You are on page 1of 91

1

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul ASUHAN KEBIDANAN

KOMPREHENSIF PADA NY. J UMUR 25 TAHUN HAMIL 37 MINGGU DI BPS Hj. IMAS MASRIKAH TAGOG PAMOYANAN TASIKMALAYA Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Praktek Klinik Kebidanan yang dilaksanakan di BPS Hj. Imas Masrikah, Tagog - Pamoyanan. Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini tidak terlepas dari segala bantuan dan bimbingan semua pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dra. Hj. Tuti Nurhayati, Dipl. MM. Kes., selaku Ketua Program Studi Kebidanan STIK Bina Putera Banjar yang turut mendukung dalam penulisan laporan ini, 2. Dosen Pembimbing STIK Bina Putera Banjar yang turut mendukung dalam penulisan laporan ini, 3. 4. 5. Bidan Hj. Imas Masrikah, selaku pembimbing lapangan PKK III, Ny. J, yang bersedia untuk kami observasi dan kami wawancara, Kedua Orangtua yang telah banyak memberikan dorongan dan dukungan baik secara moril maupun materil dan juga doa sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan PKK ini,

2 6. Rekan-rekan mahasiswa STIK Bina Putera Banjar yang selalu memberikan dorongan mental sehingga terealisasikannya penulisan laporan ini, 7. Semua pihak yang telah bersedia memberikan bantuan kepada penulis baik moril maupun materil. Penulis menyadari, masih banyak kekurangan dari isi maupun penyajiannya, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya demi kelancaran penulisan laporan yang lain di masa yang akan datang. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Tasikmalaya,

April 2010

Penulis

RIMA DEWI NURAFNI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ A. Latar Belakang ........................................................................... B. Tujuan ........................................................................................ C. Metode Pengumpulan Data ........................................................ BAB II TINJAUAN TEORITIS .................................................................. A. Asuhan Kebidanan Komprehensif ............................................. B. Definisi ....................................................................................... BAB III ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PADA NY. J USIA 25 TAHUN Fisiologis ............................................................ A. Pengkajian ANC ......................................................................... B. Pengkajian INC .......................................................................... C. Pengkajian PNC ......................................................................... D. Pengkajian BBL ......................................................................... E. Pengkajian KB ........................................................................... BAB IV PEMBAHASAN MASALAH .......................................................... BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... A. Kesimpulan ................................................................................ B. Saran ........................................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

i iii 1 1 2 3 6 6 6

36 36 42 52 55 59 62 64 64 64

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Menurut beberapa ahli, diantaranya Hendrik L. Belum (1974) menyatakan bahwa ada 4 faktor utama yang mempengaruhi kesehatan, yaitu Lingkungan, Perilaku, Pelayanan Kesehatan dan Keturunan. Lingkungan merupakan faktor yang dominan mempengaruhi kesehatan, karena di lingkunganlah dimana kondisi kehidupannya tersebut dipengaruhi oleh perilaku individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat baru kemudian ditunjang oleh tersedianya fasilitas kesehatan dan faktor keturunan. Di negara berkembang termasuk Indonesia, mortalitas dan morbilitas pada wanita hamil, bersalin dan pada bayi masih merupakan masalah besar. Selain hal ini disebabkan karena minimnya akses bagi ibu hamil dan melahirkan, fasilitas kesehatan nampaknya juga belum cukup memadai. Di samping hal tersebut, terdapat pula beberapa hambatan lain seperti permasalahan transportasi, kemiskinan, pelayanan dari petugas kesehatan yang tidak optimal dan pengaruh sosial budaya dimana masyarakat lebih memilih mencari pertolongan persalinan ke dukun daripada ke tenaga medis pada saat melahirkan. Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002/2003 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup atau setiap jam terdapat 2 orang Ibu bersalin meninggal dunia, sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia yaitu

5 20 per 1.000 kelahiran hidup atau setiap 5 menit 1 bayi baru lahir. (www.depkes.go.id). Penyebab kematian ibu terbanyak di Indonesia masih merupakan trias klasik yaitu perdarahan, infeksi dan eklampsia. Penyebab lain adalah antenatal yang belum memadai sehingga penyakit pada kehamilan dengan resiko tinggi tidak atau terlambat diketahui, selain itu juga didukung oleh pendidikan ibu dan masyarakat yang relatif masih rendah, cenderung lebih memilih pemeriksaan kesehatan secara tradisional dan belum siap menerima pelaksanaan modern. Sedangkan kematian bayi dapat disebabkan oleh kasus asfiksia neonatorum, infeksi, BBLR, trauma persalinan dan cacat bawaan (Manuaba, 2007 : 6). Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Barat masih tinggi mencapai angka 321,5 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 44,36 per 1.000 kelahiran hidup (http://www.pikiran-rakyat.com). Dengan adanya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Kematian Bayi (AKB) yang masih tinggi, maka WHO merencanakan upaya menurunkan AKI dan AKB diantaranya membina kesepakatan politik, meningkatkan partisipasi masyarakat dan meningkatkan upaya pelaksanaan kesehatan yang bersumber pada upaya pelaksanaan kesehatan yang bersumber pada upaya promotif, preventif, kurative dan rehabilitasi (Manuaba, 2007 : 8). Mengingat bahwa setiap kehamilan beresiko untuk berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat, itu sebabnya ibu hamil perlu untuk melakukan kunjungan ANC yang berkesinambungan, agar keadaan ibu

6 dengan janin terpantau dengan baik dan dapat terdeteksi secara dini masalah yang terjadi sehingga tidak terjadi komplikasi yang berat. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang diharapkan ibu dan keluarga selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai, peran ibu adalah untuk melahirkan bayinya, peran petugas kesehatan adalah memantau persalinan untuk mendeteksi adanya komplikasi (Syaifudin AB, 2005 : 100) Masa post partum merupakan saat paling kritis untuk mencegah kematian ibu, terutama kematian disebabkan karena perdarahan. 2 jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa. Ibu melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedang menyesuaikan diri dari dalam perut ke dunia luar (Syaifudin AB, 2005 : 120). Masa neonatus merupakan masa kritis dari kehidupan bayi, 2/3 kematian bayi terjadi 4 minggu setelah persalinan dan 60 % kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir. Dengan pemantauan dan asuhan pada ibu dan bayi masa nifas dapat mencegah kematian (Syaifudin AB, 2005 : 123). Dari hasil data pengkajian masyarakat yang didapat pada Ny. J yang bertempat tinggal di Kampung Tanjung RT. 04 RW. 01 Tasikmalaya. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis melaksanakan asuhan kebidanan dengan menggunakan manajemen asuhan kebidanan dengan pendokumentasian dalam bentuk SOAP yang berjudul ASUHAN KEBIDANAN

KOMPREHENSIF PADA NY. J UMUR 25 TAHUN HAMIL 37

7 MINGGU DI BPS Hj. IMAS MASRIKAH TAGOG PAMOYANAN TASIKMALAYA. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mampu melaksanakan dan menerapkan asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny. J dengan pendokumentasian SOAP. 2. Tujuan Khusus a. Dapat melaksanakan pengkajian secara subjektif pada Ny. J b. Dapat melaksanakan pengkajian secara objektif pada Ny. J c. Dapat menyusun rencana asuhan dan melaksanakan rencana asuhan kebidanan serta mengevaluasi asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. J d. Dapat membuat pendokumentasian SOAP C. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu suatu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan cara bahwa kesimpulan yang ditarik tidak keluar dari batas-batas pengamatan yang ada. Adapun tekniknya adalah sebagai berikut : a. Teknik Observasi Yaitu teknik yang digunakan dengan cara mengamati klien secara langsung mengenai kesehatan.

8 b. Teknik Wawancara Yaitu teknik yang digunakan dengan cara berkomunikasi langsung dengan klien beberapa pertanyaan yang bersifat terbuka maupun tertutup untuk mengetahui masalah yang dihadapi. c. Teknik Kepustakaan Yaitu teknik penulisan yang digunakan dengan cara mengambil dari berbagai sumber buku dari perpustakaan. d. Studi Dokumentasi Sebagai data yang diperoleh dari dokumentasi klien yang ada dalam praktik misalnya catatan medis yang telah dilakukan pada pemeriksaan yang lalu.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A.

Asuhan Kebidanan Komprehensif Asuhan adalah bantuan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, baik dokter, bidan atau perawat untuk membantu menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan kesehatan. Bidan (midwife) adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui oleh pemerintah setempat dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku serta atau mendapat izin melakukan Praktek Kebidanan (Kesepakatan International Confederation of Midwife, International 1993). Kebidanan adalah ilmu yang mempelajari kehamilan, persalinan dan nifas. Asuhan Kebidanan Komprehensif adalah asuhan yang diberikan oleh bidan kepada individu meliputi ibu hamil, melahirkan, ibu nifas, bayi baru lahir dan KB untuk memberikan bantuan serta penjelasan dalam menyelesaikan masalah-masalah terutama yang berhubungan dengan kebidanan.

B.

Definisi Manajemen Kebidanan 1. Kehamilan Kehamilan adalah dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,

10 triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Syaifudin AB, 2005 : 89). Kehamilan dibagi atas 3 triwulan (trimester) : Kehamilan triwulan I antara 0 12 minggu Kehamilan triwulan II antara 12 18 minggu Kehamilan triwulan III antara 28 40 minggu (Mansjoer, 2002 : 253). Kehamilan trimester III Kehamilan trimester tiga adalah kehamilan yang terjadi pada umur kehamilan 28 minggu sampai umur kehamilan 40 minggu. (Hanifa, Ilmu Kebidanan 2002 : 89). a. Perubahan Anatomi dan Fisiologis Pada Kehamilan Trimester III Tinggi Fundus Uteri - Pada umur kehamilan 28 minggu, tinggi fundus uteri sekitar 3 jari diatas pusat atau 1/3 jarak antara pusat dan prosesus xifoideus ( 28 cm). - Pada umur kehamilan 32 minggu, tinggi fundus uteri jarak prosesus xifoideus dengan pusat ( 32 cm). - Pada umur kehamilan 36 minggu, tinggi fundus uteri sekitar 1 jari di bawah prosesus xifoideus, dalam hal ini kepala bayi belum masuk pintu atas panggul ( 36 cm). - Pada umur kehamilan 40 minggu, tinggi fundus uteri turun setinggi 3 jari di bawah prosesus xifoideus, saat ini kepala janin telah masuk pintu atas panggul.

