You are on page 1of 24

2013

EPIDEMIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Telah diketahui bahwa untuk dapat memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah, dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan masyarakat perlulah disediakan dan diselenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat (public health services) yang sebaik-baiknya. Untuk dapat menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan tersebut, banyak yang harus diperhatikan.Yang paling penting adalah pelayanan masyarakat yang dimaksud harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat.Namun sekalipun terdapat kesesuaian yang seperti ini telah menjadi kesepakatan semua pihak, namun dalam praktek sehari-hari tidaklah mudah dalam menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dimaksud. Untuk mengatasinya, telah diperoleh semacam kesepakatan bahwa perumusan kebutuhan kesehatan dapat dilakukan jika diketahui masalah kesehatan dimasyarakat. Dengan kesepakatan yang seperti ini diupayakanlah menemukan masalah kesehatan yang ada dimasyarakat tersebut. Demikianlah, berpedoman pada kesepakatan yang seperti ini, dilakukan berbagai upaya untuk menemukan serta merumuskan masalah kesehatan dimasyarakat. Upaya tersebut dikaitkan dengan menentukan frekuensi, penyebaran serta faktor-faktor yang mempengaruhi frekuansi dan penyebaran disuatu masalah kesehatan dimasyarakat tercakup dalam suatu cabang ilmu khusus yang disebut dengan nama Epidemiologi. Subjek dan objek epidemiologi adalah tentang masalah kesehatan.Ditinjau dari sudut epidemiologi, pemahaman tentang masalah kesehatan berupa penyakit amatlah penting. Karena sebenarnya berbagai masalah kesehatan yang bukan penyakit hanya akan mempunyai arti apabila ada hubungannya dengan soal penyakit. Apabila suatu masalah kesehatan tidak sangkut pautnya dengan soal penyakit., maka pada lazimnya masalah kesehatan tersebut tidak terlalu diperioritaskan penanggulangannya. Demikianlah karena pentingnya soal penyakit ini, maka perlulah dipahami dengan sebaikbaiknya hal ikhwal yang berkaitan dengan penyakit tersebut.Kepentingan dalam epidemiologi
1

paling tidak untuk mengenal ada atau tidaknya suatu penyakit di masyarakat sedemikian rupa sehingga ketika dilakukan pengukuran tidak ada yang sampai luput atau tercampur dengan penyakit lainnya yang berbeda.

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Epidemiologi Jika ditinjau dari asal kata, epidemiologi berarti ilmu yang memepelajari tentang penduduk (yunani: epi = pada atau tentang, demos = penduduk, logos = ilmu). Pada saat ini epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Banyak definisi tentang Epidemiologi, beberapa diantaranya : a. W.H. Welch Suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan penyakit, terutama penyakit infeksi menular.Dalam perkembangannya, masalah yang dihadapi penduduk tidak hanya penyakit menular saja, melainkan juga penyakit tidak menular, penyakit degenaratif, kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya.Oleh karena batasan epidemiologi menjadi lebih berkembang. b. Mausner dan Kramer Studi tentang distribusi dan determinan dari penyakit dan kecelakaan pada populasi manusia. c. Last Studi tentang distribusi dan determinan tentang keadaan atau kejadian yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasi studi untuk menanggulangi masalah kesehatan. d. Mac Mahon dan Pugh Epidemiologi adalah sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit dan faktorfaktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia. e. Omran
1

Epidemiologi adalah suatu studi mengenai terjadinya distribusi keadaan kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya dan akibat-akibat yang terjadi pada kelompok penduduk. f. W.H. Frost Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, distribusi, dan jenis penyakit pada manusia menurut waktu dan tempat. g. Azrul Azwar Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan. Menurut Kamus Kedokteran Penyakit tentang wabah penyakit menular yang berjangkit secara cepat di daerah yang luas. Di dalam epidemiologi, ada beberapa tipe pendekatan atau metode yaitu: 1. Epidemiologi deskriptif Disebut epidemiologi deskriptif apabila hanya mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan saja, tanpa memandang perlu mencarikan jawaban terhadap faktorfaktor yang mempengaruhi frekuensi, penyebaran, dan atau munculnya msalah kesehatan tesebut.Hasil dari pekerjaan epidemiologi deskriptif ini hanya menjawab pertanyaan siapa (who), dimana (where), dan kapan (when) dari timbulnya suatu masalah kesehatan, tetapi tidak menjawab pertanyaan mengapa (why) timbulnya masalah kesehatan masyarakat tersebut. Di dalam epidemiologi deskriptif dipelajari bagaimana frekuensi penyakit berubah menurut perubahan variabel epidemiogi, yang terdiri dari: 1) Orang (person) Ciri-ciri manusia yang dapat mempengaruhi penyebaran penyakit antara lain dilihat dari umur, jenis kelamin, kelas sosial, jenis pekerjaan, penghasilan, golongan etnik, status
1

