KELAS III PADA PELAJARAN MATEMATIKA DI SDN PULEREJO 02 BAKUNG BLITAR
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Stara Satu Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh:
Wildan Irwahyudi 0 7 1 4 0 0 3 7
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG Januari, 2010
PENERAPAN METODE RESITASI DAN METODE DRILL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III PADA PELAJARAN MATEMATIKA DI SDN PULEREJO 02 BAKUNG BLITAR
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Stara Satu Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh:
Wildan Irwahyudi 0 7 1 4 0 0 3 7
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG Januari, 2010
PENERAPAN METODE RESITASI DAN METODE DRILL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III PADA PELAJARAN MATEMATIKA DI SDN PULEREJO 02 BAKUNG BLITAR
Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah
Dr. Hj. Sulalah, M. Ag NIP. 19651112 199403 2 002
HALAMAN PENGESAHAN
PENERAPAN METODE RESITASI DAN METODE DRILL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III PADA PELAJARAN MATEMATIKA DI SDN PULEREJO 02 BAKUNG BLITAR
SKRIPSI Dipersiapkan dan disusun oleh Wildan Irwahyudi (07140037) Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 11 Pebruari 2010 dengan nilai B+ Dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada tanggal: 11 Pebruari 2010
Ketua Sidang,
Muhammad Walid, M.A NIP. 19730823 200003 1 002 Sekretaris Sidang,
Hj. Rahmawati B, M. A NIP. 19720715 200112 2 003
Penguji Utama,
Dr. H.M. Zainuddin, M.A NIP. 19620507 199503 1 001
Pembimbing,
Hj. Rahmawati B, M. A NIP. 19720715 200112 2 003
Mengesahkan, Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Doa yang terlantun dari bibir sucimu, adalah oksigen yang memenuhi paru- paru hidupku Tetes- tetes peluh dan air matamu, adalah darah yang mengaliri tubuhku Sebuah persembahan tak berarti ini, takkan sanggup merangkai sejuta kasih, Hanya butir- butir terimakasih Untukmu, ayah bundaku ...... Tiap nafasku, adalah senandung doa untukmu. Uhibbu fillah ............... kulukis gurat wajahmu dengan sebait doa Jiwa dan cintaku, hanya terjaga untukmu Semoga cinta kasih Allah, kan mempertemukan kita dalam cinta yang abadi. Buat Sahabat- sahabatku kelompok PKLI 15, ayo terus menjelajahi dunia ini. Untuk semua teman-teman seperjuangan mulai A sampai Z Jangan sampai kita melupakan motto kita Ayo terus
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh................. Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh................. Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh................. Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh................. MOTTO
Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya dan berjihadlah pada jalan-Nya. Supaya kamu mendapatkan keberuntungan. (Al-Maidah :35)
Hj. Rahmawati Baharuddin, M.A Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Nota Dinas Pembimbing
Hal : Skripsi Wildan Irwahyudi Malang, 30 Januari 2010 Lamp : 4 (empat) Eksemplar
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Di Malang
Assalamualaikum Wr. Wb. Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa maupun teknik penulisan dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini:
Nama : Wildan Irwahyudi NIM : 07140037 Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah Judul Skripsi : Penerapan Metode Resitasi Dan Metode Drill Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Pada Pelajaran Matematika Di SDN Pulerejo 02 Bakung Blitar.
Maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan. Demikian, mohon dimaklumi adanya. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar rujukan.
Malang, 30 Januari 2010
Wildan Irwahyudi KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Penerapan Metode Resitasi Dan Metode Drill Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas III Pada Pelajaran Matematika di SDN Pulerejo 02 Bakung Blitar. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang telah membawa petunjuk kebenaran seluruh manusia yaitu al-Dinul Islam yang kita harapkan syafaatnya di dunia dan di akhirat. Penulisan dan penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi dari keseluruhan kegiatan perkuliahan yang telah dicanangkan oleh UIN Maulana Malik Ibrahim Malang sebagai bentuk pertanggung jawaban penulis menjadi Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang serta untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar stara satu Sarjana Pendidikan di UIN Maliki Malang. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa keterbatasan kemampuan dan kurangnya pengalaman, banyaknya hambatan dan kesulitan senantiasa penulis temui dalam penyusunan skripsi ini. Dengan terselesainya skripsi ini, tak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang memberikan arahan, bimbingan dan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini, dengan segala kerendahan hati, diucapkan terimakasih kepada: 1. Kedua orang tuaku yang selalu menjadi orang terbaik disisiku dan terimakasih telah membimbing, mengarahkan dan mengiringi doa dalam setiap langkah dan juga kakak-kakakku yang kusayangi. 2. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo selaku Rektor UIN Maliki Malang. 3. Bapak Dr. H. M. Zainuddin, M.A selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maliki Malang. 4. Dra. Hj. Sulalah, M. Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah. 5. Hj. Rahmawati Baharuddin, M.A selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingannya hingga skripsi ini selesai. 6. Bapak dan ibu dosen UIN Maliki Malang yang telah membimbing penulis selama belajar dibangku perkuliahan. 7. Bapak Tugiat Sucipto, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN Pulerejo 02 Bakung Blitar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian di lembaga yang dipimpin. 8. Segenap teman-teman Guru dan Karyawan SDN Pulerejo 02 Bakung Blitar yang telah memberikan bantuannya dalam memberikan data-data selama penelitihan ini berlangsung. 9. Seluruh siswa/i kelas III SDN Pulerejo 02 Bakung Blitar yang turut membantu jalannya program penelitian ini. 10. Semua teman-teman PGMI angkatan 2005 yang selalu memberikan banyak pengalaman yang berharga, tak lupa juga teman-teman PKLI JBT&CHY15 persaudaraan kita akan tetap abadi walau kita saling berjauhan. 11. Teman- teman senasib seperjuangan di rayon kawah chondrodimuko yang telah memberikan dorongan semangat dan motivasi spirituilnya. Disinilah aku menemukan saudara yang hangat. 12. Uhibbu fillah,cinta kita kan abadi walau gelombang menggoncangkan hati kita. 13. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Semoga segala bantuan dan motivasi yang diberikan kepada penulis akan dibalas dengan limpahan rahmat dan kebaikan oleh Allah SWT dan dijadikan amal sholeh yang berguna Fiddunnya Wal Akhirat. Amin. Selanjutnya penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna dengan berbagai kekurangan. Dan akhirnya penulis berharap semoga apa yang penulis laporkan dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Amin- amin Ya Robbal Alamin ... .
Malang, 30 Januari 2010 Penulis
Wildan Irwahyudi DAFTAR TABEL
Hal Tabel 4.1 Alokasi Jampel SDN Pulerejo 02 TA 2009/2010 .......................... 63 Tabel 4.2 SKM Setiap Mapel SDN Pulerejo 02 TA 2009/2010 ..................... 63 Tabel 4.3 Jumlah Gedung/ruang ................................................................... 64 Tabel 4.4 Sarana pendidikan......................................................................... 65 Tabel 4.5 Data Guru dan Karyawan Tahun 2009/2010 ................................. 66 Tabel 4.6 Data Jumlah Siswa ........................................................................ 66 Tabel 4.7 Skor kelompok mata pelajaran matematika ................................... 72 Tabel 4.8 Distribusi Skor Tes Individual Pertemuan ke I .............................. 73 Tabel 4.9 Distribusi Skor Tes Individual Pertemuan ke II ............................. 76 Tabel 4.10 Distribusi Skor Tes Individual Pertemuan ke II ........................... 77 Tabel 4.11 Distribusi Skor Rata-rata Tes Individual Siklus I ........................ 80 Tabel 4.12 Distribusi Skor Tes Individual Siklus II ...................................... 85 Tabel 4.13 Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Metode ........................... 86 DAFTAR GAMBAR
Hal Gambar 3.1 Alur PTK ................................................................................. 55 Gambar 3.2 Spiral Penelitian Tindakan Kelas ............................................. 55 Gambar 4.1 Struktur Organisasi SDN Pulerejo 02 ....................................... 67 Gambar 5.1 Krucut Pengalaman Belajar....................................................... 98
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Respon Siswa ............................................................. Lampiran 2 Format Observasi Perilaku Siswa siklus I ................................ Format Observasi Perilaku Siswa siklus II ............................... Lampiran 3 Struktur Organisasi Sekolah .................................................... Lampiran 4 Denah Sekolah ........................................................................ Lampiran 5 Jadwal Pelajaran Kelas III Tahun Akademik 2009/2010 .......... Lampiran 6 Pedoman Wawancara .............................................................. Lampiran 7 Pedoman wawancara Siswa ..................................................... Lampiran 8 Surat Keterangan Penelitian .................................................... Lampiran 9 Daftar Nama Kelompok Pembelajaran ..................................... Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ....................................... Lampiran 11 Dokumentasi Hasil Penelitian ................................................ Lampiran 12 Surat Penelitian ..................................................................... Lampiran 13 Bukti Konsultasi .................................................................... Lampiran 14 Riwayat Hidup Peneliti .......................................................... DAFTAR ISI
Hal HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. v MOTTO ...................................................................................................... vi HALAMAN NOTA DINAS ........................................................................ vii HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................... viii KATA PENGANTAR ................................................................................. ix DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv DAFTAR ISI ............................................................................................... xv ABSTRAK ................................................................................................... xx
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian .................................................................... 7 E. Ruang Lingkup Pembahasan ..................................................... 8 F. Sistematika Pembahasan ........................................................... 8
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Metode Pembelajaran .................................. 11 1. Pengertian Metode ................................................................. 11 2. Prinsip- Prinsip Metode Mengajar .......................................... 15 3. Kedudukan Metode Dalam Belajar Mengajar ......................... 16 B. Metode Resitasi ....................................................................... 25 1. Pengertian Metode resitasi ..................................................... 25 2. Fase Penugasan (resitasi) ....................................................... 27 3. Kelebihan dan Kekurangan Metode resitasi ........................... 29 C. Metode Drill ............................................................................ 30 1. Pengertian Metode Drill ....................................................... 30 2. Macam-Macam Metode Drill ............................................... 32 3. Tujuan Penggunaan Metode Drill ......................................... 33 4. Syarat-Syarat Dalam Metode Drill ....................................... 33 5. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Metode Drill ........ 34 6. Prinsip Dan Petunjuk Menggunakan Metode Drill ............... 35 7. Langkah Metode Drill .......................................................... 36 8. Keuntungan Atau Kelebihan Metode Drill ........................... 38 9. Kekurangan Metode Drill Dan Petunjuk Untuk Mengurangi Kekurangan ..................................................... 39 10. Latihan Siap (Drill) Cocok Digunakan ................................ 41 D. Kajian Tentang Hasil Belajar ................................................ 42
BAB III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan jenis Penelitian ................................................ 47 B. Kehadiran Peneliti .................................................................... 48 C. Lokasi Penelitian ...................................................................... 49 D. Sumber Data ............................................................................. 49 E. Tehnik Pengumpulan Data ........................................................ 50 F. Langkah-langkah Penelitian ..................................................... 54 G. Analisis data ............................................................................. 58
BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Latar Belakang Obyek Penelitian .......................................... 60 1. Sejarah Berdirinya SDN Pulerejo 02 ................................ 60 2. Visi dan Misi ................................................................... 61 3. Kurikulum SDN Pulerejo 02 ............................................ 62 4. Kenaikan Kelas dan Kelulusan ......................................... 63 5. Sarana dan Prasarana ....................................................... 64 6. Data Guru dan Karyawan Tahun 2009/2010 ..................... 66 7. Data Jumlah Siswa ........................................................... 66 8. Struktur Organisasi SDN Pulerejo 02 ............................... 67
B. PAPARAN DATA................................................................... 67 1. Paparan Data dan Temuan Penelitian Siklus I .................. 67 2. Paparan Data dan Temuan Penelitian Siklus II ................. 81
BAB V. PEMBAHASAN A. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan metode resitasi dan drill dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Matematika kelas III SDN Pulerejo 02 kecamatan Bakung kabupaten Blitar........................................................... 94 B. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode resitasi dan drill dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Matematika kelas III SDN Pulerejo 02 kecamatan Bakung kabupaten Blitar........................................................... 94 C. Evaluasi pembelajaran dengan menerapkan metode resitasi dan drill dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Matematika kelas III SDN Pulerejo 02 kecamatan Bakung kabupaten Blitar ....................................................................... 96
BAB VI. PENUTUP D. Kesimpulan .............................................................................. 99 E. Saran ........................................................................................ 100 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ABSTRAK
Wildan Irwahyudi, 2010, "Penerapan Metode Resitasi Dan Metode Drill Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Pada Pelajaran Matematika Di SDN Pulerejo 02 Bakung Kabupaten Blitar". Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Dosen pembimbing : Hj.Rahmawati Baharuddin, M.A
Kata Kunci : Metode, Resitasi, Drill, Hasil Belajar
Suatu lembaga pendidikan akan dapat bersaing secara kompetitif apabila dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam peningkatan kualitas peserta didik terlepas seperti apapun latar belakang siswa didiknya. Karena itu Guru dituntut menguasai metode pembelajaran yang beragam dengan tujuan agar bisa memilih metode yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa yang dihadapi. Fenomena yang terjadi di SDN Pulerajo 02 Bakung Blitar, ada beberapa hambatan, hambatan yang paling signifikan yaitu hasil belajar siswa yang kurang memuaskan (kebanyakan siswa memperoleh nilai 50 ke bawah) dan siswa terlalu lama dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Menyikapi permasalahan tersebut, maka perlu diterapkan metode yang lebih tepat. Untuk menanggulangi hal itu telah banyak konsep metode pembelajaran aktif yang ditawarkan. Metode pembelajaran aktif nampaknya merupakan salah satu jawaban atas permasalahan tentang rendahnya mutu atau kualitas pembelajaran di SDN Pulerejo 02 Bakung Blitar. Salah satunya adalah dengan menerapkan metode resitasi dan drill pada pembelajaran ini, diharapkan hasil belajar siswa terus meningkat, sebab pada metode ini keaktifan peserta didik lebih diutamakan. Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan proses perencanaan pembelajaran dengan menerapkan metode penugasan (resitasi) dan drill dalam upaya meningkatkan hasil belajar perkalian dan pembagian pada mata pelajaran Matematika kelas III SDN Pulerejo 02 kecamatan Bakung kabupaten Blitar, (2) Mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode penugasan (resitasi) dan drill dalam meningkatkan hasil belajar perkalian dan pembagian pada mata pelajaran Matematika kelas III SDN Pulerejo 02 kecamatan Bakung kabupaten Blitar, (3) Mendeskripsikan proses mengevaluasi pembelajaran dengan menerapkan metode penugasan (resitasi) dan drill dalam meningkatkan hasil belajar perkalian dan pembagian pada mata pelajaran Matematika siswa kelas III SDN Pulerejo 02 kecamatan Bakung kabupaten Blitar. Penelitian yang penulis lakukan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Urutan kegiatan penelitian mencakup: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan dan (4) refleksi. Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan teknik wawancara, observasi, dokumentasi, pengukuran tes hasil belajar, dan angket. Sedangkan untuk analisisnya, penulis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Untuk uji keabsahan data penulis menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil tes individual pada post tes siklus I, dan post tes siklus II terjadi peningkatan yang signifikan, mulai dari tingkat keberhasilan post tes siklus I sebesar 71,43% atau sebanyak 5 siswa dari 7 peserta tes yang dinyatakan lulus. Sedangkan yang gagal sebanyak 2 siswa atau sebesar 28,57%. Setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan metode resitasi dan drill selama dua siklus (3 kali pertemuan). Kemudian pada siklus II meningkat menjadi 85,71% atau sebanyak 6 siswa dari 7 peserta tes yang dinyatakan lulus. Sedangkan yang gagal sebanyak 1 siswa atau sebesar 14,29%. Hal ini menunjukkan bahwa 90% siswa berhasil mempelajari perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka pada mata pelajaran Matematika dengan menerapkan metode resitasi dan drill.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia selain sebagai makhluk yang belajar juga merupakan makhluk yang dapat dan harus di didik. Melalui pendidikan, manusia diharapkan dapat memanusiakan dirinya dan orang lain. Melalui pendidikan pula manusia mudah dipersiapkan guna memiliki peranan di masa depan. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1
Berhasil atau tidak suatu pendidikan dalam suatu negara salah satunya adalah karena guru. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan dan kemajuan anak didiknya. Dari sinilah guru dituntut untuk dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Untuk dapat mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan guru harus pandai memilih metode yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak didik. Supaya anak didik dapat mengikuti proses pembelajaran secara seksama dan memperoleh kefahaman terhadap materi yang telah disampaikan oleh gurunya.
1 Asian Brain.com Conten team, Pengertian pandidikan (http.www.asianbrain.com, diakses 15 Agustus 2009) Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya terjadi proses siswa belajar dan guru mengajar dalam konteks interaktif, dan terjadi interaksi edukatif antara guru dan siswa, sehingga terdapat perubahan dalam diri siswa baik perubahan pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan atau sikap. 2
Dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua kegiatan yang sinergik, yakni guru mengajar dan siswa belajar. Guru mengajarkan bagaimana siswa harus belajar. Sementara siswa belajar bagaimana seharusnya belajar melalui berbagai pengalaman belajar sehingga terjadi perubahan dalam dirinya dari aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan yang efektif dan akan lebih mampu mengelola proses belajar mengajar, sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Mengembangkan metode pengajaran merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Metode dalam proses belajar mengajar merupakan sebagai alat untuk mencapai tujuan, perumusan tujuan dengan sejelas-jelasnya merupakan syarat terpenting sebelum seseorang menentukan dan memilih metode mengajar yang tepat. Apabila seorang guru dalam memilih metode mengajar kurang tepat akan menyebabkan kekaburan tujuan yang menyebabkan kesulitan dalam memilih dan menentukan metode yang akan digunakan. Selain itu pendidik juga dituntut untuk mengetahui serta menguasai beberapa metode dengan harapan tidak hanya menguasai metode secara teoritis
2 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Bandung : Bumi Aksara, 2001), hlm. 48 tetapi pendidik dituntut juga mampu memilih metode yang tepat untuk bisa mengoperasionalkan secara baik. 3
Seorang pendidik dituntut untuk menguasai metode karena dapat membantu pendidik untuk mempermudah tugasnya dalam menyampaikan mata pelajaran tersebut. Dan yang terpenting metode digunakan agar siswa mampu berperan aktif dalam proses belajar mengajar. Hal ini sangat berhubungan dengan Kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran sekarang ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pendidik dituntut untuk menerapakan tiga ranah dalam pendidikan yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dan juga guru diharapkan mampu melihat tingkat kemampuan yang dimiliki oleh siswa, baik itu siswa yang visual, auditorial maupun kinestik. Disaat sekarang ini sering dijumpai para siswa yang tidak punya kesiapan dalam menghadapi kegiatan belajar mengajar, terutama dalam hal materi pelajaran yang akan disampaikan, bahkan kadang lupa sama sekali, sehingga ketika di dalam kelas siswa tidak tahu materi apa yang dibahas, apalagi mengenai isinya dan sering dari mereka itu melupakannya. Selain itu dalam proses belajar mengajar sering kita jumpai bebagai permasalahan yang salah satunya adalah masalah alokasi waktu yang tidak mencukupi, sehingga menyebabkan interaksi belajar mengajar menjadi tidak efektif dan efesien serta tidak sesuai dengan tuntutan yang diharapkan oleh kurikulum.
3 Zuhairini Abdul Ghofir dkk, Metode Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya:Usaha Nasional, 1983), hal. 79 Permasalahan tersebut juga terjadi di SDN Pulerejo 02 kecamatan Bakung kabupaten Blitar. Dari hasil observasi dan wawancara peneliti dengan dewan guru dan pihak sekolah, dapat diambil kesimpulan sementara bahwa di SDN Pulerejo 02 kecamatan Bakung kabupaten Blitar mengalami permasalahan pembelajaran, khususnya mata pelajaran matematika di kelas 3. Kondisi tersebut tentu saja berpengaruh pada hasil belajar siswa kelas 3 SDN pulerejo 02 kecamatan Bakung kabupaten Blitar. Hal ini terlihat pada saat diadakan ulangan harian, banyak diantara siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata, sehingga guru harus mengulang lagi materi yang telah diajarkan dan diadakan remedial untuk memberi kesempatan pada siswa memperbaiki nilai mereka. Efeknya adalah alokasi waktu untuk materi berikutnya menjadi berkurang, sehingga waktu yang dimiliki oleh guru untuk menyampaikan materi berikutnya juga berkurang dikarenakan waktu yang yang telah tersita untuk mengulang materi yang sebelumnya. Resiko yang muncul kemudian adalah, siswa akan kewalan dalam menghadapi ujian semester dan ujian kenaikan kelas, karena materi yang diujikan mencakup seluruh BAB pada semsester I 4 . Maka untuk mengatasi hal tersebut diperlukan metode pembelajaran agar pelaksanaan belajar mengajar dapat terlakasana secara efektif, satu metode yang bisa memaksimalkan waktu yang tersedia serta mampu memaksa siswa terus belajar walaupun tidak dalam proses pembelajaran di kelas, salah satunya yaitu dengan menerapkan atau menggunakan metode resitasi atau penugasan, baik itu tugas individual atau kelompok, rumah / sekolah, merupakan salah satu metode
4 Ibid, dari sekian banyak metode yang ada, yang dipadukan dengan metode drill sebagai langkah alternatif dalam rangka mengefesiensikan proses pembelajaran. Perlu diingat bahwa metode resitasi pada hakekatnya adalah menyuruh anak didik untuk melakukan kegiatan (pekerjaan) belajar, baik berguna bagi dirinya sendiri maupun dalam proses memperdalam dan memperluas pengetahuan dan pengertian bidang studi yang dipelajarinya. Sedangkan makna dari metode drill adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan- kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. 5 Walaupun kedua metode tersebut termasuk metode yang sangat konvensional, namun dalam konteks permasalahan yang terjadi di SDN Pulerjo 02 Bakung, pemilihan metode resitasi dan drill oleh peneliti sangat sesuai dengan kondisi sesuai siswa. Karena peneliti memiliki asumsi bahwa tidak ada metode yang terbaik namun yang ada adalah metode yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan. Berangkat dari permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk mengambil judul Penggunaan metode resitasi dan metode drill sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas III pada pelajaran matematika di SDN Pulerejo 02 Bakung kabupaten Blitar.