11 Sistem Respirasi Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan O2. Di samping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada umur 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20 sampai 25 % dari biasanya. Traktus Diestivus Tonus otot-otot traktus digestivus menurun, sehingga mortilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Makanan lebih lama berada di dlam lambung dan apa yang telah dicernakan lebih lama berada di dalam usus-usus. Hal ini mungkin baik untuk resorpsi, akan tetapi menimbulkan obstipasi. Traktus Urinarus Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul, keluhan sering kencing timbul karena kandung kencing mulai tertekan. Metabolisme Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI. - Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk

pertumbuhan dan perkembangan organ kehamilan dan

12 persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar gr/kg berat badan atau sebutir telur ayam sehari. - Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat,lemak dan protein. - Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil : Kalsium 1,5 gram setiap hari, 30 40 gram untuk pembentukan tulang janin. Zat Besi 800 mgr 30 50 mgr sehari. Air, ibu hamil memerlukan cukup banyak dan dapat terjadi retensi air. - Berat badan bertambah Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 16,5 kg selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar kg per minggu. (Wiknjosastro, 2005 : 89 100). Sistem Sirkulasi Darah a) Volume darah total dan volume plasma drah naik pesat sejak akhir trimester pertama. Volume darah akan bertambah banyak, kira-kira 25 %, dengan puncaknya pada kehamilan 32 minggu, diikuti curah jantung (cardiac output) meningkat sebanyak 30 %. b) Gambaran protein dalam serum berubah, jumlah protein albumin, gamaglobulin menurun pada triwulan pertama dan meningkat secara bertahap pada akhir kehamilan. yang

13 c) Hematokrit cenderung menurun karena kenaikan volume plasma darah. Jumlah eritrosit cenderung meningkat untuk memenuhi kebutuhan transport oksigen yang sangat

diperlukan selama kehamilan. Konsentrasi Hb terlihat menurun, walaupun sebenarnya lebih besar dibandingkan dengan Hb pada orang yang tidak hamil. Anemia fisiologis ini disebabkan oleh volume plasma yang meningkat. Dalam kehamilan, leukosit meningkat sampai 10.000/cc, begitu pula dengan produksi trombosit. d) Tekanan darah arteri cenderung menurun terutama selama trimester kedua, dan kemudian akan naik lagi seperti pada prahamil. Tekanan vena dalam batas-batas normal pada ekstremitas atas dan bawah, cenderung naik setelah akhir trimester pertama. Nadi biasanya naik, nilai rata-ratanya 84 per menit. e) Pompa jantung mulai naik kira-kira 30% setelah kehamilan 3 bulan dan menurun lagi pada minggu-minggu terakhir kehamilan. (Rustam Mochtar, 2003). b. Perubahan Psikologis Maternal pada Trimester III Trimester III sering disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang ibu merasa khawatir bahwa

14 bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan meningkatnya kewaspadaan ibu akan timbulnya tanda dan gejala terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester III dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Di samping itu, ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dengan bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan ketenangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan. (Pundiknas, 2003 : 28). c. Antenatal Care Asuhan Antenatal Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang

diharapkan. Oleh karena itu, pelayanan / asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. (Saifudin AB, 200 : 89). Tujuan Asuhan Antenatal 1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.

15 2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi. 3) Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan. 4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. 5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif. 6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar tumbuh kembang secara normal. Kebijakan Program Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan, paling sedikit 4 kali selama kehamilan, yaitu : Satu kali pada triwulan pertama Satu kali pada triwulan kedua Satu kali pada triwulan ketiga

Pelayanan / asuhan standar minimal asuhan kehamilan termasuk 7T, yaitu : (Timbang) berat badan Ukur (Tekanan) darah Ukur (Tinggi) fundus uteri

16 Pemberian imunisasi (Tetanus toksoid) TT lengkap Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan Tes terhadap penyakit menular seksual Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (Saifudin AB, 2005 : 90) d. Nasihat-Nasihat untuk Ibu Hamil Trimester III 1) Pantang Diet Hamil Pada dasarnya dianjurkan makanan empat sehat lima sempurna, karena kebutuhan akan protein dan bahan makanan tinggi, dianjurkan tambahan sebutir telur sehari. Nilai gizi dapat ditentukan dengan bertambahnya berat badan sekitar 6,5 kg sampai 16,5 kg selama hamil. 2) Pekerjaan Rumah Tangga Pekerjaan rutin dapat dilaksanakan. Bekerjalah sesuai dengan kemampuan dan makin sering dikurangi dengan semakin tua kehamilan. 3) Hubungan Seksual Hubungan seksual tidak dihalangi kecuali bila ada sejarah : a. Sering abortus b. Perdarahan pervaginam c. Pada minggu terakhir kehamilan, coitus harus hati-hati d. Bila ketuban pecah, coitus dilarang e. Dikatakan orgasme tua dapat menyebabkan kontraksi uterus

17 4) Gerak Badan Kegunaannya : sirkulasi darah menjdai baik, nafsu makan bertambah, dan tidur lebih nyenyak. Gerak badan yang melelahkan dilarang, dianjurkan berjalan-jalan pada pagi hari dalam udara yang masih segar. 5) Pakaian a. Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut b. Pakailah BH yang menyokong payudara c. Memakai sepatu dengan tumit yang tidak terlalu tinggi d. Pakaian dalam yang selalu bersih 6) Pemeliharaan Payudara Payudara yang dipersiapkan untuk dapat memberikan laktasi, perlu perhatian yang seksama. Dengan BH yang longgar, maka perkembangan payudara tidak terhalang. Puting susu penting diperhatikan agar tetap bersih. 7) Jadwal Istirahat dan Tidur Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik, karena istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin.

18 8) Pemberian Obat-Obatan Pengobatan penyakit saat hamil harus selalu memperhatikan apakah obat tersebut tidak berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin. Pengaruh obat terhadap janin dapat digolongkan sebagai berikut : a. b. Obat yang tergolong tidak boleh diberikan saat hamil. Obat yang dapat diberikan saat hamil dengan keamanan terbatas umumnya aman diberikan setelah hamil trimester II. c. Obat yang aman diberikan tetapi tidak ada keterangan tertulis yang lengkap. d. Obat atau bahan kimia yang pemberiannya saat hamil memerlukan pertimbangan dengan seksama. e. Obat atau bahan kimia yang aman diberikan pada kehamilan yaitu vitamin khusus untuk ibu hamil. 9) Merokok, Minum Alkohol dan Kecanduan Narkotika Sebaiknya pada masa kehamilan ibu tidak melakukan ketiga kebiasaan ini. Merokok dapat menyebabkan retardasi dalam pertumbuhan dan perkembangan janin sehingga melahirkan bayi dengan berat badan rendah, begitu juga alkohol dan narkotika kan memiliki resiko yang signifikan untuk melahirkan bayi dengan kelainan kongenital. 10) Kesehatan Jiwa Ketenangan jiwa penting dalam menghadapi persalinan, karena itu dianjurkan bukan saja melakukan latihan-latihan fisik,

19 namun juga kejiwaan untuk menghadapi persalinan. Walaupun peristiwa kehamilan dan persalinan adalah suatu hal yang fisiologis, namun banyak ibu-ibu yang tidak tenang, merasa khawatir akan hal ini. Untuk menghilangkan cemas, harus ditanamkan kerjasama pasien-penolong dan memberikan

penerangan selama hamil dengan tujuan : Menghilangkan ketidak tahuan Latihan-latihan fisik Mendidik cara-cara perawatan bayi Berdiskusi tentang peristiwa persalinan fisiologis (Wiknjosastro, 2005 : 160 163) 2. Persalinan Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (infartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. (Depkes RI, 2007 : 37). 1. Permulaan Terjadinya Persalinan Dengan penurunan hormon progesteron menjelang persalinan dapat terjadi kontraksi-kontraksi otot rahim menyebabkan : Turunnya kepala, masuk pintu atas panggul, terutama pada primigravida minggu ke-36 dapat menimbulkan sesak di bagian

20 bawah, di atas simpisis pubis dan sering ingin kencing atau susah kencing karena kandung kemih tertekan kepala. Perut lebih melebar karena fundus uteri turun Terjadi perasaan sakit di daerah pinggang karena kontraksi ringan otot rahim dan tertekannya pleksus frankenhauser yang terletak di sekitar serviks. Terjadinya perlunakan serviks karena terdapat kontraksi otot rahim. Terjadi pengeluaran lendir, dimana lendir penutup serviks dilepaskan. (Wiknjosastro, 2005 : 181). 2. Tanda-Tanda Persalinan Mules-mules yang teratur timbul semakin sering dan semakin lama. Keluar lendir dan bercampur darah (show) melalui vagina. Penipisan dan pembukaan serviks. (APN, 2004 : 2 2). 3. Faktor-Faktor Penting Dalam Persalinan Ada beberapa faktor yang mempengaruhi persalinan atau dikenal istilah 3P, yaitu : Passage atau jalan lahir dalam persalinan meliputi 2 macam, yaitu jalan lahir lunak dan jalan lahir keras. Jalan Lahir Keras (Tulang Panggul) Tulang-tulang panggul terdiri atas tulang coxae, tulang sakrum dan tulang coccygeus.

21 Jalan Lahir Lunak Jalan lahir lunak yang berperan pada saat persalinan adalah : a) Segmen bawah rahim b) Serviks uteri c) Vagina Di samping itu, otot-otot, jaringan ikat dan ligamen yang menyokong alat-alat urogenitalia sangat berperan pada saat persalinan. Power (Kekuatan) Kekuatan yang mendorong janin keluar dalam persalinan adalah : 1) His Pada waktu kontraksi, otot-otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil dan mendorong janin dan kantong amnion ke arah segmen bawah rahim dan serviks. 2) Tenaga Mengejan Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah, tenaga yang mendorong anak keluar selain his, terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding perut yang mengakibatkan peninggian tekanan intra abdominal. Tenaga ini serupa dengan tenaga mengejan waktu kita buang air besar tapi jauh lebih kuat lagi. Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil kalau pembukaan sudah lengkap dan paling efektif sewaktu

22 kontraksi rahim. Tanpa tenaga mengejan ini, anak tidak dapat lahir. Passanger (Janin) 1) Kepala janin dan ukuran-ukurannya Bagian janin yang paling besar dan keras adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan. Biasanya kalau kepala janin sudah lahir, maka bagian-bagian lainnya akan mudah menyusul lahir kemudian. 2) Postur janin dalam rahim (Wikjosastro, 2005 : 116) 4. Tahap Persalinan Kala I (Pembukaan) Disebut juga kala pembulaan, yang berlangsung antara

pembukaan nol sampai pembukaan lengkap (10 cm). kala I dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif : Fase laten, berlangsung selama 8 jam sampai pembukaan 3 cm His masih lemah dengan frekuensi his jarang. Fase aktif dibagi dalam 3 fase, yakni : - Fase akselerasi : selama 2 jam, dengan pembukaan 3 4 cm. - Fase dilantasi maksimal : lamanya 2 jam, dengan pembukaan 4 9 cm. - Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat kembali dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 menjadi lengkap (10 cm).

