You are on page 1of 6

7 Jurus Menguasai Kelas

Lubis Grafura SPd Guru SMKN 1 Nglegok Seorang guru hendaknya tidak hanya menguasai materi kompetensi yang dikuasainya saja, melainkan juga harus menguasai kelas sekaligus mahir dalam melakukan kontrol kelas. Berikut adalah tujuh strategi yang bisa digunakan oleh seorang guru untuk menguasai dan mengontrol kelas. Pertama: jangan lupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sebagian dari kita, para guru, biasanya merasa enggan untuk membuat RPP. Kalaupun kita membuatnya, niatnya pun terkadang hanya untuk persiapan jika ada pengawas atau kepala sekolah mengadakan pengecekan perangkat mengajar. Kesalahan niat inilah yang akhirnya berakibat pada keteledoran dalam pengajaran. Oleh karena itu, buatlah RPP untuk diri Anda sendiri! Kedua: ketua kelas menyiapkan kelas di awal dan di akhir pelajaran. Satu hal lagi yang tidak kalah penting mengenai kontrol kelas adalah pembiasaan peserta didik untuk membuat pelaporan baik sebelum pelajaran dimulai atau pun sesudah pelajaran berlangsung. Laporan ini juga memudahkan guru untuk melakukan kontrol kelas. Berikut contoh pelaporannya. Ketua kelas melapor. Lapor, peserta didik kelas berjumlah lengkap siap mengikuti pelajaran . Atau bila tidak lengkap. Lapor, peserta didik kelas berjumlah tidak masuk keterangan siap mengikuti pelajaran. Ketiga: mengawali pelajaran dengan informasi aktual/permainan. Saat Anda memasuki kelas jangan memulai pelajaran terlebih dahulu. Sebab, bisa jadi siswa Anda sedang merasa masih capek dengan pelajaran sebelumnya atau cuaca sedang membuat mereka gerah. Hal yang harus Anda lakukan adalah dengan membacakan berita terbaru, cerita lucu, buku terbaru, film, atau tebakan-tebakan sederhana. Kegiatan ini bisa Anda lakukan selama lima sampai dengan 10 menit. Saat mereka sudah merasa terhibur, baru mulailah pelajaran. Keempat: Media Pembelajaran. Setelah Anda membuat RPP, tentunya Anda bisa memperkirakan kebutuhan media yang hendak Anda gunakan. Media yang sudah Anda dapatkan selanjutnya diurutkan sesuai dengan kronologi pembelajaran. Kita sekarang sudah memasuki era multimedia. Jadi, tidak ada alasan lagi untuk tidak mengikuti perkembangan informasi dan teknologi. Walaupun demikian, bukan berarti kita harus memaksakan keadaan sekolah kita untuk memasang internet atau pengadaan

laptop. Media pembelajaran bisa berupa apa saja. Misalnya berupa buku, kliping, artikel internet, dan sebagainya. Kelima: perlunya permainan. Anda tentunya bisa merasakan situasi di mana siswa Anda merasa tidak nyaman di kelas. Tanda-tandanya antara lain malas, mengantuk, berbicara dengan temannya, atau membuat gaduh. Pada saat inilah Anda harus menghentikan pembelajaran dan mencoba membuat penyegaran kelas. Beberapa contoh permainan yang bisa Anda lakukan adalah membacakan anekdot (bisa Anda temukan di www.ketawa.com), instruksikan kepada mereka untuk membetulkan rumus XI + I = X atau menyuruh mereka menebak kode rahasia berikut: >I7VqJ3+ $w$ V>vq 063q 6uVJo vpv. Jawabannya adalah dengan membalik kertas ini. Anda harus banyak membaca untuk mengumpulkan permainan-permainan semacam ini. Keenam: memberi siswa poin. Poin menjadi semangat anak-anak untuk aktif. Poin merupakan salah satu bentuk rewards. Ketujuh: perlu ketegasan terhadap peserta didik yang bermasalah. Disiplin tidak harus keras. Disiplin adalah bagaimana seorang guru menegakkan aturan secara konsisten. Apabila terdapat satu peserta didik yang bermasalah tetapi tidak segera ditindak, maka ia akan menjadi seperti ulat dalam apel: merusak bagian-bagian baik yang lainnya. Itulah ketujuh strategi yang bisa Anda coba di kelas. Selamat mengajar.

