You are on page 1of 31

KAEMPFERIA GALANGA

CIRI MORFOLOGI&DISKRIPSI
Habitus :semak,semusim,tinggi 30-70cm Akar :bergerombol,bercabang-cabang,serabut putih,cokelat gelap,berkesan mengkilap. Batang :lunak,berpelepah,membentuk rimpang,hitam keabuabuan. Daun ;tunggal,lanset,ujung runcing,pangkal berpelepah,tulang menonjol,panjang kira-kira 70cm,hijau muda,jumlah helaian daun tidak lebih dari 2-3lembar,dengan susunan berhadapan,bulat,melebar,ujung mengecil,berwana hijau gelap Bunga ;majemuk,berbentuk tabung,kelopak lanset,panjang kirakira 4cm,lebar 2-3,5cm,mahkota panjang 1019cm,benang sari,putik kecil,putih,tersusun dengan setengah duduk dengan mahkota bunga berjumlah antara 4-12 buah,bibir bunga berwarna lembayung dengan warna putih dominan. Daging buah :mempunyai daging buah paling lunak,tidak berserat,berwarna putih,kulit luar berwarna coklat. Habitat :tumbuh subur di dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur&tidak terlalu banyak air,dapat ditanam pada pot atau kebun yang cukup sinar matahari,tidak terlalu basah&di tempat terbuka.

ANATOMY KAEMPFERIA GALANGA (KENCUR)


Kaempferia galangal (kencur) termasuk dalam tanaman monokotil. Memiliki anatomi yang berbeda dengan tanaman dikotil. Berikut Ini akan dibahas anatomi Kaempferia galangal secara makroskopik dan mikroskopik: Makroskopik Kepingan : pipih;bentuk hamper bundar sampai jorong atau tidak beraturan;tebal keeping 1mm sampai 4mm;panjang 1cm sampai 5cm;lebar 0.5 cm sampai 3cm;bagian tepi berombak dan berkeriput;warna coklat sampai coklat kemerahan;bagian tengah berwarna putih sampai putih kecoklatan. Korteks : sempit;lebar kurang lebih 2mm;warna putih;berkas pembuluh tersebar tampak sebagai bintik-bintik warna kelabu atau keunguan. Silinder pusat : lebar;banyak tersebar berkas pembuluh seperti korteks. Berkas patahan: rata;berdebu;berwarna putih. Mikroskopik Periderm : terdiri dari 5 sampai 7 lapis sel;sel berbenuk segi panjang berdinding tipis. Jaringan : terdapat dibawah periderm;sel parenkim isodiametrik Korteks ;berdinding tipis;berisi butir-butir pati;sel idioblas minyak Parenkim berbentuk hamper bulat dan berdiameter 50 milimikron sampai 100 mili

mikron,dalam idioblas terdapat minyak tidak berwarna sampai berwarna putih kekuningan. Butir pati : umumnya tunggal;besar;bentuk bulat;bulat telur atau bulat telur tidak beraturan dengan salah satu ujungnya mempunyai outing;lamella dan hilus tidak jelas;panjang butir pati umumnya 25milimikron;lebarnya 23 milimkron. Berkas : tersebar dalam korteks dan silinder pusat;pembuluh kayu terdiri dari Pembuluh pembuluh spiral,pembuluh tanggadan pembuluh jala;tidak berlignin. Endodermis : mempunyai dinding radial yang agak menebal tidak berisi butir pati dan idioblas minyak pada korteks,berkas pembuluh di bawah endodermis tersusun teratur dalam suatu lingkaran dan berdekatan satu sama lain. Serbuk : warna putih,putih keoklatan sampai coklat. Anatomi dari akar,batang dan daun: . A. Anatomi Akar Susunan akar dari bagian luar kedalam adalah sebagai berikut: epidermis (pada akar muda, jika tua digantikan oleh peridermis berupa jaringan gabus), kadang dijumpai pula jaringan hipodermis sebagai derivat epidermis, parenkim korteks, selapis sel endodermis, dan stele akar. Pada akar ditemui tipe stele ataktostele,yaitu banyak berkas pengangkut tersebar. 1. Tudung Akar Terdapat pada ujung tanaman. Berfungsi sebagai pelindung yang senantiasa diperbaharui apabila meristem akar primer di dorong ke dalam tanah. Sel-sel pada tudung akar adalah sederhana dan membentuk jaringan parenkimatis homogen yang umurnya pendek. Mempuyai stuktur yang terus berkembang,sel-sel tuanya mati dan saling melepaskan ikatannya dan hilang,digantikan sel-sel baru. 2. Epidermis Epidermis terdiri dari selapis sel diantara sl-sel itu tidak terdapat antar sel. Dinding selnya tipis dan mudah memasikan air. Tak jauh dari ujung akar terdapat sel epidermis yang berbentuk pipa dan menjulang keluar. Sel-sel ini menjadi bulu akar. 3. Bulu Akar Sifat khusus dari epidermis akar ialah dinding sel yang tidak berkutikula,kurangnya kutikula dan bulu akar ,yang berfungsi sebagai organ penyerap.Bulu akar tidak berumur panjang,yang sudah tua dan mati akan digantikan dengan yang baru. Bulu akar ini melekat pada bagianbagian tanah itu,menjadi satu dengan tanah seolah-olah menambat tumbuhan itu dalam tanah. 4. Endodermis Lapisan ini merupakan lapisan batas antara kulit dan bagian pusat. Di dalam dindingnya yang melintang pada bagian tengah,terdapat bahan gabus,hingga tak dapat kemasukan air. Dinding-dinding endodermis yang sejajar dengan bagian tengah tidak mengandung gabus sehingga tidak merintangi jalannya air.Karena itu jalannya air terpaksa melalui protoplast hidup. Protoplast ini dapat mengatur jalannya air. 5. Silinder Pusat Bagian yang terpenting dalam silinder pusat ialah pembuluh-pembuluh. Ikatan pembuluh kayu yang tersusun atas jari-jari.letaknya bergiliran dengan ikatan buluh tapis,di antaranya terdapat parenkim.