B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas maka dapat penulis kemukakan beberapa permasalahan sebagai berikut:
5 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), hal. 108 1) Bagaimanakah proses perencanaan pembelajaran dengan menerapkan metode penugasan (resitasi) dan drill dalam upaya meningkatkan hasil belajar perkalian dan pembagian pada mata pelajaran Matematika kelas III SDN Pulerejo 02 kecamatan Bakung kabupaten Blitar? 2) Bagaimanakah proses pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode penugasan (resitasi) dan drill dalam meningkatkan hasil belajar perkalian dan pembagian pada mata pelajaran Matematika kelas III SDN Pulerejo 02 kecamatan Bakung kabupaten Blitar? 3) Bagaimana proses mengevaluasi pembelajaran dengan menerapkan metode penugasan (resitasi) dan drill dalam meningkatkan hasil belajar perkalian dan pembagian pada mata pelajaran Matematika siswa kelas III SDN Pulerejo 02 kecamatan Bakung kabupaten Blitar?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mendeskripsikan proses perencanaan pembelajaran dengan menerapkan metode penugasan (resitasi) dan drill dalam upaya meningkatkan hasil belajar perkalian dan pembagian pada mata pelajaran Matematika kelas III SDN Pulerejo 02 kecamatan Bakung kabupaten Blitar. 2) Mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode penugasan (resitasi) dan drill dalam meningkatkan hasil belajar perkalian dan pembagian pada mata pelajaran Matematika kelas III SDN Pulerejo 02 kecamatan Bakung kabupaten Blitar. 3) Mendeskripsikan proses mengevaluasi pembelajaran dengan menerapkan metode penugasan (resitasi) dan drill dalam meningkatkan hasil belajar perkalian dan pembagian pada mata pelajaran Matematika siswa kelas III SDN Pulerejo 02 kecamatan Bakung kabupaten Blitar.
D. Kegunaan Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk: 1. Lembaga Dengan metode Penugasan (resitasi) dan drill ini akan menjadi bahan pertimbangan lembaga atau sekolah dalam menentukan yang lebih baik dalam proses belajar mengajar. 2. Guru Penggunaan metode Penugasan (resitasi) dan drill ini akan mempermudah para guru dalam mengaktifkan pembelajaran di kelas. 3. Siswa. Dengan metode Penugasan (resitasi) dan drill, siswa diharapkan lebih aktif dalam pembelajaran di kelas. 4. Peneliti Dengan metode Penugasan (resitasi) dan drill diharapkan menambah wawasan pengetahuan penulis, sebagai bahan untuk memperluas peneliti dalam mempersiapkan diri sebagai calon tenaga pendidik.
5. IPTEK Bagi IPTEK, penelitian ini diharapkan menjadi sumbangsih pemikiran bagi upaya pengembangan ilmu pendidikan, serta dapat dijadikan referensi dalam memilih dan menerapkan strategi, metode atau media pembelajaran yang akan digunakan.
E. Ruang Lingkup Pembahasan Pembahasan penelitian tidak lepas dari ruang lingkup pembahasan. Hal ini untuk menghindari kekaburan dan kesimpangsiuran dalam pembahasan, sehingga dapat mengarah kepada pokok bahasan yang ingin dicapai. Adapun ruang lingkup penelitian ini meliputi: 1. Metode yang dapat dipakai pada penyampaian pembelajaran Matematika ini sangat bermacam-macam. Tetapi yang dipakai oleh penulis disini hanya metode drill dan resitasi saja. 2. Materi yang diteliti adalah materi tentang perkalian dan pembagian bidang studi Matematika semester satu tahun ajaran ajaran 2009-2010 pada siswa kelas 3 di SDN Pulerajo 02 kecamatan Bakung.
F. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan merupakan suatu rangkaian dari beberapa uraian dalam suatu sistem pembahasan. Dalam kaitannya dengan penulisan ini sistematika pembahasannya meliputi enam bab, di mana masing-masing bab terdiri dari sub bab yang saling berkaitan antara lain: Pada Bab Pertama ini yaitu Bab Pendahuluan, penulis kemukakan berbagai gambaran singkat untuk mencapai tujuan penulisan, yaitu meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika pembahasan. Kemudian pada bab yang kedua yaitu kajian teori memaparkan tentang: 1. Kajian tentang metode pembelajaran, yang mencakup; Pengertian Metode itu sendiri, Prinsip - Prinsip Metode Mengajar, Kedudukan Metode Dalam Belajar Mengajar 2. Metode penugasan (Resitasi) mencakup: pengertian metode penugasan (resitasi), fase penugasan (Resitasi), dan kelebihan dan kekurangan metode penugasan (resitasi) serta prosedur penerapannya. 3. Metode Drill mencakup; pengertian metode driil, macam-macam metode Drill, tujuan penggunaan metode Drill, syarat-syarat metode Drill, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode Drill, prinsip dan petunjuk menggunakan metode Drill, langkah metode Drill, keuntungan atau kelebihan metode Drill, kekurangan metode Drill dan petunjuk untuk mengurangi kekurangan, dan latihan siap (Drill) cocok digunakan. 4. Hasil mencakup; pengertian hasil belajar, tujuan hasil dalam KBM, teori hasil , fungsi hasil , hasil di sekolah, hasil orang tua, dan bentuk-bentuk hasil . Pada bab ketiga, yaitu memaparkan pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, tehnik pengumpulan data dan tehnik analisis data. Selanjutnya Pada bab Keempat, memaparkan hasil penelitian di lapangan yaitu di SDN Pulerejo 02 kecamatan Bakung kabupaten Blitar dan analisa tentang hasil penelitian. Pada bab kelima, berisi tentang pembahasan secara lebih mendalam dari hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab empat. Pada bab terakhir, yaitu bab keenam sebagai bab penutup berisi tentang kesimpulan terhadap data-data yang telah dianalisis dan saran-saran.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Tentang Metode Pembelajaran 1. Pengertian Metode Mengajar adalah suatu seni sehingga tiap-tiap orang akan berbeda- beda dalam mengajar sesuai dengan bakat, kemampuan dan ketrampilan masing-masing individu. Sebagai suatu seni maka dalam setiap mengajar guru harus bisa memberikan kesenangan, kepuasan dan kenyamanan pada siswa, agar peserta didik dapat timbul gairah dan mempunyai semangat belajar yang tinggi. Dalam proses belajar mengajar guru sebagai fasilitator siswa belajar harus memiliki strategi yang efektif dan efisien, agar dapat mengoptimalkan kualitas pembelajaran. Salah satu cara untuk satu cara untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Dari pengertian tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa metode merupakan suatau cara yang dipakai untuk mencapai tujuan, serta suatu ilmu dalam merumuskan aturan-aturan dari suatu prosedur. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Metode merupakan suatu alat untuk mehasil dan sebagai alat untuk mencapai tujuan dalam pengajaran. Dari berbagai pakar dalam dunia pendidikan memiliki pendapat yang berbeda-beda untuk mendefinsikan pengertian tentang metode. Suprihadi Saputro menjelaskan bahwa metode adalah cara, yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Metode adalah cara-cara yang dilaksanakan untuk mengadakan interaksi belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. 6
Sehingga metode juga bisa diartikan sebagai cara mengerjakan sesuatu. Dan cara itu mungkin baik, tapi mungkin tidak baik. Baik dan tidak baiknya sesuatu metode banyak tergantung kepada beberapa faktor. Dan faktor-faktor tersebut, mungkin berupa situasi dan kondisi serta pemakaian dari suatu metode tersebut. Para ahli mendefinisikan beberapa pengertian tentang metode antara lain: 1. Lalu Muhammad Azhar dalam bukunya menjelaskan bahwa, metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Ini berlaku bagi guru (metode mengajar), maupun bagi murid (metode belajar). Semakin baik metode yang dipakai semakin efektif pencapaian tujuan. 7
2. Ahmad Tafsir dalam bukunya juga mendefinisikan bahwa metode ialah istilah yang digunakan untuk mengungkapkan pengertian cara yang paling tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu. Ungkapan paling tepat dan cepat itulah yang membedakan method dengan way (yang juga berarti cara) dalam bahasa Inggris. 8
3. Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya mengatakan bahwa metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 9
6 Surihadi Saputro, Dasar- Dasar metodologi Pengajaran Umum(IKIP Malang, 1993), hal. 143 7 Lalu Muhammad Azhar, Proses belajar Mengajar Pola CBSA (Surabaya: Usaha Nasional, 1993), hal. 95 8 Ahmad Tafsir, Metodologi pengajaran Agama Islam(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), hal. 9 9 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar(Jakarta: Rineka Cipta, 1995), hal. 53 Jadi metode disini hanya sebagai alat, dan bukan sebagai tujuan sehingga metode mengandung implikasi bahwasannya proses penggunaannya harus sistematis dan kondisional. Maka hakekatnya penggunaan metode dalam proses belajar mengajar adalah pelaksanaan sikap hati-hati dalam pekerjaan mendidik dan mengajar. Karena metode berarti cara yang paling tepat dan cepat, maka urutan kerja dalam suatu metode harus diperhitungkan benar-benar secara ilmiah. Karena itulah, suatu metode selalu merupakan hasil eksperimen. Kita tahu bahwa suatu konsep yang dieksperimenkan haruslah sudah lulus uji teori, dengan kata lain suatu konsep yang telah diterima secara teoritis yang boleh dieksperimenkan. Mengajar secara efektif sangat bergantung pada pemilihan metode dan penggunaan metode mengajar yang serasi dengan tujuan mengajar. Guru- guru yang telah berpengalaman umumnya sependapat bahwa masalah ini sangat penting bagi calon guru menyangkut kelancaran tugasnya. Karena itu pelajarilah secara teliti metode-metode mengajar sampai saudara mempunyai keyakinan, kesanggupan dan pengalaman-pengalaman praktis serta mampu menggunakannya sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan khusus yang berada dalam daerah perhatian anak. Metode mengajar yang digunakan akan menentukan suksesnya pekerjaan saudara selaku guru kelas. 10 Metode dan juga teknik mengajar merupakan bagian dari strategi pengajaran. Metode pengajaran dipilih berdasarkan dari atau dengan pertimbangan jenis strategi yang telah
10 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hal.13 ditetapkan sebelumnya. Begitu pula, oleh karena metode merupakan bagian yang integral dengan sistem pengajaran maka perwujudannya tidak dapat dilepaskan dengan komponen sistem pengajaran yang lain. Dalam pendidikan metode termasuk salah satu komponen yang penting. Metode termasuk salah satu instrumen input disamping kurikulum, prasarana dan sarana pendidikan serta instrumen yang lain. Dari beberapa pengertian metode diatas, bahwasannya metode mengajar adalah merupakan suatu sarana atau cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pengajaran agar tercapai tujuan pengajaran. Dengan demikian metode mengajar adalah: a. Merupakan salah satu komponen dari pada proses belajar mengajar. b. Merupakan alat mencapai tujuan, yang didukung oleh alat-alat bantu mengajar. c. Merupakan kebulatan dalam suatu sistem pendidikan. Dengan uraian tersebut, terlihat jelas bahwa penguasaan pengatahuan dan keahlian dibidang metode pengajaran ini, akan mewujudkan pencapaian tujuan pendidikan lebih terjamin keberhasilannya. Penguasaan ilmu pengetahuan, kecakapan, skill yang dimiliki oleh guru yang bertugas di sekolah sudah cukup memadai, namun tidak dapat diingkari, mereka gagal menjalankan tugasnya disebabkan karena mereka kurang menguasai ilmu- ilmu keguruan temasuk di dalam ilmu didaktik metodik. Sehingga tidak mendapatkan tanggapan positif dari anak didik, malahan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak didiknya. 2. Prinsip- Prinsip Metode Mengajar Dalam penggunaan metode mengajar harus berdasarkan prinsip- prinsip sebagai berikut: a. Setiap metode mengajar senantiasa bertujuan, artinya pemilihan dan penggunaan suatu metode mengajar adalah berdasarkan pada tujuan yang hendak dicapai dan digunakan untuk tujuan itu. b. Pemilihan suatu metode mengajar, yang menyediakan kesempatan belajar bagi murid, harus berdasarkan kepada keadaan murid, pribadi guru dan lingkungan belajar. c. Metode mengajar akan dapat dilaksanakan secara lebih efektif apabila dibantu dengan alat bantu mengajar. d. Di dalam pengajaran tidak ada sesuatu metode mengajar yang dianggap paling baik atau sempurna, metode yang baik apabila berhasil mencapai tujuan mengajar. e. Setiap metode mengajar dapat dinilai, apakah metode itu tepat atau tidak serasi. Penilaian hasil belajar menentukan pula efisiensi dan efektifitasnya sesuatu metode mengajar. f. Penggunaan metode mengajar hendaknya bervariasi. Artinya guru sebaiknya menggunakan berbagai ragam metode sekaligus, sehingga murid berkesempatan melakukan berbagai proses belajar. Sehingga mengembangkan berbagai aspek pola tingkah laku murid. 11
Berdasarkan uraian diatas, metode merupakan alat pendidikan dalam menuntut anak didik mencapai tujuan pendidikan. Dan proses pendidikan melibatkan pendidik, anak didik di dalam lingkungan tertentu untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu pula. Dalam hal ini pendidik harus mempelajari metode-metode dalam mengajar. Dan calon guru mempelajari ilmu pelajaran untuk menguasai metode-metode mengajar. Hendaknya guru yang kreatif adalah guru yang memakai metode yang bervariasi, hal itu bertujuan supaya anak didik tidak jenuh dengan materi yang kita ajarkan.
11 Ibid, hal. 99 3. Kedudukan Metode Dalam Belajar Mengajar Dalam proses belajar mengajar terdapat dua kegiatan diantaranya kegiatan guru dan murid. Kegiatan belajar mengajar melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak didik. Dengan seperangkat teori dan pengalamannya yang guru gunakan untuk bagaimana mempersiapkan program pengajaran yang sistematis. Proses belajar mengajar merupakan kegiatan inti dalam pendidikan formal di sekolah mencakup berbagai komponen. Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya menjelaskan, sebagai salah satu komponen pengajaran, metode memiliki arti penting dan patut dipertimbangkan dalam rangka pengajaran. Tanpa menggunakan metode, kegiatan interaksi edukatif tidak akan berproses. Karena itu, tidak pernah ditemui guru mengajar tak memakai metode. 12
Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Sehingga berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar mengajar, bahwa yang paling menentukan adalah guru. Maka seorang guru dengan latar belakang pendidikan keguruan akan lain kemampuannya bila dibandingkan dengan seseorang dengan latar belakang pendidikan bukan keguruan. Kemampuan guru yang berpengalaman tentu lebih berkualitas dibandingkan dengan kemampuan guru yang kurang berpengalaman dengan pendidikan dan pengajaran.
12 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), hal. 187 Daryanto mengatakan, Dalam proses interaksi edukatif kedudukan metode tidaklah hanya sekedar suatu cara, akan tetapi sekaligus merupakan teknik di dalam proses penyampaian materi pengajaran. Oleh sebab itu metode mengajar akan meliputi kemampuan, mengorganisir kegiatan dan teknik mengajar sampai kepada evaluasi. 13
Kerangka berfikir yang demikian itu bukanlah suatu hal yang aneh, tetapi nyata dan memang betul-betul harus dipikirkan oleh seorang guru. Ketika seorang guru akan melakukan atau memakai sebuah metode, guru juga harus tahu seberapa jauh metode tersebut akan digunakan. Dijelaskan oleh Syaiful bahri Djamarah bahwa pemahaman kedudukan metode sebagai alat hasil ekstrinsik, sebagai pengajaran dan sebagai alat untuk mencapai tujuan. 14
a. Metode Sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik Motivasi adalah perubahan energi dalam diri pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. 15 Jadi, guru juga harus melihat bagaimana perubahan hasil dari setiap anak didik setelah guru melakukan metode tersebut. Ada dua prinsip yang digunakan untuk meninjau hasil , seperti yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik dalam bukunya yaitu: 1) Hasil dipandang sebagai suatu proses. Pengetahuan tentang proses ini akan membantu kita menjelaskan kelakuan kita amati dan untuk memperkirakan kelakuan-kelakuan lain pada seseorang.
13 Daryanto, Petunjuk Praktek mengajar (Bandung: Bina Karya, 1981), hal. 11 14 Syaiful Bahri Djamarah, op.cit, hal. 82 15 Oemar Hamalik, op.cid, hal. 158 2) Kita menentukan karakter dari proses ini dengan melihat petunjuk- petunjuk dengan tingkah lakunya. 16
Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang tak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pengajaran. Ini berarti guru memahami benar kedudukan sebagai alat hasil ektrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Sardiman A.M menjelaskan alat hasil ektrinsik adalah motif- motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang. 17
Hasil ekstrinsik ini tetap diperlukan diberbagai keadaan. Sebut saja hasil ekstrinsik ini juga diperlukan di sekolah, sebab pengajaran di sekolah tidak semuanya menarik minat siswa atau sesuai dengan kebutuhan siswa. Lagi pula sering kali para siswa belum memahami untuk apa ia belajar hal-hal yang diberikan oleh sekolah. Karena itu hasil terhadap pelajaran itu perlu dibangkitkan oleh guru sehingga para siswa mau dan ingin belajar. Usaha yang dapat dikerjakan oleh guru memang banyak. Karena itu di dalam mehasil siswa kita tidak akan menentukan suatu formula tertentu yang dapat dipergunakan setiap saat oleh guru. A. Tabrani Rusyan, Atang Kusdinar BA, dan Zainal Arifin. Menjelaskan bahwa beberapa hal yang menimbulkan hasil ektrinsik sebagai berikut:
16 Ibid.. 17 Sardiman. A.M, Interaksi Dan Motif Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 1990), hal. 86 1) Pendidik memperlakukan anak didiknya sebagai manusia berpribadi, menghargai pendapatnya, pikirannya, perasaannya maupun keyakinannya. 2) Pendidik menggunakan berbagai metode dalam melaksanakan kegiatan pendidikannya. 3) Pendidik senantiasa mengguanakan bahasa yang sesuai dengan tingkat pengertian anak didik. 4) Pendidik senantiasa memberikan bimbingan kepada anak didiknya dan membentuk mereka yang mengalami kesulitan, baik yang bersifat pribadi maupun yang bersifat akademis. 5) Pendidik mempunyai pengatahuan yang luas dan penguasaan bidang studi atau materi yang diajarkan. 6) Pendidik mempunyai kecintaan yang besar kewpada anak didiknya. Dalam mengajar, guru jarang sekali menggunakan satu metode, karena mereka menyadari bahwa semua metode ada kebaikan dan kelemahannya. Penggunaan satu metode lebih cenderung menghasilkan kegiatan belajar mengajar anak didik dalam pengajaran pun tampak kaku. Anak didik terlihat kurang bergairah dalam belajar. Kejenuhan dan kelemasan menyelimuti kegiatan belajar anak didik. Kondisi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi guru dan anak didik. Ini berarti metode tidak dapat difungsikan oleh guru sebagai alat hasil ektrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Akhirnya dapat dipahami bahwa penggunaan metode yang tepat dan bervariasi akan dapat dijadikan alat hasil ektrinsik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. b. Metode Sebagai Strategi Pengajaran Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu untuk berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Begitu pula dengan daya serap anak didik terhadap pelajaran yang diberikan juga bermacam- macam, ada yang cepat, ada yang sedang dan ada pula yang lambat. Faktor intelegensi yang mempengaruhi daya serap anak didik terhadap pelajaran yang diberikan oleh guru. Cepat lambatnya penerimaan anak didik terhadap pelajaran yang diberikan menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai. Terhadap perbedaan daya serap anak didik sebagaimana tersebut di atas, memerlukan strategi pengajaran yang tepat. Metode adalah satu jawabannya. Untuk sekelompok anak didik boleh jadi mereka mudah menyerap pelajaran bila guru menggunakan tanya jawab, tetapi untuk sekelompok anak didik yang lain lebih mudah menyerap pelajaran bila guru menggunakan metode diskusi atau metode demonstrasi. Karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar menurut Dra. Roestiyah. N.K yaitu guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengenai tujuan yang diharapkan. Salah satu yang langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. 18
Dengan demikian metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam proses belajar mengajar.
18 Dra. Roestiyah. N. K, Strategi Belajar Mengajar(Jakarta: Bina Aksara, Cet III, 1991), hal. 1 c. Metode Sebagai Alat Untuk Mencapai Tujuan Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan adalah pedoman yang memberikan arah kemana kegiatan belajar mengajar akan dibawa. Guru tidak bisa membawa kegiatan belajar mengajar menurut sekehendak hatinya dan mengabaikan tujuan yang telah dirumuskan. Itu semua perbuatan yang sia-sia. Kegiatan belajar mengajar yang tidak mempunyai tujuan sama halnya ke pasar tanpa tujuan, sehingga sukar untuk menyeleksi mana kegiatan yang harus dilakukan dan mana yang harus diabaikan dalam upaya untuk mencapai keinginan yang dicita-citakan. Pada prinsipnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah di dalamnya dijiwai oleh adanya empat unsur penting pendidikan. Yang kesemuannya berkaitan hingga merupakan suatu kerangka dasar yang tidak lagi mungkin dipisah-pisahkan. Unsur-unsur tersebut adalah: 1. Filsafat hidup bangsa Filsafat hidup bagi bangsa Indonesia sudah jelas dan tegas yakni Pancasila, yang merupakan landasan dalam berfikir, berbicara dan bertindak dalam hidup kita. Inilah yang harus dipegang erat-erat dan menjiwai sang guru dalam tugasnya di sekolah. 2. Tujuan atau cita- cita di sekolah Hal ini sebenarnya merupakan penjelmaan dalam konkretnya dari filsafat hidup bangsa. Proses pendidikan dan pengajaran menuju kepadanya. Oleh karenanya guru dapat memandangnya sebagai pegangan khusus, sebagai tujuan kearah mana guru harus mengarahkan anak didiknya. 3. Proses atau pelaksanaan pendidikan Ini adalah usaha dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Dalam proses pendidikan inilah arti pentingnya cara-cara atau metode bagaimana kecakapan dan pengetahuan yang disampakan kepada anak didik. Maka muncul berbagai pemikiran masalah metode pengajaran. 4. Penilaian pelaksanaan pendidikan Penilaian dimaksud untuk melihat kemajuan belajar anak didik disuatu saat, atau untuk mengetahui sejauh mana tujuan pendidikan telah didekati. 19
Keempat unsur tersebut perlu dijamin sebagai kesatuan organis karena dengan demikian guru dapat bertanggung jawab penuh akan tugasnya dalam lapangan pendidikan dan pengajaran. Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama komponen- komponen lainnya tidak diperlukan. Salah satunya adalah komponen metode. Oleh karena itu metode yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan. Antara metode dengan tujuan jangan bertolak belakang. Artinya metode harus menunjang pencapaian tujuan pengajaran. Bila tidak, maka akan sia-sialah perumusan tujuan tersebut. Jadi guru sebaiknya menggunakan metode yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan. Kalau kita pikirkan dalam kerangka pkiran tersebut segera tampak hubungan antara tujuan dan metode adalah sangat erat, metode difungsikan sebagai alat/usaha untuk mencapai tujuan. Jadi tujuan pasti dijiwai atau menentukan corak metode. Demikian pula filsafat hidup, tujuan pendidikan dan pengajaran tidak mungkin dipisahkan. d. Pemilihan Metode dalam Pengajaran Para ahli menganggap bahwa metodologi pengajaran sebagai ilmu bantu yang tidak dapat berdiri sendiri, tetapi berfungsi membantu bidang- bidang lain dalam proses pengajaran. Ia memang bersifat netral dan umum,
19 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hal. 149- 150 tidak diwarnai oleh suatu bidang apapun. Tetapi mengandung unsur-unsur inovatif, karena memberi alternatif lain yang dapat dipergunakan di kelas. Karena itu ilmu bantu itu bersifat luwes. Penggunaannya didasarkan atas pertimbangan- pertimbangan sebagai berikut: 1.) Selalu berorientasi pada tujuan. 2.) Tidak hanya terikat pada suatu alternatif saja. 3.) Kerap dipergunakan sebagai suatu kombinasi dari berbagai metode. 4.) Kerap dipergunakan berganti-ganti dari satu metode ke metode lainnya. 20
Oleh karena itu, guru sebagai pendidik dan pengajar mempunyai tri tugas yang penting yang harus dijalankan yaitu memberi pengetahuan, membentuk kecakapan dan kesiapan dalam menghadapi problematika. Ketiga unsur tersebut diwujudkan melalu tahapan tingkat mengenal keadaan, tingkat menguasai keadaan dan tingkat mengubah keadaan. Untuk memadukan kegiatan-kegiatan tersebut dapat direalisir dalam bentuk mengajar dan metode mengajar. Sedangkan untuk memilih dan menetapkan metode yang tepat (efektif dan efisien) ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan yaitu: a. Tujuan yang akan dicapai. b. Bahan atau materi yang akan diajarkan. c. Keadaan anak atau murid yang akan menerima pelajaran. d. Kemampuan guru yang akan menggunakan metode. e. Prasarana dan sarana yang tersedia. f. Situasi dan lingkungan dimana anak akan melaksanakan kegiatan belajar. 21
20 Syaiful Bahri Djamarah,, op. cit, hal. 184 Metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan kelas bukanlah asal pakai. Akan tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan instruksional khusus. Jarang sekali terlihat guru merumuskan tujuan hanya dengan satu rumusan. Tetap sebaliknya yaitu merumuskan lebih dari satu rumusan untuk mencapai tujuan. Karenanya, guru pun selalu menggunakan metode lebih dari satu, semantara penggunaan metode yang lain juga dipergunakan untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Drs. Ischak SW dan Drs. Warji R. mengatakan dalam bukunya: Baik buruknya suatu metode bergantung pada faktor- faktor antara lain: a. Tujuan. b. Kemampuan orang yang menggunakan. c. Kemampuan orang yang belajar. d. Besarnya kelompok. e. Waktu. f. Tempat. g. Fasilitas yang ada. 22
Perpaduan antara beberapa faktor tersebutlah yang menjadi pertimbangan untuk menentukan metode mana yang paling baik dipergunakan dalam interaksi guru- murid. Namun yang perlu diingat bahwa tidak satu metode pun yang selalu harus dipertahankan kemutlakannya, memang memerlukan sistem penggabungan antar beberapa metode. Beberapa metode interaksi tersebut sudah tentu dalam tulisan ini tidak dapat disajikan secara panjang lebar tetapi diketengahkan hal- hal yang pokok saja.
