You are on page 1of 23

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar belakang Kata komunikasi berasal dari kata communication dalam bahasa Inggris yang berasal dari kata latin communis yang berarti sama atau communico, yang communication, communicare communico, communication, communicare

berarti membuat sama. Secara umum komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan (Effendy, 2000 : 13). Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30). Tidak ada kelompok yang dapat eksis tanpa komunikasi atau disebut pentransferan makna di antara anggota-anggotanya. Hanya lewat pentransferan makna dari satu orang ke orang lain informasi dan gagasan dapat dihantarkan. Tetapi komunikasi itu lebih dari sekedar menanamkan makna tetapi harus juga dipahami (Robbins, 2002 : 310). Berdasarkan paradigmanya komunikasi didefinisikan sebagai berikut. a. Paradigma ilmiah (objektif, mekanistik, positivistic) berasumsi bahwa komunikasi sebagai suatu proses linier atau proses sebab akibat yang mencerminkan pengirim pesan/komunikator (yang aktif) untuk mengubah pengetahuan, sikap/perilaku komunikan/penerima pesan yang pasif. b. Paradigma humanistic berasumsi komunikasi merupakan proses

penciptaan makna antara dua orang atau lebih (Tubbs & Moss). Didalamnya tidak ada komunikator atau komunikas, semua yang terlibat dalam komunikasi bertindak sebagai peserta komunikasi (communication participants) karena komunikasi berlangsung dinamis. Khusus dalam konteks komunikasi antar

budaya menurut Guddykunst dan Kim, komunikasi merupakan proses transaksional simbolik yang melibatkan pemberian makna antar orang-orang. Disamping definisi-definisi tersebut, untuk dapat memahami lebih jauh lagi mengenai pengertian ataupun maksud dari komunikasi diperlukan adanya teori-teori pendukung yang menerangkan definisi, konsep, prinsip, ataupun unsur-unsur dari komunikasi. 1.2. Tujuan Makalah ini dibuat bertujuan untuk memberikan informasi ataupun pemahaman mengenai teori-teori komunikasi, bagaimana dan seperti apa proses dari komunikasi terjadi, serta unsur-unsur yang terdapat dalam komunikasi.

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Teori Teori Di Dalam Komunikasi Hakekat memahami komunikasi berarti memahami apa yang terjadi selama komunikasi berlangsung, mengapa itu terjadi, manfaat apa yang dirasakan, akibat-akibat apa yang ditimbulkannya, apakah tujuan dari aktifitas berkomunikasi sesuai dengan apa yang diinginkan, memahami hal-hal yang dapat mempengaruhi dan memaksimalkan hasil-hasil dari kejadian tersebut. Adapun teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli mengenai pemahaman komunikasi adalah sebagai berikut ini. Bernard Berelson dan Gary A. Steiner, komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dengan menggunakan symbolsimbol seperti kata, gambar, grafik, figure dll Carl Hovland, komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk mengubah perilaku orang lain Everett M. Rogers, komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku Harold Lasswell, cara terbaik untuk menjelaskan definisi komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan: Who Says, what In Which Channel To whom With What Effect? John R. Wndburg dan Willian W. Wilmot , komunikasi adalah usaha untuk memperoleh makna Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson, komunikasi adalah proses memahami dan berbagi makna. 2.2. Jenis-Jenis Teori Komunikasi Secara umum Teori Komunikasi dapat dibagi dalam beberapa kelompok, antara lain : 1. Teori-Teori Umum (General Theories)
3

Teori ini merupakan teori yang mengarah pada bagaimana menjelaskan fenomena komunikasi (metode penjelasannya). 2. Teori-Teori Fungsional dan Struktural Ciri dan pokok pikiran dari teori ini adalah individu merupakan bagian dari struktur dan dipengaruhi oleh struktur sosial atau sistem sosial. Sehingga cara pandangnya akan dipengaruhi oleh struktur yang berada diluar dirinya. Karakteristik dari pendekatan ini adalah : a. Mementingkan sinkroni (stabilitas dalam kurun waktu tertentu) daripada diacroni (perubahan dalam kurun waktu tertentu). Misalnya, dalam mengamatisuatu fenomena menggunakan dalil-dalil yang jelas dari suatu kaidah. Perubahan terjadi melalui tahapan metodologis yang telah baku. b. Cenderung memusatkan perhatiannya pada akibat-akibat daripada hasil yang yang tidak diinginkan (unintended consequences)

sesuaitujuan. Pendekatan ini tidak mempercayai konsep subjektivitas dankesadaran. Fokus mereka hanya pada faktor-faktor yang berada di luar kontrol kesadaran manusia. c. Memandang realitas sebagai sesuatu yang objektif dan independent. Oleh karena itu, pengetahuan dapat ditemukan melalui metode empiris yang cermat. d. Memisahkan bahasa dan lambang dari pemikiran dan objek yang disimbolkan dalam komunikasi. Bahasa hanyalah alat untuk merepresentasikan apa yang telah ada. e. Menganut prinsip the correspondence theory of truth. Menurut teori inibahasa harus sesuai dengan realitas. Simbol-simbol harus merepresentasikan sesuatu secara akurat. Sebagai contoh, dalam sebuah sistem organisasi baik di perusahaan maupun di organisasi kemasyarakatan kita dapat mengetahui fungsi dari setiap orang dalam level maupun kedudukan tertentu beserta tanggung melihat jawab yang harus dipikulnya. Akan tetapi, disisi lain kita tidak dapat

dengan jelas bagaimana perasaan maupun apa yang dialami oleh orang tertentu dalam suatu level yang berkaitan dengan orang yang berada di atas mereka. 3. Teori-Teori Behavioral dan Kognitif

