You are on page 1of 50

Teknik pengecoran logam

Sistem illustrasi dari diagram keseimbangan untuk dua jenis logam dengan 4 unsur paduan sebagaimana kita lihat pada gambar 4.8 , larutan padat dari logam B di dalam logam A berada maximum pada titik tE dimana larutan itu terdiri atas 20% logam B (perhatikan titik D pada diagram), penurunan temperatur mengakibatkan penurunan kadar logam B tersebut gingga 3 % yang masuk kedalam larutan padat secara penuh jika temperatur mencapai temperatur ruangan terlihat pada diagram dimana ditunjukkan dengan garis penghubung DF. Proses yang sama juga terjadi pada larutan padat tersebut untuk logam A yang masuk kedalam logam B (perhatikan pula titik E pada diagram) dimana maksimum terjadi pada titik tE, sejalan dengan penurunan temperatur kadar logam A juga akan menurun hingga 10 % perhatikan titik E pada diagram, penurunan temperatur hingga temperatur ruangan juga akan menurunkan kadar logam A pada larutan padat hingga 2%, terlihat pada diagram melalui garis penghubung EG. 1. Pendinginan pada paduan 1 Awal pemadatan dari bahan paduan 1 terjadi pada temperatur dititik t1, dan secara berangsur-angsur hingga berakhir dititik t2 dimana terbentuknya larutan padat secara penuh kedalam larutan padat dan tidak terjadi perkembangan hingga temperatur t4 namun ketika larutan logam B masuk ke dalam larutan logam A yang merupakan awal pemadatan, kelebihan unsur logam B mengendap dari larutan padat untuk membentuk larutan padat bersama dengan sebagian logam A. Pengendapan ini akan berlangsung hingga temperatur turun hingga temperatur ruangan. Struktur akhir yang diperoleh dari proses ini ialah + ( + ). 2. Pendinginan pada paduan 2 Bahan paduan ini akan mulai memadat pada tempertur dititik t2 yang akan menghasilkan larutan padat .Selama pemadatan sisa paduan cair akan meningkat dan sisa paduan cair eutectic terbentuk jika temperatur turun hingga tE , sisa cairan ini akan memadat dan membentuk eutectic ( + ), sehingga struktur akhir akan diperoleh +( + ). 3. Pendinginan pada paduan 3 Proses pemadatan untuk larutan ini dimulai pada penurunan temperatur pada titik t6, dalam keadaan ini akan dihasilkan larutan padat , larutan padat ini mengandung prosentase kadar logam B yang cukup besar serta akan tersisa secara meningkat sesuai dengan penurunan temperatur (lihat garis liquidus pada diagram keseimbangan gambar 32) dan penurunan temperatur hingga titi tE

Hardi Sudjana

Page 130

Teknik pengecoran logam

kelebihan paduan cair ini akan membentuk komposisi eutectic dan eutectic padat. Dari proses ini akan diperoleh struktur +( + ).

4. Pendinginan pada paduan 3 Awal proses pemadatan ini terjadi dimana temperatur mencapai titik t5 dan berlangsung secara berangsur-angsur serta terus menerus hingga temperatur turun ke t6 namun tidak terjadi perubahan hingga temperatur turun ke t7. Ketika larutan logam A masuk kedalam larutan logam B , penurunan dimulai. Kelebihan unsur logam A akan mengendap dari larutan padat dan membentuk larutan padat bersama dengan beberapa unsur logam B. Ini merupakan temperatur akhir dimana terbentuknya struktur +( + ). Jika kadar bahan paduan lebih kecil dari 3 % logam B atau lebih kecil dari 3% logam A, endapan tidak memiliki tempat sehingga hasil akhir dari struktur bahan

H. Diagram keseimbangan untuk dua jenis logam dengan bentuk campuran antar logam (Intermetalic compound) Gambar 4.9 ini merupakan suatu contoh dari diagram kesimbangan untuk paduan dua jenis logam yang menghasilkan bentuk campuran antar logam tersebut atau yang disebut sebagai intermetalic compound. Bentuk diagram yang rumit secara sederhana kita perhatikan dua diagram keseimbangan berikut, dimana gambar 4.10 merupakan diagram logam A dengan campuran antar logamnya (intermetalic compound) X, dan Gambar 4.11 adalah diagram keseimbangan dari logam B dengan campuran antar logamnya juga X. Masing-masing sistem paduan ini mendapatkan eutectic, namun sebagaimana kita lihat bahwa eutectic tidak padat pada temperatur yang sama. Beberapa jenis logam terbentuk dari paduan antar logam (intermetalic compound) sedangkan paduan antar logam yang lainnya terdiri atas komposisi yang berbeda, dimana sistem yang memiliki tiga komposisi eutectic. Jika demikian ilustrasi diagram keseimbangannya menjadi sangat kompleks, namun dalam menginterpretasi prilaku pencampuran logam dengan logam paduan ini dapat dipecah menjadi diagram yang lebih sederhana.

Hardi Sudjana

Page 131

Teknik pengecoran logam

Gambar 4.9 Diagram keseimbangan untuk dua jenis logam dengan bentuk campuran antar logam (Intermetalic compound)

Gambar 4.10 Diagram keseimbangan logam A


Hardi Sudjana

Gambar 4.11 Diagram keseimbangan logam B


Page 132

Teknik pengecoran logam

1. Reaksi Peritectic Reaksi Peritectic akan mengambil tempat dalam sistem paduan ketika larutan dalam keadaan padat dengan menyisakan cairan yang bereaksi untuk membentuk phase yang lain (lihat gambar 4.12 ). Garis A B C ialah garis liquidus Garis A D F ialah garis Solidus Reaksi peritectic mengambil tempat pada temperatur tp dimana komposisi paduan berada diatara titik D dan B.

2. Pemadatan paduan 1 Phase dihasilkan dari unsur paduan selama proses pendinginan, dimana komposisi dari phase ini mendekati titik D , pada saat komposisi dari sisa cairan mendekati B komposisi ini meningkat dimana temperatur paduan menurun ke titik tp dan pada saat ini reaksi Peritectic mengambil tempat dan menghasilkan phase . Banyaknya susunan B terdapat didalam paduan ini tidakmencukupi semua phase dan juga telah terjadi pemadatan pada kedua phase dan. 3. Pemadatan paduan 2 Ketika temperatur paduan ini turun ketitik tp reaksi peritectic mengambil tempat untuk menghasilkan phase , disebabkan oleh tingginya jumlah susunan B tidak semua cairan akan terpakai. Proses pemadatan akan terjadi secara menyeluruh ketika temperatur paduan berlanjut turun dan padat kecuali phase .

4. Pemadatan paduan 3 Reaksi Peritectic akan mengambil tempat selama pendinginan dalam paduan copper-zinc, cooper-tin dan copper-alumunium alloys.

Hardi Sudjana

Page 133

Teknik pengecoran logam

Gambar 4.12 Diagram keseimbangan dimana reaksi peritectic mengambil tempat

Rangkuman
Baja terdiri atas 2 unsur bahan, yakni ferrite dan karbon, ferrite tidak dapat digunakan dan tidak tersedia dalam keadaan murni, kendati. Pada larutan padat dari unsur ferite mengandung 0,006% karbon pada temperatur ruangan dan akan meningkat hingga 0,03 % jika dipanaskan hingga 7250C. Kelemahan logam ferro antara lain ialah sangat mudah teroxidasi sehingga bersifat corrosive.
Hardi Sudjana Page 134

Teknik pengecoran logam

Pembentukan sistem paduan merupakan metoda dalam perbaikan sifat logam sehingga berbeda dengan sifat asalnya termasuk pada baja. Proses pencampurannya dilakukan dalam keadaan terurai (cair), sehingga menghasilkan larutan unsur paduan yang homogen. sifat freecutting dari bahan paduan yang dihasilkan diperoleh dengan penambahan lead dan brass ke dalam baja paduan. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan unsur sebagai bahan paduan antara lain : Pengaruh unsur paduan dan prilakunya selama pemadatan serta perubahan struktur selama pendinginan hingga temperatur ruangan dan struktur yang dihasilkannya. Perubahan Struktur pada bahan paduan terdiri dari phase tunggal, serta phase campuran, dimana phase adalah bagian dari perubahan sistem kimia untuk menghasilkan paduan dengan karakter khusus bergantung pada komposisi dan temperatur pendinginannya. Phase berada selama pendinginan dan pada temperatur ruangan serta tergantung pula pada perilaku susunan unsur-unsur lainnya. Perilakunya struktur logam paduan pada temperatur ruangan dapat diklasifikasikan ke dalam : larutan padat penuh, bukan larutan padat, larutan padat terbatas dan membentuk formasi antar campuran bahan logam. Paduan dapat dikelompokan berdasarkan prilakunya terhadap paduan lain.

Soal-soal :
1. 2. 3. 4. 5. Jelaskan apakah yang anda ketahui tentang baja ? Apakah tujuan pembentukan logam paduan ? Jelaskan, bagaimanakah cara pembentukan logam paduan ? Faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam menentukan jenis bahan untuk pembentukan logam paduan ? Faktor apakah yang menentukan phase pada perubahan struktur logam ?