21 Zuhairini, Agus Maimun dan Sarju, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hal. 50-51 22 Ischak SW dan Warji R, Program Remedial Dalam Proses Belajar Mengajar(Yogyakarta: Liberty, Cet.II, 1987), hal. 83 Metode dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya murid, tujuan, situasi, fasilitas dan guru. 23 Dengan memiliki pemahaman secara umum tentang sifat suatu metode baik tentang keunggulan maupun kelemahan seseorang akan lebih mudah menetapkan metode yang paling mendukung untuk situasi dan kondisi kegiatan belajar mengajar yang dihadapinya. Jadi suatu metode tidak hanya berpengaruh terhadap perubahan dari murid, tetapi juga dipengaruhi oleh tujuan dari penggunaan metode tersebut dan fasilitas juga tidak boleh ditinggalkan dalam sebuah pembelajaran sehingga situsinya pun juga harus mendukung.
B. Metode Penugasan (Resitasi) 1. Pengertian Metode Penugasan (Resitasi) Yang dimaksud dengan metode tugas (resitasi) menurut Sayiful Sagala adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggung jawabkannya. 24 Misalnya tugas ayang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan dalam kelas, halaman sekolah, perpustakaan, masjid atau dimana saja asalkan tugas tersebut dikerjakan, kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan kepada guru. Dalam percakapan sehari-hari metode ini dikenal dengan sebutan pekerjaan rjumah tetapi sebenarnya metode ini lebih luas dari pada pekerjaan rumah saja, karena dalam metode ini terdiri dari tiga fase antara lain: pertama
23 Lalu Muhammad Azhar, Proses belajar Mengajar Pola CBSA (Surabaya: Usaha Nasional, 1993), hal. 96 24 Syaiful sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2008), Hal. 219 pendidik memberikan tugas, kedua anak didik melaksanakan tugas belajar, dan ketiga siswa mempertanggung jawabkan apa yang telah dipelajari. Dengan cara ini diharapkan agar siswa belajar bebas tetapi bertanggung jawab dan murid-murid akan berpengalaman mengetahui berbagai kesulitan dan mengatasi kesulitan ini, karena dengan tugas ini siswa memiliki kesempatan untuk saling membandingkan dengan hasil siswa yang lain. Merangsang anak didik agar lebih giat belajar lagi, memupuk inisiatif bertanggung jawab dan berdiri sendiri, memperkaya kegiatan luar, memperkuat hasil belajar. Selain itu menyadarkan siswa untuk selalu memanfaatkan waktu senggangnya untuk hal-hal yang menunjang belajar dengan mengisi kegiatan-kegiatan yang kurang berguna dan konstruktif 25
Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak sementar waktu sedikit. Artinya, banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu kurang seimbang. Agar bahan pelajaran selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh kurikulum maka metode ini dapat digunakan. Dalam hal ini tugas dapat diberikan dalam bentuk daftar pertanyaan atau satu perintah membaca suatu bahan pelajaran kemudian didiskusikan di dalam kelas, atau mencari uraian yang belum jelas disebutkan dalam buku pelajaran. Dapat juga tugas secara lisan, mengumpulkan sesuatu, membuat sesuatu dan lain sebagainya. Hanya diharapkan bila guru memberikan tugas kepada siswa, hari berikutnya agar dicek, dikerjakan apa tidak. Kemudian dievaluasi untuk
25 Roestyah N.K Metodolog Pembelajarani (Bandung : Rineka Cipta 1989).hlm 98 memotvasi siswa agar mengetahui hasil kerja siswa. Tugas dapat berupa perintah kemudian siswa mempelajari bersama secara kelompok atau sendiri, kemuadian mereka disuruh menyusun laporan atau didiskusikan dengan seluruh siswa. Dengan demikian siswa dapat bertanggung jawab dengan tugasnya, selain itu siswa menjadi terhasil untuk mempelajari mata pelajaran bahasa Indonesia dengan baik dan benar 2. Fase Memberikan Tugas (Resitasi) Yakni guru memberikan tugas-tugas yang baik secara perorangan yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan: a. Tujuan yang akan dicapai. b. Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut. c. Sesuai dengan kemampuan siswa. d. Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa. e. Disediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut Langkah pelaksanaan tugas (resitasi) a. Memberikan atau pengeawasan oleh guru. b. Di berikan dorongan sehingga siswa mau bekerja. c. Diusahakan atau dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain. d. Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang dia peroleh dan sistematis. Fase Mempertanggung Jawabkan Tugas Hal yang harus dikerjakan dalam fase ini: a. Laporan siswa baik lisan maupun tertulis dari apa yang dikerjakan. b. Ada tanya jawab atau diskusi kelompok. c. Penilaian dari para siswa baik dengan tes maupun non tes atau cara lainnya. Dan fase mempertanggung jawabkan inilah yang disebut dengan resitasi 26
Adapun menurut Zakiyyah Darajat Pemberian tugas dapat dilakukan dalam beberapa hal, yaitu: 1. Murid diberi tugas mempelajari bagian dari suatu buku teks baik secara kelompok maupun secara perorangan. Diberi waktu tertentu untuk mengerjakannya, kemudian murid yang bersangkutan mempertanggungjawabkan. 2. Murid diberi tugas untuk melaksanakan sesuatu yang tujuannya melatih mereka dalam hal yang bersifat kecakapan mental dan motorik. 3. Murid diberi tugas untuk mengatasi masalah tertentu atau problem tertentu dengan cara mencoba untuk mengucapkannya. Dengan tujuan agar murid biasa berfikir ilimiah (logis dan sistematis) dalam memecahkan suatu masalah. 4. Murid diberi tugas untuk melaksanakan proyek dengan tujuan agar murd- murid membiasakan diri untuk brtanggungjawab terhadap penyelesaian suatu masalah, yang telah disediakan dana bagaimana mengolah selanjutnya. 27
Dalam metode pemberian tugas atau resitasi ini syarat yang harus diketahui oleh pendidik dan siswa yang diberi tugas yaitu : 1. Tugas yang diberikan harus berkaitan dengan pelajaran yang telah mereka pelajari, sehingga muri disamping sanggup mengerjakannya juga sanggup menghubungkannya dengan pelajaran-pelajaran tertentu.
26 Syaiful Bahri D, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm 43. 27 Zakiyyah Darajat, Proses Belajar Mengajar di Sekolah.( Jakarta: Rineka Cipta.2001), hlm 23 2. Guru harus dapat mengukur dan memperkirakan bahwa tugas yang diberikan kepada murid akan dapat dilaksanakannya karena sesuai kesanggupan dan kecerdasan yang dimilikinya. 3. Guru harus menanamkan kepada murid bahwa tugas yang diberikan kepada mereka akan dikerjakan atas kesadaran sendiri yang ditimbul dari hati sanubarinya. 4. Jenis tugas diberikan kepada murid harus dimengerti benar-benar sehingga murid tidak ada keraguan dalam melaksanakannya. 3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Penugasan (Resitasi) Dalam penggunaan suatu metode pasti ada kelebihan dan kekurangannya, begitu juga dengan metode ini. a. Kelebihan Metode Tugas (Resitasi) 1) Karena siswa memahami sendiri pengetahuan yang dicari sehingga pengetahuan itu akan tinggal lama dalam ingatan jiwanya. 2) Mengembangkan daya berfikir sendiri, daya inisiatif, tanggung jawab dan melatih berdiri sendiri. 3) Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas individual maupun kelompok. b. Kekurangan Metode Tugas (Resitasi) 1) Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan atau hanya meniru pekerjaan temannya. 2) Khusus tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota yang lain tidak ikut berpartisipasi dengan baik. 3) Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa. Sering memberikan tugas yang monoton dapat menimbulkan kebosanan siswa.
C. Metode Drill 1. Pengertian Metode Drill Sebelum mendefinisikan tentang metode drill terlebih dahulu mengetahui tentang metode mengajar itu sendiri. Abu Ahmad mengatakan Metode mengajar adalah cara guru memberikan pelajaran dan cara murid menerima pelajaran pada waktu pelajaran berlangsung, baik dalam bentuk memberitahukan atau membangkitkan. 28
Oleh karena itu peranan metode pengajaran ialah sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif. Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan mengajar guru, dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif antara guru dengan siswa. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik jika siswa lebih aktif di bandingkan dengan gurunya. Oleh karenanya metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa dan sesuai dengan kondisi pembelajaran.
28 Abu Ahmad, Metode Khusus Pendidikan Agama (Bandung: CV. Amrico, 1986), hal. 152 Salah satu usaha yang tidak boleh ditinggalkan oleh guru adalah bagaimana guru memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang mempengaruhi dalam proses belajar mengajar. Kerangka berpikir yang demikian bukanlah suatu hal yang aneh tetapi nyata dan memang betul-betul dipikirkan oleh guru. Abu Ahmad mengatakan, metode drill adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan- kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. 29
Sedangkan Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain berpandapat, Metode latihan yang disebut juga dengan metode training yaitu merupakan suatu cara kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat juga digunakan untuk ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan ketrampilan. 30
Dalam buku Nana Sudjana, Metode drill adalah satu kegiatan melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu ketrampilan agar menjadi bersifat permanen. Ciri yang khas dari metode ini adalah kegiatan berupa pengulangan yang berkali-kali dari suatu hal yang sama. 31
Sehingga dapat disimpulkan bahwa drill adalah latihan dengan praktek yang dilakukan berulang kali atau kontinyu/untuk mendapatkan keterampilan dan ketangkasan praktis tentang pengetahuan yang dipelajari. Lebih dari itu diharapkan agar pengetahuan atau keterampilan yang telah dipelajari itu menjadi permanen, mantap dan dapat dipergunakan setiap saat oleh yang bersangkutan. Harus disadari sepenuhnya bahwa apabila
29 Ibid, hal. 125 30 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995), hal. 108 31 Nana Sudjana. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru, 1989), hal. 86 penggunaan metodc tersebut tidak/kurang tepat akan menimbulkan hal-hal yang negatif; anak kurang kreatif dan kurang dinamis. 2. Macam-macam Metode Drill Bentuk- bentuk Metode drill menurut Muhaimin dan Abdul Mujib, dapat direalisasikan dalam berbagai bentuk teknik, yaitu sebagai berikut : a. Teknik Inquiry (kerja kelompok) Teknik ini dilakukan dengan cara mengajar sekelompok anak didik untuk bekerja sama dan memecahakan masalah dengan cara mengerjakan tugas yang diberikan. b. Teknik Discovery (penemuan) Dilakukan dengan melibatkan anak didik dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, diskusi. c. Teknik Micro Teaching Digunakan untuk mempersiapkan diri anak didik sebagai calon guru untuk menghadapi pekerjaan mengajar di depan kelas dengan memperoleh nilai tambah atau pengetahuan, kecakapan dan sikap sebagai guru. d. Teknik Modul Belajar Digunakan dengan cara mengajar anak didik melalui paket belajar berdasarkan performan (kompetensi).
e. Teknik Belajar Mandiri Dilakukan dengan cara menyuruh anak didik agar belajar sendiri, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. 32
Tidak disangka ternyata di dalam metode drill itu sendiri juga terdapat beberapa teknik yang bisa dipakai untuk melaksanakan metode drill tersebut. Yang mana semua metode tersebut bagus untuk pembelajaran tetapi semua itu tidak terlepas dari pemilihan materi yang cocok dengan teknik metode tersebut. 3. Tujuan Penggunaan Metode Drill Metode drill biasanya digunakan untuk tujuan agar siswa : a. Memiliki kemampuan motoris/gerak, seperti menghafalakan kata-kata, menulis, mempergunakan alat. b. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi, menjumlahkan. c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan yang lain. 33
Dengan adanya tujuan tersebut, kita bisa mengetahui berbagai kemampuan yang dimiliki oleh setiap peserta didik. 4. Syarat-Syarat Dalam Metode Drill 1. Masa latihan harus menarik dan menyenangkan. a. Agar hasil latihan memuaskan, minat instrinsik diperlukan. b. Tiap-tiap langkah kemajuan yang dicapai harus jelas. c. Hasil latihan terbaik yang sedikit menggunakan emosi
32 Muhaimin. Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam(Bandung: Trigenda Karya, 1993), hal. 226-228 33 Roestiyah N. K, Op.cid, hal. 125 2. Latihan-latihan hanyalah untuk ketrampilan tindakan yang bersifat otomatik. 3. Latihan diberikan dengan memperhitungkan kemampuan/daya tahan murid, baik segi jiwa maupun jasmani. 4. Adanya pengerahan dan koreksi dari guru yang melatih sehingga murid tidak perlu mengulang suatu respons yang salah. 5. Latihan diberikan secara sistematis. 6. Latihan lebih baik diberikan kepada perorangan karena memudahkan pengarahan dan koreksi. 7. Latihan-latihan harus diberikan terpisah menurut bidang ilmunya. 5. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam penggunaan teknik latihan agar bila berhasil guna dan berdaya guna perlu ditanamkan pengertian bagi instruktur maupun siswa ialah: a. Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka diharapkan dapat mengerjakan dengan tepat sesuai apa yang diharapkan. b. Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan. c. Lama latihan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa. d. Selingilah latihan agar tidak membosankan. e. Perhatikan kesalahan-kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan secara kiasikal sedangkan kesalahan perorangan dibetulkan secara perorangan pula. Guru perlu memperhatikan dan memahami nilai dari latihan itu sendiri serta kaitannya dengan keseluruhan pelajaran di sekolah. Dalam persiapan sebelum memasuki latihan, guru harus memberikan pengertian dan perumusan tujuan yang jelas bagi siswa, sehingga mereka mengerti dan memahami apa tujuan latihan dan bagaimana kaitannya dengan pelajaran- pelajaran lain yang diterimanya. Persiapan yang baik sebelum Iatihan mendorong/mernotivasi siswa agar responsif yang fungsional, berarti dan bermakna bagi penerima pengetahuan dan akan lama tinggal dalam jiwanya karena sifatnya permanen, serta siap untuk digunakan/dimanfaatkan oleh siswa dalam kehidupan. 6. Prinsip Dan Petunjuk Menggunakan Metode Drill a. Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan tertentu. b. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis, mula-mula kurang berhasil, lalu diadakan perbaikan untuk kemudian bisa lebih sempurna. c. Latihan tidak perlu lama asal sering dilaksanakan. d. Harus disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa. e. Proses latihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang esensial dan berguna. 34
f. Drill hanyalah untuk bahan atau perbuatan yang bersifat otomatis. g. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersikap diagnostik: 1. Pada taraf permulaan jangan diharapkan reproduksi yang sempurna. 2. Dalam percobaan kembali harus diteliti kesulitan yang timbul. 3. Respon yang benar harus diperkuat. 4. Baru kemudian diadakan variasi, perkembangan arti dan kontrol h. Masa latihan secara relatif singkat, tetapi harus sering dilakukan. i. Pada waktu latihan harus dilakukan proses essensial. j. Di dalam latihan yang pertama-tama adalah ketepatan, kecepatan dan pada akhirnya kedua-duanya harus dapat tercapai sebagai kesatuan. k. Latihan harus memiliki arti dalam rangka tingkah laku yang lebih luas. 1. Sebelum melaksanakan, pelajar perlu mengetahui terlebih dahulu arti latihan itu.
34 Nana Sudjana, op. cit, hal. 87 2. Ia perlu menyadari bahwa latihan-latihan itu berguna untuk kehidupan selanjutnya. 3. Ia perlu mempunyai sikap bahwa latihan-latihan itu diperlukan untuk melengkapi belajar. 35
Latihan itu pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau ketrampilan dari apa yang telah dipelajari. Tapi juga tidak lepas dari seberapa jauh kemampuan siswa tersebut. Selain itu, metode ini tidak usah terlalu lama digunakan, asalkan sering dipakai. Sehingga murid lama-kelamaan akan terbiasa dengan penggunaan metode tersebut. Jadi metode ini tidak boleh terlalu dipaksakan ketika siswa sudah dirasa tidak mampu menerima materi tersebut dengan metode ini. Mengingat latihan ini kurang mengembangkan bakat/inisiatif siswa untuk berfikir, maka hendaknya guru/pengajar memperhatikan tingkat kewajaran dari metode ini: a. Latihan, wajar digunakan untuk hal-hal yang bersifat motorik seperti menulis, permainan, pembuatan dan lain-lain. b. Untuk melatih kecakapan mental, misalnya perhitungan penggunaan rumus-rumus dan lain-lain. c. Untuk melatih hubungan, tanggapan seperti penggunaan bahasa, grafik, simbul peta dan lain-lain. 36
7. Langkah-Langkah penerapan Drill Untuk kesuksesan pelaksanaan teknik latihan itu perlu instruktur/guru memperhatikan langkah-langkah/prosedur yang disusun demikian: a. Gunakanlah latihan ini hanya untuk pelajaran atau tindakan yang dilakukan secara otomatis, ialah yang dilakukan siswa tanpa menggunakan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam. Tetapi dapat
35 Winarno Surakhmad, Pengantar Interaksi Belajar Mengajar (Bandung: Tarsito, 1994), hal. 92 36 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar(Bandung: PT. Sinar Baru Algensindo, 1989), hal. 87 dilakukan dengan cepat seperti gerak refleks saja, seperti: menghafal, menghitung, lari dan sebagainya. b. Guru harus memilih latihan yang mempunyai arti luas ialah yang dapat menanamkan pengertian pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum mereka melakukan. Latihan itu juga mampu menyadarkan siswa akan kegunaan bagi kehidupannya saat sekarang ataupun dimasa yang akan datang. Juga dengan latihan itu siswa merasa perlunya untuk melengkapi pelajaran yang diterimanya. c. Di dalam latihan pendahuluan instruktur harus lebih menekankan pada diagnosa, karena latihan permulaan itu kita belum bisa mengharapkan siswa dapat menghasilkan ketrampilan yang sempurna. Pada latihan berikutnya guru perlu meneliti kesukaran atau hambatan yang timbul dan dialami siswa, sehingga dapat memilih/menentukan latihan mana yang perlu diperbaiki. Kemudian instruktur menunjukkan kepada siswa respons/tanggapan yang telah benar dan memperbaiki respons-respons yang salah. Kalau perlu guru mengadakan variasi latihan dengan mengubah situasi dan kondisi latihan, sehingga timbul response yang berbeda untuk peningkatan dan penyempurnaan kecakapan atau ketrampilannya. d. Perlu mengutamakan ketepatan, agar siswa melakukan latihan secara tepat, kemudian diperhatikan kecepatan; agar siswa dapat melakukan kecepatan atau ketrampilan menurut waktu yang telah ditentukan; juga perlu diperhatikan pula apakah respons siswa telah dilakukan dengan tepat dan cepat. e. Guru memperhitungkan waktu/masa latihan yang singkat saja agar tidak meletihkan dan membosankan, tetapi sering dilakukan puda kesempatan yang lain. Masa latihan itu harus menyenangkan dan menarik, bila perlu dengan mengubah situasi dan kondisi sehingga menimbulkan optimisme pada siswa dan kemungkinan rasa gembira itu bisa menghasilkan ketrampilan yang baik. f. Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses yang esensial/yang pokok atau inti; sehingga tidak tenggelam pada hal-hal yang rendah/tidak perlu kurang diperlukan. g. Instruktur perlu memperhatikan perbedaan individual siswa.
