You are on page 1of 8

Nama NIM Fak.

/Jur

: Eko Nopriansyah : 05111006034 : Pertanian / Teknologi Hasil Perikanan KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP

DUNIA TUMBUHAN DUNIA HEWAN DUNIA PROTISTA Sejak bumi diciptakan, beragam makhluk hidup mendiami bumi. Mulai dari yang

berukuran mikroskopis hingga makroskopis. Dari keseluruhan makhluk yang mendiami bumi ada yang dapat bertahan hingga sat ini, ada pula yang mengalami kepunahan. Hingga saat ini ada sekitar 1,2 juta daftar jenis makhluk hidup penghuni bumi. Pada jaman primitif pengelompokkan makhluk hidup hanya terbatas pada pengelompokkan berdasarkan sifatnya (beracun / tidak; predator / bukan) sehingga penggolongan mereka hanya terbatas pada golongan organisma baik dan golongan organisma tidak baik. Golongan organisma baik ini ternyata dapat dibagi lagi berdasarkan kemampuan bergerak atau tidak. Misal, yang berwarna hijau, tidak dapat bergerak dan mampu berfotosintesis dimasukkan dalam kelompok tumbuhan. Sedangkan yang dapat bergerak dan tidak berfotosintesis dikelompokkan dalam dunia hewan. Baik dunia hewan dapat dipecah lagi menjadi yang tinggal di darat dan tinggal di perairan. Dunia tumbuhan dipecah menjadi kategori pohon-pohonan, semak dan herba (ahli filsafat Yunani, Aristoteles 284 322 SM berhasil menggolongkan sekitar seribu macam organisme yang mereka kenal). Masalah mulai muncul saat ditemukkan mikroskop. Ada sekelompok makhluk hidup kecil yang tidak dapat dimasukkan dalam kedua kategori tadi. Demikian pula halnya dengan jamur. DASAR KLASIFIKASI Biasanya saat melihat sesuatu yang beragam, kita hanya fokus pada perbedaanperbedaan yang ada. Tetapi dari semua makhluk hidup yang ada di bumi ini meskipun beragam bentuk maupun warna pasti ada pola-pola atau struktur yang sama. Secara sederhana, pada tumbuhan dapat kita golongkan berdasarkan warna bunga (ada yang putih, kuning, merah dan lain-lain), atau menurut habitatnya (tumbuh di air atau di By ADS 1

darat). Tetapi anggota dalam penggolongan ini, misal, meskipun sama-sama berbunga warna putih tetapi banyak struktur tubuhnya yang sama sekali berbeda. Dengan demikian para ahli taksonomi bersepakat untuk menetapkan ciri-ciri struktur sebagai dasar klasifikasi. Sehingga muncullah tingkatan pertama yang disebut Dunia yang terbagi dalam tiga kategori : Dunia Tumbuhan, Dunia Hewan dan Dunia Protista. Di bawahnya ada tingkatan Phylum (Yunani, phylum = marga) bagi hewan dan Divisio bagi tumbuhan. Penggolongan selanjutnya menghasilkan tingkatan Klas, Ordo, Famili, Genus (Yunani, genus = bangsa) dan Spesies. Spesies dengan ciri-ciri serupa atau agak mirip dihimpun dalam genus yang sama. Misal kacang hijau dan kacang buncis digolongkan dalam genus Phaseolus, sedangkan kacang panjang termasuk genus Vigna. Hal ini terjadi karena kacang hijau memiliki lebih banyak kemiripan struktur dengan kacang buncis daripada dengan kacang panjang. Kacang hijau dan buncis sama-sama memiliki daun bersirip tiga, buah berwujud polong, bunga berbentuk seperti kupu-kupu dengan kuncup bunga terpilin. Meskipun kacang panjang juga memiliki struktur daun, bunga dan buah seperti kacang hijau dan buncis, tetapi kuncup bunganya tidak berpilin. Kacang tanah dengan daun bersirip empat termasuk genus Arachis, kacang kapri yang bersirip banyak pada daunnya dan beberapa diantara daunnya berubah menjadi sulur dimasukkan dalam genus Pisum. Genus-genus serupa dihimpun dalam satu Famili. Jadi Phaseolus, Vigna, Arachis, dan Pisum terhimpun dalam famili Papilionaceae. Pete cina dan putri malu termasuk dalam famili Mimosaceae sedangkan kembang merak dan daun kupu-kupu tergabung dalam famili Caesalpiniaceae. Ketiga famili tersebut memiliki bentuk buah yang sama yaitu buah yang berwujud polong (polong = buah yang dibentuk oleh hanya satu daun buah yang dilipat pada tulang tengahnya). Dalam bahasa latin, bnetuk buah seperti itu dinamakan legumen. Sehingga ketiganya dikelompokkan dalam ordo Leguminosae. KLASIFIKASI TUMBUHAN Awalnya tumbuhan diklasifikasikan menjadi tiga kategori : 1) pohon-pohonan; 2) semak; dan 3) herba (menurut Theoprastus yang mendasarkan teorinya pada filsafat Aristoteles). Dalam perkembangannya ada banyak kesulitan dalam pengelompokkan seperti ini, hingga akhirnya pada awal abad ke-18, Carolus Linnaeus ahli botani dari Swedia menawarkan klasifikasi berdasarkan alat berbiak. Misalnya, eceng gondok (Eichornia crassipes) selalu mempunyai 3 helai daun kelopak, 3 daun mahkota, 6 By ADS 2

