You are on page 1of 3

Nomor : Surat Sdr. : Lampiran : Sifat : Perihal : Daftar Kebutuhan Obat tahun 2011 KEPADA : 1.

APOTEK KIMIA FARMA NO. 55 2. APOTEK PAMULANG 3. APOTEK ERHA FARMA 4. APOTEK ELEKTRIKA FARMA

Sehubungan dengan terbitnya Peraturan Dirjen Pajak Nomor : PER-24/PJ/2012 tanggal 22 november 2012 tentang Faktur Pajak yang berlaku mulai tanggal 1 April 2013, untuk itu kami memberitahukan bahwa: 1. Apotik yang terdaftar sebagai PKP agar melakukan registrasi ulang kepada KPP setempat untuk mendapatkan nomor registrasi/aktivasi yang baru. 2. Nomor seri Faktur Pajak akan diberikan oleh Dirjen Pajak kepada PKP setelah PKp melakukan registrasi ulang dengan mekanisme tertentu yang ditetapkan oleh Dirjen Pajak. 3. Penyerahan faktur pajak kepada PLN P3B Jawa Bali yang tidak memenuhi ketentuan Pada angka 1 dan 2 tersebut diatas, tidak dapat kami terima sebagai syarat pembayaran. 4. Tata cara pembuatan dan penomoran faktur pajak harus mengacu kepada ketentuan PER-24/PJ/2012 (terlampir). Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terimakasih.

MANAJER SDM & UMUM

Tembusan : Arsip

SRI WIRATMO

Nomor : Surat Sdr. : Lampiran : Sifat : Perihal : Daftar Kebutuhan Obat tahun 2011 KEPADA : 1. APOTEK KIMIA FARMA NO. 55 2. APOTEK PAMULANG 3. APOTEK ERHA FARMA 4. APOTEK ELEKTRIKA FARMA

Sehubungan dengan terbitnya Peratutran Menteri Keuangan Nomor:224/PMK.11/2012 tanggal 26 Desember 2012 tentang Pemungutan PPh Pasal 22 yang berlaku mulai tanggal 24 Februari 2013, untuk itu kami memberitahukan bahwa: 1. PLN merupakan pemungut PPh pasal 22 berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang dan/atau bahan-bahan untuk keperluan kegiatan usahanya. 2. Besarnya pemungutan PPh pasal 22 yang dilakukan PLN adalah sebesar 1,5% ( satu setengah persen) dari harga pembelian tidak termasuk pajak pertambahan nilai (PPN). Apabila apotik tidak memiliki NPWP maka akan dikenakan tariff pajak sebesar 3% (tiga persen) lebih tinggi 100% disbanding dengan apotik yang memiliki NPWP. 3. Hal-hal yang dikecualikan dari pungutan PPh pasal 22 antara lain: a. Pembayaran yang dilakukan oleh PLN yang jumlahnya paling banyak Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) dan tidak merupakan pembayaran terpecahpecah. b. Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, bahan bakar gas, pelumas, benda-benda pos, pemakaian air dan listrik. 4. Pemungutan PPh pasal 22 oleh PLN dilakukan berdasarkan pembayaran dan bukan berdasarkan tanggal permohonan pembayaran atau invoice. Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terimakasih.

MANAJER SDM & UMUM

Tembusan : Arsip

SRI WIRATMO

You might also like