You are on page 1of 20

ABSTRAK Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar Meibom yang tersumbat.

Kalazion dapat mengenai semua umur, penyebabanya diduga karena gangguan sekresi kelenjar meibom. Hal ini menyebabkan penyumbatan dan menimbulkan reaksi jaringan sekitarnya terhadap bahan-bahan yang tertahan. Kalazion memberikan gejala adanya benjolan pada kelopak mata, tidak hiperemis, tidak nyeri tekan dan adanya pseudoptosis, kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut. Keyword: kalazion, peradangan granulomatosa, kelenjar meibom

PENDAHULUAN Mata merupakan suatu indera pencitraan yang berfungsi dalam menghasilkan suatu persepsi benda yang terlihat dengan bantuan otak. Rangsangan tersebut (benda yang terlihat)akan diteruskan ke otak, di otak rangsangan tadi diterjemahkan sehingga menghasilkan suatu persepsi. Berdasarkan anatominya mata terletak pada rongga orbita, yang terbagi menjadi palpebra, konjugtiva, bulbus oculi, dan os. orbitalis. Kelopak mata (palpebra) melindungi kornea dan berfungsi dalam pendistribusian dan eliminasi air mata. Penutupan kelopak mata berguna untuk menyalurkan air mata ke seluruh permukaan mata dan memompa air mata melalui punctum lakrimalis. Kelainan yang didapat pada kelopak mata bermacam-macam, mulai dari yang jinak sampai keganasan, proses inflamasi, infeksi mau pun masalah struktur seperti ektropion, entropion dan blepharoptosis. Untungnya, kebanyakan dari kelainan kelopak mata tidak mengancam jiwa atau pun mengancam penglihatan1 Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar Meibom yang tersumbat. Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar Meibom dengan infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan kronis tersebut. Biasanya kelainan ini dimulai penyumbatan kelenjar oleh infeksi dan jaringan parut lainnya.1 Dapat mengenai satu atau beberapa kelenjar dan terjadi secara perlahanlahan sampai beberapa minggu.2,3 ANATOMI Berdasarkan anatominya mata terletak pada rongga orbita, yang terbagi menjadi: 1. Palpebra (kelopak mata)

Berfungsi dalam melindungi bola mata, serta mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk air mata di depan kornea. Palpebra mempunyai lapisan kulit yang tipis pada bagian depan, sedangkan dibagian belakang ditutupi selaput lender tarsus yang disebut Conjungtiva tarsal. Gangguan penutupan palpebra dapat mengakibatkan keringnya permukaan mata sehingga dapat terjadi Keratitis et lagoftalmus. 2. Konjugtiva merupakan membran yang menutupi sclera dan kelopak bagian belakang. Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel goblet, yang bersifat membasahi bola mata terutama kornea. Konjuntiva terdiri atas : - Konjungtiva tarsal, menutupi tarsus dan sukar digerakkan melalui tarsus. - Konjungtiva bulbi, menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera. - Konjungtiva fornises, merupakan tempat peralihan kedua konjungtiva di atas. 3. Bulbus oculi (bola mata) berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Terdiri atas: Dinding sclera. Merupakan jaringan ikat kolagen, kenyal dan tebal kira-kira 1 mm. dengan karakteristik putih dan halus yang dilapisi oleh kapsul Tenon dan dibagian depan oleh konjungtiva. Diantara stromasklera dan kapsul tenon terdapat episklera. Sklera mempunyai kekakuan tertentu sehingga berpengaruh dalam tekanan bola mata. Kekakuan sklera dapat meninggi pada pasien diabetes melitus atau merendah pada eksoftalmus goiter, miotika dan meminum air banyak. Kornea merupakan selaput bening mata dan tembus cahaya yang menutupi lapisan bola mata sebelah depan, terdiri atas: Epitel. Merupakan lapisan kornea terluar yang berbentuk epitel berlapis gepeng tanpa tanduk. Setiap gangguan epitel akan memberikan gangguan sensitibilitas kornea berupa rasa sakit atau mengganjal. Regenerasi epitel cukup tinggi, sehingga apabila terjadi kerusakan akan diperbaiki langsung dalam beberapa hari tanpa membentuk jaringan parut. Membran Bowman terletak dibawah epitel, yang merupakan suatu membran tipis homogeny dan terdiri atas susunan serat kolagen kuat yang mempertahankan bentuk kornea. Apabila terjadi kerusakan pada membran bowman maka akan berakhir dengan terbentuknya jaringan parut.