Akar monokotil tidak bertambah besar,dibagian-bagian yang lebih tua,dinding sel endodermis bertambah tebal serta terendam bahan kayu,sehingga tidak dapat kemasukan air. Akan tetapi beberapa yang letaknya berhadapan dengan buluh kayu,dindingnya tidak bertambah tebal dan memungkinkan air masuk dari kulit ke dalam buluh kayu. B. Anatomi Batang Bagian dari suatu batang secara berturutan dari luar ke dalam: epidermis batang (kadang sudah digantikan fungsinya oleh jaringan gabus), jaringan korteks, berkas pengangkut dan empulur batang. Pada batang monokotil jaringan pengangkut tersusun dalam berkas-berkas dan tersebar di seluruh permukaan batang. Diantara berkas-berkas pengangkut tersebut dikelilingi oleh jaringan parenkim. Daerah parenkim kortek banyak ditemukan variasi sel parenkim baik sebagai parenkim penimbun, sel batu ataupun parenkim kelenjar. Sel dan kelenjar minyak, sel dan ruang lendir, benda-benda ergastik banyak ditemukan di daerah kortek ini. Sel sklerenkim (serabut) dan sel sklereida (sel batu) kadang ditemukan juga. 1. Kulit Luar Kulit luar terdiri dari selapis sel,antar sel tidak terdapat. Bagian luar biasanya dindingnya lebih tebal,dengan demikian kulit luar melindungi jaringan-jaringan yang lebih lembut. Dinding luar, kutikula diliputi semacam bahan gabus,yang disebut kutin. Kutikula tidak dapat kemasukan air dan melindungi batang agar tidak cepat kering. 2. Parenkim Parenkim berdinnding tipis,antar sel berguna untuk pemasukan gas,terutama zat asam yang perlu untuk bernafas. Kerap kali juga terdapat rongga-rongga hawa yang lebih besar. Di laptsan luar,di bawah kulit luar terdapat jaringan penunjang guna menambah kekuatan tanaman. 3. Ikatan pembuluh Pada tanaman monocotil jalannya ikatan pembuluh tidak sejajar dengan muka batang. Kalau kita ikuti jalannya ke bawah maka akan tampak hal-hak sebagai berikut: dari daun ikatan pembuluh tersebut menuju ke tengah-tengah batang dan membelok dan dengan jalan serong menuju muka batang,makin ke bawah ikatan pembuluh makin bertambah kecil. Di dalam penampang melintang tampak pembuluh-pembuluh besar di muka batang,sedangkan di mukabatang tampak pembuluh yang lebih kecil. Letak ikatannya tersebar. Batang Monocotil Pertumbuhan sekunder biasanya tidak begitu tampak pada batang monocotil. Pada umumnya ikatan pembuluh tersebar pada seluruh stele. Endodermis kurang,batas antara korteks,pericycle,dan empulur tidak jelas.Pertumbuhan sekunder pada monocotil,di sini jaringan sekunder yang terbentuk sangat berbeda dengan dikotil. Kambium tidak membentuk xylem dan floem ke dalam tetapi membentuk ikatan pembuluh kolateral atau amphiyasal dalam jaringan parenkimatis. C. Anatomi Daun Daun terdiri dari jaringan epidermis, daging daun (mesofil) dan berkas pengangkut. Epidermis daun memiliki banyak variasi bentuk dan derivatnya. Pada kenampakan melintang, sel epidermis daun yang terletak paling luar dilapisi oleh selapis kutikula. Mesofil daun yang

terdiri dari sel-sel parenkim, pada tumbuhan monokotil tidak dijumpai adanya differensiasi spons parenkim dan parenkim palisade seperti halnya pada daun tumbuhan dikotil. 1. Epidermis Epidermis menyelubungi jaringan daun sebagai lapisan pelindung yang hanya terbuka pada stomata dan hydatoda. Epidermis sangat penting karena jaringan mesofil sangat lunak dan mudah rusak. Fungsi epidermis ini dalah pelindung dari kekeringan, penunjang jaringan palisade dan menyalurkan produk antara mesofil dan tulang daun. 2. Mesofil Jaringan fotosintetik antara epidermis atas dan bawah disebut jaringan mesofil dan tersusun oleh sel-sel parenkim berdinding tipis.Bentuk dan susunan sel mesofil bervariasi,tetapi pada umumnya dapat dikelompokan menjadi dua yaitu: sel palisade dan spon. Sel palisade,sel nya memanjang dan silindris dan tersusun secara teratur berdempetan. Pada jaringan spon,bentuk selnya agak tidak teratur dan mempunyai rongga udara cukup besar.Khloroplast pada mesofil umumnya terletak pada seberang dinding sel. 3. Berkas Pengangkut Berkas pengangkut terdapat di dalam tulang daun,bercabang banyak,pada beberapa cabang berhubungan membentuk sebuah jala. Di seluruh daun terdapat pipa-pipa kecil,yang mengurus pengangkutan air dan bahan-bahan organic yang dibuat di dalam daun untuk disalurkan ke bagian-bagian lain.

FISIOLOGI KAEMPFERIA GALANGA (KENCUR)

Fotosintesis
Kaempferia galangal termasuk dalam sintesis C4. Sintasis C4 diawali fiksasi CO2 oleh enzim karboksilase PEP ke PEP (fosfenol piruvat) di khloroplast jaringan mesofil. Produk fiksasi CO2 adalah oksaloasetat yaitu asam berkarbon empat: PEP + CO2 oksaloasetat Oksaloasetat diubah menjadi malat,aspartat asam malat, atau aspartat,kemudian ditranspor dari khloroplast ke berkas selubung. Malat kemudian diubah menjadi piruvat dengan membebaskan CO2. Molekul CO2 masuk ke dalam siklus Calvin,sedangkan piruvat berdifusi ke jaringan mesofil dan bergabung dengan sebuah fosfat yang berasal dari ATP untuk memperbaharui PEP. Pada suhu 45C atau lebih tinggi,tumbuhan dengan sintesis C4 menghasilkan enam kali lebih banyak glukosa daripada tumbuhan C3 pada lingkungan yang kekurangan air dan nutrisi yang terbatas. Perbedaan tumbuhan C3 dan C4 adalah cara kedua tumbuhan memfiksasi CO2. Pada tumbuhan C3,CO2 hanya difiksasi RuBP leh karboksilase RuBP. Karboksilase RuBP hanya bekerja apabila CO2 jumlahnya berlimpah. Tetapi pada

sintesis C4,enzim karboksilase PEP memfiksasi CO2 pada akseptor karbon lain yaitu PEP. Karboksilase PEP memiliki daya ikat yang lebih tinggi terhadap CO2 daripada karboksilase RuBP. Oleh karena itu,tingkat CO2 menjadi sangat rendah pada tumbuhan C4,jauh lebih rendah daripada konsentrasi udara normal dan CO2 masih dapat terfiksasi ke PEP oleh enzim karboksilase PEP. Sistem perangkap C4 bekerja pada konsentrasi CO2 yang jauh lebih rendah. Tumbuhan C4 teramat khusus teradaptasi pada habitat dengan suhu siang yang tinggi,kelembaban tanah yang rendah,dan sinar matahari yang terik.Daun tumbuhan C4 memiliki cirri-ciri khusus yang disebut anatomy kranz. Daun tersebut mengandung mesofil dan berkas sel selubung. Kedua jenis sel tersebut mengandung khoroplast. Berkas sel selubung pada tanaman C3 dan CAM tidak mengandung khloroplat.

Kandungan Kimia
Saponin,flavanoid,polifenol,minyak atsiri.Rimpang kencur mengandung alkaloid,minyak atsiri,mineral,gom. Disamping itu kencur juga mengandung etil asetat,p-metoksiteren,paraffin,kamfen,Karen dan borneol.

Kegunaan Kencur
Kencur terutama dipakai sebagai rempah-rempah dalam pembuatan beberapa jenis makanan dan kedua sebagai obat. Orang sunda memakan bagian muda di bawah tanah sebagai lalab. Kencur Dapat juga dioleskan pada bengkak-bengkak dan sakit reumatik otot. Di campur dengan tepung beras lalu dipersas airnya dapat digunakan sebagai obat batuk. Selain iti kencur juga dapat untuk obat sakit perut.