Teori

ini

berkembang pada diri

dari

ilmu

psikologi secara

yang

memusatkan Beberapa

pengamatannya pokok pikirannya :

manusia

individual.

a. Model stimulus-respon (S-R) yang menggambarkan proses informasi antara stimulus dan respon. b. Mengutamakan analisa variabel. Analisis ini pada dasarnya merupakan upaya mengidentifikasi variabel-variabel kognitif yang dianggap penting serta mencari hubungan antar variabel. c. Menurut pandangan ini, komunikasi dipandang sebagai manifestasi dariproses berpikir, tingkah laku, dan sikap seseorang. Oleh karenanya variabel-variabel penentu memegang peranan penting terhadap kognisi seseorang (termasuk bahasa) biasanya berada di luar kontrol individu. Teori ini lebih menekankan pada aspek pemikiran manusia. Teori ini menjelaskan mengenai aspek psikologis manusia dari suatu individu dibandingkan dengan kelompok masyarakat yang dinamis. Lebih tepatuntuk menggambarkan bagaimana individu itu dimaknai secara umum daripada menguraikan tindakan-tindakannya yang berhubungan denganindividu lain. 4. Teori-Teori Konvesional dan Interaksional Teori ini beranggapan bahwa agar komunikasi dapat berlangsung, individu-individu yang berinteraksi menggunakan aturan-aturan dalam menggunakan lambang-lambang. Bukan hanya aturan mengenai lambangitu sendiri tetapi juga harus sepakat dalam giliran berbicara, bagaimana bersikap sopan santun atau sebaliknya, bagaimana harus menyapa, dan sebagainya. Teori ini berkembang dari aliran interaksionisme simbolik yang menunjukan arti penting dari interaksi dan makna. Modelin teraksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah diantara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah, yaitu dari pengirim dan kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Para peserta komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan
5

potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui pengambilan peran orang lain. Patut dicatat bahwa model ini menempatkan sumber dan penerima mempunyai kedudukan yang sederajat. Satu elemen yang penting bagi model interaksional adalah umpan balik (feedback), atau tanggapan terhadap suatu pesan. Pokok pikiran teori ini adalah : a. Kehidupan sosial merupakan suatu proses interaksi yang membangun, memelihara, serta mengubah kebiasaan-kebiasaan tertentu, termasuk dalam hal ini bahasa dan simbol. Komunikasi dianggap sebagai alat perekat masyarakat (the glue of societ). b. Struktur sosial dilihat sebagai produk dari interaksi. Interaksi dapatterjadi melalui bahasa, sehingga bahasa menjadi pembentuk struktursosial. Pengetahuan dapat ditemukan melalui metode interpretasi. c. Struktur sosial merupakan produk interaksi, karena bahasa dan symbol direproduksi, dipelihara serta diubah dalam penggunaannya. Sehingga fokus pengamatannya adalah pada bagaimana bahasa membentuk struktur sosial, serta bagaimana bahasa direproduksi, dipelihara, serta diubah penggunaannya d. Makna dapat berubah-ubah dari waktu ke waktu, dari konteks kekonteks. Makna pada dasarnya merupakan kebiasaan-kebiasaan yangdiperoleh melalui interaksi. Oleh karena itu makna dapat berubah dariwaktu ke waktu, konteks ke konteks, serta dari kelompok sosial kekelompok lainnya. Dengan demikian sifat objektivitas dari maknaadalah relatif dan temporer. 5. Teori Kritis dan Interpretif Jenis teori ini berkembang dari tradisi sosiologi interpretif yang dikembangkan oleh Alfred Schulzt, Paul Ricour et al. Sementara teorikritis, berkembang dari pemikiran Max Weber, Marxisme, dan FrankfurtSchool. Interpretif berarti pemahaman (verstechen), berusaha menjelaskan makna dari suatu tindakan. Karena suatu tindakan dapat memiliki banyak arti, maka makna tidak dapat dengan mudah diungkap begitu saja. Interpretasi secara harfiah merupakan proses aktif dan inventif. Teoriinterpretif umumnya
6

