You are on page 1of 39

7 Cara Mengatasi Siswa Bermasalah 14 MARCH 2011 1 COMMENT Dalam kegiatan pembelajaran di kelas tidak jarang kita menemukan

siswa-siswi bermasalah, mislnya: suka gaduh/ribut, tidak memperhatikan pelajaran, meninggalkan tempat duduk tanpa ijin, bercanda sendiri, atau suka nylemong (berkata tidak sesuai pembahasan) ketika diterangkan. Hal ini menjadi penyebab kita, para guru menjadi malas ketika mengajar di kelas tersebut. Pakar manajemen kelas Carolyn Evertson dan rekannya memberikan solusi berupaa strategi yang efektif mengatasi siswa bermasalah tersebut, antara lain: 1. Gunakan isyarat non verbal. Jalin kontak mata dengan siswa. Kemudian beri isyarat dengan meletakkan telunjuk jari di bibir anda, menggeleng kepala, atau menggunakan isyarat tangan untuk menghentikan perilaku tersebut. 2. Terus lanjutkan aktifitas belajar. Biasanya terjadi suatu jeda dalam transisi aktifitas dalam kegiatan belajar mengajar, dimana pada jeda tersebut siswa tidak melakukan apa-apa. Pada situasi ini, siswa mungkin akan meninggalkan tempat duduknya, mengobrol, bercanda dan mulai ribut. Strategi yang baik adalah bukan mengkoreksi tindakan mereka tetapi segera melangsungkan aktifitas baru berikutnya. 3. Mendekati siswa. Saat siswa mulai bertindak menyimpang. Anda cukup mendekatinya, maka biasanya dia akan diam. 4. Arahkan perilaku siswa. Jika siswa mengabaikan tugas yang kita perintahkan, ingatkan mereka tentang kewajiban itu. Anda bisa berkata, Baiklah, ingat, semua anak harus menyelesaikan soal matematika ini. 5. Beri instruksi yang dibutuhkan. Terkadang siswa melakukan kesalahan kecil saat tidak memahami cara mengerjakan tugas. Untuk mengatasinya anda harus memantau siswa dan memberi petunjuk jika dibutuhkan.
25

26

6. Suruh siswa berhenti dengan nada tegas dan langsung. Jalin kotak mata dengan siswa, bersikap asertif, dan suruh siswa menghentikan tindakannya. Buat pernyataan, singkat dan pantau situasi sampai siswa patuh. Strategi ini bisa dilakukan dengan mengkombinasikan strategi mengarahkan perilaku siswa. 7. Beri siswa pilihan. Berilah siswa tanggung jawab dengan memilih dua pilihan, bertindak benar atau menerima konsekuensi negatif. Beri tahu siswa apa tindakan benar itu dan apa konsekuensi bila melanggar. Cara Menangani Siswa yang Nakal di Kelas Ahmad Saleh Muslimin 10 comments Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Hallo sohib bloggers, Indonesian readers, and juga khususnya para guru Indonesia. How are you this morning? Waktu facebooking, tadi saya sempat membuka-buka salah satu forum guru, nama forumnya adalah forum PaGI (alias padepokan guru Indonesia) dimana di situ ada banyak info dan juga taktik sharing soal metode pengajaran dan berbagai hal lainnya yang berkaitan dengan dunia pengajaran. Yang bikin aku tertarik ada query dari salah seorang anggotanya yang bertanya soal:

27

"Bagaimana sih cara menangani siswa yang nakal" gede nian tulisannya mas? hehe.. iya sohibku biar mata kita terbuka lebar-lebar.. hahaha.. Tentunya you know kan how is a class situation, di sana itu bukan hanya berisi anak-anak 'surga' tapi juga anak-anak 'neraka', hehe bahasanya kayak malaikat aja mas? Just kidding my sohib:P. Ya.. maksud aku, yang ada dikelas itu bukan cuma ada anak2 patuh dan taat saja tapi juga yang nakalnya itu lho yangalways minta ampuun deh nanganinnya. Certainly, sudah menjadi hal yang umum banget di dunia pendidikan having students kayak gitu. Hehehe.. alias bukan barang baru coy. Apalagi era yang modern ini. Sekarang itu konsep nakal juga berkembang, yang awalnya hanya bolos kelas, sekarang itu trendnya siswa suka facebookan, smsan dalam kelas, bermain situs jejaring lainnya atau main game saat guru sedang menjelaskan. Gimana gak bikin kesel, kalau kita ngajar dikacangin ma muridnya. Kok murid bisa pada gitu sih? Sohib semua pasti nanya gitu kan. Ok, sekarang kita coba tebak kira2 apa saja penyebabnya. Yang umum2 aja deh. Kalau menurut aku, berdasarkan pengalamanku ngajar kemarenkemaren, ada beberapa hal yang memicu terjadinya kekacauan dalam kelas. (a) mungkin kita kurang tegas pada siswa jadi kita dikacangin (b) mungkin tidak ada rule di kelas jadi siswa bertindak seenaknya (c) siswa yang nakal itu mungkin butuh perhatian (d) mungkin juga aktifitas kelas kita tidak cukup atractive untuk membuat siswa fokus (e) atau memang students-nya yang rada-rada gak waras.. hehe... yang ini off the record aja deh. Untuk itu in my opinion untuk menangani siswa yang nakal, langkahlangkah berikut berikut bisa kamu coba..

28

(1) Buat aturan yang jelas tentang tanggung jawab guru dan siswa di kelas. Hal ini sangat penting sekali mengingat jika tidak ada peraturan siswasiswa kita bisa lepas kendali. Nah dalam membuat peraturan ini libatkan mereka, buatlah daftar must dan mustn't yang harus dipatuhi bersama. Biarkan murid yang menentukan peraturannya, jadi ketika something wrong happen, mereka tahu kesalahannya dan bertanggung jawab atas hukuman yang telah mereka buat sendiri. (2) Jadilah guru yang kreatif soal aktifitas di kelas selama PBM. murid itu sebenarnya mengharapkan guru itu bukan hanya mentransfer teori yang serba membosankan tapi juga membuat mereka belajar dan bersenang-senang secara berbarengan di kelas. Sehingga kalau mereka suka dengan kita because something interresting that we have, aku yakin mereka ndak perlu bolos karena ada sesuatu yang menarik untuk ditonton di kelas. Jadi saran aku, jadilah guru yang kreatif dan kalau perlu jadilah artis atau entertainer untuk anak-anak didik kamu. (3) Beri mereka tanggungjawab. Agar mereka tidak sibuk mengganggu dan ribut di kelas, baiknya kita ajarkan berbagi tanggung jawab pada mereka. Misalnya kita meminta mereka mendistribusikan buku, menghapus papan tulis, mencatat nama teman mereka yang ribut (kalau perlu berikan kepada murid yang suka ribut di kelas, tentunya dia tidak akan ribut kalau diberi tanggung jawab untuk nulisin nama anak yang suka ribut karena dia sendirilah pelakunya) atau tugas apapun yang membuat mereka sibuk belajar atau mengerjakan sesuatu dari pada menakali teman-temannya atau membuat kegaduhan dalam kelas. (4) Ajaklah ngobrol siswa2 yang menurut kamu berada di top list chaos students Because you need to know what are their problems. Untuk yang satu ini, saranku, list aja siswa yang menurut kamu itu

29

nakal, lalu minta mereka stay di kelas jika kelas telah berakhir. Ajaklah mereka ngobrol secara face to face individually, tanyakan kepada mereka apa kamu itu ngajarnya salah atau pelajarannya yang mereka tidak sukai. Setidaknya kita harus tahu apa masalah mereka sampai bertindak tidak baik di kelas. Ada pengalaman seorang guru bahasa inggris dari India, dia sangat kesal sekali dengan seorang anak, kelasnya jadi gaduh gara ulah salah satu anak didiknya itu. Dia akhirnya mencoba melakukan treatment dengan meminta siswa itu tetap stay di kelas setelah kelas usai. Akhirnya mereka bicara, dan tahu gak ternyata alasan anak itu berbuat kegaduhan karena dia pernah dibilang bodoh dalam hal bahasa inggris oleh guru2 lain, Mengetahui masalah itu lalu sang guru bilang, 'aku sebagai gurumu tidak pernah menganggapmu bodoh, kamu hanya perlu belajar saja dan kamu nanti pasti akan bisa step by step.' Setelah obrolan itu usai, esok harinya si anak yang tukang ribut itu jadi anak yang tenang dan taat selama pelajaran. (5) Sometimes, Tampang galak di pertemuan pertama dapat mengontrol perilaku murid kita. Ingatlah, bahwa students akan semakin merajalela membuat chaos di dalam kelas kalau gurunya lemah lembut baik dalam perkataan maupun dalam perbuatan. Hasilnya adalah siswa kita bisa resistant kalau kita kasih tugas. Tapi kalau tampang kita udah killer abis and galak, they will get scared. Setelah beberapa pertemuan boleh lah kemudian kamu nunjukin tampang baik. Lebih bagus kayak gitu, dari pada menunjukan diri agar populer sebagai guru baik tapi berujung pada kekecewaan kita sendiri sebagai guru karena tidak ditaati oleh murid kita sendiri.. (6) Mintalah partisipasi orang tua jika anak itu sudah tidak bisa diatur. Hal ini sebaiknya jadi langkah terakhir karena tanggung jawab di sekolah adalah tanggung jawab kita karena kita adalah orang tua kedua para siswa kita. Jika memang situasinya sudah tidak bisa terkontrol, alangkah baiknya mengkomunikasikan masalah ini kepada orang tua siswa yang bersangkutan agar mereka juga bisa membuat kontrol dari

30

dalam soal perilaku siswa tersebut. Jadi ada kerja sama antara guru dan orang tua dalam mencarikan solusi atas permasalahan si anak ini "Kelas tenang gurupun Senang " Itulah fenomena yang mungkin kita idam-idamkan sebagai seorang guru. Kelas yang tenang serasa di surga. Kelas yang tenang juga akan membuat kita merasa nyaman dalam melaksanakan proses pembelajran. Kelas yang tenang bukan berarti kelas yang mencekam karena ulah kita sebagai "guru killer", namun karena ulah dan kerja kita dalam me-manage kelas secaraexcellent,. Ya, mungkin jika diteorikan memang mudah, namun jika kita dalam keadaan nyata akan terasa sangat sulit untuk memunculkan sosok kata manage tersebut, bahkan yang ada hanyalah kesemrawutan tata kelas. Maka untuk itulah kita dituntut untuk mengusai berbagai macam Pendekatan Pembelajaran, Model Pembelajaran, Strategi Pembelajaran, bahkan dengan penggunaan Media Pembelajaran . Disiplin dan manajemen kelas, merupakan pertempuran yang sering terjadi ketika kita berada di dalam kelas, tak dapat disangkal, kita harus menang dalam setiap pertempuran di dalam kelas. Tanpa terfokus dan relatif dapat menenangkan siswa, Anda mungkin juga melupakan kerja keras dan prestasi akademik yang signifikan untuk memenangkan manajemen kelas. Percaya atau tidak, sangat mungkin untuk menenangkan siswa dan menjaga mereka tetap mengerjakan tugas. Kuncinya di sini adalah untuk mendapatkan kreatif dan tidak mengharapkan satu rutinitas untuk bekerja selamanya. Banyak sekali efektivitas yang dimodifikasi dengan waktu; sehingga merasa bebas untuk menerapkan melalui berbagai

31

metode

yang

tercantum

di

bawah

ini.