Kaempferiae Rhizoma (Kencur) erma putri


Nama Daerah

Sumatra : Ceuko (Aceh), Tekur (Gayo), Kaciwer (Batak), Cakue (Minangkabau), Cokur (Lampung) Jawa : cikur (Sunda),Kencur (Jawa), Kencor (Madura) Nusa Tenggara : Cekuh (Bali), Cekur (Sasak), Cekir (Sumba)

Sulawesi : Kencur, cekuru (Makasar), ceku (bugis) Irian : Ukap (Marind)


Pemerian

Bau khas aromatik; rasa pedas, hangat, agak pahit. Akhirnya menimbulkan rasa tebal
Pemeriksaan Makroskopik

Kepingan : Pipih : bentuk hampir bundar sampai jorong atau tidak beraturan; tebal keping 1 mm sampai 4 mm, panjang 1 cm sampai 5 cm, lebar 0,5 cm sampai 3 cm; bagian tepi berombak dan berkeriput, warna coklat sampai coklat kemerahan, bagian tengah berwarna putih sampai putih kecoklatan. Korteks : sempit, lebar lebih kurang 2 mm; warna putih; berkas pembuluh tersebar tampak sebagai bintik-bintik berwarna kelabu atau keunguan. Silinder pusat : lebar, banyak tersebar berkas pembuluh seperti pada korteks. Berkas patahan : rata, berdebu, berwarna putih.
Pemeriksaan Mikroskopik

Periderm : terdiri dari 5 sampai 7 lapis sel, sel berbentuk segi panjang berdinding tipis. Jaringan parenkim korteks : terdapat dibawah periderm, sel parenkim isodiametrik, berdinding tipis, berisi butir-butir pati, sel idioblas minyak berbentuk hampir bulat dan bergaris tengah 50 m sampai 100 m, dalam idioblas minyak terdapat minyak yang tidak berwarna sampai berwarna putih semu kekuningan. Butir pati : umumnya tunggal, besar, bentuk bulat, bulat telur atau bulat telur tidak beraturan dengan salah satu ujungnya mempunyai puting, lamela dan hilus tidak jelas; panjang butir pati 10 m sampai 40 m, umumnya 25 m. Berkas pembuluh : tersebar dalam korteks dan silinder pusat; pembuluh kayu terdiri dari pembuluh spiral, pembuluh tangga dan pembuluh jala, tidak berlignin. Endodermis : mempunyai dinding radial yang berisi butir pati dan idiobals minyak seperti pada korteks, berkas pembuluh dibawah endodermis tersusun teratu dalam satu lingkaran dan berdekatan satu sama lainnya. Serbuk : warna putih, putih kecoklatan sampai ciklat. Fragmen pengenal adalah butir pati yang hampir bulat dengan puting atau sisi bersudut; idioblas minyak; oleoresin berbentuk gumpalan atau tetesan kecil yang dengan yodium LP warnanya menjadi coklat kekuningan: fragmen periderm: pembuluh kayu.

Cara Identifikasi

a. Pada 2 mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes asam sulfat P : terjadi warna coklat tua b. Pada 2 mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes asam sulfat encer P ; terjadi warna coklat. c. Pada 2 mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes larutan kalium hidroksida P 5% b/v; terjadi warna kuning coklat.

d. Pada 2 mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v; terjadi warna kuning jingga e. Pada 2 mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes amonia (25%) P; terjadi warna kecoklatan

Uji Kemurnian

Klik untuk melihat.

Kadar abu tidak lebih dari 8% Kadar abu yang tidak larut dalam asam tidak lebih dari 2,2 % Kadar sari yang tidak larut dalam air tidak kurang dari 14% Kadar sari yang larut dalam etanol tidak kurang dari 4% Bahan organik asing tidak lebih dari 2%
Kegunaan

Roboransia
Kandungan Senyawa

minyak atsiri 2,4% sampai 3,9%

KAPULAGA

KAPULAGA (Amomum cardamomum Willd.)


17 Oktober 2010 abuanjeli

Botani Sinonim

: Amomum kapulaga Sprague Amomum compactum Solad ex Maton

Alpinia striata Horst. Cardamomum minum Rumph. Elettaria cardamomum Maton Elettaria major Smith. Klasifikasi Divisi Sub Divisi Kelas Bangsa Suku Marga Jenis : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledoneae : Zingiberales : Zingiberaceae : Amomum : Amomum cardamomum Willd.

Nama Umum/Dagang: Kapulaga. Sumatera : Roude cardemom (Aceh); Kapulaga (Melayu); Pelaga Jawa puwar (Minangkabau). : Kapol, Kapol sebrang, Pelaga Palago (Sunda);

Kapulaga; Kapulogo sabrang, Pulogo, Kapol sabrang Bali Sulawesi Asia Eropa Deskripsi Habitus Batang Daun (Jawa); Kapulaga; Kapolagha, Palagha (Madura). : Kapolagha, korkolaka. : Kapulaga (Makasar); Gandimong, Gandimong (Bugis). : Pelaga (Malaysia), Luk grawan (Thailand). : Cardamom (Inggris). : Tumbuhan berupa herba tahunan, tingginya dapat

mencapai 1 5 meter. : Semu, bulat, membentuk anakan, hijau. : Daun tunggal, tersebar, berwarna hijau tua.

Helai

daun licin atau agak berbulu, berbentuk lanset atau tombak, dengan pangkal dan ujung runcing, dan tepi daun rata. lebarnya Panjang daun sekitar 30 60 cm, dan 10 12 cm. Pertulangan menyirip. Panjang pelepah dan

Tangkai daun sangat pendek.

tangkai daun sekitar 1 1 meter. Antara palepah dan helai daun terdapat lidah yang ujungnya tumpul, Bunga panjang sekitar cm. : Perbungaan berupa bulir (bongkol) yang kecil terletak di ujung batang, berwarna putih atau putih

kekuningan. Tangkai bunga muncul dari umbi batang, menjuntai, ramping. Kelopak panjang, lebih kurang 1 1 cm, berbulu, berwarna hijau. Bunga berwarna putih, bergaris-garis di lembayung, bagian dengan tengahnya. warna kemerah-merahan

Mahkota berbentuk tabung, panjang 1 1 cm, berwarna putih atau putih kekuningan. Taju biasanya lebih panjang dari tabungnya. Bibir bunga berwarna biru berlajur putih, tepinya kuning. panjangnya elips, panjang Buah 1 1 2 cm, mm. kepala sekitar Benang sari sari bentuk tidak

Tangkai putik

berbulu, kepala putik berbulu, berbentuk mangkok. : Buahnya berupa buah kotak, terdapat, dalam tandan kecil-kecil berlekuk, berbulu, dan pendek. tiga, putih Buah agak bulat memanjang, atau kuning bersegi berwarna pipih, kadang-kadang

kekuningan

kelabu. Buah beruang 3, setiap ruang dipisahkan oleh selaput tipis setebal kertas. Tiap ruang berisi 5 - 7 biji kecil-kecil, berwarna coklat atau hitam, beraroma harum yang khas. Dalam ruang biji-biji ini tersusun Biji Akar memanjang 2 baris, melekat satu sama lain. : Kecil, hitam. : Akar serabut, berwarna putih kotor. Rimpang bulat panjang, dibungkus bercabang oleh simpodial, berwarna pendek. putih Semua kekuningan. Pada awalnya cabang-cabang rimpang ini sisik-sisik yang bagian dari tumbuhan ini berbau harum. .