23 Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 12 jam, sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam. (Wiknjosastro, 2005 : 182) Kala II (Pengeluaran) Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Tanda dan gejala kala II : 1) His mulai lebih sering dan makin kuat. 2) Menjelang pembukaan lengkap, ketuban pecah. 3) Adanya dorongan meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva membuka. 4) Peningkatan pengeluaran lendir dan darah. Lamanya kala II pada primigravida berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara 0,5 jam. (Depkes RI, 2007) Kala III (Pelepasan Uri) Kala III persalinan dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. (Saifudin AB, 2002 : 101). Tanda-tanda lepasnya plasenta : 1) Perubahan bentuk dan tinggi fundus (Uterus menjadi bundar) 2) Tali pusat memanjang 3) Semburan darah tiba-tiba (Depkes RI, 2007).

24 Kala IV (Observasi) Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum. Masa post partum merupakan saat paling kritis untuk mencegah kematian ibu, terutama kematian disebabkan karena perdarahan. Observasi yang dilakukan, yaitu : 1) Tingkat kesadaran penderita 2) Pemeriksaan alat vital : tekanan darah, nadi pernapasan, suhu. 3) Kontraksi uterus 4) Terjadinya perdarahan 5) Tinggi fundus uteri 6) Kandung kemih Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400 500 cc. (Saifudin AB, 2005 : 118). 5. Partograf Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama kala aktif persalinan. Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan memeriksa pembukaan serviks berdasarkan pemeriksaan dalam mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal dan dengan demikian juga dapat mendeteksi secara dini setiap kemungkinan terjadinya partus lama. Partograf harus digunakan pada semua ibu ketika memberikan asuhan dalam persalinan kala I fase aktif. Partograf akan membantu pertolongan persalinan dalam memantau, mengevaluasi dan

25 mengambil keputusan klinik, baik dalam persalinan dengan penyulit maupun tidak. (Depkes RI, 2002). Hal-hal yang diamati pada catatan kemajuan persalinan atau partograf, yaitu : Kemajuan Serviks a) Pembukaan serviks b) Penurunan bagian terdepan, dalam hal ini kepala c) His (kontraksi uterus) Keadaan Ibu a) Nadi, tekanan darah dan suhu b) Urin : volume, kadar protein dan aseton c) Obat-obatan dan cairan yang diberikan d) Pemberian oksitosin Keadaan Janin a) Denyut jantung janin b) Warna dan jumlah air ketuban c) Moullage kepala janin (Mochtar Jilid 2, 1998 : 160) 6. Perubahan Psikologis Pada Persalinan Melahirkan anak, yang sudah tidak perlu dipertanyakan lagi, merupakan salah satu peristiwa penting dan senantiasa diingat dalam kehidupan wanita. Setiap wanita memiliki pengalaman melahirkan tersendiri yang dapat diceritakan ke orang lain.

26 Persalinan harus diatur secara aktif dan bahwa asuhan fisik ibu dan bayi merupakan satu-satunya pertimbangan telah ditantang. Pentingnya meningkatkan pengalaman persalinan bagi wanita. Namun perlu diingat, bahwa konsekuensi fisik dan psikologis persalinan harus dipertimbangkan secara simultan, terutama karena permasalahan fisik lebih cenderung menyebabkan distres emosional ataupun gangguan psikologis. (Jones.Handerson, 2005 : 239) 7. Tujuan Asuhan Persalinan Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi. (Saifudin AB, 2005 : 1001) 8. Teknik Asuhan Persalinan dan Kelahiran Asuhan sayang ibu dan sayang bayi harus dimasukkan sebagai bagian dari persalinan bersih dan aman, termasuk hadirnya keluarga atau orang-orang yang memberi dukungan bagi ibu. Partograf harus digunakan untuk memantau persalinan dan berfungsi sebagai suatu catatan atau rekam medik untuk persalinan. Selama persalinan normal, intervensi hanya dilaksanakan jika benar-benar dibutuhkan. Prosedur ini hanya dibutuhkan jika ada infeksi atau penyakit. Manajemen aktif kala III termasuk melakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat secara dini, memberikan suntikan oksitosin

27 IM, melakukan masase fundus, harus dilakukan pada persalinan normal. Penolong persalinan harus tetap tinggal bersama ibu dan bayi setidak-tidaknya 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu sudah dalam keadaan stabil. Fundus harus diperiksa setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua. Masase fundus harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan untuk memastikan tonus uterus tetap baik, perdarahan minimal dan pencegahan perdarahan. Selama 24 jam pertama setelah persalinan, fundus harus sering diperiksa dan dimasase sampai tonus baik. Ibu dan anggota keluarga dapat diajarkan melalui hal ini. Segera setelah lahir, selluruh tubuh terutama bayi harus segera diselimuti dan bayi harus dikeringkan serta dijaga kehangatannya untuk mencegah terjadinya hipotermia dan lakukan IMD. Obat-obatan esensial, bahan dan perlengkapan harus disedikan oleh petugas dan keluarga. (Sarwono, 2005 : 101) 9. Tanda Bahaya Pada Masa Persalinan Bayi tidak lahir 12 jam sejak terasa mules Perdarahan lewat jalan lahir Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir Ibu tidak kuat mengejan atau mengalami kejang

28 Air ketuban pecah Setelah bayi lahir, plasenta tidak keluar (Depkes RI, 2007). 3. Nifas 1. Pengertian Masa nifas (peurperium) adalah dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu. (Saifudin AB, 2005 : 122). 2. Tahapan Masa Nifas Ada 3 periode masa nifas, yaitu : Peurperium dini, yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari. Peurperium intermedial, yaitu kepulihan secara menyeluruh alatalat genitaliayang lamanya 6 8 minggu. Remote peurperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan. 3. Perubahan Fisiologis pada Masa Nifas a. b. Genitalia Interna dan Eksterna Suhu badan pasca persalinan dapat naik lebih dari 0,5 C dari keadaan normal tapi tidak lebih dari 39 C.

29 c. Nadi umumnya 60-80 denyut per menit dan segera setelah partus dapat terjadi takikardi. Pada masa nifas umumnya denyut nadi lebih labil dibanding suhu badan. d. Laktasi : umumnya produksi ASI baru terjadi hari kedua atau ketiga pasca persalinan. Pada hari pertama keluar colostrum. e. Rasa sakit yang disebabkan kontraksi rahim, biasanya

berlangsung 2-4 hari pasca persalinan. f. Lochea adalah sekret dan kavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya sebagai berikut : 1. Lochea Rubra 1 3 hari berwarna merah Terdiri dari sel desidua, vernius kaseosa, rambut lanugo, sisa mekoneum, sisa darah. 2. Lochea Sanguilenta 3 7 hari Berwarna putih bercampur merah.

3. Lochea Serosa 7 14 hari Berwarna kekuningan

4. Lochea Alba Setelah hari ke-14 Berwarna putih

30 5. Lochea Purulenta terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk. g. Miksi : kandung kencing dalam masa nifas kurang sensitif dan kapasitasnya bertambah, sehingga kandung kencing

penuh/sesudah kencing masih tertinggal urine residual. Buang air kecil normal kembali 2 jam post partum, urine biasanya berlebih (poliuria) antara hari kedua dan kelima. h. Defekasi harus ada dalam 3 hari pasca persalinan. Dengan melakukan mobilisasi sedini mungkin, tidak jarang kesulitan defekasi dapat diatasi. (Mansjoer, 2002). 4. Perubahan Psikologis pada Masa Nifas a. Adaptasi psikologis ibu pada masa nifas dibagi menjadi 3 periode, yaitu : 1) Periode Taking In a) Terjadi 1-2 hari post partum, ibu baru (primi) pada umumnya pasif dan tergantung. b) Ia mungkin akan mengulang-ulang pengalamannya waktu melahirkan. c) Biasanya terjadi gangguan tidur. d) Peningkatan nutrisi mungkin dibutuhkan karena selera makan ibu biasanya bertambah.

31 2) Periode Taking Hold a) Berlangsung hari ke 2-4 post partum. Ibu menjadi kurang perhatian pada kemampuannya menjadi orang tua yang sukses. b) Ibu berkonsentrasi pada kemampuannya untuk

pengontrolan fungsi tubuh, misalnya : fungsi BAK, BAB dan kekuatan serta ketahanan tubuhnya. c) Ibu berusaha keras untuk menguasai tentang

keterampilan perawatan bayi. Pada masa ini ibu agak sensitif dan merasa tidak mahir dalam melakukan hal-hal tersebut. Ibu cenderung menerima nasehat bidan, ibu terbuka untuk menerima pengetahuan dan kritik yang bersifat pribadi. 3) Periode Letting Go Periode ini terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang disebabkan oleh keluarga. b. Post Partum Blues (Kesedihan) Merupakan depresi ringan yang terbatas dalam 10 hari pertama. Hal ini masih dalam batas normal. Namun jika lebih dari 10 hari merupakan abnormal dan harus segera konsultasikan ke psikolog/psikiater.