menyadari bahwa makna dapat berarti lebih dari apayang dijelaskan oleh pelaku. Jadi interpretasi adalah suatu tindakan kreatif dalam mengungkap kemungkinan-kemungkinan makna. Implikasi sosial kritis pada dasarnya memiliki implikasi ekonomidan politik, tetapi banyak diantaranya yang berkaitan dengan komunikasidan tatanan komunikasi dalam masyarakat. Meskipun demikian teoritisikritis biasanya enggan memisahkan komunikasi dan elemen lainnya darikeseluruhan sistem. Denga demikian, suatu teori kritis mengenai komunikasi perlu melibatkan kritik mengenai masyarakat secarakeseluruhan. Pendekatan kelompok ini terutama sekali popular di negara-negara Eropa. Karakteristik umum yang mencirikan teori ini adalah : a. Penekanan terhadap peran subjektifitas yang didasarkan pada pengalaman individual. b. Makna merupakan konsep kunci dalam teori-teori ini. Pengalaman dipandang sebagai meaning centered c. Bahasa dipandang sebagai kekuatan yang mengemudikan pengalaman manusia. Di samping karakteristik yang menunjukan kesamaan, terdapat juga perbedaan mendasar antara teori-teori interpretif dengan teori-teori kritis dalam pendekatannya. Pendekatan teori interpretif cenderung menghindari sifat-sifat preskriptif dan keputusan-keputusanabsolut tentang fenomena yang diamati. Pengamatan menurut teori interpretif hanyalah sesuatu yang bersifat tentatif dan relatif. Sementara teori-teori kritis lazimnya cenderung menggunakan keputusan-keputusan absolut, preskriptif dan juga politis sifatnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa teori interpretif ditujukan untuk memahami pengalaman hidup manusia atau untuk menginterpretasikan makna-makna teks. Sedangkan teori kritis berkaitan dengan cara-cara dimana kondisi manusia mengalami kendala dan berusaha menciptakan berbagai metode untuk memperbaiki kehidupan manusia. 2.2.1. Teori-Teori Komunikasi Lain
7

a) Teori Model Lasswell Menurut Littlejhon (1996) bahwa salah satu teoritikus komunikasi massa yang pertama dan paling terkenal adalah Harold Lasswell, dalam artikel klasiknya tahun 1948 mengemukakan model komunikasi yang sederhana dan sering dikutip banyak orang yakni: Siapa (Who), berbicara apa (Says what), dalam saluran yang mana (in which channel), kepada siapa (to whom) dan pengaruh seperti apa (what that effect). b) Teori Komunikasi Dua Tahap dan Pengaruh Antar Pribadi Teori ini berawal dari hasil penelitian Paul Lazarsfeld dkk mengenai efek media massa dalam kampanye pemilihan umum tahun 1940. Studi ini dilakukan dengan asumsi bahwa proses stimulus bekerja dalam menghasilkan efek media massa. Namun hasil penelitian menunjukan sebaliknya. Efek media massa ternyata rendah dan asumsi stimulus respon tidak cukup menggambarkan realitas audience media massa dalam penyebaran arus informasi dan menentukan pendapat umum. c) Teori Informasi atau Matematis Salah satu teori komunikasi klasik yang sangat mempengaruhi teori-teori komunikasi selanjutnya adalah teori informasi atau teori matematis. Teori ini merupakan bentuk penjabaran dari karya Claude Shannon dan Warren Weaver (1949, Weaver. 1949 b), Mathematical Theory of Communication. Teori ini melihat komunikasi sebagai fenomena mekanistis, matematis, dan informatif: komunikasi sebagai transmisi pesan dan bagaimana transmitter menggunakan saluran dan media komunikasi. Ini merupakan salah satu contoh gamblang dari mazhab proses yang mana melihat kode sebagai sarana untuk mengonstruksi pesan dan menerjemahkannya (encoding dan decoding). Titik perhatiannya terletak pada akurasi dan efisiensi proses. Proses yang dimaksud adalah komunikasi seorang pribadi yang bagaimana ia mempengaruhi tingkah laku atau state of mind pribadi yang lain. Jika efek yang ditimbulkan tidak sesuai dengan apayang diharapkan, maka mazhab ini cenderung berbicara tentang kegagalan komunikasi. Ia melihat ke tahaptahap dalam komunikasi tersebut untuk mengetahui di mana letak kegagalannya. Selain itu, mazhab proses juga cenderung mempergunakan ilmu-ilmu sosial, terutama psikologi dan sosiologi, dan cenderung
8

memusatkan dirinya pada tindakan komunikasi. Karya Shannon dan Weaver ini kemudian banyak berkembang setelah Perang Dunia II di Bell Telephone Laboratories di Amerika Serikat mengingat Shannon sendiri adalah insiyiur di sana yang berkepentingan atas penyampaian pesan yang cermat melalui telepon. Kemudian Weaver mengembangkan konsep Shannon ini untuk diterapkan pada semua bentuk komunikasi. Titik kajian utamanya adalah bagaimana menentukan cara di mana saluran (channel) komunikasi digunakan secara sangat efisien. Menurut mereka, saluran utama dalam komunikasi yang dimaksud adalah kabel telepon dan gelombang radio. Latar belakang keahlian teknik dan matematik Shannon dan Weaver ini tampak dalam penekanan mereka. d) Teori Pengharapan Nilai (The Expectacy-Value Theory) Phillip Palmgreen berusaha mengatasi kurangnya unsur kelekatan yang ada di dalam teori uses and gratification dengan menciptakan suatu teori yang disebutnya sebagai expectance-value theory (teori pengharapan nilai). e) Teori Ketergantungan (Dependency Theory) Teori ketergantungan terhadap media mula-mula diutarakan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin Defleur. Seperti teori uses and gratifications, pendekatan ini juga menolak asumsi kausal dari awal hipotesis penguatan. Untuk mengatasi kelemahan ini, pengarang ini mengambil suatu pendekatan sistem yang lebih jauh. Di dalam model mereka mereka mengusulkan suatu relasi yang bersifat integral antara pendengar, media. dan sistem sosial yang lebih besar. f) Teori Agenda Setting Agenda-setting diperkenalkan oleh McCombs dan DL Shaw (1972). Asumsi teori ini adalah bahwa jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting. Jadi apa yang dianggap penting media, maka penting juga bagi masyarakat. Dalam hal ini media diasumsikan memiliki efek yang sangat kuat, terutama karena asumsi ini berkaitan dengan proses belajar bukan dengan perubahan sikap dan pendapat. g) Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa Teori ini dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeachdan Melvin L. DeFluer (1976), yang memfokuskan pada kondisi struktural suatu masyarakat yang
9

