You are on page 1of 51

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, baik individu maupun kelompok. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat, dibawah suatu atap dalam keadaan saling keterganntungan (Depkes RI, 1998). Pembangunan keluarga dan masyarakat merupakan bagian dari pembangunan nasional. Dimana keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat, maka untuk membina masyarakat serta dalam pembinaan yang dimulai dan ditujukan kepada keluarga-keluarga yang merupakan unsure dari masyarakat,karena di dalam keluarga terdapat prilaku yang mendukung kesehatan maupun yang bertolak belakang dari kesehatan. Jika prilaku kesehatan tersebut mendukung kesehatan maka akan tercipta suatu masyarakat yang sehat, tetapi sebaliknya jika tidak ditanamkan pendidikan tentang kesehatan maka potensial pada keadaan tidak sehat pada masyarakat akan tinggi. Usaha untuk meningkatkan suatu kesehatan pada keluarga di perlukan suatu bentuk manajemen yang ditunjukkan khusus pada keluarga,agar keluarga bisa meningkatkan mutu pelayanan dan mendekati pelayanan kepada masyarakat. Selain lebih biasa menekankan upaya promotif dan preventif,

manajemen kebidanan keluarga juga lebih cepat dan mudah dalam melakukan deteksi dini hal-hal yang mengarah pada patologi. Dewasa ini angka kesakitan dan kematian pada bayi dan anak balita cukup tinggi hal ini disebabkan berbagai faktor dimana salah satu penyebabnya adalah penyakit menular. Padalah penyakit ini sebagian dapat dicegah dengan pemberian kekebalan terhadap bayi dan anak balita (imunisasi). Usaha untuk membantu menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian pada bayi dan balita dengan cara pemberian imunisasi pada bayi 0-11 bulan. Pelaksanaan pemberian imunisasi dapat melalui posyandu pos pelayanan terpadu (posyandu) sebagai upaya peningkatan peran masyarakat serta menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan khususnya imunisasi dimasyarakat. Sejak pelita II jenis cukupan imunisasi terus ditingkatkan sehingga pada pelita III mulai dilaksanakan pemberian imunisasi lengkap yang meliputi BCG, DPT, Polio, campak, imunisasi untuk mencegah tetanus pada wanita usia subur, calon pengantin dan ibu hamil dan DT pada anak sekolah. Program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia termasuk yang dianggap berhasil di tingkat internasional. Hal ini terlihat dari kontribusinya terhadap penurunan pertumbuhan penduduk, sebagai akibat dari penurunan angka kesuburan total (total fertility rate, TFR). Menurut SDKI, TFR pada kurun waktu 1967-1970 menurun dari 5,6% menjadi hampir setengahnya dalam 30 tahun, yaitu 2,6% pada periode 1997- 2002. Demikian juga

pencapaian cakupan pelayanan KB (contraceptive prevalence rate, CPR) dengan berbagai metode meningkat menjadi 60,3% pada tahun 2002-2003. Walaupun data SDKI 2002-2003 menunjukkan keberhasilan program KB, dari sumber data yang sama terungkap bahwa perempuan berstatus kawin yang tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan kelahiran berikutnya tetapi tidak menggunakan cara kontrasepsi (unmet need) masih cukup tinggi yaitu 8,6%. Penyebab masih tingginya angka ini, antara lain kualitas informasi dan pelayanan KB, serta missed opportunity pelayanan KB pada pasca-persalinan. Proporsi drop-out akseptor KB (discontinuation rate) adalah 20,7%. Hal ini menunjukkan bahwa masih jauh lebih banyak terjadi kehamilan yang perlu dihindari dan kesadaran berKB pada pasangan yang paling membutuhkan belum cukup mantap. Program Keluarga Berencana merupakan salah satu program pemerintah yang ditujukan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk, melalui usaha untuk menurunkan tingkat kelahiran. Dengan demikian maka diusahakan agar angka kelahiran dapat diturunkan sehingga diharapkan meningkatkan taraf kehidupan dan kesejahteraan rakyat. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melaksanakan Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Keluarga Tn. S di Kampung Ranca Bungur Kelurahan Sukalaksana Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya demi tercapainya masalah kesehatan.

B. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui bagaimana Asuhan Kebidanan pada ibu yang tidak ber-KB dan Asuhan Kebidanan pada bayi yang belum diimunisasi. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui pengertian dari Keluarga Berencana dan kehamilan serta proses-prosesnya b. Untuk mengetahui manfaat dari Keluarga Berencana c. Untuk mengetahui tujuan dari Keluarga Berencana

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Keluarga Berencana 1. Pengertian Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi. Kontrasepsi adalah mencegah bertemunya sel telur yang matang dengan sel mani pada waktu bersenggama, sehingga tidak akan terjadi pembuahan dan kehamilan (Farrer, 2001). Menurut WHO Expert Committee 1970 dalam Hartanto ( 2004 ) menyatakan bahwa keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara

kehamilan, mengatur waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. 2. Tujuan Keluarga Berencana Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi. Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi: a. Keluarga dengan anak ideal b. Keluarga sehat c. Keluarga berpendidikan d. Keluarga sejahtera e. Keluarga berketahanan f. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya Gerakan Keluarga Berencana bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia (BKKBN, 2006). Selain itu tujuan Keluarga Berencana adalah meningkatkan peran serta masyarakat terhadap pendewasaan usia perkawinan, penurunan angka kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga.Untuk tercapainya tujuan tersebut diselenggarakan

kegiatan : Komunikasi, Informai, Edukasi (KIE), Pelayanan KB ( Pelkon), Pemantapan Kelembagaan dan Pengelolaan Program. Sasaran KB: a. Ibu yang menderita penyakit menahun b. Usia ibu yang menderita penyakit menahun c. Pasangan usia subur dari 20 tahun atau lebih dari 30 tahun d. Riwayat persalinan yang buruk e. Keguguran berulang kali 3. Manfaat Keluarga Berencana Dalam dunia kedokteran terdapat tiga fase yang digunakan sebagia dasar penggunaan kontrasepsi yang rasional, yakni masa menunda kehamilan, masa mengatur kesuburan/ kehamilan, masa mengatur kesuburan/ menjarangkan kesuburan dan mengakhiri kesuburan. a. Menunda Kehamilan Masa menunda kehamilan/ kesuburan ini merupakan waktu bagi wanita pasangan usia subur yang sudah menikah dengan umur kurang dari 20 tahun. Pada wanita seusia itu, alat-alat reproduksi masih belum stabil, sehingga ditakutkan dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bila ia hamil. Alat kontrasepsi yang diperlukannya yang memiliki efektifitas tinggi dan kemampuan mengembalikan kesuburan wanita yang tinggi. Prioritas urutan kontrasepsi yang ditawarkan pil Kb, AKDR ( spiral ),

cara sederhana ( sanggama terputus, kondom, pantang berkala, diafragma ). b. Menjarangkan Kehamilan Umur terbaik bagi ibu untuk melahirkan menurut ilmu kesehatan reproduksi usia antara 20-30 tahun, namun akhir-akhir ini mulai beranjak hingga usia 35 tahun. Syarat kontrasepsi yang diperlukan untuk wanita seusia ini yang efektifitasnya tinggi, kemampuan mengembalikan kesuburan juga cukup tinggi. Karena akseptor masih mengharapkan punya anak lagi, dapat dipakai 3-4 tahun sesuai dengan jarak kelahiran yang diinginkan, dan tidak menghambat produksi ASI. c. Mengakhiri Kesuburan Masa ini adalah saat wanita berusia lebih dari 30 tahun dan sudah memiliki 2 anak. Kontrasepsi yang diperlukan adalah yang efektifitasnya tinggi, dan dapat dipakai untuk jangka panjang. Prioritas urutan kontrasepsi yang disarankan mantap, AKDR, Implant, cara sederhana dan pil KB. Manfaat Keluarga Berencana 1) Manfaat KB Bagi Ibu : a) Perbaikan kesehatan b) Peningkatan kesehatan c) Waktu yang cukup untuk mengasuh anak d) Waktu yang cukup untuk istirahat e) Menikmati waktu luang

f) Dapat melakukan kegiatan lain 2) Manfaat KB Bagi anak : a) Dapat tumbuh dengan wajar dan sehat b) Memperoleh perhatian, pemeliharaan dan makanan yang cukup c) Perencanaan kesempatan pendidikan lebih baik B. Kehamilan 1. Pengertian Kehamilan Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke tujuh sampai 9 bulan (Prawiroharjo, 2005). Kehamilan adalah mata rantai yang kesinambungan yang terdiri atas ovulasi, pelepasan ovum terjadi migrasi spermatosa dan ovum terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang konsepsi sampai aterm. (Manuaba, 2007). Kehamilan dimulai dari ovulasi sampai partus adalah kira- kira 280hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) (Prawirohardjo, 2005). Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi 3 bagian yaitu:

a. Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu), alat alat mulai di bentuk. b. Kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu), alat alat telah di bentuk tetapi belum sempurna dan viabilitas janin masih disangsikan. c. Kehamilan triwulan ketiga (antara 28 sampai 40 minggu), janin yang dilahirkan dalam trimester terakhir telah viable (dapat hidup). 2. Ketidaknyamanan Selama Kehamilan pada Trimester Kedua Uterus akan terus tumbuh. Pada usia kehamilan 16 minggu uterus biasanya berada pada pertengahan antara simfisys pubis dan pusat. Penambahan berat badan sekitar 0,4 0,5 kg/minggu. Ibu mungkin akan mulai merasa mempunyai banyak energi. Pada usia kehamilan 20 minggu fundus dekat dengan pusat. Payudara mulai mengeluarkan kolostrum. Ibu merasakan gerakan bayinya. Ia juga mengalami perubahan yang normal pada kulitnya meliputi adanya chloasma, line nigra, dan striae gravidarium. Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya secara konstruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya, dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seseorang di luar

dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari kecemasan dan tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido. 3. Perubahan-perubahan pada Janin a. Trimester pertama : dari gumpalan sel yang kecil, embrio berkembang dengan pesat menjadi janin. Pada akhir 1 minggu pertama kehamilan, jantungnya berdetak, usus-usus lengkap di dalam abdomen, genitalia eksternal mempunyai karakteristik laki-laki atau perempuan, anus sudah terbentuk, dan muka seperti manusia. Janin dapat menelan, melakukan gerakan pernafasan, kencing, menggerakkan anggota badan, mengedipkan mata dan mengerutkan dahi. Mulutnya membuka dan menutup. Berat janin sekitar 15-30 gram dan panjang 56-61 mm. b. Trimester kedua dan ketiga : pada akhir kehamilan 20 minggu berat janin sekitar 34 gram dan panjang 16-17 cm. Ibu dapat merasakan gerakan bayi, sudah dapat mekonium di dalam usus, dan sudah terdapat verniks pada kulit. Pada usia kehamilan 28 minggu berat bayi lebih sedikit dari satu kilogram dan panjangnya 23 cm; ia mempunyai periode tidur dan beraktivitas, merespon pada suara, dan melakukan gerakan pernafasan. Pda usia kehamilan 32 minggu berat bayi 1700 gram dan panjangnya 28 cm, kulitnya mengerut, dan testis telah turun ke scrotum pada bayi laki-laki. Pada usia kehamilan 36-40 minggu, jika ibunya mendapatkan gizi yang cukup, kebanyakan berat bayinya antara 3 samapi 3500 gram dan panjang 35 cm

BAB III ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA TN. S

Tanggal pengkajian Pengkaji Tempat Pengkajian

: 1 Desember 2012 : Erni : Rumah Tn. S

I.

PENGKAJIAN A. STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA 1. Nama Umur Agama Identitas Kepala Keluarga : Tn. S : 42 tahun : Islam

Suku Bangsa : Sunda Pendidikan Pekerjaan Alamat : SLTA : Wiraswasta : Kampung Ranca Bungur Rt 01 Rw 02 Kelurahan Sukalaksana Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya Daftar Anggota Keluarga
Usia Pendidi kan Hubungan Pekerjaan keluarga Agama Ket.

No

Nama

L 1 2 Ny.E An.A 15

P 36

SLTP SLTP

Istri Anak

IRT Pelajar

Islam Islam

3 4 5

An. S An.S Ny.N

13 5 56

SD TK SD

Anak Anak Ibu

Pelajar Pelajar IRT

Islam Islam Islam

2. Struktur Keluarga dan Genogram

Keterangan: = Sudah meninggal = Sudah meniggal

= Anak perempuan (An. N) = Hubungan anggota keluarga yang berinteraksi dan berkomunikasi setiap hari _________ = Tinggal serumah 3. Hubungan Antara Anggota Keluarga

Menurut pengakuan ibu, hubungan anggota keluarga besarnya sangat baik dan harmonis sekali, hubungan istri dengan keluarga besar suami pun sangat baik, sebaliknya juga hubungan suami terhadap keluarga istrinya. Pada saat kunjungan ke rumahnya penerimaannya dari semua anggota keluarga sangat baik dan terlihat akrab dan ramah. 4. Pola Pengambilan Keputusan Dalam pengambilan keputusan selalu di musyawarahkan, jika menyangkut kepentingan istri, suami membebaskan istri untuk

memutuskan, dan begitupun sebaliknya istri membolehkan suami mengambil keputusan asal sebelumnya ada komunikasi terlebih dahulu. 5. Kebiasaan Sehari-hari Anggota Keluarga a. Pola Makan Seluruh anggota keluarga makan 3 x sehari secara bersama-sama,porsi dan menu seimbang dan tidak ada pantangan dalam makanan. b. Pola Tidur Suami dan istri jarang tidur siang, anaknya tidur siang kurang lebih 2 jam, malam istri dan anaknya tidur jam 20.00 WIB s/d jam 04.30, sedangkan suami tidur malam jam 22.00WIB s/d jam 05.00 WIB. c. Pola Eliminasi Kebiasaan anggota keluarga BAB 1 x sehari, suami dan istri BAB waktu pagi hari, anaknya kadang sore hari tidak ada keluhan, BAK suami 3-4 x sehari, anaknya lebih dari 3 x sehari, istri3 - 4 x sehari, pola BAK lancar dan tidak ada keluhan.

