You are on page 1of 27

PENAHANAN

Hijrah Adhyanti Mirzana FH Univ. Hasanuddin 2010

Pengertian Penahanan
adalah penempatan tersangka atau terdakwa di tempat tertentu oleh penyidik atau penuntut umum atau hakim dengan penetapannya , dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam UU ini. (Pasal 1 butir 21 KUHAP)

Pejabat Yang Berhak Menahan


Penyidik atau Penyidik Pembantu yang mendapat limpahan wewenang dari penyidik dalam tingkatan Penyidikan ; Penuntut umum dalam tingkatan penuntutan ; Hakim dalam dalam tingkatan pemeriksaan pengadilan (Pasal 20 KUHAP)

Syarat-syarat Penahanan
Tersangka/terdakwa yang diduga keras berdasarkan bukti yang cukup dikhawatirkan akan melarikan diri, merusak/menghilangkan barang bukti dan/atau mengulangi tindak pidana (Pasal 21 ayat (1) KUHAP). Tersangka/Terdakwa melakuan tindak pidana dan/atau percobaan maupun memberi bantuan dalam tindak pidana dalam hal diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih atau tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam : a. Pasal 282 ayat (3), Pasal 296, Pasal 335 ayat (1), Pasal 351 ayat (1), Pasal 459, Pasal 480, Pasal 506 KUHP ;

b. Pasal 25 & Pasal 26 Ordonansi Bea dan Cukai; c. Pasal 1,2 dan 4 UU Imigrasi 1955; d. Pasal 36 ayat (7), Pasal 41, Pasal 42, Pasal 43, Pasal 47 dan Pasal 48 UU Narkotika 1976. (Pasal 21 ayat (4) KUHAP)

Prosedur Penahanan
Penahanan oleh Penyidik harus dengan surat perintah sedangakan penahanan oleh hakim harus dengan penetapan. Surat Perintah atau Penetapan tersebut harus memuat : a. Identitas tersangka/terdakwa ; b. Menyebutkan alasan penahanan ; c. Uraian singkat kejahatan yang dipersangkakan/didakwakan serta tempatnya ditahan.

Tembusan surat perintah penahan/penahanan lanjutan atau Penetapan penahanan diberikan kepada keluarganya/perwakilan negara asing/orang lain yang serumah dengannya/oranglain yang bantuannya dibutuhkan tersangla/terdakwa untuk mendapatkan bantuan hukum atau jaminan penangguhan penahan. (Pasal 21 ayat (2) dan ayat (3) serta Pasal 59 KUHAP).

Jenis-jenis Penahanan
Penahanan Rumah Tahanan Negara ; Penahanan Rumah ; Penahanan Kota

Penahanan Rumah Tahanan Negara


Jika tidak terdapat Rutan, maka dapat dilakukan di kantor kepolisian negara, kantor kejaksaaan negeri, lembaga pemasyarakatan, rumah sakit, atau di tempat lain jika keaddan yang memaksa. Ditahan dalam rutan dengan surat penahanan yang sah oleh pejabat yang bertanggung jawab secara yuridis. Penempatan tahanan dipisah-pisahkan berdasarkan jenis kelamin, umur dan tingkatan pemeriksaan.

10 (Sepuluh) hari sebelum masa tahanan habis, Kepala Rutan wajib memperingatkan pejabat yang bertanggung jawan secara yuridis tentang hampir habisnya masa penahanan.Jika hingga masa penahanan habis dan belum ada perintah perpanjangan penahanan/perintah pengeluaran, maka pejabat Rutan berwenang mengeluarkan tahanan tersebut demi hukum.

Ijin meninggalkan rutan untuk sementara diberikan oleh pejabat yang bertanggungjawab secara yuridis kepada tahanan yang sakit dan memerlukan pemeriksaan/perawatan di luar Rutan dengan surat keterangan dari dokter Rutan atau kepada tahanan yang pulang kerumah karena kepentingan mendesak. Ijin ini diberikan dengan mendapat pengawalan dari pihak Kepolisian. (Pasal 19 PP No. 27/1983 Tentang Pelaksanaan KUHAP)

Penahanan Rumah
Dilaksanakan di rumah tempat tinggal/kediaman tersangka/terdakwa dengan mengadakan pengawasan terhadapnya. Jika tersangka/terdakwa akan keluar rumah harus mendapat ijin dari pejabat yang bertanggung jawab secara yuridis. Penahanan rumah dikurangkan dari pidana yang dijatuhkan sebesar 1/3 (sepertiga) dari jumlah lamanya waktu penahanan. Dapat dilakukan perpanjangan penahanan. (Pasal 22 KUHAP)

Penahanan Kota
Dilaksanakan di kota tempat tinggal/kediaman tersangka/terdakwa dengan kewajian melaporkan diri pada waktu-waktu yang ditentukan ; Jika tersangka/terdakwa akan keluar kota harus mendapat ijin dari pejabat yang berwenang secara yuridis ; Penahanan kota dikurangkan dari pidana yang dijatuhkan sebesar 1/5 (sepertiga) dari jumlah lamanya waktu penahanan. Dapat dilakukan perpanjangan penahanan. (Pasal 22 KUHAP)

Pengalihan Penahanan
Ada Surat Perintah Pengalihan Penahanan dari Penyidik, Penuntut Umum atau Penatapan Pengadilan. Surat Perintah/Penetapan Pengadilan tersebut ditembuskan kepada tersangka/terdakwa, keluarganya serta instansi yang bersangkutan.

