You are on page 1of 14

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

Oleh : Ni Luh Putu Yuliastini (1102105021)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2012

A. Konsep Dasar Kebutuhan Dasar Manusia (Istirahat & Tidur) 1. Definisi Istirahat Kata istirahat mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan diri dari apapun yang membosankan, menyulitkan atau menjengkelkan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa istirahat merupakan keadaan yang tenang,rileks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari kecemasan (ansietas). Seseorang dapat benar benar istirahat bila : 1. Merasa segala sesuatu dapat diatasi dan di bawah kontrolnya. 2. Merasa diterima eksistensinya baik ditempat tinggal,kantor atau dimanapun. Juga termasuk ide idenya diterima oleh orang lain. 3. Mengetahui apa yang terjadi. 4. Bebas dari gangguan dan ketidaknyamanan 5. Memiliki kepuasan terhadap aktivitas yang dilakukannya 6. Mengetahui adanya bantuan sewaktu waktu bila memerlukan. Tidur Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau hilang dan dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup. Tujuan seseorang tidur tidak jelas diketahui, namun diyakini tidur diperlukan untuk menjaga keseimbangan mental emosional, fisiologis dan kesehatan. Seseorang dapat dikategorikan sedang tidur apabila terdapat tanda tanda sebagai berikut : 1. aktivitas fisik minimal 2. tingkat kesadaran yang bervariasi 3. terjadi perubahan perubahan proses fisiologi tubuh, dan 4. penurunan respons terhadap rangsangan dari luar.

Selama tidur, dalam tubuh seseorang terjadi perubahan proses fisiologis. Perubahan tersebut antara lain : 1. penurunan tekanan darah 2. dilatasi pembuluh darah kapiler 3. kadang kadang terjadi peningkatan aktivitas traktus gastrointestinal 4. relaksasi otot otot rangka 5. basal metabolisme rate(BMR) menurun 10-30% Pada waktu tidur terjadi perubahan tingkat kesadaran yang berfluktasi. Tingkat kesadaran pada organ organ pengindraan berbeda beda. Organ pengindraan yang mengalami penurunan kesadaran yang paling dalam selama tidur indra pencium. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya kasus kebakaran yang terjadi pada malam hari tanpa disadari oleh penghuninya yang sedang tidur. Organ pengindraan yang mengalami penurunan tingkat kesadaran yang paling kecil adalah indra pendengaran dan rasa sakit. Ini menjelaskan mengapa orang orang yang sakit dan berada dalam lingkungan yang bising sering kali tidak dapat tidur. Tidur tidak dapat diartikan sebagai manifestasi deaktifasi sistem saraf pusat. Sebab pada orang yang tidur sistem saraf pusatnya tetap aktif dalam sinkronasi terhadap neuron neuron substansia retikularis dari batang otak. Ini dapat diketahui melalui pemerikasaan electroenchepalogram(EEG). Alat tersebut dapat memperlihatkan fluktuasi energi(gelombang otak) pada kertas grafik. Tabel. Kebutuhan Dasar Manusia Umur 0-1 bulan 1-18 bulan 18 bulan-3 tahun 3-6 tahun 6-12 tahun 12-18 tahun 18-40 tahun 40-60 tahun 60 tahun ke atas Tingkat Perkembangan Bayi baru lahir Masa bayi Masa anak Masa prasekolah Masa sekolah Masa remaja Masa dewasa Masa muda paruh baya Masa dewasa tua Jumlah Kebutuhan Tidur 14-18 jam/hari 12-14 jam/hari 11-12 jam/hari 11 jam/hari 10 jam/hari 8,5 jam/hari 7-8 jam/hari 7 jam/hari 6 jam/hari

2. Fisiologi Tidur

Fisiologi tidur merupakan pengaturan tidur yang melibatkan hubungan mekanisme serebral secara bergantian agar mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh system pengaktivasi retikularis. System tersebut mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat, termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur. Pusat pengaturan kewaspadaan dan tidur terletak dalam mesensefalon dan bagian atas pons. Dalam keadaan sadar, neuron dalam reticular activating system (RAS) akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin. Selain itu, RAS yang dapat memberikan rangsangan visual, pendengaran, nyeri, dan perabaan juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Pada saat tidur, terdapat pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu bulbar synchronizing regional (BSR).sedangkan saat bangun bergantung pada keseimbangan impuls yang diterima dipusat otak dan system limbic. Dengan demikian, system batang otak yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR. Selama tidur, dalam tubuh seseorang terjadi perubahan proses fisiologis, yaitu: Penurunan tekanan darah dan denyut nadi Dilatasi pembuluh darah perifer Kadang-kadanng terjadi peningkatan aktivitas traktus gastrointestinal Relaksasi otot-otot rangka Basal matabolsme rate menurun 10-30%