d. Personal Hygiene Suami dan istri mandi dan gosok gigi 2 x sehari, anak dan suami mandi pada waktu pagi dan sore hari, sedangkan istri mandi pada waktu siang dan sore hari. e. Aktifitas sehari- hari Setiap hari suami bekerja sebagai buruh juki berangkat pagi- pagi jam 07.30 s/d 14.00, istri bekerja di rumah mengurus rumah tangga sambil merawat anaknya. 6. Kebiasaan Keluarga yang Merugikan Kesehatan Kebiasaan suami merokok tiap hari 1-2 bungkus, terlihat pada saat kunjungan suami sedang merokok di luar rumah dengan alasan merasa kasihan dan khawatir akan bahaya rokok bagi istri dan anaknya. 7. Pemanfaatan waktu luang Suami biasa menggunakan waktu luangnya untuk berdiam diri di rumah kadang membantu pekerjaan istri di rumah, istri menghabiskan waktu luangnya di rumah atau mengikuti pengajian B. FAKTOR SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI 1. Penghasilan dan Pengeluaran Penghasilan Tn. S tiap bulan kurang lebih Rp.700.000, suami biasa memberikan sebagian besar penghasilannya kepada istrinya untuk keperluan sehari-hari. Belanja keluarga menjadi taggung jawab istri. Ny.E mengatakan antara penghasilan dan pengeluaran kadang tidak seimbang.

2. Kegiatan Beragama dan Berbudaya Keluarga Tn S biasanya melakukan shalat 5 waktu setiap hari. menurut Ny. E pada waktu subuh, magrib dan isya suaminya shalat berjamaah dimesjid dan untuk shalat ashar dan dzuhur dirumah, Setiap ada pengajian di lingkungannya Tn S dan Ny E mengikuti pengajian. 3. Peran Anggota Keluarga Suami berperan dalam mencari nafkah, sedangkan istri berperan dalam mengurus rumah tanga dan lebih dominan dalam mendidik anak. 4. Hubungan Keluarga dan Masyarakat Hubungan keluarga dengan masyarakat sekitar baik, hal ini terlihat dari interaksi suami, istri dengan tetangga sangat baik. C. FAKTOR LINGKUNGAN 1. Rumah dan Pekarangan Keluarga tinggal di rumah seluas kurang lebih ukuran 4 X 6 M 2, terdiri dari halaman, 2 ruang kamar tidur, 1 ruang tengah dan 1 ruang dapur, tidak mempunyai WC. Lantainya dari porslen, kebersihan rumah cukup, ventilasi cukup, pencahayaan cukup, penerangan rumah pada malam hari menggunakan listrik. 2. Macam Lingkungan Tempat Tinggal a. Sumber air minum Keluarga menggunakan sumur, keadaan air jernih, tidak berbau dan tidak berasa. b.Tempat pembuangan tinja

Keluarga tidak mempunyai jamban pribadi, untuk buang air besar menggunakan plengsengan yang ada di kolam. c. Pembuangan sampah Keluarga biasa membuang sampah dengan cara membakar sendiri di sekitar rumahnya. d.Lingkungan dan Tempat Tinggal Keluarga ini tinggal di lingkungan dengan mayoritas berpendidikan SD. Keluarga disana kebanyakan beraktifitas sebagai buruh tani sedangkan ibu-ibunya mayoritas bekerja sebagai ibu rumah tangga. Bila ada anggota keluarga yang sakit biasanya membeli obat sediri ke warung dan apabila penyakitnya tidak kunjung sembuh dibawa ke puskesmas. 3. Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan Dilingkungan keluarga Tn.S terdapat kumpulan yang biasa mengakrabkan anggota masyarakat yaitu pengajian setiap hari Jumat di mesjid yang berada dilingkungannya,sedangkan fasilitas yang

berhubungan dengan kesehatan tidak ada dan jaraknya cukup jauh dari tempat tinggalnya.

4. Fasilitas komunikasi dan transportasi

Tn. S tidak memiliki fasilitas komunikasi seperti radio, televisi dan handphone, apabila ingin menghubungi keluarga yang jauh

menggunakan jasa wartel. D. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA 1. Riwayat kesehatan Tn.S Suami tidak sedang/pernah menderita penyakit berat ataupun penyakit menular. 2. Riwayat Kesehatan Ny. E Istri tidak sedang / pernah menderita penyakit berat ataupun penyakit menular. 3. Riwayat Kesehatan An. A Anak tidak sedang / pernah menderita penyakit berat ataupun penyakit menular. 4. Riwayat Kesehatan An. S Anak tidak sedang / pernah menderita penyakit berat ataupun penyakit menular. 5. Riwayat Kesehatan An. S Anak tidak sedang / pernah menderita penyakit berat ataupun penyakit menular. 6. Riwayat Kesehatan Ny. N Ibu tidak sedang / pernah menderita penyakit berat ataupun penyakit menular. E. DATA KHUSUS KESEHATAN KELUARGA