32 Adapun penyebabnya sebagai berikut : 1) Kesedihan setelah kecemasan dan kegembiraan pada saat partus. 2) Kesulitan dan sakit perut pada post partum. 3) Kelelahan setelah tidak tidur beberapa hari. 4) Kecemasan akan kemampuan untuk perawatan bayi. 5) Ketakutan bahwa ia tidak menarik lagi. Berdasarkan pada perubahan-perubahan keadaan ibu yang mengakibatkan timbulnya rasa cemas, gelisah dan takut. Oleh karena itu, bidan dan keluarga dapat mengatasinya dengan : 1) Membesarkan hati ibu 2) Menambah kekuatan mental ibu 3) Menenangkan dan menentramkan hati ibu 4) Mengurangi ketegangan ibu 5) Menghilangkan rasa takut ibu Berusaha menentramkan perasaan yang cemas dan memberikan penjelasan yang bijak dengan tidak menyinggung perasaan ibu. 5. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas a. b. c. d. e. Kebersihan diri Istirahat Latihan Gizi Perawatan Payudara

33 f. g. 6. Senggama Keluarga Berencana (KB)

Tanda Bahaya Nifas Demam Nyeri atau terasa panas pada waktu buang air kecil Sembelit, haemoroid Sakit kepala yang terus menerus, nyeri, bengkak dan penglihatan kabur Nyeri abdomen Cairan vagina / Lochea yang berbau busuk Pembengkakan payudara dan berat, pembesaran puting atau puting yang pecah-pecah / terbelah Merasa kurang mampu merawat bayi secara memadai (Wiknjosastro, 2005)

4.

Bayi Baru Lahir 1. Pengertian Asuhan Pada Bayi Baru Lahir Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha pernafasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan (Syaifudin AB, 2002 : N 30) 2. Tujuan Asuhan Pada Bayi Baru Lahir Mengetahui derajat vitalitas dan mengukur reaksi bayi terhadap tindakan resusitas. Derajat vitalitas bayi adalah kemampuan sejumlah

34 fungsi tubuh yang bersifat esensial dan kompleks untuk kelangsungan hidup bayi seperti pernafasan, denyut jantung, sirkulasi darah dan reflek-refleks primitive seperti menghisap dan mencari puting susu (Saifudin, 2002 : 133). 3. IMD (Inisiasi Menyusu Dini) Pengertian IMD Inisiasi Menyusu Dini adalah bayi diberi kesempatan mulai menyusui sendiri segera setelah lahir dengan cara membiarkan kulit bayi melekat pada kulit ibu setidaknya satu jam atau sampai menyusu awal selesai. Langkah-Langkah 1) Anjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat melahirkan yan tepat, sensitif dan mendukung ibu. 2) Sarankan untuk mempergunakan cara yang tidak

mempergunakan obat kimiawi dalam menolong ibu saat melahirkan (pijat, aroma therapy, dsb). 3) 4) Biarkan ibu menentukan cara dan posisi melahirkan. Keringkan bayi secepatnya tanpa menghilangkan vernix yang menyamankan kulit bayi. 5) Tengkurapkan bayi di dada atau perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Selimuti keduanya, kalau perlu menggunakan topi bayi. 6) Biarkan bayi mencari puting susu ibu sendiri. Ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut. Bila perlu, ibu

35 boleh mendekatkan bayi pada puting tapi jangan

memaksakan bayi ke puting susu. 7) Biarkan bayi dalam posisi kulit bersentuhan dengan kulit ibu sampai proses menyusu pertama selesai. 8) Ibu melahirkan dengan proses operasi berikan kesempatan skin to skin contact. 9) Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur, dicap, setelah menyusu dini selesai. Tunda prosedur yang invasive. 10) 4. Hindarkan pemberian minuman pre-laktal.

Aspek-Aspek Penting dari Asuhan segera Bayi Baru Lahir Jagalah bayi tetap kering dan hangat. Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit segera mungkin. (Saifudin dkk, 2005 : N 30)

5.

Tanda Bayi Baru Lahir Normal Bayi menangis kuat dan bernafas tanpa kesulitan Bayi bergerak dengan aktif Warna kulit bayi bersih. (Depkes RI, 2002)

6.

Penanganan Bayi Baru Lahir 1) Membersihkan Jalan Nafas Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera

membersihkan jalan nafas.

36 2) Memotong dan Merawat Tali Pusat Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. 3) Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi Pada waktu bayi baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil. 4) Memberikan Vitamin K Kejadian perdarahan karena difisensi vitamin K pada bayi baru lahir, untuk mencegah terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberikan vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari parental dengan dosis 0,5 mg 1 mg. 5) Memberikan Obat Tetes Mata Setiap bayi baru lahir perlu diberikan tetes mata. Pemberian obat mata eritrosimin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahab penyakit mata. 6) Identifikasi Bayi Apabila bayi dilahirkan di tempat bersalin yang

persalinannya mungkin lebih dari satu persalinan, maka sebuah alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir dan harus tetap di tempatnya sampai waktu dipulangkan.

37 7) Pemantauan Bayi Baru Lahir Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk

mengevaluasi aktifitas bayi normal atau tidak dan diidentifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan. (Saifudin Abdul Bari, 2005 : 133 136). 7. Penatalaksanan Bayi Baru Lahir Penatalaksanaan awal bayi baru lahir : 1) Pencegahan Infeksi Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atau kontaminasi mikro organisme selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Sebelum menangani bayi-bayi baru lahir, pastikan penolong persalinan telah melakukan upaya pencegahan infeksi berikut : a) Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi. b) Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan. c) Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah disenfeksi tingkat tinggi atau steril. d) Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi sudah dalam keadaan bersih.

38 Demikian pula halnya timbangan, pita pengukur,

thermometer, stetoskop dan benda-benda lain yang akan bersentuhan dengan bayi, juga bersih. Dekotaminasi dan cuci setiap kali setelah digunakan. 2) Penilaian Awal Segera setelah lahir, letakkan bayi di atas kain bersih dan kering yang disiapkan pada perut ibu. Bila hal tersebut tidak memungkinkan, maka letakkan bayi dekat ibu (di antara kedua kaki atau di sebelah ibu) tetapi harus dipastikan bahwa area tersebut bersih dan kering. 3) Pencegahan Kehilangan Panas Mekanisme pengaturan temperature tubuh pada bayi baru lahir, belum berfungsi sempurna. Oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas tubuh, maka bayi baru lahir dapat mengalami hipotermia. Bayi dengan hipotermia sangat beresiko tinggi untuk mengalami kesakitan berat atau bahkan kematian. Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada di dalam ruangan yang relatif hangat. 4) Merawat Tali Pusat a) Jangan membungkus puntung tali pusat atau perut bayi tau mengoleskan cairan atau bahan apapun ke puntung tali pusat.

39 b) Berikan nasehat pada ibu dan keluarga : Lihat popok di bawah puntung tali pusat. Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan sabun dan segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain bersih. Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencari bantuan jika pusat menjadi merah, bernanah atau berdarah atau berbau. Jika pangkal tali pusat (pusat bayi) menjadi merah, mengeluarkan nanah atau darah, segera rujuk bayi ke fasilitas yang dilengkapi perawatan untuk bayi baru lahir. 5) Memulai Pemberian ASI Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya segera setelah lahir. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu 1 jam pertama kelahiran. (Depkes RI, 2007 : 95 100). 8. Tanda-Tanda Bahaya yang Diwaspadai Pada Bayi Baru Lahir 1) Pernapasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit. 2) Kehangatan terlalu panas (> 38C atau terlalu dingin < 36C). 3) Warna kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat, memar. 4) Pemberian makan hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah.

40 5) Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau busuk, berdarah. 6) Infeksi suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, pernapasan sulit. 7) Tinja/kemih tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lendir atau darah pada tinja. 8) Aktifitas menggigil, tangis tidak biasa, sangat mudah tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang, tidak bisa tenang, menangis terus-menerus. (Saifudin, 2005 : N 36. 5. Keluarga Berencana Latar belakang dasar pemikiran lahirnya KB di Indonesia adalah adanya permasalahan kependudukan. Aspek-aspek yang penting dalam kependudukan adalah jumlah besarnya penduduk, jumlah pertumbuhan penduduk, jumlah kematian, jumlah kelahiran, dan jumlah perpindahan penduduk. KB merupakan suatu usaha untuk menjarangkan atau

merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi dalam mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera. 1) Idealnya, pasangan harus menunggu 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya. Namun petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya dengan mengajarkan tentang mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.

41 2) Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan haidnya selema meneteki. Oleh karena itu, metode amenorea laktasi dapat dipakai sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan baru. 3) Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko, menggunakan kontrasepsi tetap lebih aman, terutama apabila ibu sudah mendapat haid lagi. 4) Sebelum menggunakan metode KB, hal berikut ini sebaiknya dijelaskan terlebih dahulu kepada ibu : a) Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan

efektifitasnya. b) Kelebihan dan keuntungannya c) Efek samping d) Bagaimana menggunakan metode KB e) Kapan metode ini dapat mulai digunakan untuk wanita pasca salin yang menyusui. (Saifudin AB, 2002 : N 28). Macam-macam metode KB antara lain : 1. Metode Kalender atau Pantang Berkala 2. Metode KB IUD 3. Metode KB Implan 4. Metode KB Suntik 5. Metode KB Pil

42 BAB III ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PADA NY. J USIA 25 TAHUN G1P0A0 Hamil 37 Minggu Fisiologis

Tanggal Pengkajian Tempat Pengkaji

: 11-04-2010 : BPS Hj. Imas Masrikah : Rima Dewi Nurafni

I.

DATA SUBJEKTIF A. Biodata Nama Umur Agama : Ny. J : 25 Tahun : Islam Nama Suami Umur Agama Pendidikan Pekerjaan : Tn. H : 26 Tahun : Islam : S1 : Honorer

Pendidikan : SMA Pekerjaan Alamat : IRT : Kp. Tanjung

B. Keluhan Utama Ibu mengatakan merasa panas pinggang akhir-akhir ini C. Riwayat Obstetri 1. Riwayat Menstruasi Ibu mengatakan haid pertama usia 14 tahun, siklusnya teratur, lamanya 6-7 hari, banyaknya normal 3x ganti pembalut, selama haid tidak ada keluhan yang berat, HPHT tanggal 20-7-2009 dan TP tanggal 27-42010.

43 2. Riwayat Kehamilan Sekarang Ibu mengatakan merasakan pergerakan janin pertamanya usia kehamilan mendapatkan bulan, pergerakan janin dalam 24 jam 26x, ibu imunisasi TT lengkap, setiap bulan ibu rutin

memeriksakan ke bidan. 3. Riwayat KB Ibu mengatakan sebelumnya pernah menggunakan KB suntik 3 bulan 1x. D. Riwayat Perkawinan Ibu mengatakan ini perkawinannya yang pertama, saat menikah ibu usia 23 tahun dan suami usia24 tahun, lama pernikahan 2 tahun. E. Riwayat Kesehatan Ibu mengatakan tidak pernah mempunyai penyakit yang berat/menular dan tidak mempunyai penyakit keturunan. F. Riwayat Psikososial Ibu mengatakan tinggal bersama orang tua, dalam mengambil keputusan selalu dimusyawarahkan bersama suami. Ibu dan uami merasa sangat bahagia dengan kehamilan pertamanya ini, keluarga pun sangat mendukung. G. Adat Istiadat Ibu mengatakan biasa mengadakan syukuran 4 dan 7 bulanan. H. Rencana Persalina dan Penolong Ibu mengatakan berencana ingin bersalin di BPS.

