You are on page 1of 11

UNIVERSITAS INDONESIA

TUGAS ANALISA PROSES KEPERAWATAN MENURUT PARA PAKAR Tugas ini disusun untuk Mata Ajar Keperawatan Medikal Bedah Lanjut I DOSEN PENGAMPU : Prof. Elly Nurachmah, DNSc.

Oleh: Kelompok 1 Puji Raharja Santosa Agis Taufik Dwi Agustina Retno Dyah Wahyuningsih Wida Wati 1206303512 1206195073 1206303065 1206303531 1206195810

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN KEKHUSUSAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2012

A. Landasan konsep dan filosofi dari pendekatan nursing care Proses (NCP ) Landasan konsep merupakan suatu dasar teori yang kemudian akan berkembang menjadi model dengan aplikasi yang bersifat empiris. Landasan konsep muncul dari keyakinan dan pola pikir yang disebut dengan filosofi. Banyak teori keperawatan yang ada dan digunakan sebagai aplikasi asuhan keperawatan di rumah sakit, antara lain teori model keperawatan Imogene King, Sister C. Roy, Mira E. Levine, Dorothea E. Orem dan Marta E. Rogers. berikut landasan konsep dan filosofi dari kelima pakar tersebut : a. Filosofi Menurut King Perawat adalah profesi yang memberikan pelayanan dalam memenuhi kebutuhan sosial, berfokus pada individu dan kelompok, Domain perawat adalah promosi, prefentif, dan rehabilitatif, yang bertujuan untuk membantu individu, keluarga, kelompok dan komunitas untuk mempertahankan dan memperbaiki kesehatan sehingga mereka dapat berfungsi sesuai peran dan membantu individu meninggal dengan mulia. Perawat memiliki patner didalam tim kesehatan. Roy memiliki filosofi yang berbeda dalam teorinya yang memandang manusia sebagai sebuah sistem adaptif. Menurut Roy perilaku manusia adalah hasil adaptasi dari lingkungan dan kekuatan organisme, dan perilaku adaptif adalah berfungsinya stimulus dan tingkatan adaptasi, yang dapat berpengaruh terhadap stimulus vokal, stimulus kontekstual, dan stimulus residual. Levin meyakini bahwa setiap individu akan merespon sepenuhnya untuk setiap perubahan dalam pola hidupnya. Levine mempercayai bahwa semua tindakan keperawatan adalah tindakan- tindakan moral, kesucian hidup dan meringankan penderitaan menurut levine adalah suatu keharusan. Perilaku etis adalah ekspresi sehari- hari dari komitmen seseorang untuk orang lain cara bagaimana manusia berhubungan satu sama lain dalam iteraksi mereka sehari- hari. Filosofi dari Orem meyakini bahwa manusia memerlukan pengetahuan, untuk melatih dan mengenali kebutuhannya dan membuat Roger input untuk dirinya dan orang lain. berdasarkan kesatuan memakai filosofi yang membangun modelnya

manusia (unitary human beings), dan lingkungan sebagai bidang- bidang energi yang menyatu dengan proses kehidupan. Rogers mengartikan orang sebagai sistem terbuka dalam proses kontinyudengan sistem terbuka lingkungan.

b. Landasan konsep King memakai landasan konsep dalam mengembangkan teorinya dengan memandang keperawatan adalah proses aksi, reaksi dan interaksi dimana perawat dan klien berbagi informasi tentang persepsi mereka dalam situasi keperawatan. Roy memakai landasan konsep bahwa manusia memiliki sistem adaptasi terhadap berbagai stimulus atau stressor yang masuk. Menurut Roy Mekanisme koping merupakan proses penterjemahan stimulus dengan dua sub system yaitu sub system kognator dan sub system regulator, hasil dari adaptasi itu akan memunculkan respon yang adaftif atau maladaftif. Roy berasumsi bahawa sebagai penerima asuhan keperawatan adalah individu, keluarga, kelompok, masyarakat yang dipandang sebagai Holistic adaptif system dalam segala aspek yang merupakan satu kesatuan. Levine memandang manusia sebagai makhluk yang bersifat holistik