mengatur kecenderungan terjadinya suatu efek media massa. Teori ini berangkat dari sifat masyarakat modern, diamana media massa diangap sebagai sistem informasi yang memiliki peran penting dalam proses memelihara, perubahan, dan konflik pada tataran masyarakat,kelompok, dan individu dalam aktivitas sosial. Secara ringkas kajian terhadap efek tersebut dapat dirumuskan dapat dirumuskan sebagai berikut: Kognitif, menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, agenda-setting, perluasan sistem keyakinan masyarakat, penegasan/ penjelasan nilai-nilai. Afektif, menciptakan ketakutan atau kecemasan, dan meningkatkan atau menurunkan dukungan moral. Behavioral, mengaktifkan atau menggerakkan atau meredakan,

pembentukan isu tertentu atau penyelesaiannya, menjangkau atau menyediakan strategi untuk suatu aktivitas serta menyebabkan perilaku dermawan. h) Teori Uses and Gratifications (Kegunaan dan Kepuasan) Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Herbert Blumer dan Elihu Katz (1974). Teori ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenhi kebutuhannya. Artinya pengguna media mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya. Elemen dasar yang mendasari pendekatan teori ini (Karl dalam Bungin, 2007): (1) Kebutuhan dasar tertentu, dalam interaksinya dengan (2) berbagai kombinasi antara intra dan ekstra individu, dan juga dengan (3) struktur masyarakat, termasuk struktur media, menghasilkan (4) berbagai percampuran personal individu, dan (5) persepsi mengenai solusi bagi persoalan tersebut, yang menghasilkan (6) berbagai motif untuk mencari pemenuhan atau penyelesaian persoalan, yang menghasikan (7) perbedaan pola konsumsi media dan ( perbedaan pola perilaku lainnya, yang menyebabkan (9) perbedaan pola konsumsi, yang dapat memengaruhi (10) kombinasi karakteristik intra dan ekstra individu, sekaligus akan
10

memengaruhi pula (11) struktur media dan berbagai struktur politik, kultural, dan ekonomi dalam masyarakat.

i) Teori The Spiral of Silence Teori the spiral of silence (spiral keheningan) dikemukakan oleh Elizabeth Noelle-Neuman (1976), berkaitan dengan pertanyaan bagaimana terbentuknya pendapat umum. Teori ini menjelaskan bahwa terbentuknya pendapat umum ditentukan oleh suatu proses saling mempengaruhi antara komunikasi massa, komunikasi antar pribadi, dan persepsi individu tentang pendapatnya dalam hubungannya dengan pendapat orang-orang lain dalam masyarakat. j) Teori Konstruksi Sosial Media Massa Gagasan awal dari teori ini adalah untuk mengoreki teori konstruksi sosial atas realitas yang dibangun oleh Peter L Berrger dan Thomas Luckmann (1966, The social construction of reality. A Treatise in the sociology of knowledge. Tafsir sosial atas kenyataan: sebuah risalah tentang sosisologi pengetahuan). Mereka menulis tentang konstruksi sosial atas realitas sosial dibangun secara simultan melalui tiga proses, yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Proses simultan ini terjadi antara individu satu dengan lainnya di dalam masyrakat. Bangunan realitas yang tercipta karena proses sosial tersebut adalah objektif, subjektif, dan simbolis atau intersubjektif. k) Teori Difusi Inovasi Teori difusi yang paling terkemuka dikemukakan oleh Everett Rogers dan para koleganya. Rogers menyajikan deksripsi yang menarik mengenai mengenai penyebaran dengan proses perubahan sosial, di mana terdiri dari penemuan, difusi (atau komunikasi), dan konsekwensi-konsekwensi. Perubahan seperti di atas dapat terjadi secara internal dari dalam kelompok atau secara eksternal melalui kontak dengan agen-agen perubahan dari dunia luar. Kontak mungkin terjadi secara spontan atau dari ketidaksengajaan, atau hasil dari rencana bagian dari agen-agen luar dalam waktu yang bervariasi, bisa pendek, namun seringkali memakan waktu lama.
11