perkawinan, besarnya keluarga, dan paritas (keadaan wanita berdasarkan jumlah anak yang dilahirkan) 2) Tempat (place) Pengertian mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit berguna untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan penjelasan mengenai etiologi (penyebab suatu penyakit tertentu) penyakit.Pentingnya pengetahuan mengenai tempat dalam mempelajari etiologi suatu penyakit dapat digambarkan dengan jelas pada penyelidikan suatu wabah dan pada menyelidikan-penyelidikan mengenai kaum migran. Didalam memperbandingkan angka kesakitan atau angka kematian antar daerah (tempat) perlu diperhatikan terlebih dahulu di tiaptiap daerah (tempat): 1. Susunan umur 2. Susunan kelamin 3. 3.Kualitas data 4. 4.Derajat representatif dari data terhadap seluruh penduduk. Variasi geografis pada terjadinya beberapa penyakit atau keadaan lain mungkin berhubungan dengan 1 atau lebih dari beberapa faktor sebagai berikut: 1. Lingkungan fisis, kemis, biologis, sosial dan ekonomi yang berbeda-beda dari suatu tempat ke tempat lainnya. 2. Konstitusi genetis atau etnis dari penduduk yang berbeda, bervariasi seperti karakteristik demografi. 3. Variasi kultural terjadi dalam kebiasaan, pekerjaan, keluarga, praktek higiene perorangan dan bahkan persepsi tentang sakit atau sehat. 4. Variasi administrasi termasuk faktor-faktor seperti tersedianya dan efisiensi pelayanan medis, program higiene (sanitasi) dan lain-lain. 3) Waktu (time) Mempelajari hubungan antara waktu dan penyakit merupakan kebutuhan dasar di dalam analisis epidemiologis, oleh karena perubahan penyakit menurut waktu menunjukkan adanya
1

perubahan faktor-faktor etiologis. Melihat panjangnya waktu dimana terjadi perubahan angka kesakitan, maka dibedakan: fluktuasi jangka pendek (perubahan angka kesakitan selama beberapa jam, hari, dll); perubahan secara siklus di mana perubahan angka kesakitan berulangulang dengan antara beberapa hari, bulan, dll; dan perubahan-perubahan angka kesakitan dalam periode waktu yang panjang. , bertahun-tahun, yang disebut secular trends 2. Epidemiologi analitik Disebut epidemiologi analitik bila telah mencakup pencarian jawaban terhadap penyebab terjadinya frekuensi, penyebaran serta munculnya suatu masalah kesehatan.Disini diupayakan tersedianya jawaban terhadap faktor-faktor penyebab yang dimaksud.Karena itu studi ini dipergunakan untuk menguji data dan informasi-informasi yang diperoleh studi epidemiologi deskriptif. Ada 3 studi tentang epidemiologi ini, yaitu: 1. Studi riwayat kasus (case study history) Dalam studi ini akan dibandingkan antara dua kelompok orang, kelompok orang yang terkena penyakit dan kelompok orang tidak terkena. Contoh : Ada hipotesis yang menyatakan bahwa penyebab utama kanker paru-paru adalah rokok. Untuk menguji hipotesis ini diambil sekelompok orang penderita kanker paru-paru.Kepada penderita ini ditanyakan tentang kebiasaan merokok. Dari jawaban pertanyaan tersebut akan terdapat 2 kelompok, yakni penderita yang mempunyai kebiasaan merokok dan penderita yang tidak merokok. Kemudian kedua kelompok ini diuji dengan uji statistik, apakah ada perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok tersebut. 2. Studi Kohort

