You are on page 1of 9

Macam-Macam Motivasi Motivasi diri timbul dan berkembang terdapat dalam dua dasar utama yakni : motivasi intrinsik

dan ekstrinsik. a. Motivasi Intrinsik Menurut Sadirman AM, motivasi intrinsik adalah : motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi tidak perlu di rangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.*1] Dengan demikian motivasi intrinsik dapat pula dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan pada suatu dorongan dalam diri dan secara mutlak terkait dengan aktivitas belajar. Sedangkan menurut Chalijah Hasan motivasi intrinik adalah : jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain*2] Ada beberapa macam terbentuknya motivasi intrinsik dalam kegiatan belajar, antara lain : 1). Adanya Kebutuhan Menurut Ngalim Purwanto : Tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun psikis.*3] Dari pendapat tersebut, bagi keluarga sakinah yang bermaksud memberikan motivasi kepada anak, maka harus berusaha mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan-kebutuhan anak yang akan dimotivasi. Menurut Yaumil Agoes : memahami kebutuhan anak adalah semata-mata untuk memberi peluang pada anak memilih berbagai alternatif yang tersedia dalam suatu lingkungan yang kaya stimulasi. *4] Berdasarkan kepada pendapat tersebut dapat dipahami bahwa orang tua harus mengetahui kebutuhan anak. 2). Adanya Cita-Cita Selanjutnya pendorong yang mempunyai pengaruh besar adalah adanya cita-cita. Cita-cita merupakan pusat bermacam-macam kebutuhan-kebutuhan, artinya kebutuhan-kebutuhan itu biasanya direalisasikan di sekitar cita-cita itu. Sehingga cita-cita tersebut mampu memberikan energi kepada anak untuk melakukan sesuatu aktifitas belajar. Jadi seseorang anak harus mempunyai cita-cita dan dengan cita-cita tersebut dapat meraih apa saja yang diinginkan. Selanjutnya Zakiah Daradjad menjelaskan bahwa : Manfaat sikap-sikap cita-cita dan rasa ingin tahu anak. Pada umumnya anak-anak preadolescent dan permulaan adolesent memiliki citacita yang tinggi dan sering mereka memberi respon dalam bentuk kerja sama permainan, kejujuran dan karajinan.*5]

Dari pendapat tersebut, dapat dipahami bahwa perlu pemberian motivasi yang tepat terhadap anak yang belum mengetahui pentingnya belajar yang menunjang terhadap pencapaian cita-citanya. Disinilah peranan dan kontribusi keluarga di tuntut untuk memberikan motivasi, agar anak dapat melakukan perbuatan yang dapat menunjang pencapaian cita-citanya dan dalam hal ini, kontribusi keluarga sakinah pencapaian cita-cita dan dalam hal ini, kontribusi keluarga sakinah diwujudkan dengan cara menerangkan manfaat belajar, sehingga anak merasa terpanggil untuk tetap belajar secara efektif dan efisien agar dapat menggapai cita-citanya. 3) Keinginan Tentang Kemajuan Dirinya Di dalam proses belajar, motivasi memang memegang peranan penting. Menurut Sadirman bahwa : melalui aktualisasi diri pengembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang. Keinginan dan kemajuan diri ini menjadi salah satu keinginan diri seseorang. Keinginan dan kemajuan diri ini menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu.*6] 4) Minat Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan kalau disertai dengan minat. b. Motivasi Ekstrinsik Menurut Chalijah Hasan motivasi ekstrinsik adalah jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar.*7] Sedangkan Sadirman menyebutkan : motivasi ekstrinsik itu adalah motif-motif yang aktif dan fungsinya karena adanya perangsang dari luar.*8] Motif ekstrinsik dapat pula dikatakan sebagai suatu bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar yang diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Berdasarkan pada pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi ekstrinsik itu aktif jika di rangsang dari luar dan mempunyai kontribusi besar dalam menumbuhkan motivasi ini adalah keluarga sakinah, sebagai tempat yang pertama dan utama dalam proses pendidikan. Dengan berbagai cara keluarga sakinah dapat melakukan rangsangan untuk motivasi belajar anak. Anak didalam melakukan sesuatu aktifitas belajar seringkali mengalami kesulitan dan untuk mengatasi kesulitan tersebut keluarga sebagai pilar utama harus membantu anak dalam mengatasi kesulitan tersebut. Dengan pemberian dan penanaman motivasi kepada anak dapat menjadikan anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, lepas dari ketergantungan serta tidak mudah putus asa. Ada beberapa cara untuk menumbuhkan dan membangkitkan anak agar melakukan aktifitas belajar,

