Professional Documents
Culture Documents
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 1434 H / 2013 M
A.
Sudut
Dua buah garis yang saling berpotongan maka akan menghasilkan
sebuah sudut, kedua buah garis yang menghasilkan sudut tersebut biasa disebut dengan kaki sudut, sedangkan titik pertemuan diantara kaki sudut tersebut disebut dengan titik sudut. Agar lebih jelas perhatikanlah gambar dibawah ini :
Dari gambar tersebut titik B dan titik C merupakan kaki sudut yang merupakan dua buah garis, dan titik O merupakan titik sudut atau sebuah sudut yang dihasilkan akibat adanya perpotongan antara dua garis. Untuk satuan sudut terbagi menjadi beberapa jenis satuan untuk pengukuran sudut, yaitu : Sistem seksagesimal Sistem seksagesimal merupakan jenis satuan ukur sudut yang membagi keliling sebuah lingakaran menjadi 360 bagian, dimana 360 bagian sudut tersebut dapat dituliskan dengan satuan seperti, 1 (satu derajat) 1 (satu menit) 1 (satu detik). Sistem sentisimal Satuan ukur sudut jenis ini didasarkan pada 400 bagian yang berasal dari pembagian keliling lingkaran, dimana satuan sudut dengan sistem ini biasa dituliskan dengan 1g (dibaca satu grade) 1c (dibaca satu centigrade) 1cc (dibaca centi-centigrade)
Sistem radial Adalah sistem satuan ukur sudut dimana satuannya berasal dari suatu keliling lingkaran yang disebut dengan radial atau putaran.
Sistem waktu Satuan ukur sudut untuk sistem jenis ini adalah sistem yang
menkonversikan satu keliling lingkaran yang memiliki nilai 360 kedalam satuan waktu.
B.
Konversi Sudut
Konversi sudut perlu dilakukan apabila kita ingin merubah suatu satuan
ukur sudut yang telah ada kedalam satuan ukur sudut yang kita butuhkan baik untuk perhitungan maupun untuk keperluan lain. Berikut ini adalah konversi sudut berdasarkan satuan ukur sudut yang telah disebutkan dalam point-point sebelumnya : Sistem seksagesimal 1 = 1/360 putaran, 1 = 60 detik Sistem sentisimal 1g = 100c (seratus centigrade) 1c = 100 cc (seratus Centi-centigrade) Sistem radian 1 rad = 180/ Sistem waktu 360 = 24 jam, dimana 1 jam = 15 putaran
C.
Trigonometri
Dasar dari trigonometri ialah kita harus mengetahui segala sesuatu
tentang sudut, dimana hal tersebut telah dibahas pada point sebelumnya, sehingga kita bisa mempelajari tentang trigonometri dengan mudah. Para ahli mulai mengembangkan teori tentang trigonometri yang didasarkan pada sebuah segitiga yang dapat menghasilkan sudut tertentu. Kita dapat mengamati gambar 1 diatas agar kita dapat mengetahui mengapa segitiga yang dijadikan perbandingan didalam trigonometri, karena pada gambar tersebut kita dapat mengetahui bahwa OB merupakan hasil pencerminan atau proyeksi dari OC, dimana dari hal tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa proyeksi dari titik O ialah titik O itu sendiri, sedangkan proyeksi dari titik C ialah titik B yang apabila
ditarik garis dari setiap titik tersebut dan dihubungkan pada satu titik yaitu titik O maka akan membentuk sebuah sudut, dan membentuk bangun segitiga sikusiku. Hal tersebutlah yang mendasari para ahli untuk menggunakan segitiga untuk perbandingan trigonometri.
D.
Perbandingan Trigonometri
Diketahui sebuah segitiga memiliki sudut sebagai berikut CAB = BAC
Sin = Proyektor/Proyektum Cos = Proyeksi/proyektum Tan = Proyektor/Proyeksi Selain perbandingan diatas ada juga kebalikan atau invers dari
perbandingan trigonometri diatas, yaitu adalah sebagai berikut : Cosec = 1/sin Sec = 1/cos Cotan = 1/tan Itu merupakan perbadingan trigonometri yang menjadi dasar dari trigonometri itu sendiri, dimana trigonometri dapat diaplikasikan dalam berbagai
macam ilmu, seperti geologi struktur, ilmu ukur tanah, perpetaan, dan sebagainya.
E.
(meridian) dengan garis-garis lainnya. Arah terdiri dari dua jenis arah yang biasa digunakan dalam berbagai perhitungan yaitu adalah : Bearing (sudut arah) Adalah suatu sistem penentuan arah garis yang mengacu pada sudut dan juga kuadran-kuadran yang ada dalam sebuah lingkaran, dimana arahnya ditentukan dengan cara menarik garis dari arah utara maupun selatan ke arah barat maupun timur, dengan syarat sudut arah yang dibentuk tidak boleh lebih dari 90. Untuk penulisan sudut arah ini diambil dari arah utara menuju arah barat maupun timur atau ditarik dari arah selatan menuju timur atau barat, sehingga Bearing ditulis dengan mendahulukan arah North (utara) atau South (selatan) dan diikuti dengan arah tujuannya seperti West (barat) atau East (timur), contoh : N 40 E atau S 60 W.