44 I. Pola Kebiasaan Sehari-hari 1. Pola Makan dan Minum Ibu mengatakan biasanya makan 3-4 kali /hari dengan menu bervariasi dan porsi sedang, tidak ada pantangan makanan, minum 3-4 gelas /hari dengan air putih. 2. Pola Eliminasi Ibu mengatakan biasanya BAB 1-2x /hari dengan konsistensi lembek dan BAK 6-7x /hari, tidak ada keluhan. 3. Istirahat / Tidur Ibu mengatakan biasanya tidur malam 7-8 jam dan tidur siang 2 jam. 4. Personal Hygiene Ibu mengatakan setiap hari mandi dan ganti pakaian 2x dan ganti celana dalam setiap kali basah. 5. Aktifitas / Pekerjaan Ibu mengatakan aktivitas / pekerjaannya sehari-hari sebagai Ibu Rumah Tangga. II. DATA OBJEKTIF A. Keadaan Umum Kesadaran Keadaan emosional : Baik : Composmentis : Stabil

45 B. Tanda-Tanda Vital T : 100/70 mmHg P : 88x / menit C. Antropometri BB TB LILA : 55 kg : 156 cm : 26 cm R : 24x /menit S : 367 C

D. Pemeriksaan Fisik 1. Kepala : bersih, rambut tidak rontok/berketombe, tidak ditemukan adanya benjolan. 2. Muka : tidak oedema, tidak ditemukan adanya cloasma gravidarum. 3. Mata : bentuk normal, konjungtiva merah muda, seklera tidak ikterik. 4. Telinga : bersih, tidak ada pengeluaran cairan/lendir, pendengaran baik 5. Hidung : bersih, tidak ada polip.

6. Mulut dan Gigi : bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada stomatitis, tidak ada gigi caries, dan gigi berlubang. 7. Leher : tidak ditemukan adanya pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar thyroid. 8. Dada : bentuk payudara simetris, tidak ada benjolan, puting susu menonjol, colostrum ada sedikit, bunyi nafas bersih, bunyi jantung reguler.

46 9. Abdomen : tidak ditemukan adanya luka bekas operasi, pembesaran sesuai dengan umur kehamilan. a. Leopold I Leopold II : teraba lunak, kurang melenting, TFU = 31 cm. : teraba panjang, mendatar dan keras di bagian kanan ibu dan teraba bagian kecil di bagian kiri ibu. Leopold III : teraba bulat keras, melengkung di bagian bawah Leopold IV : bagian terendah sudah masuk PAP. b. Auskultasi DJJ : 138x /menit 10. Ekstremitas atas dan bawah : tidak ditemukan oedema, tidak ada kekakuan sendi, tidak ada varises, refleks patella positif. 11. Anogenital : tidak ada keputihan / gatal-gatal.

E. Pemeriksaan Penunjang a. Darah HB : 11,2 grm % Golongan Darah : B

b. Urine Protein : Negatif ( - ) Glukosa : Negatif ( - )

III. ANALISA Ny. J umur 25 tahun G1P0A0 hamil 37 minggu fisiologis.

47 IV. PENATALAKSANAAN - Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaannya sehat - Menganjurkan ibu untuk tetap meminum tablet penambah darah (Fe) - Menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi dan mengandung zat besi seperti sayuran (bayam, kangkung, katuk, dll), ati, susu dan buahbuahan - Menganjurkan ibu untuk tetap banyak minum air putih - Menanjurkan ibu untuk banyak istirahat yang cukup - Menjelaskan tentang keluhan yang dirasakannya, bahwa panas pinggang merupakan hal yang fisiologis yang dialami ibu hamil pada kehamilan besar - Mengingatkan kembali tentang tanda-tanda bahaya persalinan seperti perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat, bengkak muka dan tangan, nyeri abdomen/ulu hati, gerakan janin tidak seperti biasanya, penglihatan kabur, dll. - Menganjurkan ibu untuk segera ke tenaga kesehatan apabila terjadi hal-hal seperti tersebut - Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan dirinya - Menganjurkan kepada ibu untuk kunjungan ulang berikutnya - Pendokumentasian SOAP

48 ASUHAN PERSALINAN

Tanggal Pengkajian : 16-04-2010 Tempat Pengkaji Jam : BPS Hj. Imas Masrikah : Rima Dewi Nurafni : 08.00

I.

SUBJEKTIF Ibu mengatakan mules-mules dari jam 02.30 WIB

II.

OBJEKTIF A. Keadaan Umum Kesadaran : Baik : Composmentis

Keadaan emosional : Stabil B. Tanda-Tanda Vital T : 130/70 mmHg P : 80x / menit C. Antropometri BB TB : 56 kg : 156 cm R : 22x /menit S : 36,5 C

LILA : 26 cm D. Pemeriksaan Fisik 1. Kepala : bersih, rambut tidak rontok/berketombe, tidak ditemukan adanya benjolan.

49 2. Muka : tidak oedema, tidak ditemukan adanya cloasma gravidarum. 3. Mata : bentuk normal, konjungtiva merah muda, seklera tidak ikterik. 4. Telinga : bersih, tidak ada pengeluaran cairan/lendir, pendengaran baik 5. Hidung : bersih, tidak ada polip.

6. Mulut dan Gigi : bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada stomatitis, tidak ada gigi caries, dan gigi berlubang. 7. Leher : tidak ditemukan adanya pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar thyroid. 8. Dada : bentuk payudara simetris, tidak ada benjolan, puting susu menonjol, colostrum ada sedikit, bunyi nafas bersih, bunyi jantung reguler. 9. Abdomen : tidak ditemukan adanya luka bekas operasi, pembesaran sesuai dengan umur kehamilan. a. Leopold I Leopold II : teraba lunak, kurang melenting, TFU = 30 cm. : teraba panjang, mendatar dan keras di bagian kanan ibu dan teraba bagian kecil di bagian kiri ibu. Leopold III : teraba bulat keras, melengkung di bagian bawah Leopold IV : bagian terendah sudah masuk PAP. b. Auskultasi DJJ : 140x /menit

50 10. Ekstremitas atas dan bawah : tidak ditemukan oedema, tidak ada kekakuan sendi, tidak ada varises, refleks patella positif. 11. Anogenital : - Vulva : Tidak oedema, tidak varises, pengeluaran darah + lendir sedikit warna merah kecoklatan. - Perineum : tidak ditemukan luka parut - Anus : tidak ditemukan haemoroid - Pemeriksaan Dalam : pembukaan 2 cm, portio tebal, posisi presentasi kepala, kepala masuk hodge I, ketuban utuh. III. ANALISA Ny. J umur 25 tahun G1P0A0 hamil 38 minggu infartu kala I fase laten. IV. PENATALAKSANAAN - Memberitahu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada ibu - Menganjurkan ibu untuk benyak makan / minum - Memberikan dukungan dan menganjurkan keluarga / suami untuk tetap mendampingi ibu - Menganjurkan ibu untuk merubah posisi supaya tidak berbaring saja - Mengoservasi keadaan umum, TTV, HIS dan DJJ

51 PENGKAJIAN KALA II Jam 18.00

I.

SUBJEKTIF Ibu mengatakan mules semakin kuat dan sering

II.

OBJEKTIF A. Keadaan Umum Kesadaran : Sedang : Composmentis

Keadaan emosional : Stabil B. Tanda-Tanda Vital T : 110/70 mmHg P : 82x / menit C. Pemeriksaan Fisik 1. Abdomen : kandung kemih kosong, HIS = 3x / menit, frekuensi 20-40x, DJJ = 135x / menit 2. Anogenital : - Vulva : Tidak oedema - Vagina : tidak ada varices - Perineum : tidak ditemukan luka parut - Pemeriksaan Dalam : pembukaan 5 cm, portio lunak dan tipis, posisi presentasi kepala, kepala masuk hodge II, ketuban utuh. III. ANALISA Ny. J umur 25 tahun G1P0A0 hamil 38 minggu infartu kala I fase aktif. R : 20x /menit S : 36,8 C

52 IV. PENATALAKSANAAN - Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga - Mempersiapkan peralatan APN - Mempersiapkan tempat bersalin - Menganjurkan ibu untuk makan / minum - Tetap memberikan dukungan

Jam 23.00 WIB I. SUBJEKTIF Ibu mengatakan mules semakin kuat dan sering II. OBJEKTIF A. Keadaan umum Kesadaran Keadaan emosional B. Tanda-tanda vital T : 110/70 mmHg P : 82x / menit C. Pemeriksaan Fisik 1. Abdomen Kandung kemih kosong, HIS kuat 5x / 10 menit, frekuensi 43-45x, DJJ = 145x / menit 2. Anogenital Vulva Vagina : tidak oedema / membuka : tidak ada varices R : 20x /menit S : 36,8 C : sedikit lemas : composmentis : stabil

53 Perineum Portio Pembukaan Ketuban Penurunan Kepala : menonjol : lunak, tipis (hampir tidak terasa) : 9-10 cm : belum pecah : di Hodge IV

III. ANALISA Ny. J umur 25 tahun G1P0A0 hamil 38 minggu infartu kala II fase aktif. IV. PENATALAKSANAAN - Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu - Mengobservasi DJJ apabila tidak ada HIS - Memimipin ibu untuk mengedan bila ada dorongan yang kuat, dan istirahat (makan / minum ketika tidak ada kontraksi). - Menganjurkan suami / keluarga untuk mendampingi serta membantu ibu untuk merubah posisi yang nyaman - Menganjurkan ibu untuk menarik nafas sebelum mengedan - Menolong kelahiran bayi sesuai dengan standar APN

Jam 23.30 WIB Bayi lahir spontan, Jenis Kelamin : Perempuan, langsung menangis warna kulit kemerahan, gerakan aktif.