Stroma adalah lapisan tebal kornea yang terdiri atas jaringan kolagen yang tersusun dalam lamel-lamel dan sejajar dengan permukaan kornea. Diantara serat kolagen terdapat matriks. Stroma bersifat higroskopis yang menarik air dari bilik mata depan. Kadar air di dalam stroma kurang lebih 70% yang dipertahankan oleh fungsi pompa endotel. Jika terjadi kerusakan endotel, maka akan terjadi kelebihan kadar air sehingga menimbulkan edema kornea. Stroma tersusun atas serat-serat yang teratur dan memberi gambaran kornea yang transparan. Jika terjadi gangguan susunan serat stroma seperti edema kornea dan sikatrik konea akan mengakibatkan sinar yang melalui kornea terpecah dan kornea terlihat keruh. Membran Descement merupakan suatu lapisan tipis yang bersifat kenyal, kuat, tidak berstruktur dan bening, terletak di bawah stroma, lapisan ini memberi perlindungan terhadap infeksi dan masuknya pembuluh darah. Endotel terdiri dari satu lapis sel yang merupakan komponen terpenting dalam mempertahankan kejernihan kornea. Sel endotel tidak mempunyai daya regenerasi, sehingga jika terjadi kerusakan tidak akan kembali normal lagi. Endotel dapat mengalami gangguan akibat trauma hebat, penyakit intra ocular dan usia lanjut karena jumlah sel yang berkurang. Kornea tidak mempunyai pembuluh darah, namun mendapat suplainutrisi dari humor aqueous.

Isi. Terdiri atas lensa, uvea, badan kaca dan retina. Lensa Merupakan badan yang bersifat avaskular, tidak berwarna, bening, bikonveks dengan ketebalan sekitar 4-5mm dan berdiameter 9mm pada orang dewasa. Pada bagian anterior lensa terdapat humor aqueous sedangkan bagian belakang terdapat vitreous (badan kaca). Pada orang dewasa, lensa terbagi atas nucleus (inti) dan korteks (tepi), dimana nucleus memiliki kontur yang lebih keras dari korteks. Lensa berfungsi dalam pembiasan cahaya, sehingga fokus ke retina peningkatan pembiasan lensa disebut akomodasi. Uvea Merupakan jaringan lunak yang terdiri atas: Iris adalah membran yang berwarna, berbentuk sirkular yang ditengahnya terdapat lubang (pupil). Berfungsi dalam mengatur banyaknya cahaya masuk 3

ke mata. Iris berpangkal pada badan siliar yang merupakan pemisah antara Camera Okuli Anterior (bilik mata depan) dan Camera Okuli Posterior (bilik mata belakang). pembuluh darah di sekeliling pupil disebut sirkulus minor dan yang berada dekat dengan badan siliar disebut sirkulus mayor. Iris dipersarafi oleh nervus nasosiliar yang merupakan cabang dari saraf cranial III. Badan siliar Tersusun atas otot-otos siliar dan procesus siliaris. Otot-otot tersebut berfungsi untuk akomodasi, ketika berkontraksi akan menarik prosesus siliaris, sampai pada akhirnya akan mengakibatkan lensa cembung. Fungsi dari badan siliar adalah humor aqueous yang menyuplai nutrisi ke lensa dan kornea. Koroid Merupakan membran yang berwarna coklat tua dan terletak antara sklera dan retina. Didalam koroid terdapat banyak pembuluh darah yang berfungsi memberi kepada retina bagian luar. Vitreus (badan kaca) mengisi sebagian besar bola mata di belakang lensa, tidak berwarna, bening, konsistensi lunak dan mengandung 90% cairan. Pada bagian luar terdapat membran tipis (hialoid). Vitreus bersifat avaskuler dan menerima nutrisi dari jaringan sekitar, misalnya koroid, badan siliar dan retina. Viterus berfungsi dalam menuruskan lensa dari lensa ke retina. Retina Merupakan membran tipis dan bening, terdiri atas serabut saraf optikus. Pada bagian retina yang letaknya sesuai dengan sumbu penglihatan terdapat makula lutea, berpengaruh dalam ketajaman penglihatan. Sekitar 3 mm ke arah nasal terdapat daerah bulat putih kemerahan, disebut dengan papil saraf optikus. Os. Orbitalis (tulang orbital) Membentuk dinding orbita yang terdiri dari os lakrimal (bag nasal), os ethmoid (bag nasal), os sphenoid (bag lateral), os frontal (bag superior), os maksila (bag inferior), os palatina (bag inferior) dan os zigomatikus (bag inferior). Otot-otot penggerak bola mata terdiri atas: m. oblik inferior, m. oblik posterior, m.rektus inferior, m. rektus lateral, m. rektus medius dan rektus superior.4,5

