Support System (OSS). Arsitektur GSM di perlihatkan pada gambar 6.1.

Gambar 6.1 Model Sistem GSM

2.1.1.1 Switching Sub System (SSS) Peran utama SSS adalah mengatur komunikasi antara pengguna GSM dan pengguna jaringan telekomunikasi lainnya. Switching System (SSS) merupakan suatu system yang mempunyai fungsi sebagai berikut: 5

1. Switching dan Call Routing 2. Autentifikasi pelanggan 3. Handover antar MSC 4. Roaming ke MSC lain 5. Billing pelanggan Untuk melaksanakan tugas tersebut Switching Sub System (SSS) memiliki beberapa perangkat yang digunakan. diantaranya: 2.1.1.1.1 Mobile Service Switching Center (MSC) MSC mengontrol panggilan dan atau menuju sistem telepon maupun data yang lain. Secara fisik, MSC terhubung dengan jaringan telekomunikasi PSTN, ISDN, Base Station Sub System (BSS) maunpun MSC lain. 2.1.1.1.2 Gateway MSC Gateway adalah titik pertemuan yang menghubungkan dua jaringan (networks). Gateway sering diletakkan bersama dalam MSC. Tipe yang diset-up ini selanjutnya disebut Gateway MSC (GMSC). Semua MSC dalam jaringan dapat berfungsi sebagai gerbang / gateway. 2.1.1.1.3 Home Location Register (HLR) HLR adalah database yang digunakan untuk menyimpan dan mengatur data-data pelanggan dan bersifat semipermanent. HLR dianggap sebagai database yang paling penting karena dapat menyediakan data-data pelanggan tetap, termasuk status layanan pelanggan, informasi lokasi pelanggan berada. status aktivasi pelanggan, dan menyediakan data-data pelanggan yang dibutuhkan VLR. 2.1.1.1.4 Visitor Location Register (VLR) VLR merupakan database yang memiliki informasi pelanggan sementara yang diperlukan oleh MSC untuk melayani pelanggan yang berkunjung dari area lain. VLR selalu berintegrasi dengan MSC. Ketika sebuah MS berkunjung ke sebuah MSC area yang baru, VLR akan terkoneksi ke MSC dan MSC akan meminta data tentang MS tersebut dan HLR tempat MS teregistrasi dan

mengcopynya ke VLR. Selanjutnya. jika MS membangun hubungan, VLR akan memberikan informasi yang dibutuhkan untuk call set-up tanpa harus berkoordinasi dengan HLR setiap waktu. 2.1.1.1.5 Authentication Center (AuC) AuC berisi kotak-kotak keamanan / security box yang dibutuhkan untuk authentikasi pelanggan GSM. Kotak keamanan tersebut menyediakan parameterparameter authentikasi seperti authentikasi keys, chipper key, algorithms. Security parameters dan encryption yang memeriksa identitas pemakai untuk akses ke jaringan atau call setup. AuC melindungi jaringan operator dari berbagai tipe penipuan yang ada dalam dunia seluler saat ini. 2.1.1.1.6 Equipment Identity Register (EIR) EIR merupakan database yang mengandung informasi tentang identitas dan peralatan mobile (MS). MSC dapat menggunakan informasi ini untuk mengecek apakah MS tersebut sah / diizinkan, diamati, atau ditolak dari service. 2.1.1.1.7 Data Transmission Interworking Unit (DTI) DTI terdiri dari hardware dan software yang menyediakan interface ke jaringan-jaringan yang bervariasi untuk komunikasi data. Melalui DTI, pelanggan dapat menggunakan alternatif antara jalur bicara maupun data dalam satu call yang sama. Fungsi penting DTI antara lain sebagai modem dan penyesuaian fax dan kemampuan untuk melakukan penyesuaian kecepatan. Sebelum ada DTI, fungsi ini dijalankan oleh GSM Interworking Unit (GIWU). 2.1.1.1.8 Interworking Location Register (ILR) ILR adalah sebuah produk yang hanya digunakan pada jaringan GSM 1900. ILR membuat roaming antar sistem dapat terjadi, ini berarti kita dapat menjelajah dalam jaringan AMPS maupun jaringan GSM 1900. ILR terdiri dari AMPS HLR dan 1900 VLR.