Hardi Sudjana

Page 135

Teknik pengecoran logam

BAB V PEMILIHAN LOGAM SEBAGAI BAHAN BAKU


A. Pembentukan logam menjadi bahan baku Logam Ferro ialah logam yang komposisinya terdiri dari logam besi (Fe) sebagai unsur utamanya dan merupakan salah satu jenis bahan teknik yang paling banyak digunakan karena mudah dibentuk serta mudah diperbaiki sifat mekaniknya sesuai dengan kebutuhan kita. Sifat mekanik yang meliputi kekuatan (tegangan) seperti; tegangan tarik, tegangan tekan, tegangan geser, tegangan puntir, tegangan lengkung serta berbagai sifat lainnya misalnya ketahanan terhadap korosi, ketahanan terhadap pengaruh kimia, ketahanan gesek, ketahanan terhadap perubahan temperatur, ketahanan terhadap teperatur tinggi dan lain-lain yang dipersyaratkan berdasarkan analisis terhadap kemungkinan yang terjadi dimana produk ini ditempatkan atau digunakan. Analisis ini dilakukan dalam proses perencanaan benda kerja untuk menentukan jenis logam apakah yang akan digunakan, bagaimanakah cara dan dengan metoda apakah proses pembentukannya termasuk kemungkinan metoda apa yang dapat dilakukan jika diperlukan perbaikan terhadap sifat mekaniknya. Hampir semua pertanyaan ini dapat dijawab oleh logam Ferro kendati kadang-kadang diperlukan pencampuran dengan logam lain yang digunakan sebagai unsur paduan, bahkan dengan unsur non logam sekalipun. Produksi bahan-bahan logam pada saat ini telah menghasilkan berbagai jenis logam dari logam ferro dan logam Non ferro, Logam ferro dengan berbagai jenis baja dari baja Karbon hingga baja paduan dengan berbagai bentuk profil serta berbagai sifat dan karakteristiknya, demikian pula dengan logam non ferro tersedia pada berbagai bentuk profill dalam keadaan murni maupun paduan dan dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan kita. Jika kita tinjau kembali bagan struktur atau ikhtisar kelompok logam sebagai bahan teknik akan nampak jelas bahwa berbagai kemungkinan dan merupakan peluang yang besar untuk menggunakan berbagai metoda dalam pembentukan benda kerja dari bahan-bahan logam. Hal ini pula yang menjadi alasan, seperti juga pembahasan dalam buku ini, dimana sangat memiliki kecenderungan untuk menguraikan lebih banyak tentang logam
Hardi Sudjana Page 136

Teknik pengecoran logam

Ferro dibanding logam non-Ferro, disamping itu karena logam non-Ferro lebih banyak terdapat dalam keadaan murni. Bahan-bahan logam ferro yang diproduksi oleh fabrikan seperti Krakatau-steel, Tira-Austenit, Bohlindo dan lain-lain menghasilkan besi tempa (wrought-Iron) dari jenis baja karbon serta baja paduan dan baja perkakas (tool Steel) dengan berbagai tingkatan kualitas, walau pun baja-baja ini digunakan secara luas pada berbagai industri manufaktur namun pembentukannya terbatas pada proses pembentukan dengan mesin atau sebagai baja konstruksi yang difabrikasi melalui pekerjaan las. Sedangkan baja yang digunakan sebagai baja mesin biasanya diperoleh dari paduan berbagai unsur logam, bahkan non-logam termasuk logam ferro sebagai unsur utamanya dan dibentuk melalui proses penuangan atau pengecoran (lihat bab IV) kendati beberapa produk diperlukan pekerjaan pemesinan (machining). Tentu saja berbagai metoda pembentukan serta berbagai jenis logam ini baik untuk digunakan tergantung ketepatan pemilihan serta kesesuaian dalam pemakaiannya. Untuk kelompok bahan Teknik dari jenis logam dapat dilihat pada gambar 29 tentang bagan/ikhtisar bahan teknik dari jenis bahan logam berikut.

B.

Pengelompokan dan standarisasi baja Pemakaian baja sebagai satu-satunya bahan Teknik baik secara teknis maupun secara ekonomis semakin hari semakin mengkat, hal ini dikarenakan baja memiliki berbagai keunggulan dalam sifat-sifatnya sebagaimana telah kita bahas pada uraian terdahulu, pemakaiannya sangat bervariasi dan hampir mencakup semua aspek kebutuhan bahan teknik seperti industri pemesinan, automotive, konstruksi bangunan gedung, industri pertanian hingga kebutuhan rumah tangga. Hal ini memberikan peluang bagi industri-industri pengolahan baja untuk menyediakan berbagai jenis baja dengan berbagai kualitas dan kuantitasnya. Standarisasi bahan teknik atau baja khususnya menjadi sangat penting untuk memberikan kemudahan bagi konsumen secara luas, terutama dalam memilih dan menentukan jenis baja yang sesuai dengan kebutuhannya, biasanya pemakai bahan dari baja sebagai bahan baku produknya akan mempertimbangkan tiga aspek persyaratan sebagai berikut : a) Pelayanan dan ketersediaan (Service Requirement) b) Kemudahan dalam pengolahan (Fabrication Requirement) c) Ekonomis (Economic Requirement).

Hardi Sudjana

Page 137

Teknik pengecoran logam

Pelayanan dan ketersediaan (Service requirement) Pelayanan dan ketersediaan jenis bahan yang diperlukan menjadi syarat utama dalam mempertimbangkan pemakaian suatu jenis bahan yang akan digunakan. Peryaratan mutu produk yang direncanakan akan dipenuhi dan mudah untuk diperoleh karena ketersediaan cukup. Baja sebagai bahan baku produk sebagaimana yang telah disebutkan memiliki ketersediaan yang cukup, jika kita melihat diagram ketersediaan unsur mineral didalam perut bumi pada gambar 2.2 halaman 3, Besi memiliki urutan kedua setelah alumunium yakni 5 % dan paling besar ialah alumunium 8,13 % ini merupakan salah satu bukti bahwa baja memiliki persediaan yang cukup. Kemudahan dalam pengolahan (Fabrication Requirement) Diagram ketersediaan unsur mineral di dalam perut bumi pada gambar 2.2, alumunium merupakan unsur mineral yang paling banyak terdapat pada perut bumi yakni 8,13 %, akan tetapi penerapannya tidak sebesar baja. Proses fabrikasi yang relatif lebih mahal pada alumunium, sebagai contoh dalam proses penyambungan dengan pengelasan, hal ini menjadi salah satu alasannya disamping sifat mekaniknya yang juga relatif lebih rendah, pada alumunium non-paduan tegangannya hanya mencapai 60 N/mm2 (lihat logam non-ferro) sedangkan baja non paduan adalah sebesar 1000 N/mm2, kendati banyak keunggulan alumunium yang tidak dimiliki oleh baja. Ekonomis (Economic Requirement) Sifat mekanik yang rendah dari alumunium, menjadikan alumunium tidak digunakan dalam keadaan murni, oleh karena itu sifat yang baik dari alumunium, seperti ketahanan terhadap korosi atmospheric serta dapat bersenyawa dengan unsur lain menghasilkan alumunium paduan (alumunium alloy) sebagai bahan teknik yang bermutu tinggi, namun demikian tentu saja menjadi sangat mahal. Hal ini merupakan salah satu contoh pertimbangan ekonomis dalam pemilihan bahan teknik, sehingga pemilihan alumunium tidak menguntungkan secara ekonomi.

Berdasar kepada pertimbangan-pertimbangan tersebut, salah satu industri baja terkemuka di Jerman BHLER mengelompokan baja sesuai dengan fungsi pemakaiannya serta kelas (grade) dari baja tersebut menurut standar industri Internasional, antara lain sebagaimana terlihat pada table berikut.

Hardi Sudjana

Page 138

Teknik pengecoran logam

Tabel 5.1 Spesifikasi Baja BHLER


COLD WORK TOOL STEEL Komposisi (%) Serie C Mn Cr V W 0 , 1 0 , 2

M o

Si

Standars Matl.no 1.2510 DIN 100 Mn Cr W4 JIS SKS 21 ASSAB DF-2 Matl.no 1.2363 DIN X100 Cr MoV51 JIS SKD 12 ASSAB XW-10 Matl.no 1.2080 DIN X210 Cr MoV51 JIS SKD 1 ASSAB XW-5 Matl.no 1.2601 DIN X165 Cr MoV12 JIS SKD 11 ASSAB XW-41 Matl.no 1.2436 DIN X210 Cr W21 JIS D 6 SIS 2312 Standars Matl.no 1.2344 DIN X40 Cr MoV51 BS BH 13 JIS SKD 61 ASSAB 8407

K 460 (Amutit S)

0,95

1,1

0,5

0, 5

K 305 (Special K5)

1,0

5,0

1,0

1, 0

K 100 (Special K)

2,0

12

K 105 (Special KNL) K 107 (Special KR)

1,65

11,5

0 , 1 0 , 1

0, 5

0, 6

2,1

11,5

0, 7

Hot work tool steel Serie C Mn Komposisi (%) Cr V W M o 1, 3 Si

W302 (US Ultra 2) W302 Isoblock 2000 W335 Isoblock 2000

0,39

5,2

1,0

TOP Quality TOP Quality

Hardi Sudjana

Page 139

Teknik pengecoran logam SHOCK RESISTING STEEL Serie K 450 (My Extra) C 0,48 Mn 0,3 Komposisi (%) Cr V W 1,0 0,2 2, 0 Mo 0,3 Si 0,9 Standars Matl.no 1.2542 DIN 45WcrV7 AISI SI BS BSI ASSAB M4

MACHINERY STEEL Serie V 320 (VCL-140) C 0,42 0,34 V 155 (VCN-50) PLASTIC MOULDING STEEL Serie N 335 (Antinit KW35M) M 210 (K 456) C Mn Komposisi (%) Cr Si W Mo Ni Standars No.1.2316 No.1.4122 DIN X36CrMn017 Higher than ASSAB Stavax Matl.no 1.2312 DIN 40 Cr MnMo5 ASSAB 718 Standars Matl.no 1.1730 DIN C4 W3 CK45 AFNOR Y345 JIS S45C ASSAB 760 Matl.no 1.1545 DIN C 105 W 1 JIS SK 3 ASSAB K 100 Mn Komposisi (%) Cr V W 1,0 1,5 Mo 0,2 ,2 1,5 Ni Standars Matl.no 1.7225 DIN 42Cr Mo4 AISI 4142 ASSAB 709 Matl.no 1.6582 DIN 34CrNi Mo6 JIS SNCM 1 ASSAB 705

0,8

0,7

16,5

10

0,8

0,35

0,8

1,6

0,4

0,4

KARBON TOOL STEEL Serie C Mn Komposisi (%) Cr Si W Mo Ni

K 945 (Ems 45) K 945 (Extra Tought and hard)

0,4

0,7

0,3

1,05

Hardi Sudjana

Page 140

Teknik pengecoran logam

Gambar 5.1 Bagan/Ikhtisar bahan teknik dari unsur logam

Memperhatikan kembali bagan/ikhtisar bahan logam seperti yang diperlihatkan pada gambar 5.1 bahan logam dari jenis logam ferro yang telah diproses menjadi bahan teknik dibedakan menjadi 2 macam dimana adalah besi tempa (wrought iron) dan besi tuang (cast iron), bagaimanakah proses lanjutan dalam pengolahan bahan logam menjadi bahan baku, dapat kita lihat terlebih dahulu skema pembentukan logam pada gambar 5.2 berikut.