Gambar 1. anatomi mata Anatomi dan Fisiologi Palpebra Kelopak atau palpebra merupakan alat meutup mata yang mempunyai fungsi melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar, dan pengeringan bola mata, serta mengeluarkan sekresi kelenjar yang membentuk film air mata di depan kornea. Gangguan penutupan bola mata akan mengakibatkan keringnya permukaan mata sehingga terjadinya keratitis et lagoftalmus.6 Kelopak mata mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedangkan di bagian belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal. Pada kelopak terdapat bagian-bagian : Kelenjar seperti: Kelenjar Moll atau Kelenjar Keringat Kelenjar Zeis pada pangkal rambut, berhubungan dengan folikel rambut dan juga menghasilkan sebum Kelenjar Meibom (Kelenjar Tarsalis) terdapat di dalam tarsus. Kelenjar ini menghasilkan sebum (minyak) Otot seperti :

M. Orbikularis Okuli Berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra terdapat otot orbikularis okuli yang disebut sebagai M. Rioland. M. Orbikularis berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi N. Fasialis (VII). 5

M. Levator Palpebra Bererigo pada Anulus Foramen Orbita dan berinsersi pada Tarsus Atas dengan sebagian menembus M. Orbikularis Okuli menuju kulit kelopak bagian tengah. Otot ini dipersarafi oleh N. III yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata atau membuka mata.

Di dalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar di dalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo palpebra. Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada seluruh lingkaran pembukaan rongga orbita. Tarsus (terdiri atas jaringan ikat yang merupakan jaringan penyokong kelopak dengan kelenjar Meibom (40 bush di kelopak atas dan 20 pada kelopak bawah)). Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita merupakan pembatas isi orbita dengan kelopak depan. Pembuluh darah yang memperdarahinya adalah a. palpebra. Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal N.V, sedang kelopak bawah oleh cabang ke II saraf ke V. Konjungtiva tarsal yang terletak di belakang kelopak hanya dapat dilihat dengan melakukan eversi kelopak. Konjungtiva tarsal melalui forniks menutup bulbus okuli. Konjungtiva merupakan membran mukosa yang mempunyai sel Goblet yang menghasilkan musin.1,2 Panjang tepian palpebra adalah 25-30mm dan lebar 2mm. ia dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan) menjadi tepian anterior dan posterior, pada tepian anterior, terdapat: Bulu mata. Bulu mata muncul dari tepian palpebra dan tersusun tidak teratur. Bulu mata atas lebih panjang dan lebih banyak dari yang dibawah dan melengkung ke atas. Bulu mata bawah melengkung ke bawah. Glandula Zeis. Adalah modifikasi kelenjar sebasea kecil yang bermuara ke dalam folikel rambut pada dasar bulu mata. Glandula Moll. Adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara kedalam satu bari deka bulu mata.6 Tepian palpebra posterior berkontak dengan bola mata, dan sepanjang tepian ini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar sebasea yang telah dimodifikasi (glandula meibom atau tarsal). Pada ujung medial dari tepian posterior palpebra terdapat elevasi kecil dengan lubang kecil di pusat yang terlihat pada palpebra superior dan inferior. Punktum ini berfungsi menghantar air mata ke bawah melalui kanalikulus terkait kie sakus lakrimalis.6

Gambar 2. Anatomi palpebra2 ANAMNESIS Anamnesis merupakan wawancara medis yang merupakan tahap awal dari rangkaian pemeriksaan pasien, baik secara langsung pada pasien atau secara tidak langsung. Tujuan dari anamnesis yaitu mendapatkan informasi menyeluruh dari pasien yang bersangkutan. Selain itu tujuan yang tidak kalah penting adalah membina hubungan dokter pasien yang profesional dan optimal. Adapun yang di tanyakan pada pasien adalah: Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku, agama, status perkawinan, pekerjaan, dan alamat rumah. Data ini sangat penting karena data tersebut sering berkaitan dengan masalah klinik maupun gangguan sistem organ tertentu. Identitas perlu ditanyakan untuk memastikan tidak ada kesalahan pasien yang dihadapi. Jenis kelamin perlu diperhatikan karena ada penyait yang sering terdapat pada jenis kelamin tertentu, seperti glaukoma kongestif akut, buta warna, dll. Pekerjaan pasien. Dapat menyebabkan beberapa penyakit tertentu seperti trauma di tempat pekerjaan. Pada jenis pekerjaan tertentu diperlukan syarat seperti tajam