diantaranya adalah : 1) Pemberian Hadiah Hadiah merupakan alat pendidikan yang bersifat positif dan fungsinya sebagai alat pendidik represif positif. Hadiah juga merupakan alat pendorong untuk belajar lebih aktif. Keluarga sakinah dapat memilih macam-macam hadiah dengan disesuaikan dengan sutuasi dan kondisi tertentu. Motivasi dalam bentuk hadiah ini dapat membuahkan semangat belajar dalam mempelajari materimateri pelajaran. Dan sebuah keluarga yang sakinah harus memilih waktu yang tepat, yaitu kapan hadiah tersebut akan diberikan untuk mendatangkan pengaruh positif terhadap anak. 2) Kompetensi Saingan atau kompetensi dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong belajar anak, baik persaingan individu maupun kelompok dalam rangka meningkatkan prestasi belajar anak. Memang unsur persaingan itu banyak digunakan dalam dunia industri dan perdagangan, tetapi sangat baik jika digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar anak. 3) Hukuman Hukuman merupakan pendidikan yang tidak menyenangkan, alat pendidikan yang bersifat negatif, namun demikian dapat menjadi alat motivasi atau pendorong untuk mempergiat belajar anak. Anak akan berusaha untuk mendapatkan tugas yang menjadi tanggung jawanya, agar terhindar dari hukuman. Ishom Ahmadi menyebutkan, Hukuman adalah termasuk alat pendidikan represif yang bertujuan menyadarkan anak didik agar melakukan hal-hal yang baik dan sesuai dengan tata aturan yang berlaku.*9] Sebelum hukuman diberikan, hendaknya pendidikan atau orang tua mengetahui tahapantahapan seperti yang disebutkan oleh Ishom Ahmadi, antara lain : a). Pemberitahuan b). Teguran c). Peringatan d). Hukuman.[10] 4) Pujian Menurut Sadirman adalah Bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.*11] Apabila anak berhasil dalam kegiatan belajar, pihak keluarga perlu memberikan pujian pada anak. Positifnya pojian tersebut dapat menjadi motivasi untuk meningkatkan prestasi, akan tetapi pujian yang diberikan kepada anak tidak berlebihan. Karena apabila terlalu sering, maka anak akan menjadi besar kepala dan manja. Oleh karena itu pujian hendaknya diberikan secara wajar saja agar menjadi motivasi bagi anak. -------------------------------------------DAFTAR KUTIPAN: -------------------------------------------[1] Sadirman AM, Op. Cit., hlm. 87

[2] Chalijah Hasan, Deminsi- deminsi Psikologi Pendidikan, Surabaya : Al-Ikhlas,1994, hlm. 145 [3] Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2002, hlm. 77 [4] Yaumil Agoes, Peranan Keluarga Dalam Pembinaan SDM, Jakarta : Pustaka Antara, 1993, hlm 21 [5] Zakiah Daradjad, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakara : Bumi Aksara, 1995, hlm. 144 [6] Sadirman, Op. Cit,.hlm. 85 [7] Chalijah Hasan. Loc. Cit [8] Sadirman AM, Op. Cit,.hlm. 88 [9] Ishom Ahmadi, [10] Ishom Ahmadi, Loc. Cit., hlm.92 [11] Sadirman, Op. Cit., hlm. 92

Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli Sebelum sampai pada motivasi, maka penulis terlebih dahulu akan menjelaskan kata motiv terlebih dahulu, karena kata motiv muncul terlebih dahulu sebelum kata motivasi. Kedua hal tersebut merupakan daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motiv dapat diartikan sebagai suatu kondisi internal (kesiapan, dan kesiagaan). Yang berawal dari kata motiv itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah aktif pada saat-saat tertentu terutama apabila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan mendesak. Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli

Sujono Trimo memberikan pengertian motivasi adalah suatu kekuatan penggerak dalam prilaku individu dalam prilaku individu baik yang akam menentukan arah maupun daya ahan (perintence) tiap perilaku manusia yang didalamnya terkandung pula ungsur-ungsur emosional insane yang berasangkutan

Dari uraian diatas dapat di sipulkan bahwa motivasi secara etimologi adalah dorongan atau daya penggerak yang ada daya penggerak yang berada dalam diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan untuk mencapai sebuah tujuan.