Gambar 48. Amomum cardamomum Willd. Ekologi dan Persebaran Tumbuh bergerombol, membentuk banyak anakan. Batang semu yang tersusun oleh pelepah-pelepah daun, berbentuk silindris, berwarna hijau. Umbi batang agak besar dan gemuk. Tumbuh liar di hutan primer dan hutan jati, di daerah pegunungan yang rendah dan tanahnya agak basah, bercurah hujar tinggi, atau di daerah yang selalu berawan, pada ketinggian 200 1.000 m di atas permukaan laut. Tumbuh subur di bawah naungan pohon-pohon kayu hutan, di tempat-tempat yang sangat terlindung. Tumbuhan ini juga banyak dibudidayakan, sebab buahnya dipergunakan sebagai rempah pada berbagai jenis masakan. Tumbuhan ini tersebar hampir di seluruh Indonesia, terutama di Jawa Barat dan Sumatera Selatan. Nugini, dan Malabar. Penggunaan Tradisional Air rebusan seluruh bagian tanaman digunakan untuk obat kuat bagi orang yang merasa lemas atau lemah akibat kecapaian. kadang juga digunakan sebagai afrodisiaka Juga berguna bagi orang yang berpenyakit encok atau rematik. Kadang(untuk meningkatkan libido). Air rebusan batang digunakan sebagai obat menurunkan panas Selain di Indonesia, kapulaga banyak ditemukan di Srilangka, India, Guatemala, Tanzania, Papua

(demam). Buahnya dipergunakan untuk bahan penyedap dan penyegar makanan dan minuman. Buah juga berkhasiat menghilangkan rasa gatal pada

tenggorokan, sebagai obat batuk, dan obat sakit perut. Rimpang sering digunakan untuk menghilangkan bau mulut, untuk obat batuk, dan menurunkan panas (sebagai antipiretikum). Rimpang yang dikeringkan, digiling, 1alu direbus dapat menjadi minuman penghangat bagi orang yang kedinginan, terutama bagi yang tinggal di pegunungan, di daerah beriklim dingin atau di hutan yang sangat lembab. Minuman ini sekaligus dapat mengobati sakit panas dalam. Khasiat Semua bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan mulai dari batang, buah, hingga rimpang. Buah Amomum cardamomum berkhasiat sebagai obat batuk dan obat perut kembung. Obat batuk : a) Dipakai 6 gram buah Amomum cardamomum, dicuci dan direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit. diminum sekaligus.; b) Biji kapulaga dicuci, Cairannya ditelan. Batuk pada anak-anak : 15 butir buah kapulaga, 2 cabai jawa, 10 iris lempuyang, 5 cm kayu manis dicuci. setiap 2 jam sampai sembuh. Perut kembung : 5 biji kapulaga dicuci, 5 iris jahe dicuci sebelum diiris. Rebus dengan segelas air sampai airnya tinggal setengah. Setelah dingin diminum satu kali sehari. Mual : 5 biji kapulaga, sepotong kencur 3 cm, cuci, lumatkan. Seduh dengan segelas air Sesudah dingin disaring dan airnya diminum. Radang tenggorok : 10 buah kapulaga, sepotong kunyit 5 cm dicuci, dimemarkan, diseduh dengan segelas air. beberapa hari. Setelah dingin disaring, airnya separuh diminum pagi, separuh lagi malam. Diulangi selama Dua bawang merah dikupas, dicuci, diparut. Diseduh dengan liter air, tutup tempatnya. Diminum Hasil rebusan dikunyak-kunyah.

Bau mulut : 8 buah kapulaga, 1 cangkir daun pegagan dicuci lalu diseduh dengan gelas air, tutupi. Setelah dingin, disaring dan diminum pagi-pagi pada saat perut masih kosong. Perut mulas karena kedinginan : 4 buah kapulaga dicuci, direbus dengan segelas air sampai airnya tinggal setengah. Saring, minum hangat-hangat. Kandungan Kimia Buahnya mengandung minyak atsiri yang terutama mengandung sineol, terpineol, dan borneol. Kadar sineol dalam buah lebih kurang 12%. Di samping itu buah kapulaga banyak mengandung saponin, flavonoida, senyawa-senyawa polifenol, mangan, pati, gula, lemak, protein, dan silikat. Biji mengandung 3 7% minyak atsiri yang terdiri atas terpineol, terpinil asetat, sineol, alfa borneol, dan beta kamfer. Di samping itu biji juga mengandung minyak lemak, protein, kalsium oksalat, dan asam kersik. Dengan penyulingan dari biji diperoleh minyak atsiri yang disebut Oleum Cardamomi yang digunakan sebagai stimulans dan pemberi aroma.

Guazuma ulmifolia Guazuma Ulmifolia Lamk

A. Nama Tumbuhan 1. Nama Ilmiah : Guazuma Ulmifolia Lamk 2. Sinonim : Guazuma tementosa Kunth 3. Nama Lokal : Jati Belanda, Jati londo 4. Familia : Sterculiaceae 5. Ordo : Malvales 6. Simplisia : Guazumae Folium B. Ciri Umum 1. Habitus : Pohon tinggi dapat mencapai 10 m 2. Batang : Keras, bulat permukaan kasar warna hijau keputihan banyak alur berkayu 3. Percabangan : Monopodial C. Daun

1. Jenis Daun :Tunggal 2. Filotaksis : Ovalis 3. Bentuk & Ukuran : Ovalis panjang 10-16 cm, lebar 3-6,5 cm 4. Margo Folii : Bergerigi (serratus) 5. Basis Folii : Melekuk 6. Apex Folii : Runcing (Acutus) 7. Permukaan Daun a. Warna : atas : Hijau bawah : Hijau lebih muda b. Tekstur : atas : Kasar bawah : Kasar 8. Nervatio : Penninervis 9. Stipulae : Stipula intrapetioler 10. Catatan Tambahan : Daunnya rasanya kelat D. Bunga 1. Bentuk Bunga : Bunga bulat, aktinomorf 2. Jumlah & warna sepal : 3-5 3. Jumlah & warna petal : Petal kecil (direduksikan) 4. Jumlah Stamen : Dua lingkaran yang luar menjadi staminodia 5. Kedudukan Ovarium : Superior 6. Infloresensi :7. Braktea/Brakteola :8. Rumus Bunga :E. Buah 1. Tipe Buah : Drupa 2. Bentuk & Ukuran : Bulat,keras 3. Warna : bila masih muda hijau bila sudah tua hitam F. Lain-lain 1. Getah & Warna Getah :2. Bau (aromatik dll) :3. Sulur :4. Duri :5. Umbi :6. Rhizoma : - Pembahasan Guazuma ulmifolia Lamk atau yang dikenal di Indonesia dengan nama jati belanda, merupakan tanaman yang tumbuh baik di iklim tropis seperti negara kita ini. Tanaman dari kelas Dicotyledonae ini termasuk dalam ordo Malvales famili Sterculiaceae. Tanaman ini tumbuh di dataran rendah sampai dengan ketinggian 800 mdpl. Jati belanda biasanya ditanam sebagai pohon peneduh, tanaman pekarangan atau tumbuh liar begitu saja. Jati belanda atau jati londo dalam bahasa Jawa, dan dikenal dengan nama bastard cadar dalam bahasa Inggris, merupakan pohon dengan tinggi kurang lebih 10 m yang berbatang keras, berkayu bulat dengan permukaan batang yang kasar, dan berwarna coklat kehijauan, banyak alur berkayu dan percabangan monop[odial. Daunnya berbentuk bulat telur berwarna hijau dengan pinggiran bergerigi, permukaan kasar, ujung rucing, pangkal berlekuk, pertulangan menyirip berseling, dan berukuran panjang 10-16 cm serta lebar 3-6 cm ada stipula intrapetiolus. Bunganya,berbentuk bulat