l) Teori Kultivasi Program penelitian teoritis lain yang berhubungan dengan hasil sosiokultural komunikasi massa dilakukan George Garbner dan temantemannya. Peneliti ini percaya bahwa karena televisi adalah pengalaman bersama dari semua orang, dan mempunyai pengaruh memberikan jalan bersama dalam memandang dunia. Televisi adalah bagian yang menyatu dengan kehidupan sehari-hari kita. Dramanya, iklannya, beritanya, dan acara lain membawa dunia yang relatif koheren dari kesan umum dan mengirimkan pesan ke setiap rumah. Televisi mengolah dari awal kelahiran predisposisi yang sama dan pilihan yang biasa diperoleh dari sumber primer lainnya. Hambatan sejarah yang turun temurun yaitu melek huruf dan mobilitas teratasi dengan keberadaan televisi. Televisi telah menjadi sumber umum utama dari sosialisasi dan informasi sehari-hari (kebanyakan dalam bentuk hiburan) dari populasi heterogen yang lainnya. Pola berulang dari pesan-pesan dan kesan yang diproduksi massal dari televisi membentuk arus utama dari lingkungan simbolis umum. Garbner menamakan proses ini sebagai cultivation (kultivasi), karena televisi dipercaya dapat berperan sebagai agen penghomogen dalam kebudayaan. Teori kultivasi sangat menonjol dalam kajian mengenai dampak media televisi terhadap khalayak. Bagi Gerbner, dibandingkan media massa yang lain, televisi telah mendapatkan tempat yang sedemikian signifikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mendominasi lingkungan simbolik kita, dengan cara menggantikan pesannya tentang realitas bagi pengalaman pribadi dan sarana mengetahui dunia lainnya (McQuail, 1996 : 254) 2.3. Perkembangan Teori Komunikasi di Indonesia Ilmu komunikasi merupakan fenomena Amerika, bila dilihat dari penggunaan sebutan ilmu komunikasi. Di Indonesia pada awalnya lebih dikenal pendidikan publisistik. Istilah yang identik dengan tradisi Jerman. Namun sejak dekade 1970-an mulai digunakan istilah ilmu komunikasi, sedangkan pendidikan jurnalistik hanyalah salah satu bidang utama yang masuk dalam kelompok komunikasi massa.

12

Jejak tradisi Amerika dalam kajian ilmu komunikasi di Indonesia dapatdilihat melalui figur M. Alwi Dahlan yang berkesempatan belajar langsung padapara perintis kajian ilmu komunikasi seperti Wilbur Schramm, Elihu Katz, danGregory Bateson. Pada tahun 1960-an M. Alwi Dahlan (doktor komunikasipertama Indonesia) sudah lulus dan berkiprah di Indonesia. Upaya M. Alwi Dahlan mengenalkan ilmu komunikasi dimulai dari Fakultas Ilmu Sosial danPolitik, Universitas Indonesia serta lembaga penerbitan atau riset serta kantor pemerintahan. Kajian komunikasi di Indonesia terus berkembang melalui kegiatan yang diadakan oleh kampus dan ISKI (Perhumas). Bahkan tampak pula kemunculan lembaga baru humas yaitu Public Relation Society of Indonesia yang diketuaiAugust Parengkuan dan sekjennya adalah Magdalena Wenas, seorang praktisi PR senior Indonesia. Demikian pula tampak melalui lembaga LSM seperti MediaWatch seperti ISAI, LSPP, LKM, dan sebagainya. Disatu sisi terdapat booming peminat kajian komunikasi berkat perkembangn media industri. Terlebih dengan hadirnya televise swasta. Namun disisi lain, kajian komunikasi belum begitu menunjukkan kecepatan yang memadai. Ditambah lagi munculnya literatur komunikasi yang ditulis oleh tokohtokoh muda seperti Deddy Mulyana, Eriyanto, Nurudin, Wirjanto, Alex Sobur, dan sebagainya. Figur lain yang tampil aktif dalam menulis adalah AshadiSiregar, Novel Ali, A Muis, Ana Nadya Abrar, Sinansari Ecip, Ade Armando, danEffendi Ghazali. Mereka tampil dalam tulisan artikel di media massa. Indonesia juga memiliki sejumlah figur penting dalam bidang ilmu komunikasi, seperti: Astrid Susanto Sunario, Andi Muis, Jalaludin Rahmat, Ashadi Siregar, Anwar Arifin, Hafid Changara, Dedy N. Hidayat, Marwah Daud Ibrahim, dan Onong Efendi Uchayana. Karya-karya mereka telah memberi warna bagi eksistensi kajian ilmu komunikasi di Indonesia. 2.4. Proses Komunikasi Proses komunikasi adalah saat dimana sang komunikator menyampaikan pesannya kepada komunikan (penerima pesan), baik secara verbal maupun nonverbal, dengan menggunakan suatu media sebagai perantara, sehingga memberikan efek yang dapat menentukan aksi si komunikan (penerima pesan).
13