2.1.1.1.9 Additional (SS) Functional Elements Ada beberapa perangkat pilihan tambahan yang dapat dikonfigurasikan ke dalam Switching System. Perangkat tersebut adalah Message Center (MXE), Mobile Intelligance Node (MIN). Billing Gate Way (BGW), dan Service Order Gate Way (SOG). 2.1.1.2 Base Station System (BSS) Base Station System (BSS) merupakan bagian dari radio sistem pada jaringan GSM/DCS yang terdiri dari : BTS, BSC, dan TRAU. Ketiganya merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, karena fungsi mereka berbeda namun satu dengan yang lainnya saling mendukung. Semua fungsi hubungan radio dikonsentrasikan pada BSS. BSS bertanggung jawab terhadap fungsi-fungsi umum seperti kontrol terhadap jaringan radio, pembentukan hubungan antar stasiun bergerak (MS), memproses dan mentranscode data, mengalokasikan kanal radio untuk suara dan pesan data, dan melayani sebagai relay station antara MS dan MSC. Seperti dijelaskan diatas, bagian-bagian besar dan BSS adalah: 2.1.1.2.1 Base Transceiver Station (BTS) BTS dapat dilihat sebagai bagian dasar dalam jaringan BSS dan perlengkapan hubungan antara BSC dan MS (Mobile Subscriber/pelanggan). Fungsinya adalah: 1. 2. Sebagai element network yang berinteraksi langsung dengan MS melalui radio interface (air interface). Menyediakan saluran hubungan PCM ke BSC via saluran microwave. BTS terdiri dari Tx (transmitter) dan Rx (Receiver) yang menyediakan kanal pembicaraan. Seperti radio pada umumnya, radio interface di BTS memiliki daya pancar yang terbatas, dalam GSM sering dikenal dengan istilah wilayah cakupan atau radio service area. Cara kerja radio suatu BTS adalah membentuk dan mengatur sel trafik hubungan dan hand over (perpindahan MS dan satu BTS ke BTS lain) yang berada di dalam wilayah cakupannya.

2.1.1.2.2 Base Station Controler (BSC) BSC adalah bagian inti (intelligent/master) dan sistem BSS yang menghubungkan antara BTS dengan SSS. Seluruh database BTS dan TRAU ada pada BSC. 2.1.1.2.3 Transcoding Rate and Adaptation Unit (TRAU) TRAU adalah perangkat yang menghubungkan antara BSC dan MSC. Meskipun TRAU merupakan bagian dan BSS, biasanya TRAU diletakkan dekat MSC. Hal ini dimaksudkan untuk penghematan link transmisi. 2.1.1.2 Operation And Support System (OSS) OSS adalah gabungan dari OMC. OSS menghubungkan jalur dan pendukung operasi pusat, regional, dan lokal serta aktifitas yang diinginkan oleh jaringan selular. OSS merupakan satu-kesatuan fungsi dari jaringan monitor operator dan mengontrol sistem. OSS dapat dimonitor melalui 2 level fungsi pengaturan. Pusat kontrol jaringan melalui instalasi dari Network Management Center (NMC), dengan subordinat Operation and Maintenance Center (OMC). Staf NMC dapat berkonsentrasi dalam system wide issues; dimana perangkat lokal dalam setiap OMC dapat berkonsentrasi dalam jangka pendek (short term), regional issues. OMC dan NMC secara fungsional dapat dikombinasikan dalam instalasi fisik yang sama atau diimplementasikan pada lokasi yang berbeda. Sedangkan Operation Maintenance Center (OMC) bertugas melakukan pengawasan performansi seluruh jaringan BSS dan SSS yang ada dibawah kendalinya, melakukan penanganan gangguan tingkat pertama, loading database dan memberikan informasi gangguan dan performansi jaringan. Contoh dan elemen-elemen jaringan, yaitu : 1. 2. 3. 4. Mobile Switching Center (MSC) Base Station Controller ( BSC) Base Station System (BTS) Visitor Location Register (VLR)

5. 6. 7. 8.