Berikut adalah beberapa uji strategi disiplin guru-siswa yang memenuhi tujuan untuk mempertahankan kelas yang tenang dengan mudah: 1. The Music Box Beli kotak musik yang murah. (Target untuk sekitar Rp 100.000,- atau dapat menggunakan music box yang telah ada misalnya tape, mp3 player, dll) . Setiap pagi, Katakan kepada siswa, setiap kali mereka berisik atau tidak mengerjakan tugas, Anda akan membuka kotak musik dan membiarkan music box menyala dan memutar musicnya sampai mereka tenang dan kembali bekerja. Jika, di akhir hari, anak-anak menerima beberapa jenis hadiah. Mungkin mereka dapat memperoleh tiket untuk gambar mingguan atau beberapa menit menjelang akhir minggu untuk waktu bebas bermain. Anak-anak akan mencintai permainan ini dan akan segera tenang ketika anda mencapai ke arah kotak musik. Trik ini telah dimainkan oleh seorang mahasiswa salah satu Universitas di Cambridge, Michelle Nisly, tidak ada salahnya jika kita mencobanya pada kelas di Indonesia. 2. The Quiet Game Entah mengapa, ketika Anda baru saja menambahkan kata "permainan" untuk permintaan Anda, anak-anak pada umumnya akan sangat merespon, ya, karena anak-anak mencintai permainan. Setelah mengulangi tuntutan untuk tenang itu hampir diabaikan, kita memutuskan untuk memiliki anak-anak bermain dalam "The Quiet Game.". Caranya seperti ini : Pada dasarnya, mereka memperoleh 3 detik untuk membuat suara sebanyak yang mereka inginkan dan kemudian, aba-aba "diam" kita ucapkan ! Mereka menjadi diam selama mungkin. Siswa yang membuat keributan menerima terlihat seperti rendah dan tekanan rekan-rekan mereka untuk menenangkan diri lagi di

32

sesi berikutnya. Sering kali kita mengatur penghitung waktu dan mengatakan anak-anak bahwa kita akan melihat berapa lama mereka dapat tetap diam kali ini. Sejauh ini, trik ini telah bekerja dengan baik tanpa imbalan apapun, konsekuensi, kekalahan, atau pemenang. Tetapi, efektivitas mungkin luntur dan kita harus menambahkan beberapa komponen lain ke permainan. Anda mungkin terkejut melihat seberapa baik teknik sederhana ini berhasil! Cobalah ! 3. Eye the Clock

Mungkin trik ini sudah tidak asing lagi bagi kita, atau bahkan hal yang sangat baru dan berguna bagi kita seorang guru. Setiap kali siswa Anda terlalu keras dan ribut sehingga membuang-buang waktu, maka mata Anda pasti mengarah pada jam atau arloji Anda. Hal ini karena " waktu ", ya, waktu bukan lagi uang, namun "waktu adalah harta kita". Dengan patokan kenyataan seperti ini, maka " taraaaaaaaaaaaaaaaaaaa, kita sulap menjadi sebuah permainan yang menantang bagi siswa. Kita mulai saja cara kerja trik ini. Pertama, pastikan bahwa anak-anak memang dalam keadaan membuang-buang waktu dengan kegiatan yang tidak karuan ketika mengerjakan soal atau tugas. trik ini sangat simple namun sangat berpengaruh jika anda dapat me-manage ini. Katakan kepada siswa bahwa mereka akan kehilangan waktu istirahatnya jika mereka hanya ribut dan membuat ulah tidak jelas, contoh : " Anak-anak, yang ribut, yang mondir sana sini, yang bikin ulah tidak karuan, maka bapak akan mengurangi waktu istirahannya !! katakan dengan nada dan intonasi suara yang meyakinkan. Biarkan para siswa tahu bahwa yang mereka lakukan hanya membuang-buang waktu dengan menjadi ribut. Ini biasanya bekerja dengan sangat baik karena anak-anak tidak ingin kehilangan waktu istirahat. Lacak waktu yang hilang (turun ke sesi kedua!) Dan terus kita awasi kelas dengan tanggung jawab. Jika tidak,

33

ancaman kosong Anda akan segera ditemukan dan trik ini tidak akan bekerja sama sekali. Tapi, sekali anak-anak melihat maksud apa yang Anda katakan, hanya melirik ke arah jam akan cukup untuk menenangkan mereka.Trik ini cepat dan mudah dan akan bekerja dalam situasi apa pun! 4. Hands Up nonverbal adalah cara lain untuk menenangkan kelas Anda yakni melalkukan suatu gerakan tubuh yang memfokuskan alur lalu lintas belajar kelas ke arah Anda, misalnya seperti dengan mengangkat tangan. Bila murid-murid melihat bahwa tangan Anda dinaikkan, mereka juga akan mengangkat tangan mereka. Tentunya dengan kesepakatan yang di buat terlebih dahulu bersama seluruh kelas sebelum pembelajaran kelas dimulai. Tangan berarti berhenti bicara dan memperhatikan guru. Anak akan memperhatikan petunjuk atau sinyal terhadap gerakan yang anda lakukan, gelombang penggalangan tangan akan menyelimuti ruangan dan Anda akan segera memiliki perhatian seluruh kelas dan kembali, anda akan menguasai kelas. A twist on ini adalah untuk mengangkat tangan Anda dan menghitung satu jari pada satu waktu. Pada saat Anda menghitung sampai lima, kelas perlu diam-diam menaruh perhatian pada Anda dan arahan Anda. Anda mungkin ingin diam-diam menghitung sampai lima bersama dengan isyarat visual dari jari-jari Anda. Siswa Anda akan segera terbiasa dengan rutinitas ini dan itu harus cukup cepat dan mudah untuk menenangkan mereka. Kunci untuk setiap keberhasilan rencana pengelolaan kelas adalah berpikir dengan hati-hati tentang tujuan yang ingin Anda capai dan bertindak dengan penuh percaya diri. Anda adalah guru. Anda bertanggung jawab. Dan andalah raja di kelas, berfikirlah bahwa anda

34

tidak lebih pintar didalam kelas, jadikan para siswa partner anda, tanpa adanya siswa anda tidak akan menjadi guru profesional, dan tanpa siswa anda tidak ada, anda tidak akan berdiri didepan kelas dengan sendirinya. Jika Anda tidak percaya tentang pengelolaan kelas dan mendasari ini sepenuh hati, anak-anak akan merasakan ragu dan bertindak atas perasaan diri mereka sendiri. Sadar merancang disiplin rutinitas dan mengajar mereka secara eksplisit. Rutinitas Siswa adalah cinta sebanyak yang kita lakukan. Buatwaktu di kelas sebagai individu yang produktif dan setengan mungkin, tentang dalam arti berpikir kritis tanpa ada rasa tekanan. Percayalah, Anda dan anak-anak akan berkembang di bawah keadaan seperti itu

Read more: Trik Menyulap Kelas Menjadi Tenang !!!|EDUCATION FOR OUR COUNTRY - PENDIDIKAN UNTUK NEGERI KITA Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial No Derivatives

Cara Belajar yang Baik Posted by' Admin on November 25, 2011 41

35

Cara Belajar yang Baik. Bulan-bulan ini merupakan bulan mendekati ujian semester bagi siswa SMP maupun SMA. Tentunya orang tua lebih memperhatikan dan menerapkan cara belajar yang baik bagi anaknya agar mendapat hasil belajar yang memuaskan. Para guru pun juga senantiasa menghimbau kepada siswasiswanya untuk lebih meningkatkan belajarnya agar siswa bisa mengerjakan ujian semester dengan baik. Tentunya dengan memberikan tips cara belajar yang baik. Berangkat dari cara belajar yang baik, saya mencari beberapa tips cara belajar yang baik di beberapa forum yang memberikan berbagai tips cara belajar untuk anak. Salah satunya pendapat dari Raka Arda. Berikut Cara Belajar Yang Baik Untuk bisa pandai dan pintar pastinya harus giat dan tekun belajar. Bagaimana cara belajar yang baik efektif dan tepat untuk murid/siswa. Kapan waktu yang tepat agar hasilnya juga maksimal. Setiap orang bisa menentukan sendiri kapan waktu yang paling tepat untuk belajar. Apakah memilih pagi, sore atau mala hari. Semua sesuai dengan kondisi yang ada. Sebaiknya cara belajar yang baik di lakukan setiap hari, walaupun dengan waktu yang tidak lama. Misalnya 1 atau 2 jam setiap hari. Banyak sekali murid-murid sekolah saat ini belajar ngoyo hanya jika ada ulangan atau ujian. Waktu yang paling tepat untuk belajar bisa di sesuaikan dengan mood dan toleransi tubuh kita. Tidak harus setiap malam. Kalau kita jam 8 atau jam 9 malam sudah merasa mengantuk bisa memilih waktu sore atau sehabis maghrib. Jadi waktu belajar seseorang memang tidak bisa sama. Yang penting jangan terlalu memaksakan atau memporsir balajar hingga larut malam karena biasanya hasilnya juga tidak akan bisa maksimal.

36

Berikut Ini Tips Dan Trik Cara Belajar Yang Baik Untuk Menghadapi Ujian 1. Belajar Kelompok Bosan belajar sendirian? Coba saja belajar secara kelompok bareng teman. Belajar kelompok merupakan salah satu belajar yang baik dan efektif. Dengan belajar kelompok kegiatan belajar akan menjadi sangat menyenangkan karena ada temannya. Belajar secara kelompok sebaiknya mengajak teman yang pandai dan rajin belajar agar bisa termotivasi dan ketularan pintar. 2. Coba Rajin Membuat Catatan Atau Intisari Dari Pelajaran Setiap bab pelajaran selalu ada bagian-bagian yang penting. Nah bagian yang penting ini sebaiknya dibuat catatan di buku tersendiri. Cara belajar yang baik dengan merangkum bahan atau materi pelajaran juga sangat berguna saat menghadapi ujian. 3. Selalau Disiplin Dan Tekun Dalam Belajar Yang penting di sini adalah kualitas belajarnya. Walaupun hanya 1-2 jam sehari tapi kalau di lakukan setiap hari pasti akan lebih baik dari pada belajar dalam waktu yang sangat lama pada waktu tertentu saja. Misalnya hanya belajar kalau ada ulangan atau ujian saja. 4. Bertanya Kalau Belum Paham Biasanya saat guru selesai membahas satu mata pelajaran akan bertanya pada murid muridnya. Apakah sudah jelas? Jangan ragu dan takut untuk bertanya kalau memang kurang paham atau kurang mengerti. 5. Hindari Sukap Tidak Jujur Sekarang ini banyak siswa membuat catatan untuk mencontek saat ada ulangan atau ujian. Dengan belajar dengan jadwal yang teratur seorang murid akan selalu siap jika ada ulangan dadakan dan tidak perlu mencontek. Bagaimana dengan tips cara belajar yang baik diatas mungkin masih belum bisa meningkatkan hasil belajar anda? Cara Belajar Yang Baik Ini masih ada beberapa tips cara belajar yang baik efektif dan efisien dari blog UMY, silahkan disimak.. Tips Cara Belajar yang Baik 1. Ciptakan suasana yang kondusif Dalam belajar, kamu harus menciptakan suasana yang kondusif, nyaman dan tenang untuk belajar. Cara ini merupakan salah satu cara belajar

37

yang baik karena bagaimanapun jika ingin materi yang kamu pelajari itu bener-bener masuk ke otakmu, kamu harus tenang dan dalam keadaan yang nyaman. Sehingga nggak mengganggu konsentrasi. Belajar di luar ruangan mungkin adalah pilihan yang cukup baik, karena selain lebih fresh, kita juga bisa lebih tenang dan nggak penat dalam belajar. 2. Lihat garis besarnya dahulu Tips cara belajar yang baik dengan melihat garis besar materi. Jika membaca bahan pelajaran yang baru, jangan langsung menceburkan diri kedalamnya. Kamu bisa lebih meningkatkan pemahaman bila melihat sepintas garis besarnya. Lihatlah semua subjudul, keterangan gambar dan ringkasan yang ada. Jik membaca bacaan yang cukup panjang, maka bacalah dahulu kalimat pertama dari setiap paragrafnya. 3. Buatlah catatan intisari dari bahan pelajaran Tips cara belajar dengan teknik meringkas intisari dari pelajaran. Kalau kamu meringkas materi dari setiap bahan pelajaran ke dalam sebuah catatan kecil, maka akan sangat membantumu mengingat bahan pelajaran itu. Pada saat kamu menulisnya, kamu pasti membaca materinya lagi, bener kan? Itu akan membuatmu cepat hafal materinya. Sebaiknya catatan itu ditulis kedalam buku kecil atau kertas yang bisa dibawa kemana-mana, sehingga bisa dibaca kapan dan dimanapun kamu berada. Tips Cara belajar yang baik bukan? 4. Berlatihlah tehnik kemampuan mengingat Cara Belajar Yang Baik dengan teknik kemampuan mengingat. Agar lebih mudah kamu ingat sebaiknya materi yang akan kamu hafal itu diubah menjadi sebuah singkatan atau kata kunci (Mnemonics) dengan formulasi yang mudah diingat-ingat. Seperti MeJiKuHiBiNiU untuk singkatan-singkatan dari warna pelangi, yaitu Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila dan Ungu. Walaupun kamu jika menghafal langsung dalam 1 minggu sudah lupa, dengan menggunakan mnemonics seperti ini kamu bisa ingat sampai puluhan tahun lamanya. 5. Belajarlah dengan tekun dan rutin. Tips cara belajar yang baik dan paling ampuh adalah dengan tekun dan rutin. Belajar tepat waktu dan serius juga sangat berpengaruh dalam

38

peningkatan prestasi belajar, apabila kamu jarang belajar maupun hanya belajar jika akan ada ulangan pasti prestasinya gak akan maksimal. Jadi belajarlah dengan tekun dan rutin selagi ada waktu untuk belajar. Juga jangan belajar dengan tergesa-gesa pada hari terakhir sebelum ulangan, cara belajar yang baik seperti itu hasilnya juga nggak akan maksimal. Demikian beberapa tips cara belajar yang baik efektif dan efisien untuk anda coba, semoga sukses!!

