You are on page 1of 3

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LINGKUNGAN

Hari, tanggal Materi Praktikum : Selasa, 9 Januari 2012 : Pemeriksaan TSS dan TDS

A. TUJUAN Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan TSS dan TDS. B. DASAR TEORI Sifat sifat kimia dan fisika dari material dalam suspensi, besarnya ukuran pori saringan, luas dan ketebalan saringan, dan jumlah serta keadaan fisik dari material yang terendap paadanya merupakan faktor penting yang mempengaruhi pemisahan zat padat tersuspensi dan zat padat terlarut. Total Suspended Solid (TSS) atau zat padat yang tersuspensi, merupakan residu yang tidak lolos saring, yaitu yang tertahan oleh saringan. TSS adalah salah satu parameter yang digunakan untuk pengukuran kualitas air. Pengukuran TSS berdasarkan pada berat kering partikel yang terperangkap oleh filter, biasanya dengan ukuran pori tertentu. Umumnya, filter yang digunakan memiliki ukuran pori 0.45 m (Clescerl, 1905). Nilai TSS dari contoh air biasanya ditentukan dengan cara menuangkan air dengan volume tertentu, biasanya dalam ukurtan liter, melalui sebuah filter dengan ukuran pori-pori tertentu. Sebelumnya, filter ini ditimbang dan kemudian beratnya akan dibandingkan dengan berat filter setelah dialirkan air setelah mengalami pengeringan. Berat filter tersebut akan bertambah disebabkan oleh terdapatnya partikel-partikel tersuspensi yang terperangkap dalam filter tersebut. Padatan yang tersuspensi ini dapat berupa bahan-bahan organik dan inorganik. Satuan TSS adalah miligram per liter (mg/l). Kandungan TSS memiliki hubungan yang erat dengan kecerahan perairan. Keberadaan padatan tersuspensi tersebut akan menghalangi penetrasi cahaya yang masuk ke perairan sehingga hubungan antara TSS dan kecerahan akan menunjukkan hubungan yang berbanding terbalik (Blom, 1994). Nilai TSS umumnya semakin rendah ke arah laut. Hal ini disebabkan padatan tersuspensi tersebuit disupply oleh daratan melalui aliran sungai (Helfinalis, 2005). Keberadaan padatan tersuspensi masih bisa berdampak positif apabila tidak melebihi toleransi sebaran suspensi baku mutu kualitas perairan yang ditetapkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup, yaitu 70 mg/l (Helfinalis, 2005). TDS (Total Dissolve Solid) atau zat terlarut adalah residu yang dapat melewati saringan yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat organic maupun anorganic, mis : garam, dll) yang terdapat pada sebuah larutan. TDS meter menggambarkan jumlah zat terlarut dalam Part Per Million (PPM) atau sama dengan milligram per Liter (mg/L). Umumnya berdasarkan definisi diatas seharusnya zat yang terlarut dalam air (larutan) harus dapat melewati saringan yang berdiameter 2 micrometer (210-6 meter). Aplikasi yang umum digunakan adalah untuk mengukur kualitas cairan biasanya untuk pengairan, pemeliharaan aquarium, kolam renang, proses kimia, pembuatan air mineral, dll. Setidaknya, kita dapat mengetahui air minum mana yang baik dikonsumsi tubuh, ataupun air murni untuk keperluan kimia (misalnya pembuatan kosmetika, obat-obatan, makanan, dll).

37

C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat: a. Oven b. Gelas kimia c. Cawan petridis d. Kertas saring e. Neraca analitik f. Desikator g. Pinset besi h. Penjepit i. Corong j. Pipet tetes k. Kompor listrik l. Labu erlenmeyer 2. Bahan: A. Air sampel B. Aquadest D. CARA KERJA 1. Menyiapkan labu erlenmeyer dan kertas saring yang di oven pada suhu 105 C selama 1 jam. 2. Memasukkan labu erlenmeyer dan kertas saring dalam desikator selama 15 hingga 30 menit untuk menetralkan. 3. Setelah selesai selama kurang lebih 15 30 menit, kertas saring dan labu erlenmeyer ditimbang menggunakan neraca analitik, kemudian mencatat hasil penimbangannya. 4. Melipat kertas saring hingga menyerupai corong menggunakan pinset sehingga tidak tersentuh oleh tangan. 5. Meletakkan kertas saring pada corong, kemudian corong tersebut diletakkan pada atas labu erlenmeyer. 6. Mengambil 100 ml air sampel, untuk kemudian disaring. 7. Setelah air sampel tersaring semua, bilas kertas saring menggunakan 5 ml aquadest. 8. Mendidihkan air sampel yang sudah disaring menggunakan kompor listrik hingga menyisakan 5 ml, kemudian memasukkannya ke dalam oven selama 1 jam. 9. Menimbang labu erlenmey dan kertas saring secara bergantian, kemudian mencatat hasil penimbangannya. Cara menghitung: a. TSS (Total Suspended Solids) = b. TDS (Total Dissolved Solids) = x (D - C) x 1000 mg/gram menggunakan data x (B - A) x 1000 mg/gram menggunakan data yang diperoleh dari penimbangan kertas saring. yang diperoleh dari penimbangan labu erlenmeyer. E. DATA PRAKTIKUM Hasil Penimbangan No Nama Alat Berat Sebelum (gr) 1 Kertas Saring 0,2808 2 Labu Erlenmeyer 72,9719 38

Berat Sesudah (gr) 0,3821 73,0246

a. TSS

= =

x (D - C) x 1000 mg/gram x (0,3821 0,2808) x 1000 mg/gram

= 10 x 0,1013 x 1000 mg/gram = 1013 mg/gram b. TDS = = x (B - A) x 1000 mg/gram x (73,0246 72,9719) x 1000 mg/gram

= 10 x 0,0527 x 1000 mg/gram = 527 mg/gram F. PEMBAHASAN Berat kertas saring dan labu erlenmeyer berubah setelah digunakan. Ternyata setelah digunakan terjadi penambahan berat yang disebabkan oleh partikel-partikel kecil yang menempel pada kertas serta labu erlenmeyer. Sifat sifat kimia dan fisika dari material dalam suspensi, besarnya ukuran pori saringan, luas dan ketebalan saringan, dan jumlah serta keadaan fisik dari material yang terendap paadanya merupakan faktor penting yang mempengaruhi pemisahan zat padat tersuspensi dan zat padat terlarut. G. KESIMPULAN Dari praktikum yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Berat kertas saring sebelum digunakan adalah 0,2808 gram. 2. Berat labu erlenmeyer sebelum digunakan 72,9719 adalah gram. 3. Berat kertas saring setelah digunakan adalah 0,3821 gram. 4. Berat labu erlenmeyer setelah digunakan adalah 73,0246 gram.

39

You might also like