Home Location Register (HLR) Equipment Identity Register (EIR) Authentication Center (AuC) Mobile Intelligent Network nodes ( MIN) Elemen Jaringan pada NMC & OMC diperlihatkan pada gambar 3.2.

Gambar 6.2 Elemen Jaringan NMC & OMC

2.1.2 Interface pada Jaringan GSM Interface (antarmuka) dibutuhkan untuk mengenali suatu sistem dengan sistem yang lainnya. Jika Interface tidak bisa dikenali maka komunikasi yang diinginkan tidak mungkin terjadi. Dalam GSM/DCS terdapat 4 BSS interface yang digunakan untuk informasi trafik dan pensinyalan, yaitu Air Interface, A-Bis Interface, A-Sub Interface, dan A-Interface. A-Interface menghubungkan jalur informasi antara MSC/VLR dengan TRAU, A-Sub Interface menghubungkan antara TRAU dengan BSC, A-bis Interface mengirim informasi antara BSC dan BTS, sementara Air Interface beroperasi antara BTS dan MS.

10

Dalam jaringan GSM 900 dan DCS 1800 hubungan interface yang dilakukan adalah interface 2 Mbps PCM (E1). Kanal fisik E1 terbagi menjadi 32 time slot dengan masing-masing kecepatan bit 64 Kbps.

Gambar 6.3 Air Interface pada Jaringan GSM

Gambar 6.4 Interface pada Jaringan GSM

a)

A Interface A Interface menyediakan dua tipe informasi tersendiri, pensinyalan dan trafik antara MSC dengan BSS. Jalur bicara ditranskodekan di TRAU 11

(Transcoding Rate and Adapter Unit) dan pensinyalan SS7 yang terhubung langsung ke TRAU atau pada jalur berbeda ke BSC. b) A-Sub Interface A-Sub Interface adalah jalur antara TRAU dari BSC. Pada TRAU, jalur bicara ditranskodekan dari 64 Kbps menjadi 16 Kbps. 13 Kbps untuk jalur informasi dan 3 Kbps untuk informasi pensinyalan. c) A-bis Interface A-bis Interface bertanggung jawab untuk pengiriman informasi trafik dan pensinyalan antara BSC dengan BTS. Protokol transmisi yang digunakan untuk mengirim informasi pensinyalan, pada A-bis Interface adalah Link Access Protocol on the D Channel (LAPD). Layout fisik dari trafik dan pensinyalan ke tiap-tiap TRAU (Transcoding Rate and Adaptation Unit) pada A-bis Interface tergantung dari format yang terpilih untuk memfasilitasi transfer informasi. Ada tiga kemungkinan format yang bisa dipilih untuk transfer informasi pada A-bis Interface, yaitu : 1. LAPD Unconcentrated Pensinyalan untuk tiap TRAU dikirim pada bentuk kanal 64 Kbps dan didampingi oleh dua kanal 64 Kbps masing-masing membawa empat sub-multipleks kanal suara/data masing-masing 16 Kbps. 2. LAPD Concentrated Direkomendasikan untuk semua sel, tetapi dikhususkan untuk yang memiliki 3 TRAU atau lebih. 3. LAPD Multiplexing Direkomendasikan untuk semua sel yang menggunakan 1-2 TRAU. Dengan LAPD multipleksing, tiap TRAU membutuhkan 2 PCM timeslot. Itu bisa dinaikkan sampai 15 TRAU pada satu jalur 2 Mbps PCM. Dengan 2 TRAU dalam satu sel, normalnya hanya 14 dan kanal yang ada pada Air Interface yang digunakan untuk trafik. dan menggunakan 2 timeslot kanal pensinyalan. Total 2 PCM slot waktu