54 PENGKAJIAN KALA III Jam 23.45 WIB I. SUBJEKTIF Ibu mengatakan merasa lega dan sangat senang atas kelahiran bayinya, tetapi masih sedikit lemas. II. OBJEKTIF A. Keadaan Umum Kesadaran Keadaan Emosional B. Tanda-tanda Vital T : 100/70 mmHg P : 80x / menit C. Pemeriksaan Fisik 1. Abdomen : kandung kemih kosong, kontraksi baik, TFU setinggi pusat. 2. Tanda-tanda pelepasan plasenta : Uterus mengeras, tali pusat memanjang, darah. 3. Anogenital : Perineum ditemukan laserasi derajat I, jumlah darah 100 cc III. ANALISA Ny. J umur 25 tahun P1A0 infartu kala III. tiba-tiba keluar R : 22x /menit S : 36,8 C : Sedikit Lemas : Composmentis : Stabil

55 IV. PENATALAKSANAAN - Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga - Melakukan managemen aktif kala III termasuk peregangan tali pusat terkendali (oksy, PTT, Plasenta, Massase) - Memberi tahu ibu akan dilakukan penjahitan - Membersihkan ibu dengan air DTT dan tempat tidur dengan air klorin - Mengganti pakaian ibu dan memposisikan ibu senyaman mungkin - Dekontaminasi alat - Memeriksa nadi, tekanan darah dan kandung kemih - Mengajarkan ibu untuk massase fundus uteri dengan satu arah - Estimasi perdarahan - Menganjurkan ibu untuk melanjutkan IMD - Melengkapi partograf

56 PENGKAJIAN KALA IV Jam 00.15 WIB

I.

SUBJEKTIF Ibu mengatakan merasa sangat senang, tetapi masih takut untuk bergerak, serta masih merasa ngilu pada luka bekas jahitan.

II. Jam ke

OBJEKTIF Waktu 00.30 00.45 TD 100/70 100/70 100/80 100/80 100/80 100/80 N 84 82 82 84 84 82 S 36,5 36 Tinggi Fundus Setinggi pusat 1 jari di bawah pusat 1 jari di bawah pusat 1 jari di bawah pusat 1 jari di bawah pusat 1 jari di bawah pusat Kontraksi Perdarahan Baik Baik Baik Baik Baik Baik 20 cc Kandung Kemih Kosong Kosong Kosong Kosong Kosong Kosong

01.00 01.15

02

01.45 02.15

III. ANALISA Ny. J umur 25 tahun P1A0 post partum 2 jam fisiologis. IV. PENATALAKSANAAN - Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu - Menganjurkan ibu untuk makan / minum - Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin - Mengajarkan ibu posisi yang benar dalam menyusui

57 - Mengajarkan ibu cara perawatan luka laserasi yang benar dan menganjurkan ibu cebok yang bersih dengan air dingin - Mengajarkan ibu cara merawat payudara - Menganjurkan ibu untuk mobilisasi - Pemantauan TTV, TFU, Kontraksi Uterus, kandung kemih dan pengeluaran darah - Memberikan ibu vitamin A - Memberitahukan ibu tentang tanda bahaya nifas seperti demam, nyeri saat BAK, sakit kepala terus menerus, bengkak di wajah, pandangan kabur, lochea bau, dll. - Memberitahukan ibu tentang kunjungan ulang 2 hari berikutnya tanggal 18 April 2010 - Mendokumentasikan hasil asuhan yang diberikan

58 KUNJUNGAN 2 HARI POST PARTUM

Tanggal Pengkajian : 18-04-2010 Jam Tempat Pengkaji : 08.00 WIB : Rumah pasien : Rima Dewi Nurafni

I.

SUBJEKTIF Ibu mengatakan masih merasa sedikit ngilu bekas jahitan, BAB dan BAK tidak ada keluhan, makan banyak tidak ada pantangan, ASI sudah keluar dan bayi menyusu dengan baik.

II.

OBJEKTIF Keadaan Umum Kesadaran Keadaan emosional A. Tanda-Tanda Vital T : 110/70 mmHg P : 80x / menit B. Antropometri BB TB : 56 kg : 156 cm R : 22x /menit S : 36,5 C : Baik : Composmentis : Stabil

LILA : 26 cm

59 C. Pemeriksaan Fisik 1. Kepala : bersih, rambut tidak rontok/berketombe, tidak ditemukan adanya benjolan. 2. Muka : tidak oedema, tidak ditemukan adanya cloasma gravidarum. 3. Mata : bentuk normal, konjungtiva merah muda, seklera tidak ikterik. 4. Telinga : bersih, tidak ada pengeluaran cairan/lendir, pendengaran baik 5. Hidung : bersih, tidak ada polip.

6. Mulut dan Gigi : bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada stomatitis, tidak ada gigi caries, dan gigi berlubang. 7. Leher : tidak ditemukan adanya pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar thyroid. 8. Dada : bentuk payudara simetris, tidak ada benjolan, puting susu menonjol, ASI keluar banyak, bunyi nafas bersih, bunyi jantung reguler. 9. Abdomen : tidak ditemukan adanya luka bekas operasi, TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik 10. Ekstremitas atas dan bawah : tidak ditemukan oedema, tidak ada kekakuan sendi, tidak ada varises, refleks patella positif.

60 11. Anogenital : perineum tidak oedema, ada bekas hacting, lochea merah hitam (lochea rumbra), tidak bau dan tidak ada bekuan darah, pengeluaran darah sedikit. III. ANALISA Ny. J umur 25 tahun P1A0 post partum 2 hari fisiologis. IV. PENATALAKSANAAN Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu (TTV, Tinggi Fundus, kontraksi uterus, dll). Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri terutma pada daerah genitalia, ganti pembalut minimal 2x / hari atau setiap kali selesai BAK. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup (supaya ibu tidak lelah karena pada malam hari tidur ibu terganggu) Menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi dan cukup kalori Mengajarkan ibu tentang perawatan payudara (seperti menjaga kebersihan payudara), memberikan ASI ekslusif sampai bayi umur 6 bulan. Memberitahukan ibu kunjungan ulang berikutnya tanggal 23 April 2010 Mendokumentasikan hasil asuhan yang telah diberikan

KUNJUNGAN 6 HARI POST PARTUM Tanggal Pengkajian : 23 April 2010 Jam Tempat Pengkaji : 08.00 WIB : Rumah pasien : Rima Dewi Nurafni

61 I. SUBJEKTIF Ibu mengatakan tidak ada keluhan, pengeluaran ASI sangat lancar, BAB dan BAK tidak ada keluhan, ibu sudah bisa melakukan kegiatan sehari-hari di rumah. II. OBJEKTIF Keadaan Umum Kesadaran Keadaan emosional A. Tanda-Tanda Vital T : 120/70 mmHg P : 84x / menit B. Pemeriksaan Fisik 1. Kepala : bersih, rambut tidak rontok/berketombe, tidak ditemukan adanya benjolan. 2. Muka : tidak oedema, tidak ditemukan adanya cloasma gravidarum. 3. Mata : bentuk normal, konjungtiva merah muda, seklera tidak ikterik. 4. Telinga : bersih, tidak ada pengeluaran cairan/lendir, pendengaran baik 5. Hidung : bersih, tidak ada polip. R : 20x /menit S : 36,5 C : Baik : Composmentis : Stabil

6. Mulut dan Gigi : bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada stomatitis, tidak ada gigi caries, dan gigi berlubang.

62 7. Leher : tidak ditemukan adanya pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar thyroid. 8. Dada : bentuk payudara simetris, tidak ada benjolan, puting susu menonjol, ASI keluar banyak, bunyi nafas bersih, bunyi jantung reguler. 9. Abdomen : tidak ditemukan adanya luka bekas operasi, TFU 2 jari di atas simpisis, kontraksi uterus baik 10. Ekstremitas atas dan bawah : tidak ditemukan oedema, tidak ada kekakuan sendi, tidak ada varises, refleks patella positif. 11. Anogenital : perineum tidak oedema, ada bekas hacting, lochea merah hitam (lochea rumbra), tidak bau dan tidak ada bekuan darah, pengeluaran darah sedikit. III. ANALISA Ny. J umur 25 tahun P1A0 post partum 6 hari fisiologis. IV. PENATALAKSANAAN Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu Mengkaji ibu cara menyusui yang benar Memastikan ibu masih ingat tentang tanda-tanda bahaya nifas yang pernah disampaikan Memberitahukan ibu kunjungan ulang berikutnya tanggal 7 Mei 2010 Mendokumentasikan hasil asuhan yang telah diberikan

63 KUNJUNGAN 2 MINGGU POST PARTUM Tanggal Pengkajian : 7 Mei 2010 Jam Tempat Pengkaji : 08.00 WIB : Rumah pasien : Rima Dewi Nurafni

I.

SUBJEKTIF Ibu mengatakan tidak ada keluhan, istirahat cukup, tidak dirasakan bahaya nifas, serta ibu belum mempunyai rencana ber-KB

II.

OBJEKTIF Keadaan Umum Kesadaran Keadaan emosional A. Tanda-Tanda Vital T : 110/80 mmHg P : 82x / menit B. Pemeriksaan Fisik 1. Kepala : bersih, rambut tidak rontok/berketombe, tidak ditemukan adanya benjolan. 2. Muka : tidak oedema, tidak ditemukan adanya cloasma gravidarum. 3. Mata : bentuk normal, konjungtiva merah muda, seklera tidak ikterik. R : 20x /menit S : 36,5 C : Baik : Composmentis : Stabil

64 4. Telinga : bersih, tidak ada pengeluaran cairan/lendir, pendengaran baik 5. 6. Hidung : bersih, tidak ada polip.

Mulut dan Gigi : bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada stomatitis, tidak ada gigi caries, dan gigi berlubang.

7.

Leher

: tidak ditemukan adanya pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar thyroid.

8.

Dada

: bentuk payudara simetris, tidak ada benjolan, puting susu menonjol, ASI keluar banyak, bunyi nafas bersih, bunyi jantung reguler.

9.