pengalaman keutuhan (wholeness) adalah dasar dari semua kebutuhan manusia. Dasar pemikiran levin dalam mengembangkan teorinya memandang tentang bagaimana perjalanan suatu penyakit dan bagaimana cara pandangan individu terhadap perubahan penyakitnya. Teori Orem yang lebih dikenal dengan teori Self Care memiliki pandangan bahwa pelayanan keperawatan dipandang dari suatu pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar dengan tujuan memperthankan kehidupan, kesehatan, kesejahteraan sesuai dengan keadaan sehat dan sakit. Roger memiliki landasan konsep bahwa proses keperawatan berdasarkan pada kemampuan energy manusia, keutuhan manusia, keterbukaan untuk menerima masukan pada manusia, pola dan organisasi, perkembangan ilmu keperawatan, pola pikar perawat ( critical thinking ).

B. Fokus utama dari urutan setiap langkah pendekatan nursing care Proses (NCP ) menurut para ahli. Fokus utama dari tiap langkah pendekatan nursing care plan (NC P) menurut King yaitu langkah: persepsi : assesment, Judment : assesment, Action :assesment,

Reaction : assesment, Disturbance : diagnosa, Mutual goal setting : planning, Exploration of means to achieve goals : planning, Agreement onmeans to achieve goals : planning,Transaction : implementasi, Attainment of goals : evaluasi.

Menurut Roy elemen dari proses keperawatan meliputi pengkajian tingkat pertama dan kedua, diagnosa keperawatan, penentuan tujuan, intervensi dan evaluasi. Fokus utama dari model ini adalah adaptasi dan tujuan pengkajian dengan mengidentifikasi tingkah laku yang aktual dan potensial apakah memperlihatkan maladaptif dan mengidentifikasi stimulus atau penyebab perilaku maladaptif tersebut. Empat mode adaptasi dapat digunakan sebagi dasar kerangka kerja untuk pedoman pengkajian. Mode ini meliputi psikologis, konsep diri, fungsi peran dan model interdependensi. Roy merekomendasikan pengkajian dibagi menjadi dua bagian, yaitu pengkajian tahap I (pengkajian prilaku) dan pengkajian tahap II (pengkajian faktor- faktor yang berpengaruh). Fokus utama dari pengkajian tahap I ini adalah mengumpulkan data dan memutuskan klien adaptif atau maladaptif. Termasuk dalam model ini adalah kebutuhan dasar manusia apakah dapat dipengaruhi oleh kekurangan atau kelebihan. misalnya terlalu sedikit oksigen, terlalu tinggi gula darah atau terlalu banyak ketergantungan. Perawat menggunakan wawancara, observasi dan pengukuran untuk mengkaji perilaku klien sekarang pada setiap mode. Pada pengkajian tahap II /pengkajian stimuli yang signifikan terhadap perubahan perilaku seseorang yaitu stimuli vocal (perubahan prilaku yang dapat diobservasi), kontekstual dan residual. Diagnosa keperawatan menurut teori adaptasi Roy difokuskan sebagai tindakan proses pengambilan keputusan berhubungan dengan kurang mampunya adaptasi. Diagnosa keperawatan dirumuskan dengan mengobservasi tingkahlaku klien terhadap pengaruh lingkungan. ada 3 metode dalam membuat diagnosa keperawatan menggunakan 4 (empat) model adaptif, yaitu fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependen. Roy menyampaikan bahwa secara umum tujuan pada intervensi keperawatan adalah untuk mempertahankan dan mempertinggi perilaku adaptif dan mengubah perilaku inefektif menjadi adaptif. Penentuan tujuan dibagi atas tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.