Sedangkan secara terminonologi banyak para ahli yang memberikan batasan tentangpengertian motivasi diantaranya adalah:

Menurut Sartain, Motivasi adalah suatu pertanyaan yang komplek dimana dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal ) atau perangsang. Menurut Chifford T. Morgan, motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek-aspek dari pada motivasi. Ketiga hal tersebut adalah keadaan yang mendorong tingkah laku (Motiving states), yaitu tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut (Motiving Behavior), dan tujuan dari tingkah laku tersebut (Goal or Endsof Such Behavior). Menurut Fredrick J. Mc Donal, memberikan sebuah pernyataan yaitu motivasi adalah perubahan energi pada diri dari seseorang yang ditantai dengan perasaan dan juga reaksi untuk mencapai sebuah tujuan. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi dapat dipandang sebagai fungsi, berarti motivasi berfungsi sebagai daya enggerak dari dalam individu untuk melakukan aktivitas tertentu dalam mencapai tujuan. Motivasi dipandang dari segi proses, berarti motivasi dapat dirangsang oleh factor luar, untuk menimbulkan motivasi dalam diri siswa yang melalui

proses rangsangan belajar sehingga dapat mencapai tujuan yang di kehendaki. Motivasi daipandang dari segi tujuan, berarti motivasi merupakan sasaran stimulus yang akan dicapai. Jika seorang mempunyai keinginan untuk belajar suatu hal, maka dia akan termotivasi untuk mencapainya.

b. Macam-macam Motivasi Menurut Para Ahli

Para ahli psikologi berusaha menggolongkan motivasi yang ada dalam diri manusia atau suatu organisme kedalam beberapa golongan.

Amir Dien Indra Kusuma dalam bukunya Pengantar Ilmu Pendidikan membagi motivasi menjadi dua bagian, yaitu: motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri, dan motivasi ekstrinsik adalah motivasi dari luar anak. Sedangkan Sudarman AM. Mengemukakan bahwa motivasi intrinsik adalah motiv-motiv yang menjadi aktif atau berfungsi tidak perlu rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan nmenurut Sumadi Suryabrata, motivasi intrinsik adalah motiv-motiv yang fungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Sedangkan devinisi dari motivasi instrinsik menurut pendapat lain tentang motivasi adalah tenaga pendorong yang berasal dari luar diri anak. Berdasarkan definisi diatas, maka dapat difahami bahwa motivasi ekstrinsik pada hakekatnya adalah dorongan yang berasal dari luar seseorang. Motivasi ekstrinsik yang positif seperti gabjaran, pujian, hadiah dan lain sebagainya dapat merangsang kegiatan anak untuk giat belajar.

c. Fungsi Motivasi Menurut Para Ahli Menurut M. Ngalim Purwanto ada tiga fungsi motivasi dalam belajar, yaitu:

Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif itu berfungsi sebagai penggerak atau motor yang memberi energi (kekuatan) seseorang untuk melakukan suatu tugas. Motif itu merupakan arah perbuatan, yakni kearah perwujutan cita-cita atau suatu tujuan. Motiv itu menyeleksi suatu perbuatan kita, artinya menentukan perbuatan-perbuatan yang mana harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan mengenyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu.

Hal ini di pertegas lagi oleh pendapat Dr. S. Nasution, MA. Bahwa fungsi motivasi adalah sebagai berikut. Mendorong manusia untuk berbuat. Jadi sebagai pengerak atau motor yang memerlukan energi.

Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang ingin dicapai. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dilakukan yang serasi guna mencapai tujuan itu, dengan mengenyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu.

Mulyadi dalam bukunya Psikologi pendidikan mengungkapkan pendapat De Cocco, tentang masalah motivasional yang dihadapi guru dalam rangka menghadapi situasi dan memelihara suasana belajar, yaitu empat macam fungsi motivasi.