Abdomen

: TFU tidak teraba

10. Ekstremitas atas dan bawah : tidak ditemukan oedema, tidak ada kekakuan sendi, tidak ada varises, refleks patella positif. 11. Anogenital : perineum tidak oedema, ada bekas hacting, lochea merah hitam (lochea rumbra), tidak bau dan tidak ada bekuan darah, pengeluaran darah sedikit. III. ANALISA Ny. J umur 25 tahun P1A0 post partum 2 minggu fisiologis. IV. PENATALAKSANAAN Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu Memastikan ibu menyusui dengan baik Memberikan konseling tentang KB pada ibu dan suami, serta untuk memilih alat kontrasepsi sesuai dengan keinginan ibu

65 Memberikan konseling tentang hubungan seksual bahwa hubungan seksual dapat dilakukan begitu darah merah berhenti serta ibu telah merasa siap Pendokumentasian SOAP

66 ASUHAN BAYI BARU LAHIR

Tanggal : 18-04-2010 Tempat : BPS Hj. Imas Masrikah

Pengkaji : Rima Dewi Nurafni

I.

SUBJEKTIF A. Biodata a. Bayi Nama : By. J

Tanggal Lahir : 16-04-2010 Jenis Kelamin : Perempuan Anak ke b. Orang tua Nama Ibu Umur Agama : Ny. J : 25 tahun : Islam Nama Ayah Umur Agama Pendidikan Pekerjaan : Tn. H : 26 tahun : Islam : S1 : Honorer :1

Pendidikan : SMA Pekerjaan Alamat : IRT : Kp. Tanjung

B. Riwayat kelahiran 1. 2. Jenis persalinan Tempat/penolong : Spontan : BPS/Bidan

67 II. OBJEKTIF Bayi lahir spontan jam 23.30 WIB, langsung menangis, warna kulit kemerahan, gerakan aktif, jenis kelamin perempuan. III. ANALISA Neonatus cukup bulan, keadaan baik. IV. PENATALAKSANAAN Mengeringkan tubuh bayi dengan kain yang bersih dan kering kecuali telapak tangan dan dada Mengganti kain yang kotor dengan kain yang bersih dan kering Memotong tali pusat dan mengikatnya Melakukan Inisiasi Menyusu Dini bayi diletakkan di atas dada ibu

dengan posisi kepala berada diantara kedua payudara dan bayi menemukan puting ibu dengan waktu 45 menit setelah bayi lahir Memberikan salep mata dan injeksi vitamin K 1mg secara IM pada 1/3 paha sebelah kiri setelah bayi lahir Memberikan Imunisasi hepatitis B 0,5 mg 1 jam setelah pemberian vitamin K

BAYI BARU LAHIR 6 JAM Tanggal Jam : 16 April 2010 : 07.30 WIB

I.

SUBJEKTIF Ibu mengatakan bayinya aktif dan menyusu dengan kuat

68 II. OBJEKTIF A. Keadaan Umum : Baik, bayi menangis kuat. BB TB : 3800 gr : 49 cm LK LD : 30 cm : 29 cm

B. Pemeriksaan Fisik 1. Penilaian Awal a. Kulit - Warna : Merah

- Vorniks : Ada b. 2. 3. Usaha nafas : Ada

Kepala Mata

: bentuk bulat, rambut hitam, tidak ada benjolan : konjungtiva merah muda, bentuk simetris, seklera tidak ikterik

4.

Telinga

: bersih, sejajar dengan mata, tidak ada pengeluaran cairan/lendir

5. 6.

Hidung Mulut

: bersih, tidak ada polip : bersih, tidak ada labiospalatozkizis, bentuk normal, tidak ada bibir sumbing

7. 8.

Leher Dada

: tidak ada pembesaran KGB/kelenjar Thyroid : bentuk simetris, bunyi nafas bersih, bunyi jantung reguler

9.

Perut

: ada penonjolan tali pusat saat menangis, tidak ada pendarahan tali pusat/tali pusat bau

69 10. Bahu, Lengan dan Tangan : bentuk normal, jumlah jari lengkap, gerakan aktif 11. Sistem Syaraf : ada refleks moro, hisap, menelan 12. Kelamin : vagina dan uretra berlubang, labia mayora menutupi labia minor 13. Tungkai dan Kaki : bentuk normal, gerakan aktif, jumlah jari lengkap 14. Anus III. ANALISA Neonatus cukup bulan 6 jam fisiologis IV. PENATALAKSANAAN - Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu - Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayinya - Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya - Mengajarkan ibu tentang perawatan tali pusat - Memberitahukan pada ibu dan keluarga tentang tanda-tanda bahaya pada bayi seperti isapan bayi lemah atau bayi tidak mau menyusu, kesulitan bernafas, bayi rewel, ada perdarahan tali pusat, warna kulit kuning, dll. - Mendokumentasikan hasil asuhan yang telah diberikan : berlubang

BAYI BARU LAHIR 2 HARI Tanggal Jam : 18 April 2010 : 08.00 WIB

70 I. SUBJEKTIF Ibu mengatakan tidak ada keluhan dengan bayinya, bayi menyusu dengan baik, BAB dan BAK lancar. II. OBJEKTIF a. b. c. d. e. f. g. Keadaan Umum Berat badan Pernafasan Suhu Mata Refleks hisap Abdomen : Baik, menangis kuat, aktif, kulit kemerahan. : 3700 gr : 45x/menit : 36,5 C : tidak ada sekret : Baik : Tali pusat kering, tidak merah, tidak ada perdarahan,

tidak ada tanda-tanda infeksi III. ANALISA Neonatus cukup bulan umur 2 hari IV. PENATALAKSANAAN Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu Menjaga kehangatan bayi Memberikan penjelasan pada ibu tentang penurunan berat badan bayi merupakan normal Memenuhi kebutuhan nutrisi Mendokumentasikan hasil asuhan yang telah diberikan

71 BAYI BARU LAHIR 6 HARI Tanggal Jam : 23 April 2010 : 08.00 WIB

I.

SUBJEKTIF Ibu mengatakan tidak ada keluhan dengan bayinya, bayi menyusu dengan baik, BAB dan BAK lancar, tali pusat sudah lepas tanggal 20 April 2010.

II.

OBJEKTIF a. b. c. d. e. f. g. Keadaan Umum Berat Badan Pernafasan Suhu Mata Refleks Hisap Abdomen : Baik : 3800 gr : 48x/menit : 36,5 C : Tidak ada sekret : Baik : Tali pusat lepas, tidak ada tanda-tanda infeksi

III. ANALISA Neonatus cukup bulan, umur 6 hari, tali pusat sudah lepas IV. PENATALAKSANAAN Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan Memastikan bayi menyusu dengan baik Memastikan bayi bergerak aktif Memberitahu ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayinya Mendokumentasikan hasil asuhan yang telah diberikan

72 BAYI UMUR 4 MINGGU Tanggal Jam Tempat : 14 Mei 2010 : 09.00 WIB : BPS Hj. Imas Masrikah

I.

SUBJEKTIF Ibu mengatakan tidak ada keluhan dengan bayinya, BAB 2x sehari dengan konsistensi lembek, berwarna kuning dan BAK 12x dalam 24 jam, bayi belum mendapatkan imunisasi BCG.

II.

OBJEKTIF a. b. c. d. e. f. g. Keadaan Umum Berat Badan Pernafasan Suhu Mata Refleks Hisap Abdomen : Baik : 4000 gr : 46x/menit : 36 C : Tidak ada sekret : Baik : Tidak kembung

III. ANALISA Neonatus cukup bulan, umur 4 minggu, bayi akan diimunisasi BCG. IV. PENATALAKSANAAN Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya sesering mungkin Memberitahukan prosedur tindakan yang akan dilakukan

73 Menyuntikkan imunisasi BCG 0,05 mg secara intra cutan pada lengan sebelah kanan Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke posyandu/puskesmas/bidan 1 bulan sekali untuk mengetahui tumbuh kembang bayi dan mendapatkan imunisasi selanjutnya Mendokumentasikan hasil asuhan yang telah diberikan

74 KUNJUNGAN KB

Tanggal : 23 Mei 2010 Tempat : BPS Hj. Imas Masrikah

Pengkaji : Rima Dewi Nurafni

I.

SUBJEKTIF Ibu mengatakan akan menjadi akseptor KB suntik 3 bulan

II.

OBJEKTIF Keadaan Umum Kesadaran Keadaan emosional A. Tanda-Tanda Vital T : 120/80 mmHg P : 80x / menit B. Antropometri BB TB : 53 kg : 156 cm R : 22x /menit S : 36,5 C : Baik : Composmentis : Stabil

LILA : 26 cm C. Pemeriksaan Fisik 1. Kepala : bersih, rambut tidak rontok/berketombe, tidak ditemukan adanya benjolan. 2. Muka : tidak oedema, tidak ditemukan adanya cloasma gravidarum.

75 3. Mata : bentuk normal, konjungtiva merah muda, seklera tidak ikterik. 4. Telinga : bersih, tidak ada pengeluaran cairan/lendir, pendengaran baik 5. 6. Hidung : bersih, tidak ada polip.

Mulut dan Gigi : bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada stomatitis, tidak ada gigi caries, dan gigi berlubang.

7.

Leher

: tidak ditemukan adanya pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar thyroid.

8.

Dada

: bentuk payudara simetris, tidak ada benjolan, puting susu menonjol, bunyi nafas bersih, bunyi jantung reguler.

9.

Abdomen

: tidak ditemukan adanya luka bekas operasi : tidak ditemukan oedema, tidak ada kekakuan sendi, tidak ada varises, refleks patella positif.

10. Ekstremitas atas dan bawah

III. ANALISA Ny. J umur 25 tahun akseptor KB suntik 3 bulan IV. PENATALAKSANAAN Melakukan pemeriksaan kepada ibu Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu Memastikan ibu dengan pilihan alat kontrasepsi KB suntik Menjelaskan keuntungan dan kelebihan alat kontrasepsi yang ibu pilih

76 Memberitahukan kepada ibu prosedur tindakan yang akan dilakukan Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang berikutnya

77

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH

Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. J pada kehamilan trimester III sampai dengan 6 minggu post pasrtum yang dimulai tanggal 11 April 2010 - 23 Mei 2010, penulis menemukan kesamaan antara teori dengan kenyataan di lapangan. Adapun kesamaan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pada Asuhan Antenatal Dalam melakukan tindakan Antenatal atau penanganan pada kehamilan normal, penulis tidak menemukan hambatan dan kesenjangan, tapi penulis menemukan kesamaan antara teori dan kenyataan di lapangan, diantaranya salah satu kesamaan yaitu menurut teori Saifuddin (2002 : 94) Bahwa penanganan utama dalam kehamilan normal yaitu melakukan anamnesis dan melakukan pemeriksaan fisik secara efektif dan efisien sehingga akan mengurangi komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan. 2. Pada Asuhan Intranatal Dalam Asuhan Intranatal, penulis tidak mengalami kesenjangan apapun dan penulis dapat melaksanakan asuhan intranatal sesuai dengan APN. 3. Pada Asuhan Postnatal Dalam Asuhan Postnatal, penulis tidak mengalami kesenjangan apapun dan penulis dapat melaksanakan asuhan postnatal dengan baik.