Dalam studi ini sekelompok orang dipaparkan suatu penyebab penyakit. Kemudian diambil sekelompok orang lagi mempunyai ciri-ciri yang sama dengan kelompok pertama, tetapi tidak dipaparkan atau dikenakan penyebab penyakit (Kelompok kedua ini disebut kelompok kontrol. Setelah beberapa saat yang telah ditentukan kedua kelompok tersebut dibandingkan, dicari perbedaan antara kedua kelompok tersebut, bermakna atau tidak. Contoh : Untuk membuktikan bahwa merokok merupakan faktor utama penyebab kanker paru-paru, diambil 2 kelompok orang, kelompok satu terdiri dari orang-orang yang tidak merokok kemudian diperiksa apakah ada perbedaan pengidap kanker paru-paru antara kelompok perokok dan kelompok non perokok.
1

3. Epidemiologi eksperimen Studi ini diadakan dengan mengadakan eksperimen kepada kelompok seubjek kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol (yang tidak dikenakan percobaan). ). Contoh : untuk menguji keampuhan suatu vaksin, dapat diambil suatu kelompok anak kemudian diberikan vaksin tersebut. Sementara itu diambil sekelompok anak pula sebagai kontrol yang hanya diberikan placebo.Setelah beberapa tahun kemudian dilihat kemungkinan-kemungkinan timbulnya penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin tersebut, kemudian dibandingkan antara kelompok percobaan dan kelompok kontrol. Contoh epidemiologi eksperimen : 1)

Clinical Trial. Contoh : Pemberian obat hipertensi pada orang dengan tekanan darah tinggi untuk mencegah terjadinya stroke.

Pemberian Tetanus Toxoid pada ibu hamil untuk menurunkan frekuensi Tetanus Neonatorum.

2)

Community Trial. Contoh : Studi Pemberian zat flourida pada air minum.

4. epidemiologi Non eksperimental 1. Studi kohort / follow up / incidence / longitudinal / prospektif studi. Kohort diartikan sebagai sekelompok orang. Tujuan studi mencari akibat (penyakitnya). 2. Studi kasus kontrol/case control study/studi retrospektif. Tujuannya mencari faktor penyebab penyakit. 3. Studi ekologik. Studi ini memakai sumber ekologi sebagai bahan untuk penyelidikan secara empiris fakto resiko atau karakteristik yang berada dalam keadaan konstan di masyarakat. Misalnya, polusi udara akibat sisa pembakaran BBM yang terjadi di kota-kota besar. Batasan Epidemiologi Pada saat ini epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok menusia serta faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Dari batasan yang seperti ini, segera terlihat bahwa dalam pengertian epidemiologi terdapat tiga hal yang bersifat pokok yakni:

a)

Frekuensi masalah kesehatan

Frekuensi masalah kesehatan dini dimaksudkan untuk menunjuk kepada besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia.Untuk dapat mengetahui frekuensi suatu masalah kesehatan dengan tepat ada dua hal pokok yang harus dilakukan yakni menemukan masalah kesehatan yang dimaksud untuk kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengukuran atas masalah kesehatan yang ditemukan tersebut. b) Penyebaran masalah kesehatan

Yang dimaksud dengan penyebaran masalah kesehatan disini ialah menunujuk kepada pengelompokkan masalah kesehatan menurut suatu keadaan tertentu. Keadaan tertentu yang dimaksudkan banyak macamnya, yang dalam epidemiologi dibedakan atas tiga macam yakni menurut ciri-ciri manusia (man), menurut tempat (place), dan menurut waktu (time) c) Faktor-faktor yang mempengaruhi