Gambar 3 Bearing
Azimuth (sudut jurusan) Adalah salah satu dari sistem penentuan arah, dimana penentuan arahnya ditarik darik dari arah utara (North) searah jarum jam terhadap objek, penentuan arah dengan sistem ini tidaklah dibatasi oleh batasan derajat seperti Bearing tetapi azimuth memiliki besaran arah sebesar 0 sampai dengan 360, ini artinya Azimuth dapat menggunakan seluruh kuadran yang ada pada sebuah lingkaran. Walaupun dapat menggunakan semua bagian yang ada dalam sebuah keliling lingkaran, untuk penulisan
Azimuth tidaklah boleh sembarangan, karena penarikan arah Azimuth dimulai dari arah utara terhadap objek. Contoh penulisan Azimuth adalah sebagai berikut N 120 E, N 320 E, N 150 E, dan sebagainya. Penggunaan sistem ini lebih populer dikalangan para ahli dibandingkan dengan Bearing, karena penggunaan sistem ini lebih mudah untuk dimengerti oleh banyak orang.
Gambar 4 Azimuth
F.
Struktur Geologi
Permukaan bumi memiliki berbagai macam relief permukaan bumi,
sehingga rupa bumi ini tidaklah seragam tetapi bermacam-macam. Rupa bumi yang bermacam-macam itu disebabkan karena adanya struktur geologi. Struktur geologi adalah arsitektur kulit bumi yang terbentuk karena adanya deformasi pada lapisan-lapisan batuan yang menyebabkan berubahnya struktur pada suatu batuan, dimana deformasi tersebut disebabkan oleh gaya-gaya geologi, terutama gaya endogen atau gaya geolgi yang berasal dari dalam bumi seperti karena adanya kegiatan tektonik dan vulakanisme.
Ilmu yang mempelajari tentang struktur kulit bumi ini disebut dengan geologi struktur, yaitu ilmu yang merupakan cabang dari ilmu geologi yang khusus mengkaji tentang struktur geologi. Berbicara tentang struktur geologi, kali ini kita akan membahas tentang jenis-jenis struktur geologi yang ada, seperti : Struktur Kekar Kekar atau Joint adalah salah satu jenis dari struktur geologi yang berupa rekahan atau retakan saja yang terjadi pada suatu lapisan batuan penyusun kerak bumi dimana hampir tidak terjadi sama sekali pergeseran pada blok batuan yang mengalami rekahan tersebut. Biasanya rekahan atau kekar terjadi pada batuan karena adanya suatu gaya yang bekerjar, ataupun karena adanya faktor-faktor yang berasal dari proses
pembentukan batuan itu sendiri, seperti kekar yang terjadi pada batuan beku biasanya diakibatkan oleh proses pembekuan magma yang kurang sempurna dan biasanya berjalan dengan sangat cepat. Struktur sesar Struktur geologi yang lainnya ialah sesar, dimana sesar merupakan pergeseran pada suatu batuan yang disebabkan karena adanya rekahan yang terpengaruhi oleh suatu gaya yang sangat kuat sehingga rekahan tersebut lama kelamaan akan tergeserkan, sehingga memisahkan blok batuan yang satu dengan yang lainnya sehingga lapisan-lapisan pada batuan tersebut akan terpisan antara satu dengan yang lainnya. Ukuran sesar berkisar dengan ukuran beberapa centimeter saja hingga beberapa kilometer. Sesar terbagi menjadi 3 jenis, yaitu sesar naik, sesar normal, dan sesar mendatar. Struktur lipatan Fold atau lipatan adalah struktur geologi dimana suatu batuan mengalami lipatan yang disebabkan oleh suatu gaya yang bekerja, dimana batuan yang terlipatkan tersebut akan mengalami perubahan volume dan juga bentuk. Jenis-jenis dari struktur lipatan ini ialah sinklin dan juga antiklin.
KESIMPULAN
Dari resume ini kita jadi dapat mengetahui dan memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan arah, sudut dan juga trigonometri yang merupakan sesuatu yang perlu dipelajari, karena hal-hal tersebut akan bermanfaat bagi kita dalam mempelajari geologi struktur. Ketiga hal tersebut yaitu, arah, sudut dan juga trigonometri, merupakan sesuatu yang saling berkaitan satu sama lainnya, apabila kita ingin mempelajari trigonometri, maka kita juga harus mengetahui tentang sudut terlebih dahulu, dan kemudian setelah itu kita dapat mempelajari dan mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan arah. Selain itu kita juga dapat mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan struktur geologi, dimana hal tersebut merupakan dasar untuk mempelajari ilmu geologi struktur.
DAFTAR PUSTAKA
Harva, 2012, Dasar-dasar Trigonometri, Scribd Muhammad Jaelani, lalu, 2004, Sudut, Arah, dan Azimuth, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Yuniardi, Dewa, 2012, Struktur Geologi, Blogspot Gondells , 2012, Satuan, Arah, dan Penentuan Posisi Dalam Ilmu Ukur Tanah, Blogspot