12

digunakan untuk 2 TRAU. Jaringan El menggunakan timeslot 0 pada Abis Interface untuk menyediakan synchronization reference ke BTS. d) Air Interface Air Interface menggunakan teknik Time Division Multiple Access (TDMA) untuk jalur kirim dan terima serta pensinyalan informasi antara BTS dan MS. Teknik TDMA digunakan untuk membagi tiap-tiap carrier menjadi 8 timeslot. Timeslot ini kemudian ditandai untuk pemakai tertentu, memungkinkan dapat menangani 7 pembicaraan secara bersamaan pada pembawa yang sama. Dengan lebar frame 4,616 ms dan lebar tiap slot waktu 0,577 ms. Kecepatan bit pada media udara adalah 270 kbps dengan 33,8 kbps untuk tiap pembicaraan. 2.1.3 Konsep Seluler Dalam suatu penataan area cakupan, suatu wilayah terbagi menjadi beberapa Cluster. Dan tiap cluster terdiri dari beberapa sel, yang tergantung pada besarnya kapasitas yang diinginkan serta luasnya wilayah yang akan dicakup. Semakin besar wilayah yang akan dicakup, semakin banyak sel yang dibutuhkan, maka semakin besar pula kapasitas yang diinginkan (sel yang diperlukan semakin rapat). Dalam hal ini, tugas tersebut akan dilakukan oleh BTS yang terhubung secara line of sight dengan MS pada radius 5 km sampai dengan 8 km. Secara konsep, sel digambar dalam bentuk heksagonal, tetapi bentuk seperti ini fiktif karena sebenarnya bentuk heksagonal itu merupakan penggambaran adanya daerah batas antar sel (handover). Dalam kenyataannya, area cakupan dalam satu sel tidak ideal seperti heksagonal.

13

Gambar 6.5 Jaringan Seluler

Pada jaringan seluler akan terjadi blank spot, yaitu daerah yang tidak terjangkau oleh cakupan pemancar radio seluler terdekat atau BTS dan juga overlapping , yaitu daerah yang menerima cakupan pemancar radio/seluler lebih dari satu BTS. Seiring dengan meningkatnya pemakaian trafik, maka suatu BTS dapat mencakup beberapa sel, yaitu dengan syarat harus dengan frekuensi yang berbeda yang disebut sebagai pemakaian frekuensi kembali ( re-use frequency). Persyaratan yang lain adalah penggunaan re-use frequency yaitu penggunaan frekuensi yang sama tersebut harus diberi jarak dua sel. Kemudian teknik yang lain, yaitu sel dapat dipecah menjadi sel-sel yang cakupan areanya lebih kecil atau satu sel dibagi menjadi beberapa sel (cell splitting). Topologi jaringan antara BSC dengan setiap BTS memiliki berbagai macam pola berdasarkan kebutuhan. Topologi jaringan dasar adalah jaringan chain (deretan jaringan). Dengan mengembangkan jaringan berderet, jaringan bintang atau pohon bisa didesain. Topologi jaringan ini digunakan ketika pemeliharaan dan konsentrasi dari slot waktu menjadi tugas yang penting. Struktur dari bintang, berderet atau pohon adalah struktur yang terkonsentrasi. Artinya bahwa trafik dan sebuah nomor pada site-site disatukan bersama di tengah jaringan. Jalur tengah ini adalah jalur yang sangat penting untuk penyediaan seluruh jaringan dan metode pengamanan bisa digunakan untuk mengembangkan penyediaan penyeragaman.

14

Topologi jaringan yang lain adalah struktur cincin. Struktur cincin berfungsi untuk pengoptimalan jaringan dengan komunikasi tinggi antar titik (heavy internode communication) dan untuk digunakan dalam persoalan dimana proteksi dan redundancy menjadi penting. Sehingga apabila salah satu rute gagal maka dapat merutekan ke jalur lain.