Lamanya Penahanan
Penyidik maksimum 20 hari dengan perpanjangan oleh JPU maksimum 40 hari. JPU maksimum 20 hari dengan perpanjangan oleh Ketua PN maksimum 30 hari. Hakim PN maksimum 30 hari, perpanjangan oleh Ketua PN maksimum 60 hari.

Hakim PT maksimum perpanjangan oleh Ketua PT 60 hari Hakim MA maksimum perpanjangan oleh Ketua MA 60 hari.

30 hari, maksimum 50 hari, maksimum

Pengecualian Lamanya Penahanan


Jika ternyata terdakwa yang bersangkutan menjadi gila, maka hakim dapat menetapkan untuk menangguhkan pemeriksaan persidangan dan masa penahanannya hingga terdakwa sembuh. Terdakwa yang mengalami gangguan fisik atau mental yang berat dan perlu mendapat perawatan di luar Rutan, tenggang waktu penahanannya dibantar.

Pembantaran dihitung sejak tanggal terdakwa secara nyata dirawat inap di RS yang dibuktikan dengan surat keterangan Kepala RS dimana terdakwa dirawat. Setelah pembantaran selesai, tenggang waktu penahanan berjalan kembali dan dihitung sesuai dengan KUHAP. Pembantaran tidak termasuk dalam pemidanaan yang dijatuhkan.

Penangguhan Penahanan
Penangguhan penahanan dilakukan dengan atau tanpa jaminan uang atau jaminan orang, berdasarkan syarat yang ditentukan. Pejabat yang berwenang sewaktu-waktu dapat mencabut penangguhan penahanan pabila terjadi pelanggaran syarat yang ditentukan.

(Pasal 31 KUHAP)

Prosedur Penangguhan Penahanan


Jumlah minimum uang jaminan tidak ditentukan dalam UU tetapi ditetapkan oleh pejabat yang berwenang, disesuaikan dengan kemampuan penjamin serta berat ringannya kejahatan. Jumlah jaminan harus disebutkan secara jelas dalam perjanjian.

Uang jaminan disimpan di Kepaniteraan PN, diserahkan sendiri oleh pemberi jaminan dan untuk itu Panitera memberikan tanda terima. Tembusan tanda penyetoran disampaikan oleh Panitera kepada Pejabat yang berwenang. Berdasarkan tanda bukti penyetoran uang, Pejabat yang berwenang mengeluarkan Surat Perintah Penangguhan Penahanan.

Apabila tersangka/terdakwa melarikan diri dan lewat 3 bulan tidak ditemukan, uang jaminan menjadi milik negara dan disetor ke kas negara. Apabila jaminannya adalah orang, maka identitas orang yang menjamin disebutkan secara jelas dalam perjanjian. Dalam hal jaminan orang, tersangka/terdakwa melarikan diri dan 3 bulan tidak ditemukan, maka penjamin diharuskan membayar uang yang jumlahnya ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.

Apabila penjamin tidak membayar sejumlah uang yang dimaksud, juru sita menyita milik penjamin untuk dijual lelang dan hasilnya disetor ke kas negara melalui Panitera Pengadilan Negeri. (Pasal 35 & 36 PP No. 27/1983 tentang Pelaksanaan KUHAP)

Hak-hak Selama Penahanan Menurut KUHAP


Menghubungi Penasihat Hukum (Pasal 57 ayat (1)). Menghubungi Perwakilan Negaranya bagi warga negara asing (Pasal 57 ayat (2)). Menghubungi dan menerima kunjungan dokter pribadinya (Pasal 58). Diberitahukan tentang penahanan atas dirinya (Pasal 59 jo Pasal 21 ayat (3)).

Menghubungi atau menerima kunjungan (Pasal 60 dan 61). Menerima atau mengirim surat (Pasal 62). Menerima kunjungan Rohaniawan (Pasal 63).

Hak-hak Selama Penahanan Menurut Permenkeh No. M.04-UM.01.06 Tahun 1983


Mendapatkan perawatan yang meliputi makanan, pakaian, tempat tidur, kesehatan rokhani dan jasmani (Pasal 5). Memakai pakaian sendiri atau pakaian dari Rutan (Pasal 6). Mendapatkan makanan yang layak (Pasal 7).

Mendapatkan biaya pemakaman apabila meninggal dunia dan tidak diurusi oleh keluarganya (Pasal 12). Mengikuti kegiatan rokhani. Menyalurkan hobi berkesenian (Pasal 14). Tidak untuk dipekerjakan (Pasal 15).

You might also like