Sehingga kemampuan dan kebutuhan siswa masing-masing tersalurkan/dikembangkan. Maka dalam pelaksanaan latihan guru perlu mengawasi dan memperhatikan latihan perseorangan. Dengan langkah- langkah itu diharapkan bahwa latihan akan betul-betul bermanfaat bagi siswa untuk menguasai kecakapan itu. Serta dapat menumbuhkan pemahaman untuk melengkapi penguasaan pelajaran yang diterima secara teori dan praktek di sekolah. 8. Keuntungan Atau Kelebihan Metode Drill a. Bahan pelajaran yang diberikan dalam suasana yang sungguh-sungguh akan lebih kokoh tertanam dalam daya ingatan murid, karena seluruh pikiran, perasaan, kemauan dikonsentrasikan pada pelajaran yang dilatihkan. b. Anak didik akan dapat mempergunakan daya fikirannya dengan bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi lebih teratur, teliti dan mendorong daya ingatnya. c. Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera serta langsung dari guru, memungkinkan murid untuk melakukan perbaikan kesalahan saat itu juga. Hal ini dapat menghemat waktu belajar disamping itu juga murid langsung mengetahui prestasinya. d. Siswa akan memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dipelajarinya. e. Dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa para siswa yang berhasil dalam belajarnya telah memiliki suatu keterampilan khusus yang berguna kelak di kemudian hari. f. Guru bisa lebih mudah mengontrol dan dapat membedakan mana siswa yang disiplin dalam belajarnya dan mana yang kurang dengan memperhatikan tindakan dan perbuatan siswa disaat berlangsungnya pengajaran. g. Untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, kata-kata atau kalimat, membuat alat-alat, menggunakan alat-alat (mesin permainan dan atletik) dan terampil menggunakan peralatan olah raga. h. Untuk memperoleh kecakapan mental dan memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat serta pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaan. i. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam pelaksanaannya serta pembentukan kebiasaan-kebiasaan tersebut. 37
j. Pengertian siswa lebih luas melalui latihan berulang-ulang. Dengan adanya berbagai keuntungan dari penggunaan metode drill ini maka diharapkan bahwa latihan akan benar-benar bermanfaat bagi siswa untuk menguasai materi tersebut. Serta dapat menumbuhkan pemahaman untuk melengkapi penguasaan pelajaran yang diterima secara teori dan praktek di sekolah. 9. Kelemahan Metode Drill dan Petunjuk Untuk Mengurangi Kelemahan- Kelemahan Tersebut a. Kelemahan Metode Drill 1. Latihan Yang dilakukan di bawah pengawasan yang ketat dan suasana serius mudah sekali menimbulkan kebosanan.
37 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, op.cit, hal. 108-109 2. Tekanan yang lebih berat, yang diberikan setelah murid merasa bosan atau jengkel tidak akan menambah gairah belajar dan menimbulkan keadaan psikis berupa mogok belajar/latihan. 3. Latihan yang terlampau berat dapat menimbulkan perasaan benci dalam diri murid, baik terhadap pelajaran maupun terhadap guru. 4. Latihan yangs selalu diberikan di bawah bimbingan guru, perintah guru dapat melemahkan inisiatif maupun kreatifitas siswa. 5. Karena tujuan latihan adalah untuk mengkokohkan asosiasi tertentu, maka murid akan merasa asing terhadap semua struktur-struktur baru dan menimbulkan perasan tidak berdaya. 6. Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena siswa lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian. 7. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan. Dan kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton, mudah membosankan. 8. Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah- olah siswa melakukan sesuatu secara mekanis dan dalam memberikan stimulus siswa dibiasakan bertindak secara otomatis. 9. Dapat menimbulkan Verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat menghafal dimana siswa dilatih untuk dapat menguasai bahan pelajaran secara hafalan dan secara otomatis mengingatkannyabila ada pertanyaan- pertanyaan yang berkenaan dengan hafalan tersebut tanpa suatu proses berfikir secara logis. 38
Sebagai suatu metode yang diakui banyak mempunyai kelebihan, juga tidak dapat disangkal bahwa metode drill ini juga mempunyai beberapa kelemahan. Maka dari itu, guru yang ingin mempergunakan metode drill ini kiranya tidak salah bila memahami karakteristik metode ini terlebih dahulu. b. Petunjuk Untuk Mengurangi Kelemahan-Kelemahan Di Atas 1. Janganlah seorang guru menuntut dari murid suatu respons yang sempurna, reaksi yang tepat. 2. Jika terdapat kesulitan pada murid pada saat merespon, mereaksi, hendaknya guru segera meneliti sebab-sebab yang menimbulkan kesulitan tersebut. 3. Berikanlah segera penjelasan-penjelasan, baik bagi reaksi atau respon yang betul maupun yang salah. Hal ini perlu dilakukan agar murid dapat mengevaluasi kemajuan dari latihannya. 4. Usahakan murid memiliki ketepatan merespon kemudian kecepatan merespon.
38 Ibid, hal. 108-109 5. Istilah-istilah baik berupa kata-kata maupun kalimat-kalimat yang digunakan dalam latihan hendaknya dimengerti oleh murid. 39
Sebelum kita memulai metode tersebut hendaknya kita mengetahui tentang kelemahan-kelemahan yang akan kita hadapi nantinya. Sehingga guru bisa memprediksi apa-apa yang akan terjadi ketika metode ini tidak berhasil. Tetapi kelemahan tersebut bisa diatasi apabila guru mengetahui petunjuk supaya kekurangan tersebut bisa sedikit teratasi. 10. Latihan Siap (Drill) Cocok Digunakan Bilamana Untuk Memperoleh: a. Kecakapan motorik, seperti mengulas, menulis, menghafal, membuat alat- alat, menggunakan alat/ mesin, permainan dan atletik. b. Kecakapan mental, seperti melakukan perkalian, menjumlah, mengenal tanda-tanda simbol dan sebaginya. c. Asosiasi yang dibuat, seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan simbol, membaca peta dan sebagainya. d. Dalam mengajarkan kecakapan dengan metode latihan siap guru harus mengetahui sifat kecakapan itu sendiri. e. Kecakapan sebagai penyempurnaan dari pada suatu arti dan bukan sebagai hasil proses mekanis semata-mata. f. Kecakapan tersebut dikatakan tidak benar, bila hanya menentukan suatu hal yang rutin yang dapat dicapai dengan pergaulan yang tidak menggunakan pikiran, sebab kenyataan bertindak atau berbuat harus sesuai dengan situasi dan kondisi.
39 Ibid, hal. 67-69 Untuk mendapatkan kecakapan dengan metode drill ini, ada dua fase yaitu: 1. Fase integratif, dimana persepsi dari arti dan proses dikembangkan. Pada fase ini belajar kecakapan dikembangkan menurut praktek yang berarti sering melakukan hubungan fungsional dan aktifitas penyelidikan. 2. Fase penyempurnaan atau fase menyelesaikan di mana ketelitian dikembangkan. Dalam fase ini diperlukan ketelitian dapat dikembangkan menurut praktek yang derulang kali. Jadi variasi praktek di sini ditujukkan untuk mendalami arti bukan ketangkasan. Sedangkan praktek yang sering ditunjukkan untuk mempertinggi efensiensi, bukan untuk mendalami arti.
D. Kajian Tentang Hasil Belajar Asas pengetahuan tentang hasil belajar kadang-kadang disebut umpan balik pembelajaran, yang menunjuk pada sambutan yang cepat dan tepat terhadap siswa agar mereka mengetahui bagaimana mereka sedang bekerja. Lebih cepat siswa mendapat informasi balikan tentunya lebih baik, sehingga informasi yang salah segera dapat diperbaiki melalui kegiatan belajar berikutnya. 40 Umpan balik atau hasil belajar dalam proses pendidikan dapat juga diartikan sebagai segala informasi yang berhasil diperoleh selama proses pendidikan yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan masukan dan transformasi yang ada dalam proses belajar. Adanya umpan balik
40 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, cetakan keenam 2007), hlm. 88 yang akurat sebagai hasil evaluasi yang akurat pula, akan memudahkan kegiatan perbaikan pendidikan. 41
Hasil belajar disebut juga dengan prestasi belajar. Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni prestasi dan belajar. Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang berbeda. prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan. Dalam kenyataan, untuk mendapatkan prestasi tidak semudah yang dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk mencapainya. Hanya dengan keuletan dan optimesme dirilah yang dapat membantu untuk mencapainya. Oleh karena itu wajarlah pencapaian prestasi itu harus dengan jalan keuletan kerja. 42
Menurut WIS. Poerwadarminta yang telah dikutip oleh Drs. Saiful Bahri Jamarah dalam bukunya Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru berpendapat, bahwa prestasi adalah hal yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya), sedangkan menurut Masud Khasan Abdul Qohar yang juga telah dikutip oleh Drs. Saiful Bahri berpendapat, bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. 43
Sedangkan belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Hasil dari
41 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 193 42 Syiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), hlm. 20 43 Ibid,. aktivitas belajar terjadilah perubahan dalam diri individu. Dengan demikian, belajar dikatakan berhasil bila telah terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaliknya, bila tidak terjadi perubahan dalam diri individu, maka belajar dikatakan tidak berhasil. Belajar dapat pula diartikan sebagai suatu aktivitas yang sadar akan tujuan. Tujuan dalam belajar adalah terjadinya suatu perubahan dalam diri individu. Perubahan dalam arti menuju ke perkembangan pribadi individu seutuhnya. 44
Setelah menelusuri uraian diatas, maka dapat difahami mengenai makna kata prestasi dan belajar. Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Sedangkan belajar pada dasarnya adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu, yakni perubahan tingkah laku. Dengan demikian, dapat diambil pengertian yang sangat sederhana mengenai hal ini, prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. 45
Perubahan perilaku sebagai hasil belajar mempunyai ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri tersebut seperti yang dikemukakan makmun yang dikutip oleh Dr. E. Mulyasa, M.Pd. dalam bukunya Implementasi Kurikulum 2004, yaitu sebagai berikut: a. Perubahan bersifat intensional, dalam arti pengalaman atau praktek latihan itu dengan sengaja dan disadari dilakukan dan bukan secara kebetulan. Dengan demikian, perubahan karena kematangan, keletihan, atau penyakit tidak dapat
44 Ibid., hlm. 21 45 Ibid., hlm. 23 dipandang sebagai hasil belajar. Contohnya: belajar bermain gitar, dia mencari pengetahuan tentang cara bermain gitar, setelah tahu tentang cara bermain gitar secara teori, dia mempraktekkan bagaimana bermain gitar yang baik. b. Perubahan bersifat positip, dalam arti sesuai dengan yang diharapkan (normatif), atau kriteria keberhasilan (criteria of succes), baik dipandang dari segi peserta didik maupun dari segi guru. Contohnya: seseorang yang tidak bisa menghitung perkalian lebih dari 10, melalui belajar mampu menghitung perkalian lebih dari 10. c. Perubahan bersifat efektif, dalam arti perubahan hasil belajar itu relatif tetap, dan setiap saat diperlekan dapat direproduksikan dan dipergunakan, seperti dalam pemecahan masalah (problem solving), ujian, maupun dalam penyesuaian diri dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidupnya. Contoh: orang belajar matematika bisa dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya berhitung dalam perdagangan. Ungkapan di atas menunjukkan bahwa belajar bukan diarahkan oleh suatu kekuatan reflek, tetapi dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan. Sehingga individu akan mempelajari apa yang seharusnya dilakukan. Dalam pada itu, belajar dilakukan karena adanya kebutuhan, yang menimbulkan ketegangan dan mesti dipenuhi, sehingga mendorong individu untuk mempergunakan pikiran dalam memenuhi kebutuhan tersebut. 46
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah:
46 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 190 a. Pengaruh faktor eksternal Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik dapat digolongkan ke dalam faktor sosial dan non-sosial. Faktor sosial menyangkut hubungan antarmanusia yang terjadi dalam berbagai situasi sosial, yang termasuk dalam faktor ini adalah lingkungan keluarga, sekolah, teman dan masyarakat pada umumnya. Sedangkan faktor non-sosial adalah faktor-faktor lingkungan alam dan fisik; misalnya: keadaan rumah, ruang belajar, fasilitas belajar, buku-buku sumber, dan sebagainya. 47
b. Pengaruh faktor internal Sekalipun banyak pengaruh atau rangsangan dari faktor eksternal yang mendorong individu belajar, keberhasilan belajar itu akan ditentukan oleh faktor diri (internal) beserta usaha yang dilakukannya. Menurut Brata yang telah dikutip oleh E. Mulyasa dalam bukunya Implementasi Kurikulum 2004, mengklasifikasikan faktor internal mencakup: (a) faktor-faktor fisiologis, yang menyangkut keadaan jasmani atau fisik individu, yang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu keadaan jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama panca indra, dan (b) faktorfaktor psikologis, yang berasal dari dalam diri seperti intelegensi, minat, sikap, dan motivasi. 48
Maka dari itu hasil belajar yang dilaksanakan dengan evaluasi diakhir pelajaran sangatlah penting, untuk mengukur sejauh mana siswa berhasil dalam proses pembelajaran, serta perbaikan proses pendidikan pada tahap selanjutnya, bila ada dari hasil belajar yang belum begitu dikuasai oleh siswa.
47 Ibid., hlm. 190-191 48 Ibid., hlm. 193 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kualitatif. Maksudnya, data yang dikumpulkan bukan merupakan angka-angka melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo dan dokumen resmi lainnya. 49
Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah dengan mencocokkan antara realita empirik dengan teori yang berlaku dengan menggunakan metode deskriptif. Pendekatan deskriptif ini bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau daerah tertentu mengenai berbagai sifat dan faktor tertentu. 50
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen dalam bukunya Wahidmurni bahwa ciri-ciri pendekatan kualitatif ada lima macam yaitu: (1) menggunakan latar alamiah, (2) bersifat deskriptif, (3) lebih mementingkan proses daripada hasil, (4) induktif dan (5) makna merupakan hal yang esensial. 51
Sedangkan dalam bukunya Introduction to Qualitatif yang diterjemahkan oleh Arief Furqon, penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data diskripsi baik ucapan maupun tulisan dan perilaku yang dapat diambil dari orang- orang atau subyek itu sendiri. 52
Tetapi peneliti kualitatif juga sering menggunakan data kuantitatif, namun yang sering terjadi pada umumnya tidak menggunakan analisis kuantitatif
49 Lexy. J. Moleong, Metodologi Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002), hal. 3 50 Gempur Santoso, Metodologi Penelitian (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2005), hal. 29 51 Wahidmurni, Penelitihan Tindakan Kelas Dari Teori Menuju Praktik(Malang: UM. Press, 2008), hal. 33 52 Robert Bagdan, Steven J. Taylor, Introduction to Qualitatif Methode(Surabaya: Terjemahan Arif Furqon, Usaha Nasional, 1992), hal. 21-22 bersama-sama. Jadi, dapat dikatakan bahwa kedua pendekatan tersebut dapat digunakan apabila desainnya adalah memanfaatkan satu paradigma. Sedangkan paradigma lainnya hanya sebagai pelengkap saja. Dengan kata lain jawaban terhadap pertanyaan di atas sangat tergantung pada paradigma yang dianut oleh seseorang peneliti. Pendapat ini sama dengan apa yang dikemukakan oleh Glaser dan Strauss; yaitu bahwa dalam banyak hal, kedua bentuk data tersebut diperlukan, bukan kuantitatif menguji kualitatif, melainkan kedua bentuk tersebut digunakan bersama dan apabila dibandingkan, masing-masing dapat digunakan untuk keperluan menyusun teori. 53
Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah PTK, yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan sumbangan nyata bagi peningkatan profesionalisme guru, menyiapkan pengetahuan, pemahaman, dan wawasan tentang perilaku guru mengajar dan murid belajar. Sedangkan sifat penelitian ini dilakukan secara mandiri oleh peneliti. Menurut whidmurni penelitian tindakan kelas (classroom action research) adalah suatu penelitian yang mengkaji proses pembelajaran dikaitkan dengan pengoptimalan penggunaan metode, media, strategi pembelajaran, dimana kegiatan perbaikan pembelajaran tersebut diharapkan dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran siswa. 54
B. Kehadiran Peneliti Untuk penelitian ini penulis hadir karena kehadiran peneliti sangat diperlukan supaya peneliti bisa terjun langsung untuk menemukan data-data yang diperlukan dan bersinggungan langsung dengan masalah yang diteliti. Peneliti juga bertindak sebagai instrumen, obsever pengumpul data, penganalisis data dan sekaligus pelapor hasil penelitian dimana dalam penelitian ini penulis menentukan waktu lamanya maupun harinya. Tapi penulis secara terus menerus menggali data dalam keadaan yang tepat dan sesuai dengan kesempatan para
53 Lexy J, Moleong, op. cit., hal. 38 54 Wahidmurni, op. cit., hal. 13 informan. Disamping itu penekanan terhadap keterlibatan secara langsung antara peneliti di lapangan dengan informan dan sumber data. Dalam penelitian ini kedudukan peneliti adalah sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir data, dan akhirnya sebagai pelapor hasil penelitian.
C. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Pulerejo 02 yang beralamat di desa Pulerejo kecamatan Bakung kabupaten Blitar. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena letaknya yang berada di desa terpencil pegunungan daerah (dataran tinggi) dengan mayoritas siswa berasal dari golongan menengah ke bawah yang sangat membutuhkan perhatian khusus agar pembelajaran dapat berjalan. Dengan demikian penting kiranya penelitian ini dilakukan dalam rangka peningkatan hasil belajar siswa.
D. Sumber Data dan Jenis Data Menurut Suharsimi Arikunto, yang di maksud dengan sumber data adalah subyek dari mana data-data di peroleh. 55 Berdasarkan pengertian tersebut dapat dimengerti bahwa yang dimaksud dengan sumber data adalah dari mana peneliti akan mendapatkan dan menggali informasi berupa data-data yang diperlukan dalam penelitian. Sementara jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data lapangan yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan
55 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 17 dokumentasi yang dilakukan sendiri oleh peneliti di lokasi penelitian yang telah ditetapkan. Data dan sumber data tersebut dapat dijadikan acuan dalam perumusan hasil penelitian yang dilakukan.
E. Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Observasi Metode observasi adalah suatu cara penelitian yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan terhadap objek, baik secara langsung maupun tidak langsung, Sutrisno Hadi mengatakan observasi adalah metode pengumpulan data dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang diteliti. 56
Metode ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung situasi lingkungan dan tempat penelitian. Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapi dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen, metode ini akan mencatat berbagai petunjuk yang diperoleh di lapangan. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang gambaran umum proses pembelajaran Matematika menggunakan metode penugasan (resitasi) di SDN Pulerejo 02 yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya. 2. Metode wawancara (Interview) Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang
56 Sutrisno Hadi, Metodologi Research 2, (Yogyakarta: Andi Ofset, 1991), hal: 136 mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu 57
Secara garis besar ada tiga macam pedoman dalam melakukan penelitian yang menggonakan metode interview, yaitu : a) Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Di sini kreatifitas seorang pewawancara sangat diperlukan karena pewawancara menjadi seorang pengemudi jawaban responden. b) Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai chek list, disini pewawancara tinggal membubuhkan tanda (chek) pada nomor yang sesuai c) Pedoman wawancara semi struktur, dalam pedoman ini interviewer mula- mula menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstuktur, kemudian satu persatu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian keterangan yang diperoleh bisa meliputi semua variable dengan keterangan yang lengkap dan mendalam. 58
Dari penelitian ini penulis menggunakan metode wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Oleh karena itu, penulis harus mampu mengarahkan responden terhadap pembicaraan tentang data yang diharapkan. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang perkembangan hasil penelitian yang dilakukan. Seperti pencapaian atau kemajuan serta kendala dari penelitian yang dilakukan. 3. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,
57 Ibid, hal: 135 58 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal 202 buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda, dan sebagainya. 59 Metode ini lebih mudah dibanding dengan metode lain karena apabila ada kekeliruan dalam penelitian sumber datanya tidak berubah dan dalam metode dokumentasi yang diamati adalah benda mati. Keutamaan dari metode dokumentasi adalah: sebagai bukti untuk suatu pengkajian, metode ini sesuai dengan penelitian kualitatif karena sifatnya yang alamiah sesuai dengan konteks, metode ini mudah ditemukan dengan kajian isi. Dari keutamaan yang disebutkan di atas maka peneliti menggunakan metode ini sebagai metode untuk mengumpulkan data antara lain : 1. Kondisi media pembelajaran 2. Sarana dan prasarana 3. Struktur organisasi 4. Visi dan Misi Sekolah 5. Denah sekolah 6. Data tentang guru dan pegawai 7. Data siswa 4. Pengukuran Test Hasil Belajar Pengukuran test hasil belajar ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan melihat nilai yang diperoleh oleh siswa. Test tersebut juga sebagai salah satu rangkaian kegiatan dalam penerapan metode resitasi dan drill dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
59 Ibid, hal. 206 Test yang dimaksud meliputi test awal/ test pengetahuan pra syarat, test pengetahuan pra syarat tersebut akan dijadikan sebagai acuan tambahan untuk dijadikan penentuan awal poin perkembangan individu siswa. Selain tes awal juga dilakukan tes pada setiap akhir tindakan, hasil tes ini akan digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi, hasil belajar dan keaktifan siswa terhadap materi pelajaran Matematika melalui metode resitasi dan drill. 5. Angket Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti. 60
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis angket atau kuesioner berstruktur. Kuesioner ini disebut juga kuesioner tertutup, berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai sejumlah alternatif jawaban yang disediakan. Responden dalam menjawab terikat pada sejumlah kemungkinan yang sudah disediakan. Data yang dikumpulkan dengan angket adalah respon siswa terhadap pembelajaran dengan metode resitasi dan drill. Angket yang digunakan adalah angket tertutup, dimana dalam mengisi jawaban yang tersedia sesuai dengan pendapatnya masing-masing.