11 tips meredakan ribut, gaduh atau bising dikelas.


28 JULI 2008

Kelas yang ribut bukan berarti tidak teratur, metode belajar aktif terkadang juga membuat kelas menjadi gaduh. Namun tingkat kebisingan di kelas baik bisa dengan cepat disesuaikan dengan kebutuhan guru dan siswa. Berikut ini beberapa tips yang berguna untuk meredakan suasana ribut di kelas anda. Apabila anda ingin menggunakan strategi dibawah ini lakukanlah dulu kesepakatan dengan siswa anda dikelas. 1. 2. Sudahkan anda mempunyai standar kebisingan dikelas anda? Ajarkan lah siswa untuk bersuara indoor dan outdoor

3. Ide dari saya buatlah replika skala seperti thermometer dari kertas yang berisi skala keributan dikelas. Tempel didepan kelas lalu turunkan sesuai kehendak anda saat siswa anda minta diam. 4. Hindari mengetuk-ngetuk papan tulis atau white board saat mendiamkan siswa. 5. Gunakan strategi ini, angkat tangan anda sambil bersikap diam. Mintalah siswa melakukan hal yang sama. Saya jamin kelas anda akan tenang, lakukan berulang bila anda ingin siswa anda diam. 6. Hindari berteriak untuk mendiamkan siswa. Teriakan anda hanya akan menambah kebisingan yang sudah terjadi. 7. Jangan menggunakan suara sssssssshhhhhhhhhh.! Saat mendiamkan siswa. Alas annya sama dengan point no 6 8. Lakukan permainan tepuk, biarkan mereka mengikuti irama tepuk anda. Perhatian mereka akan beralih dan mengikuti tepuk anda. 9. Lakukan permainan Hai atau Halo, saat kelas anda ribut sapalah mereka hai! ajarkan mereka untuk menjawab Halo ... Dengan demikian perhatian mereka akan tertuju pada anda. 10. Ucapkan kata terima kasih pada siswa yang sudah siap mendengarkan anda. Misalnya terima kasih Kevin, terima kasih Adam dst 11. Berjalanlah saat di dalam kelas dan berinteraksi lah dengan semua siswa

Tips Menguasai Keadaan Kelas (Part 2)


Diposkan oleh mukhlis dwi saputra on Tuesday, March 30, 2010 Label: PENDIDIKAN

Menyambung tulisan beberapa hari yang lalu, kali ini saya coba menambahkan tips menguasai keadaan kelas. Sebelumnya perlu saya jelaskan mengapa saya mulai tertarik dengan bahasan ini karena pengalaman saya pada minggu yang lalu ketika sedang mengajar di salah satu kelas. Memang tidak ribut sampai seperti pasar namun alangkah baiknya jika suasana kelas itu tenang tetapi tidak menegangkan. Jadi ketika suasana mulai tidak kondusif segeralah kita melakukan tindakan agar suasana belajar kembali menjadi kondusif. Kelas yang besar yang berisi murid lebih dari 20 orang akan lebih vitas masing-masing. Ada yang masih mengobrol, berlarian, berteriak, bermain-main, dan tingkah tingkah lucu lainnya tapi tak terlihat lucu jika waktunya guru bersuara untuk menenangkan tetapi mereka cuek dengan segala bentuk aktivitasnya. Kalau sudah begini, bagaimana cara menenangkan dan menertibkan mereka???

