You are on page 1of 3

KONSEP PENDIDIKAN DAN PENYADARAN

By. Paulo Freire

Paulo Freire adalah seorang pemikir berkebangsaan Brazil, menyadari betapa pentingnya
"Penyadaran Manusia" terhadap suatu perubahan dalam masyarakat, sehingga Paulo Freire
mencetuskan teori Penyadaran yang dimiliki oleh masyarakat, karena kesadaran merupakan
kunci yang harus dimiliki masyarakat agar perubahan dapat tercapai. Dengan adanya kesadaran
yang dimiliki masyarakat, maka akan sangat mudah untuk menyelesaikan problem-problem
sosial yang ada di masyarakat.

Hanya sedikit orang yang menawarkan pendidikan (proses penyadaran) bagi kaum tertindas,
pendidikan yang di rancang secara eksplisit untuk membebaskan baik para penindas maupun
tertindas sebagai korban dari sistem yang menindas.

Freire telah menawarkan pendidikan semacam itu. Freire dengan programnya di perkampungan
kumuh Brasil, memulainya dengan mengkonseptualisasikan sebuah proses penyadaran yang
mengarah pada konsep pembebasan yang dinamis dan apa yang disebutnya sebagai
"kemanusiaan yang lebih utuh". Freire menggolongkan kesadaran manusia menjadi 3 (tiga)
golongan, yakni:

Pertama; Kesadaran Magis (magical consciousness) adalah suatu kesadaran masyarakat yang
tidak mampu melihat kaitan antara satu faktor dengan faktor lainnya. Misalnya masyarakat
miskin yang tidak mampu melihat kaitan antara kemiskinan mereka dengan sistem politik dan
kebudayaan. Kesadaran magis lebih melihat faktor di luar manusia (natural maupun supra-
natural) sebagai penyebab dan ketidakberdayaan.

Kedua; Kesadaran Naif (naival consciusness), keadaan yang dikategorikan dalam kesadaran ini
adalah lebih melihat aspek manusia menjadi akar penyebab masalah masyarakat.

Ketiga; Kesadaran Kritis (critical consciousness), kesadaran ini lebih melihat aspek sistem dan
struktur sebagai sumber masalah.

Masyarakat mengerti dan menyadari asal usul dari penderitaannya. Masyarakat tidak lagi
menyatakan bahwa penderitaan itu semacam takdir, hal yang tidak mungkin lagi untuk di ubah
dan tidak dapat di tentang atau di lawan. Akan tetapi dalam keadaan sadar, masyarakat mengerti
dan berani mengungkapkan penindasan yang dialaminya dan berusaha untuk membebaskan
dirinya dari belenggu yang menindas tersebut. Meningkatkan kesadaran bisa dimulai dari
individu, kelompok hingga ke masyarakat. Oleh karena itu, tugas pengembang masyarakat
adalah menganalisa masalah dengan cara melibatkan masyarakat secara aktif. Misalnya,
membentuk kelompok aksi.

Gagasan-gagasan Paulo Freire tentang pendidikan pembebasan telah amat dikenal, terutama di
kalangan masyarakat dunia ketiga. Hal ini tentu karena masyarakat dunia ketiga menemukan
1
relevansi pemikiran Freire dalam kenyataan hidup yang dihadapinya sehari-hari. Simpul
pemikiran Freire terletak dalam kritiknya terhadap struktur masyarakat dunia yang menindas
masyarakat dunia ketiga, dan menawarkan gerakan pembebasan dan transformasi sosial melalui
pendidikan.

Gagasan tentang conscientizacao (penyadaran) menjadi kata kunci dalam pemikiran Freire.

Contoh kasus: Selama ini telah banyak terjadi kekeliruan mempersepsikan gagasan tentang
penyadaran dan program aksi sosial yang dilakukan Freire, dengan lebih meletakkannya pada
aras yang bersifat abstrak dan dikupas secara parsial sehingga seperti nyaris terlepas dari konteks
sosial.

Ketika Freire melancarkan program pemberantasan buta huruf di kalangan orang dewasa, orang
menganggap itu sebagai sebuah bentuk upaya penyadaran. Tapi orang-orang hanya berpikir
sampai di situ. Padahal, conscientizacao (penyadaran) ala Freire sebenarnya adalah salah satu
titik dari serangkaian upaya keras yang berakhir pada tujuan pembebasan. Jadi, program
pemberantasan buta huruf di sini adalah salah satu bentuk langkah awal penyadaran, untuk dapat
memberi bekal orang-orang dewasa agar dapat membaca konteks sistem kehidupan yang
meringkusnya dalam kemelaratan.

Proses penyadaran yang diinginkan Freire adalah penyadaran yang mengarah pada konsep
pembebasan yang dinamis dan apa yang disebutnya sebagai “kemanusiaan yang lebih utuh”.
Inilah tingkat kesadaran ketika seseorang dapat melihat suatu sistem sosial secara kritis
(kesadaran kritis).

Freire sendiri membedakan tiga bentuk kesadaran, yakni kesadaran magis, kesadaran naif, dan
kesadaran kritis. Ketiga kesadaran tersebut bagi Freire bersifat hierarkis. Dalam setiap fase
tersebut, individu memiliki cara pandang yang berbeda dalam menyikapi situasi sosial yang
dihidupinya, mulai dari cara memberi nama terhadap persoalan (proses penamaan), memahami
penyebab masalah tersebut (proses berpikir), dan tindakan apa yang dapat dilakukan untuk
mengubahnya (tingkat aksi).

Individu berkesadaran magis menangkap masalah yang dihadapinya dari perspektif fatalistik,
menganggap faktor-faktor yang tak terkendali (Tuhan, nasib, keberuntungan) sebagai penyebab
masalah, dan hanya bisa menerima, menunggu, serta pasrah terhadap ketakberdayaannya itu.

Individu berkesadaran naif tunduk terhadap ideologi si penindas, atau malah bekerja sama dan
meniru perilaku menindas itu sendiri.

Sementara itu, sosok individu berkesadaran kritis yang diperjuangkan Freire dicirikan dengan
kemampuannya melihat dunia berinteraksi dengan dirinya secara lebih utuh (integral, sistemik),
sehingga dia dapat menjadi subyek kritis yang dapat berpartisipasi mengubah realitas. Individu

2
berkesadaran kritis tidak sekedar beradaptasi dengan dunia, tapi berusaha melampaui dengan
mengaktualisasikan dirinya secara optimal.

Catatan penting yang perlu diperhatikan adalah bahwa bagi Freire tugas pendidik mengantarkan
individu pada fase kesadaran kritis ini adalah bukan dengan menyediakan sejumlah jawaban atas
persoalan yang dihadapinya, tapi dengan mengajak mereka mengajukan pertanyaan,
menghadapkan mereka pada dunia dengan sewajarnya. Pada titik inilah dialog menjadi kata
kunci penting dalam pemikiran Freire, karena persoalan yang digeluti tiap individu adalah
sesuatu yang bersifat eksistensial.

Kesadaran berakar dari kata sadar, menurut Kamus Ilmiah Populer kata sadar secara etimologi
dapat diartikan sebagai ingat akan dirinya atau merasa dan insaf. Sedangkan secara terminologi
kesadaran adalah keinsafan akan perbuatannya serta keadaan yang sedang dialaminya (realitas).
Adapun Konsep Kesadaran yang dimaksud ini adalah rancangan atau ide umum Paulo Freire
mengenai kesadaran seseorang akan keadaan (realitas) serta perbuatannya.

You might also like