Intervensi keperawatan dilakukan dengan tujuan, mengubah atau memanipulasi stimulus fokal, kontekstual dan residual, juga difokuskan pada koping individu atau zona adaptasi, sehingga seluruh rangsang sesuai dengan kemampuan individu untuk beradaptasi. Tindakan keperawatan berusaha membantu stimulus menuju perilaku adaptif. Evaluasi merupakan penilaian efektifitas terhadap intervensi keperawatan sehubungan dengan tingkah laku pasien. Perawat harus mengkaji tingkah laku pasien setelah diimplementasi. Intervensi keperawatan dinilai efektif jika tingkah laku pasien sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Model konservasi yang di kembangkan Levine memiliki tujuan untuk

mempromosikan dan memeilihara keutuhan adaptasi dengan menggunakan prinsipprinsip konservasi. Fokus dari model ini terletak pada pengaruh- pengaruh dan respon- respon di tingkatan yang organismik. Seorang perawat harus bisa memenuhi sasaran atau fokus dari model ini melalui konservasi energi, struktur, integritas sosial dan pribadi. Proses keperawatan yang diarahkan menuju konservatif yang terdiri dari tiga langkah yaitu : Trophicognosis sebagai suatu alternative diagnose keperawatan. Perawat mengobservasi dan mengumpulkan data. Perawat mengkaji konservasi energi klien dengan menentukan kemampuan klien untuk menunjukan kebutuhan aktivitas tanpa menghasilkan kelemahan yang berlebihan. Perawat mengkaji konservasi integritas struktural dengan menentukan fungsi fisiknya. Integritas personal klien di kaji dengan menentukan nilai moral dan etis serta pengalaman hidup klien. Perawat dapat mengkaji konservasi integritas pasien dengan berbicara dengan anggota keluarga klien, teman dan lingkungan konseptual. Intervensi perawat mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan disesuaikan dengan struktur kebijakan yang administrative, ketersediaan alat dan pengembangan standar keperawatan. Tipe intervensi keperawatannya harus bersifat terapeutik, suportif dan intervensi. Intervensi yang diberikan dibangun dari 4 prinsip konservasi yaitu : konservasi energi, integritas struktural, integritas personal, dan integritas sosial. Evaluasi Perawat melakukan evaluasi berdasarkan kepada pengaruh dari tindakan yang sudah dilakukan serta merevisi trophicognosis jika diperlukan. Indikator keberhasilan intervensi ditentukan dengan respon organismik pada klien. Self Care Defisit model konseptual yang dikembangkan oleh Orem. Memiliki fokus utama yaitu kemampuan seseorang untuk merawat dirinya sendiri secara mandiri

sehingga

tercapai

kemampuan

untuk

mempertahankan

kesehatan

dan

kesejahteraannya. Menurut Orem diagnosa keperawatan yang merupakan langkah 1, mengharuskan adanya pemeriksaan dan kumpulan fakta fakta tentang klien, Self care agency dan therapeutic self care demand- nya adanya hubungan diantara keduanya sehingga dapat ditemukan kebutuhan self care yang utama, atau untuk menemukan semua komponen dari kebutuhan self care therapeutic. Sedangkan dalam pelaksanaan regulasi befokus untuk mendesain nursing system dan perencanaan untuk pemberian perawatan. Suatu system disain yang efektif dan efesien dari keperawatan, meliputi pemilihan cara yang tepat dalam membantu klien, disain ini meliputi peran perawat klien untuk melaksankan tugas tugas self care dalam rangka memenuhi kebutuhan self care terapeutic , mengatur latihan self care agency dan membantu pengembangan baru dalam self care agency. Pada tahap akhir yaitu Produksi dan manajemen nursing system, pengaturan nursing system dilakukan pada saat perawat berinteraksi dengan pasien dan menentukan tindakan yang konsisten untuk menemukan kebutuhan self care therapeutic dan pengaturan latihan atau mengembangkan kapasitas kemampuan mereka untuk self care. Medoel konsep yang dikembangkan Rogers lebih berfokus kepada identifikasi kemampuan pasien (knowledge) dan lingkungan pasien yang dapat meningkatkan kesehatan pasien. Identifikasi system knowledge, antara lain adaptasi stress, konflik, mekanisme stress, kestabilan mental dan lingkungan.

C. Konsep dan tindakan keperawatan yang terkandung dalam setiap langkah pendekatan nursing care Proses (NCP ) menurut para ahli.