Yang dimaksud dengan faktor-faktor yang mempengaruhi disini ialah menunujuk kepada faktor penyebab dari suatu masalah kesehatan, baik yang menerangkan frekuensi, penyebaran dan ataupun yang menerangkan penyebab munculnya masalah kesehatan itu sendiri.Untuk itu ada tiga langkah pokok yang lazim dilakukan yakni merumuskan hipotesa tentang penyebab yang dimaksud, melakukan pengujian terhadap rumusan hipotesa yang telah disusun dan setelah itu menarik kesimpulan terhadapnya.Dengan diketahuinya penyebab suatu masalah kesehatan, dapatlah disusun langkah-langkah penanggulangan selanjutnya dari masalah kesehatan tersebut. Ruang Lingkup Epidemiologi Seperti berbagai cabang ilmu lainnya, epidemiologi juga mempunyai ruang lingkup kegiatan tersendiri. Ruang lingkup yang dimaksud secara sederhana dapat dibedakan atas tiga macam yakni: 1. Masalah kesehatan sebagai subjek dan objek epidemiologi Epidemiologi tidak hanya sekedar mempelajari masalah-masalah penyakit-penyakit saja, tetapi juga mencakup masalah kesehatan yang sangat luas ditemukan di masyarakat.Diantaranya
1

masalah keluarga berencana, masalah kesehatan lingkungan, pengadaan tenaga kesehatan, pengadaan sarana kesehatan dan sebagainya.Dengan demikian, subjek dan objek epidemiologi berkaitan dengan masalah kesehatan secara keseluruhan. 2. Masalah kesehatan pada sekelompok manusia Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan, akan memanfaatkan data dari hasil pengkajian terhadap sekelompok manusia, apakah itu menyangkut masalah penyakit, keluarga berencana atau kesehatan lingkungan. Setelah dianalisis dan diketahui penyebabnya dilakukan upaya-upaya penanggulangan sebagai tindak lanjutnya. 3. Pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan. Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang masalah kesehatan dan penyebab dari masalah tersebut dengan cara menganalisis data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok manusia atau masyarakat. Dengan memanfaatkan perbedaan yang kemudian dilakukan uji statistik, maka dapat dirumuskan penyebab timbulnya masalah kesehatan. E. Manfaat Epidemiologi 1. Mendeskripsikan distribusi penyakit pada populasi Epidemiologi mempelajari kelompok mana (person), di mana (place), dan kapan (time) dari populasi yang terkena penyakit. Epidemiologi mendeskripsikan siapa yang merupakan kasus, dimana mereka berada, berapa umur mereka, karakteristik umum apa yang dimiliki oleh kelompok tersebut, serta dugaan awal mengapa kasus-kasus muncul demikian banyak di suatu area tertentu tetapi tidak demikian di area lain. Epidemiologi mendeskripsikan pola kolektif penyakit yang terbentuk oleh kumpulan kasus-kasus tersebut, mendeteksi kecenderungan (trends) insidensi penyakit, merunut perubahan karakter penyakit, mengidentifikasi kelompok berisiko tinggi, dan menaksir besarnya beban penyakit. Epidemiologi deskriptif memberikan dua kegunaan. Pertama, pengetahuan tentang distribusi penyakit pada populasi berguna untuk membuat perencanaan kesehatan dan evaluasi program
1

kesehatan. Kedua, hasil studi epidemiologi deskriptif berguna untuk merumuskan hipotesis tentang hubungan paparan-penyakit, yang akan diuji lebih lanjut dengan studi epidemiologi analitik. 2. Mengetahui riwayat alamiah penyakit (natural history of disease) Riwayat alamiah penyakit adalah deskripsi tentang perkembangan alami (natural) penyakit yang terjadi sepanjang waktu pada individu. Riwayat alamiah penyakit mencakup semua fenomena yang terkait penyakit, meliputi tahap rentan (susceptible), tahap subklinis, tahap klinis, dan tahap kesembuhan/ kecacatan/ kematian. Pada tahap rentan individu belum terpapar oleh agen kausal (etiologi) penyakit. Pada tahap rentan perlu dilakukan upaya pencegahan primer, yaitu melakukan promosi kesehatan (pendidikan kesehatan, dan sebagainya) dan proteksi spesifik (imunisasi, dan sebagainya). Tujuan pencegahan primer adalah untuk mengurangi kejadian penyakit baru. Riwayat alamiah penyakit merupakan sebuah elemen penting epidemiologi deskriptif. Pengetahuan tentang riwayat alamiah penyakit sama pentingnya dengan pengetahuan tentang kausa penyakit dalam upaya pengendalian dan pencegahan penyakit (Bophal, 2002). Riwayat alamiah suatu penyakit dapat digolongkan dalam 5 tahap : 1) Pre Patogenesis Tahap ini telah terjadi interaksi antara penjamu dengan bibit penyakit, tetapi interaksi ini terjadi di luar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada di luar tubuh manusia dan belum masuk ke dalam tubuh.Pada keadaan ini belum ditemukan adanya tanda-tanda penyakit dan daya tahan tubuh penjamu masih kuat dan dapat menolak penyakit.Keadaan ini disebut sehat.