60 Ibid., hlm. 67 F. Langkah-Langkah Penelitian Langkah-langkah pada penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap. Pertama, orientasi; kedua, tahap pengumpulan data (lapangan) atau tahap eksplorasi, dan ketiga, tahap analisi data. Dari ketiga tahapan tersebut di atas akan diikuti dan dilakukan oleh peneliti, pertama, adalah orientasi yaitu mengunjungi dan bertatap muka dengan Kepala Sekolah. Pada tahap ini, yang dilakukan oleh peneliti adalah (1) memohon ijin kepada lembaga tempat penelitian, (2) merancang usulan penelitian, (3) menentukan informan penelitian, (4) menyiapkan kelengkapan penelitian, (5) mendiskusikan rencana penelitian. Kedua, adalah ekplorasi fokus yaitu setelah melakukan orientasi, kegiatan yang dilakukan peneliti (1) wawancara dengan subyek dan informan penelitian yang telah dipilih (2) mengkaji dokumen berupa fakta-fakta yang berkaitan dengan fokus pelitian, (3) observasi pada subyek penelitian. Ketiga, adalah tahap pengecekan dan pemeriksaan keabsahan data. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan peneliti adalah penyaringan data yang diberikan subyek maupun informan dan diadakan perbaikan dari segi bahasa maupun sistematikanya, agar dalam laporan hasil penelitian diperoleh derajat kepercayaan yang tinggi. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Secara sederhana, PTK dilaksanakan berupa proses pengkajian berdaur (cyclycal) yang terdiri dari 4 tahap seperti yang terlihat pada gambar berikut:
Gambar 3.1 Alur PTK Setelah dilakukan refleksi atau perenungan yang mencakup: analisis, sntesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan dari proses serta hasil tindakan biasanya ada beberapa permasalahan atau pemikiran baru yang perlu mendapat perhatian sehingga pada gilirannya perlu dilakukan perencanaan ulang, tindakan ulang, serta diikuti refleksi ulang. Tahap-tahap kegiatan ini berulang, sampai satu permasalahan dianggap teratasi. Keempat frase dari suatu siklus dalam sebuah PTK digambarkan dengan sebuah spiral PTK seperti yang digambarkan dibawah ini. 61
RENCANA REFLEKSI TINDAKAN/ OBSERVASI REFLEKSI TINDAKAN/ OBSERVASI REFLEKSI TINDAKAN/ OBSERVASI Gambar 3.2 Spiral Penelitian Tindakan Kelas
61 Wahidmurni, op.cit., hal. 21-22 Dengan mengetahui spiral tentang Penelitian Tindakan Kelas di atas, maka peneliti bisa menggunakannya untuk penelitian ini. Telah disebutkan di atas bahwa dalam Penelitian Tindakan Kelas itu sendiri ada empat tahapan yang harus dilakukan yaitu: 1. Perencanaan Tindakan Dalam penelitian tindakan kelas ini akan dipakai model siklus yang dilakukan secara berulang- ulang dan berkelanjutan, sehingga diharapkan semakin lama akan semakin menunjang peningkatan dan pencapaian hasil yang diinginkan. Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti membagi menjadi 2 siklus. Siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan dan siklus II terdiri dari 1 kali pertemuan. Adapun pelaksanaan tindakan/ kegiatan- kegiatan yang direncanakan di kelas selama 3 (dua) kali pertemuan sebagai berikut: a. Observasi. b. Identifikasi permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar. c. Menyusun langkah- langkah pembelajaran yang sistematis. e. Menyusun materi yang akan disampaikan. f. Membuat alat observasi untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa. g. Memformulasikan metode yang sesuai. h. Melaksanakan tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan selama 3 kali pertemuan pada satu kelas, yaitu kelas III SDN Pulerejo 02 Kecamatan Bakung Kabupaten Blitar yang dimulai pada hari Selasa 11 Agustus, Kamis 13 Agustus dan selasa 18 Agustus 2009.
2. Implementasi Tindakan Ketanggapan dan ketepatan siswa dalam menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru. a. Menyampaikan tujuan pembelajaran b. Menyampaikan materi secara garis besar. c. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode drill dan resitasi. 3. Observasi dan Interpretasi Dalam kegiatan pembelajaran, peneliti melakukan pengamatan dengan pengambilan data hasil belajar dan kinerja siswa. Hal tersebut antara lain: a. Kegiatan siswa selama kegiatan pembelajaran Matematika b. Kreatifitas dan tugas siswa secara individu maupun kelompok. 4. Analisis dan Refleksi Data yang diperoleh dari tindakan kelas yang telah dilaksanakan, akan dianalisis untuk memastikan bahwa dengan penerapan metode drill dan resitasi untuk meningkatkan motivas belajar siswa pada mata pelajaran Matematika. Dalam menganalisis data akan digunakan prosedur dan teknik-teknik yang sesuai dengan tujuan yang ada/yang akan dicapai. Yakni memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan pengetahuan-pengetahuan baru dalam pembelajaran Matematika, sehingga siswa merasa pengetahuan yang baru didapatnya lebih berharga, karena itu merupakan hasil temuan sendiri yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. G. Analisis Data Data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilaksanakan, akan dianalisis untuk memastikan bahwa dengan penerapan metode drill dan resitasi untuk meningkatkan motivas belajar siswa pada mata pelajaran Matematika. Dalam menganalisis data akan digunakan prosedur dan teknik-teknik yang sesuai dengan tujuan yang ada/ yang akan dicapai. Yakni memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan pengetahuan- pengetahuan baru dalam pembelajaran Matematika tentang menghafal dan mengerjakan operasi hitung yang melibatkan perkalian dan pembagian, sehingga siswa merasa pengetahuan yang baru didapatnya lebih berharga, karena itu merupakan hasil temuan sendiri yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Nasution menyatakan bahwa analisis adalah pekerjaan yang sangat sulit, memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda. Data yang diperoleh dari tindakan yang dilakukan dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif untuk memastikan bahwa dengan mengaplikasikan metode drill dan resitasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Data yang bersifat kualitatif, terdiri dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi dianalisis secara kualitatif. Menurut Bogdan dan Biklen, analisis data kualitatif yang dikutip oleh Moleong adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. 62
Sedangkan data yang dikumpulkan berupa angka atau data kuantitatif cukup dengan menggunakan analisis deskriptif dan sajian visual. Sajian tersebut untuk menggambarkan bahwa dengan tindakan yang dilakukan dapat menimbulkan adanya perbaikan, peningkatan, atau perubahan kearah yang lebih baik, jika dibandingkan dengan keadaan sebelumnya. Untuk mengetahui hasil tindakan yang telah dilakukan dapat menimbulkan perbaikan, peningkatan dan perubahan dari keadaan sebelumnya, maka peneliti menggunakan rumus: 63
P =
Post rate-base rate x 100% base rate Keterangan: P = Presentase peningkatan Post rate = Nilai rata-rata sesudah tindakan Base rate = Nilai rata-rata sebelum peningkatan
Dengan mengetahui rumus di atas, maka peneliti bisa menggunkannya dalam menghitung seberapa besar perubahan yang terjadi kepada siswa ketika metode ini digunakan.
62 Lexi J. Moleong, op. cit., hal. 248 63 Hamzah. B. Uno, Model Pembelajaran (menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif)(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal. 73 BAB IV HASIL PENELITIAN
Uraian berikut ini adalah salah satu upaya untuk mendeskripsikan keberadaan obyek penelitian dan mendeskripsikan hasil penelitian berupa paparan data yang telah dilaksanakan. Dari beberapa hal tersebut di atas, nantinya kita akan mengetahui apakah metode resitasi dan drill dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika siswa kelas III SDN Pulerejo 02 Bakung Blitar dapat berhasil? Supaya situasi pembelajaran dapat diikuti secara utuh, maka peneliti memaparkan semua proses yang terjadi selama berlangsungnya pembelajaran, mulai dari kegiatan awal hingga peneliti menutup pembelajaran dari masing-masing pertemuan. Penelitian mulai dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2009 sampai 18 Agustus 2009. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus selama empat kali pertemuan.
A. Latar Belakang Obyek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SDN Pulerejo 02 SDN Pulerejo 02 kecamatan Bakung kabupaten Blitar ini berawal dari kepedulian para tentara Nasional indonesia (pada waktu itu masih bernama ABRI) untuk memberikan peniikan yang layak kepada warga desa Pulerejo. Misi awal para tentara tersebut berada di desa Pulerejo adalah untuk menumpas pelarian PKI sekitar tahun 60an. Setelah daerah tersebut dinyatakan aman dari PKI, maka timbul pemikiran untuk memperkuat ideolegi masyarakat Pulrejo sekaligus mendidik mereka agar tidak mudah terpengaruh oleh ideologi-ideoligi yang menyesatkan. Kemudian didirikanlah SDN Pulerejo pada tahun 1968 oleh ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) yang waktu itu menjabat sebagai pamong desa ibantu oleh masyarakat yang terdiri dari tokoh - tokoh masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan. Pada waktu itu kegiatan belajar mengajar masih berlangsung di rumah-rumah warga dikarenkan Sekolah ini belum memiliki gedung sendiri. Pada tahun 1970an, warga masyarakat secara swadaya mendirikan bangunan semi permanen sebagai lokasi SDN pulerejo 02 yang terbuat dari papan kayu. Selanjutnya pada tahun 1984 bangunan SDN Pulerejo 02 dibangun dengan bangunan permanen. Bangunan SDN Pulerejo telah mengalami beberapa kali pemugaran, sumber yang peneliti wawancarai tidak ingat persis berapa kali ataupun tahun berapa saja SDN Pulerejo diPugar. Pemugaran yang terakhir dilakukan tahun 2009, tepatnya mulai bulan Juni dan sekarang masih dalam proses penyelesaian. 64
2. Visi dan Misi SDN Pulerejo 02 Bakung Blitar Visi Sekolah a. Menciptakan lingkungan kelas yang menyenangkan b. Melatih secara rutin mata pelajaran yang dilombakan c. Meningkatkan ketakwaan diniyah, ketakwaan, shalat jamah, lomba keagamaan
64 Wawancara dengan Bapak Sumari, (Guru SDN Pulerejo 02 yang juga penduduk asli desa tersebut) pada hari sabtu, 1 Agustus 2009 d. Menambah pendalaman mata pelajaran mata pelajaran matematika bahasa Inggris e. Melaksanakan ekstra kurikuler penjaskes dan pramuka Misi Sekolah a. Menumbuh kembangkan iklim potensi yang sehat dan memberi penghargaan terhadap prestasi b. Membangun suasana kondusif dengan pola MPBS c. Menambahkan nilai-nilai kemanusiaan hak asasi manusia dan demokrasi d. Mengembangkan sekolah sebagai pusat kebudayaan, pendidikan dan keagamaan e. Menanamkan konsep dasar IPTEK untuk pendidikan lebih lanjut. 3. Kurikulum SDN Pulerejo 02 SDN Pulerejo 02 kecamatan Bakung kabupaten Blitar menerapkan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingjkat Satuan Pendidikan), yang telah disesuaikan dengan situasi dan kondisi lembaga ini. Dalam penyajian data ini peneliti haya akan mencantumkan data tabel yang berterkaitan dengan alokasi jam pelajaran dan standar ketuntasan belajar minimal (SKM) saja, sedangkan untuk kurikulum SDN Pulerejo 02 secara lengkap akan peneliti sertakan di lampiran.
Tabel 4.1 Alokasi Jam Pelajaran SDN Pulerejo 02 Tahun Ajaran 2009/2010
Kelas Satu JP tatap muka / menit Jumlah JP perminggu Minggu efektif pertahun ajaran Waktu JP pertahun 1 35 31 37 1147 2 35 32 37 1184 3 35 33 37 1221 4 35 38 37 1406 5 35 38 37 1406 6 35 38 33 1254 Tabel 4.2 Standar Ketuntasan Minimal Setiap Mata Pelajaran SDN Pulerejo 02 Tahun Ajaran 2009/2010
Ketent uan Belajar No
Mata Pelajaran Standar ketuntasan belajar minimal (SKM) Angka Huruf 1 Pendidikan Agama Islam (PAI) 6,00 Enam Koma Nol Nol 2 Pendidikan Kewarganegaraan 6,00 Enam Koma Nol Nol 3 Bahasa Indonesia 5,40 Lima Koma Empat Puluh 4 Matematika 5,00 Lima Koma Nol Nol 5 Ilmu Pengetahuan Alam 6,00 Enam Koma Nol Nol 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 5,25 Lima Koma Dua Lima 7 Seni Budaya Dan Ketrampilan 6,50 Enam Koma Lima Puluh 8 Pendidikan Jasmani Dan ketrampilan 6,50 Enam Koma Lima Puluh B. Mulok a. Bahasa daerah 6,00 Enam Koma Nol Nol b. Bahasa inggris 5,56 Lima Koma Lima Enam c. TIK - - * Disesuaikan Dengan Kebijakan Pemerintah 4. Kenaikan Kelas dan Kelulusan a. Kenaikan Kelas Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir pelajaran Kriteria kenaikan kelas 1. Siswa dinyatakan naik kelas setelah menyeleseikan seluruh program pembelajaran pada dua semsester kelas yang didkuti. 2. Tidak mendapat nilai dibawah SKBM 3. Memiliki nilai minimal BAIK untuk aspek kepribadian pada semester yang diikuti. b. Kriteria Kelulusan 1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran. 2. Memiliki nilai minimal BAIK untuk seluruh kelompok mata pelajaran; agama, akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, estetika, jasmani olahraga an kesehatan. 3. Lulus ujian Sekolah/Ujian Nasional sesuai dengan peraturan Menteri Pendidikan Nasional Yang berlaku. 5. Sarana dan Prasarana a. Jumlah Gedung/ Ruang
Tabel 4.3
No Jenis Bangunan Gedung Jumlah Ruang Kelas Jumlah Baik Rusak Ringan Berat 1 Pemerintah 2 2 - 3 5 2 Swadaya - - - - - 3 Pinjaman - - - - - 4 Rumah KS - - - - - 5 Rumah Guru - - - - - 6 Rmh Penjaga - - - - - 7 Kantor 1 - 1 - 1 Jml Gedung 4 3 - 4 7
b. Sarana Pendidikan Tabel 4.4
No
Jenis Bangunan Jumlah Ruang Kelas Jumlah Baik Rusak Ringan Berat 1 Meja untuk 2 murid 25 - 30 55 2 Bangku untuk 3 murd - - - - 3 Kursi murid 62 - 45 105 4 Almari 4 3 - 7 5 Meja tulis 3 2 - 5 6 Meja tamu - - - - 7 Kursi tamu - - - - 8 Rak buku - - - - 9 Alat - alat pertanian - - - - 10 Alat pertukangan - - - - 11 Alat - alat cukur - - - - 12 Alat - alat bengkel - - - - 13 Alat- alat IPA 4 - - - 14 Mesin jahit - - - 4 15 Papan tulis 3 2 - - 16 Meja guru 6 - 2 4 17 Kursi guru 5 - 3 8 18 Dingklik - - - 8 19 Alat - alat olahraga 2 - 2 4 20 Alat - alat kesenian - - - - 21 Alat - alat IPS 1 - 3 4
6. Data Guru dan Karyawan Tahun 2009/2010 Tabel 4.5
No Nama/NIP Gol Jabatan Guru Jenis Guru Tugas Mengajar 1
Kelas I-VI 7. Data Jumlah Siswa Tabel 4.6 Rameng SDN Pulerejo 02 Tahun Ajaran : 2009 2010 Kelas WNI Asli WNI Keturunan L P Jml L P Jml Total I 8 3 11 - - - 11 II 6 2 8 - - - 8 III 4 3 7 - - - 7 IV 4 4 8 - - - 8 V 4 5 9 - - - 9 VI 3 9 12 - - - 12 Jml 29 26 55 - - - 55 8. Struktur Organisasi SDN Pulerejo 02 Gambar 4.1
B. Paparan Data 1. Siklus 1 a. Perencanaan Tindakan siklus I Sebelum penelitian dilakukan, peneliti membuat perencanaan atas dasar sebagai berikut: 1) Pengamatan peneliti dengan melihat nilai mata pelajaran matematika, menunjukkan bahwa nilai mata pelajaran matematika sangat rendah. Hal ini dapat dikaitkan dengan rendahnya hasil siswa dalam proses KETUA KOMITE SIMAN KEPALA SEKOLAH TUGIAT SUCIPTO UNIT PERPUS HARIGIYANTI SP TATA USAHA AGUS PRAMUDI UKS KUSUSIAH JABATAN GURU
SEKRETARIS MAILINA AGUSTIAN GURU KELAS III WILDAN IR GURU KELAS II AGUS PRAMUDI GURU KELASV SISWANTO GURU KELAS I KUSUSIAH GURU KELAS IV SUMARI GURU KELAS VI HARIGIYANTI SP GURU PELAJARAN SISWA PENJAGA SEKOLAH MASYARAKAT GURU PENJAS ALI AFANDI GURU B.INGRIS NARIYONO GURU AGAMA MAILINA AGUS pembelajaran sehingga berdampak pada nilai ulangan siswa yang relatif rendah. Karena pada bayangan mereka belajar tentang hitung- hitungan yang berkaitan dengan bahasa angka itu sangat rumit. Sebab selama ini metode pembelajaran yang digunakan guru masih konvensional yaitu dengan metode ceramah, tanya jawab, yang dirasa kurang mengena. 2) Dengan menerapkan metode resitasi dan drill yang di dalamnya dapat memaksa siswa untuk aktif mengikuti proses pembelajaran. Dengan harapan menumbuhkan hasil belajar dalam setiap individu peserta didik, khususnya dalam konsep perkalian dan pembagian dapat ditingkatkan. Dalam tahap perencanaan, peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk standar kompetensi peserta didik mampu melakukan operasi bilangan sampai tiga angka. Sedangkan kompetensi dasarnya adalah melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka. Kriteria (indikator yang menjadi penanda) untuk menentukan bahwa metode yang dikembangkan telah berhasil memecahkan masalah yang sedang diupayakan pemecahannya, dilakukan secara kualitas maupun kuantitas. Secara kualitas dapat dilihat dari aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran, seperti tingkat hasil , keceriaan, keantusiasan dan kreativitas dalam mengikuti program pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan peneliti selama pembelajaran Matematika berlangsung. Sedangkan secara kuantitatif dilakukan dengan cara tes. Keberhasilan adanya hasil individual bisa juga dilihat jika siswa memperoleh ketuntasan belajar minimal 5,00. Ini adalah skor minimal batas kelulusan sebagaimana ketentuan sistem evaluasi yang tercantum dalam pedoman pendidikan SDN Pulerejo 02 tahun ajaran 2009/2010. Pada rencana tindakan siklus pertama, peneliti menerapkan pembelajaran Matematika dengan menggunakan metode resitasi dan drill. Metode ini diupayakan agar siswa mempunyai hasil yang tinggi dan mampu berperan aktif dalam belajar di kelas serta terlibat aktif dalam kerja sama antar siswa sehingga prestasi belajar mereka meningkat. Hal ini dilakukan agar masing-masing siswa tidak melakukan tindakan semaunya sendiri, seperti bermain, membuka buku mata pelajaran selain matematika, dan mau berfikir sendiri serta tanggap dengan berbagai macam perintah guru yang sifatnya membangun. Sehingga pengetahuan tentang pelajaran matematika menjadi maksimal dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Siklus pertama dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan atau selama 140 menit, yang dilaksanakan pada tanggal 11- 13Agustus 2009. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pemahaman secara garis besar kepada peserta didik tentang bagaimana cara yang efektif dan efisien untuk menguasai perkalian dan pembagian dengan baik dan benar dalam pembelajaran matematika. RPP dikembangkan berdasarkan silabus yang dipakai guru matematika di SDN Pulerejo 02 selama ini. Sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran adalah buku panduan matematika sesuai dengan kurikulum KTSP. Adapun untuk mengungkap hasil peningkatan hasil dan prestasi belajar siswa digunakan instrumen penilaian berupa pedoman pengamatan terhadap aktivitas peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran, dan tes hasil belajar. b. Implementasi Tindakan siklus I a. Pertemuan ke-1 Pada awal pertemuan pertama, sebelum siklus penelitian tindakan kelas dilaksanakan, peserta didik diberi penjelasan tentang melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka. Belajar dengan mengatakan dan melakukan akan diperoleh daya serap yang tinggi atas perolehan hasil belajar, untuk itu yang memiliki kemampuan diatas rata-rata hendaknya dengan ringan tangan dapat membantu mereka yang memiliki kemampuan dibawahnya. Penjelasan semacam ini diperlukan untuk menumbuhkan semangat rela menolong yang lemah dan meminimalkan perasaan enggan untuk membantu temannya. Rangsangan selanjutnya adalah dengan mengemukakan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan, informasi tentang konsep- konsep yang akan dipelajari dan masalah-masalah yang akan dibahas, serta langkah-langkah pembelajaran yang akan dilalui sebagaimana disajikan dalam rencana pembelajaran. Setelah dipersiapkan rencana pembelajaran dan metode yang akan dipakai maka proses pembelajaran akan dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran dan menggunakan metode yang telah ditetapkan. Adapun penelitian ini dimulai pertama kali pada pertemuan ke-1, tepatnya pada hari Selasa tanggal 11 Agustus 2009 yang berlangsung selama 2x35 menit dengan kegiatan sebagai berikut: a) Tahap Awal 1. Mengucapkan salam dan membaca basmalah bersama-sama. 2. Menanyakan kabar, kemudian menanyakan siapa yang tidak masuk. 3. Mengkondisikan siswa. 4. Mengaitkan materi dengan materi terdahulu. 5. Pedagang sangat memerlukan materi ini. 6. Menginformasikan tujuan dari pelajaran ini. 7. Tanya jawab tentang penjumlahan secara berulang. b) Tahap Inti 1. Siswa dijelaskan konsep dasar perkalian 2. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya 3. Siswa diminta oleh guru untuk maju ke depan mengerjakan contoh soal 4. Guru membagi Siswa menjadi 2 kelompok, 5. Guru membagikan permen sebaga media belajar perkalian 6. Guru meminta siswa untuk memjumlahkan permen permenya dan mengubahnya dalam bahasa perkalian 7. Guru mengamati kinerja siswa dan melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai kesulitan yang dihadapi. 8. Siswa kembali ke tempa duduk masing-masing 9. Siswa membuat tabel perkalalian angka 1 sampai 10 seperti yang ada di buku paket Matematika 10. Siswa mengisi tabel perkalian yang telah dibuat 11. Siswa mengumpulkan hasil kerjanya c) Tahap Akhir 1. Siswa dan guru melakukan refleksi. 2. Guru memberikan tugas rumah untuk menghafal perkalian 1- 10 3. Guru menutup pelajaran Berdasarkan pengamatan, dari penggunaan metode resitasi dan drill tersebut berjalan dengan lancar hingga waktu pertemuan berakhir. Setelah dilakukan koreksi, skor tiap-tiap siswa adalah sebagaimana disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.7 Skor kelompok Mata Matematika
Kelompok Skor Tes Keterangan* I 100 Lulus II 100 Lulus * Diambilkan dari Kriteria Penilaian di SDN Pulerejo 02 tahun ajaran 2009-2010.
Berdasarkan hasil skor perolehan siswa, dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran ini terbukti efektif untuk meningkatkan hasil dan pemahaman siswa terhadap materi Matematika yang sedang dipelajari. Sementara dari hasil tes individu diperoleh skor, seperti yang tertera di tabel berikut ini. Tabel 4.8 Distribusi Skor Tes Individual pertemuan ke-1 Mata Pelajaran Matematika Kelas III SDN Pulerejo 02.
No. Nama Nilai Status 1. Musleh 48 Tidak Lulus 2. Ary Antonio Suganda 70 Lulus 3. Mega Silvia Juliani 89 Lulus 4. Pungki Trya W 60 Lulus 5. Renata Fathia 49 Tidak Lulus 6. Rosa Widiyawati 100 Lulus 7. Thomas Alfindo P 44 Tidak Lulus * Diambilkan dari Kriteria Penilaian di SDN Pulerejo 02 tahun ajaran 2009-2010.