Read more: TIPS BELAJAR >> Cara Belajar Yang Baik | belajarpsikologi.com

01 April 2012 - WIB Tip Cara Mengatasi Siswa Nakal di Kelas Diposting oleh : Sriningsih_01@yahoo.com Sebagai seorang pendidik sangatlah vital dalam mengorganisasi KBM supaya baik dan tercapai dalam pembelajaran. Sering kita jumpai bahwa dalam pembelajaran seorang siswa melakukan kenakalan dengan bercanda,main HP,jalan jalan mengganggu temannya mengerjakan tugas,ketawa,malas mengerjakan tugas dan lain-lain. Untuk itu ada beberapaTip cara mengatasisiswa nakal di kelas :

Menggunakan isyarat verbal.apabila ada yang bercanda kita menggunakan isyarat kerlingan mata,atau telunjuk jari yang ditempelkan kebibir supaya siswa menghentikan kegiatan tersebut. Melanjutkan aktifitas belajar.Apabila di ingatkan masih melakukan kenakalan di ingatkan dan diberi konsekuensi tidak boleh mengikuti pembelajaran Dekati murid yang ribut/nakal. Apabila murid yang nakal didekati otomatis siswa tersebut akan diam sendiri Mengarahkan perilaku siswa.Seorang guru harus mampu mengarahkan dan semua peserta didik haarus mengumpulkan pekerjaan yang harus dipertanggungjawabkan. Memberikan instruksi yang di butuhkan. Menyuruh murid berhenti dengan nada tegas dan langsung.Apabila peserta didik masih membandel seorang guru memberikan surat pernyataan apabila mengulangi tidak di perbolehkan mengikuti pelajaran selanjutnya Memberi peserta didik pilihan. Pendidik memberikan pilihan alternatif mau melakukan tindakan benar di kelas atau mendapat sangsi negatif. Dengan demikian peserta didik

39

akan berfikir dan menghentikan kenakalan Sebagai pendidik marilah kita tingkatkan profesionalisme kita agar dalam mendidik anak bangsa ini bisa berhasil dan melahirkan aset bangsa yang mempunyai karakter yang baik. Amien......Selamat berjuang

1. mendidik anak yang baik serta berkarakter. Banyak sekali kebingungan guru saat mencoba memasukkan aspek karakter ke dalam pembelajaran. Salah satu pertanyaan yang banyak muncul adalah karakter macam apa yang saya mesti masukkan, bukankah semua karakter bagus?. Pertanyaan lainnya adalah bagaimana mengajarkannya? apakah mesti diujikan atau dites secara khusus? Pertanyaan diatas hadir dikarenakan guru ingin menghadirkan yang terbaik di kelas bagi siswanya dan disaat yang sama masih ingin 'satu haluan' dengan diknas. Padahal sepanjang yang saya tahu Diknas pun membebaskan guru untuk menentukan karekter apa yang ingin diterapkan dalam pembelajaran.Sebagai acuan saya punya beberapa karakter yang diambil dari kerangka kerja IB yang bisa diterapkan untuk kelas pak Taufik, Caring I care for other people. I try to help others. Peduli Saya peduli pada orang lain. Saya mencoba untuk menolong orang lain Principled I always try to do what is right. I always do what I say I will do. Memiliki Prinsip Saya selalu melakukan hal yang benar. Saya selalu menepati janji saya. Thinker I practice thinking skills. I like to solve problems. Pemikir

40

Saya suka berpikir. Saya suka memecahkan masalah. Reflective I think about what I have learned. I think about what I can do to make it better the next time. Reflektif Saya memikirkan kembali tentang apa yang telah saya lakukan. Saya memikirkan kembali bagaimana untuk mengerjakan sesuatu lebih baik lagi. Inquirer I ask questions. I like to learn. Ingin Tahu Saya suka bertanya. Saya suka belajar. Communicator I listen to other people when they speak. I can speak and write clearly so that other people can understand me. Komunikator Saya menyimak saat orang lain berbicara. Saya menyampaikan pesan secara lisan dan tulisan dengan jelas sehingga orang lain mengerti. Open Minded I listen to other people. I Know that other people do things differently to me. Berpikir Terbuka Saya menghargai pendapat orang lain. Saya tahu bahwa orang lain melakukan hal yang berbeda dengan saya. Risk Takers Im confident to try new things. Im not afraid or shy. Berani Mengambil Resiko Saya berani mencoba hal-hal baru. Saya tidak takut atau malu.

41

Well Balanced I can do many things. I like to learn about lots of different things. Berimbang Saya dapat melakukan banyak hal. Saya senang dengan hal-hal baru yang berbeda. Knowledgeable I have learned many things. I can tell you about these things. Berpengetahuan Saya telah belajar banyak hal. Saya bisa mengatakan pada orang lain apa yang saya pelajari. Silahkan Pak Taufik memilih yang cocok dengan usia dan subyek yang bapak ajarkan. Saat mengajar jika ada siswa melakukan hal yang baik pujilah dengan karakter yang sudah bapak pilih. Misalnya "Arman kamu hebat sekali hari ini, mau mengambil resiko belajar program yang belum bapak ajarkan di kelas" atau "terima kasih Raihan untuk presentasi mu yang bagus hari ini, kamu memang komunikator yang efektif". Dengan demikian siswa semakin termotivasi untuk berbuat lebih berdasarkan karakter yang sudah disepakati di kelas. Dinding kelas juga bisa dipasang pajangan kelas (display) yang berhubungan dengan karakter yang diajarkan di kelas. Saat menilai siswa pun aspek karakter perlu dilibatkan, karena bukan saatnya lagi menilai siswa dari sekedar pengetahuan yang ia kuasai, guru menilai juga karakter yang siswa tunjukkan saat mengerjakan tugas. Jika tugas nya dalam kelompok sejauh mana siswa bisa bekerja sama, dan jika karakter lain yang menurut guru cocok dengan penugasan yang diberikan. Hal lain yang sangat penting untuk dilakukan saat membelajarkan karakter di kelas, guru mesti mau dan bersedia berubah menjadi dan memberi contoh seseorang yang masuk dalam karakter yang diajarkan. Sebuah hal yang menantang untuk dilakukan. Saat pertama memang sulit dan akan jadi kebiasaan jika dilakukan terus menerus dengan penuh kerelaan menjadi 'role model' di kelas. 2. Trik2 supaya anak mengikuti pelajaran menyenangkan itu seperti apa? Sebuah pembelajaran yang menyenangkan untuk siswa belum tentu menyenangkan juga untuk guru atau sebaliknya. Sebab seperti yang kita sudah sama-sama tahu murid

42

maunya bermain, tertawa-tawa, berkelompok dengan teman yang cocok serta punya guru yang mau mengerti atas segala keinginannya sebagai remaja yang sedang tumbuh. Sementara bagi seorang guru pembelajaran yang menyenangkan itu jika murid aktif tanpa dipaksa, murid menjadi penurut semua sepanjang jam pelajaran, murid antusias belajar tanpa mesti disuruh-suruh. Sekarang jelaslah kedua kutub yang berbeda antara murid dan guru, dan bagi sebagian guru hal ini akan membuat mereka mengambil jalan pintas dengan cara menjadi guru yang 'killer' hanya karena agar siswa menjadi penurut, atau malah sebaliknya demi mendapatkan simpati siswa ia jadi guru yang 'serba boleh' yang selalu mengiyakan apa kata muridnya. Agar supaya iklim menyenangkan di kelas tercipta guru mesti lakukan langkah berikut ini;
1. Di hari pertama buat kesepakatan antara guru dan murid intinya apa saja hal yang mesti dilakukan oleh kedua belah pihak agar tercipta kelas yang menyenangkan, lengkap dengan konsekuensi negatif jika ada pelanggaran dan konsekuensi positif jika ada hal yang baik terjadi di kelas. 2. Gunakan waktu 6 minggu pertama untuk menegakkan kesepakatan yang telah dibuat bersama-sama 3. Guru menempatkan diri sebagai sosok yang pengertian dan mudah diajak berkomunikasi. 4. Guru selalu mengacu pada kesepakatan jika sesuatu terjadi di kelas 5. Guru selalu bersikap adil pada semua siswa. 6. Guru selalu merencanakan pembelajaran dengan baik perminggu. Kelas yang patuh dan sudah baik pun akan berubah menjadi liar jika guru mengajarnya asal dan tidak terencana. 7. Guru mengubah pola pikirnya dari 'bagaimana supaya kurikulum habis dibahas atau diajarkan' menjadi 'bagaimana dari topik bahasan dan kurikulum ini, murid mendapatkan pengalaman belajar yang menarik'.

Beberapa mitos dari pembelajaran menyenangkan di kelas; Kelasnya pasti ribut, padahal belum tentu jika pembelajaran menarik murid malah mudah didiamkan karena mereka tahu jika mereka mendengarkan mereka bisa mengatasi tantangan yang guru berikan. Karena biasanya guru memberikan instruksi yang berharga untuk mereka.

43

Pasti mahal dan memerlukan biaya, belum tentu jika gurunya kreatif pandai memanfaatkan barang yang ada di sekitar. Pasti susah dan memusingkan guru, padahal banyak orang dan pihak yang bisa ditanya misalnya lewat rubrik konsultasi di guraru.org ini Baik Pak taufik semoga jawaban saya bisa memuaskan dahaga keingintahuan anda sebagai guru era baru,

PENELITIAN DESKRIPTIF

Berorientasi Pemecahan Masalah Dalam kaitannya dengan tugas mengajar guru maka jenis penelitian yang dilakukan guru sebaikinya adalah penelitian yang memiliki dampak terhadap pengembangan profesi guru dan peningkatan mutu pembelajaran. Salah satu jenis penelitian ditinjau dari tingkat eksplanasinya adalah penelitian deskriptif (Sugiyono: 2006, 5), jenis penelitian ini dapat dilakukan oleh guru dalam kaitannya dengan pembelajaran di kelasnya. Walaupun penelitian yang dilakukan oleh guru merupakan penelitian deskriptif, namun tetap harus mendeskripsikan upaya yang telah dilakukan guru untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran (Suhardjono: 2005). Upaya tersebut dapat berupa penggunaan metode pembelajaran yang baru, metode penilaian atau upaya lain dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi guru atau dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran. Dilihat dari syarat penelitian deskriptif yang sesuai dengan kegiatan pengembangan profesi tersebut (mendeskripsikan upaya yang telah dilakukuan), maka apabila penelitian seperti itu dilakukan secara terencana oleh peneliti maka dapat dikategorikan sebagai jenis penelitian Pre Experimental Design One Shot Case Study atau One-Group Pretest-Posttest Design (Sugiyono: 2006, 83). Namun demikian, karena pelaksanaan penelitian dilakukan setelah kejadian berlangsung (ini ciri penelitian deskriptif) maka tetap dikatakan sebagai penelitian deskriptif. Jenis penelitian deskriptif sendiri dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok, yaitu (1) apabila hanya mendeskripsikan data apa adanya dan menjelaskan data atau kejadian dengan kalimat-kalimat penjelasan secara kualitatif maka disebut penelitian deskriptif kualitatif; (2) Apabila dilakukan analisis data dengan menghubungkan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka disebut deskriptif asosiatif; dan (3) apabila dalam analisis data dilakukan pembandingan maka disebut deskriptif komparatif. Dan karena untuk penelitian deskriptif yang dilakukan guru harus berorientasi pada pemecahan masalah atau peningkatan mutu pembelajaran maka lebih tepatnya rancangan penelitian seperti itu disebut penelitian deskriptif yang berorientasi pemecahan masalah atau peningkatan mutu, A. Ilustrasi Sebagai ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut. Pak Sahid seorang guru Fisika SMP kelas IX. Dia mempunyai masalah di kelas IX-A karena siswanya sering gaduh dan malas dalam mengikuti pelajaran. Berkali-kali pak Sahid sudah memperingatkan siswanya agar mengikuti