Hardi Sudjana

Page 141

Teknik pengecoran logam

PEMBENTUKAN LOGAM MENJADI BAHAN BAKU

METALLURGY SERBUK POWDER METALLURGY

PEMBENTUKAN WORKING

PENGECORAN CASTING

PENGERJAAN DINGIN COLD WORKING

PENGERJAAN PANAS HOT WORKING

CENTRIFUGAL CASTING

SHELL MOULDING

SAND CASTING

CONTINUOUS CASTING

INVESTMENT CASTING

FORGING HOT ROLLING EXTRUSION

DIE CASTING

COLD ROLLING

IMPACT EXTRUSION

EMBOSSING

MACINE FORGING

Gambar 5.2 Pembentukan logam menjadi bahan baku produk

Hardi Sudjana

STRETCH FORMING

DEEP DRAWING

DROP FORGING

HAND FORGING

DRAWING

PRESSING

SPINNING

Page 142

COINING

Teknik pengecoran logam

Rangkuman Logam Ferro ialah logam yang komposisinya terdiri dari logam besi (Fe) sebagai unsur utamanya. Analisis Sifat mekanik
dilakukan dalam proses perencanaan benda kerja untuk menentukan jenis logam apakah yang akan digunakan, bagaimanakah cara dan dengan metoda apakah proses pembentukannya termasuk kemungkinan metoda apa yang dapat dilakukan jika diperlukan perbaikan terhadap sifat mekaniknya. Standarisasi bahan teknik atau baja khususnya menjadi sangat penting untuk memberikan kemudahan bagi konsumen secara luas, terutama dalam memilih dan menentukan jenis baja yang sesuai dengan kebutuhannya, biasanya pemakai bahan dari baja sebagai bahan baku produknya akan mempertimbangkan tiga aspek persyaratan sebagai berikut : Pelayanan dan ketersediaan (Service Requirement)Kemudahan dalam pengolahan (Fabrication Requirement) danEkonomis (Economic Requirement).

Soal-soal :
1. Sebutkan 2 jenis logam yang memenuhi syarat sebagai bahan teknik ? 2. Apakah perbedaan antara baja karbon dan baja paduan ? 3. Faktor apakah yang dipertimbangkan dalam pemilihan bahan sebagai bahan baku produk ? 4. Apakah perlunya standari baja atau bahan teknik pada umumnya. 5. Faktor apakah dari karakteristik bahan yang terdapat dalam standarisasi bahan logam ?

Hardi Sudjana

Page 143

Teknik pengecoran logam

DAFTAR PUSTAKA
As`ad Sungguh, (1983), Kamus Istilah Teknik, Kurnia Esa, Jakarta. B.J.M Beumer, (1987).Pengetahuan Bahan Jilid III, Bhratara Karya Aksara, Jakarta. B. Zakharov, (1962), Heat treatment of metals, Peace Publishers, Moscow,. B.s. Anwir, S. Basir Latif, W. Kaligis, Sidi Bakaroedin, (1953), Tafsiran Kamus Teknik, H. Stam-Kebayoran Baru, Jakarta. Carroll Edgar, (1965), Fundamentals of Manufacturing processes and materials, Addison-weslet publishing company, inc.London. Daryanto, (2007), Energi, Pustaka Widyatama, Jogyakarta. depdiknas RI dirjen pendidikan dasar menengah direktorat pendidikan menengah kejuruan, (2002), Standar Kompetensi Nasional Bidang Industri Logam dan Mesin, Jakarta. Djiteng Marsudi, (2005), Pembangkitan Energi Listrik, Erlangga, Jakarta. J.G.C. Hofsteede ir., P.j. Kramer ir. dan S. Zeiruddin,(1977). Ilmu Mekanika Teknik D, Pradnya Paramita, Jakarta. Ron Culley (1988), FITTING AND MACHINING,TAFE PUBICATION UNIT RMIT Ltd. 37 Langridge Street, Colingwood, Victoria 3066 Tata Surdia ir.,(1980), Teknik Pengecoran Logam, Pradnya paramita, Jakarta. Jhon M. Echols dan Hassan Shadily, (1986), Kamus Indonesia-Inggris, PT Gramedia, Jakarta. ------------------------- Spesifikasi Geometris Metrologi Industri & Kontrol Kualitas, Lab. Metrologi Industri-Jurusan Mesin-FTI-ITB. MHA Kempster, (1975), Materials for engineers, ,hodder and Stoughton, London,. W.A.J. Chapman, (1972), Workshop Technology part 2, Edward Arnold (publisher) Limited, London. --------------------------, Bohler Steel Manual, PT Bohlindo Baja, Jakarta,

Hardi Sudjana

A1

Teknik pengecoran logam

DAFTAR ISTILAH (GLOSARI)


Adhesive Adhesive ialah sifat melekat /menempel/ menyatu dari suatu bahan terhadap bahan lain. Amunisi Aminisi ialah perbekalan militer untuk tujuan perang biasanya amunisi ini berupa peluru dan senjata Allowance Allowance ialah kelonggaran, Allowance yang digunakan dalam Machine- Allowance dari benda tuangan ini maksudnya adalah kelebihan ukuran dari ukuran nominal yang diberikan bila benda tersebut diselesaikan dengan pekerjaan mesin. Arc Arc ialah busur, arc yang dimaksud dalam istilah arc-welding adalah las busur atau las listrik dengan menggunakan electrode las , arc electric furnace artinya dapur busur nyala api. Atmospheric Atmospheric artinya angkasa yang dimaksud dengan Atmospheric pada beberapa paragraph seperti Atmospheric-corrossion atau korosi Atmospheric ialah proses persenyawaan beberapa unsur logam dengan berbagai unsur yang terdapat pada udara sehingga membentuk senyawa baru dengan sifat yang lebih buruk dari sifat logam itu sendiri seperti karat. Brazing spelter Brazing spelter ialah bahan yang digunakan sebagai bahan pengisi dalam penyambungan dengan sistem patreri keras dengan menggunakan bahan seng. Bijih Bijih ialah bahan tambang yang terdiri atas berbagai unsur yang dapat diproses lanjut untuk memperoleh suatu unsur yang diinginkan, misalnya bijih besi ialah bahan mineral yang mengandung unsur besi lebih besar dari unsur-unsur lainnya. Commutator Commutator ialah pengatur/pengubah arah pada arus listrik Chips Chips atau beram atau tatal yang dihasilkan dari proses penyayatan dari bahan logam dalam pekerjaan mesin Catridge
Hardi Sudjana

B1

Teknik pengecoran logam

Catride ialah patron yang digunakan sebagai alat pengaman misalnya Sand Catridge ialah alat pemadam kebakaran dengan pasir. Casting Casting ialah proses pembuatan benda-benda kerja yang dibentuk dengan cara menuangkan bahan (logam) yang telah dicairkan kedalam cetakan, tetapi Casting ini juga sering digunakan sebagai sebutan terhadap benda yang dihasilkan dari proses penuangan. Casting-Bronzes Casting-Bronzes ialah benda tuangan dimana bahan yang digunakannya adalah perunggu (Bronzes) dengan sifat dan komposisi tertentu sehingga Bronzes ini memiliki sifat mampu tuang. Chemical finishing Chemical finishing yang dimaksud ialah proses pembentukan benda kerja dengan hasil akhir dari permukaan benda kerja tersebut diberi perlakuan secara kimiawi seperti pelapisan dengan media larutan bahan kimia. Condenser Condenser ialah alat penerima dan menyimpan biasanya pada peralatan listrik tetapi dapat juga untuk bahan-bahan lain. Container Container ialah wadah atau tempat yang digunakan untuk bahan biasanya berupa kotak atau kaleng kemasan, toples dan lain-lain seperti buah, susu ikan dan lain-lain. Convertor Convertor ialah alat pengubah misanya sistem kerja yang dilakukan dalam proses pembuatan baja melalui dapur convertor atau Convertor Furnace Crude-oil Crude-oil ialah minyak yang dihasilkan dari proses pengolahan awal yang dapat dioleh dengan menambah atau mengurangi berbagai unsur sehingga dihasilkan minyak yang memenuhi syarat kebutuhan Crude-oil disebut sebagai minyak mentah.