2) Tahap inkubasi (sudah masuk Patogenesis)

Pada tahap ini biit penyakit masuk ke tubuh penjamu, tetapi gejala-gejala penyakit belum nampak.Tiap-tiap penyakit mempunyai masa inkubasi yang berbeda.Kolera 1-2 hari, yang bersifat menahun misalnya kanker paru, AIDS dll. 3) Tahap penyakit dini Tahap ini mulai dihitung dari munculnya gejala-gejala penyakit, pada tahap ini penjamu sudah jatuh sakit tetapi masih ringan dan masih bisa melakukan aktifitas sehari-hari.Bila penyakit segera diobati, mungkin bisa sembuh, tetapi jika tidak, bisa bertambah parah.Hal ini terganting daya tahan tubuh manusia itu sendiri, seperti gizi, istirahat dan perawatan yang baik di rumah (self care). 4) Tahap penyakit lanjut Bila penyakit penjamu bertambah parah, karena tidak diobati/tidak tertur/tidak memperhatikan anjuran-anjuran yang diberikan pada penyakit dini, maka penyakit masuk pada tahap lanjut.Penjamu terlihat tak berdaya dan tak sanggup lagi melakukan aktifitas.Tahap ini penjamu memerlukan perawatan dan pengobatan yang intensif. 5) Tahap penyakit akhir Tahap akhir dibagi menjadi 5 keadaan : a. Sembuh sempurna (bentuk dan fungsi tubuh penjamu kembali berfungsi seperti keadaan sebelumnya/bebeas dari penyakit) b. Sembuh tapi cacat ; penyakit penjamu berakhir/bebas dari penyakit, tapi kesembuhannya tak sempurna, karena terjadi cacat (fisik, mental maupun sosial) dan sangat tergantung dari serangan penyakit terhadap organ-organ tubuh penjamu. c. Karier : pada karier perjalanan penyakit seolah terhenti, karena gejala penyakit tak tampak lagi, tetapi dalam tubuh penjamu masih terdapat bibit penyakit, yang pada suatu saat bila daya tahan tubuh penjamu menurun akan dapat kembuh kembali. Keadaan ini tak hanya

membahayakan penjamu sendiri, tapi dapat berbahaya terhadap orang lain/masyarakat, karena dapat menjadi sumber penularan penyakit (human reservoir) d. Kronis ; pada tahap ini perjalanan penyakit tampak terhenti, tapi gejala-gejala penyakit tidak berubah. Dengan kata lain tidak bertambah berat maupun ringan. Keadaan ini penjamu masih tetap berada dalam keadaan sakit. e. Meninggal ; Apabila keadaan penyakit bertambah parah dan tak dapat diobati lagi, sehingga berhentinya perjalanan penyakit karena penjamu meninggal dunia. Keadaan ini bukanlah keadaan yang diinginkan. 3. Menentukan determinan penyakit Epidemiologi analitik bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor, baik fisik, biologis, sosial, kultural, dan perilaku, yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit, disebut determinan penyakit. Determinan penyakit meliputi faktor risiko dan kausa (etiologi) penyakit. Hasil studi epidemiologi analitik memberikan basis rasional untuk melakukan program pencegahan. Jika faktor etiologi (kausa) penyakit dan cara mengurangi atau mengeliminasi faktor-faktor itu diketahui, maka dapat dibuat program pencegahan dan pengendalian penyakit dan kematian karena penyakit tersebut. 4. Memprediksi kejadian penyakit pada populasi Pengetahuan tentang risiko penyakit atau prognosis akibat penyakit pada populasi dalam suatu periode waktu dapat digunakan untuk memprediksi jumlah dan distribusi penyakit atau kematian pada populasi maupun memprediksi risiko terjadinya penyakit atau kematian pada individu (epidemiologi klinik) dalam suatu periode waktu di masa mendatang. 5. Mengevaluasi efektivitas intervensi preventif maupun terapetik Epidemiologi analitik berguna untuk mengevaluasi efektivitas manfaat, kerugian (efek yang tidak diinginkan), dan biaya dari intervensi preventif maupun terapetik. 6. Menentukan prognosis dan faktor prognostik penyakit