Gambar 6.6 Topologi jaringan antara BTS dan BSC

Untuk pengembangan jalur yang lebih padat dan kompleks menggunakan topologi jaringan meshed. Struktur jaringan meshed sebenarnya adalah cincin. bintang dan deretan yang dijadikan satu. Struktur meshed umumnya digunakan di dalam jaringan titik atau hub, contohnya komunikasi intra BSC dan MSC. Dalam menyatukan pelayanan jaringan, struktur meshed diterapkan untuk mengumpulkan dan menyebarkan pengiriman pelayanan pada jalur bersama, sehingga untuk hubungannya menggunakan sistem koneksi silang digital (digital cross-coned)(DXC). Koneksi silang digunakan dimana dua sistem transmisi saling dihubungsilangkan, dan ada kebutuhan untuk mentransfer beberapa kanal fisik di antara sistem tersebut sehingga BSC dapat berkomunikasi dengan semua BTS. 2.1.4 Konsep Kanal GSM Setiap timeslot pada frame TDMA disebut sebagai physical channel. Karena itu ada 8 kanal fisik tiap frekuensi pembawa dalam GSM. Kanal fisik dapat mengakomodasi pembicaraan, data, atau informasi pensinyalan.

15

Kanal fisik dapat membawa informasi berbeda, tergantung dari informasi yang harus dikirimkan. Informasi tersebut disebut sebagai logical channel. Kanal logika terdiri atas 2 kanal utama. yaitu control channel (CCH) dan traffic channel (TCH).

Gambar 6.7 Logical Channels pada Air Interface

2.1.4 Transmisi pada GSM Alokasi spektrum frekuensi radio yang merupakan standar untuk GSM 900 adalah: 890 MHz - 915 MHz untuk uplink ( transmisi radio MS ke BTS). 935 MHz - 960 MHz untuk downlink (transmisi radio BTS ke MS). Pita frekuensi GSM 900 memiliki 125 kanal, dengan setiap kanal frekuensi pembawa memiliki lebar pita sebesar 0,2 MHz. Dalam standar ITU setiap kanal tersebut memiliki nomor atau Absolut Radio Frequency Channel Number (ARFCN). Di Indonesia, pengalokasian frekuensi tersebut dibagi menjadi beberapa alokasi frekuensi untuk pemerintah dan 3 operator GSM 900. Pada GSM, sistem yang dipakai untuk multiple akses adalah TDMA (Time Division Multiple Access). Lebar frame TDMA adalah 4,616 ms yang

16

terdiri dari 8 timeslot dan tiap timeslot memiliki lebar 0,577 ms. Setiap timeslot tersebut adalah kanal fisik yang digunakan oleh setiap pelanggan yang membawa kanal kontrol dan kanal trafik. Algoritma yang digunakan dalam speech coding adalah sistem RPE-LTP, dengan kecepatan bit 13 kbps dengan proteksi kesalahan 9,8 kbps FEC. Kemudian sinyal diolah di TRAU menjadi 33,8 kbps tiap sinyal informasi, sehingga kecepatan transmisi untuk setiap pengiriman frame TDMA adalah 270 kbps. Menggunakan teknik modulasi GMSK (Gaussian Minimum Shift Keying). Dengan teknik ini informasi yang telah melalui pengolahan sinyal kemudian difilter oleh filter gaussian sebelum dilewatkan ke modulator. lnformasi yang telah dimodulasi kemudian melewati duplexer switch dimana pemfilteran digunakan untuk mengisolasikan antara sinyal pengiriman dan penerimaan.

Gambar 6.8 Frame TDMA pada Air Interface

Tabel 6.1 Frequency Band pada GSM

Uplink Downlink

GSM 900 890 - 915 MHz 935 - 960 MHz

GSM 1800 1710 - 1785 Mhz 1805 - 1880 MHz

GSM 1900 1850 - 1910 MHz 1930 - 1990 MHz

2.1.5 GMSK (Gaussian Minimum Shift Keying) Modulasi GMSK adalah salah satu teknik pemodulasian MSK ( Minimum Shift Keying) yang merupakan tipe CPFSK (Continuous Phase Shift Keying), di mana deviasi frekuensi puncaknya sama dengan bit rate.