Destilasi Destilasi ialah proses penguapan yaitu proses perubahan/pe-misahan/pemurnian dari suatu benda kedalam bentuk lain melalui pemanasan sehingga mengalami penguapan, uap ini akan dikembalikan kedalam bentuk padat dengan jenis tertentu secara murni. Distorsi Distorsi ialah perubahan bentuk yang disebabkan oleh adanya tegangan dalam yang kuat pada kondisi yang tidak seragam sehingga biasanya distorsi ditandai dengan
Hardi Sudjana

B2

Teknik pengecoran logam

adanya keretakan (crack) dibagian tertentu. Distorsi biasanya terjadi dalam perlakuan panas atau terjadi pemanasan yang tidak merata seperti pekerjaan las. Dominant Dominant ialah yang paling utama, paling menonjol atau paling banyak, misalnya bijih besi artinya pada unsur mineral ini unsur yang dominan ialah unsur besi. Elektrolisa Elektrolisa ialah proses penguraian dengan cara arus listrik. Electroplating Electroplating ialah pelapisan dengan menggunakan sistem penguraian dengan tenaga listrik melalui larutan bahan kimia yang dapat berreaksi dengan bahan yang diuraikan dan sebagai media untuk mengalirkannya pada benda yang dilapisi menurut arah gerakan arus listrik. Electrical contact Electrical Contact ialah sambungan listrik Eksplorasi Eksplorasi ialah proses penelitian, pemeriksaan, penggalian,yang dimaksud disini ialah yang dilakukan pada bahan-bahan tambang atau bahan mineral. Extraction Extraction mencabut, atau mengambil dengan suatu gaya atau metoda misalnya proses destilasi. Filament Filament ialah kawat yang digunakan sebagai alat pijar yang dibuat dari jenis bahan tertentu yang dapat menahan aliran arus listrik dengan membentuk pijar dalam waktu yang lama serta akan kembali kepada sifat asalnya jika arus listrik diputus. Grafity Grafity ialah grafitasi artinya gaya tarik bumi, Grafity die Casting ialah proses pembentukan benda kerja dengan menuangkan logam cair kedalam cetakan, logam cair tadi akan turun dan mengalir kedalam rongga cetakan dengan gaya grafitasi. Gasket. Gasket ialah paking atau bahan yang digunakan sebagai perantara dari gabungan suatu benda dengan benda lain dalam perakitan, gasket digunakan sebagai perapat untuk menghindari kebocoran atau getaran. Garis solidus ialah garis yang terdapat dalam diagram keseimbangan campuran logam atau proses perlakuan panas yang menunjukkan batas padat dan cair dari logam yang disebabkan oleh pemanasan.
Hardi Sudjana

B3

Teknik pengecoran logam

Hacksaw Blades Hacksaw Blades ialah daun gergaji Hydrothermal Hydrothermal ialah panas yang terjadi pada air atau zat cair. Instrument Instrument ialah pesawat kerja atau peralatan perlengkapan kerja atau perkakas. Isolator Material yang digunakan sebagai pemisah atau penyekat Kawat Thermocouple. Logam dengan bentuk kawat yang bereaksi karena pengaruh panas Komersial Bersifat dagang atau ekonomi secara komersial artinya diperdagangkan. Konsentrat Konsentrat yang dimaksudkan adalah kepekatan larutan dari beberapa jenis bahan atau unsur bahan. Konduktifitas Konduktif ialah memiliki sifat menghantar, merambatkan. Konduktifitas ialah kemampuan atau daya hantar biasanya panas (thermal) atau arus listrik (electrical).

Korosi Korosi ialah pengikisan/degradasi pada permukaan logam yang disebabkan oleh reaksi kimia dari unsur yang dibawa oleh udara, air, air laut dan lain-lain atau pengaruh lingkungan pada umumnya. Liquidus Liquidus ialah keadaan cair dari logam yang disebabkan oleh pemanasan. Marine Condenser tubes Marine Condenser tubes ialah tabung yang biasa digunakan dalam penyelaman dasar laut Magnetic sparation Magnetic Sparation ialah pemisahan bahan logam magnetic dari beberapa beberapa jenis bahan non-magnetik. Dengan energi magnetic ini logam magnetic akan diikat dan dipisahkan dari unsur logam lainnya yang non-magnetic. Logam Magnetic ini pada umumnya adalah logam besi.
Hardi Sudjana

B4

Teknik pengecoran logam

Mereduksi Mereduksi ialah meredam, mengurangi atau menurunkan kadar atau derajatnya. Natural Ageing Natural Ageing dapat diartikan sebagai mendiamkan, membiarkan pada kondisi tertentu atau mengeram atau menyimpan. Oxidasi Oxidasi ialah proses persenyawaan antara suatu zat dengan oxygen atau zan asam yang berlangsung sangat lama. Phase Phase ialah tingkatan atau tahap atau fasa Pipa Bourdon Pipa Bourdon ialah pipa dengan bentuk penampang elips dari bahan tembaga yang tipis yang digunakan sebagai pengukur tekanan dimana perubahan tekanan dapat mengakibatkan pemuaian, gerakan pemuaian ini akan diteruskan melalui sebuah mekanisme untuk menggerakan jarum penunjuk skala ukur. Petroleum Petroleum minyak yang dihasilkan dari bahan mineral atau bahan tambang seperti minyak tanah (kerosene). Permanent Permanent ialah keadaan tetap yang tidak dapat diubah Perakitan Perakitan ialah penggabungan beberapa komponen menjadi sebuah atau satu unit mesin atau pesawat kerja. Priming Cap Priming Cap ialah lapisan pada bagian atas atau penutup atau topi. Quenching Quenching ialah proses pendinginan dengan sangat cepat dan tiba-tiba, biasanya dilakukan dalam proses pengerasan baja untuk merubah struktur baja dari Austenite menjadi Martensite. Untuk media pendingin ini biasanya digunakan air. Radiator Radiator ialah alat pengatur pancaran yang digunakan dalam pesawat pendingin atau pemanas. Rare earth-metal Rare earth-metal ialah unsur logam yang sangat langka diperoleh didalam bumi
Hardi Sudjana

B5

Teknik pengecoran logam

Refrigerator Refrigerator ialah pesawat pendingin Rekristalisasi Rekristalisasi ialah perubahan bentuk dari larutan kedalam bentuk butiran (kristal atau hablur) untuk pemadatan dan masih dibatasi oleh susunan atom tertentu. Rolling Rolling ialah pembentukan produk bahan logam ke dalam bentuk tertentu oleh gerakan roll untuk menekan atau mengepres dengan pola tertentu. Bahan yang dibentuk ini dapat dilakukan pada bahan dalam keadaan panas atau dingin. Forging Forging ialah pembentukan produk bahan logam kadalam bentuk tertentu oleh gerakan Tempa untuk menekan atau mengepres pada kecepatan tinggi (memukul) dengan pola tertentu. Bahan yang dibentuk ini dapat dilakukan pada bahan dalam keadaan panas atau dingin.

Solid solution Solid solution ialah larutan padat yakni unsur-unsur yang terdapat didalam logam berada dalam kedaan bebas dengan hanya sedikit ikatan atom, namun bahan tersebut masih dalam bentuk semula, pada baja keadaan ini berada diatas temperatur 7230C tergantung dari jenis bajanya. Season crack Season Crack ialah suatu keadaan yang kritis dimana memungkinkan bahan (Cast) akan mengalami atau biasanya terjadi keretakan. shell case Shell case ialah tempat yang berbentuk tabung atau bejana. Signifikan Signifikan ialah sangat berarti atau berpengaruh besar. Switches. Switches ialah tombol-tombol atau stop kontak atau saklar. Silver solders Silver solders ialah metode dalam penyambungan pateri dengan menggunakan silver (perak) Sintering

Hardi Sudjana

B6

Teknik pengecoran logam

Sintering ialah pembentukan benda kerja dengan cara mencetak bubukan berbagai material dengan komposisi tertentu (Powder-Metallurgy) Slag Slag atau terak ialah bagian material yang dihasilkan dari proses peleburan, karena berbeda sifat maka Slag akan mengendap atau terpisah dari unsur lainnya. Tar Tar ialah jelaga yang dihasilkan dari proses pengasapan dimana terdapat berbagai unsur yang tidak terbakar dan terbawa oleh asap. Turning Turning ialah proses pekerjaan dengan menggunakan mesin bubut.

Hardi Sudjana

B7

Teknik pengecoran logam

Hardi Sudjana

B8

Teknik pengecoran logam

DAFTAR GAMBAR
1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 1.10 1.11 1.12 1.13 1.14 1.15 1.16 1.17 1.18 1.19 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6
Hardi Sudjana

Polythene yakni polymer yang terdiri atas 1200 atom karbon pada setiap 2 atom hidrogen ................................ Panjang rantai ikatan polimerisasi bahan plastik ............ Bentuk Ikatan kuat rantai Atom-atom ............................... Poly (Vinyl cloride acetate) . Ikhtisar bahan-bahan teknik ............................................. Diagram titik cair dari beberapa jenis logam .................... Bagian dari diagram keseimbangan paduan tembaga chrom (Chromium-copper) ................................................ Diagram keseimbangan dari paduan tembaga-beryllium (Copper-beryllium) ............................................................ Bagian dari diagram keseimbangan dan microstruktur dari paduan tembaga seng .............................................. Bagian dari diagram keseimbangan paduan tembaga timah putih (Copper-tin) dan microstrukturnya ................. Bagian dari diagram keseimbangan paduan tembagaaluminium (Copper-aluminium) ......................................... Diagram keseimbangan dari paduan tembaga nikel (Cooper-nickel) ................................................................. Proses pembuatan aluminium ... Diagram keseimbangan dari paduan aluminiummagnesium ....................................................................... Bagian dari diagram keseimbangan paduan aluminiumsilikon ................................................................................ Bagian dari diagram keseimbangan paduan aluminium copper ............................................................................... Diagram paduan nikel .. Bagian dari diagram keseimbangan paduan sengaluminium ......................................................................... Bagian dari diagram keseimbangan paduan magnesiumaluminium .......................................................................... Proses pengolahan bijih besi (Iron Ores) pada dapur tinggi (Blast Furnace) ... Diagram kandungan unsur logam di dalam perut bumi(%) Diagram pengaruh kandungan karbon terhadap pembentukan besi ............................................................. Diagram aliran pembentukan logam sebagai bahan baku produk ............................................................................... Persyaratan sifat mekanik dari baja karbon sesuai dengan fungsinya .............................................................. Converter bessemer .........................................................