44 pelajaran dengan baik, tetapi masih belum berhasil juga. Untuk itu dia berfikir untuk menemukan cara bagaimana menarik perhatian siswa agar mau mengikuti pelajaran dengan baik dan aktif dalam belajar. Untuk itu pak Sahid mencoba menerapkan metoda pembelajaran dengan metode penemuan/inkuiri ditambah penggunaan berbagai media pembelajaran. Mulailah dirancang langkah-langkah pembelajaran tersebut dan dituangkannya dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Selanjutnya pak Sahid mulai menerapkan metode tersebut yang ternyata mampu menarik siswanya sehingga mau mengikuti pelajaran dengan baik dan lebih aktif dari sebelumnya. Selama pelajaran berlangsung pak Sahid mencatat segala tingkah laku siswa, mana hal-hal yang membuat siswa senang dan termotivasi, dan mana yang kurang menarik siswa. Dia juga merekam nilai yang diperoleh siswa sebelum dan setelah metode tersebut diterapkan. Pada waktu setelah kejadian berlangsung dan karena melihat keberhasilannya tersebut kemudian pak Sahid ingin mengetahui lebih mendalam tentang sebab-sebab siswa tidak tertarik dan kemudian menjadi tertarik untuk mengikuti pelajaran. Dia mulai menanyai (wawancara) siswanya tentang apa yang membuat menarik dan mana yang tidak menarik, mana yang perlu dilakukan dan mana yang tidak perlu dan sebagainya. Selain itu dia juga membuat angket yang dimaksudkan untuk mengetahui lebih dalam pendapat siswa terhadap metode pembelajaran yang diterapkannya. Dari hasil wawancara, angket maupun hasil penilaian, kemudian dilakukan analisis dan pembahasan tentang penyebab ketidaktertarikan dan penyebab ketertarikan siswa, hal-hal yang membuat siswa bergairah dan sebagainya. Selanjutnya pak Sahid menuliskan segala pengalamannya dalam bentuk laporan penelitian, dituliskannya upaya yang telah dilakukan tersebut secara sistematis mulai dari latar belakang mengapa dia menerapkan metode pembelajaran baru, rumusan masalahnya, landasan teori dan metode penelitian yang digunakan serta teknik analisis/pembahasan dan akhirnya menyusun kesimpulan hasil penelitiannya. Demikian tadi, pak Sahid sudah melakukan penelitian deskriptif kualitiatif tentang upaya yang telah dilakukan untuk memecahkan masalah dalam proses pembelajaran di kelasnya. B. Persiapan Penelitian Sebuah penelitian beranjak dari masalah yang ditemukan atau dirasakan. Yang dimaksud masalah adalah setiap hambatan atau kesulitan yang membuat seseorang ingin memecahkannya. Jadi sebuah masalah harus dapat dirasakan sebagai satu hambatan yang harus diatasi apabila kita ingin melakukan sesuatu. Dalam arti lain sebuah masalah terjadi karena adanya kesenjangan (gap) antara kenyataan dengan yang seharusnya. Penelitian diharapkan dapat memecahkan masalah itu, atau dengan kata lain dapat menutup atau setidaktidaknya memperkecil kesenjangan itu. Setelah masalah diidentifikasi, dipilih, maka lalu perlu dirumuskan. Perumusan ini penting, karena berdasarkan rumusan tersebut akan ditentukan metode pengumpulan data, pengolahan data maupun analisis dan peyimpulan hasil penelitian. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan masalah, yaitu: Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, padat dan jelas, memberi petunjuk tentang memungkinkannya pengumpulan data, dan cara menganalisisnya. Setelah masalah dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah mencari teori-teori, konsepkonsep yang dapat dijadikan landasan teoritis penelitian yang akan dilakukan itu. Hal lain yang lebih penting makna dari penelaahan kepustakaan adalah untuk memperluas wawasan keilmuan bagi para calon peneliti, karena kita sadari bahwa semua informasi yang berkaitan dengan keilmuan dalam hal ini teori ataupun hasil penelitian para ahli semua sudah tertuang dalam kepustakaan. Selanjutnya ditentukan metode pengumpulan data, yang diantaranya meliputi metode wawancara, angket, pengamatan dan dokumentasi. Apabila kita katakan bahwa untuk memperoleh data kita gunakan metode wawancara, maka di dalam melaksanakan pekerjaan

45 wawancara ini, pewawancara menggunakan alat bantu. Secara minimal alat bantu tersebut berupa rambu-rambu pertanyaan yang akan ditanyakan dan biasanya disebut pedoman wawancara. Untuk memperoleh jawaban secara tertulis dari responden, digunakan angket atau kuesioner. Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memproleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Istilah angket digunakan untuk menyebutkan metode maupun instrumen. Jadi dalam menggunakan metode angket berarti instrumen yang digunakan adalah angket. Selanjutnya data dapat diambil melalui proses pengamatan atau observasi. Pengamatan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengamatan non sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan dan pengamatan sistematis, yang dilakukan oleh pengamatan dengan menggunakan pedoman dalam melakukan pengamatan. Saat melakukan penelitian di mana sumber datanya berupa tulisan atau dokumen, digunakan metode dokumentasi. C. Pelaksanaan Pengumpulan dan Pengolahan Data Setelah peneliti melakukan persiapan seperti dijelaskan di atas, maka selanjutnya dilakukan pengumpulan data. Untuk seorang guru, pengumpulan data dapat dilakukan di kelasnya sendiri. Dalam hal rancangan penelitian deskriptif aplikatif, maka pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan angket (bagi siswa SMP, SMA, SMK) atau wawancara (bagi siswa TK atau SD) dan data yang dikumpulkan misalnya tentang tanggapan siswa atas metode pembelajaran baru yang telah dilakukan guru atau hasil observasi atas sikap siswa pada saat guru menyajikan pembelajaran dengan metode baru. Data lain yang perlu dikumpulkan misalnya adalah nilai hasil belajar siswa, yang diperoleh dari metode dokumentasi, dan keaktifan siswa, yang diperoleh dari hasil pengamatan. Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, perlu segera dilakukan pengolahan data. Selanjutnya data yang telah diolah tersebut disajikan dalam bentuk tabel, diagram, dan lain-lain agar memudahkan dalam pengolahan serta analisis selanjutnya. D. Analisis dan Penarikan Kesimpulan Data hasil olahan tersebut kemudian harus dianalisis, data deskriptif kualitatif sering hanya dianalisis menurut isinya dan karenanya analisis seperti ini juga disebut analisis isi (content analysis). Dalam analisis deskriptif, data disajikan dalam bentuk tabel data yang berisi frekuensi, dan kemudian dihitung mean, median, modus, persentase, standar deviasi atau lainnya. Untuk analisis statistik, model analisis yang digunakan harus sesuai dengan rancangan penelitiannya. Apabila penelitian yang dilakukan guru hanya berhenti pada penjelasan masalah dan upaya pemecahan masalah yang telah dilakukan (untuk meningkatkan mutu pembelajaran), maka setelah disajikan data hasil wawancara, angket, pengamatan atau dokumentasi, maka selanjutnya dianalisis atau dibahas dan diberi makna atas data yang disajikan tersebut. Tetapi apabila penelitian juga dimaksudkan untuk mengetahui tingkat hubungan maka harus dilakukan pengujian hipotesis sebagaimana hipotesis yang telah ditetapkan untuk diuji. Misalnya uji statistik yang dilakukan adalah uji hubungan, maka akan diperoleh hasil uji dalam dua kemungkinan, yaitu hubungan antar variabel-variabel penelitian atau perbedaan antara sampel-sampel yang diteliti, dengan taraf signifikansi tertentu, misalnya 5% atau 10%., atau dapat terjadi hubungan antar variabel penelitian atau perbedaan antara sampel yang diteliti tidak signifikan. Apabila ternyata dari hasil pengujian diketahui bahwa hipotesis alternatif diterima (hipotesis nol ditolak) berarti menyatakan bahwa dugaan tentang adanya saling hubungan atau adanya perbedaan diterima sebagai hal yang benar, karena telah terbukti demikian. Sebaliknya dalam kemungkinan hasil yang kedua dinyatakan hipotesis alternatif tidak terbukti kebenarannya, maka berati hipotesis nol yang diterima. Dengan telah diambilnya hasil pengujian mengenai penerimaan atau penolakan hipotesis maka berati analisis statistik telah selesai, tetapi perlu diingat bahwa pelaksanaan penelitian masih belum selesai,

46 karena hasil keputusan tersebut masih harus diberi interprestasi atau pemaknaan. Hasil analisis dari pengujian hipotesis dapat dikatakan masih bersifat faktual, untuk itu selanjutnya perlu diberi arti atau makna oleh peneliti. Dalam pemaknaan sering kali hasil pengujian hipotesis penelitian didiskusikan atau dibahas dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian dipastikan seorang peneliti mengharapkan hipotesis penelitiannya akan terbukti kebenarannya. Jika memang demikian yang terjadi, maka kemungkinan pembahasan menjadi tidak terlalu berperan walaupun tetap harus dijelaskan arti atau maknanya. Tetapi jika hipotesis penelitian itu ternyata tidak tahan uji, yaitu ditolak, maka peranan pembahasan menjadi sangat penting, karena peneliti harus mengekplorasi dan mengidentifikasi sumber masalah yang mungkin menjadi penyebab tidak terbuktinya hipotesis penelitian. Akhirnya dalam kesimpulan harus mencerminkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Jangan sampai antara masalah penelitian, tujuan peneltian, landasan teori, data, analisis data dan kesimpulan tidak ada runtutan yang jelas. Apabila penelitian mengikuti alur atau sistematika berpikir yang runut seperti itu maka penelitian akan dapat dikatakan telah memiliki konsistensi dalam alur penelitiannya

PENELITIAN TINDAKAN (ACTION RESEARCH)

A. Pengertian Penelitian Tindakan Penelitian tindakan adalah penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada suatu kelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik. Tindakan ini di kalangan pendidikan dapat diterapkan pada sebuah kelas sehingga sering disebut Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), atau bila yang melakukan tindakan adalah kepala sekolah atau pimpinan lain maka tetap saja disebut penelitian tindakan. Dalam kaitannya dengan istilah Penelitian Tindakan Kelas, di situ terdapat tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, yaitu : Penelitian-menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara-cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan--- menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Kelas - dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan kelas' adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama juga. Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1) penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas, segera dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Kesalahan umum yang terdapat dalam penelitian tindakan guru adalah penonjolan tindakan yang dilakukannya sendiri, misalnya guru memberikan tugas kelompok kepada siswa. Pengutaraan kalimat seperti itu kurang pas.