Di dalam prosesnya, komunikasi dapat tergolong menjadi berbagai bentuk, yaikni seperti berikut. a. Komunikasi sebagai proses sosial Komunikasi pada makna ini ada dalam konteks ilmu sosial. Dimana para ahli ilmu sosial melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan komunikasi yang secara umum menfokuskan pada kegiatan manusia dan kaitan pesan dengan perilaku. Harold D. Lasswell meneliti masalah identifikasi simbol dan image yang bertolak belakang dengan realitas/efek pada opini publik. Berkaitan dengan efek-efek teknik propaganda pada perang dunia 1 (1927). Beliau seorang ahli politik, meneliti dengan cara meyebarkan leaflet mengenai perang. Kurt lewin meneliti fungsi-fungsi komunikasi pada kelompok sosial informal. Lewin meneliti tipe-tipe gatekeeper yang dilakukan oleh pemimpinpemimpin autokratik, demokratik. Lewin juga meneliti individu-individu yang ada pada kelompok-kelompok penekan dan individu-individu yang berada pada kelompok (members group). Soearang ahli psikologi. Carl Hovland meneliti kredibilitas sumber (komunikator) hubungannya dengan efek persuasi (perubahan sikap). Hovland adalah peneliti yang memperkenalkan penelitianpeneltian eksperimental dalam komunikasi massa. b. Komunikasi sebagai peristiwa Dalam hal ini komunikasi mempunyai pengertian, bahwa komunikasi merupakan gejala yang dipahami dari sudut bagaimana bentuk dan sifat terjadinya. Peristiwa komunikasi dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria tertentu. Ada yang membedakan komunikasi massa dengan komunikasi tatap muka, komunikasi verbal dan non verbal, komunikasi yang menggunakan media dan tanpa media. c. Komunikasi sebagai Ilmu Struktur ilmu pengetahuan meliputi aspek aksiologi, epistomologi dan ontologi. Aksiologi mempertanyakan dimensi utilitas (faedah, peranan dan kegunaan). Epistomologi menjelaskan norma-norma yang dipergunakan ilmu pengetahuan untuk membenarkan dirinya sendiri. Sedangkan ontologi mengenai struktur material dari ilmu pengetahuan. d. Komunikasi sebagai kiat atau keterampilan

14

Komunikasi dipandang sebagai skill yang oleh individu dipergunakan untuk melakukan profesi komunikasi. Perkembangan dunia komunikasi di Indonesia pada masa yang akan datang menunjukkan prospek yang semakin cerah. Dengan demikian, masalah-masalah yang berhubungan dengan profesi komunikasi tetap menjadi agenda penting. Antara komunikasi dan bidang profesional terdapat kaitan yang signifikan. Dalam menunjang suatu profesi atau karir yang menuntut kemampuan pemahaman pada sifat dasar komunikasi, berkomunikasi secara kompeten dan efektif diperlukan dalam bidang kemampuan berkomunikasi (speech communication), komunikasi massa, komunikasi organisasi, komunikasi politik, public relations, periklanan, penyiaran (broadcasting) dan pemasaran. Pengetahuan dan kemampuan komunikasi adalah dasar untuk kualitas kepemimpinan. Merupakan hal pokok untuk hubungan interpersonal, mempengaruhi dan perkembangan informasi dalam organisasi. Komunikasi juga memainkan peran penting dalam perencanaan, pengambilan keputusan, pemikiran strategis, memperoleh pengetahuan teknis dan menilai hasil. Menurut Denis McQuail, secara umum kegiatan/proses komunikasi dalam masyarakat berlangsung dalam 6 tingkatan sebagai berikut : a. Komunikasi intra-pribadi (intrapersonal communication), yakni proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang, berupa pengolahan informasi melalui pancaindra dan sistem syaraf.Contoh : berpikir, merenung, menggambar, menulis sesuatu, dll. b. Komunikasi antar-pribadi, yakni kegiatan komunikasi yang dilakukan secara langsung antara seseorang dengan orang lainnya.Misalnya percakapan tatap muka, korespondensi, percakapan melalui telepon, dsbnya. c. Komunikasi dalam kelompok, yakni kegiatan komunikasi yang berlangsung di antara suatu kelompok. Pada tingkatan ini, setiap individu yang terlibat masing-masing berkomunikasi sesuai dengan peran dan kedudukannya dalam kelompok. Pesan atau informasi yang disampaikan juga menyangkut kepentingan seluruh anggota kelompok, bukan bersifat pribadi.Misalnya, ngobrol-ngobrol antara ayah, ibu, dan anak dalam keluarga, diskusi guru dan murid di kelas tentang topik bahasan, dsbnya.
15

d.

Komunikasi antar-kelompok/asosiasi, yakni kegiatan komunikasi yang berlangsung antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Jumlah pelaku yang terlibat boleh jadi hanya dua atau beberapa orang, tetapi masing-masing membawa peran dan kedudukannya sebagai wakil dari kelompok/asosiasinya masing-masing.

e.

Komunikasi Organisasi Komunikasi, organisasi mencakup kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi dan komunikasi antar organisasi. Bedanya dengan komunikasi kelompok adalah bahwa sifat organisasi organisasi lebih formal dan lebih mengutamakan prinsip-prinsip efisiensi dalam melakukan kegiatan komunikasinya.

f.