2 3 3 4 10 25 30 31 33 38 41 43 46 48 50 52 62 63 67 72 74 78 82 83 87

C1

Teknik pengecoran logam

2.7 2.8 2.9 2.10 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 3.10 3.11 3.12 3.13 3.14 3.15 3.16 3.17 3.18 3.19 3.20 3.21 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9
Hardi Sudjana

Proses oxigen pada dapur basa untuk pemurnian besi kasar (pig Iron) .................................................................. LD top blown converter ... Rotor mixed blown converter . Kaldo top blown converter ..... Diagram alur pembuatan besi tuang (cast Iron).. Dapur cupola type pembakar kokas ................................. Dapur udara atau dapur api (reverberatory furnace) ........ Dapur putar (rotary furnace) .. Electric furnace indirect sistem .. Electric furnace direct system. Diagram Keseimbangan besi karbon (FeC).................... Menempatkan Chill-Iron untuk pengendalian keseragaman struktur besi tuang ...................................... Potongan atas dari closed-die forging press suatu produk tuangan (cross head) yang besar ........................ Steel Casting bahan roda gigi . Contoh bentuk benda tuangan yang kompleks ................. Penyetelan cor (inti) di dalam pit moulding . Penuangan pada pengecoran ukuran besar...................... Ikhtisar besi tuang ............................................................. Penuangan bahan cor seberat 100 ton dari dapur listrik .. Penuangan bahan cor seberat 190 ton ... Grey cast iron : flakes graphite pada struktur pearlite ... White cast iron cementite dan pearlite .... White Malleable Cast Iron Ferrite (putih) dan Pearlite . Black heart malleable cast iron : ferrite (putih) ... Black heart malleable cast iron ferrite (hitam) ... Diagram perbandingan antara temperatur dengan waktu pendinginan dalam proses pemadatan ............................. Diagram perbandingan antara Temperatur dengan waktu pendinginan dalam proses pemadatan ............................. Diagram perbandingan antara Temperatur dengan waktu pendinginan dalam proses pemadatan ............................. Diagram keseimbangan thermal untuk logam A dan Logam B ......................................................................... Diagram keseimbangan thermal untuk Logam A dan Logam B ......................................................................... Diagram keseimbangan untuk dua jenis logam larut secara penuh disetiap proporsi dalam keadaan padat .. Diagram keseimbangan untuk dua jenis logam tidak larut secara penuh di dalam larutan padat Diagram keseimbangan untuk dua jenis logam dengan batas larutan di dalam larutan padat ................................. Diagram keseimbangan untuk dua jenis logam dengan

88 89 90 91 95 97 97 98 98 98 100 101 102 102 103 103 103 104 105 105 108 108 109 109 110 121 121 122 124 125 126 128 129

C2

Teknik pengecoran logam

4.10 4.11 4.12 5.1 5.2

6.1 6.2 6.3 6.4 6.5 6.6 6.7 6.8 6.9 6.10 6.11 6.12 6.13 6.14 6.15 6.16 6.17 6.18 6.19 6.20 6.21 6.22 6.23 6.24 6.25 6.26 6.27 6.28
Hardi Sudjana

bentuk campuran antar logam (Intermetalic compound) .. Diagram keseimbangan logam A ...................................... Diagram keseimbangan logam A ...................................... Diagram keseimbangan dimana reaksi peritectic mengambil tempat ............................................. Bagan/Ikhtisar bahan teknik dari unsur logam .................. Pembentukan logam menjadi bahan baku produk ............ Cetakan penuangan........................................................... Penguat cetakan.............................................................. Rangka cetakan kayu Rangka cetakan baja Panci tuang ....................................................................... Bentuk benda kerja dan bentuk cetakan ........................... Piringan rem (disk brake) .................................................. Cetakan dengan penguatan untuk model seluruhnya pada drag (cetakan bawah) .............................................. Cetakan fibre untuk model inti .......................................... Susunan Model dan inti (teras) untuk pengecoran piringan rem (disk brake) .................................................. Kedudukan pola Model dan inti didalam cetakan ............. Drag pada kedudukan yang sebenarnya .......................... Blank roda gigi lurus ......................................................... Posisi cetakan dari bentuk cetakan blank roda gigi lurus . Pembentukan pola (pattern) pada Mesin bubut ................ Pembuatan pola Inti (pasir)................................................ Model (pola) Inti (teras) dari pasir cetak hasil pencetakan Pembuatan cetakan dan inti (core) ... Plat (papan) landasan ....................................................... Kedudukan pola dan inti pada cetakan bawah (drag) di dalam rangka cetak............................................................ Pengisian pasir cetak pada cetakan bawah (drag) ........... Pengisian pasir cetak tahap ke 2 pada cetakan bawah (drag) ................................................................................ Pengisian pasir cetak tahap ke 2 pada cetakan bawah (drag) ................................................................................ Pengisian pasir cetak tahap ke 2 rata pada rangka cetakan bawah (drag) ....................................................... kedudukan pola dan inti pada cetakan bawah (drag) di dalam rangka cetak............................................................ Penempatan pola dan pola inti pada cetakan atas (cope). Posisi saluran-saluran pada cetakan atas dengan sistem saluran tidak langsung ...................................................... Posisi cetakan atas dan cetakan bawah serta salurannya.........................................................................

132 132 132 134 141 142 147 150 151 151 153 155 156 157 159 160 160 161 163 164 165 166 167 167 168 168 169 170 170 171 172 172 173 174

C3

Teknik pengecoran logam

6.29 6.30 6.31 6.32 6.33 6.34 6.35 6.36 6.37 6.38 6.39 6.40 6.41 6.42 6.43 6.44 6.45 6.46 6.47 6.48 6.49 6.50 6.51 6.52 6.53 6.54 6.55 6.56 6.57 6.58 6.59 6.60 6.61 6.62
Hardi Sudjana

Proses penuangan ............................................................ Membuat cetakan dengan menggunakan mesin cetak ... Diagram hubungan antara kadar karbon dengan temperatur awal pencairan dan ahir pencairan ................. Konstruksi Dapur Kupola Dapur Induksi Krus ........................................................... Dapur Induksi dengan sistem saluran .............................. Proses penuangan (pengecoran) Prinsip pengecoran dengan centrifugal secara vertikal dan semi centrifugal ......................................................... Metode pengecoran sentryfugal Prinsip dasar penuangan berlanjut (continouos casting) .. Prinsip dasar penuangan berlanjut (continouos casting) langkah pembuatan cetakan (mould) pada sistem shell moulding .......................................................................... Langkah pembuatan cetakan (mould) pada sistem shell moulding .......................................................................... Pressure die casting Skematik diagram dari proses injection molding Electric witch component Tuner housing untuk suku cadang Valve assy . Vacum Furnace Land-base turbine airfoils salah satu produk pengecoran dengan metoda ivestment casting Struktural hardware air-cast alloy salah satu produk pengecoran precision casting dengan metoda Ivestment casting Large airfoil component dibuat dari bahan cobalt salah satu produk pengecoran precision casting... Turbine-Nozle salah satu produk pengecoran Turbine-wheel salah satu produk pengecoran . Tambahan bentuk penguatan untuk pelengkungan ......... Pengurangan ukuran . Tambahan keluar . Saluran langsung . Saluran bawah . Saluran cincin Saluran pisah Saluran terompet Saluran pensil Saluran baji Saluran bertingkat

175 176 178 180 183 184 187 188 188 189 190 191 193 193 194 194 195 196 197 197 198 198 201 202 202 202 203 203 204 204 205 206 207 208

C4

Teknik pengecoran logam

6.63 6.64 6.65 6.66 6.67 6.68 6.69 6.70 6.71 6.72 6.73 6.74 6.75 6.76 6.77 6.78 6.79 6.80 6.81 7.1 7.2 7.3 7.4 7.5 7.6 7.7 7.8 7.9 7.10 7.11 7.12 7.13 7.14 7.15 7.16 7.17 7.18 7.19 7.20 7.21 7.22
Hardi Sudjana

Bagian-bagian saluran-saluran tambahan ........................ Bagian-bagian saluran bawah .......................................... Chill batang (chill Jarum) Menentukan ukuran diameter chill batang ........................ Menentukan ukuran diameter .......................................... Chill batang dengan lilitan ................................................. Benda seperti gambar di atas ........................................... Chill luar samping Chill luar dasar . Pemakaian chill luar dan chill Luar dasar Perbandingan antara ukuran diameter chill dengan ketebalan bahan pada bentuk T ..................................... Pemakaian chil pada bentuk benda bersilang X ............ Cetakan logam sebagai chill ............................................. Alat bantu mekanik (mesin gerinda tangan) ..................... Semprotan pasir pasir . Water injection method Water shroud method . Water curtain Ventury method Pengukuran dengan mikrometer Pengukuran tak langsung Pengukuran tak langsung Pengukuran tak langsung Pengukuran tak langsung Penggores . Pemakaian penggores ...................................................... Jangka tusuk Jangka bengkok Penyetelan posisi jangka tusuk pada mistar baja ............. Pemakaian jangka tusuk Jangka banci atau jangka ganjil ........................................ Jangka banci atau jangka ganjil ........................................ Jangka banci digunakan untuk menentukan titik pusat .... Penyetelan dengan jangka ganjil dengan kaki terbalik ..... Menggores sejajar bagian dalam .. Menggores sejajar bagian luar Trammel (jangka batang . Mata penggores (rod) Penyetelan Trammels pada mistar baja ........................... Universal surface gauges Surface gauges sederhana