aktinomorf, jumlah sepal 3-5, petal kecil/direduksikan, Stamen membentuk dua lingkaran dengan lingkaran yang luar menjadi staminodia ,ovarium superior . Buah dari tanaman ini berbentuk bulat, keras(drupa), memiliki lima ruang, permukaan tidak rata berwarna hijau ketika muda dan berubah menjadi cokelat kehitaman setelah tua. Nama Tumbuhan: Guazuma Ulmifolia 1. Frekuensi pemakaian (jarang, sering, sering sekali) Sering bila digunakan sebagai pelangsing dan obat diare (2 kali sehari pagi dan sore) 2. Formula dalam Ramuan Melasingkan badan. a. Daun 7 lembar ditambah sepotong rimpang bengle,cuci lalu rebus dengan 1,5 gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin disaring, bagi untuk dua kali minum, pagi dan sore hari. b. Daun dikeringkan, digiling jadi serbuk. Ambil 20 gram serbuk, sedu dengan air panas, saring, minum, sehari dua kali. Diare, sakit perut,kolera, penyembelit. a. Biji disangrai, ditumbuk halus, direbus, minum. b. Daun jati belanda kering digiling untuk dijadikan serbuk. Ambil 20 gr serbuk ini dan seduh dengan air panas. Kemudian saring dan minum dua kali sehari. Jika suka, bisa dicampur kencur dan madu secukupnya. Catatan: Orang yang bermasalah dengan ginjal sebaiknya menghindari ramuan ini. Peluruhkolesterol Ambil beberapa lembar daun jati belanda kering. Seduh dengan air panas secukupnya, seperti membuat teh. Saring sebelum diminum. Agar tidak hambar, tambahkan satu sendok madu atau gula batu. Astringens Kulit dalam, kulit danbiji. Dengan jalan direbus Batuk. Makan buah jati belandamasak yang berwarna hitam. Perut kembung, rasa sesak di daerah lambung 12 biji dibakar,ditumbuk, tambah 1 tetes minyak adas, minum. 3. Kultivasin dan Pemanenan Tanaman ini biasanya diperbanyak dengan biji, cara memperbanyak dengan cangkok masih sulit dilakukan dengan tingkat keberhasilan 50 persen. Ditambah lagi, cara setek dengan perlakuan khusus sekalipun belum banyak membantu. Daun Jati belanda akan siap dipanen ketika pohon sudah berumur 2-3 tahun dan akan berbuah setelah berumur kurang lebih 5-6 tahun dan dapat terus dipanen bila daunnya sudah terbuka secara sempurna. 4. Kandungan senyawa Kimia Kandungan utamanya yaitu tanin dan musilago. Kandungan lainnya yaitu damar, resin, flavonoid, karotenoid, asam fenolat, zat pahit, karbohidrat, kafein, terpen, juga senyawa senyawa lain seperti sterol, beta-sitosterol, friedelin-3-alfa-asetat, friedelin -3-beta-ol, alkoloida serta karbohidrat dan minyak lemak. 5. Efek Farmakologi Daun guazuma memiliki efek melangsingkan tubuh dengan mekanisme Tanin yang banyak terkandung di bagian daun, mampu mengurangi penyerapan makanan dengan cara mengendapkan mukosa protein yang ada dalam permukaan usus. Sementara itu, musilago yang berbentuk lendir bersifat sebagai pelicin. Dengan adanya musilago, absorbsi usus terhadap makanan dapat dikurangi. Daun Guazuma sebagai penuruna koleestrol dijelaskan dalam beberapa teori antara lain: , kolesterol yang

terbentuk menjadi asam empedu berikatan dengan damar dan segera dieksresi melalui feses. Cepatnya asam empedu dieksresikan oleh tubuh akan disertai oleh cepatnya pembentukan asam empedu sehingga kolesterol dalam tubuh segera diubah menjadi asam empedu. Dengan demikian, proses ini akan mengurangi kadar kolesterol. Sementara itu, bahan simplisia yang digunakan berkhasiat meningkatkan metabolisme tubuh sehingga pembakaran timbunan lemak dalam tubuh akan meningkat. Dengan demikian akan mengurangi kadar lemak tubuh. Ini berarti akan mengurangi terbentuknya kolesterol karena lemak merupakan faktor risiko tinggi terhadap kolesterol. Pemberian ekstrak daun jati belanda juga berdampak pada peningkatan HDL. HDL dapat menurunkan kadar kolesterol dalam sel dengan cara mengambil kelebihan kolesterol dari jaringan untuk kemudian diproses di hati lalu dibuang bersama cairan empedu. Efek Farmakologi yang lain adalah: astringen, ekspektoran, antidiare, diaforetik, elephantiasis, antidiare, karmin

Guazuma ulmifolia Lamk. (Jati Belanda)


Klasifikasi: Regnum : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub Divisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Sub Kelas : Dialypetalae Bangsa : Malvales/Colunniferae Famili : Sterculiaceae Genus : Guazuma Spesies : Guazuma ulmifolia Lamk.