Epidemiologi analitik tidak hanya mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit, tetapi juga faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya akibat-akibat penyakit. Epidemiologi analitik mempelajari prognosis dan faktor-faktor prognostik, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi probabilitas terjadinya akibat-akibat penyakit, mencakup relaps, rekurensi, komplikasi, kematian (kelangsungan hidup), maupun kesembuhan. Pengetahuan tentang faktor prognostik berguna untuk melakukan pencegahan tersier penyakit pada populasi, yaitu menghindari atau mengurangi paparan faktor-faktor prognostic yang meningkatkan risiko terjadinya aneka akibat penyakit yang merugikan. 7. Memberikan dasar ilmiah pembuatan kebijakan publik dan regulasi tentang masalah kesehatan masyarakat. Epidemiologi merupakan instrumen untuk mengontrol distribusi penyakit pada populasi. Riset epidemiologi memberikan informasi yang bisa digunakan sebagai dasar ilmiah pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan tentang cara mencegah kejadian baru penyakit, membasmi kasus yang timbul, mencegah kematian dini, memperpanjang hidup, dan memperbaiki status kesehatan populasi. Peranannya dalam pemecahan masalah kesehatan di masyarakat Meninjau dari penjelasan tentang pengertian epidemiologi, serta ruang lingkupnya, seorang ahli epidemiologi atau epidemiolog memiliki peran-peran penting dalam kesehatan masyarakat. Ada beberapa peranan epidemiolog dalam kesehatan masyarakat, diantaranya adalah: 1. Mencari / mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan kesehatan atau penyakit dalam suatu masyarakat tertentu dalam usaha mencari data untuk penanggulangan serta cara pencegahannya. 2. Menyiapkan data / informasi untuk keperluan program kesehatan dengan menilai status kesehatan dalam masyarakat serta memberikan gambaran tentang kelompok penduduk yang terancam. 3. Membantu menilai beberapa hasil program kesehatan.

4. Mengembangkan metodologi dalam menganalisis penyakit serta cara mengatasinya, baik penyakit perorangan ( tetapi dianalisis dalam kelompok ) maupun kejadian luar biasa ( KLB ) / wabah dalam masyarakat. Epidemiologi juga memiliki manfaat penting dalam menyelesaikan masalah kesehatan masyarakat yaitu memberikan gambaran (deskripsi) tentang penyebaran (distribusi), besar dan luasnya masalah kesehatan dan lainnya ,menjelaskan interaksi faktor-faktor agent, host and environment ,menguraikan kelompok Penduduk yang dalam risiko dan risiko tinggi terhadap kelompok Penduduk yang tidak mempunyai Risiko ,mengevaluasi efektivitas dan efisiensi serta keberhasilan kegiatan , membantu pekerjaan administratif kesehatan yaitu planning (perencanaan) ,monitoring (pengamatan) ,dan evaluation (evaluasi) , menerangkan penyebab masalah kesehatan sehingga dapat disusun langkah-langkah penanggulangannya, Dapat menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit, Dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan yaitu: Epidemi, Pandemi, Endemi, dan Sporadik. Dari 3 ukuran yang ada di atas yang paling sering dipakai dan menjadi ukuran dasar adalah rate. Rate ini digunakan dalam pengukuruan epidemiologi baik penyakit maupun kematian. Pengukuran epidemiologi penyakit dibagi manjadi 2 yaitu: 1. Insiden Insiden adalah gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu waktu tertentu di dalam kelompok masyarakat. Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit, sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu tentang :

Data tentang jumlah penderita baru. Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru

Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :

a. Incidence Rate Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan.