penglihatan, penglihatan stereoskopis dan penglihatan warna yang baik untuk dapat melalukan pekerjaan. Keluhan utama adalah keluhan terpenting yang dirasakan oleh pasien sehingga membawa pasien mencari pertolongan dokter atau petugas kesehatan lainnya. Keluhan utama biasanya dituliskan secara singkat disertai berapa lama pasien merasakan keluhannya.5 jika ada benjolan tanyakan: Lokasinya Sejak kapan. Biasanya penyakit mata dianggap akut bila terjadi dalam 1 minggu. Dan kronis bila telah > 2 minggu diserita. Sakit/tidak Riwayat paparan matahari Ada secret? Berair? Penglihatan terganggu?(double/kabur) Merah? Keluhan tambahan Riwayat penyakit dan sejarah kesehatan si pasien Riwayat pengobatan

PEMERIKSAAN Pemeriksaan Fisik Tanda vital, kesadaran

Pemeriksaan Subjektif Pemeriksaan tajam penglihatan (visus) menggunakan kartu snelen: Huruf, angka, huruf E, arah kaki (buta huruf- pra sekolah). Kartu snelen yang ditempatkan 5 6 m di tempat yang cukup terang tapi tidak menyilaukan kemudian mata diperiksa sebelahsebelah. Penilaian:

Bila pasien hanya dapat mengenali sampai pada huruf baris yang berkode 20 m dan pasien berjarak 5 m dari kartu maka tajam penglihatan 5 / 20. Bila huruf terbesar ( kode 60 m ) tidak terbaca, dekatkan kartu snelen sampai pasien dapat melihat huruf pada jarak berapa. contoh : Pada jarak 2 m baru dapat mengenal huruf yang terbesar tajam penglihatan 2 / 60 Bila huruf terbesar tidak adapat dikenal maka hitung jari : yaitu tangan digerakkan vertikal atau horizontal dapat mengenal atau tidak. Menghitung jari, goyangan tangan, persepsi cahaya oleh mata normal masih dapat dikenal pada jarak terjauh : 60 m, 300m dan tidak terhingga. Maka tajam penglihatan : 1/60, 1/300, 1/ . Bila persepsi cahaya dari mana arah cahaya yang datang. Bayi / Anak reaksi meraih benda, arah tetap, reaksi pupil, refleks menghindari cahaya.

Gambar 3. snellen chart Pemeriksaan objektif Inspeksi mata Kedudukan Bola Mata Normal sejajar ( orthoforia ) Apakah ada :

Exoftalmus ( menonjol keluar ) Enoftalmus ( masuk / kebelakang ) Estropia ( juling kedalam ) Ekstropia ( juling keluar ) Gerak Bola mata : Apakah terganggu kearah tertentu Parese Apakah ada Nistagmus ( mata bergerak-gerak ) Palpebra: Superior: Bengkak difus Sindrom nefrotik, anemia, reaksi alergi, Hipertiroid. Ekimosis (perubahan warna ) Trauma Merah radang, tekanan. Ektropion ( kelopak mata melipat keluar ) Entropion ( kelopak mata melipat kedalam ) Ptosis Paralisis, meningitis, BBLR. Bengkak berbatas tegas Kalazion / Herdoulum. Lagoftalmus ( kelopak mata sulit menutup ). Sikatrik, jaringan parut. Inferior: 10

Bagaimana fungsi eksresi lakrimal Bengkak, merah, keluar sekret. Palpasi mata untuk memeriksa tekanan bola mata Funduskopi Merupakan Tindakan memeriksa fundus okuli : Papil Saraf Optik (PSO) Retina Makula Lutea Pembuluh darah retina Choroid Teknik OFTALMOSKOPI: Pemeriksaan dimulai mata kanan Pemeriksa di sebelah kanan penderita Mata kanan diperiksa dengan mata kanan Gagang oftalmoskop dipegang tangan kanan Putar roda oftalmoskop pemeriksa Oftalmoskop diletakkan 10 15 cm dari mata penderita pupil penderita warna jingga Dekatkan oftalmoskop : 2 3 cm dari mata penderita Apabila kelopak atas menutupi mata angkat dengan ibu jari arahkan cahaya ke 0 Dioptri atau disesuaikan status refraksi

Putar roda oftalmoskop sampai PSO terlihat jelas Pemeriksaan penunjang Biopsy Biopsi di indikasikan untuk chalazion yang kambuh, karena tampilan karsinoma kelenjar meibom dapat mirip chalazion. Pada kalazion menunjukan proliferasi endotel asinus dan respon radang granulomatosa yang mencakup sel-sel kelenjar mirip Langerhans.