Berdasarkan tabel diatas dapat dikatakan bahwa ada penyerapan yang cukup sigifikan pada materi yang diajarkan, mengingat ada beberapa siswa yang berkemampuan di bawah rata- rata. Bagusnya hasil bisa dilihat dari tingkat keberhasilan kelas pada pertemuan ke-1 ini adalah 57,14% yakni dari 7 peserta tes, yang dinyatakan lulus sebanyak 4 orang. Sedangkan yang gagal sebanyak 3 orang siswa atau sebesar 42,86%, karena skor tesnya kurang dari 5,00. Berdasarkan hasil skor perolehan siswa, dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran ini terbukti efektif untuk meningkatkan hasil dan pemahaman siswa terhadap materi Matematika yang sedang dipelajari, terbukti dari nilai siswa yang berada di bawah batas kriteria ketuntasan minimum hanya beberapa anak saja. Dilihat dari beberapa jawaban tes siswa yang diberikan, kebanyakan siswa salah pada soal perkalian di atas angka lima. Tetapi pada soal perkalian. Dalam tahap ini, peneliti memberikan reward kepada siswa yang memperoleh nilai 100 sebagai bentuk pemberian hasil belajar kepada peserta didik. Hanya satu siswa yang memperoleh nilai 100. Sedangkan reward yang diberikan peneliti berupa souvenir kecil. sebagai kegiatan penutup guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan dari pertemuan ke-1, selanjutnya guru menyampaikan informasi sebagai berikut: Anak-anak pertemuan selanjutnya,kalian harus menghafal perkalian angka 1-10, oleh karena itu kalian harus mempersiapkanya dirumah supaya memperoleh nilai yang bagus. Kalau kalian tidak hafal, bapak akan meminta kalian berdiri di depan kelas sambil menghafal 65
b. Pertemuan ke-2 Siklius I pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari kamis tanggal 13 Agustus 2009. Kegiatan ini dilaksanakan selama 2x35 menit, yakni selama 2 jam pelajaran. peneliti mengemukakan pengalaman pembelajaran yang dirasakan pada minggu sebelumnya, peneliti
65 Pesan guru atau peneliti pada siswa saat akan meninggalkan ruangan, pada tanggal 11 Agustus 2009.
merasa senang bahwa ada nuansa pembelajaran yang menyenangkan. Kegiatan pada pertemuan ini adalah sebagai berikut : a) Tahap Awal 1) Mengucapkan salam dan membaca basmalah bersama-sama. 2) Menanyakan kabar, kemudian menanyakan siapa yang tidak masuk. 3) peneliti mehasil siswa agar selalu percaya diri atas kemampuan yang dimilikinya dan jangan takut untuk bertanya maupun berpendapat. b) Tahap Inti 1. Siswa secara bersama-sama menghafalkan perkalian sampai 10x10 2. Siswa bergiliran menghafalkan ke depan kelas sampai semua siswa selesai menghafal. 3. Tanya jawab dengan guru untuk menguatkan pemahaman siswa. 4. Guru membagikan permen 12 permen pada tiap-tiap siswa 5. Guru menerangkan konsep pembagain sebagai pengurangan berulang 6. Guru mencontohkan konsep pembagian dengan menggunakan permen 7. Guru menyuruh Siswa membagi permen yang dimilikinya menjadi beberapa kelompok yang sama banyak hingga siswa tidak ada permen yang berada di tangan siswa 8. Siswa menjawab soal latihan isian yang diberikan guru 9. Siswa mengumpulkan hasil kerjanya c) Tahap Akhir 1. Siswa dan guru melakukan refleksi. 2. Guru memberikan tugas rumah Pada pertemuan ke-2 ini, peniliti langsung mencatat nilai hafalan siswa dan diperoleh data sebagai berikut : Tabel 4.9 Distribusi Skor Tes Individual pertemuan ke-2 Mata Pelajaran Matematika Kelas III SDN Pulerejo 02 No. Nama Nilai Status 1. Musleh 46 Tidak Lulus 2. Ary Antonio Suganda 100 Lulus 3. Mega Silvia Juliani 100 Lulus 4. Pungki Trya W 68 Lulus 5. Renata Fathia 70 Lulus 6. Rosa Widiyawati 100 Lulus 7. Thomas Alfindo P 48 Tidak Lulus * Diambilkan dari Kriteria Penilaian di SDN Pulerejo 02 tahun ajaran 2009-2010. Pada tahap ini, 2 Siswa atau 28,57% masih belum berhasil menyelesaikan hafalan mereka dan dinyatakan tidak lulus, sementara 5 Siswa yang lain atau 71,43% dapat menyelesaikan hafalan mereka, bahkan 3 orang siswa berhasil dengan nilai sempurna. Ini membuktikan penerapan resitasi dan Drill terbukti efektif untuk meningkatkan hasil dan pemahaman siswa terhadap materi Matematika yang sedang dipelajari karena ada penekanan kepada siswa untuk berusaha lebih keras lagi dengan tugas- tugas yang diberikan. Ada sisa waktu yaitu selama 15 menit, peneliti gunakan untuk mengadakan evaluasi. Dari hasil evaluasi pada siklus II di peroleh data sebagai berikut: Tabel 4.10 Distribusi Skor Tes Individual pertemuan ke-2 Mata Pelajaran Matematika Kelas III SDN Pulerejo 02
No. Nama Nilai Status 1. Musleh 50 Lulus 2. Ary Antonio Suganda 80 Lulus 3. Mega Silvia Juliani 90 Lulus 4. Pungki Trya W 55 Lulus 5. Renata Fathia 80 Lulus 6. Rosa Widiyawati 100 Lulus 7. Thomas Alfindo P 55 Lulus
Berdasarkan tabel diatas, dapat diperoleh data 6 dari 7 siswa atau 85,71% siswa lulus degan nilai di atas KKM sementara hanya 1 dari 7 siswa atau 14,29% saja yang lulus dengan nilai sama dengan KKM. Ini berarti bahwa materi yang telah disampaikan oleh Guru sekaligus peneliti melalui penerapan Metode Resitasi dan Drill dapat diserap secara maksimal oleh Siswa . Pada akhir siklus I ini, peneliti memperoleh dengan pasti ketercapaian kompetensi dasar secara individual melalui tes individu pada pertemuan kedua, sebagaimana direncanakan pada tahap perencanaan. c. Observasi dan Interpretasi siklus I 1. Pertemuan ke-1 Pada siklus ini, peneliti yang juga bertindak sebagai guru kelas sekaligus sebagai observer yang mencatat perilaku dan sikap siswa selama proses KBM yang menggunakan metode resitasi dan drill. Awal pembelajaran siswa sulit untuk dikondisikan. Apalagi ketika siswa disuruh berkelompok, hal itu disebabkan karena sebelum- sebelumnya mereka jarang sekali dibuat belajar kelompok di kelas. Namun secara keseluruhan siswa terkihat antusias serta dapat mengikuti dan melaksanakan semua instruksi yang deberikan oelh Guru, hal ini tidak terlepas dari penerapan metode yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi serta materi yang diajarkan. Tingkat keberhasilan siswa pada pertemuan ke-1 ini adalah 57,14% dari jumlah keseluruhan 7 Siswa. 2. Pertemuan ke-2 Pada siklus ini, banyak siswa yang masih kesulitan kesulitan u untuk menghafal perkalian. Tetapi, hal tersebut dapat diatasi setelah beberapa metode yang mulai dijalankan, yakni metode belajar yang menuntut siswa untuk menemukan, bertanya dan menjawab tentang hal- hal yang berhubungan dengan pembahasan. Akhirnya siswa cukup antusias dalam mengikuti pelajaran, meskipun masih terdapat beberapa siswa yang masih ramai, akan tetapi sebagian besar siswa sudah dapat dikondisikan dan mau memperhatikan serta mengikuti apa yang diperintahkan oleh Guru. Terlihat ada peningkata hasil Siswa yang tecermin dari prosentase keberhasilan. Jika pada pertemuan pertama siswa yang lulus tugas individu adalah 57,14%,, pada pertemuan ke-2 siswa yang lulus tugas menghafal adalah 71,43% dan semua siswa lulus pada tugas individu yang ke dua walaupun ada seorang siswa yang nilainya sama dengan nilai KKM. d. Analisis dan Refleksi siklus I Peneliti menggunakan metode resitasi dan drill semula adalah untuk memperbaiki konsep perkalian dalam melakukan perkalian dan pembagian dalam pembelajaran matematika di kelas III SDN Pulerejo 02 Bakung kabupaten Blitar, yang mana hal tersebut tidak terlepas dari cara belajar siswa yang sebelumnya terlihat lebih pasif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam kelas. Oleh karena itu, untuk menyingkapi kenyataan di atas, maka diambil tindakan- tindakan sebagai berikut : 1) Mengarahkan dan membimbing siswa untuk bisa mencari, menemukan, bertanya serta menjawab tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan pembelajaran matematika. 2) Mehasil siswa agar dapat belajar lebih aktif, dengan melibatkan mereka dalam hal bertanya maupun menanggapi dan menjawab mengenai pembelajaran yang sedang dibahas. 3) Siswa nampak bergembira selama mengikuti pembelajaran. Kegembiraan ini berdampak kepada konsentrasi serta semangat belajar siswa. 4) Pembelajaran dengan menerapkan metode resitasi dan drill dapat memberikan pengalaman berharga para peserta didik untuk dapat memahami perkalian dan pembagian dengan melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka dengan cepat dan tepat. Walaupun materi yang diajarkan masih merupakan konsep dasar dari perkalian dan pembagian namun pemahaman yang benar merupakan modal awal bagi Siswa untuk memahami dan menyukai Matematika sehingga mereka tidak gampang menyerah dalam menghadapi soal-soal yang sulit. 5) Dengan metode resitasi dan drill, menunjukkan dapat mengasah keterampilan kognitif, psikomotorik (ketrampilan dan kecakapan melakukan perintah guru) dan afektif (kemauan menghargai orang lain). Walaupun secara umum program pembelajaran berhasil dan berjalan dengan baik, bukan berarti tidak ada tindak lanjut dalam penelitian ini, dilihat dari hasil evaluasi yang disesuaikan dengan standar minimum kelulusan. Tabel 4.11 Distribusi Skor Rata-rata Tes Individual Siklus I Mata Pelajaran Matematika Kelas III SDN Pulerejo 02 No. Nama Nilai Tugas Rata- rata Status I II III 1. Musleh 48 46 50 48 Tidak Lulus 2. Ary Antonio S 70 100 80 83 Lulus 3. Mega Silvia J 89 100 90 93 Lulus 4. Pungki Trya W 60 48 55 54 Lulus 5. Renata Fathia 49 70 80 66 Lulus 6. Rosa Widiyawati 100 100 100 100 Lulus 7. Thomas Alfindo 44 48 55 49 Tidak Lulus * Diambilkan dari Kriteria Penilaian di SDN Pulerejo 02 tahun ajaran 2009-2010.
Dari tabel di atas masih ada 2 dari 7 siswa mendapatkan nilai yang minim.jadi,siswa yang lulus adalah 71,43% dan yang belum lulus 28,57 %. Kebanyakan jawaban yang salah adalah soal tentang perkalian dan kecakapan menghafal. Untuk itu peneliti akan mengadakan siklus II sebagai tindak lanjut dalam memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I. 2. Siklus 2 a. Perencanaan Tindakan Siklus kedua dilaksanakan sebanyak 1 kali pertemuan atau selama 70 menit, yang dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 2009. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk menindaklanjuti kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada siklus I. Yaitu untuk memberikan pemahaman secara garis besar kepada peserta didik tentang bagaimana cara mengerjakan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka. Peneliti membuat perencanaan atas dasar pengamatan peneliti dengan melihat nilai post tes siklus I yang dilaksanakan pada tanggal 11 dan 13 Agustus 2009 mata pelajaran matematika, yaitu beberapa siswa yang memperoleh nilai minim. Sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran adalah buku panduan Aneka ilmu Gemar belajar matematika yang sesuai dengan kurikulum KTSP. Sedangkan alat atau bahan yang dibutuhkan dalam program pembelajaran adalah kapur dan papan tulis untuk menjelaskan materi pembelajaran. Adapun untuk mengungkap hasil peningkatan hasil dan prestasi belajar siswa digunakan instrumen penilaian berupa pedoman pengamatan terhadap aktivitas peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran, pedoman wawancara, penyebaran angket dan tes hasil belajar. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pembelajaran, peneliti memilih menggunakan metode resitasi dan drill yang nantinya akan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran matematika. Secara rinci rencana pembelajaran pada siklus II yang terdiri dari satu pertemuan, adalah sebagai berikut: 1) Guru mengadakan apersepsi dengan bertanya kepada setiap peserta didik tentang pembelajaran sebelumnya. 2) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti. 3) Melaksanakan metode resitasi dan drill seperti yang dilakukan pada siklus I 4) Pada akhir sesi, guru melakukan evaluasi individu dan memberikan kesimpulan atas pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kriteria (indikator yang menjadi penanda) untuk menentukan bahwa metode yang dikembangkan telah berhasil memecahkan masalah yang sedang diupayakan pemecahannya dilakukan secara kualitas maupun kuantitas. Secara kualitas dapat dilihat dari aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran seperti tingkat hasil , keceriaan, keantusiasan dan keterampilan peserta didik dalam mengikuti program pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan peneliti selama pembelajaran matematika berlangsung. Sedangkan secara kuantitatif dilakukan dengan cara tes. Keberhasilan individual ditetapkan jika siswa mengalami ketuntasan belajar minimal 5,00. ini adalah skor minimal batas kelulusan sebagaimana ketentuan sistem evaluasi yang tercantum dalam pedoman pendidikan SDN Pulerejo 02 Bakung kabupaten Blitar tahun akademik 2009/2010.
b. Penerapan Tindakan Siklus II Pada awal pertemuan, peneliti mengemukakan pengalaman pembelajaran yang dirasakan dalam pertemuan sebelumnya, peneliti merasa senang bahwa dengan penerapan metode yang menyenangkan, terlihat ada peningkatan hasil dan prestasi belajar siswa. Pada saat itu juga peneliti mehasil siswa agar tidak putus asa dan selalu percaya diri dengan kemampuan yang dimilikinya. Penelitian pada siklus ini dilaksanakan pada pertemuan ke-2 tepatnya pada hari Selasa, 18 Agustus 2009 yang berlangsung selama 2x35 menit dengan kegiatan sebagai berikut : a) Tahap Awal 1. Mengucapkan salam dan membaca basmalah bersama-sama. 2. Menanyakan kabar, kemudian menanyakan siapa yang tidak masuk. 3. Mengondisikan siswa. 4. Mengevaluasi pemahaman dengan Tanya jawab 5. Menghafalkan perkalian 1x1 sampai 10x10 secara bersama-sama. b) Tahap Inti 1. Meminta siswa menghafalkan perkalian angka sampai 10x10 secara bergantian ke depan. 2. Guru membimbing siswa dan menilai siswa 3. Guru membagikan soal soal latihan yang telah dipersiapkan 4. Siswa mengerjakan soal test yang diberikan Guru 5. Siswa siswa mengumpulkan hasil kerjanya 6. Guru menjelaskan maksud dari maksud pembelajaran yang telah dilakukan selama 3 pertemuan ini 7. Guru membagikan angket untuk diisi siswa 8. Siswa mengumpulkan angket yang sudah diisi c) Tahap Akhir 1. Guru mendorong siswa mengungkapkan kesan-kesan pembelajaran yang baru dilaksanakan, dan mengajukan saran sebagai upaya perbaikan proses pembelajaran berikutnya. 2. Guru menutup pelajaran. 3. Guru memberikan tugas rumah kepada Siswa Soal evalusai yang diberikan pada tahap ini, sedikit lebih sulit daripada soal yang diberikan pada siklus I. Dari hasil evaluasi pada siklus II diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.12 Distribusi Skor Tes Individual Siklus II Mata Pelajaran Matematika Kelas III SDN Pulerejo 02 No. Nama Nilai Status 1. Musleh 80 Lulus 2. Ary Antonio Suganda 100 Lulus 3. Mega Silvia Juliani 100 Lulus 4. Pungki Trya W 81 Lulus 5. Renata Fathia 90 Lulus 6. Rosa Widiyawati 100 Lulus 7. Thomas Alfindo P 47 Tidak Lulus * Diambilkan dari Kriteria Penilaian di SDN Pulerejo 02 tahun ajaran 2009-2010.
Berdasarkan tabel diatas, dapat dikatakan bahwa tingkat keberhasilan dengan meningkatnya hasil mereka untuk belajar Matematika dapat dilihat pada siklus II ini adalah 85,71% yakni dari 7 peserta tes, yang dinyatakan lulus sebanyak 6 siswa. Sedangkan yang gagal sebanyak 1 orang siswa atau sebesar 14,29%, karena skor tesnya kurang dari 5,00. Sebelum pertemuan diakhiri, peneliti meminta kepada seluruh siswa untuk menuliskan tanggapan mereka terhadap pembelajaran yang berlangsung selama satu minggu. Tanggapan dituangkan dalam bentuk angket yang telah disediakan oleh peneliti, dan peneliti menekankan bahwa tanggapan harus diungkap sejujurnya untuk perbaikan program pembelajaran berikutnya. Tanggapan dikumpulkan langsung kepada peneliti. Hasil analisis terhadap respon siswa kelas III SDN Pulerejo 02 tahun akademik 2009-2010 terhadap penerapan pembelajaran dengan metode resitasi dan drill dalam pembelajaran matematika sangat baik. Hal tersebut tercermin dari tanggapan mereka terhadap metode pembelajaran pada awal siklus pertama, melalui beberapa pernyataan sebagai berikut: 1. Proses pembelajaran matematika yang saya alami dengan menerapkan metode resitasi dan drill sangat menyenangkan. 2. Saya merasa sangat terhasil dengan metode resitasi dan drill yang diberikan guru saat proses pembelajaran berlangsung. 3. Saya tidak pernah mengantuk lagi ketika pembelajaran matematika dengan penerapan metode resitasi dan drill berlangsung. 4. Menurut saya media pembelajaran matematika yang digunakan guru sangat bervariasi. 5. Saya suka belajar matematika karena: a) Gurunya b) Materinya c) Cara mengajar gurunya d) Suasana kelasnya Berdasarkan jawaban siswa-siswi SDN Pulerejo 02 Bakung, dapat disusun sesuai dengan urutan nomor soal diatas, yang disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.13 Daftar Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Pembelajaran Dengan Metode Resitasi dan Drill No. Soal Jawaban Frekuensi Persen 1. Sangat Setuju 3 42,85% Setuju 3 42,85% Ragu-ragu 1 14,28% Tidak Setuju - - Sangat Tidak Setuju - - Jumlah 7 100% 2. Sangat Setuju 4 57,14% Setuju 2 28,57% Ragu-ragu 1 14,28% Tidak Setuju - - Sangat Tidak Setuju - - Jumlah 7 100% 3. Sangat Setuju 5 71,42% Setuju 2 28,57% Ragu-ragu - - Tidak Setuju - - Sangat Tidak Setuju - - Jumlah 7 100% 4. Sangat Setuju 5 71,42% Setuju 2 28,57% Ragu-ragu - - Tidak Setuju - - Sangat Tidak Setuju - - Jumlah 7 100% 5 a) Sangat Setuju 4 57,14% Setuju 2 28,57% Ragu-ragu 1 14,28% Tidak Setuju - - Sangat Tidak Setuju - - Jumlah 7 100% b) Sangat Setuju 1 14,28% Setuju 1 14,28% Ragu-ragu - - Tidak Setuju 2 28,57% Sangat Tidak Setuju 3 42,85% Jumlah 7 100% c) Sangat Setuju 4 57,14% Setuju 2 28,57% Ragu-ragu 1 14,28% Tidak Setuju - - Sangat Tidak Setuju - - Jumlah 7 100% d) Sangat Setuju 4 57,14% Setuju 1 14,28% Ragu-ragu 2 28,57% Tidak Setuju - - Sangat Tidak Setuju - - Jumlah 7 100%
Untuk lebih mendapatkan gambaran kualitatif secara mendalam terhadap penerapan metode resitasi dan drill, peneliti melakukan wawancara kepada siswa yang ditetapkan sebagai informan. Hasil wawancara adalah sebagai berikut, terhadap pertanyaan Bagaimanakah tanggapan Kamu terhadap penerapan metode pembelajaran tadi?. Seorang siswa yang termasuk memiliki kemampuan diatas rata-rata (Rosa) mengatakan, Saya berpendapat, bahwa pembelajaran yang diberikan Pak Wildan sangat menyenangkan,ada permen KISSnya,hehetrus belajarnya sambil bermain jadi nggak bosen.tapi haalanya buat pusing, tapi gak apa-apa itu kan juga mara i pinter,hehehhe..jadi saya mau di ulang seperti itu lagi Pak! 66
Satu orang siswa yang termasuk siswa yang memiliki kemampuan sedang (Ari) mengatakan, Saya suka dengan cara mengajar Pak Wildan karena bikin saya gak malu. sebelumnya gak pernah disuruh hafalan jadi aku masih agak belum hafal perkalian tapi karena Suasana kelas sangat ramai dan menyenangkan jadi saya tidak gampang takut kalo maju. 67
Sedangkan siswa yang termasuk siswa yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata (Thomas) mengatakan, Enak banget Pak belajar Matematikanya, banyak permenya,apalagi saya dikasih permen sama Pak Wildan, aku jadi tambah seneng ,hehehe...pokok seneng banget aku Pak,jadi tau perkalian itu ditambah dan pembagian itu dikurangi, tapi hafalane bikin mumet,hehe... 68
66 Hasil Wawancara dengan Rosa, salah satu peserta didik kelas III SDN Pulerejo 02 yang memiliki kemampuan diatas rata-rata, pada tanggal 20 Agustus 2009 67 Hasil Wawancara dengan Ari, salah satu peserta didik kelas III SDN Pulerejo 02 yang memiliki kemampuan sedang, pada tanggal 20 Agustus 2009. 68 Hasil Wawancara dengan Thomas, salah satu peserta didik kelas III SDN Pulerejo 02 yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata, pada tanggal 21 Agustus 2009. Dengan demikian tanggapan para informan adalah positif terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan metode drill dan sort card, karena ketiga siswa menyatakan senang terhadap metode pembelajaran yang mereka alami. Tanggapan siswa terhadap pertanyaan Apakah Kamu memperoleh manfaat dari metode pembelajaran seperti itu? Terhadap pertanyaan ini siswa yang bernama Rosa mengungkapkan: Iya pak!perkalian itu banyak manfaatnya. Kalo pake permen kan kita bisa tahu apa gunanya perkalian atau pembagian itu,tapi kg sulit hafal perkalian sampek satos to Pak,hehe... 69
Sementara siswa yang bernama Ari, menyatakan: Perkalian itu saya senang,karena saya suka menghitung,kalo pake permen kan tambah enak bisa main sambil sinau.tapi perkalianya saya belum hafal Pak... 70
Sedangkan siswa yang bernama Thomas, menyatakan, Saya gak ndredeg lagi kalo di ulang Matematika,hehehe..saya suka kalau belajar ada main-mainya jadi gak bosen.hehehe 71
Dengan demikian, metode pembelajaran yang diterapkan sangat memberikan manfaat kepada para peserta didik, mereka merasakan suasana yang akrab dengan teman-temannya, lebih rileks, mendapat pengalaman baru tentang bagaimana cara menghitung dan mengerjakan dengan baik dan benar sesuai dengan pengelompokan dan pertukaran yang dianjurkan.