Menurut King langkah pendekatan proses keperawatan meliputi Persepsi : Konsepnya adalah assesment tindakannya perawat dan klien mempersepsikan antara satu dengan yang lain, Judment : Konsepnya adalah assesment perawat dan klien membuat mental judment terhadap yang lain, Action : Konsepnya adalah assesment tindakannya perawat dan klien mengambil tindakan mental, Reaction : antara satu dengan yang lain, Konsepnya adalah assesment tindakannya perawat dan klien secara mental bereaksi terhadap persepsi Disturbance : Konsepnya adalah diagnosa tindakannyya perawat dan klien mengidentifikasi masalah keperawatan, Mutual goal

setting : Konsepnya adalah planning tindakannya perawat dan klien merencanakan tujuan bersama, Exploration of means to achieve goals : Konsepnya adalah planning tindakannya mengeksplorasi sumber sumber kekuatan, Agreement on means to achieve goals : Konsepnya adalah planning tindakannya menyepakati sumber sumber kekuatan, Transaction : Konsepnya implementaasi tindakannya melakukan rencana, Attainment of goals : Konsepnya adalah evaluasi tindakannya identifikasi hasil proses interaksi transaksi. Pengkajian yang terdapat dalam pendekatan proses keperawatan menurut Roy

dikelompokkan dalam 2 bentuk yaitu: 1) Pengkajian perilaku 2) Pengkajian faktorfaktor yang mempengaruhi, Sebagai suatu hasil dari proses pengambilan keputusan berhubungan dengan kurang mampu-nya beradaptasi, Tujuan pada intervensi keprawatan adalah untuk mempertahankan dan mempertinggi perilaku adaptif dan mengubah perilaku inefektif menjadi adaptif, Intervensi keperawatan berusaha membantu stimulus menuju perilaku adaptif, Evaluasi merupakan penilaian efektifitas terhadap intervensi keperawatan sehubungan dengan tingkah laku pasien. Levine menggunakan dua konsep penting dalam modelnya, yaitu adaptasi (adaptation) dan keutuhan (wholeness). Konservasi (conversation) merupakan dasar terhadap hasil- hasil yang diharapkan ketika model ini digunakan. Konservasi ditujukan sebagai konsep utama ketiga dalam model ini. konservKeseimbangan dan perbaikan energi yang dibutuhkan individu untuk melakukan aktivitas. Levine mengemukakan bahwa tindakan keperawatannya berdasarkan pada empat prinsip, yaitu : Konservasi energi, koservasi energi digunakan dalam intervensi keperawatan untuk memberikan bantuan kepada pasien berdasarkan sekala ketergantungan. konservasi integritas struktural, fase penyembuhan merupakan suatu proses perbaikan integritas struktur dan fungsi dalam mempertahankan keutuhan diri. Sebagai salah contoh tindakan adalah membantu pasien mempertahankan personal hygine klien. Konservasi integritas personal, harga diri dan identitas dari klien sangat penting, perawat harus menyadari pentingnya akan hal itu, perawat bisa menunjukannya dengan cara menyebutkan nama saat memanggil klien, menghargai keinginan klien, mendukung klien dalam melawan penyakitnya. Konservasi integritas sosial, dalam rangka pemenuhan kebutuhan keagamaan atau spiritual dan penggunaan hubungan interpersonal, perlu melibatkan anggota keluarga klien.

Menurut Orem konsep utama dalam teorinya adalah Self-care ( perawatan sendiri ), Therapeutic Self-care demand ( permintaan perawatan sendiri therapis ), Self-care agency ( agen perawatan mandiri ) Penyedia perawatan mandiri, Self-care deficit, Nursing agency (agen keperawatan ), Nursing-system( sistim keperawatan). Model proses asuhan keperawatan menurut Rogers memiliki konsep yaitu Cakupan Energi (energy field), Dunia sebagai Sistem Terbuka (universe of open system), pola (pattern) dan pandimensionality.