209 211 212 212 213 213 214 214 215 216 216 217 218 218 219 220 220 221 221 227 227 228 228 228 229 229 230 231 231 231 232 232 233 233 233 233 233 234 234 234 235

C5

Teknik pengecoran logam

7.23 7.24 7.25 7.26 7.27 7.28 7.29 7.30 7.31 7.32 7.33 7.34 7.35 7.36 7.37 7.38 7.39 7.40 7.41 7.42 7.43 7.44 7.45 7.46 7.47 7.48 7.49 7.50 7.51 7.52 7.53
Hardi Sudjana

Universal surface gauges dalam menyetel ketinggian pada combination set Surface gauges dalam pekerjaan melukis garis pada benda kerja ....................................................................... Surface gauges dalam pekerjaan mencari titik pusat ....... Surface gauges dalam pekerjaan melukis garis pada benda kerja ....................................................................... Surface gauges dalam pekerjaan menentukan posisi alur pasak ................................................................................ Prick punch (sudut penitik 900) ........................................ Center punch (sudut penitik 900) ....................................... Automatic Punch ............................................................... Bell punch ......................................................................... Mistar sorong (vernier caliper) .......................................... Mengukur panjang skala Nonius, Contoh panjang skala Nonius 39 mm ................................................................... Harga ukur setiap divisi pada mistar sorong dengan satuan Inchi dan ketelitian 1/1000 .................................... Mikrometer luar (Outside mikrometer) .............................. Harga ukur dalam setiap divisi mikrometer dengan satuan millimeter .............................................................. Skala ukur mikrometer dengan satuan inchi ..................... Skala ukur Mikrometer dengan satuan Inchi ..................... Mikrometer luar (outside mikrometer) pada satuan milimeter dengan satuan Inchi .......................................... Membaca mikrometer dengan satuan milimeter Membaca mikrometer dengan satuan milimeter Membaca mikrometer dengan satuan milimeter Membaca mikrometer dengan satuan inch . Membaca mikrometer dengan satuan inch . Proses pengukuran dengan Mikrometer .. Pengukur tinggi (vernier height gauge) dan nama bagiannya ........................................................... Pengukur Tinggi dapat digunakan dalam memeriksa ketinggian lubang senter .................................... Pengukur Tinggi dapat digunakan dalam mengukur tinggi permukaan benda kerja ...................................... Memeriksa kelurusan test bar dengan bantuan dial test Indikator . Memeriksa kelurusan test bar dengan bantuan dial test Indicator . Penandaan benda kerja (marking out of work) Penandaan benda kerja (marking out of work) Penandaan benda kerja (marking out of work)

235 236 236 236 236 237 237 238 238 239 240 242 245 246 247 247 247 248 248 248 249 249 249 250 251 251 251 252 253 253 253

C6

Teknik pengecoran logam

7.54 7.55 7.56 7.57 7.58 8.1 8.2 8.3 8.4 8.5 8.6 8.7 8.8 8.9 8.10 8.11 8.12 8.13 8.14 8.15 8.16 8.17 8.18 8.19 8.20 8.21 8.22 8.23 8.24 8.25 8.26 8.27 8.28 8.29 8.30 8.31 8.32
Hardi Sudjana

Penandaan benda kerja (marking out of work) Garis sumbu (centre lines) . Sketsa (outlines) ............................................................... Precision cast iron marking-out tabel ... Precision granite marking-out tabel .. Penerapan berbagai tipe dari garis ................. Penunjukkan pandangan pada proyeksi sudut ketiga ...... Penunjukkan pandangan pada proyeksi sudut pertama ... Satu buah pandangan cukup menggambarkan dimensi benda kerja ..................................................... Penunjukkan pandangan pembantu (auxiliary view) ........ Penunjukkan pandangan sebagian Proyeksi Isometrik (Isometric Projection) Jaringan terpotong pada dua posisi . Pemotongan setempat Jaringan tidak terpotong sebagian dan lubang diperlihatkan pada bagian bidang ................... Tanda pemotonga bidang dihilangkan Pemotongan setengah bagian Bagian revolved ... Interposed section Bagian dipindahkan . Kelebihan ukuran panjang diberikan (87) tanda bantu (Auxiliary dimension) Ukuran dan champer .. Gambar dengan dimensi pada tabel ................................. Tampilan ukuran gambar pada tabel ................................ Tanda sama dengan (=) ................................................... Tanda dua mata panah (double arrowhead) ..................... Garis sumbu (Centrelines).. Titik khayal hubungan antar bagian ditegaskan dengan titik bagian ujung ............................................................... Pemakaian tanda titik (Dot) referensi ukuran permukaan Curve . Ukuran dari garis referensi umum . Contoh gambar untuk produk tuangan (Blank roda gigi)... Bentuk-bentuk sudut dari produk tuangan ....................... Disain bentuk produk tuangan ......................................... Modellriss Skala 1:1 .......................................................... Penentuan posisi gambar menurut proses pemesinannya.................................................................... Penentuan posisi gambar menurut proses perakitannya... Penentuan posisi gambar menurut Posisi perletakannya

253 254 254 255 255 260 261 262 262 263 263 264 266 266 266 267 267 267 268 268 272 273 274 274 275 276 276 277 277 278 281 281 282 282 283 283 284

C7

Teknik pengecoran logam

8.33 8.34 8.35 8.36 8.37 8.38 8.39 8.40 8.41 8.42 8.43 8.44 8.45 8.46 8.47 8.48 8.49 8.50 9.1 9.2 9.3 9.4 9.5 9.6 9.7 9.8 9.9 9.10 9.11 9.12 9.13 9.14 9.15 9.16
Hardi Sudjana

pada cetaka ...................................................................... Benda tuangan yang tidak akan mengalami proses pemesinan ..................................................... Benda Tuangan dalam bentuk produk sebenarnya .......... Benda Tuangan dengan penambahan ukuran ................. Tanda gambar kekasaran permukaan .............................. Pembentukan casting untuk pengerjaan permukaan pada bentuk radius Grafik penambahan ukuran untuk bidang atau lobang untuk bahan cor baja tuang, besi tuang dan logam .......... Contoh penyusutan 1,2 % pada bahan FCD .................... Sudut tuangan ................................................................... Kemiringan pada sirip ....................................................... Bentuk kemiringan pada sirip ............................................ Jenis sudut tuangan Radius tuangan ................................................................. Radius tuangan R8/R4 Perubahan ketebalan pada benda kerja . Ukuran kesatuan bentuk . Ukuran bentuk dasar Ukuran posisi komponen Ukuran fungsi, non fungsi dan pembentukan . Contoh gambar kerja dari bahan besi tuang (casting) .... Mesin bubut dengan bagian-bagian utamanya .. Chuck rahang 3 Penjepitan benda kerja dengan chuck rahang 3 Universal dengan rahang terbalik ................................... Penjepitan benda kerja dengan chuck rahang 3 universal dengan posisi normal ........................................................ Produk pengecoran untuk dikerjakan lanjut pada mesin bubut .. Penyetelan benda kerja dalam pemasangannya pada chuck rahang 4 independent ........................... Chuck rahang 4 (chuck (independent) Melepas chuck dari screw spindle nose Benda kerja dicekam dengan jaw pada posisi normal ...... Benda kerja dicekam dengan jaw pada posisi terbalik ..... Chuck rahang 4 independent . Pemeriksaan kebenaran putaran dengan surface gauge. Pengukuran sebelum pembubutan muka ......................... Penyetelan benda kerja dengan menggunakan dial indikator ............................................................................ Penyetelan akhir dengan pemukulan palu lunak ..............

284 285 285 286 287 288 290 290 291 292 293 294 295 296 297 298 297 300 308 310 311 311 311 312 312 312 312 313 313 314 314 314 316 316

C8

Teknik pengecoran logam

9.17 9.18 9.19 9.20 9.21 9.22 9.23 9.24 9.25 9.26 9.27 9.28 9.29 9.30 9.31 9.32 9.33 9.34 9.35 9.36 9.37 9.38 9.39 9.40 9.41 9.42 9.43 9.44 9.45 9.46 9.47 9.48 9.49 9.50 9.51 9.52 9.53 9.54 9.55 9.56
Hardi Sudjana

Penyetelan dengan pergeseran rahang ............................ Pengetelan benda kerja dengan bantuan palu lunak ........ Posisi ujung benda tuangan pada alur rahang chuck ...... Penandaan Dudukan bearing bahan Jarak kebebasan terhadap permukaan chuck .................. Benda tuangan . Boring cover plat .. Permukaan dalam untuk penyetelan ................................ Counter balancing benda kerja pada chuck Pemasangan benda kerja dengan face plate ................... Pemasangan benda kerja dengan menggunakan klem .... Pemakaian face plate pada yang telah dikerjakan (dimachining) Pemasangan benda kerja pada face plate ....................... Pemasangan benda kerja dengan kedudukan blok siku .. Pemasangan bearing set pada face plate Pahat bubut Pahat bubut menggunakan pegangan .............................. Sisi potong tunggal pada kikir ........................................... Sudut sayat pada pahat bubut .......................................... Sisi sayat normal . Kemiringan pahat bubut . Kemiringan sisi sayat terhadap dimensi pahat bubut........ Bentuk hasil pengasahan pahat bubut .............................. Kebebasan sisi pemotong dan kebebasan muka pada pemotongan dengan pahat bubut ..................................... Pendekatan sudut dan sisi sudut potong ......................... Proses pemotongan pahat bubut . Sudut sayat dan sudut bebas ........................................... Sisi potong pahat bentuk radius ....................................... Kebebasan muka dan tepi pada pahat bubut .................. Proses penyayatan pahat bubut Proses penyayatan pahat sekrap . Illustrasi klasifikasi insert Grafik umur pakai pahat bubut ......................................... Rentang kecepatan putaran pada spindle ........................ Cutting speeds nomogrametric . Mesin frais universal Mesin frais vertical ............................................................ Mesin frais vertical Mesin frais horizontal CNC