1. SUAMI Tn. S a. Data Subjektif 1) Suami mengatakan tidak pernah merokok 2) Suami tidak ada keluhan b. Data Objektif 1) Pemeriksaan umum a) keadaan umum b) Kesadaran c) Emosional 2) Tanda-tanda Vital a) Tekanan darah b) Nadi c) Respirasi d) Suhu 3) Antropometri a) Berat Badan b) Tinggi badan 4) Pemeriksaan fisik a) Kepala b) Muka c) Mata : Rambut bersih, tidak ada kelainan : Tidak ada oedema, tidak pucat : Skelera tidak ikterik, konjungtiva merah muda d) Telinga : Bersih, pendengaran baik : 60 kg : 165 cm : 120/80 mmHg : 76x / menit : 20x / menit : 36 0 C : Baik : compos mentis : Stabil

e) Hidung

: Bersih tidak ada polip, tidak ada pengeluaran lendir

f) Mulut dan gigi

: Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada caries, tidak ada pembengkakan tonsil

g) Leher h) Dada

: Tidak ada pembesaran KGB : Bunyi jantung murni reguler, bunyi paru bersih

i ) Ekstremitas atas : tidak ada kelainan dan bawah j ) Anogenital : tidak ada kelainan

2. ISTRI Ny. E a. Data Subjektif 1) Keluhan Utama Ibu tidak mengeluh apa-apa 2) Riwayat Obstetri a. Riwayat menstruasi Ibu mengatakan umur menarche 14 tahun, siklus haid 28 harilamanya 7 hari banyaknya 2x ganti pembalut, keluhan haid tidak ada. HPHT 26 Juni 2011. b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu Ibu mengatakan bahwa kehamilan persalinan dan nifas yang lalu berjalan lancar dan tidak ada keluhan atau komplikasi.

3) Riwayat Kesehatan Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit menular. 4) Riwayat Ginekologi Ibu tidak pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan alat kandunganya. 5) Riwayat Perkawinan Ibu mengatakan ini pernikahan yang pertama, lama menikah 2 tahun, usia ibu menikah 16 tahun dan suami 24 tahun. 6) Riwayat Psikososial Ibu mengatakan merasa senang dengan kehadiran anaknya sekarang , suami sangat perhatian begitu juga keluarga dari kedua belah pihak. Pengambilan keputusan dikeluarga selalu diskusi antara suami dan istri. b. Data Objektif 1. Pemeriksaan umum a. Keadaan umum b. Kesadaran c. Emosional 2. Tanda-tanda Vital a. Tekanan darah b. Nadi c. Respirasi : 120/80 mmHg : 84x / menit : 18x / menit : Baik : compos mentis : Stabil

d. Suhu 3. Antopometri a. BB sekarang b. Tinggi badan 4. Pemeriksaan fisik a. Kepala b. Muka c. Mata

: 36,4 0 C

: 78kg : 166 cm

: Rambut bersih, tidak ada kelainan : Tidak ada oedema, tidak pucat : Skelera tidak ikterik, konjungtiva merah muda

d. Telinga e. Hidung

: Bersih, pendengaran baik : Bersih tidak ada polip, tidak ada pengeluaran lendir

f. Mulut dan gigi

: Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada caries, tidak ada pembengkakan tonsil

g. Leher h. Dada

: Tidak ada pembesaran KGB : Bunyi jantung murni reguler, bunyi paru bersih tidak ada wheezing, payudara simetris, tidak ada benjolan abnormal maupun nyeri tekan, puting susu menonjol, ASI belum keluar

i. Abdomen j. Inspeksi k. Palpasi

: : tidak ada luka bekas operasi, :Tidak ada nyeri tekan

L 1: tinggi pundus uteri sejajar pusat DJJ;146x/menit l. Ekstremitas atas : jari lengkap, tidak oedema

m. Ekstremitas bawah : jari lengkap, tidak oedema,tidak varises, Refleks patela +/+ n. Anogenital 3. ANAK A A. Data Subjektif 1. Anak tidak mengeluh apa-apa B. Data Objektif 1. Pemeriksaan umum a. Keadaan umum b. Kesadaran c. Emosional 2. Tanda-tanda Vital a. Nadi b. Respirasi c. Suhu 3.Antopometri a. Berat Badan b. Tinggi badan 4. Pemeriksaan fisik a. Kepala : Rambut bersih, tidak ada kelainan : 40 kg : 151 cm : 80x / menit : 20x / menit : 36 0 C : Baik : compos mentis : Stabil : tidak ada kelainan