78 4. Pada Asuhan Bayi Baru Lahir Pada tahap ini melaksanakan perawatan pada bayi dan pendidikan kesehatan pada ibu dan keluarganya dengan baik. 5. Keluarga Berencana (KB) Pada asuhan Keluarga Berencana, penulis juga tidak menemukan hambatan dan dapat melaksanakan asuhan Keluarga Berencana dengan baik.

79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. J melalui pendekatan manajemen kebidanan sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa Ny. J cukup mengerti dan memahami tentang pentingnya kesehatan. Pada waktu pengkajian, Ny. J termasuk orang yang kooperatif, ramah, terbuka dan mengerti apa yang disampaikan. Ny. J serta keluarga merasa senang sewaktu dilakukan pemeriksaan. Pada waktu acara penyuluhan pun menunjukkan respon yang baik serta dapat menjawab setiap pertanyaan dengan baik.

B.

Saran Penulis mengharapkan setelah memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dengan menggunakan manajemen kebidanan dan memberikan pendidikan kesehatan pada Ny. J, sehingga dapat menjadi motivasi mengenai masalah kesehatan. Juga bagi tenaga kesehatan dapat menjadi bahan kajian dalam memberikan penyuluhan serta dapat meningkatkan profesionalisme kerja dalam memberikan asuhan

80 PENDIDIKAN KESEHATAN

Topik Tanggal Sasaran

: Nutrisi Ibu Nifas : 18 Mei 2010 : Ny. J

I.

Tujuan h. Umum : Pada akhir penyuluhan, Ibu diharapkan dapat mengetahui Nutrisi Ibu Nifas i. Khusus : Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang nutrisi ibu nifas, klien dapat : 1. 2. 3. 4. Menyebutkan pengertian nutrisi bagi ibu nifas Menyebutkan macam-macam nutrisi ibu nifas Menyebutkan pentingnya ibu nifas Menyebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi ibu nifas

II.

Materi a. b. c. d. Pengertian Nutrisi Macam-Macam Nutrisi Pentingnya Nutrisi Bagi Ibu Nifas Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Ibu

III. Metode Ceramah

81 IV. Pembahasan Materi A. Pengertian Nutrisi Nutrisi adalah bahan-bahan yang mengandung zat gizi tentang makanan yang ada hubungannya dengan kesehatan, berguna jika masuk ke dalam tubuh kita untuk kelangsungan hidup. B. Macam-Macam Nutrisi 6. Sebagai zat pembangun Contohnya : Beras, roti, jagung, singkong 7. Sebagai zat pengatur Contohnya : Sayuran dan buah-buahan C. Pentingnya Nutrisi Pada Ibu Nifas Wanita hamil membutuhkan makanan seimbang sesuai dengan

perkembangan masa hamil. Makan yang seimbang ialah makanan yang mengandung tiga unsur, yaitu : Zat tenaga, zat pengatur dan zat pembangun dalam jumlah yang dianjurkan. Ibu nifas membutuhkan gizi yang cukup untuk kesehatan ibu dan bayinya. D. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Ibu 1. Perbanyak minum air putih 2. Makanan yang mengandung kalori dan protein tinggi 3. Hindarkan makanan pedas 4. Cuci bersih semua buah dan sayuran 5. Perbanyak makanan yang mengandung serat

82 PENDIDIKAN KESEHATAN

Topik Tanggal Sasaran

: Alat Kontrasepsi : 21 Mei 2010 : Ny. J

I.

Tujuan a. Umum : Pada akhir penyuluhan, Ibu diharapkan dapat menyadari dan dapat menjadi akseptor. b. Khusus : Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang alat kontrasepsi, klien dapat : 1. 2. 3. 4. 5. Mengetahui alat kontrasepsi Mengetahui macam-macam alat kontrasepsi Menyebutkan keuntungan alat kontrasepsi Mengetahui efek samping alat kontrasepsi Mengetahui cara pemakaian alat kontrasepsi

II.

Materi 1. 2. 3. 4. 5. Pengertian alat kontrasepsi Macam-macam alat kontrasepsi Keuntungan alat kontrasepsi Efek samping alat kontrasepsi Cara pemakaian alat kontrasepsi

III. Metode Konseling

83 IV. Kegiatan Pembahasan Materi 1. Pengertian alat kontrasepsi Alat kontrasepsi adalah cara menghindari terjadinya kehamilan sebagai akibat dari ovum dan sperma. 2. Macam-macam alat kontrasepsi a. b. Metode Sederhana Metode Modern c. Kontrasepsi hormonal (pil, suntuk, implant) IUD/AKDR Kontrasepsi mantap pria dan wanita

Metode Mantap Pada wanita misalnya metode operasi wanita atau tubektomi Pada pria misalnya metode operasi vasektomi

3.

Keuntungan dan efek samping dari macam-macam alat kontrasepsi : a. Kondom 1) Keuntungan Mudah didapat, banyak di toko dan apotik tanpa resep Jenis-jenis yang menggunakan lateks memberi perlindungan terhadap penyakit menular seksual (AIDS, genorhoe) Memberikan pria peran aktif dalam Keluarga Berencana Memberikan perlindungan yang baik bila digunakan secara terus-menerus dan hati-hati

84 2) Efek samping b. Pil KB 1) Keuntungan Aman, sangat efektif, mudah didapat Bisa melakukan sendiri Berkurangnya kepekaan glans penis Alergi terhadap karet

2) Efek Samping c. Suntik 1) Keuntungan Lebih mudah digunakan, tidak perlu setiap hari seperti minum pil Tidak mempunyai pengaruh terhadap laktasi Tidak didapat pengaruh sampingan dari pemakaian esterogen Pusing/sakit kepala Mual, muntah Pendarahan di luar haid, keputihan

2) Efek Samping d. Gangguan haid Berat badan bertambah Sakit kepala

AKDR/IUD 1) Keuntungan Praktis

85 Ekonomis Aman

2) Efek Samping e. Rasa nyeri dan mules Ada bercak perdarahan

Sterilisasi Wanita / MOW Efektifitas tinggi Dilakukan hanya 1 kali, prosedurnya relatif sederhana, dengan sedikit komplikasi Dapat berupa prosedur rawat jalan atau rawat inap Dalam beberapa hari dapat dikembalikan bekerja

f.

Sterilisasi Pria / MOP Efektifitas tinggi Dilakukan hanya 1 kali Rawat jalan sederhana berlangsung dalam waktu 20 menit Resiko lebih kecil daripada sterilisasi wanita

4.

Cara pemakaian alat kontrasepsi a. Kondom Dengan cara menyarungkan pada alat kelamin laki-laki yang sudah tegang/keras, dari ujung zakar (penis) sampai ke pangkalnya pada saat akan bersenggama. Selanjutnya agar segera dikeluarkan dari liang senggama sesudah selesai senggama sebelum zakar menjadi lemas.

86 b. Pil Pil pertama diminum pada hari ke 5 haid, seterusnya berturut-turut setiap hari 1 pil, untuk pil-pil dengan kemasan khusus dimulai pada hari pertama haid sesuai dengan petunjuk pada kemasannya. Digunakan terutama bagi wanita PUS dan ingin menjarangkan kehamilan sesudah selesai masa menyusui dan tidak mempunyai kontra indikasi medis. c. Suntik Depo Provera, Depo Progestin dan Depo Geston disuntikkan 3 bulan, 1 kali, biasanya diberikan < 1 minggu dari patokan tiap bulan.

87 PENDIDIKAN KESEHATAN

Topik Tanggal Sasaran

: ASI Ekslusif : 18 Mei 2010 : Ny. J

I.

Tujuan a. Umum : Pada akhir penyuluhan, Ibu diharapkan dapat lebih mengerti tentang manfaat ASI bagi bayi. b. Khusus : Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan ibu menyusui mampu : 1. 2. 3. Menjelaskan tentang pengertian ASI Menjelaskan tentang manfaat ASI bagi bayi Mengetahui sampai usia berapa bulan bayi

mendapatkan ASI ekslusif II. Materi A. Pengertian ASI B. Manfaat ASI bagi bayi C. Usia pemberian ASI ekslusif III. Metode Ceramah

88 IV. Pembahasan Materi A. Pengertian ASI ASI adalah makanan terbaik bagi bayi karena mengandung nilai gizi yang lengkap, yang diperlukan bayi. B. Manfaat ASI bagi Bayi 1. 2. 3. 4. Memberikan perlindungan bagi bayi terhadap infeksi Memberikan rasa aman terhadap bayi Menumbuhkan dan mempererat rasa kasih sayang antara ibu dan bayi Mengandung zat gizi yang diperlukan oleh bayi dalam komposisi yang seimbang 5. 6. Tidak menimbulkan reaksi alergi Meningkatkan kecerdasan anak

C. Usia Pemberian ASI Ekslusif : 1. ASI diberikan pada usia 0 6 bulan, tanpa makanan tambahan 2. ASI diberikan sampai usia bayi 2 tahun.

89 DAFTAR PUSTAKA

-------------. 2007. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : Depkes. Depkes RI, 1998, Lembar balik KPKIA Drs. JH Syahlan SKM, 1996, Kebidanan Komunitas, Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan Farrer, Helen. 2001. Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta : EGC. Koesno, Harni. 2006. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta : Pengurus Pusat IBI. Saifuddin, 2002, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta Sarwono, R. Prawiro. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Wiknjosastro, 2002, Ilmu Kebidanan, Edisi III, Yayasan Bina Pustaka Jakarta

90

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. J UMUR 25 TAHUN HAMIL 37 MINGGU DI BPS Hj. IMAS MASRIKAH TAGOG PAMOYANAN TASIKMALAYA

TANGGAL 11 APRIL - 23 MEI 2010 Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas PKK III : ASKEB KOMPREHENSIF

Disusun oleh : RIMA DEWI NURAFNI NIM : 4003070049

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA PUTRA BANJAR PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN 2010

91

LAMPIRAN - LAMPIRAN

You might also like