11

P emeriksaan radiologi wajah, tulang orbita dan jaringan lunak diperlukan untuk mengetahui invasi tumor/ dalam tumor pada kantus medial.

Diagnosis Banding

Hordeoulum. Hordeolum adalah benjolan berwarna merah di dekat tepi kelopak mata yang disebabkan oleh infeksi kelenjar bulu mata. Infeksi disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Gejala Pembengkakan Rasa nyeri pada kelopak mata Perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata Riwayat penyakit yang sama Tanda Eritema Edema Nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata Seperti gambaran absces kecil Kalazion cenderung membesar lebih jauh dari tepi kelopak mata daripada hordeolum. Selain itu, kalazion berbeda dengan hordeolum dimana biasanya tidak menimbulkan rasa sakit meskipun terasa kekakuan akibat pembengkakan, serta berbeda dari segi ukurannya. Kalazion cenderung lebih besar dari hordeolum. Pada hordeolum, peradangan bersifat akut. Sedangkan pada kalazion, peradangan bersifat kronis, dan kadang merupakan kelanjutan hordeolum yang tidak membaik.

Gambar 4. Hordeolum karsinoma sel sebasea 12

Kelenjar sebasea biasanya terdapat disamping akar rambut dan muaranya terdapat pada lumen akar rambut (folikel rambut). Karsinoma sel sebasea paling sering terjadi pada perempuan dibandingkan lelaki, terutama pada usia 70 tahun keatas. Karsinoma sel sebasea sering terdapat pada kulit kelopak mata dibandingkan bagian kulit lain dari tubuh. Lokasi tersering pada kelopak mata adalah pada kelenjar meibom. Biasanya berbentuk nodul kecil, keras.7 Molluscum Contagiosum Lesi berumbilikus ini ditemukan pada tepi kelopak mata dan disebabkan oleh virus pox. Molluscum Contagiosum adalah Infeksi kulit yang berupa papul (benjolan licin dan sewarna kulit), tidak nyeri da n dapat hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan dalam waktu setahun. Penyakit ini mudah menular, namun hanya menyerang kulit, tidak menyerang organ-organ dalam. Cara penularan yang biasa terjadi adalah lewat kontak langsung maupun kontak dengan benda lain yang terkontaminasi. Lebih sering ditemukan pada anak-anak, anak laki-laki lebih banyak frekuensinya dibanding anak perempuan. Gejala: Terbentuknya papul yang cukup banyak. Papul merupakan benjolan yang berbatas tegas, licin, berbentuk kubah dan sewarna dengan kulit. Ukuran dari papul ini bervariasi, biasanya antara 2-6 milimeter. Di bagian tengah benjolan seringkali terdapat lekukan (delle) kecil yang berisi bahan sepertinasi dan berwarna putih, yang merupakan ciri khas untuk moluskum kontagiosum. Benjolan biasanya tidak terasa gatal ataupun nyeri dan bisa ditemukan secara tidak sengaja ketika penderita sedang menjalani pemeriksaan fisik. Papul ini dapat meradang secara spontan ataupun karena trauma akibat garukan. Papul yang meradang memberikan gambaran benjolan yang merah, dan hangat.

Gambar 5. Molluscum Contagiosum Karsinoma sel basal 13

Karsinoma sel basal adalah keganasan yang berasal dari sel nonkeratosis yang berasal darilapisan basal epidermis. Biasanya pada orang tua. Basal sel karsinoma paling sering mengenai pinggir bawah palpebra dan dekat kantus medial, serta jarang mengenai palpebra superior dan kantus medial. Karsinoma sel basal lebih sering mengenai orang berkulit putih/terang, dan lebih sering mengenai laki-laki daripada perempuan (3:2). Pasien datang dengan lesi tidak nyeri pada kelopak mata yang dapat nodular, sklerosis atau ulseratif (yang disebut ulkus roden). Dari anamnesis ditemukan rasa gatal/nyeri, perubahan warna (gelap, pucat dan terang), ukurannya membesar, pelebarannya tidak merata ke samping, permukaan tidak rata, trauma, perdarahan (walaupun karena trauma ringan) ulserasi/imfeksi yang sukar sembuh. Lesi ini memiliki batas khas berwarna putih pucat seperti mutiara. dan terjadi penurunan visus sampai kebutaan pada stadium lanjut. Tumor ini dapat merusak kelopak mata bawah dan atas serta masuk rongga orbita. Tumbuh lambat. Invasif lokal, tidak bermetastasis