47 Seharusnya guru menonjolkan kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa mengamati proses mencair es yang ditempatkan di panci tertutup dan panci terbuka, atau di dalam gelas. Siswa juga diminta membandingkan dan mencatat hasilnya. Dengan kata lain, guru melaporkan berlangsungnya proses belajar yang dialami oleh siswa, perilakunya, perhatian mereka pada proses yang terjadi, dan sebagainya. B. Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Agar peneliti memperoleh informasi atau kejelasan tetapi tidak menyalahi kaidah yang ditentukan, perlu kiranya difahami bersama prinsip-prinsip yang harus dipenuhi apabila sedang melakukan penelitian tindakan kelas. Adapun prinsip-prinsip dimaksud adalah sebagai berikut. 1. Kegiatan nyata dalam situasi rutin Penelitian tindakan dilakukan oleh peneliti tanpa mengubah situasi rutin. Mengapa? Jika penelitian dilakukan dalam situasi lain, hasilnya tidak dapat dijamin akan dapat dilaksanakan lagi dalam situasi aslinya. Oleh karena itu penelitian tindakan tidak perlu mengadakan waktu khusus, tidak mengubah jadwal yang sudah ada. 2. Adanya kesadaran untuk memperbaiki diri Penelitian tindakan didasarkan atas sebuah filosofi bahwa setiap manusia tidak suka atas halhal yang statis, tetapi selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik. Peningkatan diri untuk hal yang lebih baik ini dilakukan terus-menerus sampai tujuan tercapai, tetapi sifatnya hanya sementara, karena dilanjutkan lagi dengan keinginan untuk lebih baik yang datang susul menyusul. Dengan kata lain, penelitian tindakan dilakukan bukan karena ada paksanaan atau permintaan dari pihak lain, tetapi harus atas dasar sukarela, dengan senang hati, karena menunggu hasilnya yang diharapkan lebih baik dari hasil yang lalu, yang dirasakan belum memuaskan dan perlu ditingkatkan. 3. SWOT sebagai dasar berpijak Penelitian tindakan harus dimulai dari melakukan analisis SWOT, terdiri dari unsur-unsur S (Strength) - kekuatan, W (Weaknesses) - kelemahan, O (Opportunity) - kesempatan, dan T (Threat) - ancaman. Empat hal tersebut dilihat dari sudut guru yang melaksanakan maupun siswa yang dikenai tindakan. Dengan berpijak pada hal-hal yang disebutkan, penelitian tindakan dapat dilaksanakan hanya apabila ada kesejalanan antara kondisi yang ada pada guru dan juga pada siswa. Tentu saja pekerjaan guru sebelum menentukan jenis tindakan yang akan dicobakan, memerlukan pemikiran yang matang. 4. Upaya empirik dan sistemik Prinsip keempat ini merupakan penerapan dari prinsip ketiga. Dengan telah dilakukannya analisis SWOT, tentu saja apabila guru melakukan penelitian tindakan, sudah mengikuti prinsip empirik (terkait dengan pengalaman) dan sistemik, berpijak pada unsur-unsur yang terkait dengan keseluruhan sistem yang terkait dengan objek yang sedang digarap. Jika guru mengupayakan cara mengajar baru, harus juga memikirkan tentang sarana pendukung dan halhal yang terkait dengan cara baru tersebut. 5. Ikuti SMART dalam perencanaan SMART adalah kata bahasa Inggris artinya cerdas, akan tetapi dalam proses perencanaan kegiatan merupakan singkatan dari lima huruf bermakna. S - Specific, khusus, tidak terlalu umum M- Managable, dapat dikelola, dilaksanakan A - Acceptable, dapat diterima lingkungan, atau - Achievable, dapat dicapai, dijangkau R - Realistic, operasional, tidak di luar jangkauan dan T - Time-bound, diikat oleh waktu, terencana Ketika guru menyusun rencana tindakan, harus mengingat hal- hal yang disebutkan dalam SMART. Tindakan yang dipilih peneliti harus khusus, tidak sulit dilakukan, dapat diterima oleh subjek yang dikenai tindakan dan lingkungan, nyata bermanfaat bagi dirinya dan subjek yang dikenai tindakan. Selain itu yang sangat penting adalah bahwa tindakan tersebut sudah tertentu

48 jangka waktunya. Penelitian tindakan dapat direncanakan dalam waktu satu bulan, satu semester, atau satu tahun. 6. Bukan seperti biasanya, tetapi harus cemerlang Penelitian tindakan harus dapat menunjukkan bahwa tindakan yang diberikan kepada siswa memang berbeda dari apa yang sudah biasa dilakukan. Sesuai dengan prinsip nomer 2, yaitu adanya kesadaran dan keinginan untuk meningkatkan diri, apa yang sudah ada, tindakan yang dilakukan harus berbeda dari biasanya, karena yang biasa sudah jelas menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Oleh karena itu guru melakukan tindakan yang diperkirakan dapat memberikan hasil yang lebih baik. 7. Terpusat pada proses, bukan semata-mata hasil Penelitian tindakan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru atau peneliti untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil , dengan mengubah cara, metode, pendekatan atau strategi yang berbeda dari biasanya. Cara, metode, pendekatan atau strategi tersebut berupa proses yang harus diamati secara cermat, dilihat kelancarannya, kesesuaian dengan dan penyimpangannya dari rencana, kesulitan atau hambatan yang dijumpai, dan lain-lain aspek yang berkaitan dengan proses. Sejauh mana proses ini sudah memenuhi harapan, lalu dikaitkan dengan hasil setelah satu atau dua kali tindakan berakhir. Dengan kata lain, dalam melaksanakan penelitian, peneliti tidak harus selalu berpikir dan MENGEJAR HASIL, tetapi mengamati proses yang terjadi. Hasil yang diperoleh merupakan DAMPAK dari prosesnya. C. Model Penelitian Tindakan Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu tahap: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut. Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan. Dengan mudah dapat diterima bahwa pengamatan yang diarahkan pada diri sendiri biasanya kurang teliti dibanding dengan pengamatan yang dilakukan terhadap hal-hal yang berada di luar diri, karena adanya unsur subjektivitas yang berpengaruh, yaitu cenderung mengunggulkan dirinya. Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan, yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap 2 ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Dalam reflekasi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perenca- naan perlu diperhatikan. Tahap 3: Pengamatan Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Sebutan tahap 2 diberikan untuk memberikan peluang kepada guru pelaksana yang berstatus juga sebagai pengamat. Ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan, karena hatinya menyatu dengan kegiatan, tentu tidak sempat menganalisis peristiwanya ketika sedang terjadi. Oleh karena itu kepada guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat ini untuk melakukan "pengamatan balik" terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik ini guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi. Tahap 4: Refleksi

49 Tahap ke-4 ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah "refleksi" dari kata bahasa Inggris reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia pemantulan. Kegiatan refleksi ini sebetulnya lebih tepat dikenakan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Istilah refleksi di sini sama dengan "memantul-seperti halnya memancar dan menatap kena kaca", yang dlam hal ini guru pelaksana sedang memantulkan pengalamannya pada peneliti yang baru saja mengamati kegiatannya dalam tindakan. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru pelaku tindakan mengatakan kepada peneliti pengamat tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dn bagian mana yang belum. Apabila guru pelaksana juga berstatus sebagai pengamat, maka refleksi dilakukan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain guru tersebut melihat dirinya kembali, melakukan "dialog" untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan mengenali hal-hal yang masih perlu diperbaiki. Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi. Apabila dikaitkan dengan "bentuk tindakan" sebagaimana disebutkan dalam uraian ini, maka yang dimaksud dengan bentuk tindakan adalah siklus tersebut. Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan tunggal tetapi selalu berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus. D. Persyaratan Penelitian Tindakan oleh Guru Beberapa hal di bawah ini antara lain merupakan persyaratan untuk diterimanya laporan penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru. 1. Penelitian tindakan kelas harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam pembelajaran, dan berguna untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. 2. Penelitian tindakan kelas oleh guru menuntut dilakukannya pencermatan secara terusmenerus, objektif, dan sistematis, artinya dicatat atau direkam dengan baik sehingga diketahui dengan pasti tingkat keberhasilan yang diperoleh peneliti serta penyimpangan yang terjadi; hasil pencermatan tersebut akan menetukan tindak lanjut yang harus diambil segera oleh peneliti. 3. Penelitian tindakan harus dilakukan sekurang- kurangnya dalam dua siklus tindakan yang berurutan; informasi dari siklus yang terdahulu sangat menentukan bentuk siklus berikutnya. Oleh karena itu siklus yang kedua, ketiga dan seterusnya tidak dapat dirancang sebelum siklus pertama terjadi. Hasil refleksi harus tampak digunakan sebagai bahan masukan untuk perencanaan siklus berikutnya. 4. Penelitian tindakan kelas terjadi secara wajar, tidak mengubah aturan yang sudah ditentukan, dalam arti tidak mengubah jadwal yang berlaku. Tindakan yang dilakukan tidak boleh merugikan siswa, baik yang dikenai atau siswa lain. Makna darim kalimat ini adalah bahwa tindakan yang dilakukan guru tidak hanya memilih anak-anak tertentu, tetapi harus semua siswa dalam kelas. 5. Penelitian tindakan kelas disadari betul oleh pelakunya, sehingga yang bersangkutan dapat mengemukakan kembali apa yang dilakukan, baik mengenai tindakan, suasana ketika terjadi, reaksi siswa, urutan peristiwa, hal-hal yang dirasakan sebagai kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan rencana yang sudah dibuat sebelumnya. E. Sasaran atau objek penelitian tindakan kelas Hal-hal yang dapat diamati sehubungan dengan setiap unsur pembelajaran tersebut antara lain adalah sebagaimana disajikan dalam bagian berikut. Sesuai dengan prinsip bahwa ada tindakan dirancang sebelumnya maka objek penelitian tindakan kelas harus merupakan sesuatu yang aktif dan dapat dikenai aktivitas, bukan objek yang sedang diam dan tanpa gerak. 1. Unsur siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang asyik mengikuti proses pembelajaran di kelas/lapangan/ laboratorium atau bengkel, maupun ketika

50 sedang asyik mengerjakan pekerjaan rumah di dalam hati, atau ketika mereka sedang mengikuti kerja bhakti di luar sekolah. 2. Unsur guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar di kelas, sedang membimbing siswa-siswa yang sedang berdarmawisata., atau ketika guru sedang mengadakan kunjungan ke rumah siswa. 3. Unsur materi pelajaran, dapat dicermati urutan matri tersebut ketika disajikan kepada siswa, meliputi pengorganisasiannya, cara penyajiannya, atau pengaturannya. 4. Unsur peralatan atau sarana pendidikan, meliputi peralatan, baik yang dimiliki oleh siswa secara perorangan, peralatan yang disediakan oleh sekolah, ataupun peralatan yang disediakan dan digunakan di kelas. 5. Unsur hasil pembelajaran, yang ditinjau dari tiga ranah yang dijadikan titik tujuan yang harus di capai melalui pembelajaran, baik susunan maupun tingkat pencapaian. Oleh karena hasil belajar merupakan produk yang harus ditingkatkan, pasti terkait dengan tindakan unsur lain. 6. Unsur lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun yang melingkungi siswa dirumahnya. Informasi tentang lingkungan ini dikaji bukan untuk dilakukan camput tangan, tetapi digunakan sebagai pertimbangan dan bahan untuk pembahasan. 7. Unsur pengelolaan, yang jelas-jelas merupakan gerak kegiatan sehingga mudah diatur dan direkayasa dalam bentuk tindakan. Yang digolongkan sebagai kegiatan pengelolaan misalnya cara mengelompokkan siswa ketika guru memberikan tugas, pengaturan urutan jadwal, pengaturan, tempat duduk siswa, penempatan papan tulis, penataan peralatan milik siswa dan sebagainya. F. Laporan Penelitian Tindakan Selanjutnya apabila guru pelaksana penelitian tindakan kelas sudah merasa puas dengan siklus-siklus itu, tentu saja langkah berikutnya tidak lain adalah menyusun laporan kegiatannya. Proses penyusunan laporan ini tidak akan dirasakan sulit apabila sejak awal guru sudah disiplin mencatat apa saja yang sudah ia lakukan. Membuat karya tulis ilmiah laporan penelitian sebetulnya akan jauh lebih mudah dibandingkan dengan menulis artikel, karena lahan tulisan akan sudah dipenuhi dengan penjelasan tentang alasan, tujuan, manfaat dan isi penelitian, kemudian cerita tentang tindakan dengan siklussiklusnya. Pada akhir tulisan tinggal disampaikan hasil penelitian, yaitu keberhasilan yang diperoleh dan hambatan atau kesulitan dalam pelaksanaan, ditutup dengan rekomendasi atau saran. Sistematika laporan penelitian tidak jauh berbeda dengan laporan penelitian yang lain. Satu hal yang sangat dicermati oleh penilai adalah bagaimana siklus dilaksanakan, dan penjelasan tentang proses yang berlangsung. Kesalahan umum yang terjadi, guru hanya menyebutkan sangat sedikit tentang tindakan yang dilakukan, dan langsung menunjukkan data yang dikumpulkan melalui tes. Hasil tes antar siklus dibandingkan dengan atau tapa rumus, kemudian disimpulkan. Dalam penelitian tindakan ini guru tidak diharuskan menonjolkan analisis data, tetapi seperti sudah dikemukakan di depan, sangat menekankan proses