benang sari, dan 3 daun buah; kembang kamboja memiliki 5 daun kelopak, 5 daun mahkota 5 benang sari dan 2 daun buah. Masalah berikutnya yang timbul adalah soal tata nama : nomenklatur (Latin, nomen = nama, + calare = menyebut). Tata nama ini tentu saja harus mencirikan pengolongan sekaligus hubungannya dalam klasifikasi. Dalam perkembangannya pemberian tata nama masih berkaitan dengan sifat yang dicirikan oleh tumbuhan tersebut. Misal, bunga mawar awalnya memiliki nama latin Rosa longifoliafructibus rotundis yang artinya mawar berdaun panjang dengan buah bulat-bulat, sedangkan tomat mempunyai nama latin Solanum pomiferum fructu rotunda striato molli artinya tumbuhan solanum yang berbuah lebat, buahnya bulat beralur-alur dan lunak. Dengan penamaan seperti ini dapat dibayangkan betapa repotnya kita saat akan menulis atau mengucapkan nama latin suatu tumbuhan !. Pada tahun 1753 mulai dikembangkan sistem penamaan menurut Linnaeus yang lebih sederhana. Sistem ini kemudian dikenal sebagai binomial nomenklatur, yang hanya terdiri dari dua suku kata. Suku kata pertama merujuk pada genus, dan suku kata kedua menunjukkan spesies. Sehingga menurut Linnaeus nama latin untuk buah tomat adalah solanum lycopersicum. Secara garis besar dunia tumbuhan terbagi menjadi dua divisio yaitu tumbuhan tak berpembuluh (Bryophyta) dan tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta). Divisio Tracheophyta = tumbuhan berpembuluh (Yunani : tracheia = pipa, + phyton = tumbuhan) Ciri spesifik dari divisio ini adalah mempunyai sistem-sistem pembuluh yang tidak terputus mulai dari akar, batang hingga ke daun-daunnya. Divisio Tracheophyta memiliki beberapa subdivisio : 1) subdivisio Psilophytina (Yunani : psilos = telanjang, + phyton = tumbuhan); 2) subdivisio Sphenophytina (Yunani : spen = baji, + phyton = tumbuhan); 3) subdivisio Lycophytina (Yunani : lycos = serigala, + phyton = tumbuhan); dan 4) subdivisio Pterophytina (Yunani : pteron = bulu, + phyton = tumbuhan). Subdivisio Pterophytina, Klas Angiospermae (Yunani : angeion = kotak kecil, kapsul, + sperma = biji, benih) = tumbuhan berbunga Bunga adalah sepotong batang atau cabang pendek dengan beberapa kumpulan daun khusus. Bunga memiliki bagian-bagian seperti daun kelopak (bentukbentuk seperti daun, berwarna hijau, letaknya di dasar) kelompok daun kelopak By ADS 3