317 318 319 319 319 320 321 321 322 323 324 325 325 326 328 328 329 330 330 331 332 333 334 335 336 337 338 339 339 340 341 342 350 351 353 354 356 357 358 359

C9

Teknik pengecoran logam

9.57 9.58 9.59 9.60 9.61 9.62 9.63 9.64 9.65 9.66 9.67 9.68 9.69 9.70 9.71 9.72 9.73 9.74 9.75 9.76 9.77 9.78 9.79 9.80 9.81 9.82 9.83 9.84 9.85 9.86 9.87 9.88 9.89 9.90 9.91 9.92 9.93 9.94
Hardi Sudjana

Mesin frais vertikal CNC ................................................... Mesin frais vertikal CNC ................................................... Mesin frais vertikal CNC ................................................... Mesin frais turet Berbagai pengikat (fixture) benda kerja dalam proses pembentukan dengan mesin frais...................................... Casting dari bracket dan cup sebagai contoh pekerjaan pengefraisan . T- Slots pada meja mesin frais ......................................... Pemakaian T-Sloot dalam memegang benda kerja ......... Pemasangan benda kerja bulat Pemasangan benda kerja langsung di atas meja mesin ........................................................... Swivel angle plat .. Cross sliding table Adjustable universal angle plate. Ragum mesin frais ............................................................ Ragum mesin frais datar ................................................... Ragum mesin frais datar ................................................... Ragum mesin frais dengan posisi yang dapat diputar ...... Ragum mesin frais dengan posisi yang dapat diputar pada posisi datar ............................................................... Pisau frais datar (plain milling cutter) Pisau frais datar ................................................................ Pisau frais datar (plain cutter) sudut kisa 300 . Pisau frais datar (plain cutter) sudut kisa 350 .. Shell end mill cutter Shell end mill cutter . Face mill cutter . Side face end mill cutter Pemakanan mengangkat (up cut) ..................................... Down-cut Penggunaan cutter pada dimensi pekerjaan .................... Pengefraisan dua bidang dengan pisau (cutter) yang berbeda ............................................................................. Proses pengerjaan benda kerja ....................................... Pengefraisan bidang datar . Casting, bahan benda kerja Sliding-vee ........................ Proses pengerjaan bidang 1 ............................................ Proses pengerjaan bidang 2 ............................................ Proses pengerjaan bidang 3 ............................................ Proses pengerjaan bidang 4 ............................................ Pemasangan end mill pada chuck ....................................

359 358 361 362 363 364 364 366 367 368 368 369 369 369 370 370 370 371 371 372 372 373 373 374 374 375 376 376 380 380 381 382 383 383 384 384 385 385

C10

Teknik pengecoran logam

9.95 9.96 9.97


9.102 9.103 9.104 9.105 9.106 9.107 9.108 9.109 9.110 9.111 9.112 9.113 10.1 10.2 10.3 10.4 10.5 10.6 10.7 10.8 10.9 10.10 10.11 10.12 10.13 10.14 10.15 10.16 10.17 10.18 10.19 10.20 10.21 10.22 10.23 10.24 10.25
Hardi Sudjana

Pengerjaan finishing ........................................................ Pembentukan profil VEE dengan menggunakan end mill cutter ........................................................................... Pembuatan alur dengan menggunakan side and face cutter ................................................................................. Diagram alur sistem pesawat kerja .................................. Konstruksi umum mesin EDM serta bagian-bagiannya..... Mesin EDM yang dikontrol dengan sistem computer ...... Mesin EDM yang dikontrol dengan sistem computer ....... Sistem sirkulasi dielectric fluid .......................................... Electrode holder of machine tool Macam-macam alat ukur kedalaman ................................ Metode pembilasan (flushing-method) .............................. Continouos injection Pengisapan Pengikisan secara elektrik ................................................ Proses pembilasan ........................................................... Mesin uji kekerasan shore scleroscope.a. tipe SH-D ....... Mesin uji kekerasan shore scleroscope. b. tipe SH-C Mesin uji kekerasan shore scleroscope. c. tipe PHS-3 Mesin uji kekerasan brinell ................................................ Posisi penekanan dengan indentor dalam pengujian kekerasan brinell .............................................................. Mesin uji kekerasan vickers .............................................. Mesin uji kekerasan vickers .............................................. Posisi indentor dalam pengujian kekerasan vickers ....... Posisi indentor dalam pengamatan dibawah mikroscope . Illustrasi bentuk indentasi pada permukaan spesimen setelah pangujian ............................................................. Bidang-bidang geometris pada diamond indentation ..... Konstruksi pesawat uji kekerasa rockwel ......................... Konstruksi pesawat uji kekerasa rockwel ....................... Konstruksi pesawat uji kekerasa rockwel ......................... Konstruksi pesawat uji kekerasa rockwel ......................... Ball Indentor pada posisi siap menekan .......................... Diamond Indentor pada posisi siap menekan ................... Diamond (a) Ball (b) Indentor pada posisi menekan Diamond (a) Ball (b) Indentor pada posisi menekan dengan beban Mayor ...................................................... Diamond (a) Ball (b) Indentor pada posisi menekan hanya dengan beban minor .............................................. Standar bahan uji plat menurut British Standard .............. Standar bahan uji bulat (round) menurut British Standard Konstruksi umum dari mesin uji tarik .............................. Konstruksi umum dari mesin uji tarik ............................... Diagram tegangan regangan ..........................................

386 387 388 390 391 392 393 394 395 396 398 399 400 403 404 412 412 414 415 417 420 421 421 422 423 426 426 427 427 429 429 429 430 430 431 434 434 438 438 439

C11

Teknik pengecoran logam

10.26 10.27 10.28 10.29 10.30 10.31 10.32 10.33 10.34 10.35 10.36 10.37 10.38 10.39 10.40 10.41 10.42 10.43 10.44 10.45 10.46 10.47 10.48 10.49 10.50 10.51 10.52 10.53 10.54 10.55 10.56 10.57 10.58 10.59 10.60
Hardi Sudjana

Prilaku baja lunak dalam proses pengujian tarik ............... Dimensi standar bahan uji proporsional menurut Dp-10 ... Dimensi standar bahan uji proporsional menurut Dp-10 dibentuk pada mesin perkakas ......................................... Tanda pembagian sepanjang Lo contoh : pembagian pada 20 bagian ................................................................ Pengukuran panjang setelah patah ................................ Pembebanan lengkung dalam pengujian lengkung (bend test) ................................................................................... Pengaruh pembebanan lengkung terhadap bahan uji (spesiment) ....................................................................... Momen lengkung (Mb) ...................................................... Defleksi ............................................................................ Kedudukan bahan uji dalam pengujian lengkung beban .. Dimensi spesimen pengujian lengkung pengubahan bentuk .............................................................................. Kedudukan spesimen pada landasan .............................. Pembebanan dalam pengujian lengkung .......................... Penekanan pada landasan hingga membentuk 1800 dengan bantuan balok pengisi........................................... Pengujian lengkung tunggal Pengujian bengkokan tunggal .......................................... Gerak bengkokan 1800 .................................................... Gerak bengkokan 900 ....................................................... Bahan uji Izod ................................................................ Kedudukan Bahan ............................................................ Spesifikasi bahan uji charphy ........................................... Kedudukan bahan ............................................................. Mesin uji puku takik (Impact testing machine) Dasar penentuan daya dalam pengujian pukul takik (Impact test) . Sambungan tunggal .......................................................... Sambungan ganda ........................................................... Gaya geser pada sambungan dikeling ganda .................. Pemeriksaan cacat dengan spectromagnetic .................. Keadaan cacat dari pipa : keretakan pada bagian dalam pipa baja AISI 52100 Keadaan cacat dari pipa : keretakan pada bagian ............ Pemeriksaan cacat dengan sinar- X pada hydraulic turbin. ................................................................................ Pemeriksaan cacat pada pipa dengan spectromagnetic .. Prinsip dasar pemeriksaan cacat dalam dengan ultra sonic .................................................................................. Microstruktur dari besi tuang (cast iron) setelah pemanasan dan didinginkan dengan udara pembesaran 500X ... Microstruktur ari besi tuang (cast iron)setelah

441 443 443 443 444 444 445 446 446 448 449 450 451 451 451 452 452 452 453 454 454 455 455 456 457 457 458 460 461 461 463 464 465 467 468

C12

Teknik pengecoran logam

10.61 10.62 10.63 10.64 10.65 10.66 10.67 10.68

11.1 11.2 11.3 11.4 11.5 11.6 11.7 11.8 11.9 11.10 11.11 11.12 11.13 11.14 11.15 11.16 11.17 11.18 11.19 11.20 11.21 11.22 11.23 11.24 11.25
Hardi Sudjana

pemanasan dan di quenching dengan H2O pembesaran 500X .................................................................................. Struktur nodular graphite-iron dietsa dengan nital dengan pemeriksaan mikroscopic pada pembesaran 100X .......... Standar sample untuk besi tuang putih (White cast-iron) dengan pembesaran 200 X ............................................... Struktur dari baja AISI 4340 dalam struktur bainite tinggi diperbesar 1000 X ............................................................. Struktur dari baja AISI 4340 dalam struktur bainite rendah diperbesar 1000 X ............................................... Struktur dari baja AISI 4340 dalam struktur bainite rendah diperbesar 2000 X ................................................ Struktur martensite dari baja AISI 4340 ditemper dengan temperatur 4000F diperbesar 1000 X ............................. Struktur martensite dari baja AISI 4340 ditemper dengan temperatur 4000F diperbesar 32000 X ............................ Struktur baja SAE 52100 setelah proses hardening diperbesar 10000 X ....................................................... Circular saw .................................................................... Radial arm saw ................................................................. Bench Table Saw. Tilting arbor Saw................................................................ Radian Arm Saw .. Wood lathe (Mesin bubut kayu)........................................ Jig Saw ............................................................................. Membelah/memotong kayu dengan Jig Saw ................... Hand Grinder Membentuk benda kayudengan hand grinder .................. Casting .............................................................................. Wood workers plain screw vice Quick action vice . Saw vice T-bar cramp Quick action clamp Forged Steel G-Clamp Gergaji tangan (handsaws) Memotong menggunakan gergaji tangan (handsaws) Gergaji tangan (handsaws) type busur (bowsaw).......... Pahat tetap (chisel firmer) . Palu (masons club hammer) Pahat bubut kayu (wood turning tool) .. Pahat ukir (wood carving tool) Bor dengan operasi manual bits brace long twist ring auger .................................................................................