METODE BELAJAR DENGAN BERMAIN UNTUK IPA SD


Eshthih fithriyana (100401140045),Thomas yoga setiawan (100401140051), Dimas bagus (100401140054), Ryan apriliana (100401140059)

51 1. Pendahuluan Saat ini beban pendidikan di usia sekolah dasar sudah sangat berat. Siswa dibebankan dengan banyak mata pelajaran bersifat hafalan yang membosankan.Ditambah lagi dengan buku bacaan pelajaran tidak menarik, situasi belajar monoton dan metode penyampaian pelajaran tidak berkembang membuat siswa sekolah dasar menjadi engan ke sekolah.Ketertarikan untuk belajar menjadi berkurang yang pada akhirnya dapat menghambat kretifitas dan bakat anak sekolah. Padahal usia sekolah dasar adalah usia paling penting bagi pembentukan bakat anak pada bidang tertentu. Salah satu mata pelajaran yang diberikan disekolah dasar adalah mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA).Buku teks IPA yang diberikan disekolah terkadang tidak menarik perhatian siswa, hal ini dikarenakan format buku yang banyak berisi tulisan dan hanya sedikit gambar.Siswa sulit menangkap dan memahami isi yang terkadang didalam buku IPA karena isi buku IPA bersifat abstrak dan banyak berisi rumusan teori yang harus dihapal tanpa diberi kesempatan bagi siswa untuk mempraktekkanya secara langsung.Metode belajar yang hanya menghapal pada mata pelajaran IPA menjadikan mata pelajaran ini tidak menarik. Dunia anak adalah dunia bermain, sehingga pendekatan dengan metode bermain akan lebih efektif. Selain itu menurut phiskolok pendidikan dengan disertai metode bermain sangat cocok bagi anak dikarenakan pada masa ini anak-anak Guru harus pintar-pintar untuk memanfaatkan hal itu demi pembelajaran peserta didik. Dalam bermain anak juga akan mendapatkan pendidikan sendiri, sehingga guru tidak salah jika mengontrol pendidikan yang mereka dapat dari bermain. Metode bermain dalam pembelajaran pada saat ini menjadi pilihan para guru dalam mendidik siswa-siswanya di sekolah. Selain metode bermain sangat diminati oleh anakanak , metode nelajar dengan bermain juga dapat merangsang imajinasi dan ketrampilan anak, sehingga penyampaian materi lebih cepat dipahami oleh siswa. Selain itu banyak sekali mata pelajaran yang dapat manggunakan metode ini, antara lain pelajaran IPA.Sehingga kelompok kami tertarik untuk membahas metode tersebut. Banyak sekali pihak-pihak yang lain yang juga menggangkat masalah ini. Misalnya saja kita ambil contoh Agus triantoko dan makalah yang dipublikasikan dalam anggoro putris weblog.Dalam karyanya membahas secara umum saja, tidak secara khusus. Selain itu banyak karya-karya yang hanya membahas metode bermain secara umum saja tidak menjurus seperti karya ilmiah yang kami susun ini. Adapun beberapa masalah yang di hadapi dalam penyampaian metode belajar denang bermain antara lain:

52 1. Apa yang dimaksud dengan metode belajar dengan bermain? 2. Bagaimanakah penerapan metode ini terhadap siswa SD? 3. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari metode ini?

Sedangkan tujuan dari metode ini adalah: 1. 2. 3. Untuk mengetahui pengertian dari metode belajar dengan bermain Untuk mengetahui bagaimana penerapan dari metode pembelajaran ini Untuk mengetahui kelebihan serta kekurangan dari metode ini

2. Pengertian belajar dengan bermain Sebutan Sekolah Dasar mengandung makna tempat yang nyaman untuk Belajar.Berdasarkan makna dimaksud, maka pelaksanaan program kegiatan belajar harus menciptakan suasana nyaman bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga pembelajaran tidak seperti di Sekolah Menengah Pertama. Oleh karena itu guru Sekolah Dasar harus memperhatikan kematangan atau tahap perkembangan anak didik, kesesuaian alat bermain serta metode yang digunakan. Namun Metode yang digunakan harus berkenaan dengan pendidikan IPA SD -sebagaimana tertuang dalam kurikulum- pada kegiatan pembelajaran secara umum telah direduksi menjadi sekedar pemindahan konsep- konsep yang kemudian menjadi bahan hapalan bagi siswa. Tidak jarang pembelajaran IPA bahkan dilaksanakan dalam bentuk latihan-latihan penyelesaian soal-soal tes, semata-mata dalam rangka mencapai target nilai tes tertulis evaluasi hasil belajar sebagai ukuran utama prestasi siswa dan kesuksesan guru dalam mengelola pembelajaran. Pembelajaran IPA yang demikian jelas lebih menekankan pada penguasaan sejumlah konsep dan kurang menekankan pada penguasaan kemampuan dasar kerja ilmiah atau keterampilan proses IPA. Oleh karena target seperti itu maka guru tidak terlalu terdorong untuk menghadirkan fenomena-fenomena alam betapa pun melalui alat peraga sederhana ke dalam pembelajaran IPA. Bermain merupakan cara yang paling baik untukmengembangkan kemampuan anak didik. Bermain merupakan cara alamiah untuk menemukan lingkungan, orang lain, dan dirinya sendiri. Pada prinsipnya, bermain mengandung rasa senang dan tanpa paksaan serta lebih mementingkan proses dari pada hasil akhir. Perkembangan bermain sebagai cara pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan perkembangan umur dan

53 kemampuan anak didik, yaitu berangsur-angsur dikembangkan dari bermain sambil belajar (unsur bermain lebih besar) menjadi belajar sambil bermain (unsur belajar lebih banyak). Hal diatas meupakan contoh perkembangan system belajar mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolah dasar. Namun dalam sekolah dasar sebenarnya tidak semua kelas memperoleh system belajar dengan bermain,hanya kelas rendah saja yang pada umumnya memperoleh karena mereka butuh penyesuaian dari taman kanak-kanak ke sekolah dasar. Dengan demikian, anak didik tidak akan canggung lagi menghadapi cara pembelajaran di tingkat-tingkat berikutnya. Dalam proses perkembangan anak melalui bermain, akan ditemukan istilah sumber belajar (learning resources) dan alat permainan (educational toys and games). Mayke (1966) mengatakan bahwa belajar dengan bermain memberi kesempatan kepada anak untuk memanipulasi, mengulang-ulang, menemukan sendiri, bereksplorasi, mempraktekkan, dan mendapatkan bermacam-macam konsep serta pengertian yang tidak terhitung banyaknya. Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembang-kan imajinasi pada anak. Pemahaman mengenai konsep bermain tentu akan berdampak positif pada cara guru dalam membantu proses belajar anak. Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak. Pemahaman mengenai konsep bermain sudah barang tentu akan berdampak positif pada cara guru dalam membantu proses belajar anak. Pengamatan ketika anak bermain secara aktif maupun pasif, akan banyak membantu memahami jalan pikiran anak dan akan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Pada saat bermain guru perlu mengetahui saat yang tepat untuk melakukan atau menghentikan intervensi. Apabila guru tidak memahami secara benar dan tepat, hal itu akan membuat anak frustasi atau tidak kooperatif dan sebaliknya. Melalui bahasa tubuh si anakpun kita sudah dapat mengetahui kapan mereka membutuhkan kita untuk melakukan intervensi.Bobbi dePorter dalam Quantum Learning (1999:22-24) menginformasikan kepada kita tentang pentingnya menciptakan suasana kelas sebagai tempat bermain sambil belajar yang aman dari caci maki dan ancaman serta bermakna bagi siswa.

3. Penerapan metode belajar dengan bermain Metode belajar dengan bermain dapat diterapkan dengan berbagai macam cara diantaranya guru memberikan contoh mendendangkan lagu sambil menunjuk bagian

54 tubuhnya dan guru meminta muridnya untuk bernyayi bersama-sama seperti lagu dua mata saya hidung saya satu dua kaki saya pakai sepatu baru, dua telinga saya yang kiri dan kanan satu mulut saya tidak berhenti makan, dengan diberikan metode seperti itu peserta didik diharapkan akan lebih cepat menerima materi tentang organ tubuhnya, setelah itu pendidik diharapkan menerangkan kembali tentang apa pembahasan yang disampaikanya. Guru sebagai pendidik juga bisa menjelakan dengan cara menunjuk bagian tubuhnya dan murid diminta mengikutinya, guru meminta murid maju kedepan dan menyebutkan bagian tubuh yang ditunjuk, guru mendekte soal latihan dan menunjuk salah seorang murid (bergantian) untuk menjawabnya, murid menjawab berdasarkan imajinasinya terhadap gambar, murid juga diminta untuk menuliskan jawabanya dibuku latihan tulisnya. Bermain tebak-tebakan guru meminta muridmemperagakan kegiatan ini dan menjawab apa yang terjadi secara lisan, setelah selesai peragaan, semua murit diminta melengkapi kalimat sesuai dengan respon imajenasinya. Peserta didik diberikan waktu renggang untuk memikirkan jawabanya sehingga peserta didik dapat berfikir sendiri sesuai apa yang ada di fikiranya, dengan demikian peserta didik skan sedikit banyak bisa mengembangkan imajinasinya sendiri tanpa bantuan orang lain. Namun disamping itu pendidik harus senantiasa mengontroldan memperhatikan tiap peserta didik agar pembelajaran dikelas tetap berjalan dengan baik dan tidak akan muncul kegaduhan di sela-sela pembelajaran. Belajar dengan bermain sebenarnya banyak cara penerapanya kususnya di Sekolah Dasar sebab di usia sekolah dasar peserta didiknya harus senantiasa di kembangkan kemampuan dan kreatifitasnya dalam aspek apapun agar peserta didik dapat berkembeng dengan baik dan mampu mempelajari pelajaran-pelajaran dengan maksimal dan memahami materi yang disampaikan pendidik. Selain dengan hal di atas,guru juga dapat menerapkan metode belajar dengan bermain ini pada kelas rendah di Sekolah Dasar dengan mengajak para murid untuk belajar di luar ruang kelas. Misalnya saja pada mata pelajaran IPA guru mengajak murid untuk langsung mengetahui beberapa jenis tumbuhan beserta manfaatnya. Dengan langsung mengetahui objek yang dipelajari akan membuat siswa menjadi lebih cepat menguasai materi dibanding dengan guru menggunakan metode caramah yang belum tentu semua murid mengetahiu objek yang dipelajari saat itu. Dalam pembelajaran IPA yang lain misalnya yaitu proses mencangkok yang harus dipraktekkan,guru bisa mengajak murid-muridnya keluar kelas untuk praktek dan sebelumnya siswa membawa bahan dari rumah apabila di lingkungan sekolah tidak ada tumbuhan yang bisa dicangkok. Selain dengan cara terjun langsung ke lapangan untuk belajar,peserta didik juga dapat diajak untuk melakukan praktik baik di dalam maupun di luar kelas.Lapangan di sini merupakan lingkungan sekolah atau tempat-tempat yang mendukung untuk berlangsungnya pembelajaran.Praktik yang dilakukan tidak seperti halnya praktik pada tingkat pendidikan atas namun praktik ini lebih mengutamakan pemahaman siswa akan materi