Deskripsi: Termasuk dalam famili Sterculiaceae, nama daerah jenis ini di Sumatera: jati belanda (Melayu); Jawa: jati londo (Jawa Tengah). Tumbuhan ini berhabitus pohon, tinggi bisa mencapai 20 m, ditanam sebagai pohon peneduh, tanaman pekarangan atau tumbuhan liar. Tumbuh pada daerah dataran rendah sampai ketinggian 800 mdpl. Daun tumbuhan ini dapat digunakan sebagai obat penurun kadar kolesterol dengan kandungan kimia alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, lendir dan damar. Ramuan: 20 gram daun dan 1 gelas air. Cara pembuatan dan pemakaian: ambil 20 gram serbuk daun Guazuma ulmifolia, diseduh dengan 1 gelas air matang panas, setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum sehari dua kali sama banyak pagi dan sore. Jati belanda atau jati londo dalam bahasa Jawa, dan dikenal dengan nama bastard cadar dalam bahasa Inggris, merupakan pohon yang berbatang keras bercabang, berkayu bulat dengan permukaan batang yang kasar, dan berwarna coklat kehijauan. Daunnya berbentuk bulat telur berwarna hijau dengan pinggiran bergerigi, permukaan kasar, ujung rucing, pangkal berlekuk, pertulangan menyirip berseling, dan berukuran panjang 10-16 cm serta lebar 3-6 cm. Bunganya, berwarna kuning, berbau wangi serta memiliki titik merah di bagian tengah, berbentuk mayang dan muncul di ketiak daun. Buah dari tanaman ini berbentuk bulat, keras, memiliki lima ruang, permukaan tidak rata berwarna hijau ketika muda dan berubah menjadi cokelat kehitaman setelah tua.Tanaman ini biasanya diperbanyak dengan biji, cara memperbanyak dengan cangkok masih sulit dilakukan dengan tingkat keberhasilan 50 persen. Ditambah lagi, cara setek dengan perlakuan khusus sekalipun belum banyak membantu. Daun Jati belanda akan siap dipanen ketika pohon sudah berumur 23 tahun dan akan berbuah setelah berumur kurang lebih 5-6 tahun.

Guazuma ulmifoilia Lamk (Daun Jati Belanda)


Nama Daerah

Sumatra : jati Belanda (Melayu); Jawa : Jati Londa, jatos landi (jawa)

Pemerian

Pemerian bau aromatik lemah; rasa agak kelat

Pemeriksaan Makroskopik

Klik untuk melihat.

Makroskopik daun tunggal, bentuk bundar telur sampai lanset, panjang helai daun 4 cm sampai 22,5 cm, lebar 2 cm sampai 10 cm, pangkal daun berbentuk jantung yang kadangkadang tidak setangkup, ujung daun meruncing, pinggir daun bergerigi, permukaan daun kasar, warna hijau kecoklatan sampai coklat muda; tangkai daun panjang 5 mm sampai 25 mm.

Pemeriksaan Mikroskopik

Klik untuk melihat.

Mikroskopik epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel, berambut penutup dan berambut kelenjar. Sel epidermis besar, pada penampang tangensial tampak bentuk poligonal; kutikula agak tebal, tidak berstomata. Epidermis bawah terdiri dari 1 lapis sel, berstomata, berambut penutup dan berambut kelenjar. Sel epidermis bawah lebih kecil daripada epidermis atas, pada penampang tangensial tampak dinding samping bergelombang. Stomata tipe anisosotik, bentuk jorong, panjang 20 m sampai 40 m. Rambut penutup bentuk menyerupai bintang, terdiri dari beberapa rambut bersel tunggal yang berimpit pada bagian pangkalnya, dinding tebal tidak berwarna, panjang berbeda-beda, ruang rambut berwarna coklat. Rambut kelenjar terdiri dari 2 sampai 3 sel tangkai dan 3 sel kepala, 1 sel kepala lebih besar dari 2 sel lainnya. Mesofil terdiri dari jaringan palisade dan jaringan bunga karang. Di dalam mesofil terdapat hablur kalsium oksalat berbentuk prisma. Jaringan bungakarang tersusun rapat terdiri dari 2 sampai 4 lapis sel. Berkas pembuluh tipe kolateral, disertai serabut sklerenkim dan serabut hablur yang berisi hablur kalsium oksalat berbentuk prisma. Hablur kalsium oksalat terdapat lebih banyak pada tulang daun daripada di mesofil. Pada parenkim tulang daun terdapat sel lendir atau saluran lendir. Serbuk : warna hijau tua kecoklatan. Fragmen pengenal adalah rambut penutup berbentuk bintang; rambut kelenjar; hablur kalsium oksalat berbentuk prisma; fragmen epidermis atas dan epidermis bawah; pembuluh kayu dengan penebalan tangga.

Cara Identifikasi

Klik untuk melihat.

A. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna hitam coklat. B. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warna hijau muda. C. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P; terjadi warna hijau. D. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam klorida encer P; terjadi warna hijau. E. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5%b/v; terjadi warna coklat kuning. F. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan kalium hidroksida P 5% b/v; terjadi warna coklat hijau. G. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes amonia (25%) P; terjadi warna hijau. H. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan kalium yodida P 6% b/v; terjadi warna coklat hijau I. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan besi (III) kloroda P 5% b/v; terjadi warna hijau.

Uji Kemurnian

Klik untuk melihat.

Kadar abu tidak lebih dari 10,4% Kadar abu yang tidak larut dalam asam tidak lebih dari 2,3% Kadar sari yang larut dalam air tidak kurang dari 7,2% Kadar sari yang larut dalam etanol tidak kurang dari 3,7% Bahan organik asing tidak lebih dari 2%
Kegunaan

Penggunaan simplisia astringen

Kandungan Senyawa

Isi simplisia tanin, lendir, damar


Referensi Data belum tersedia.

CENGKEH EUGENIA CARYOPHYLLATA

Eugenia aromatica

Kerajaan : Plantae Filum Kelas Ordo Familia Genus : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Myrtales : Myrtaceae : Syzygium

Spesies : Syzygium aromaticum Cengkeh (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum) Tinggi : 10-20 m Lokal: cengkeh Sinonim : Eugenia caryophyllata thumb; caryophyllus aromaticus L;jambusa caryophyllus N. D.Z; syzygium aromaticum (L). Kandungan kimia : kuncup bunga dan daun Eugenia aromatika menggandung saponin,flavonoida dan tanin, di samping minyak atsiri. Khasiat : Sebagai pelega perut,obat batuk,dan sakit gigi berlubang. buah untuk.

Daun : berbentuk bulat telur atau memanjang, dengan pangkal yang sering memeluk batang. Batang : pohon yang gemang 40 cm dan tinggi hingga 20 m . Akar : Tunggang.coklat. Bunga : majemuk malai,tumbuh di ujung batang kelopak berbentuk corong,pangkal berlekatan,mahkota bentuk bintang,panjang 4-5 mm,benang sari banyak,panjang + 5 mm, tangkai putik pendek, masih muda berwarna hijau setelah tua berwarna merah. Buah : buni,bulat telur,panjang 2-2,5 cm merah kehitaman. Biji : Kecil,diameter + 4 mm coklat muda.

FISIOLOGI Eugenia Auromatica


Fotosintesis
Fotosintesis merupakan proses penmbentukan(sintesa) bahan organic dari bahan-bahan anorganik dengan bantuan tenaga cahaya.Eugenia Auromatica berfotosintesis sama seperti tumbuhan C3. Pada tumbuhan C3, fiksasi karbon awal terjadi melalui rubisko, enzim siklus Calvin yang menambahkan CO2 pada ribulosabisfosfat. Tumbuhan ini disebut tumbuhan C3 karena produk fiksasi karbon organic pertama ialah senyawa berkarbon tiga, 3-fosfogliserat. Tumbuhan ini memproduksi sedikit makanan apabila stomatanya tertutup pada hari yang panas dan kering. Tingkat CO2 yang menurun dalam daun akan mengurangi bahan ke siklus calvin. Hal ini membuat rubisko menerima O 2 sebagai pengganti CO2. Karena konsentarsi O2 melebihi konsentrasi CO2 dalam ruang udara di dalam daun, rubisko menambahkan O2 pada siklus Calvin dan bukannya CO2. Produknya kemudian terurai dan satu potong senyawa berkarbon dua dikirim keluar dari kloroplas. Mitokondria dan peroksisom kemudian memecah molekul

berkarbon dua menjadi CO2, yang disebut dengan fotorespirasi. Fotorespirasi tidak menghasilkan ATP dan tidak menghasilkan makanan. Fotorespirasi menurunkan keluaran fotosintesis dengan menyedot bahan organic dari siklus Calvin.

