Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 5 Muhammad Zaenal Fanani Nanang Efendi Muhammad Amir Faisol Okta Vamel Utari Peni Lestari Reka Alfi Muzalina Retno Marti Wulandari Rifatul Hasanah Siti Hayatul Barokah Sri Marlia Ningsih
Pengertian Hadits
Hadis atau Sunnah adalah sumber ajaran Islam yang kedua setelah Alquran. Dimana keduanya merupakan pedoman dan pengontrol segala tingkah laku dan perbuatan manusia. Alquran semua periwayatan ayat-ayatnya mempunyai kedudukan sebagai suatu yang mutlak kebenaran beritanya sedangkan hadis Nabi belum dapat dipertanggung-jawabkan periwayatannya berasal dari Nabi atau tidak.
Hadits yang diriwayatkan oleh periwayat yang adil, kurang kuat hafalannya, bersambung sanadnya, tidak mengandung illat, dan tidak pula mengandung syadz.
Tiap-tiap hadits yang pada sanadnya tidak terdapat perawi yang tertuduh dusta, pada matannya tidak terdapat keganjalan, dan hadits itu diriwayatkan tidak hanya dengan satu jalan (mempunyai banyak jalan) yang sepadan dengannya.
. Hadits musnad (muttasil dan marfu) yang sanadsanadnya mendekati derajat tsiqah. Atau hadits mursal yang sanad-sanadnya tsiqah, tetapi pada keduanya ada perawi lain, dan hadits itu terhindar dari syadz (kejanggalan) dan illat (kekacauan).
Hadits hasan adalah hadits yang bersambung sanadnya, diriwayatkan oleh orang adil, kurang sedikit ke-dhabit-annya, tidak ada keganjilan (syadz) dan tidak ada illat.
Sanadnya bersambung Perawinya adil Perawinya Dhabit tapi ke-dhabitannya dibawah kedhabitan perawi shahih Tidak ada kejanggalan Tidak ada illat
Contoh hadits hasan lidzatih : ......dari Abu Bakar bin Abu Musa al-Asyari, (berkata), saya mendengar ayahku ketika berada dihadapan musuh berkata, Rasulullah saw. Bersabda: sesungguhnya pintu-pintu surga berada dibawah bayang-bayang pedang. (HR.alTirmidzi)
2. Hadits Hasan Li Ghairih Hadits hasan li ghairih adalah hadits-hadits dhaif yang tidak terlalu parah (kedhaifannya) dan diriwayatkan dengan melalui beberapa jalur. Beberapa periwayatan hadits yang dhaif ini kemudian saling menguatkan, dan akhirnya naik menjadi hasan. Sementara bila beberapa riwayat hadits itu termasuk kategori dhaif yang berat, seperti hadits matruk, munkar, maudhu dan sebagainya, maka hadits itu tidak bisa naik menjadi hasan li ghairih
Hadits dhaif bisa naik menjadi hadits hasan li ghairih dengan 2 syarat, yaitu : 1. Harus ditemukan periwayatan sanad lain yang saling seimbang dan lebih kuat. 2. Sebab kedhaifan hadits tidak berat seperti dusta dan fasik, tetapi ringan seperti hapalan yang kurang atau terputusnya sanad atau tidak diketahui dengan jelas (majhul) identitas perawi.