dinamakan kelopak. Sebelum kuncup bunga mekar, kelopak membungkus bagianbagian bunga lainnya yang terletak di atasnya; mahkota merupakan bagian bunga yang paling mencolok, terdiri atas beberapa helai daun mahkota; di dalamnya ada benang sari yang terdiri dari tangkai sari yang ramping dan kepala sari yang menggelembung; kepala sari terdiri dari dua bagian, masing-masing memiliki 2 kamar penuh berisi tepung sari. Di pusat bunga terdapat putik; dibentuk oleh satuan-satuan pipih yang diberi nama daun buah. Putik terdiri dari bagian bawah yang menggelembung ( bakal buah) di dalamnya terdapat bakal biji. Di atas bakal buah ada bagian yang ramping disebut tangkai putik, dipuncaknya terdapat kepala putik. Semua bagian bunga tersebut menempel pada ujung cabang yang membesar yang disebut dasar bunga. Tangkai bunga keluar dari ketiak sebuah daun yang disebut daun pembawa. Semua bunga yang memiliki keempat bagian bunga : kelopak, mahkota, benang sari dan putik disebut bunga lengkap, sedangkan bunga yang hanya memiliki sebagian dari keempat bagian tersebut dinamakan bunga tidak lengkap. Bunga merupakan alat berbiak. Benang sari menghasilkan butir tepung sari yang sangat halus. Apabila tepung sari dipindahkan ke kepala putik akan terbentuk biji. Setiap biji dibekal persediaan makanan. Bunga yang mempunyai benang sari dan putik dinamakan bunga sempurna, sedangkan bunga yang hanya memiliki benang sari atau putik disebut bunga tidak sempurna. Bunga sempurna disebut juga bunga hermaphrodit. Bunga yang hanya memiliki benang sari dikatakan bunga jantan. Bunga betina merupakan bunga yang hanya mempunyai putik. Pada tumbuhan yang bunga betina dan bunga jantannya berada pada satu pohon disebut tumbuhan berumah satu. Contohnya : jagung (Zea mays), kelapa (Cocos nucifera), namgka (Artocorpus heterophylla), jarak (Jatropha curcas), kemiri (Aleurites moluccana), singkong (Manihot esculenta). Tumbuhan dengan bunga jantan terpisah terpisah dari bunga betinanya dinamakan tumbuhan berumah dua. Misalnya : salak (Salacca edulis), korma (Phoenix dactylifera), pala (Myristica fragrans), rambutan (Nephelium lappaceum). KEANEKARAGAMAN ANGIOSPERMAE

By ADS

Keanekaragaman Angiospermae dapat dilihat dari bentuk bunga, biji maupun buahnya. Bunga yang penyerbukannya dibantu oleh serangga biasanya memiliki warna yang mencolok dan biasanya berbau; yang dibantu oleh angin biasanya mempunyai kelopak dan mahkota yang kecil, terkadang tidak ada sama sekali. Bagian bawah putik yang mengandung bakal biji disebut bakal buah. Bakal buah akan berkembang menjadi buah. Pada buah dewasa, daun buah menjadi dinding buah. Terkadang dinding buah memiliki 3 lapisan jaringan yang bereda satu sama lain. Apabila buah dibentuk oleh hanya satu bakal buah dinamakan buah tunggal; buah yang dibentuk oleh banyak bakal buah dari satu bunga disebut buah agregat (buah nona, arbei, sirsak, sarikaya); buah yang dibentuk oleh banyak bakal buah dari banyak bunga yang berlainan disebut buah majemuk (nanas, nangka, murbei). Buah sejati merupakan buah yang seluruhnya dibentuk dari bakal buah; buah semu selain bakal buah, ada bagian dari bunga yang ikut membentuknya, contoh : nanas, jambu monyet, apel, arbei, beringin dan nangka. Buah yang berdaging, pemencaran biji umumnya dibantu oeh hewan (dikonsumsi) sedangkan buah yang tidak berdaging, pemencaran bijinya dibantu oleh angin, sehingga bentuk buah pun mengalami modifikasi seperti dilengkapi sayap, memiliki kait, memecah (buah karet). Angiospermae juga menunjukkan keanekaragaman dalam hal ukuran dan tajuknya. Tajuk adalah bagian yang terlihat di atas tanah. Beberapa spesies berupa pohon, tetapi ada pula yang berupa semak berkayu (soka, mawar, puring), tumbuhan melilit (tuba, kembang telang, cariu, rotan) maupun herba. Tumbuhan yang melilitkan batangnya pada batu-batuan, tiang atau tumbuhan lain dinamakan liana. Herba biasanya mempunyai akar dan batang di dalam tanah yang tetap hidup pada musim kering dan akan menumbuhkan tajuk baru pada permulaan musim hujan. Tanaman seperti ini disebut herba tahunan atau perennial (kembang sungsang, keladi, kembang bangkai). Herba setahun atau herba annual (kacang tanah, bunga matahari dan jagung) menghasilkan biji dan mati setelah tumbuh selama satu musim. Herba dua tahun atau biannual (sawi, lobak, bit, tempuyung Sonchus arvensis) adalah tumbuhan yang masa hidupnya terletak di antara kedua musim. Di tahun pertama, yang dibentuk adalah tajuknya baru pada tahun kedua dibuat alat berbiaknya. Subklas Monocotyledoneae (Yunani ; Monos = satu, + kotyledon) dan subklas Dicotyledoneae (Yunani : dia = dua, + kotyledon) 5 By ADS