3. Patofisiologi Pathway terlampir 4. Jenis-Jenis dan Tahapan Tidur Berdasarkan prosesnya, terdapat dua jenis tidur. pertama, jenis tidur yang disebabkan oleh menurunnya kegiatan di dalam sistem pengaktivasi retikularis. Jenis tidur tersebut disebut dengan tidur gelombang lambat karena gelombang otaknya sangat lambat, atau disebut tidur nonrapid eye movement (NREM). Kedua jenis tidur yang disebabkan oleh penyaluran isyarat-isyarat abnormal dari dalam

otak, meskipun kegiatan otak tidak tertekan secara berarti. Jenis tidur yang kedua disebut dengan jenis tidur paradox atau rapid eye movement (REM). a. Tidur gelombang lambat/NREM, jenis tidur ini dikenal dengan tidur yang dalam, atau juga dikenal dengan tidur yang nyenyak. Cirri-ciri tidur nyenyak adalah menyegarkan, tanpa mimpi atau tidur dengan gelombang delta. Cirri lainnya adalah individu berada dalam keadaan istirahat penuh, tekanan darah menurun, frekuensi napas menurun, pergerakan bola mata melambat, mimpi berkurang dan metabolism menurun. Perubahan selama proses NREM tampak melalui elektroensefalografi dengan memperlihatkan gelombang otak berada pada setiap tahap tidur NREM. Tahap tersebut yaitu; kewaspadaan penuh dengan gelombang delta yang berfrekuensi tinggi dan bervoltase rendah; istirahat tenang yang dapat diperlihatkan pada gelombang alfa; tidur ringan karena terjadi perlambatan gelombang alfa ke jenis beta atau delta yang bervoltase rendah; dan tidur nyenyak gelombang lambat dengan gelombang delta bervoltase tinggi dan berkecepatan 1-2 perdetik.

Tahapan tidur jenis NREM: a. Tahap I Tahap ini adalah tahap transisi antara bangun dan tidur dengan cirri sebagai berikut: rileks, masih sadar dengan lingkungan, merasa mengantuk, bola mata bergerak dari samping ke samping, frekuensi nadi dan napas sedikit menurun, serta dapat bangun segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit. b. Tahap II Tahap ini merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun dengan cirri sebagai berikut: mata pada umumnya menetap, denyut jantung dan frekuensi napas menurun, temperature tubuh menurun, metabolism menurun, serta berlangsung pendek dan berakhir 10-15 menit. c. Tahap III

Tahap III merupakan tahap tidur dengan cirri denyut nadi, frekuensi napas, dan proses tubuh lainnya lambat. Hal ini disebabkan oleh adnya dominasi system parasimpatis sehingga sulit dibangunkan. d. Tahap IV Tahap ini merupakan tahap tidur dalam dengan cirri kecepatan jantung dan pernapasan menurun, jarang bergerak, sulit dibangunkan, gerak bola mata cepat, sekresi lambung menurun dan tonus otot menurun. b. Tidur paradox/REM, tidur jenis ini dapat berlangsung pada tidur malam yang terjadi selama 5-20 menit, rata-rata timbul 90 menit. Periode pertama timbul 80100 menit. Namun apabila kondisi seseorang sangat lelah, maka awal tidur sangat cepat dan bahkan jenis tidur ini tidak ada. Ciri tidur REM adalah sebagai berikut: Biasanya disertai denngan mimpi aktif Lebih sulit dibangunkan daripada selama tidur nyenyak NREM Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan, menunjukan inhibis kuat proyeksi spinal atas system pengaktivasi retikularis. Frekuensi jantung dan pernapasan menjadi tidak teratur Pada otot perifer, terjadi gerakan otot yang tidak teratur Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan irregular, tekanan darah meningkat atau berfluktuasi, sekresi gaster meningkat, dan metabolism meningkat Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan dalam belajar, memori, dan adaptasi Apabila seseorang mengalami kehilangan tidur REM, maka akan

menunjukkan gejala-gejal sebagai berikut: Cenderung hiperaktif

Kurang dapat mengendalikan diri dan emosi Nafsu makan bertambah Bingung dan curiga

Gambar siklus tidur (sumber. Potter dan perry 2006) :

Presleep Tahap I Tahap II Tahap REM Tahap II Tahap III Tahap III Tahap IV

Keterangan :