468 469 469 470 470 471 471 472 476 476 476 477 477 478 478 479 479 480 481 482 482 483 483 484 484 485 485 486 486 487 487 488 489

C13

Teknik pengecoran logam

11.26 11.27 11.28 11.29 11.30 11.31 11.32 11.33 11.34 11.35 11.36 11.37 11.38 12.1 12.2 12.3 12.4 11.39 11.40 11.41 11.42 12.5 12.6 12.7 12.8 12.9 12.10 12.11

Mistar gulung (roll meter) .................................................. Penyiku (caliber square) dan kombination set Marking gauge dan Cutting gauge Screwdrivers ... Casting ............ Model (pattern) Model bagian 1.. Model bagian 2 . Gabungan model bagian 1 dan model bagian 2 ............... Casting ............. Model bagian .... Model bagian 3 Model bagian 1, 2, dan 3 Skematik komponen pada system pesawat Instalasi Pusat Listrik Tenaga Air Proses Konversi energy dari Diesel engine ke energy listrik pada generator listrik Proses Konversi energy dari Diesel engine ke energy listrik pada generator listrik Bagian-bagian utama generator listrik. Skema pesawat kerja untuk system penerangan mesin Electrical Power pack dengan konversi pada Hyd.sys.. Skema pesawat kerja untuk system penerangan mesin Electrical Power pack , Electrical working element Skema pesawat kerja untuk system penggerak utama mesin bubut Electrical Power dengan konversi pada Mechanical Power pack dan Mechanical working element Elemen transmisi dan elemen control system kerja Mekanik Elemen control system kerja mekanik.. Working elemen pada system kerja Mekanik (mesin bubut) . Elektro motor sebagai pengubah energy listrik menjadi energi Mekanik (mesin bubut) ... Elektro motor sebagai pengubah energy listrik menjadi energi Mekanik (mesin bubut) Elektro motor sebagai pengubah energy listrik menjadi energi Mekanik yang diperlengkapi dengan system transmisi Elektro motor sebagai pengubah energy listrik menjadi energi Mekanik yang diperlengkapi dengan system transmisi (gear speed reducer)

490 490 491 491 492 492 493 493 493 493 494 494 494 496 497 497 498 498 499 500

500 501 501 502 504 505 506 506

Hardi Sudjana

C14

Teknik pengecoran logam

12.12 12.13 12.14 12.15 12.16 a


12.20b 12.17 a 12.21b

12.18 12.19 a
12.23b

12.20 12.21 12.22 12.23 12.24 12.25 12.26 12.27 12.28 12.29 12.30 12.31 12.32 12.33 12.34
12.39 12.40 12.41 12.42 12.43 12.44 12.45

13.1 13.2 13.3 13.4 13.5 13.6


Hardi Sudjana

Worm gear Transmission reducer Variable speed Worm gear Transmission reducer.... Transico cicloidal Speed reducer.......... Compression Coupling........... Flexible Coupling-Disk/of driver- type Bagian-bagian Flexible Coupling-Disk/of driver- type..... Flexible Coupling precision pin and rubber ring-type Bagian-bagian Flexible Coupling precision pin and rubber ring-type.. Hercus-gear Flexible Coupling Flexible Coupling-Flexicross type Bagian-bagian Flexible Coupling-Flexicross type Dog-tooth Clutch Universal Joints one-type Clutch Expanding-type clutch. Plate-type Clutch.. Sprag-type Clutch. Standar dimensional untuk sabuk V Dimensional alur V pada pulley 3 Jenis Precision steel roller chains Simple; Duplex dan Triplex Komponen-komponen dari roller chain Sprocket komponen dari roller chain Kesejajaran Permukaan sprocket terhadap porosnya Penyetelan dengan pergeseran poros Penyetelan dengan pergeseran poros. Penyetelan dengan Idler Perhitungan jarak kelonggaran Jarak kelonggaran (A) mm Pengukuran rantai (Chain) Berbagai jenis dan karakteristik rantai (chains) Silent chains... Toothed belt Berbagai jenis dan bentuk profil yang diperdagangkan. Macam-macam jenis kaca mata pengaman Masker ............. Sarung tangan kulit Penutup telinga Safety Shoes .... Helmet dengan kaca bening .. Safety helmet ...

507 507 508 508 508 509 509 509 510 510 510 511 512 512 513 513 514 518 519 521 521 523 524 524 525 525 525 526 527 528 529 529 529 533 534 534 535 535 536 537

C15

Teknik pengecoran logam

13.7 13.8 13.9 13.10 13.11 13.12 13.13 13.14 13.15 13.16 13.17

Pakaian tahan api ........................................................................................... Mengangkat secara manual Baik dan salah cara berpakaian dalam bekerja................. ........................................................................................... ........................................................................................... ........................................................................................... Keamanan dalam menggerinda serta perlindungan dengan kaca mata ............................................................ ........................................................................................... ........................................................................................... Tabung pemadam kebakaran

537 538 540 542 543 544 545 546 547 548 549

Hardi Sudjana

C16

Teknik pengecoran logam

DAFTAR TABEL
Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Simbol dan definisi .................................................... 59 64 64 114 139 179 185 199 200

1.1 1.2 3.1 5.1 6.1 6.2 6.3 6.4 6.5

Paduan A ... Paduan B ... Low temperatur cast Iron ... Spesifikasi baja BHLER .. Berat Jenis, titik Cair dan koefisien kekentalan ......... Batu tahan api dan cara pemasangannya ................ Tambahan ukuran penyusutan . Tambahan ukuran untuk benda tuangan besi untuk penyelesaian mesin (machining)... Tambahan ukuran untuk benda tuangan bukan besi (casting non-iron) untuk penyelesaian mesin (machining) .. Tambahan ukuran untuk benda tuangan baja (casting steel) untuk penyelesaian mesin (machining) ................................................................ Perbandingan antra berat tuangan dengan ukuran diameter dan jumlah saluran ..................................... Perbandingan antara berat coran dengan ukuran diameter saluran ........................................................ Berat coran dan ukuran saluran ................................ Tipe garis dan penerapannya ................................... Simbol dan singkatan dalam penampilan gambar .... Data ukuran untuk gambar benda ............................. Ukuran kertas gambar ............................................... Toleransi benda pengecoran ................................... Angka penyusutan dan batas penyimpangan bahan tuangan...................................................................... Angka kemiringan sudut tuangan menurut ketinggian bidang ......................................................

200

Tabel

6.6

201 206 208 210 259 269 274 275 288 289 292

Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel

6.7 6.8 6.9 8.1 8.2 8.3 8.4 8.5 8.6 8.7

Hardi Sudjana

C17

Teknik pengecoran logam

Tabel

8.8 8.9 8.10 8.11

Toleransi untuk ukuran panjang, lebar tinggi/ tebal dan posisi (mm) ........................................................ Toleransi ukuran ketebalan sirip ............................... Toleransi kelurusan dan kerataan Nilai toleransi sudut, ketegak lurusan dan kemiringan.................................................................. Simbol penunjukkan kualifikasi khusus ... Rekomendasi kecepatan potong untuk bahanbahan teknik secara umum........................................ Kecepatan potong (Cutting Speed =Cs) Nilai pemakanan setiap gigi dari berbagai jenis cutter Tekanan Injeksi berdasarklan tipe pengerjaan 1 Tekanan Injeksi berdasarklan tipe pengerjaan 2 .. Tekanan Injeksi berdasarklan tipe pengerjaan 3... Perbandingan ukuran indentor dan tebal bahan Perbandingan diameter Indentor (D) terhadap konstanta bahan ........................................................ Skala Kekerasan dalam Pengujian kekerasan Rockwell ................................................................... Skala Kekerasan dalam Pengujian kekerasan Rockwell .................................................................... untuk bahan uji persegi empat ..................................... Bahan uji tarik non-proporsional untuk bahan uji bulat .. Ukuran bahan uji tarik non-proporsional untuk pelat Ukuran bahan uji dan perbandingannnya terhadap duri pelengkung dan jarak tumpuan .......................... Dimensi Standar Alur V pada pulley. Standarisasi roller chain

301 302 303 303 345 352 377 379 398 399 400 416 416 431

Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel

9.1 9.2 9.3 9.4 9.5 9.6 9.7 10.1 10.2 10.3 10.4

435 436 436 437 448 520 522

10.5 Bahan uji tarik proporsional menurut standar DP 10.6 10.7 10.8
12.1 12.2

Hardi Sudjana

C18

Teknik pengecoran logam

Hardi Sudjana

C19

Teknik pengecoran logam

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Tabel Trigonometry

Hardi Sudjana

D1

Teknik pengecoran logam

Hardi Sudjana

D2

Teknik pengecoran logam

Hardi Sudjana

D3

Teknik pengecoran logam

Hardi Sudjana

D4

Teknik pengecoran logam

Hardi Sudjana

D5

Teknik pengecoran logam

Hardi Sudjana

D6

Teknik pengecoran logam

Hardi Sudjana

D7

Teknik pengecoran logam

Hardi Sudjana

D8

You might also like