Rumus yang digunakan: Jumlah Penderita Baru Insiden rate = x K Jumlah penduduk yg mungkin terkena Penyakit tersebut pada pertengahan tahun K = Konstanta ( 100%, 1000 ) X K Manfaat Incidence Rate adalah : - Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi - Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi - Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas pelayanan kesehatan. b. Attack Rate Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada saat yang sama. Manfaat Attack Rate adalah : - Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit. Makin tinggi nilai AR, maka makin tinggi pula kemampuan Penularan penyakit tersebut. Rumus yang digunakan : Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat Attack rate =xK Jumlah Penduduk yg. Mungkin terkena Penyakit Tersebut pada Saat yg.Sama.
1

c. Secondary Attack Rate Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi orang/penduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama. Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga ). Rumus yang digunakan : Jumlah Penderita Baru pd. Serangan Kedua SAR = xK (Jml. Penddk Pendd.Yg. Terkena Serangan Pertama )

2. Prevalen Gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu.Pada perhitungan angka Prevalensi, digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orang/penduduk yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk).Sehingga dapat dikatakan bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni, karena Penduduk yang tidak mungkin terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan. Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2, yaitu :

a) Period Prevalen Rate Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit diketahui saat munculnya, misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan Jiwa. Rumus yang digunakan :

Jumlah penderita lama & baru Periode Prevalen Rate = xK Jumlah penduduk pertengahan b) Point Prevalen Rate Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu.Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Rumus : Jumlah Penderita lama & baru Saat itu Point Prevalen Rate = xK Jumlah Penduduk Saat itu

Jenis Masalah-masalah kesehatan secara holistik di Indonesia antara lain: 1. Tingginya angka pertumbuhan penduduk (1,9 %) 2. Tingginya angka kematian ibu dan anak 3. Tingginya angka kesakitan penyakit menular 4. Meningkatnya angka kesakitan penyakit tidak menular a) 36,5 % angka kesakitan disebabkan oleh penyakit kardiovaskular, kanker, dan kecelakaan b) Prevalensi penyakit jiwa akibat tekanan hidup 20-80 per 1000 5. Masalah kesehatan lingkungan a) Keadaan lingkungan fisik dan biologis yang belum memadai b) Baru sebagian kecil penduduk yang menikmati air bersih dan fasilitas kesehatan lingkungan c) Pembinaan program peningkatan lingkungan belum berjalan seperti yang diharapkan
1

6. Masalah gizi makro a) Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) b) Gizi kurang pada balita dan gizi buruk c) Gangguan pertumbuhan d) Kurang Energi Kronis (KEK) 1. Pada Wanita Usia Subur (WUS) 2. Pada Ibu Hamil (Bumil) Penyebab Masalah-masalah kesehatan tersebut adalah: Faktor Sosial Ekonomi a) Tingkat pendidikan rendah b) Tingkat penghasilan rendah c) Kurangnya kesadaran dalam pemeliharaan kesehatan Gaya hidup dan perilaku masyarakat a) Kebiasaan yang merugikan kesehatan b) Adat istiadat yang tidak menunjang kesehatan Lingkungan masyarakat a) Kurangnya peran serta masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya b) Kurangnya rasa tanggung jawab dalam bidang kesehatan Yang berkaitan dengan sistem pelayanan kesehatan a) Cakupan pelayanan kesehatan belum menyeluruh (ibu hamil, bayi dan balita, imunisasi) b) Sarana dan prasarana belum dapat menunjang pelayanan kesehatan melalui puskesmas c) Keterbatasan tenaga dan penyebaran tenaga kesehatan yang belum merata d) Upaya pelayanan kesehatan sebagian masih berorientasi pada kuratif Lingkungan keluarga a) Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai
1