Fungsi Penggugahan (Arousal Function) Maksudnya adalah belajar tidak akan terjadi apabila tidak ada penggugah atau minat secara emosional yang telah ada pada diri siswa. Setela siswa tergugah minatnya, maka tugas guru selanjutnya adalah mengikat perhatian siswa agar senantiasa terikat dalam suasana belajar. Fungsi Penggarapan (Expectancy Function) Artinya jika ada dorongan belajar belum muncul pada diri siswa dan pada dirinya ditetapkan segemgam harapan untuk memahami, memiliki dan juga menguasai kecakapan, ketrampulan dan juga pengetahuan setelah menyelesaikan tugas belajarnya. Fungsi Pengajaran (Incentive Function) Untuk mendorong siswa belajar secara optimal, guru perlu memberi ganjaran ataupun hadiah yang setimpal dengan usaha siswa dalam mencapai apa yang diinginkan, siswa yang merasa mudah dapat memecahkan dan juga menyelesaikan persoalan yang dihadapinya akan menjadi puas dan kepuasan itu membentuk semacam Reward bagi dirinya. Fungsi Pengaturan Tingkah Laku (Diciplinary Function) Agar belajar berjalan secara optimal diperlukan adanya pengaturan tingkah laku secara optimal dan juga relevan dengan keadaan

siswa. Guru wajib menanamkan disiplin pada diri siswa agar senantiasa mereka berada dalam situasi belajar.

d. Hal-hal Yang Dapat Menimbulkan Motivasi Belajar

Diatas telah dibahas macam-macam motivasi. Bahwa motivasi itu ada dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah:

Adanya Kebutuhan.: Dengan adanya kebutuhan maka hal ini menjadi motivasi bagi anak didik untuk berbuat dan berusaha, misalnya: anak ingin mengetahui isi cerita dari buku sejarah, keinginan untuk mengetahui isi tersebut menjadi pendorong yang kuat bagi anak untuk belajar membaca.

Adanya Pengetahuan tentang Kemajuan Sendiri.: Dengan mengetahui hasil dan presentasi diri, seperti apakah ia mendapat kemajuan atau tidak, hal ini menjadi pendorong bagi anak untuk belajar lebih giat lagi. Jadi dengan adanya pengetahuan sendiri tentang kemajuannya, maka motivasi tersebut akan timbul.

Adanya Aspirasi atau Cita-cita: Bahwa manusia itu tidak akan terlepas dari cita-cita, hal ini tergantung dari tingkat umur manusia itu sendiri. Mungkin anak kecil belum mempunyai cita-cita, akan tetapi semakin besar usia seseorang semakin jelas dan juga tegas dan semakin mengetahui jati dirinya dan juga cita-citanya yang ingin ia capainya.

Adapun hal-hal yang adapat menimbulkan motivasi ekstrinsik adalah:

Ganjaran : Menurut Amir Dien Indra Kusuma, ganjaran adalah merupakan alat pendidikan represif dan positif. Ganjaran adalah juga merupakan alat motivasi, yaitu alat yang bisa menimbulkan motivasi Ekstrinsik

Hukuman : Menurut Amir Dien Indra Kusuma, satu-satunya hukuman yang dapat diterima dalam dunia pendidikan adalah hukuman yang bersifat memperbaiki hukuman yang bisa menyadarkan anak kepada keinsyafan atas kesalahan yang telah diperbuatnya.

Persaingan. Sudah jelas bahwa persaingan ini mempunyai insentif yang penting dalam pengajaran. Apabila persaingan diadakan dalam suasana yang fair, maka hal ini akan merupakan motivasi dalam Academic Achievement akan tetapi persaingan akan mempunyai efek yang lainnya. Disamping itu Academic Achievement itu sendiri dan jika persaingan itu dijalankan dengan intensif, maka:

Murid yang terbelakang akan mengundurkan diri dan juga putus asa. Murid yang tergolong sedang maka hal ini akn menimbulkan ketegangan emosional, kekhawatiran, ataupun sikap acuh. Untuk murid yang termasuk pandai maka persaingan yang insentif akan menimbulkan optimis terhadap kemampuan mereka, yang seringkali menimbulkan keseimbangan.

You might also like