Cara Respirasi
Cara respirasi pada Eugenia aromatica sama dengan cara respirasi tumbuhan lain Respirasi ini terdiri dari 3 tahap yaitu: 1. glikolisis 2. siklus krebs 3. rantai transport electron dan fosforilasi oksidatif Glikolisis dan siklus krebs merupakan jalur katabolic yang menguraikan glukosa dan bahan bakar organic lainnya. Glikolisis terjadi di dalam sitosol, mengawali perombakan dengan pemecahan glukosa menjadi dua molekul senyawa yang disebut piruvat. Siklus krebs terjadi matriks, mitokondria, menguraikan turunan piruvat menjadi karbon dioksida. Tempat transfor electron dan fosforilasi oksidatif adalah membrane dalam mitokondria. Rantai transfor elekron menerima electron dari produk hasil perombakan glikolisis dan siklus krebs dan melewatkan electron ini dari satu molekul ke molekul lain. Pada akhir rantai, electron dengan ion hydrogen dan oksigen molekuler untuk membentuk air. Energi yang dilepas disimpan dalam suatu bentuk yang digunakan mitokondria untuk membuat ATP.

ANATOMI Eugenia Auromatica


Pada akar muda bila dilakukan potongan melintang akan terlihat bagian-bagian dari luar ke dalam. a. Epidermis b. Korteks

c. Endodermis d. Silinder Pusat/Stele

a. Epidermis
Susunan sel-selnya rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya mudah dilewati air. Bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar, bertugas menyerap air dan garam-garam mineral terlarut, bulu akar memperluas permukaan akar.

b. Korteks
Letaknya langsung di bawah epidermis, sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga banyak memiliki ruang antar sel. Sebagian besar dibangun oleh jaringan parenkim.

c. Endodermis
Merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan silinder pusat. Sel-sel endodermis dapat mengalami penebalan zat gabus pada dindingnya dan membentuk seperti titik-titik, dinamakan titik Caspary. Pada pertumbuhan selanjutnya penebalan zat gabus sampai pada dinding sel yang menghadap silinder pusat, bila diamati di bawah mikroskop akan tampak seperti hutuf U, disebut sel U, sehingga air tak dapat menuju ke silinder pusat. Tetapi tidak semua sel-sel endodermis mengalami penebalan, sehingga memungkinkan air dapat masuk ke silinder pusat. Sel-sel tersebut dinamakan sel penerus/sel peresap.

c.Silinder Pusat/Stele
Silinder pusat/stele merupakan bagian terdalam dari akar. Terdiri dari berbagai macam jaringan :

- Persikel/Perikambium Merupakan lapisan terluar dari stele. Akar cabang terbentuk dari pertumbuhan persikel ke arah luar. - Berkas Pembuluh Angkut/Vasis Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian menurut arah jari jari. Pada dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan kambium. - Empulur Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri dari jaringan parenkim.

1. Batang Dikotil Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :

a. Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus.

b. Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim.

c. Endodermis
Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel, merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis tumbuhan Gymnospermae.

d. Stele/ Silinder Pusat


Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan floem. Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar. Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang. Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan menebalnya pada batang tampak berlapis-

lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, lapislapis lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun. Anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 bagian : 1. Epidermis Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis bawah, untuk mencegah penguapan yang terlalu besar, lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Pada epidermis terdapat stoma/mulut daun, stoma berguna untuk tempat berlangsungnya pertukaran gas dari dan ke luar tubuh tumbuhan. 2. Parenkim/Mesofil Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel, yakni palisade (jaringan pagar) dan spons (jaringan bunga karang), keduanya mengandung kloroplast. Jaringan pagar selselnya rapat sedang jaringan bunga karang sel-selnya agak renggang, sehingga masih terdapat ruang-ruang antar sel. Kegiatan fotosintesis lebih aktif pada jaringan pagar karena kloroplastnya lebih banyak daripada jaringan bunga karang. 3. Jaringan Pembuluh Jaringan pembuluh daun merupakan lanjutan dari jaringan batang, terdapat di dalam tulang daun dan urat-urat daun.

http://toiusd.multiply.com/journal/item/55/Foeniculum-Vulgare068114048? &show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem

FoeniculumVulgare<="" u=""> <="" u="">


Nama spesies: Foeniculum vulgare Mill.

<="" u="">Nama lokal: Adas <="" u="">Deskripsi <="" u=""> <="" u="">Tanaman <="" u="">Batang
: Perdu, tahunan, tingi 2 m. :Berlubang, beruas, beralur, percabangan monopodial,

<="" u=""> hijau keputih-putihan.

<="" u="">Daun

:Majemuk, menyiripganda, benluk jarum, ujung dan

<="" u="">pangkal runcing, tepi rata. panjang 30-50 cm, lebar <="" u="">15-25 cm, panjang pelepah 5-7 cm, hijau muda, <="" u="">htjau. <="" u="">Letak daun <="" u="">Bunga
:berseling, majemuk menyirip ganda dua :Majemuk, bentuk payung, lumbuh di ujung balang,

<="" u="">kelopak bentuk tabung, hijau, daun mahkota lima, <="" u="">kuning. <="" u="">Batang <="" u="">Akar <="" u="">
:Bentuk lonjong, beralur, panjang 6-10 m, lebar

<="" u="">3-4 mm, masih muda hijau setelah tua hijau keabuabuan.
:Tunggang, putih.

<="" u="">

Anatomi Foeniculum vulgare


Makroskopik. Kremokarp berbentuk memanjang,ujung pipih,gundul,stilopodium pendek bercabang dua, buah yang utuh umumnya bertangkai,warna coklat kehijauan atau coklat kekuningan hingga coklat,panjang sampai 10 mm,lebat sampai 4mm. Merikarp mempunyai 5 rusuk primer, menonjol, warna kekuningan, prmukaan bidang lekat merikarp tidak beralur. Perikarp pada irisan melintang tampak 2 saluran tampak 2 saluran minyak pada bidang lekat merikarp dan 4 saluran minyak pada lekukan yang terdapat diantara rusuk primer,pada tiap rusuk terdapat satu berkas pembuluh. Embrio kecil, terletak pada ujung atas endosperm. Endosperm berisi banyak minyak.