b) Pola pengasuhan anak kurang memadai c) Daya tahan tubuh anak yang lemah Sementara itu, masalah lain sebagai berikut: 1. Gizi buruk 2. Tuberkulosis 3. Diare 4. DBD 5. Obesitas 6. Penyakit hati 7. Pneumonia 8. Stroke 9. Diabetes mellitus 10. Hipertensi 11. Flu burung 12. Flu babi 13. Meningitis 14. Demam tifoid 15. Kecelakaan lalu lintas 16. Malaria 17. HIV/AIDS 18. Penyakit jantung dan pembuluh darah 19. Kanker (esophagus, ginjal, leher rahim, pankreas, payudara, usus besar) 20. Osteoporosis 21. Kesehatan jiwa 22. Kualitas dan kuantitas tenaga medis 23. Jaringan dan kualitas Puskesmas 24. Harga obat 25. Jamkesmas 26. Akses ke layanan kesehatan 27. Infrastruktur fisik
1

28. Sanitasi 29. Lemahnya dukungan peraturan perundang-undangan, sumber daya manusia, standardisasi, penilaian hasil produk, pengawasan obat, dan sistem informasi. Masalah-masalah di atas merupakan masalah-masalah kesehatan yang marak terjadi di Indonesia.Masalah-masalah tersebut tidak hanya berupa masalah mengenai penyakit saja tetapi juga masalah-masalah kesehatan lainnya.

PENUTUP A. kesimpulan Epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara sederhana, studi epidemiologi dapat dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut : 1. Epidemiologi deskriptif, yaitu Cross Sectional Study/studi potong lintang/studi prevalensi atau survei. 2. Epidemiologi analitik terdiri dari :

Non eksperimental Eksperimental.

Pada saat ini epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok menusia serta faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Dari batasan yang seperti ini, segera terlihat bahwa dalam pengertian epidemiologi terdapat tiga hal yang bersifat pokok yakni: a) b) c) Frekuensi masalah kesehatan Penyebaran masalah kesehatan Faktor-faktor yang memepengaruhi

Ada beberapa peranan epidemiolog dalam kesehatan masyarakat, diantaranya adalah: 1. Mencari / mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan kesehatan atau penyakit dalam suatu masyarakat tertentu dalam usaha mencari data untuk penanggulangan serta cara pencegahannya. 2. Menyiapkan data / informasi untuk keperluan program kesehatan dengan menilai status kesehatan dalam masyarakat serta memberikan gambaran tentang kelompok penduduk yang terancam. 3. Membantu menilai beberapa hasil program kesehatan.
1

4. Mengembangkan metodologi dalam menganalisis penyakit serta cara mengatasinya, baik penyakit perorangan ( tetapi dianalisis dalam kelompok ) maupun kejadian luar biasa ( KLB ) / wabah dalam masyarakat. Epidemiologi juga memiliki manfaat penting dalam menyelesaikan masalah kesehatan masyarakat yaitu: 1. memberikan gambaran (deskripsi) tentang penyebaran (distribusi), besar dan luasnya masalah kesehatan dan lainnya. 2. menjelaskan interaksi faktor-faktor agent, host and environment. 3. menguraikan kelompok Penduduk yang dalam risiko dan risiko tinggi terhadap kelompok Penduduk yang tidak mempunyai Risiko. 4. mengevaluasi efektivitas dan efisiensi serta keberhasilan kegiatan. 5. membantu pekerjaan administratif kesehatan yaitu planning (perencanaan) ,monitoring (pengamatan) ,dan evaluation (evaluasi). 6. menerangkan penyebab masalah kesehatan sehingga dapat disusun langkah-langkah penanggulangannya. 7. Dapat menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit. 8. Dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan yaitu: Epidemi, Pandemi, Endemi, dan Sporadik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Budiarto, Eko. 2003. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.Depkes, 2005. Dr. J. Leimena, Peletak Konsep Dasar Pelayanan Kesehatan Primer (Puskesmas).- James E. Anderson. 1984. 2. Azwar, asrul.dr.m.ph.1988. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: PT. Binarupa Aksara 3. Sutrisna, Bambang.dr.M.H.Sc.1986.Pengantar Metoda Epidemiologi. Jakarta: PT. Dian Rakyat. 4. Modul Materi Dasar Epidemiologi FKM UNDIP 2010. 5. Budioro.B.2007.Pengantar Epidemiologi Edisi II. .Semarang : Badan Penerbit Undip.

You might also like