b. Muka c. Mata

: Tidak ada oedema, tidak pucat : Skelera tidak ikterik, konjungtiva merah muda

d. Telinga e. Hidung

: Bersih, pendengaran baik : Bersih tidak ada polip, tidak ada pengeluaran

f. Mulut dan gigi

: Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada pembengkakan tonsil

g. Leher h. Dada

: tidak ada pembesaran KGB : bunyi jantung murni Regular, bunyi paru bersih

i. Abdomen j. Ekstremitas atas dan bawah 4. ANAK S A. Data Subjektif

: tidak ada kelainan

: tidak ada kelainan

1. Anak tidak mengeluh apa-apa B. Data Objektif 1. Pemeriksaan umum a. Keadaan umum d. Kesadaran e. Emosional 2. Tanda-tanda Vital : Baik : compos mentis : Stabil

a. Nadi b. Respirasi d. Suhu 3.Antopometri a. Berat Badan b. Tinggi badan 5. Pemeriksaan fisik a. Kepala b. Muka c. Mata

: 80x / menit : 20x / menit : 36,4 0 C

: 40 kg : 150 cm

: Rambut bersih, tidak ada kelainan : Tidak ada oedema, tidak pucat : Skelera tidak ikterik, konjungtiva merah muda

d. Telinga e. Hidung

: Bersih, pendengaran baik : Bersih tidak ada polip, tidak ada pengeluaran

f. Mulut dan gigi

: Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada pembengkakan tonsil

g. Leher h. Dada

: tidak ada pembesaran KGB : bunyi jantung murni Regular, bunyi paru bersih

i. Abdomen j. Ekstremitas atas 5. ANAK S A. Data Subjektif

: tidak ada kelainan dan bawah : tidak ada kelainan

1. Anak tidak mengeluh apa-apa B. Data Objektif 1. Pemeriksaan umum a. Keadaan umum b. Kesadaran c. Emosional 2. Tanda-tanda Vital a. Nadi b. Respirasi e. Suhu 3.Antopometri a. Berat Badan b. Tinggi badan 6. Pemeriksaan fisik a. Kepala b. Muka c. Mata : Rambut bersih, tidak ada kelainan : Tidak ada oedema, tidak pucat : Skelera tidak ikterik, konjungtiva merah muda d. Telinga e. Hidung : Bersih, pendengaran baik : Bersih tidak ada polip, tidak ada pengeluaran f. Mulut dan gigi : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada pembengkakan tonsil : 18 kg : 139 cm : 86x / menit : 24x / menit : 36,6 0 C : Baik : compos mentis : Stabil

g. Leher h. Dada

: tidak ada pembesaran KGB : bunyi jantung murni Regular, bunyi paru bersih

i. Abdomen j. Ekstremitas atas dan bawah 6. IBU Ny. N A. Data Subjektif 1. Keluhan Utama

: tidak ada kelainan

: tidak ada kelainan

Ibu tidak mengeluh apa-apa 2. Riwayat Obstetri a. Riwayat menstruasi Ibu mengatakan umur menarche 14 tahun, ibu sudah berhenti menstruasi 11 tahun yang lalu b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu Ibu mengatakan bahwa kehamilan persalinan dan nifas yang lalu berjalan lancar dan tidak ada keluhan atau komplikasi. 3. Riwayat Kesehatan Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit menular. 4. Riwayat Ginekologi Ibu tidak pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan alat kandunganya.

5. Riwayat Perkawinan Ibu mengatakan ini pernikahan yang pertama, dan suaminya telah meninggal 7 tahun yang lalu 6. Riwayat Psikososial Ibu mengatakan bahagia tinggal bersama keluarga anaknya. B. Data Objektif 1. Pemeriksaan umum a. Keadaan umum b. Kesadaran c. Emosional 2. Tanda-tanda Vital a. Tekanan darah b. Nadi c. Respirasi d. Suhu 3. Antopometri a. BB sekarang b. Tinggi badan 4. Pemeriksaan fisik a. Kepala b. Muka c. Mata : Rambut bersih, tidak ada kelainan : Tidak ada oedema, tidak pucat : Skelera tidak ikterik, konjungtiva merah muda : 58kg : 152cm : 120/80 mmHg : 84x / menit : 18x / menit : 36,4 0 C : Baik : compos mentis : Stabil

d. Telinga e. Hidung

: Bersih, pendengaran baik : Bersih tidak ada polip, tidak ada pengeluaran lendir

f. Mulut dan gigi

: Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada caries, tidak ada pembengkakan tonsil

g. Leher h. Dada

: tidak ada pembesaran KGB : bunyi jantung murni reguler, bunyi paru bersih tidak ada wheezing, payudara simetris, tidak ada benjolan abnormal maupun nyeri tekan, puting susu menonjol, ASI belum keluar

i. Abdomen j. Inspeksi k. Palpasi l. Ekstremitas atas

: : tidak ada luka bekas operasi, :Tidak ada nyeri tekan : jari lengkap, tidak oedema

m. Ekstremitas bawah : jari lengkap, tidak oedema,tidak varises,Refleks patela +/+ n. Anogenital : tidak ada kelainan