Gambar 6. Karsinoma sel basal DIAGNOSIS KERJA Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar Meibom yang tersumbat. Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar Meibom dengan infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan kronis tersebut. Biasanya kelainan ini dimulai penyumbatan kelenjar oleh infeksi dan jaringan parut lainnya.1

Gambar 7. lokasi kelenjar meibom1

Gambar 8. Kalazion pada Palpebra Superior

14

ETIOLOGI Kalazion disebabkan oleh minyak dalam kelenjar meibom terlalu pekat untuk mengalir keluar kelenjar atau saluran kelenjar minyak yang tersumbat. Oleh karena tidak dapat mengalir keluar, produksi minyak tertimbun di dalam kelenjar dan membentuk tembel di palpebra. Kelenjar dapat pecah, mengeluarkan minyak ke jaringan palpebra sehingga menyebabkan inflamasi dan kadang-kadang jaringan parut. Kalazion lebih sering timbul pada palpebra superior, di mana jumlah kelenjar Meibom terdapat lebih banyak daripada palpebra inferior. Faktor predisposisi pada kalazion yaitu: Belum diketahui dengan pasti faktor resiko apa yang menyebabkan terjadinya kalazion Hygiene palpebra yang buruk mungkin dapat dihubungkan dengan kalazion meskipun perannya masih perlu dibuktikan. Stress juga sering dihubungkan dengan kalazion namun stress belum dibuktikan sebagai penyebab dan mekanisme stress dalam menyebabkan kalazion belum diketahui. EPIDEMIOLOGI Kalazion terjadi pada semua umur.1 Laki-laki dan wanita mempunyai potensi yang sama dengan kecenderungan lebih sering didapati pada usia dewasa akibat pengaruh hormon androgen yang berperan dalam produksi sebum. Pengaruh hormonal pada sekresi dan viskositas sebaseus dapat menjelaskan terjadinya kalazion pada pubertas dan kehamilan. Namun, sejumlah pasien tanpa bukti perubahan hormonal menunjukkan bahwa terdapat mekanisme lain yang ikut berperan. PATOFISIOLOGI Kalazion merupakan radang granulomatosa kelenjar Meibom. Nodul terlihat atas sel imun yang responsif terhadap steroid termasuk jaringan ikat makrofag seperti histiosit, sel raksasa multinucleate plasma, sepolimorfonuklear, leukosit dan eosinofil. Produk-produk hasil pemecahan lipid (lemak), mungkin dari enzim-enzim bakteri yang berupa asam lemak bebas, mengalami kebocoran dari jalur sekresinya memasuki jaringan di sekitarnya dan merangsang terbentuknya respon inflamasi. Massa yang terbentuk dari jaringan granulasi dan sel-sel radang ini membentuk kalazion. Proses granulomatous ini yang membedakan antara kalazion dengan hordeolum internal atau eksternal (terutama proses piogenik yang menimbulkan pustul), walaupun kalazion dapat menyebabkan hordeolum, begitupun sebaliknya. Secara klinik, nodul tunggal (jarang multipel) yang agak keras berlokasi jauh di dalam palpebra atau pada tarsal. Eversi palpebra mungkin menampakkan kelenjar meibom yang berdilatasi.1

15

MANIFESTASI KLINIK

Benjolan pada kelopak mata yang terjadi beberapa minggu, tidak hiperemis (tidak ada kelebihan darah di satu sisi) dan tidak ada nyeri tekan.

Pseudoptosis (ptosis palsu/kulit kelopak atas mata agak berlebih sehingga menggantung menutupi tepinya bila mata dibuka),

tidak kemerahan, Kelenjar preurikel tidak membesar. Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut.1

Awalnya, gejala kalazion mungkin menyerupai hordeolum. Setelah beberapa hari, gejalagejala awal hilang, tanpa rasa sakit, tumbuh lambat, benjolan tegas dalam kelopak mata. Kulit di atas benjolan dapat digerakkan secara longgar.

Gejala yang mungkin dirasakan pasien dengan kalazion adalah sebagai berikut: Pembengkakan di kelopak mata Kekakuan pada kelopak mata Sensitivitas terhadap cahaya Peningkatan keluarnya air mata Berat dari kelopak mata Rasa seperti mengantuk.