17

Pada GMSK, sinyal NRZ (Non-Return to Zero) dilewatkan melalui suatu filter sebelum dimodulasi. Filter tersebut berfungsi sebagai shaping filter, untuk membentuk sinyal NRZ yang tidak kontinu menjadi sinyal kontinu. GMSK (Gaussian Modulation Shift Keying) adalah penurunan dari MSK dimana spektrum sidelobe dihilangkan dengan cara melewatkan sinyal NRZ ke filter Gaussian. Pulsa baseband Gaussian dapat menghaluskan trayektori phase pada sinyal MSK sehingga dapat menstabilkan variasi frekuensi sesaat. Dengan demikian maka dapat mengurangi sidelobe pada spektrum frekuensi yang ditransmisikan.

Gambar 6.9 Sinyal 1200 baud : (a) sinyal NRZ (b) sinyal GMSK

2.2 Network Simulator 2 2.2.1 Sejarah Network Simulator (NS) pertama kali dibangun sebagai varian dari REAL Network Simulator pada tahun 1989 di UCB (University of California Berkeley ). Pada tahun 1995 pembangunan Network Simulator didukung oleh DARPA (Defense Advance Research Project Agency ) melalui VINT (Virtual Internet Testbed) Project, yaitu sebuah tim riset gabungan yang beranggotakan tenaga ahli dari LBNL (Lawrence Berkeley of National Laboratory) Xerox PARC, UCB dan USC/ISI (University of Southern California School of Engineering/Information Science Institute). Tim gabungan ini membangun sebuah perangkat lunak simulasi

18

jaringan Internet untuk kepentingan riset interaksi antar protokol dalam konteks pengembangan protokol Internet pada saat ini dan masa yang akan datang. 2.2.2 Keuntungan Ada beberapa keuntungan menggunakan NS sebagai perangkat lunak simulasi pembantu analisis dalam riset atau sewaktu mengerjakan tugas perkuliahan, di antaranya: 1. NS dilengkapi dengan tool validasi. Tool validasi digunakan untuk menguji validitas pemodelan yang ada pada NS. Secara default, semua pemodelan pada NS akan dapat melewati proses validasi ini. 2. Pembuatan simulasi dengan menggunakan NS jauh lebih mudah daripada menggunakan software developer seperti Delphi atau C++. Pengguna hanya tinggal membuat topologi dan skenario simulasi sesuai dengan riset. Pemodelan media, protokol dan network component lengkap dengan perilaku trafiknya sudah tersedia pada library NS. 3. NS bersifat open source di bawah GPL (Gnu Public License), sehingga NS dapat di Download dan digunakan gratis melalui web site NS http://www.isi.edu/nsnam/dist. Sifat open source juga mengakibatkan pengembangan NS menjadi lebih dinamis. Pemodelan media, protokol, network component dan perilaku trafik cukup lengkap bila dibandingkan dengan software sejenis lain. Ini disebabkan pengembangan NS dilakukan oleh banyak periset dunia. 2.2.3 Simulasi dengan NS Network simulator (NS) mensimulasikan jaringan berbasis TCP/IP dengan berbagai macam medianya. Pengguna dapat mensimulasikan protokol jaringan (TCPs/UDP/RTP), traffic behavior (FTP, Telnet, CBR, dan lainlain), Queue management (RED, FIFO, CBQ), algoritma routing unicast (Distance Vector, Link State) dan multicast, (PIM SM, PIM DM, DVMRP, Shared Tree dan Bi directional Shared Tree), aplikasi multimedia yang berupa layered video, Quality of Service video-audio dan transcoding. NS juga mengimplementasikan