D. Kriteria pengukuran (measurement criteria) untuk setiap langkah dari nursing care Proses (NCP ) menurut para ahli. Nursing care Plan merupakan proses yang dilalui perawat dalam melaksanakan asuahn keperawatan. Kelompok akan membahas lima pakar dengan criteria masing masing. Praktik keperawatan dalam model koservasi Levine lebih diarahkan pada peningkatan wholeness untuk semua individu baik yang sehat maupun yang sakit. Proses keperawatan yang diarahkan menuju konservatif yang terdiri dari tiga langkah yaitu Trophicognosis, intervensi dan Evaluasi. Sedangkan menurut King, criteria pengukuran pada proses NCP terdapat 10 poin, yaitu adanya persepsi perawat dan klien, adanya mental judment perawat dan klien, adanya mental action perawat dan klien, adanya mental reaction perawat dan klien, adanya identifikasi masalah perawat dan klien , adanya tujuan bersama antara perawat dan klien, adanya eksplorasi sumber sumber kekuatan perawat dan klien, adanya kesepakatan sumber sumber kekuatan antara perawat dan klien, adanya implementasi bersama antara perawat dan klien,adanya evaluasi hasil proses interaksi transaksi. Berbeda dengan Roy, criteria pengukuran berdasarkan pengkajian secara observasi, pengukuran dan interview melalui : pengkajian, penerapan tujuan, criteria hasil, intervensi dan evaluasi. menurut Rogers, criteria pengukuran bedasarkan kemampuan perawat dalam melaksanakan promosi kesehatan dan peningkatan kesehatan. Pakar Orem menjelaskan bahwa criteria pengukuran NCP terkait tiga factor yaitu Universal self-care requisites, Developmental self care requisites, Health deviation self care requisites.

E. Kekurangan susunan langkah (sekuens) nursing care Proses (NCP ) Setiap proses keperawatan menurut masing- masing ahli memiliki kelebihan dan kekurangan. Hal itu dimungkinkan adanya modifikasi kombinasi antar teori pada saat aplikasi di pelayanan. Adapun kekurangan dari Roy antara lain diperlukan knowledge baik dalam pengambilan tujuan, diagnosa, intervensi dan evaluasi yang tepat. Sedangkan dalam proses keperawatan menurut Levin, ia hanya mengandalkan potensi pasien yang memberikan data pada proses pengkajian, sedangkan tidak semua pasien dapat memberikan data dengan lengkap, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada penentuan tujuan dari proses keperawatan dan intervensinya. Sedangkan menurut King, langkah assesment dan planning terlalu banyak langkah dimana assesment dibagi menjadi 4 langkah dan planning dibagi menjadi 3 langkah, menyebabkan sulit dihafal dan dipahami. Selain itu langkah action dan reaction oleh King dimasukkan pada assesment, sementara daari segi ekpektasi bahasa masuk pada langkah implementasi. Proses yang diterapkan menurut Rogers, lebih banyak membahas tentang promosi kesehatan, sehingga kurang tepat diterapkan pada pasien dengan perawatan di rumah sakit. Kekurangan pada teori Orem terjadi pada pasien dengan perawatan akut, hal ini dikarenakan kurang menekankan pada pemahaman praktek keperawatan.

F. Pendapat kelompok tetang nursing care Proses (NCP) yang paling komprehensif dari para ahli Setelah menelaah, mengamati, dan mendiskusikan di dalam kelompok, kelompok akhirnya menyepakati bahwa nursing care Proses (NCP) yang paling komperhensif adalah teori yang dikembangkan oleh Roy, dikarenakan Teori Roy mengenai proses keperawatan, secara konsep sudah lengkap (pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi), hanya berbeda dalam terminologi bahasnya. Roy menyampaikan proses keperawatan tersebut : pengkajian (pengkajian I & II); diagnosa keperawatan; intervensi (memasukkan tujuan dan rencana tindakan); implementasi (tidak tersurat) dan evaluasi. Penyusunan nursing care proses (NCP), menurut Roy harus mempunyai tujuan atau fokus utama di setiap langkahnya seperti di dalam model yang dikembangka oleh Roy : di dalam pengkajian I (pengkajian prilaku) dimaksudkan untuk mengumpulkan data