69 Hasil Wawancara dengan Rosa, salah satu peserta didik kelas III SDN Pulerejo 02 yang memiliki kemampuan diatas rata-rata, pada tanggal 20 Agustus 2009 70 Hasil Wawancara dengan Ari, salah satu peserta didik kelas III SDN Pulerejo 02 yang memiliki kemampuan sedang, pada tanggal 20 Agustus 2009 71 Hasil Wawancara dengan Thomas, salah satu peserta didik kelas III SDN Pulerejo 02 yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata, pada tanggal 20 Agustus 2009. c. Observasi Siklus II Ketika guru mengulas kembali pembelajaran sebelumnya, keadaan siswa pada saat itu tenang karena memperhatikan setiap detail keterangan yang disampaikan oleh peneliti. Semua pandangan peserta didik menuju kedepan, karena mereka merasa kesulitan dengan materi yang dibahas pada waktu itu, bahkan banyak siswa yang terangsang untuk bertanya atas hal-hal yang belum dimengerti. Peserta didik juga sangat antusias mengerjakan tugas yang diberikan guru/peneliti, ini dibuktikan tidak ada satupun dari siswa yang merasa keberatan dan protes. Hasil dari pengamatan keseluruhan pada tahap ini, bahwa peserta didik sudah mencapai indikator yang harus dicapai, hal ini dapat ditunjukkan bahwa hasil peserta didik dalam proses pembelajaran Matematika meningkat, peserta didik lebih bersemangat terhadap tugas yang diberikan, tergerak untuk selalu belajar dan melakukan pekerjaan sesuai dengan minatnya, terangsang untuk mewujudkan keinginannya, mempunyai keinginan yang kuat terhadap sesuatu, mengikuti KBM dengan senang dan tidak merasa jenuh dengan pelajaran, selalu merasa penasaran dan bertanya untuk mencari tahu. Siklus II ini sebagai tindaklanjut atas kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada siklus I. Pada tahap ini, peneliti juga memberikan evaluasi sebagai tolak ukur peningkatan keberhasilan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran. Hasil pegamatan yang peneliti peroleh pada tahap ini adalah, pada waktu pelaksanaan metode resitasi dan drill, siswa begitu ceria dan antusias, sehingga tercipta suasana yang menyenangkan, sedangkan pada waktu siswa melaksanakan evaluasi suasana kelas sepi, tidak ada yang berjalan-jalan untuk mencari jawaban. Siswa lebih percaya diri untuk menjawabnya sendiri. Bahkan tidak ada satupun siswa yang bertanya kepada guru terkait dengan soal-soal yang diberikan oleh peneliti, Keadaan ini berlangsung sampai waktu yang ditentukan habis. Ini menunjukkan bahwa seluruh peserta didik faham dengan apa yang dimaksudkan dalam soal tersebut. Hasil dari pelaksanaan evaluasi siklus II ini, menunjukkan adanya peningkatan hasil sehingga berdampak pada prestasi siswa jika dibandingkan antara hasil post tes siklus I dan post tes siklus II yang dilaksanakan sebelumnya. Peningkatan hasil siswa untuk terus menggali potensinya sendri terus meningkat. Hal ini bisa dilihat dari tingkat keberhasilan post tes siklus I sebesar 71,43% dan kemudian pada siklus II meningkat lagi menjadi 85,71%. Ini menunjukkan 90% siswa berhasil mempelajari tentang perkalian dan pembagian pada mata pelajaran matematika dengan menggunakan metode resitasi dan drill. d. Refleksi Siklus II Dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung dengan penerapan metode resitasi dan drill, maka tujuan pembelajaran yaitu untuk dapat mengatasi kesulitan belajar siswa dan siswa untuk lebih aktif, kreatif dalam proses belajar-mengajar. Pada kegiatan siklus kedua, menunjukkan bahwa tidak ada permasalahan dalam perumusan perencanaan tindakan (RPP). Jadwal jam pertemuan telah sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan pembelajaran. Kelebihan yang ditemukan selama pelaksanaan tindakan pembelajaran di siklus II adalah sebagai berikut: 1. Siswa sangat antusias dengan kegiatan pembelajaran (siswa terlihat tidak mau beranjak dari tempat duduk walaupun peneliti telah memerintahkan untuk meninggalkan kelas. 2. Siswa lebih aktif selama proses belajar. 3. Siswa menjadi lebih kreatif, hal ini dapat dilihat dari cara mereka menyelesaikan soal latihan. 4. Siswa menjadi lebih komunikatif 5. Siswa berlomba untuk mendapatkan nilai terbaik (setiap ada keberhasilan peneliti selalu memberi reward). 6. Konsentrasi siswa dalam belajar cukup tinggi. Hal ini dapat terjadi karena peneliti selalu membawa siswa masuk dalam orientasi masalah sebelum pembelajaran inti dimulai. 7. Hasil belajar siswa telah meningkat dari siklus I ke siklus II yaitu (dari rata-rata 71,43% menjadi 85,71%). 8. Semua rencana perbaikan tindakan berdasarkan hasil refleksi siklus I telah dilaksanakan di siklus II ini dengan baik. 9. Metode pembelajaran yang diterapkan, dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga prestasi siswa juga meningkat. Jadi kesimpulan dari paparan data di atas bahwa dalam pelaksanaan mata pelajaran Matematika pada siswa kelas III SDN Pulerejo 02 Bakung kabupaten Blitar, telah berhasil dilaksanakan dengan hasil yang memuaskan karena penyampaian tersebut juga banyak dipengaruhi dari cara guru menyampaikan materi yaitu dari metode yang dipakai untuk menyampaikan materi tersebut. Sehingga ketika peneliti menyampaikan materi dengan metode selain ceramah saja, siswa kelihatan sangat senang, bersemangat dan sangat menikmati materi yang disampaikan oleh peneliti. Pada dasarnya materi matematika itu mudah disampaikan kepada anak didik apabila guru mau dan mampu melakukan metode yang bervariasi yang sesuai dengan materinya. Dengan menerapkan metode resitasi dan drill pada pembelajaran matematika kelas III SDN Pulerejo 02 Bakung kabupaten Blitar dalam meningkatkan hasil belajar siswa, berjalan dengan sukses sesuai dengan keinginan peneliti walaupun tidak 100% tetapi itu sudah membuat peneliti senang. Hasil siswa untuk belajar matematika sangat tinggi dan itu terlihat dari hasil angket dan prestasi hasil belajar siswa yang menyatakan bahwa mereka senang walaupun materi tersebut dirasa sangat sulit bagi siswa yang prestasinya di bawah rata-rata. Tapi setelah dilakukannya metode resitasi dan drill ini, walaupun nilainya tidak terlau memuaskan bagi siswa yang prestasinya di bawah rata-rata, mereka mengaku sangat senang dan sangat terhasil sekali dengan adanya pemakaian metode resitasi dan drill dalam mata pelajaran matematika. Dan adanya hasil tersebut juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti yang ada pada angket hasil yang sudah diisi oleh siswa. Apalagi ketika ada siswa yang berhasil mendapatkan nilai 100, peneliti selalu memberikan reward yang mana reward itu semakin meningkatkan hasil siswa untuk terus belajar. BAB V PEMBAHASAN
A. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan metode resitasi dan drill dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Matematika kelas III SDN Pulerejo 02 kecamatan Bakung kabupaten Blitar Proses perencanaan kegiatan pembelajaran dalam menerapkan metode resitasi dan drill untuk meningkatkan hasil belajar siswa, dilakukan sebanyak 2 siklus selama 3 kali pertemuan, dilalui dalam 4 tahap, yaitu: tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi atau pengamatan dan tahap refleksi. Pada siklus pertama, peneliti membuat perencanaan secara sistematis yang disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilakukan dan alokasi waktu yang dibutuhkan sebagai persiapan dalam melaksanakan proses bembelajaran secara efektif dan efisien. Pada tahap ini, tidak ada permasalahan dalam perumusan perencanaan tindakan (RPP). Jadwal jam pertemuan sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan pembelajaran. Pada siklus kedua, peneliti membuat rancangan desain pembelajaran untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus pertama.
B. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode resitasi dan drill dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Matematika kelas III SDN Pulerejo 02 kecamatan Bakung kabupaten Blitar Pada tahap pelaksanaan siklus I , siswa terlihat antusias dan bersemangat untuk berpartisipasi dalam mengikuti proses pembelajaran yang direncanakan. Di samping itu, peneliti juga memberikan reward atau penghargaan kepada siswa yang berprestasi sebagai bentuk cara menumbuhkan hasil kepada siswa. Sesuai dengan teori yang dikutip oleh Oemar Hamalik dalam psikologi belajar mengajar, bahwa untuk menumbuhkan hasil dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, salah satunya dengan cara memberikan penghargaan atau ganjaran atas prestasi yang diraih peserta didik. Tujuan pemberian penghargaan dalam belajar adalah bahwa setelah seseorang menerima penghargaan karena telah melakukan kegiatan belajar dengan baik, ia akan terus melakukan kegiatan belajarnya sendiri di luar kelas. Kelebihan dalam siklus pertama ini adalah siswa lebih antusias dan bersemangat untuk berpartisi dalam mengikuti proses pembelajaran, tercipta kerja sama antar siswa pada setiap kelompoknya, suasana kelas lebih hidup, dan peserta didik tidak merasa jenuh selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan kelemahan pada siklus pertama ini, dalam penerapan drill ada beberapa siswa yang masih sangat kesulitan menghafal konsep perkalian 1-10, diantaranya,Thomas, Pungki, dan Muslih yang hanya mampu menghafal sampai perkalian 6 x 3. Sedangkan dari hasil pos tes dinyatakan 3 siswa gagal karena skor tesnya kurang dari 5 dan 4 siswa yang dinyatakan lulus dengan perolehan nilai sangat minim, sehingga peneliti menambah pertemuan lagi untuk penerapan siklus II. Pada pelaksanaan siklus II, peneliti hanya menjelaskan bagian-bagian yang belum dimengerti oleh peserta didik, yaitu tentang tata cara mengalikan bersusun dan pembagian bersusun. Kelebihan dalam siklus II, yaitu siswa terlihat sangat antusias dalam menerapkan metode resitasi dan drill, dan tidak ada siswa yang berbuat curang, di samping itu siswa lebih percaya diri untuk mengerjakan soal yang diberikan guru pada akhir season, dan pembelajaran berjalan sesuai dengan RPP yang dibuat oleh guru, siswa lebih menguasai pembelajaran yang disajikan, yang ditunjukkan pada hasil ketuntasan siswa mencapai 90%.
C. Evaluasi pembelajaran dengan menerapkan metode resitasi dan drill dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Matematika kelas III SDN Pulerejo 02 kecamatan Bakung kabupaten Blitar Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara, pemberian pertanyaan dalam angket, dan hasil tes atas penerapan pembelajaran dengan metode resitasi dan drill pada mata pelajaran matematika, sebagaimana dijabarkan pada Bab IV telah menunjukkan bahwa hipotesis yang dirumuskan di bab pendahuluan yang berbunyi, Jika metode resitasi dan drill diterapkan dalam proses pembelajaran Matematika (melakukan operasi bilangan sampai tiga angka), maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN Pulerejo 02 Teruji. Data-data secara kuantitatif menunjukkan bahwa berdasarkan hasil tes individual pada post tes siklus I, dan post tes siklus II terjadi peningkatan yang signifikan, mulai dari tingkat keberhasilan post tes siklus I sebesar 71,43% atau sebanyak 5 siswa dari 7 peserta tes yang dinyatakan lulus. Sedangkan yang gagal sebanyak 2 siswa atau sebesar 28,57%. Setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan metode resitasi dan drill selama dua siklus (2 kali pertemuan). Kemudian pada siklus II meningkat menjadi 85,71% atau sebanyak 6 siswa dari 7 peserta tes yang dinyatakan lulus. Sedangkan yang gagal sebanyak 1 siswa atau sebesar 14,29%. Ini menunjukkan 90% siswa berhasil mempelajari perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka pada mata pelajaran Matematika dengan menerapkan metode resitasi dan drill. Data-data secara kualitatif dapat dijelaskan dari banyaknya siswa yang menyatakan sangat setuju bahwa metode pembelajaran ini sangat menyenangkan. Sedangkan jika dilihat pada aspek pernyataan nomor 5 dengan pernyataan saya suka belajar matematika karena: (a) gurunya, (b) materinya, (c) cara mengajar gurunya, (d) suasana kelasnya. Dari setiap aspek pernyataan pada item no 5 ini, siswa yang menyatakan sangat setuju dan setuju lebih besar dari pada ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Dari sini dapat dilihat bahwa siswa cenderung senang dengan pembelajaran ini karena gurunya, materi pembelajarannya, cara mengajar gurunya dan suasana kelas yang tercipta pada waktu proses pembelajaran berlangsung. Begitu juga hasil wawancara dengan siswa yang ditentukan sebagai informan, mereka menjawab dengan respon positif atas pengalaman dalam mengaplikasikan metode resitasi dan drill. Jenis perilaku dengan beberapa indikator yang menyertai, yang menjadi pengamatan guru untuk menilai peningkatan hasil belajar siswa dalam belajar perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka antara lain: 1. Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran, indikatornya pencapaiannya adalah: a. Menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi. b. Tampak bersemangat dalam mengerjakan tugas c. Berusaha mengerjakan semua tugas dalam waktu yang ditentukan. 2. Keceriaan, indikator pencapaiannya adalah: a. Tampak gembira dan senang selama mengikuti pembelajaran. b. Roman muka 3. Kreativitas, indikator pencapaiannya adalah: a. Langsung memanipulasi alat peraga untuk memahami suatu konsep. b. Mengajukan pertanyaan kepada guru, jika belum jelas. c. Dapat mengerjakan tugas Data-data ini baik secara kualitatif maupun kuantitatif sesungguhnya Mendukung Teori Conficius apa yang saya dengar, saya lupa; apa yang saya lihat, saya ingat; dan apa yang saya lakukan, saya paham. mengingat sebanyak
KERUCUT PENGALAMAN BELAJAR Yang kita ingat:
10%............................................
20%........................................
30%...............................
50%..........................
70%.................
90%.........
Tampak bersemangat dalam mengerjakan tugas-tugas. Berusaha mengerjakan semua tugas dalam waktu yang ditentukan. Keceriaan, indikator pencapaiannya adalah: Tampak gembira dan senang selama mengikuti pembelajaran. Roman muka tampak berseri-seri dalam mengerjakan tugas Kreativitas, indikator pencapaiannya adalah: Langsung memanipulasi alat peraga untuk memahami suatu konsep. Mengajukan pertanyaan kepada guru, jika belum jelas. Dapat mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, tepat waktu. data ini baik secara kualitatif maupun kuantitatif sesungguhnya Mendukung Teori Conficius apa yang saya dengar, saya lupa; apa yang saya lihat, saya ingat; dan apa yang saya lakukan, saya paham. mengingat sebanyak 90%. Gambar 5.1 Krucut Pengalaman Belajar
Berusaha mengerjakan semua tugas dalam waktu yang ditentukan. Tampak gembira dan senang selama mengikuti pembelajaran. seri dalam mengerjakan tugas-tugas. Langsung memanipulasi alat peraga untuk memahami suatu konsep.
n, tepat waktu. data ini baik secara kualitatif maupun kuantitatif sesungguhnya Mendukung Teori Conficius apa yang saya dengar, saya lupa; apa yang saya Maka mereka akan Modus Verbal Visual Berbuat
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Langkah awal perencaaan tindakan ini adalah menganalisis komponen dan isi butir, menetapkan materi pembelajaran, menelaah buku paket matematika kelas III, mengembangkan silabus, menyusun rencana pelaksaan pembelajaran, membuat lembar kegiatan siswa, menyusun instrumen pengumpulan data yang meliputi instrumen observasi untuk mengamati guru dalam pelaksaan pembelajaraan, instrumen lembar observasi untuk mengamati kegiatan siswa dalam melakukan aktifitas belajar , angket untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran, serta instrumen soal ulangan harian. 2. Proses pelaksanaan pembelajaran matematika dengan metode resitasi dan metode drill sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas III di SDN Pulerejo 02 Bakung kabupaten Blitar sesuai dengan rencana yang telah disusun. Pada siklus I peneliti berhasil menjelaskan kepada peserta didik tentang melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka dan belajar dengan mengatakan dan melakukan akan diperoleh daya serap yang tinggi atas perolehan hasil belajar. Peneliti juga menjelaskan kompetensi dasar yang harus dikuasai, melakukan KBM sesuai RPP dan kemudian peneliti melakukan post tes untuk mengevaluasi pemahaman siswa. Pada siklus ke 2 melakukan wawancara terhadap siswa , dan mengadakan post tes. 3. Proses evaluasi pembelajaran matematika dengan metode resitasi dan metode drill sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas III di SDN Pulerejo 02 Bakung kabupaten Blitar dilaksanakan dengan cara melakukan pengamatan untuk memberikan penilaian dari aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, kerjasama masing-masing siswa dalam kelompok selama proses pembelajaran. Proses evaluasi dilakukan pada tiap pertemuan setelah proses pembelajaran berlangsung untuk menentukan sudah sejauh mana pengembangan metode yang sedang dikembangkan telah berhasil sesuai dengan yang direncanakan. Dari hasil evaluasi dapat dibuktikan bahwa penerapan metode resitasi dan drill pada pembelajaran matematika SDN Pulerejo 02 di Bakung kabupaten Blitar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III. B. Saran Setiap guru pasti memiliki masalah dengan pembelajaran yang mereka laksanakan, untuk itu sebagai guru yang baik pasti selalu berupaya untuk memecahkan masalah yang dihadapi, lebih-lebih masalah pembelajaran selalu terkait dengan kehidupan siswa di masa yang akan datang. Penulis mempunyai beberapa saran dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika khususnya materi operasi bilangan sampai tiga angka. Adapun saran-saran tersebut adalah : 1) Sesuai dengan eksistensinya, maka seharusnya guru berusaha semaksimal mungkin menerapkan metode pengajaran yang telah ditetapkan dengan tanpa meninggalkan perhatiannya terhadap latar belakang dan kemampuan intelegensi peserta didik. 2) Dalam setiap pembelajaran, khususnya pembelajaran matematika perlu adanya pendekatan, metode maupun strategi pembelajaran yang dapat menarik perhatian dan minat siswa yang hendaknya telah dipersiapkan oleh seorang guru sebelum melaksanakan proses belajar mengajar. 3) Perlu adanya hasil dari seorang guru terhadap siswa terkait dengan matematika tentang perkalian dan pembagiandan sebagainya sehingga siswa tidak merasa takut ataupun merasa kesulitan dalam pembelajaran matematika. 4) Profesionalitas dari seseorang dalam mengajar dan mendidik menjadi faktor pendukung keberhasilan siswa. Maka hendaklah mampu bagi guru menguasai materi juga segala teknik mengajar sehingga ketika mengalami kendala akan dapat dicarikan jalan keluarnya sebagai alternatif lain. Metode pembelajaran yang menempatkan siswa untuk aktif menemukan pengetahuan, ternyata dapat meningkatkan kualitas belajarnya. Untuk itu hendaknya para guru lebih banyak berpikir tentang metode pembelajaran apa yang harus diterapkan untuk mencapai kompetensi dasar yang ditargetkan. Jadi bukan kegiatan pembelajaran yang menuntut guru untuk mengajarkan materi yang harus dikuasai oleh siswanya. Dengan demikian pemahaman tentang berbagai metode pembelajaran hendaknya lebih ditingkatkan. Meskipun sesungguhnya metode pembelajaran dapat diciptakan oleh diri kita sendiri (guru). DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhammad Daud. 2002. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002 Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. Zain, Aswan. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Djiwandono, Sri Esti Wuryani. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo. Hadi, Sutrisno. Metodologi Researc 2, Yogyakarta: Andi Ofset, 1991. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hamdani, Ihsan. 2001. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: CV. Pustaka Setia. Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004. K, Roestiyah N. 1989. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Kusrini, dkk. Keterampilan Dasar Mengajar (PPL 1) Berorientasi Pada Kurikulum Berbasis Kompetensi, Fakultas Tarbiyah UIN Malang 2005. Kusrini, Siti. Sutiah. Marno. 2007. Keterampilan Dasar Mengajar (PPL I). Malang: Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang: Cetakan Keempat. Kusuma, Amir Daien Indra. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Muhaimin, dkk. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Surabaya: CV. Citra Media. M, Sardiman A. 1990. Interaksi Dan Hasil Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali. Muhaimin, 2003. Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, Bandung: Nuansa. Muhaimin. 2005. Pengembangan Kurikulum PAI disekolah Madrasah dan Perguruan Tinggi. Jakarta: Rajawali. Muhaimin. Mujib, Abdul. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung: Trigenda Karya. Nasional L, Zulkifli. 2003. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Nazir, M. Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988 Purwanto, Ngalim. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Rusyan, Tabrani. 1989. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya. Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Sinar Baru Algensindo. Santoso, Gempur. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Suryobroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Tafsir, Ahmad. 2000. Metodologi pengajaran Agama Islam. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Uno, Hamzah. B. 2007. Model Pembelajaran (menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif). Jakarta: Bumi Aksara. Usman, Moh Uzer. 1992. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya. Wahidmurni, 2008. Penelitihan Tindakan Kelas Dari Teori Menuju Praktik. Malang: UM. Press. Yasin, A. Fatah. 2008. Dimensi-dimensiPendidikan Islam. Malang: UIN Malang Press.
LAMPIRAN I
ANGKET RESPON SISWA Nama : .. Hari/Tanggal : .. Semester/Kelas : .. Petunjuk: 1. Berilah tanda cek ( ) pada kolom yang sesuai dengan jawaban anda. 2. Jawablah pertanyaan sesuai dengan keadaan sesungguhnya. 3. Kembalikan angket ini jika selai mengisi. No. URAIAN JAWABAN SS S R TS STS 1. Proses pembelajaran Matematika yang saya alami dengan menggunakan metode resitasi dan drill selama ini sangat menyenangkan.