Makroskopik. Epikarp terdiri dari 1 lapis sel tetrahedral atau polyhedral, kutikula tidak bergaris, stomata bertipe anomositik(Ranucunlaceae). Mesokarp umumnya parenkimatik, di mesokarp daerah rusuk terdapat berkas pembuluh fibrovasal dengan serabut sklerenkim bernoktah sempit dan berlignin. Di sekitar berkas pembuluh terdapat parenkim berwarna kecoklatan dengan diding sel berpenebalan jala dan berlignin. Saluran minyak atau vitae

dengan satu lapis epithelium berwarna coklat endocarp terdiri dari 1 lapis sel pipih. Pada penampanag tagensial tampak sebagai sel-sel berbentuk tersusun dalma kelompok-kelompok sel yang berlawana arah. Kulit terdiri dari ilapis sel terentang tagensial. Endosperm terdiri dari sel-sel parenkim bentuk polyhedral, dinding tebal tidak berlignin , berisi minyak lemak dan butir-butir aleueron yang berisi hablur kalsium oksalat berbentuk roset.

Serbuk: warna coklat kekuningan. Fragmen pengenal adalah jaringa endosperm berdinding tebal, berisi minyak lemak dan butir-butir aleuron yang berisi hablur kalsium oksalat berbentuk roset kecil; saluran minyak berwarna kuninga atau kecoklatan parenkim berpenebalan jala berwarna kecoklatan, serabut bernoktah sempit; endocarp dengan kelompok sel-sel berbentuj hamper tetrahedral tersusun berlainan arah. Tidak terdapat rambut atau pati.
Superregnum: Eukarya Regnum: Plantae Divisio: Magnoliophyta Classis: Magnoliopsida Ordo: Apiales Familia: Apiaceae Subfamilia: Apioideae Tribus: Incertae sedis Genus: Foeniculum Species: F. vulgare Subspecies: F. v. subsp. piperitum - F. v. subsp. vulgare - F. v. subsp. vulgare - F. v. subsp. vulgar

Buah ADAS

Botani Klasifikasi : Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Bangsa :Umbellales Suku : Umbelliferae Marga : Foeniculum Jenis : Foeniculum vulgare Mill. Nama umum/dagang : Adas Nama daerah Sumatera : Das-pedas (Aceh) Adas (Melayu) Adas manis (Minangkabau) Jawa : Hades (Sunda) Adas (Jawa Tengah) Adhas (Madura) Bali : Adas Nusa Tenggara : Walawunga (Sumba) Sulawesi : Rempusa (Makasar) Adase (Bugis)

Deskripsi Habitus : Perdu, tahunan, tinggi 2 m. Batang : Berlubang, beruas, beralur, percabangan monopodial, hijau keputihputihan. Daun : Majemuk, menyirip ganda, benluk jarum, ujung dan pangkal runcing, tepi rata. panjang 30-50 cm, lebar 15-25 cm, panjang pelepah 5-7 cm, hijau muda, hijau. Bunga : Majemuk, bentuk payung, lumbuh di ujung balang, kelopak bentuk tabung, hijau, daun mahkota lima, kuning. Buah : Bentuk lonjong, beralur, panjang 6-10 mm, lebar 3-4 mm, masih muda hijau setelah tua hijau keabu-abuan. Akar : Tunggang, putih. Khasiat Buah Foeniculum vulgare berkhasiat sebagai obat batuk, obat perut kembung, obat sariawan dan obal haid tidak teratur. Untuk obat batuk dipakai 5 gram serbuk buah Foeniculum vulgare, diseduh dengan 1/2 gelas air matang panas, setelah dingin disaring. Hasil saringan ditambah 1 sendok teh madu, diaduk sampai rata diminum sekaligus. Kandungan kimia Buah Foeniculum vulgare mengandung minyak atsin di samping itu juga mengandung saponin, flavonoida dan polifenol.

Adas (Anethum graveolens L)

Sistematika: Kingdom Divisio Classis Ordo Familia Genus Species Plantae Magnoliophyta Magnoliopsida Apiales Apiaceae Anethum Anethum graveolens L. (Arisandi, 2008).

Nama lokal: Hades (sunda); adas londa, adas landi ( jawa); adas (madura)-adas (Bali); wala wungu (Sumba); Daun pedas (melayu); adeh, Manih (minangkabau); papaato (manado); popoas (alfuru); denggu-denggu (gorontalo); papaato (Buol); porotomo (Baree); Kumpasi (sangir Talaud); adasa, rempasu (makasar); adase (Bugis); Hsiao hui (cina); Phong karee, mellet karee ( Thailand); Jintann Mapis (malaysia); Barisaunf, Madhurika (Ind.I Park); Fennel, commaon fennel, sweet fennel, Fenkel, spigel (1)

Deskripsi Tumbuhan: A. Habitat Tumbuhan adas (Foeniculum vulgare Mill) ini dapat hidup di dataran rendah hingga ketinggian 1.800 m di atas permukaan laut. Namun akan tumbuh lebih baik di dataran tinggi (Arisandi, 2008). B. Habitus Menurut Arisandi (2008), menyatakan bahwa adas termasuk jenis tumbuhan terna berumur panjang, dengan tinggi mencapai 50 cm-2 m, tumbuh merumpun. Satu rumpun biasanya terdiri dari 3-5 batang. C. Morfologi Secara Umum 1. Daun (Folium) Daun Adas (Foeniculum vulgare Mill) termasuk dalam daun majemuk menyirip ganda dengan sirip-sirip yang sempurna dan letak daunnya berseling. Daun adas ini dapat tumbuh sepanjang 40 cm (Agoes, 2010). Sifat sifat daun yang di miliki oleh jambu adalah sebagai berikut (Tritosoepomo, 2005): a. Bangun/bentuk daun (Circumscriptio) Daun Adas mempunyai bentuk daun seperti jarum atau disebut bangun jarum (acerosus), serupa dengan bangun paku, lebih kecil,dan meruncing panjang. b. Ujung (Apek Folli) Ujung daun adas berbentuk runcing ( acutus), jika kedua tepi daun di kanan dankiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90 0.) c. Pangkal Daun (Basis Folli) Sama seperti ujung daun adas, pangkal daun adas juga berbentuk runcing ( acutus), yang biasanya juga terdapat pada daun bangun memnajang, lanset, belah ketupat, dll. d. Susunan Tulang-tulang Daun (Nervatio atau Venatio) Tumbuhan adas mempunyai susunan tulang daun sejajar. Hal ini dapat diketahui dari bentuk daun tumbuhan adas yang berbentuk pita. e. Tepi Daun (Margo Folli)

Daun adas (Foeniculum vulgare Mill) memiliki tepi daun yang rata (integer) f. Daging Daun (Intervenium) Daun adas (Foeniculum vulgare Mill) tumbuh sepanjang 40 cm, berbentuk pita, dengan segmen terakhir dalam bentuk rambut, kira-kira selebar 0,5 mm. Letak daun berseling dan termasuk dalam dalam daun mejemuk menyirip ganda dengan siripsirip yang sempurna bentuk jarum, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, berseludang warna putih. Seludang berselaput dengan bagian atasnya berbentuk topi (Arisandi, 2008) 2. Batang (Caulis) Batang tumbuhan adas berwarna hijau kebiruan, beralur, dan beruas serta , berlubang. Selain itu, batang tumbuhan adas juga berbau sedap dan wangi, serta batang membentuk percabangan yang cukup banyak 90 (Arisandi, 2008).

You might also like