Komunikasi dengan masyarakat secara luas, pada tingkatan ini kegiatan komunikasi ditujukan kepada masyarakat luas. Bentuk kegiatan komunikasinya dapat dilakukan melalui dua cara : Komunikasi massa Yaitu komunikasi melalui media massa seperti radio, surat kabar, TV, dsbnya.Langsung atau tanpa melalui media massa Misalnya ceramah, atau pidato di lapangan terbuka.

2.5. Unsur-Unsur Komunkasi o Sumber Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku, dokumen dan sejenisnya. o Komunikator Merupakan orang yang menyampaikan isi pernyataannya kepada komunikan. Komunikator bisa tunggal, kelompok, atau organisasi pengirim berita. Komunikator bertanggung jawab dalam hal mengirim berita dengan jelas, memilih media yang ocok untuk menyampaikan pesan tersebut, dan meminta kejelasan apakah pesan telah diterima dengan baik. Untuk itu, seorang komunikator dalam menyampaikan pesan atau informasi harus memperhatikan dengan siapa dia berkomunikasi, apa yang akan dia sampaikan, dan bagaimana cara menyampaikannya. o Pesan

16

Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan ini mempunyai inti dari pesan yang sebenarnya menjadi pengarah didalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku konsumen. 1. Penyampaian Pesan biasanya melalui Lisan, face to face, melalui media dsb. 2. Bentuk Pesan Informatif Persuasif Koersif Pesan yang disampaikan harus tepat, pesan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : Umum: membersihkan hal-hal umum dipahami oleh audience atau komunikasi. Jelas dan Gamblang: Pesan yang disampaikan jelas tidak samar-samar. Bahasa yang jelas: menghindari penggunaan istilah-istilah yang tidak dipahami oleh audience. Positif: mengusahakan pesan agar diutarakan dalam bentuk positif, agar mendapatkan simpati dan menarik. Seimbang: pesan yang disampaikan tidak ekstrim dan selalu menentang walaupun baik ataupun buruk sekalipun agar tidak ditolak atau diterima oleh komunikan. Penyesuaian dengan keinginan komunikasi: orang yang menjadi komunikan dari komunikasi yang kita sampaikan selalu mempunyai kepentingan tertentu. Komunikator dapat menyesuaikan dengan keadaan waktu dan tempat. o Channel/Saluran Menurut Wursanto (1994) bahwa channel/saluran merupakan saluran atau jalan yang dilalui oleh isi pernyataan komunikator kepada komunikan dan sebaliknya. Pesan dapat berupa kata - kata atau tulisan, tiruan, gambaran atau perantara lain yang dapat digunakan untuk mengirim melalui berbagai channel yang berbeda seperti telepon, televisi, fax, photo copy, email, sandi morse,

17

semaphore, sms, dan sebagainya. Pemilihan channel dalam proses komunikasi tergantung pada sifat berita yang akan disampaikan. o Komunikasi Komunikasi dapat digolonhkan menjadi 3 jenis yaitu personal, kelompok dan massa.Dari sasarannya dapat di arahkan kedalam komunikasi personal, kelompok dan komunikasi massa. a. Komunikasi Personal adalah komunikasi yang ditujukan kepada satu orang saja (tunggal). b. Komunikasi Kelompok adalah Komunikasi yang ditujukan kepada kelompok tertentu c. Komunikasi Massa adalah Komunikasi yang ditujukan kepada massa atau komunikasi yang menggunakan media massa. o Efek Efek merupakan hasil akhir dari suatu komunikasi, yaitu sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidaknya dengan yang kita inginkan. Apabila sikap dan tingkah laku sesuai maka komunikasi itu berhasil. Efek ini dapat dilihat dari personal opinion, publik opinion dan majority opinion. 1. Personal Opinion Pendapat pribadi, hal ini merupakan akibat atau hasil yang diperoleh dari komunikasi. Ini merupakan pendapat seseorang terhadap suatu masalah tertentu. 2. Public Opinion Pendapat umum, merupakan penilaian sosial mengenai sesuatu yang penting dan berarti atas dasar pertukaran pikiran yang dilakukan secara individu secara sadar. 3. Majority Opinion Merupakan pendapat sebagian besar dari masyarakat umum. o Faktor-Faktor yang Diperhatikan dalam Proses Komunikasi

18

Komunikasi yang efektif harus dilaksanakan dengan empat tahap yaitu pengumpulan fakta, perencanaan, komunikasi dan evaluasi. 1. Pengumpulan Fakta Mengumpulkan data dan fakta sebelum seseorang melakukan kegiatan komunikasi. 2. Perencanaan Berdasarkan fakta dan data itu dibuatkan rencana tentang apa yang akan dibicarakan dan bagaimana mengemukakannya. 3. Komunikasi Setelah perencanaan disusun maka tahap selanjutnya adalah berkomunikasi. 4. Evaluasi Penilaian dan analisa diperlukan untuk melihat bagaimana hasil dari komunikasi tersebut. Komponen Komunikasi (Sender, Massage, Channel, Receiver) Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponenkomunikasi adalah: 1. Pengirim atau komunikator (sender ) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain 2. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain. Pesan komunikasi dapat mempunyai banyak bentuk. Kita mengirimkan dan menerima pesan ini melalui salah satu atau kombinasi tertentu dari panca indra kita. Walaupun biasanya kita menganggap pesan selalu dalam bentuk verbal (lisan atau tertulis), ini bukanlah satu-satunya jenis pesan. Kita juga berkomunikasi secara nonverbal (tanpa kata).Sebagai contoh, busana yang kita kenakan, seperti juga cara kita berjalan, berjabatan tangan, menggelengkan kepala, menyisir rambut, duduk, dan.tersenyum. Pendeknya, segala hal yang kita ungkapkan dalam melakukan komunikasi.