55 melalui permainan. Sebagai contoh dalam praktik mata pelajaran IPA yang membahas mengenai cara perkembangbiakan tumbuhan dengan cara cangkok,maka guru dapat membagi murid kedalam bebrapa kelompok untuk menyiapkan beberapa bahan cangkokan dan nantinya setelah semua bahan terkumpul guru akan memberikan perintah untuk melakukan pencangkokan dengan dibimbing langsung oleh guru. Para siswa akan cepat hafal tahap-tahap pencangkokan dengan praktik langsung karena mereka dapat mengetahui cara dan bentuk dari materi yang sedang mereka pelajari,dibandingkan dengan mereka hanya melihat gambar dari tahap cangkok. Walaupun metode ceramah lebih efisien namun metode ini kurang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Jika dilihat dari tingkat minat siswa,sepertinya siswadi Sekolah Dasar terutama di kelas rendah, lebih tertarik dengan metode belajar dan bermain dibanding dengan metode yang biasa mereka peroleh selama ini yaitu ceramah yang membuat peserta didik menjadi jenuh dalam proses belajarnya. Hal ini dikarenakan usia peserta didik yang masih kecil menjadikan bermain adalah suatu kegiatan yang menyenangkan sehingga guru perlu mengaplikasikan belajar dan juga bermain di dalam proses pembelajaran. Pada dasarnaya penerapan metode ini hanya terfokus pada kreatifitas guru untuk menciptakan permainan baru yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Dengan demikian guru dituntut untuk lebih aktif dalm menciptakan pembelajaran-pembelajaran yang efektif dan menyenangkan bagi semua siswa. Kembali lagi pada penerapan metode belajar dan bermain,sebenarnya guru tidak perlu memikirkan berbagai macam tempat untuk melaksanakan pembelajaran. karenaini semua dapat dilakukan di lingkungan sekitar sekolah,di tempat itu sudah banyak media yang dapat dipergunakan sebagai bahan ajar yang mendukung. Selain itu dengan media-media lain juga dapat dilakukan pembelajaran dengan metodeseperti ini,misalnya saja guru menciptakan media sederhana yang tepat guna.Dan juga media tidak harus baru,dari barang-barang bekas juga bisa dijadikan bahan pembuatan media.Maka pembelajaran tidak perlu jauh-jauh ke tampat yang terdapat media yang sesungguhnya.Ini disiasati agar menghemat waktu dan juga biaya. Bayangkan saja apabila terdapat materi baru dan kita harus mendatangi tempat itu,betapa tidak efisiennya pembelajaran yang dilakukan dan waktu pun juga akan banyak yang terbuang sia-sia. Pengambilan nilai sendiri dilakukan dengan cara mengamati siswa, apakah aktif dan hasil akhir. karena walupun dengan bermain,namun unsur pembelajaran tidak boleh dihilangkan. Hal yang perlu dicermati dalam pelaksanaan metode ini yaitu siswa jangan sampai terlalu larut dalam permainan,hal ini dapat menyebabkan siswa kehilangan materi yang ia pelajari. Inilah tugas guru untuk mengawasi siswa agar tetap pada kegiatan belajar walaupun dalam

56 penerapannya diaplikasikan dengan bermain. Bermain yang dimaksudkan bukanlah bermain yang dilakukan anak-anak seperti kita ketahui bersama,namun bermain di sini terdapat unsure belajar atau dapat dikatakan permainan yang dilandasi oleh pembelajaran. Hingga pada akhirnnya tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan sempurna. Didalam metode belajar dan bermain siswa akan lebih ditekankan untuk aktif dan merasakan pengalaman belajar langsung melalui pengalaman yang mereka alami. Pengalamanpengalaman dan pengetahuan-pengetahuan baru yang ada didalam alam dapat disisipkan dalam permainan. Selain itu didalam metode belajar dengan bermain siswa bisa diajak untuk bermain peran, bernyanyi, berdiskusi, memeragakan sesuatu, disitulah anak akan merasa lebih dekat dengan alam. Dan anak-anak akan merasa senang dan tidak mudah jenuh dengan pembelajaran yang disampaikan oleh guru. IPA adalah pelajaran tentang alam. Jika anak dekat dengan anak maka anak akan terangsang dengan sendirinya untuk memiliki rasa ingin tahu yang besar. Semakin mereka banyak tahu, semakin banyak pula yang ingin mereka cari tahu lagi. Untuk itu seorang guru sangat perlu untuk memiliki imajinasi dan kreatifitas untuk menciptakan metode-metode bermain yang nyaman untuk anak dan sesuai dengan pelajaran yang disampaikan. Selain itu guru juga harus memberikan peluang seluas luasnya agar siswa dapat belajar lebih bermakna dengan memberikan respon yang mengaktifkan semua siswa secara positif dan edukatif. Karena itu merupakan salah satu trik dalam metode belajar dengan bermain. Dari penerapan belajar dengan bermain IPA di Sekolah Dasar kususnya kelas rendah pendidik yang mempunyai dan memegang peran penting di dalam penerapanya, pendidik harus senantiasa mengembangkan kekreatifitasan,kemampuanya dan pengetahuanya tentang apa saja yang terdapat pada pelajaran IPA dan menguasai berbagai materi tntang IPA secara utuh,tepat dan memiliki, bisa bertanggung jawab dengan apa yang telah atau akan diterapkanya sehingga peserta didik dapat menerima materi dengan baik dan tepat sesuai dengan apa yang dipelajarinya. Pendidik juga sebagai penanggung jawab yang memegang penuh situasi dan kondisi kelas yang diajarnya agar senantiasa peserta didik merasa senang dengan belajarnya dan membuat peserta didik betah dengan pelajaran yang dipelajarinya. Mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) banyak sekali cara menerangkan dan mengajarkanya, sebab didalam pelajaran IPA media-media untuk mengajar sangat mudah untuk ditemukan sebagai media mengajar yang salah satunya yaitu pembelajaran yang diselipi permainan didalam proses pembelajaran, dengan demikian belajar dengan bermain ckup baik untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar di kelas rendah Sekolah Dasar sebab dengan belajar yang diimbangi dengan

57 permainan sehingga memudahkan bagi peserta didik untuk mengerti dan memahami materi yang diperolehnya baik secaara pemikiran maupun praktikny.

4. Kelebihan dan kekurangan metode belajar dengan bermain IPA SD. Sebutan Sekolah Dasar mengandung makna tempat yang nyaman untuk Belajar.Berdasarkan makna dimaksud, maka pelaksanaan program kegiatan belajar harus menciptakan suasana nyaman bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga pembelajaran tidak seperti di Sekolah Menengah Pertama. Oleh karena itu guru Sekolah Dasar harus memperhatikan kematangan atau tahap perkembangan anak didik, kesesuaian alat bermain serta metode yang digunakan.Bermain merupakan cara yang paling baik untuk mengembangkan kemampuan anak didik. Bermain merupakan cara alamiah untuk menemukan lingkungan, orang lain, dan dirinya sendiri. Pada prinsipnya, bermain mengandung rasa senang dan tanpa paksaan serta lebih mementingkan proses dari pada hasil akhir. Perkembangan bermain sebagai cara pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan perkembangan umur dan kemampuan anak didik, yaitu berangsur-angsur dikembangkan dari bermain sambil belajar (unsur bermain lebih besar) menjadi belajar sambil bermain (unsur belajar lebih banyak). Hal diatas meupakan contoh perkembangan system belajar mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolah dasar. Namun dalam sekolah dasar sebenarnya tidak semua kelas memperoleh system belajar dengan bermain,hanya kelas rendah saja yang pada umumnya memperoleh karena mereka butuh penyesuaian dari taman kanak-kanak ke sekolah dasar. Pemahaman mengenai konsep bermain tentu akan berdampak positif pada cara guru dalam membantu proses belajar anak. Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak. Pemahaman mengenai konsep bermain sudah barang tentu akan berdampak positif pada cara guru dalam membantu proses belajar anak.Pengamatan ketika anak bermain secara aktif maupun pasif, akan banyak membantu memahami jalan pikiran anak dan akan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Pada saat bermain guru perlu mengetahui saat yang tepat untuk melakukan atau menghentikan intervensi. Apabila guru tidak memahami secara benar dan tepat, hal itu akan membuat anak frustasi atau tidak kooperatif dan sebaliknya. Melalui bahasa tubuh si anakpun kita sudah dapat mengetahui kapan mereka membutuhkan kita untuk melakukan intervensi. Keuntungan yang diperoleh para siswa dari pembelajaran ini yaitu memperoleh pengalaman nyata yang dapat dirasakan langsung oleh oara peserta didik dan juga mampu untuk menerapkannya dalam kehidupan,sehingga dapat memicu kemampuan peserta dalam

58 mengembangkan kemampuannya. Selain itu siswa atau peserta didik dapat memperoleh pengetahuan serta pembelajaran yang baru dimana peserta didik tersebut senang dengan pembelajaran yang diajarkan kepada mereka serta mereka juga mendapatkan kegembiraan dalam setiap kegiatan belajarnya. Bukan hanya itu, belajar dengan bermain di kelas renndah Sekolah Dasar akan lebih memudahkan pendidik untuk menempatkan dirinya diantara para peserta didik sehingga diantara peserta didik dan pendidik akan memiliki hubungan yang lebih erat seperti hubungan dengan sahabatnya sendidri dimana antara pendidik dan peserta didik dapat berbaur dalam suatu situasi dimana pendidik akan bisa lebih mudah mengontrol perkembangan peserta didiknya dan mengetahui mana saja peserta didiknya yang lebih cepat bisa menerima materi yang diberikanya dan mana saja peserta didik yang kurang bisa memahami materi yang diberikan sehingga pendidik akan lebih mudah membimbing peserta didiknya agar peserta didiknya dapat menguasai materi yang diajarkanya secara menyeluruh tanpa ada yang tertinggal. Belajar dengan bernain pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Skolah Dasar khususnya da kelas rendah sedikit banyak bisa membantu peserta didik untuk berkembang dan lebih mudah mengenal alam sekitarnya, apa saja yang ada di lingkungan sekitarnya alam, organ-organ tubuh yang ada baik flora maupun fauna, bagaimana mereka bisa menjaganya tanpa merusaknya dan dapat merawat alam atau lingkungan hidupnya agar semakin bersih dan nyaman untuk ditempati oleh makhluk hidup serta menjauhkan alam dari kerusakan yang ditimbulkan oleh manusia itu sendiri yang secara masal menggunduli hutan yang menjadi tempat resapan air dimuka bumi dan menyebabkan terjadinya banyak sekali bencana alam, sebagai penerus generasi yang baru peran para peserta didik diharapkan bisa menjaga lingkungan sekitarnya dengan baik sehingga mulai sejak dini sudah tertanamkan pembelajaran seperti ini walaupun didalamya diselipkan atau dimasuku dengan permainan, dimana permainan itu berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan Alam yang menjadi materi dalam belajarnya. Jika dilihat dari tingkat minat siswa,sepertinya siswadi Sekolah Dasar terutama di kelas rendah, lebih tertarik dengan metode belajar dan bermain dibanding dengan metode yang biasa mereka peroleh selama ini yaitu ceramah yang membuat peserta didik menjadi jenuh dalam proses belajarnya. Hal ini dikarenakan usia peserta didik yang masih kecil menjadikan bermain adalah suatu kegiatan yang menyenangkan sehingga guru perlu mengaplikasikan belajar dan juga bermain di dalam proses pembelajaran. Hal yang perlu dicermati dalam pelaksanaan metode ini yaitu siswa jangan sampai terlalu larut dalam permainan, hal ini dapat menyebabkan siswa kehilangan materi yang ia pelajari. Inilah tugas guru untuk mengawasi siswa agar tetap pada kegiatan belajar walaupun dalam penerapannya diaplikasikan dengan bermain.