2. Saya merasa sangat termotivasi dengan metode resitasi dan drill yang baru diberikan guru Matematika.
3. Saya selalu mengantuk ketika pembelajaran Matematika dengan menggunakan metode resitasi dan drill berlagsung
4. Menurut saya media pembelajaran Matematika yang digunakan guru sangat bervariasi
5. Saya suka belajar Matematika karena: a) Gurunya b) Materinya c) Cara mengajar gurunya d) Suasana kelasnya
Keterangan: SS : Sangat Setuju S : Setuju R : Ragu-ragu TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
LAMPIRAN 2 FORMAT OBSERVASI PERILAKU SISWA SIKLUS I Hari/Tanggal : Selasa/ 18 Agustus 2009 Jam : 08.10 09.35 Tempat : SDN Pulerejo 02 Bakung, Kls. III Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, berilah komentar atau catatan sesuai dengan indikator yang telah ditentukan. JENIS PERILAKU INDIKATOR NILAI 4 3 2 1 Antusias Menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi Tampak bersemangat dalam mengerjakan tugas-tugas Berusaha mengerjakan semua tugas dalam waktu yang ditentukan X
X
X
Keceriaan Tampak gembira dan senang selama mengikuti pembelajaran Roman muka tampak berseri-seri dalam mengerjakan tugas-tugas X
X
Kreativitas Langsung memanipulasi alat peraga untuk memahami suatu konsep atau sifat Mengajukan pertanyaan kepada guru, jika belum jelas X
X
Catatan: Roman muka yang di tampakkan siswa pada siklus I, menunjukkan bahwa mereka merasa tidak ada beban dalam mengikuti proses pembelajaran, mereka terlihat begitu semangat dalam mengaplikasikan strategi yang di terapkan peneliti, dan suasana kelas terlihat hidup Keterangan : 4: Baik Sekali 3: Baik 2: Cukup 1: Kurang Pengamat (Wildan Irwahyudi) FORMAT OBSERVASI PERILAKU SISWA SIKLUS II Hari/Tanggal : Kamis/ 20 Agustus 2009 Jam : 08.10 09.35 Tempat : SDN Pulerejo 02 Bakung, Kls. III Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, berilah komentar atau catatan sesuai dengan indikator yang telah ditentukan. JENIS PERILAKU INDIKATOR NILAI 4 3 2 1 Antusias Menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi Tampak bersemangat dalam mengerjakan tugas-tugas Berusaha mengerjakan semua tugas dalam waktu yang ditentukan X
X
X
Keceriaan Tampak gembira dan senang selama mengikuti pembelajaran Roman muka tampak berseri-seri dalam mengerjakan tugas-tugas
X
X
Kreativitas Langsung memanipulasi alat peraga untuk memahami suatu konsep atau sifat Mengajukan pertanyaan kepada guru, jika belum jelas
X
Catatan: Rasa keingintahuan siswa semakin tinggi, hal ini ditunjukkan pada beberapa siswa yang bertanya kepada guru tentang hal yang belum dmengerti. Suasana kelas yang tercipta sangat sunyi karena siswa konsentrasi mengerjakan soal.ujian.
Keterangan : 4: Baik Sekali 3: Baik 2: Cukup 1: Kurang Pengamat (Wildan Irwahyudi) LAMPIRAN 3
STRUKTUR ORGANISASI SDN PULEREJO 02 BAKUNG KETUA KOMITE SIMAN KEPALA SEKOLAH TUGIAT SUCIPTO UNIT PERPUS HARIGIYANTI SP TATA USAHA AGUS PRAMUDI UKS KUSUSIAH JABATAN GURU
SEKRETARIS MAILINA AGUSTIAN GURU KELAS III WILDAN IR GURU KELAS II AGUS PRAMUDI GURU KELASV SISWANTO GURU KELAS I KUSUSIAH GURU KELAS IV SUMARI GURU KELAS VI HARIGIYANTI SP GURU PELAJARAN SISWA PENJAGA SEKOLAH MASYARAKAT GURU PENJAS ALI AFANDI GURU B.INGRIS NARIYONO GURU AGAMA MAILINA AGUS LAMPIRAN 4
DENAH SDN PULEREJO 02 BAKUNG KAB. BLITAR
U
JALAN RAYA JALAN RAYA
HALAMAN SEKOLAH/ LAPANGAN
KELAS III
KELAS IV KELAS V
KANTOR PARKIRAN
KELAS I / II
KELAS V MASJID KM. MANDI
HUTAN JATI
HUTAN JATI BEKAS RUMAH DINAS LAMPIRAN 5
JADWAL PELAJARAN TAHUN AKADEMIK 2009/2010
HARI
WAKTU
SENIN
SELASA
RABO
KAMIS
JUMAT
SABTU 07.00-07.35 Upacara MTK PAI B.Ind B.Ind OR 07.35-08.10 Pkn MTK PAI B.Ind MTK OR 0.810-08.45 Pkn IPA PAI MTK MTK OR 08.45-09.15 Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat 09.15-09.50 B.Ind IPA B.Ind MTK IPS B.Ingris 09.50-10.25 B.Ind IPA Kesenian B.Jawa IPS B.Ingris 10.25-11.00 P.Diri P.Diri Kesenian B.Jawa
LAMPIRAN 6
PEDOMAN WAWANCARA
Responden: Guru Kelas III pada tahun ajaran 2009 / 2010
1. Apa tujuan utama pembelajaran Matematika di SD ini? 2. Upaya apa yang Ibu lakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika di kelas III? 3. Bagaimana strategi/metode yang Ibu terapkan? 4. Media apa yang Ibu pakai? 5. Bagaimana respon siswa dengan metode yang Ibu terapkan dalam pembelajaran Matematika? 6. Apa saja problem/kendala yang Ibu alami dalam pembelajaran Matematika? 7. Usaha apa yang Ibu lakukan untuk mengembangkan pembelajaran Matematika? 8. Apa yang melatar belakangi usaha tersebut? 9. Bagaimana Ibu melakukan evaluasi pembelajaran Matematika? 10. Bagaimana perkembangan pembelajaran setelah Ibu melakukan usaha tersebut?
LAMPIRAN 7
PEDOMAN WAWANCARA
Responden: Siswa Kelas III (Subyek Penelitian)
1. Bagaimanakah tanggapan saudara terhadap penerapan metode resitasi dan drill 2. Apakah saudara memperoleh manfaat dari penerapan metode resitasi dan drill dalam proses pembelajaran Matematika kemarin?
LAMPIRAN 8
SURAT KETERANGAN Nomor: /SDN/ /III/2009
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama NIP : : Tugiat suipto, S.Pd 195612221977031003 Jabatan : Kepala SDN Pulerejo 02 Alamat : Pulerejo Bakung - Blitar
Menerangkan bahwa:
Nama : Wildan Irwahyudi Nim : 07140037 Fakultas : Tarbiyah Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah (PGMI) Universitas : Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
Yang bersangkutan benar-benar telah melakukan penelitian untuk menyelesaikan tugas akhir (skripsi) dengan judul Penerapan metode resitasi dan metode drill sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa kelas III pada pelajaran matematika di SDN Pulerejo 02 Bakung kabupaten Blitar sejak tanggal 02 Agustus 2009 sampai tanggal 31 Agustus 2009.
Demikian surat keterangan ini kami buat untuk digunakan sebagaimana mestinya. Blitar, 31 Agustus 2009 Kepala SDN Pulerejo 02
Tugiat Sucipto, S.Pd NIP. 195612221977031003
LAMPIRAN 9
DAFTAR NAMA KELOMPOK PEMBELAJARAN DAFTAR NAMA KELOMPOK PEMBELAJARAN DAFTAR NAMA KELOMPOK PEMBELAJARAN DAFTAR NAMA KELOMPOK PEMBELAJARAN
Kelompok 1
A1 : Musleh A2 : Mega Silvia Juliani A3 : Renata Fathia A4 : Thomas Alfindo P Kelompok 2
B1 : Ary Antonio Suganda B2 : Pungki Trya W B3 : Rosa Widiyawati
LAMPIRAN 10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Siklus I
Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Pertemuan ke Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Indikator
I. Tujuan Pembelajaran
II. Materi Ajar III. Metode Pembelajaran IV. Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal (15 Menit)
: : : : : : :
:
:
: : : :
SDN pulerejo 02 Matematika III / 1 (satu) 1 4 x 35 menit (2 x pertemuan) Melakukan operasi bilangan sampai tiga angka Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka. - Mengingat perkalian dan pembagian sampai seratus - Mengubah bentuk perkalian menjadi bentuk pembagian atau sebaliknya - Membuat tabel perkalian dan pembagian sampai 10x10 - Mengerjakan perkalian dan pembagian dengan tekhnik dan tanpa tekhnik meminjam. - Siswa dapat mengerjakan soal-soal perkalian beserta sifat operasi hitungnya. - Siswa dapat mengubah bentuk pengurangan berulang menjadi pembagian - Siswa dapat mengelompokkan pembagian dan perklaian - Siswa menyelesaikan pembagian tiga angka Perkalian dan pembagian. Resitasi dan Drill. Apersepsi: - Mengucapkan salam dan membaca basmalah bersama-sama. - Menanyakan kabar, kemudian menanyakan siapa yang tidak masuk. - Mengondisikan siswa
B. Kegiatan Inti (45 Menit)
C. Kegiatan Akhir(10 menit)
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
:
:
:
Motivasi: - Mengaitkan materi dengan materi terdahulu - Pedagang sangat memerlukan materi ini. - Menginformasikan tujuan dari pelajaran ini. - Tanya jawab tentang penjumlahan secara berulang - Siswa dijelaskan konsep dasar perkalian - Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya - Siswa diminta oleh guru untuk maju ke depan mengerjakan contoh soal - Guru membagi Siswa menjadi 2 kelompok, - Guru membagikan permen sebaga media belajar perkalian - Guru meminta siswa untuk memjumlahkan permen permenya dan mengubahnya dalam bahasa perkalian - Guru mengamati kinerja siswa dan melakukan Tanya jawab dengan siswa mengenai kesulitan yang dihadapi. - Siswa kembali ke tempa duduk masing- masing - Siswa membuat tabel perkalalian angka 1 sampai 10 seperti yang ada di buku paket Matematika - Siswa mengisi tabel perkalian yang telah dibuat - Siswa mengumpulkan hasil kerjanya - Siswa dan guru melakukan refleksi - Siswa diberi tugas rumah untuk menghafal perkalian 1-100. - Guru menutup pelajaran - Aneka ilmu Gema belajar matematika Hal 32-35 - LKS PAKEM 2006 Hal 61-63 - BSE Matematika Hal: 45-60 - Permen
VI. Penilaian 1. Jenis penilaian
2. Contoh instrument
:
:
: - Lingkungan sekitar
- Tes kinerja Mengamati keaktifan siswa pada saat melakukan perintah guru. Mengamati sikap siswa pada saat menerima materi. Mengamati bagaimana penampilan siswa pada saat bersama kelompok. - Tes Tulis, tes lisan dan demonstrasi
Tes kinerja ; - Berkumpul menjadi dua kelompok - Bagi permen-permen itu menjadi 6 bagian,masing-masing bagian terdiri dari 2 permen - Bagi permen-permen itu menjadi empat bagian yang sama banyak. Tes tertulis; - Isilah table perkalian berikut! x 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tulislah Hasil Pembagianmu Dalam Tabel seperti ini!
Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Pertemuan ke Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Indikator
I. Tujuan Pembelajaran
II. Materi Ajar III. Metode Pembelajaran IV. Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal (15 Menit)
: : : : : : :
:
:
: :
:
SDN pulerejo 02 Matematika III / 1 (satu) 2 4 x 35 menit (2 x pertemuan) Melakukan operasi bilangan sampai tiga angka Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka. - Mengingat perkalian dan pembagian sampai seratus - Mengubah bentuk perkalian menjadi bentuk pembagian atau sebaliknya - Membuat tabel perkalian dan pembagian sampai 10x10 - Mengerjakan perkalian dan pembagian dengan tekhnik dan tanpa tekhnik meminjam. - Siswa dapat mengerjakan soal-soal perkalian beserta sifat operasi hitungnya. - Siswa dapat mengubah bentuk pengurangan berulang menjadi pembagian - Siswa dapat mengelompokkan pembagian dan perklaian - Siswa menyelesaikan pembagian tiga angka Perkalian dan pembagian. Resitasi dan Drill
Apersepsi: - Mengucapkan salam dan membaca basmalah bersama-sama. - Menanyakan kabar, kemudian menanyakan siapa yang tidak masuk. - Mengondisikan siswa
B. Kegiatan Inti (45 Menit)
C. Kegiatan Akhir(10 menit)
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
:
:
:
:
: Motivasi: - Mengaitkan materi dengan materi terdahulu - Pedagang sangat memerlukan materi ini. - Menginformasikan tujuan dari pelajaran ini. - Tanya jawab tentang pengurangan berulang - Siswa secara bersama-sama menghafalkan perkalian sampai 10x10 - Siswa bergiliran menghafalkan ke depan kelas sampai semua siswa selesai menghafal. - Tanya jawab dengan guru untuk menguatkan pemahaman siswa. - Guru membagikan permen 12 permen pada tiap-tiap siswa - Guru menerangkan konsep pembagain sebagai pengurangan berulang - Guru mencontohkan konsep pembagian dengan menggunakan permen - Guru menyuruh Siswa membagi permen yang dimilikinya menjadi beberapa kelompok yang sama banyak hingga siswa tidak ada permen yang berada di tangan siswa - Siswa menjawab soal latihan isian yang diberikan guru - Siswa mengumpulkan hasil kerjanya Siswa mengumpulkan hasil kerjanya - Siswa dan guru melakukan refleksi - Siswa diberi tugas rumah untuk menghafal perkalian 1-100. - Guru menutup pelajaran - Aneka ilmu Gema belajar matematika Hal 32-35 - LKS PAKEM 2006 Hal 61-63 - BSE Matematika Hal: 45-60 - Permen - Lingkungan sekitar - Tes kinerja
VI. Penilaian 1. Jenis penilaian
2. Contoh instrument
:
:
:
: a. Mengamati keaktifan siswa pada saat melakukan perintah guru. b. Mengamati sikap siswa pada saat menerima materi. c. Mengamati bagaimana penampilan siswa pada saat bersama kelompok. - Tes Tulis, tes lisan dan demonstrasi
Tes kinerja ; - Hafalkan perkalian 1x1 sampai10x10 didepan kelas secara bergantian - Coba, ubah bentuk perkalian ini ke dalam bentuk pembagian! 1. 2 x 3= 6 6 : 3 = 2. 2 x 4= 8 8 : 4 = 3. 3 x 4= 12 12 : 4 = Tes tertulis; Tulislah Hasil Pembagianmu Dalam Tabel seperti ini! 3 : 3 6 9 12
RENCANA PELAKSANAAN PEMELAJARAN (RPP) SIKLUS II Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Pertemuan ke Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Indikator
I. Tujuan Pembelajaran
II. Materi Ajar III. Metode Pembelajaran IV. Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal (15 Menit)
: : : : : : :
:
:
: :
:
SDN pulerejo 02 Matematika III / 1 (satu) - 2 x 35 menit (1 x pertemuan) Melakukan operasi bilangan sampai tiga angka Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka. - Mengingat perkalian dan pembagian sampai seratus - Mengubah bentuk perkalian menjadi bentuk pembagian atau sebaliknya - Membuat tabel perkalian dan pembagian sampai 10x10 - Mengerjakan perkalian dan pembagian dengan tekhnik dan tanpa tekhnik meminjam. - Siswa dapat mengerjakan soal-soal perkalian beserta sifat operasi hitungnya. - Siswa dapat mengubah bentuk pengurangan berulang menjadi pembagian - Siswa dapat mengelompokkan pembagian dan perklaian - Siswa menyelesaikan pembagian tiga angka Perkalian dan pembagian. Resitasi dan Drill
Apersepsi: - Mengucapkan salam dan membaca basmalah bersama-sama. - Menanyakan kabar, kemudian menanyakan siapa yang tidak masuk. - Mengondisikan siswa Motivasi:
B. Kegiatan Inti (45 Menit)
C. Kegiatan Akhir(10 menit)
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
VI. Penilaian 1. Jenis penilaian
:
:
:
:
:
- Mengaitkan materi dengan materi terdahulu - Pedagang sangat memerlukan materi ini. - Menginformasikan tujuan dari pelajaran ini. - Tanya jawab tentang pengurangan berulang - Siswa secara bersama-sama menghafalkan perkalian sampai 10x10 - Siswa bergiliran menghafalkan ke depan kelas sampai semua siswa selesai menghafal. - Tanya jawab dengan guru untuk menguatkan pemahaman siswa. - Guru membagikan soal latihan pada siswa - Siswa mengerjakan soal-soal latihan - Siswa mengumpulkan hasil kerjanya Siswa mengumpulkan hasil kerjanya - Guru menjelaskan maksud dari maksud pembelajaran yang telah dilakukan selama 3 pertemuan ini - Guru membagikan angket untuk diisi siswa - Siswa mengumpulkan angket yang sudah diisi - Guru mendorong siswa mengungkapkan kesan-kesan pembelajaran yang baru dilaksanakan, dan mengajukan saran sebagai upaya perbaikan proses pembelajaran berikutnya. - Guru memberikan tugas rumah kepada Siswa - Guru menutup pelajaran. - Aneka ilmu Gema belajar matematika Hal 32-35 - LKS PAKEM 2006 Hal 61-63 - BSE Matematika Hal: 45-60 - Permen - Lingkungan sekitar
- Tes kinerja a. Mengamati keaktifan siswa pada saat melakukan perintah guru.
3. Contoh instrument
:
:
:
: b. Mengamati sikap siswa pada saat menerima materi. c. Mengamati bagaimana penampilan siswa pada saat bersama kelompok. - Tes Tulis, tes lisan dan demonstrasi
Tes kinerja ; - Hafalkan perkalian 1x1 sampai10x10 didepan kelas secara bergantian - Isilah angket yang berikan ini dangan sebenar-benarya mengenai hal yang kamu rasakan selama pembelajaran materi perkalian dan pembagian.
(Kegiatan siswa mempelajari konsep perkalian dan pembagian
(Siswa mengerakan tugas yang diberikan guru)
DOKUMENTASI HASIL PENELITIAN
(Kegiatan siswa mempelajari konsep perkalian dan pembagian (Siswa mengerakan tugas yang diberikan guru) (Siswa menghafal perkalian)
(Kegiatan siswa mempelajari konsep perkalian dan pembagian) (Siswa mengerakan tugas yang diberikan guru)
(Kondisi siswa menegjakan soal pos
(Ketika siswa di drill untuk menghafalkan perkalian
(siswa maju ke depan mempelajari konsep perkalian
Kondisi siswa menegjakan soal pos test Ketika siswa di drill untuk menghafalkan perkalian
siswa maju ke depan mempelajari konsep perkalian test) Ketika siswa di drill untuk menghafalkan perkalian) siswa maju ke depan mempelajari konsep perkalian)
DEPARTEMEN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG FAKULTAS TARBIYAH Jl. Gajayana 50 Telp. (0341) 551354 Fax. (0341) 572533 Malang
Nomor : Un. 3.1/TL.00/239/2009 Malang, 07 Agustus 2009 Lampiran : 1 berkas Perihal : Penelitian Kepada Yth. Kepala SDN Pulorejo 02 Bakung di Kab. Blitar
Assalamualaikum Wr. Wb. Dengan ini kami mengharap dengan hormat agar mahasiswa di bawah ini: Nama : Wildan Irwahyudi NIM : 07140037 Semester/ Th. Ak : VIII/ 2007 Judul Skripsi : Penerapan metode penugasan (resitasi) dan drill dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Matematika kelas III SDN Pulerejo 02 kecamatan Bakung kabupaten Blitar.
dalam rangka menyelesaikan tugas akhir/ menyusun skripsinya, yang bersangkutan mohon diberkan izin untuk mengadakan penelitian di lembaga/ instansi yang menjadi wewenang Bapak/ Ibu. Demikian atas perkenan dan kerjasama Bapak/ Ibu disampaikan terima kasih. Wassalamualaikum Wr. Wb. Dekan
Dr. H.M. Zainuddin, M.A NIP. 19620507 199503 1 001
DEPARTEMEN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG FAKULTAS TARBIYAH Jl. Gajayana 50 Telp. (0341) 551354 Fax. (0341) 572533 Malang
Nomor : Un. 3.1/TL.00/239/2009 Malang, 07 Agustus 2009 Lampiran : - Perihal : Observasi Kepada Yth. Kepala SDN Pulorejo 02 Bakung di Kab. Blitar Assalamualaikum Wr. Wb. Dengan ini kami mengharap dengan hormat agar mahasiswa di bawah ini: Nama : Wildan Irwahyudi NIM : 07140037 Semester/ Th. Ak : VIII/ 2007 Judul Skripsi : Penerapan metode penugasan (resitasi) dan drill dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Matematika kelas III SDN Pulerejo 02 kecamatan Bakung kabupaten Blitar.
dalam rangka menyelesaikan tugas akhir/ menyusun skripsinya, pada jurusanPGMI/ SD FakultasTarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, mohon diberkan izin untuk mengadakan observasi di sekolah yang Bapak/ Ibu pimpin. Demikian atas perkenan dan kerjasama Bapak/ Ibu disampaikan terima kasih. Wassalamualaikum Wr. Wb. Dekan
Dr. H.M. Zainuddin, M.A NIP. 19620507 199503 1 001
DEPARTEMEN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG FAKULTAS TARBIYAH Jl. Gajayana 50 Telp. (0341) 551354 Fax. (0341) 572533 Malang
BUKTI BIMBINGAN SKRIPSI Nama NIM Fakultas/Jurusan Pembimbing Judul Skripsi
: : : : : WILDAN IRWAHYUDI 07140037 TARBIYAH/ PGMI Hj. Rahmawati Baharuddin, M.A Penerapan metode penugasan (resitasi) dan drill dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Matematika kelas III SDN Pulerejo 02 kecamatan Bakung kabupaten Blitar. No Tanggal Materi Yang Dikonsultasikan Tanda Tangan Pembimbing 1 25 Juli 2009 Konsultasi Judul dan Proposal 2 01 Agustus 2009 ACC Proposal 3 17 Oktober 2009 BAB I Revisi 4 31 Oktober 2009 ACC BAB I 5 13 Nopember 2009 ACC BAB II 6 28 Nopember 2009 BAB III Revisi 7 14 Desember 2009 ACC BAB III 8 28 Januari 2010 Konsultasi BAB I-VI 9 29 Januari 2010 Revisi BAB IV dan VI 10 30 Januari 2010 ACC semua
Malang, 30 Januari 2010 Mengetahui, Dekan Fakultas Tarbiyah
Dr. H.M. Zainuddin, M.A NIP.19620507 199503 1 001
LAMPIRAN 14 RIWAYAT HIDUP PENELITI
Nama : Wildan Irwahyudi, S.Pd NIM : 07140037 Tempat Tanggal Lahir : Blitar, 12 Desember 1986 Fak./Jur./Prog. Studi : Tarbiyah, PGMI, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah. Tahun Masuk : 2005/2006 Alamat Rumah : Ds.Rejosari-Wonodadi-Blitar No. Tlp Rumah/Hp : 085736030186 Pengalaman Organisasi : Anggota PMII Rayon Chondrodimuko masa bhakti 2006/2007 Pengurus HMJ PGMI periode 2005/2006 bidang minat dan bakat Ketua HMJ PGMI periode 2007/2008 Pengurus PMII Rayon Chondrodimuko masa bhakti 2006/2007 Departemen pengkaderan