19

beberapa MAC (IEEE 802.3, 802.11, 802.16, diberbagai media, misalnya jaringan wired (seperti LAN, WAN, point to point), wireless (seperti mobile IP, wireless LAN), bahkan simulasi hubungan antar node jaringan yang menggunakan media satelit. 2.2.4 Konsep Dasar Network simulator dibangun dengan menggunakan 2 bahasa pemrograman, yaitu C++ dan Tcl/Otcl. C++ digunakan untuk library yang berisi event scheduler, protokol dan network component yang diimplementasikan pada simulasi oleh user, Tcl/Otcl digunakan pada sript simulasi yang ditulis oleh NS user dan pada library sebagai simulator objek. Otcl juga nantinya akan berperan sebagai interpreter. Bahasa C++ digunakan pada library karena C++ mampu mendukung runtime simulasi yang cepat, meskipun simulasi melibatkan jumlah paket dan sumber data dalam jumlah besar. Bahasa Tcl memberikan respon runtime yang lebih lambat daripada C++. Namun jika terdapat kesalahan, respon Tcl terhadap kesalahan syntax dan perubahan script berlangsung dengan cepat dan interaktif. User dapat mengetahui letak kesalahannya yang dijelaskan pada konsole, sehingga user dapat memperbaiki dengan cepat. Karena alasan itulah, bahasa ini dipilih untuk digunakan pada script simulasi. Hubungan antar bahasa pemrograman dapat dideskripsikan seperti gambar 6.3 berikut ini.

Gambar 6.10 Hubungan antara bahasa pemrograman OTcl dan C++

20

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Interview Penulis menggunakan metode penelitian interview. Penulis melakukan interview dengan pihak yang mengetahui suatu data yang berkaitan dalam perhitungan trafik. 3.2 Studi Pustaka Studi pustaka disini yaitu mempelajari materi-materi yang akan disimulasikan. Penulis melakukan studi pustaka dari buku-buku acuan serta referensi di internet yang dalam hal ini berhubungan dengan jaringan wireless GSM dan bahasa pemrograman NS2 yang akan dipakai. 3.3 Perancangan Simulasi Perancangan simulasi yaitu tentang perencanaan pembuatan topologi jaringan wireless pada GSM yang dibuat berdasarkan teori dari metode akses pada jaringan GSM. 3.4 Pembuatan Simulasi Dari hasil perancangan topologi jaringan, maka akan dilakukan pembuatan program simulasi di NS2. Mulai dari awal pembuatan node node sampai pada koneksi antar mobile station. 3.5 Pengujian Perangkat Lunak Setelah simulasi selesai dibuat maka akan dilakukan pengamatan apakah simulasi sudah sesuai dengan topologi yang telah di rencanakan dan mengambil data data hasil simulasi.untuk dianalisis kinerja jaringan dengan mengubah parameter jumlah MS. 3.6 Alokasi Waktu Tahapan Kegiatan (di halaman berikut)

21

Tabel 3.1 Jadwal penelitian

KEGIATAN Pengolahan dan Penumpulan Data Perancangan Perangkat lunak Analisa hasil perancangan Penyusunan Laporan

Oktober

November

WAKTU PELAKSANAAN Desember Januari

February

Maret

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

22

DAFTAR PUSTAKA [1]


[2]

Freeman, R L., Telecommunication Transmition Handbook Fourth Edition , John Wiley&Sons, Inc., New York, 1998.
Siemens GSM Overview, Siemens.

[3] [4] [5] [6] [7]

http://www.isi.edu/nsnam/dist/30/10/2012.(Diunduh pada tanggal 12-12-2012) William C.Y.Lee, Mobile Communication Design Fundamentals, Second edition, John Wiley and Sons. Inc. 1998. Ananta, Aditya.2008.Base Station Subsystem (Bss) Gsm Dan Operation And Maintenance Bss.Laporan Kerja Praktek.Universitas Diponegoro.Semarang Prasetyo, Indra.2004. Simulasi Jaringan Wireless Gsm Berbasis Perangkat Lunak.Proyek Akhir.Institut Teknologi Sepuluh November http://ejournal.undip.ac.id/index.php/transmisi/search/results/31/10/2012. (Diunduh pada tanggal 12-12-2012)

23

You might also like