DIAGNOSIS Dari anamnesa diriwayatkan pembesaran dari waktu ke waktu, dan mungkin ada riwayat infeksipada kelopak mata yg nyeri sebelum terbentuk kalazion, tapi ini tidak selalu terjadi Pemeriksaan yang dilakukan meliputi tes penglihatan masing-masing mata dan inspeksi muka,palpebra, dan mata itu sendiri. Sebagai tambahan dalam memeriksa kulit palpebra, dokter mata juga akan melihat bagian dalam palpebra superior jika tembel ada di palpebra superior 16

Temuan klinis dan respon terhadap terapi pada pasien kalazion biasanya spesifik. Materi yangdiperoleh dari kalazion menunjukkan campuran sel-sel inflamasi akut dan kronik. Analisis lipid memberikan hasil asam lemak dengan rantai karbon panjang. Kultur bakteri biasanya negatif, tapi Staphylococcus aureus, Staphylococcus albus, atau organisme komensal kulit lainnya bisa ditemukan. Propionibacterium acnes mungkin ada didalam isi kelenjar Pencitraan fotografik infra merah dari kelenjar Meibom dapat menunjukkan dilatasi abnormal yang tampak pada permukaan tarsal palpebra yang dieversi. Kadang saluran kelenjar Meibom bisa tersumbat oleh suatu kanker kulit, untuk memastikan halini maka perlu dilakukan pemeriksaan biopsy/histopatologis.

PENATALAKSANAAN Kalazion yang kecil dan tanpa disertai nyeri dapat diabaikan. Non-medikamentosa Kompres hangat 10-20 menit 4kali sehari untuk mengurangi pembengkakan dan memudahkan drainase kelenjar. Pengobatan secara konservatif seperti pemijatan pada palpebra

Edukasi Mencegah mata yang sakit untuk tidak sering dikucek/disentuh Menjaga hygine diri Medikamentosa Terapi dengan pengobatan jarang diperlukan, kecuali pada rosasea, mungkin dapat diberikan tertrasiklin dosis rendah selama enam bulan. Dosisnya adalah Doksisiklin tablet 100 mg/minggu selama 6 bulan mungkin dapat menimbulkan perubahan biokimiawi, yaitu pembentukan asam lemak rantai pendek yang dibandingkan dengan produksi asam lemak rantai panjang lebih jarang menimbulkan sumbatan pada mulut kelenjar. Meskipun nampak bernanah, antibiotik topikal tidak berguna pada kondisi ini, karena kalazion tidak infeksius. Tetrasiklin sistemik dapat berguna. Namun pemberian tetes mata lokal malah akan dapat menyebabkan dermatitis kontak daripada membantu. Steroid topikal daapt sangat membantu untuk mengurangi peradangan dan mengurangi edema, membantu proses drainase. Pembedahan: Jika kalazion menimbulkan gejala yang berat atau tidak sembuh setelah berminggu-minggu,

17

mungkin diperlukan operasi. Jika pembengkakan tidak berakhir dalam beberapa minggu atau muncul gejala penglihatan kabur disarankan operasi mengangkat kalazion. Jika penampilan kalazion mengganggu pasien, operasi juga menjadi indikasi. Eksisi kalazion Jika perlu, buatlah insisi vertikal pada permukaan konjungtiva palpebra. Untuk kalazion yang kecil, lakukan kuretase pada granuloma inflamasi pada kelopak mata. Untuk kalazion yang besar, iris granuloma untuk dibuang seluruhnya Cauter atau pembuangan kelenjar meibom (yang biasa dilakukan) Untuk kalazion yang menonjol ke kulit, insisi permukaan kulit secara horisontal lebih sering dilakukan daripada lewat konjungtiva untuk pembuangan seluruh jaringan yang mengalami inflamasi Langkah Insisi dan kuretase :