Kondisi pre-sleep merupakan keadaan di mana seseorang masih dalam keadaan sadar penuh, namun mulai ada keinginan untuk tidur lalu berbaring kekasur atau berdiam diri merebahkan dan melemaskan otot, namun belum tidur. Selanjutnya mulai rasa kantuk, maka orang tersebut memasuki tahap I. Bila tidak bangun, baik disengaja maupun tak disengaja, maka selanjutnya ia memasuki tahap II. Begitu seterusnya sampai tahap IV. Setelah selesai tahap IV, ini disebut tidur REM. Bila ini telah dilalui semua, maka orang tersebut telah melalui siklus tidur pertama baik baik tidur NREM maupun REM. Siklus ini terus berlanjut selama orang tersebut tidur. Namun, pergantian siklus ini tidak lagi dimulai dari awal tidur, yaitu pre-sleep dan tahap I, tetapi langhsung ke tahap II selanjutnya ketahap berikutnyaseperti pada siklus pertama. Semua siklus ini berakhir bila orang tersebut terbangun dari tidurnya.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tidur Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur setiap orang berbeda-beda. Ada yang kebutuhannya terpenuhi dengan baik. Ada pula yang mengalami gangguan. Seseorang bisa tidur ataupun tidak dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantarnya sebagai berikut :

a. Status kesehatan Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan ia dapat tidur dengan nyenyak. Tetapi pada orang yang sakit dan rasa nyeri, maka kebutuhan istirahat dan tidurnya tidak dapat dipenuhi dengan baik sehingga ia tidakm dapat tidur nyenyak. Misalnya pada klien yang menderita gangguan pada system pernapasan. Dalam kondisinya yang sesak napas, maka seseorang tidak mungkin dapat istirahat dan tidur. b. Lingkungan lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk tidur. Pada lingkungan yang tenang memungkinkan seseorang dapat tidur dengan nyenyak. Sebaliknya lingkungan yang rebut, bising, dan gaduh akan menghambat seseorang untuk tidur c. Stress psikologis Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini disebabkan karena pada kondisi cemas akan meningkatkan norephinefrin daarah melalui system saraf simpatis. Zat ini akan mengurangi tahap IV NREM dan REM d. Diet Makanan yang banyak mengandung L-Triptofan seperti keju, susu, daging dan ikan tuna dapat menyebabkan seseorang mudah tidur. Sebaliknya, minuman yang mengandung kafein maupun alcohol akan mengganggu tidur e. Gaya hidup Kelelahan dapat mempengaruhipola tidur seseorang. Kelelahan tingkat menengah orang dapat tidur dengan nyenyak. Sedangkan pada kelelahan yang berlebihan akan menyebabkan periode tidur REM lebih pendek f. Obat-obatan

Obat-obatan yang dikonsumsi seseorang ada yang berefek menyebabkan kantuk, ada pula yang sebaliknya mengganggu tidur. Misalnya obat golongan amfetamin akan menurunkan tidur REM

6. Gangguan Tidur a. Insomnia Insomnia merupakan suatu keadaan yang menyebabkan individu tidak mampu mendapatkan tidur yang adekuat, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga individu tersebut hanya tidur sebentar atau susah tidur. Insomnia terbagi menjadi tiga jenis, yaitu inisial insomnia. Intermiten insomnia, dan terminal insomnia. Inisial insomnia merupakan ketidakmampuan individu unutk jatuh tidur atau memulai tidur. Intermitten insomnia merupakan ketidakmampuan tetap tidur karena selalu terbangun pada malam hari. Sedangkan terminal insomnia merupakan ketidakmampuan untuk tidur kembali setelah bangun tidur pada malam hari. Proses gangguan tidur ini kemungkinan besar disebakan adanya rasa khawatir dan tekanan jiwa. b. Hipersomnia Hipersomia merupakan gangguan tidur dengan criteria tidur berlebuhan. Pada umumnya, lebih dari Sembilan jam pada malam hari, yang disebabkan oleh kemingkinan masalah psikologis, depresi, cemas, gangguan sususnan system saraf pusat, ginjal, hati, dan gangguan metabolism. c. Parasomnia Parasomnia merupakan kumpulan penyakit yang dapat menyebabkan gangguan pola tidur. Misalnya somnmbulisme yang banyak terjadi pada anak-anak yaitu pada tahap III dan IV dari tidur NREM. d. Enuresis Enuresis merupakan buang air kecil yang tidak sengaja pada waktu tidur. Enuresis ada dua macam, yaitu enuresis nocturnal dan enuresis diurnal. Enuresis nocturnal merupakan mengompol pada waktu tidur. Umumnya, terjadi sebagai gangguan tidur NREM. Enuresis diurnal merupakan mengompol pada saat bangun tidur. e. Somnambulisme