Biji tumbuhan berbunga mengandung tumbuhan yang sangat kecil yang mempunyai daun-daun yang telah berubah wujudnya dan dinamakan kotiledon atau daun lembaga (Yunani : kotyle / kotyledon = mangkuk). Pada Monocotyledoneae (misal jagung) bijinya hanya mengandung satu lembar daun lembaga. Pada jagung yang sedang berkecambah, kotiledon yang tunggal mencernakan dan menghisap makanan cadangan yang tersimpan dalam bagian yang disebut endosperm (Yunani : endon = di dalam, + sperma = biji). Dalam subklas Dicotyledoneae bijinya memiliki dua kotiledon. Tumbuhan monokotil biasanya mempunyai tulang-tulang daun yang jalannya sejajar dari pangkal sampai ke ujung daun; pada dikotil bercabang-cabang dan merupakan jala-jala. Sistem pembuluh pada monokotil terlihat sebagai berkas-berkas terpisah sepanjan batang. Pada potngan lintang, berkas pembuluh kelihatan sebagai titik-titik yang terserak dalam jaringan empulur. Sebagian besar batang monokotil terdiri dari empulur yang dikelilingi lapisan tipis jaringan yang lebih keras. Bunga monokotil bagianbagian bunganya berjumlah 3 atau kelipatannya. Pada dikotil, sistem pembuluhnya berupa suatu silinder yang utuh atau kelihatan terbagi-bagi mejadi sejumlah berkas sepanjan batang. Bunga dikotil biasanya terdiri dari bagian-bagian berjumlah 4, 5 atau kelipatannya. Klas Gymnospermae (Yunani : gymnos = telanjang) = tumbuhan berbiji telanjang Biji Gymnospermae tidak dibentuk dalam bakal buah, melainkan melekatpada permukaan atas sisik-sisik yang pipih dan terbuka. Sisik-sisik pembawa biji ini berkumpul membentuk suatu kerucut. Pohon-pohon yang membentuk bijinya dalam kerucut dinamakan conifer (Latin : conus, + ferre = membawa) contoh : Pinus (cemara gunung, tusam), Agathis (damar), Cycas (pakis haji), melinjo (Gnetum gnemon); dan jenis Gymnospermae yang paling ganjil adalah Welwitschia mirabilis yang tumbuh di gurun pasir Afrika. Kelas Filicineae (Latin : filix = paku-pakuan) Berkembang biak menggunakan spora (Yunani : sporos = biji) terhimpun dalam kotak-kotak kecil berwarna coklat yang menempel di daun. Bila spora jatuh di tempat yang lembab akan berkecambah dan tumbuh cepat menjadi tumbuhan yang tipis, hijau dan berbentuk jantung. By ADS 6