dan memutuskan apakah klien adaptif atau maladaptif. Aspek yang dikaji pada tahap ini adalah kebutuhan dasar manusia apakah dapat dipengaruhi oleh kekurangan atau kelebihan. Pada tahap pengkajian II, pada tahap ini Roy menggambarkan pengkajian stimuli yang signifikan terhadap perubahan perilaku seseorang yaitu stimuli focal (perubahan perilaku yang dapat diobservasi), kontekstual (penyebab terjadinya perilaku atau presipitasi oleh stimulus focal). dan residual (pengalaman dimasa lalu, sikap, budaya, dan karakter. Diagnosa keperawatan di tentuka dari hasil pengkajian terhadap klien berhubungan dengan kurangnya adaptasi, dan observasi tingkahlaku pasien terhadap lingkungan. Roy menggunakan tiga metode yaitu : observasi, menyimpulkan respon klien, menjastifikasi. Seperti contoh : Mengobservasi respon klien yang paling menonjol pada satu mode adaptif, misalnya : mode fisiologis sub kebutuhan cairan. Contoh kasus untuk diare intake : 1200 ml, out put : 3500 ml, keluhan haus (+), turgor tidak elastis, kelopak mata tampak cekung. Dari respon pasien tersbut dapat disimpulkan bahwa diagosa keperawatan pasien menurut Roy adalah defisit volume cairan. Menyimpulkan respon klien dari satu atau lebih dari mode adaptif yang terkait dengan stimulus yang sama. Misalnya mode yang terganggu adalah: mode fisiologis, konsep diri dan interdependensi. Contoh kasus : klien mengeluh tidak mau makan, makan hanya habis porsi, BB turun 10 Kg dari normal. Dari data tersebut klien mengalami gangguan kebutuhan nutrisi : nutrisi kurang dari kebutuhan (mode fisiologis). Karena klien kekurangan nutrisi mengakibatkan posturnya tampak kurus, hal ini membuat klien mengalami gangguan Body Image (Mode Konsep diri), kondisi ini juga mengakibatkan klien tidak dapat memenuhi kebutuhannya sehari- hari. Dalam tahap penetuan tujuan Roy mengacu pada upaya untuk mempertahankan dan mempertinggi perilaku adaptif dan mengubah perilaku maladaptif menjadi adaptif. Intervensi keperawatan memiliki fokus untuk mengubah atau memanipulasi stimulus fokal, kontekstual dan residual, koping individu atau zona adaptasi, sehingga seluruh rangsang sesuai dengan kemampuan individu untuk beradaptasi. Evaluasi menurut Roy merupakan penilaian efektifitas terhadap intervensi keperawatan sehubungan

dengan tingkah laku pasien, dan harus berpatokan pada penetapan tujuan dalam nursing care proses (NCP).

G. Cara menjamin kompetensi dan kinerja professional agar dapat dipertahankan melalui penerapan nursing care Proses (NCP) Agar dapat mempertahankan kompetensi dan kinerja professional seorang perawat perlu memahami terlebih dahulu tentang konsep setiap langkah dari nursing care Proses (NCP) itu sendiri, perawat juga dituntut untuk memahami dan menguasai skill yanag diperlukan dari setiap langkah dari nursing care Proses (NCP), dan mampu mengaplikasikan tiap- tiap langkaah dari nursing care Proses (NCP) pada tatanaan pelayanan keperawatan. Selain itu juga seorang perawat perlu dibekali dengan knowledge (pengetahuan) yang memadai baik dari segi filosofi dan paradigma keperawatan, bahkan tidak menutup kemungkinan pada disiplin ilmu yang lain seperti ilmu fisiologi, ilmu sosial, antropologi, psikologi, dan lain- lain.

Daftar Pustaka

Fawcett ( 2005 ). Contemporary nursing knowledge, analysis and Evaluation of nursing models and theories. Philadelpia. FA .Davis. Gaffar, La Ode Jumadi. 1999. Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medica. Reed, et all ( 2004 ). Perspectives on nursing theory. Philadelpia. Lippincot Williams & Wilkin. Tomey, M.A & Alligood, M.R. (2010). Nursing Theorist and Their Work, Toronto: CV. Mosby Company.

You might also like