Pada dasarnya, banyak cara yang bisa di lakukan oleh para guru untuk mengatasi masalah ini, salah satunya mungkin dengan cara berteriak namun apakah cara itu efektif dan bisa mendidik anak-anak??. Guru selain menjadi seorang pengajar, juga memiliki beban mental menjadi seorang teladan bagi murid-muridnya, mungkin dengan teriakan yang dilakukan gurunya, murid belajar sesuatu yaitu berteriaklah karena guru kita juga teriak. Dengan begitu seorang guru harus memiiliki alternatif lain cara yang bisa dilakukan untuk menenangkan anak murid, tanpa harus mengeluarkan energi suara (teriak) namun berhasil melumpuhkan suasana yang ramai menjadi sunyi.

Berikut tips-tips jitu yang bisa dilakukan guru untuk menertibkan kelas yang bak pasar tanah 1. Memanggil abang dengan tersebut. tepukan

Tepukan bukan hanya cara untuk memberikan apresiasi dalam pentas yang memuaskan saja. Tepukan juga bisa dilakukan sebagai cara untuk menenangkan anak-anak murid yang terkadang guru sulit untuk mengontrol volumenya. Sebelumnya berilah mereka peraturan

kepada mereka yaitu Jika bapak atau Ibu guru menepuk satu kali, anak-anak harus mengikuti satu kali juga, kalau lima kali maka anak-anak harus ikut 5 kali tepukan juga. Cara tepukan ini bisa digunakan untuk menenangkan anak-anak dan mengalihkan perhatian mereka kepada guru.

Cara ini cukup efektif karena anak-anak yang melakukan aktivitasnya masing-masing akan teralihkan perhatiannya dengan suara suara tepukan yang serempak dan mereka juga ikut serta 2. bertepuk dan memperhatikan Panggilan guru kembali. berulang

Panggilan disini berfungsi untuk memanggil mereka tanpa perlu berteriak, peraturan yang diberikan awal pada anak-anak murid adalah jika bapak atau ibu guru memanggil dengan panggilan anak sholeh maka anak-anak harus menjawab dengan jawaban siap, panggilan ini akan terus dikeluarkan sampai anak-anak semua menjawab siap. Kekompakan anak-anak disaat menjawab siap tersebut dapat mengalihkan anak-anak dari aktivitasnya masing-masing. Anak yang memiliki daya tangkap yang baik maka dia akan segera menjawab panggilan tersebut. Guru mengulangi panggilan gunanya adalah memberikan stimulus lebih kepada anak-anak yang masih asik dengan aktivitas sendirinya teralihkan dan bisa ikut bertepuk beserta teman-temannya yang lain. Adapun cara panggilan ini bisa diubah dengan kata-kata lain, misalnya kata class dengan jawaban yes. Cara-cara ini tidak seluruhnya bisa berhasil, karena karakteristik siswa dan kondisi yang berbeda-beda dapat menggagalkan cara ini. Karena cara belajar selalu beriringan dengan situasi, kondisi, dan segala bentuk karakteristik yang mempengaruhinya seperti karakteristik anak muridnya atau karakteristik lingkungannya.

Dengan cara cara yang cerdas dan efektif dapat pula mencerdaskan anak-anak. Bukan dengan modal teriak atau pukulan yang dulu itu menjadi cara yang efektif namun bisa membuat traumatic kepada murid dan Cara efektif belum tentu cerdas dan mencerdaskan, dan cara cerdas bisa efektif jika guru bijak dan tegas dalam menegakan peraturan di kelas. Bisa jadi, karena sang guru tidak tegas dengan peraturan maka cara atau metode yang

dilakukan tidak berhasil, bukannya kelas menjadi tenang, mungkin kelas jadi semakin ramai lagi ditambah teriakan-teriakan guru yang tidak tegas.

Peraturan harus selaras dengan pelaksanaan, sehingga anak murid merasa segan dan malu ketika dia harus berteriak sendiri sedangkan temannya sudah mendengarkan gurunya. Setiap situasi dan kondisi memiliki karakteristik yang berbeda, maka cara-cara atau metode belajar bisa di modifikasi sesuai dengan situasi dan kondisinya. Jadi, untuk para guru, gunakan cara cerdas dan efektif. semoga bermanfaat bagi kita semua. Satu yang perlu di ingat, menjadi seorang guru atau pendidik itu tidak boleh mudah emosi. OK.

You might also like