19

3.

Saluran (channel) Adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. Dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara. Saluran komunikasi adalah media yang dilalui pesan. Jarang sekali komunikasi berlangsung melalui hanya satusaluran, kita menggunakan dua, tiga, atau empat saluran yang berbeda secara simultan. Sebagai contoh, dalam interaksi tatap muka kita berbicara dan mendengarkan (saluran suara), tetapi kita juga memberikan isyarat tubuh dan menerima isyarat ini secara visual (saluran visual). Kita jugamemancarkan dan mencium bau-bauan (saluran olfaktori). Seringkali kita saling menyentuh, ini pun komunikasi (saluran taktil).

4.

Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesandari pihak lain.

5. Umpan balik (feedback ) Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke sumbernya.Umpan balik dapat berasal dari anda sendiri atau dari orang lain. Dalam diagram universal komunikasi tanda panah dari satu sumber-penerima kesumber-penerima yang lain dalam kedua arah adalah umpan balik. Bilaanda menyampaikan pesan misalnya, dengan cara berbicara kepada oranglain anda juga mendengar diri anda sendiri. Artinya, anda menerima umpan balik dari pesan anda sendiri. Anda mendengar apa yang andakatakan, anda merasakan gerakan anda, anda melihat apa yang anda tulis.Selain umpan balik sendiri ini, anda menerima umpan balik dari oranglain. Umpan balik ini dapat datang dalam berbagai bentuk kerutandahi atau senyuman, anggukan atau gelengan kepala, tepukan di bahu atautamparan di pipi, semuanya adalah bentuk umpan balik 6. Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan (Protokol). 2.6. Aplikasi Teori Komunikasi dalam Memecahkan Masalah Pertanian Sebenarnya terdapat hal-hal yang menjadi keterbatasan dalam sebuahteori, yaitu :
20

a. Semua teori hanya menjelaskan gejala-gejala tertentu dan terkadang mengabaikan gejala yang lainnya, sehingga terkesan masih ada sesuatu yangmasih belum terjangkau. b. Pandangan bahwa teori merupakan ciptaan manusia menjadikan teori bersifat relatif yang sangat tergantung pada cara pandang teori tersebut, sifat danaspek yang diamati, waktu, tempat, juga lingkungan sekitar. Terkadang teori hanya sampai pada tataran konsep semata,

tanpamenerangkan maksud yang terkandung dari munculnya konsep-konsep tersebutmaupun hubungan yang terjadi diantaranya. Walaupun begitu, dalam beberapakasus komunikasi di sektor pertanian perlu juga diperhatikan aplikasi dari teori-teori komunikasi untuk menyelesaikan masalah yang ada.

21

BAB III KESIMPULAN o Teori-teori komunikasi berdasarkan para ahli bahwa didalamnya terjadi proses interaksi baik dua orang atau lebih dengan berbagai proses-proses komunikasi dalam penyampaian pesan baik berupa ide atau gagasan kepada komunikan dengan bantuan media, channel. Sehingga terjadi efek yng berupa respon dari penyampaian pesan itu sendiri. o Proses komunikasi dimana komunikator menyampaikan pesannya kepada komunikan (penerima pesan), baik secara verbal maupun nonverbal, dengan menggunakan suatu media sebagai perantara, sehingga memberikan efek yang dapat menentukan aksi komunikan (penerima pesan). o Unsur-unsur komunikasi terdiri dari sumber, komunikator, pesan, channel/saluran, komunikasi, efek, faktor-faktor yang diperhatikan dalam proses komunikasi.

22

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.

2006.

Definisi

Komunikasi

dan

Tingkatan

Proses

Komunikasi.

http://meiliemma.wordpress.com/2006/10/17/definisi-komunikasi-dantingkatan-proses-komunikasi/) (diakses tanggal 17 September 2012) Anonim. 2011. Unsur-Unsur Komunikasi Softskill. http://wennyocto.wordpress.com/2011/05/28/unsur-unsur-komunikasisoftskill/ (diakses tanggal 17 September 2012) Anonim. Faizal. http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2198711-unsur-unsurkomunikasi/ (diakses tanggal 17 September 2012) 2010. tanggal 17 September 2012) Fisher, B. Aubrey, 1986, Teori-teori Komunikasi. Penyunting: Jalaluddin Rakhmat, Penerjemah: Soejono Trimo. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyana, Dedy. Intisari Buku Ilmu Komunikasi. Dekan Fikom. Mulyana, Dedy, 2001, Metodologi Penelitian Kualitatif (Paradigma Baru Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya). Bandung: Remaja Rosdakarya. Hakekat Komunikasi. (diakses http://faizal.student.umm.ac.id/2010/01/20/hakekat-komunikasi/

23

You might also like