Tracheophyta lainnya Tidak dapat dikelompokkan dalam golongan-golongan yang ada, merupakan tumbuhan herba tahunan yang mengandung sedikit bahan kayu dalam batangnya. Dikelompokkan dalam 3 sub divisio (Lycophytina, Psilophytina, Sphenophytina). Lycophytina (Yunani : lycos = serigala, + phyton) akar tumbuhan mirip kuku serigala, berukuran kecil-kecil, jarang mencapai tinggi 40 cm, menjalar dengan batang yang bercabang-cabang pada permukaan tanah atau sedikit di bawahnya, dikenal sebagai paku kawat (Lycopodium cernum). Sphenophytina (Yunani : shen = baji, + phyton) daunnya berbentuk seperti baji, tumbuhannya dikenal sebagai petongan ( Equisetum debile). Psilophytina (Yunani : psilos = gundul, telanjang, + phyton) mempunyai 4 spesies berupa tumbuhan kecil yang hanya dapat hidup di daerah tropik, berakar dan berdaun semu, merupakan Tracheophyta yang paling primitif, contoh kumpai ( Psilotum spec). Tumbuhan tak berpembuluh Divisio Bryophyta (Yunani : bryon = lumut, + phyton) Terdiri dari batang yang berdiri tegak dan rhizoid (Yunani : rhiza = akar, + eidos = bentuk) berfungsi untuk mengokohkan dan mengisap air. Pada lumut hati, contoh Marchantia, tubuh tumbuhan tersusun dalam dua bagian yaitu atas atau dorsal (latin : dorsum = punggung) dan bagian bawah atau ventral (Latin : ventriculas = perut). Pada Marchantia berupa tumbuhan pipih hijau seperti pita yang bercabang-cabang dichotom (Yunani : dicho = menjadi dua, + temnein = memotong), tumbuh dekat permukaan tanah yang lembab dengan ratusan rhizoid yang panjang dan halus, permukaan atas terbagi menjadi petak-petak berbentuk segi enam, masing-masing petak menunjukkan letak suatu kamar yang disusun oleh jaringan hijau yang berfotosintesis, tiap kamar memiliki porus (Yunani : porus = lubang kecil) tempat terjadinya pertukaran O 2 dan CO2 dengan lingkungannya.Lapisan-lapisan di bawah kamar tidak berwarna tempat menyimpan cadangan makanan yang dibuat oleh lapisan bagian atas. Divisio Mycophyta (Yunani : mykes = jamur, + phyton) Divisi jamur berbeda dengan Tracheophyta lainnya sebab jamur tidak memiliki klorofil. Tubuh jamur terdiri atas hypha (Latin : hypha = sarang laba-laba, bentuk jamak : hyphae). Hypha berupa benang-benang putih dan membentuk jalinan lebat yang disebut mycelium (Yunani : mykes = jamur). Bagian jamur yang dapat dikonsumsi By ADS 7

merupakan alat berbiak yang dibentuk oleh mycelium yang tersembunyi. Semua jamur memiliki 3 ciri : 1) tidak memiliki jaringan pembuluh; 2) alat berbiak berupa spora; 3) tidak mengandung klorofil. Sebagian besar jamur adalah saprovor. Beberapa diantaranya bersifat parasit penyebab penyakit kulit pada manusia maupun tumbuhan tingkat tinggi. Klasifikasi jamur berdasarkan pada perbedaan struktur dalam alat berbiaknya. Klas Basidiomycetes menyusun sporanya dalam kelompok empat-empat pada ujung bangunan kecil yang berbentuk gada. Klas Ascomycetes membentuk sporanya dalam kantung-kantung khusus yang disebut askus. Jamur Pennicilium notatum penghasil penisilin termasuk dalam klas ini. Kapang (jamur renik) juga termasuk dalam klas ini. Beberapa Ascomycetes digunakan dalam peragian. Ascomycetes parasit : Rosellina arcuata merusak akar pohon teh dan penyakitnya dikenal jamur akar hitam. Jmaur roti (Mucor ) dan jamur tempe (Rhizopus) merupakan anggota klas Phycomycetes. Pada klas ini miseliumnya berkembang dengan sangat baik sehingga menyerupai masssa seperti kapas, hyphannya tidak terbagi oleh dinding-dinding penyekat. Phytophora dapat membinasakn seluruh kebun kentang. Diluar ketiga klas tersebut ada jamurjamur yang tidak dapat dikelompokkan dalam ketiganya. Jamur-jamur ini dimasukan dalam klas Deuteromycetes atau Fungi imperfecti. Alga (Latin : alga = rumput laut ) = Ganggang Nama-nama yang diberikan pada ganggang didasarkan pada warnanya. Divisio yang termasuk gangga meliputi Chlorophyta, Phaeophyta, Rhodophyta. Semua ganggang membutuhkan lingkungan yang basah untuk melakukan proses-proses hidupnya secara aktif. Banyak ganggang yang dapat beralih pada kondisi tidak aktif. Kondisi tidak aktif berarti tidak melakukan kegiatan pertumbuhan dan perkembangbiakan. Lichenes (Yunani : lichens = lumut kerak) Merupakan simbiosis mutualsima antara ganggang (biasanya ganggang hijau atau biru) dan cendawan. Tubuhnya terdiri dari jalinan hypha cendawan yang teratur dan pada bagain atas terdapat kelompok-kelompok ganggang yang kecil. Cendawan berperan mengokohkan tubuh dan menghisap air sedangkan ganggang berperan untuk fotosintesis.

By ADS

You might also like