Langkah 1: Setelah prepping kulit, disuntikkan lokal anastesi menggunakan campuran Xylocaine volume kecil dan Adrenalin (1:100.000). Adrenalin meminimalkan perdarahan pasca-operasi. Langkah 2: lokalisasi lesi pada permukaan konjungtiva sebelum dijepit dengan penjepit kalazion ukuran yang sesuai Langkah 3: Jepit dan pastikan bahwa lesi berada dalam penjepit sehingga massa kalazion berpusat pada cincin penjepit terbuka pada permukaan konjungtiva Langkah 4: Sebuah sayatan vertikal dibuat dengan pisau No.15 Bard Parker. Alasan untuk pemotongan vertikal adalah bahwa kelenjar meibom ditempatkan secara vertikal berarti bahwa pemotongan vertikal tidak akan merusak kelenjar yang normal yang berdekatan meibom Langkah 5: Isi kalazion tebal akan keluar segera setelah sayatan ditempatkan di tempat yang benar dan kedalaman yang benar dari massa Langkah 6: Lalu sendok isi kalazion dengan bantuan kuret berukuran terbesar yang mungkin Langkah 7: Setelah yakin bahwa kista telah sepenuhnya dikosongkan dari isinya, bersihkan massa yang ada dengan menggunakan lidi kapas. Jika pasien ini merupakan pasien kalazion berulang maka massa akan dikirim ke laboratorium Patologi Anatomi untuk dilakukan pemeriksaan histopatologi untuk mengetahui

18

kemungkinan suatu keganasan. Sebagai efek hemostat penjepit dilepas akan mulai terjadi perdarahan, Bersihkan perdarahan dan beri salep antibiotik untuk mencegah infeksi. Salep antibiotik diberikan dua kali untuk 3-5 hari .

Gambar 8. Ekskokleasi Kalazion Catatan : Dalam menangani hordeolum dan kalazion, kemudian keganasan jangan dilupakan. Apabila peradangan tidak mereda perlu dilakukan pemeriksaan uji resistensi dan dicari underlying cause. Penyulit : Kalazion besar dapat mengakibatkan astigmatisma. Hati-hati kemungkinan karsinoma sel sebasea.

PREVENTIF Jika pasien memiliki tendensi untuk mudah terkena kalazion, basuh kelopak mata dengan air dan shampoo bayi menggunakan cotton swab. Jika mulai tampak tanda-tanda awal iritasi kelopak mata, segera kompres dengan air hangat beberapa kali dalam sehari. KOMPLIKASI Rusaknya sistem drainase pada kalazion dapat menyebabkan trichiasis, dan kehilangan bulu mata. Kalazion yang rekuren atau tampat atipik perlu dibiopsi untuk menyingkirkan adanya keganasan. Astigmatisma dapat terjadi jika massa pada palpebra sudah mengubah kontur kornea. Kalazion yang drainasenya hanya sebagian dapat menyebabkan massa jaringan granulasi prolapsus diatas konjungtiva atau kulit. PROGNOSIS 19

Pasien yang memperoleh perawatan biasanya memperoleh hasil yang baik. Seringkali timbul lesi baru, dan rekuren dapat terjadi pada lokasi yang sama akibat drainase yang kurang baik. Kalazion yang tidak memperoleh perawatan dapat mengering dengan sendirinya, namun sering terjadi peradangan akut intermiten. KESIMPULAN Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip melindungi kornea dan konjungtiva dari dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata, palpebra inferior menyatu dengan pipi. Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar meibom yang tersumbat. Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar meibom dengan infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan kronis kelenjar tersebut. Kalazion mungkin timbul spontan disebabkan oleh sumbatan pada saluran kelenjar atau sekunder dari hordeolum internum. Kalazion dihubungkan dengan seborrhea, chronic blepharitis, dan acne rosacea. Penanganan konservatif kalazion adalah dengan kompres air hangat. Rusaknya sistem drainase padakalazion dapat menyebabkan trichiasis, dan kehilangan bulu mata. Kalazion yang rekuren atau tampatatipik perlu dibiopsi untuk menyingkirkan adanya keganasan. DAFTAR PUSTAKA 1. Sumardi M. Catatan dokter muda: Kalazion. Des 2011. 2. Ilyas Sidarta H. Ikhtisar Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Jakata: Balai Penerbit FKUI. 2009. Hal 28-29. 3. Wijaya Nana: Ilmu Penyakit Mata Cetakan ke 5. Abadi Tegal. Jakarta. 1993.Hal 20-21 4. Hollwich F. Buku panduan oftalmologi. Edisi 2. Jakarta: binarupa aksara. 2009. 5. Ilyas S. Ilmu penyakit mata. Edisi 3. Jakarta: balai penerbit fakultas kedokteran universitas indonesia. 2009. 6. Sumardi M. Catatan dokter muda: Anatomi dan fisiologi palpebra. Oktober 2011. 7. Siregar N.H. karsinoma kelenjar sebasea. Majalah kedokteran nusantara vol 39. Maret 2006. p. 49. 8. Gleadle, Jonathan. At a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta:Erlangga. 2003. h. 150-1. 9. Ilyas, S. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Balai Penerbit FK UI, Jakarta;2005. 20

You might also like