Somnambulisme adalah gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup adanya otomatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu, menutup pintu, duduk di tempat tidur, menabrak kursi, termasuk tingkah laku berjalan dalam beberapa menit kemudian kembali tidur. f. Narkolepsi

Narkolepsi merupakan suatu kondisi yang dicirikan oleh keinginan yang tidak terkendali untuk tidur. Dapat dikatakan bahwa narkolepsi adalah serangan mengantuk yang mendadak, sehingga ia dapat tertidur pada saat dimana serangan tidur tersebut dating g. Night terrors Night terrors merupakan mimpi buruk. Umumnya terjadi pada anak-anak. Setelah tidur beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan berteriak, pucat, dan ketakutan.

h. Mendengkur Mendengkur disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan mulut. Amandel yang membengkak dan adenoid dapat menjadi factor yang turut menyebabkan mendengkur. Pangkal lidah yang menyumbat saluran napas pada lansia. Otot-otot di bagian belakang mulut mengendur lalu bergetar jika dilewati udara pernapasan.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian 1. Identitas Pasien Nama Umur Jenis kelamin Pendidikan Pekerjaan Status perkawinan Agama Suku Alamat Tanggal masuk Tanggal pengkajian Sumber Informasi Diagnosa masuk Penanggung Nama Hubungan dengan pasien 2. Status kesehatan a. Status Kesehatan Saat Ini Penyakit yang diderita saat ini b. Status Kesehatan Masa Lalu Penyakit yang pernah diderita px c. Riwayat Keluarga Riwayat penyakit yang menurun yang diderita oleh salah satu atau lebih anggota keluarga : ........................................ : ........................................ : ........................................ : ........................................ : ........................................ : ........................................ : ........................................ : ....................................... : ....................................... : ....................................... : ....................................... : ........................................ : ........................................ : ........................................ : ........................................

d. Riwayat Kesehatan Lingkungan dan sosial ekonomi. 1). Lingkungan tempat tinggal (Lingkungan kurang sehat (polusi, limbah), pemukiman yang padat, ventilasi rumah yang kurang, jumlah anggota keluarga yang banyak), pola sosialisasi anak 2) Kondisi rumah 3) Merasa dikucilkan 4) Aspek psikososial (tidak dapat berkomunikasi dengan bebas, menarik diri) 5) Biasanya pada keluarga yang kurang mampu 6) Masalah berhubungan dengan kondisi ekonomi, untuk sembuh perlu waktu yang lama dan biaya yang banyak 7) Tidak bersemangat dan putus harapan. e. Riwayat psikososial spiritual (Yang mengasuh, Hubungan dengan anggota keluarga, Hubungan dengan teman sebayanya, Pembawaan secara umum, Pelaksanaan spiritual) 3. Pola Fungsi Kesehatan a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan b. Nutrisi/ metabolic c. Pola eliminasi d. Pola aktivitas dan latihan e. Pola tidur dan istirahat f. Pola kognitif-perseptual g. Pola persepsi diri/konsep diri h. Pola seksual dan reproduksi i. j. Pola peran-hubungan Pola manajemen koping stress

k. Pola keyakinan-nilai 4. Riwayat Kesehatan dan Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik sistem neuro

Pemeriksaan fisik sistem respirasi Pemeriksaan fisik sistem kardiovaskular Pemeriksaan fisik sistem gastrointestinal Pemeriksaan fisik sistem urinaria Pemeriksaan fisik sistem muskuloskeletal Pemeriksaan fisik sistem integumen Pemeriksaan fisik sistem hematologi Pemeriksaan fisik sistem endokrin

5. Pemeriksaan Penunjang a. Data laboratorium yang berhubungan b. Pemeriksaan Radiologi c. Hasil Konsultasi d. Pemeriksaan penunjang diagnostik lain 2. Diagnosa Keperawatan Insomnia Gangguan pola tidur Kesiapan meningkatkan tidur Deprivasi tidur

3. Perencanaan dan Evaluasi Perencanaan dan evaluasi terlampir

2. DAFTAR PUSTAKA Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan, Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah edisi 8. Jakarta : EGC NANDA Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2011-2014, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Nursing Outcomes Classification Fourth Edition, USA : Mosby Elsevie Joanne & Gloria. 2004. Nursing Intervension Classification Fourth Edition, USA :Mosby ElsevierT. Heather Herdman. 2011. Perry, Potter. 2005 .Buku Ajar Fundamental Keperawatan volume 2. Jakarta : EGC

You might also like