59 Keuntungan yang diperoleh para siswa dari pembelajaran ini yaitu memperoleh pengalaman nyata yang dapat dirasakan langsung oleh para peserta didik dan juga mampu untuk menerapkannya dalam kehidupan,sehingga dapat memicu kemampuan peserta dalam mengembangkan kemampuannya. Selain itu siswa atau peserta didik dapat memperoleh pengetahuan serta pembelajaran yang baru dimana peserta didik tersebut senang dengan pembelajaran yang diajarkan kepada mereka serta mereka juga mendapatkan kegembiraan dalam setiap kegiatan belajarnya. Bukan hanya itu, belajar dengan bermain di kelas rendah Sekolah Dasar akan lebih memudahkan pendidik untuk menempatkan dirinya diantara para peserta didik sehingga diantara peserta didik dan pendidik akan memiliki hubungan yang lebih erat seperti hubungan dengan sahabatnya sendiri dimana antara pendidik dan peserta didik dapat berbaur dalam suatu situasi dimana pendidik akan bisa lebih mudah mengontrol perkembangan peserta didiknya dan mengetahui mana saja peserta didiknya yang lebih cepat bisa menerima materi dan peserta didik yang kurang bisa memahami materi sehingga pendidik akan lebih mudah membimbing peserta didik agar dapat menguasai materi yang diajarkanya secara menyeluruh tanpa ada yang tertinggal. Belajar dengan bermain pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar khususnya da kelas rendah sedikit banyak bisa membantu peserta didik untuk lebih mudah mengenal alam sekitarnya, apa saja yang ada di lingkungan sekitarnya, alam, organ-organ tubuh yang ada baik flora maupun fauna, bagaimana mereka bisa menjaga tanpa merusaknya dan dapat merawat lingkungan hidupnya agar semakin bersih dan nyaman untuk ditempati oleh makhluk hidup serta menjauhkan alam dari kerusakan yang ditimbulkan oleh manusia itu sendiri yang secara masal menebang hutan secara ilegal yang menjadi tempat resapan air di bumi dan menyebabkan terjadinya bencana alam, sebagai generasi penerus, para peserta didik diharapkan selalu menjaga lingkungan dengan baik sehingga mulai sejak dini harus ditanamkan pembelajaran seperti ini walaupun didalamya diselipkan permainan, dimana permainan itu berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan Alam yang menjadi materi pembelajaran. Pembelajaran merupakan kegiatan belajar mengajar, ditinjau dari sudut kegiatan siswa berupa pengalaman belajar siswa(PBS) yaitu kegiatan siswa yang direncanakan guru untuk dialami siswa selama kegiatan belajar mengajar. Fungsi pembelajaran IPA disekolah dasar antara lain adalah memberikan pengetahuan tentang lingkungan alam, lingkungan buatan dan yang terkaitan dengan pemanfaatannya bagi kegiatan sehari-hari, mengembangkan ketrampilan proses IPA, mengembangkan wawasan, sikap, nilai dan ketrampilan yang berguna untuk meningkatkan kualitas hidup. Ditinjau dari teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran IPA, anak usia Sekolah Dasar berada pada tahap operasional kogkrit. Karena itu proses belajar mengajar perlu dihubungkan dengan kejadian sehari-hari. Menurut kurikulum

60 2004, pembelajaran IPA adalah cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, prinsip-prinsip, proses penemuan dan memiliki sikap ilmiah. Nash (1963) dalam bukunya Nature of Natural Sciences menyatakan bahwa sains adalah suatu cara atau metoda untuk mengamati alam. Nash menjelaskan bahwa cara sains meneliti alam mini secara analitis, cermat dan lengkap serta menggabungkan satu fenomena dengan fenomena lain sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang di amatinya. Pengajaran IPA merupaka suatu cara atau metode berfikir diperkual oleh Einstein yang juga dikutip dalam buku Nash tersebut. Einstein berpendapat bahwa sains merupakan suatu bentuk upaya yang membuat berbagai pengalaman menjadi suatu system pola pikir yang logis yaitu berfikir ilmiah. Ada enam pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pembelajaran IPA, yaitu : 1) Enam pilar pendidikan ( belajar untuk mengetahui, belajar untuk berbuat, belajar untuk hidup dalam kebersamaan, dan belajar untuk dirinya sendiri ), 2) Inkuiri Sains, 3) Konstruktivisme, 4) Sains, tekhnologi dan masyarakat ( Salingtemas ), 5) Pemecahan masalah, 6) Pembelajaran Sains yang bermuatan nilai. Pembelajaran IPA dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya yaitu dengan metode inkuiri atau permainan.Bermain merupakan cara yang paling baik untuk mengembangkan kemampuan siswa. Bermain merupakan cara alamiah untuk menemukan lingkungan, orang lain, dan dirinya sendiri. Pada prinsipnya, bermain mengandung rasa senang dan tanpa paksaan lebih mementingkan proses dari pada hasil akhir. Perkembangan bermain sebagai cara pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan perkembangan umur dan kemampuan siswa, yaitu berangsurangsur dikembangkan dari bermain sambil belajar (unsur bermain lebih besar) menjadi belajar sambil bermain (unsur belajar lebih banyak). Hal diatas meupakan contoh perkembangan system belajar mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolah dasar. Namun dalam sekolah dasar sebenarnya tidak semua kelas memperoleh system belajar dengan bermain,hanya kelas rendah saja yang pada umumnya memperoleh karena mereka butuh penyesuaian dari taman kanak-kanak ke sekolah dasar. Dengan demikian, anak didik tidak akan canggung lagi menghadapi cara pembelajaran di tingkat-tingkat berikutnya. Dalam proses perkembangan anak melalui bermain, akan ditemukan istilah sumber belajar (learning resources) dan alat permainan (educational toys and games). Mayke (1966) mengatakan bahwa belajar dengan bermain memberi kesempatan kepada anak untuk memanipulasi, mengulang-ulang, menemukan sendiri, bereksplorasi, mempraktekkan, dan mendapatkan bermacam-macam konsep serta pengertian yang tidak terhitung banyaknya. Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembang-kan imajinasi pada anak. Pemahaman mengenai konsep bermain sudah barang

61 tentu akan berdampak positif pada cara guru dalam membantu proses belajar anak. Pengamatan ketika anak bermain secara aktif maupun pasif, akan banyak membantu memahami jalan pikiran anak dan akan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.Dalam metode inkuiri atau permainan guru dapat berinteraksi lebih dekat dengan siswa. Dengan metode permainan siswa memiliki banyak kesempatan untuk melakukan,mengetahui, dan bekerjasama dengan temannya. Dalam metode belajar dengan bermain siswa akan merasa santai dan lebih dekat dengan sesamanya, dengan itu sangat memungkinkan terciptanya kondisi yang lebih kondusif dan efektif dari pada pembelajaran dengan metode ceramah,atau metode diskusi. Metode belajar dan bermain sangat efektif dalam menyampaikan pelajaran IPA khususnya untuk Sekolah Dasar tingkat rendah, dimana anak masih sangat kental dengan bermain.Namun metode belajar dengan bermain tidak semuanya bisa berjalan dengan baik.Dan disinilah dapat kita ketahui beberapa kekurangan dari penggunaan metode belajar dan bermain. Kekurangankekerangannya antara lain:1) Membutuhkan ruang yang lebih besar. Untuk itu guru harus memiliki persiapan terlebih dahulu untuk menentukan tempat yang cocok dan sesuai dengan permainannya, Karena metode bermain membutuhkan ruang gerak yang lebih luas untuk siswa, 2) Menyita banyak waktu , karena untuk memulai permainan guru harus bisa mengatur siswa agar rapid an disiplin ketika metode bermain dan belajar ini berlangsung, 3) Membutuhkan pengawasan yang lebih ekstra. Karena anak jika berkumpul untuk bermain tanpa adny pengawasan dan pengontrolan yang baik dari guru akan menyebabkan keributan dan kesemrawutan dari siswa, 4) Membutuhkan pemahaman lebih dari guru,Apabila guru tidak memahami secara benar dan tepat, hal itu akan membuat anak frustasi atau tidak kooperatif dan sebaliknya, 5) Tidak cocok untuk semua tingkatan kelas. Metode bermain dan belajar ini sangat cocok dan efektif untuk siswa tingkat atau kelas rendah. Karena bertujuan untuk penyesuwaian anak dari tingkat taman kanak-kanan sampai memasuki tingkat rendah disekolah dasar. Agar anak tidak merasa canggung dan jenuh dengan pelajaran yang baru mereka jumpai, 6) Membutuhkan fariasi yang lebih banyak, Bagi guru itu sangat menguras fikiran, contohnya saja saat membuat metode permainan yang berfariasi. Disini guru sangat dituntut untuk selalu kreatif dalam menciptkn metode-betode bermain yang berfariasi, karena anak akan mudah jenuh jika metode bermainnya tetap,7) Kemungkinan tidak membawa hasil yang diharapkan bila siswa belum cukup pengalaman.

Perlu diketahui bahwa tidak ada satu metode pun yang dianggap paling baik diantara metodemetode yang lain. Tiap metode mempunyai karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing masing. Suatu metode mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu, pokok

62 bahasan maupun situasi dan kondisi tertentu, tetapi mungkin tidak tepat untuk situasi yang lain. Demikian pula suatu metode yang dianggap baik untuk suatu pokok bahasan yang disampaikan oleh guru tertentu, kadang-kadang belum tentu berhasil dibawakan oleh guru lain.Dalam metode bermain dengan belajar banyak sekali manfaat yang sangat membantu guru dalam menciptakan keberhasilan pembelajaran, namun dengan adanya kekurangan guru diharapkan selalu pandai menempatkan diri, dan kreatif untuk mengurangi kekurangankekurangan tersebut.Banyak hal yang harus dilakukan guru dalam pemenuhan keberhasilan pembelajaran. Guru harus bekerja keras untuk menguras kreatifitas mereka untuk selalu menciptakan kondisi dan situasi yang kondusif, menciptakan anak yang selalu fokus dan memahami semua pelajaran yang diberikan. Dalam metode belajar dengan bermain untuk pelajaran IPA Sekolah Dasar juga membutuhkan sumber belajar untuk menambah kekuatan metode pembelajaran yang guru sampaikan.Sumber belajar adalah bahan termasuk juga alat permainan untuk memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada murid maupun guru (Sudono, 2000:7).Hamalik (1994:195), menyatakan bahwa sumber belajar adalah semua sumber yang dapat dipakai oleh siswa, baik sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan siswa lainnya, untuk memudahkan belajar. Mudhofir (1992:13) menyatakan bahwa yang termasuk sumber belajar adalah berbagai informasi, data-data ilmu pengetahuan, gagasan-gagasan manusia, baik dalam bentuk bahanbahan tercetak (misalnya buku, brosur, pamlet, majalah, dan lain-lain) maupun dalam bentuk non cetak (misalnya film, filmstrip, kaset, videocassette, dan lain-lain).Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan guru maupun siswa dalam mempelajari materi pelajaran, sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran tersebut. 5. PENUTUP Usia anakanaksangatmembutuhkanbanyakwaktuuntukbermaindengantemantemannya,padahalwaktumerekadisekolahhanyadihabiskandidalamkelasuntukbelajar. Solusinyayaitudenganmenggunakanmetodebermaindalambelajar.Jadisiswatidakperlubelajarha nyaterpaku di dalamruangkelas,melainkan bias di luarkelas.Denganpenerapanbelajardenganbermainkhususnyapelajaran IPA SD padakelasrendahsangatberperanpentinguntukpengembangankreatifitasdankemampuananakda lammenerimapelajaran yang diberikankepadanyasehinggapesertadidiktidakmengalamikejenuhandalambelajarnyaselainitud apat member sedikithiburankepadapesertadidik di dalam proses pembelajaran, disampingitupesertadidikdapatlangsungmengpraktikandanmenerapkanapa yang sudah di dapatkanyadalambelajar.

63 Belajardenganbermainmerupakancara yang paling baikuntukmengembangkankemampuananakdidik. Bermainmerupakancaraalamiahuntukmenemukanlingkungan, orang lain, dandirinyasendiri. Padaprinsinya, bermainmengandung rasa senangdantanpapaksaansertalebihmementingkan proses daripadahasilakhir. Pembelajarandenganbermain, itulahsebetulnya proses belajar-mengajar yang diharapkan di duniapendidikanSekolahDasar. Namundemikian, realitas di lapangan, adakecenderungan proses belajar-mengajarpadaanakanakSekolahDasarkelasrendahsudahberubahmenjadipembelajaran yang seharusnyadilakukan di kelasatas, Dalam proses perkembangananakmelaluibermain, akanditemukanistilahsumberbelajar (learning resources) danalatpermainan (educational toys and games). Mayke (1966) mengatakanbahwabelajardenganbermain member kesempatankepadaanakuntukmemanipulasi, mengulang-ulang, menemukansendiri, bereksplorasi, mempraktekkan, danmendapatkanbermacam-macamkonsepsertapengertian yang tidakterhitungbanyaknya

You might also like