II. ANALISA DATA

Respon keluarga Tn.S terhadap masalah kesehatan cukup baik. Akan tetapi masih ada-hal yang belum dilakukan oleh keluarga yang dapat menimbulkan masalah kesehatan yaitu usia ibu yang lebih dari 36 tahun dan masih mengandung merupakan resiko tinggi. Bila respon keluarga baik terhadap kesehatan maka diadakan intervensi selanjutnya sesuai dengan masalah kesehatan yang melibatkan keluarga secara aktif. Sehingga membawa hasil yang nyata dan dirasakan manfaatnya oleh keluarga dalam meningkatkan kemampuan memelihara diri dalam keluarga mereka sendiri sehingga timbul kemandirian keluarga dalam memelihara kesehatan.

III. TIPOLOGI MASALAH NO DATA 1 Ny. E yang sudah berusia 36 tahun yang sedang hamil anak ke 2 4 Ny.E sudah mempunyai anak 4 MASALAH Potensial terjadinya penyulit pada saat kehamilan dan persalinan Potensial terjadinya kehamilan lagi apabila Ny.E tidak berKB yang sesuai dengan usianya

IV. PRIORITAS MASALAH Untuk mengatasi masalah kesehatan Ny.E yang menjadi prioritas masalah adalah kesehatan yang mengancam kehidupan. Itulah yang menjadi

prioritas utama. agar dapat melakukan prioritas masalah kesehatan keluarga secara tepat, maka perlu dilakukan pembobotan dengan criteria sebagai berikut: 1. Ny.E 36 tahun yang sedang hamil G4P3A0 Hamil 20 minggu NO 1 Kriteria Sifat Masalah (tidak sehat) 2 Kemungkinan Masalah untuk 3 diubah (sebagian) Potensial Masalah untuk di cegah (sebagian) 3/3x1 1 1/2x2 1 Hitung 3/3x1 Skor 1 Pembenaran Dapat menyebabkan terjadinya penyulit pada saat hamil maupun persalinan Adanya keingina ibu ikut program KB supaya tidak punya anak lagi Kurangnya pengetahuan ibu resiko dari kehamilannya ini dengan usia ibu sekarang sehingga dapat dicegah dengan diberikan penkes tentang resiko yang dapat terjadi pada kehamilan dan 4 Menonjol Masalah, masalah berat harus segera ditangani. 2/2x1 1 persalinan di usia ibu saat ini Ibu dan keluarga menyadari bahwa masalah ini dapat berakibat buruk pada dirinya dan anaknya sehingga keluarga merasa perlu untuk

segera menanggulangi masalah tersebut. TOTAL 4

Berdasarkan perhitungan skor diatas, maka urutan prioritas masalah dan kebidanan keluarga Ny.E sebagai berikut:
1. Ny.E yang sedang hamil anak ke 4 H 20 minggu dengan skor

Tanggal, 1 Desember 2012 PRIORITAS KE 1 NY.E YANG BERUSIA 36 SEDANG HAMIL KE 4 A. Data Subjektif Ibu mengatakan : ini adalah kehamilan yang ke 4 dan usianya 36 tahun B. Data Objektif

1. Keadaan umum a. Keadaan umum b. Keadaan emosional c. Kesadaran 2. Tanda-Tanda Vital a. Respirasi b. Nadi c. Suhu 3. Antropometri a. Berat Badan b. Tinggi Badan 4. Pemeriksaan Fisik a. Kepala b. Muka c. Mata : rambut bersih,tidak ada kelainan : tidak oedema : Konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterik d. Hidung : tidak ada polip, tidak ada pengeluaran lender e. Telinga f. Mulut : bersih, tidak ada pengeluaran cairan : bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada celah pada bibir dan langit-langit g. Leher : tidak ada pembesaran KGB dan pembesaran kelenjar tiroid : 80 : 166 cm : 22x/menit : 84x/menit : 36,5 0C : baik : stabil : compos mentis

h. Dada

:bunyi paru bersih, bunyi jantung murni regular

i.Perut

: tidak ada bekas luka operasi,tidak ada nyeri Leopold 1:Tinggi Fundus Uteri sepusat DJJ ; 146 x/menit

j. Ekstremitas atas bawah

:tidak ada kelainan,tidak oedema : tidak ada kelainan, refleks patella +/+,tidak ada varises ,tidak oedema.

k. Anogenital

: tidak ada kelainan

C. Assesment Keluarga Ny.E dengan anak usia 36 tahun yang sedang hamil anak ke 4 potensial terjadinya penyulit pada saat kehamilan dan persalinan D. Planning 1. Meberitahukan kepada ibu dan suami bahwa keluarganya akan dijadikan keluarga yang diberi asuhan kebidanan. Setelah diberitahu ibu dan keluarga menerima dan menyetujui untuk dijadikan asuhan. 2. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga mengerti. 3. Identifikasi pengetahuan ibu tentang rentang usia yang baik untuk hamil , ibu mengatakan kurang mengetahui. 4. Idwntifikasi pengetahuan ibu tentang resiko yang dapat terjadi dengan kehamilan dan persalinan di usia ibu yang > 35 tahun.

5. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu tentang resiko hamil pada usia > 35 tahun,ibu mengetahui dan memahaminya. 6. Memberikan penkes pada Ny.E tentang tanda bahaya pada

kehamilan,Ny.E mengetahui dan memahaminya. 7. Memberikan penkes pada Ny E tentang alat kontrasepsi yang baik untuk usianya adalah IUD,ibu mengetahui dan memahaminya. 8. Memotivasi Ny E untuk mau menggunakan alat kontrasepsi IUD, Ny E mengatakan akan mempertimbangkannya. 9. Memberikan penkes pada Ny.E bahwa pada usia nya sekarang ini sudah harus tidak hamil lagi,Ny E mengetahui dan menyatakan keinginannya untuk tidak punya anak lagi 10.Memberitahukan ibu akan dilakukan kunjungan ulang pada tanggal 8 Desember 2012 .

CATATAN PERKEMBANGAN Tanggal 8 Desember 2012 PRIORITAS I : Ny.E YANG BERUSIA 36 TAHUN SEDANG HAMIL ANAK KE 4 A. Data subjektif

B. Ibu mengatakan sedang hamil anak ke empat dan usia kandungannya 5 bulan C. Data objektif 1. Keadaan umum a. Keadaan umum b. Keadaan emosional c. Kesadaran 2. Tanda-Tanda Vital a. Respirasi b. Nadi c. Suhu 3. Antropometri a. Berat Badan b. Tinggi Badan : 80gram : 166 cm : 24x/menit : 82x/menit : 36,5 0C : baik : stabil : compos mentis

c. BB sebelum hamil 68 kg dan kenaikan BB selama hamil 12 kg. D. Assessment Keluarga Tn. S dengan Ny.E 36 tahun G4P3A0 Hamil 20 minggu

E. Planning 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, keluarga mengerti dan memahaminya. 2. Memberikan konseling tentang tanda bahaya kehamilan, ibu dan keluarga mengerti dan memahaminya.

3.

Identifikasi pengetahuan ibu tentang resiko yang dapat terjadi pada kehamilannya diusia 36 tahun ini,ibu mengatakan hanya sedikit mengetahui tentang hal tersebut.

4.

Ingatkan ibu untuk rutin periksa kehamilannya ke bidan dan untuk imunisasi TT ke2..

5.

Ibu sudah mengerti dengan semua penjelasan yang telah diberikan dan ibu bersedia untuk selalu memeriksakan kehamilannya ke bidan dan imunisasi TT yang ke 2.Dan ibu bersedia untuk memeriksakan kehamilannya ke bidan setempat dan akan datang pada jadwal imunisasi TT ke2.

6.

Memberitahukan kepada ibu akan dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu Hb dan menjelaskan manfaatnya untuk ibu.Ibu mengerti dan bersedia diperiksa.

7.

Melakukan pemeriksaan penunjang yaitu memeriksa Hb ibu dan hasilnya 12,6 gr%.

8.

Mengucapkan salam dan terimakasih atas kesempatan yang diberikan pada ibu dan keluarga untuk dijadikan asuhan, selanjutnya asuhan akan diteruskan oleh Bidan pembina desanya. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Dari uraian diatas maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengkajian dalam asuhan kebidanan keluarga pada Tn. S dengan masalah Ny.E yang berusia 36 tahun yang sedang hamil anak ke 4 disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang usia yang baik untuk program ounya anak dan kurang mengetahui resiko yang dapat terjadi pada ibu maupun bayinya.. 1. Pada pengkajian tidak didapatkan adanya tanda-tanda yang mengarah pada kegawat daruratan 2. Pada assesment didapatkan diagnosa bahwa Ny.E umur 36 tahun hamil G4P3A0 hamil 20 minggu, pada pengkajian tidak didapatkan adanya tanda-tanda yang mengarah pada kegawat daruratan 3. Penulis memberikan interfensi yaitu : berikan penyuluhan / penkes kepada keluarga tentang usia yang baik untuk program punya anak dan menjelaskan resiko yang dapat terjadi pada ibu dan bayinya serta memberikan penkes tentang tanda bahaya kehamilan serta alat kontarsepsi yang baik untuk digunakan ibu pada saat telah melahirkan nanti. 4. Implementasi dilaksanakan secara menyeluruh sehingga tidak ada kesenjangan antara kasus dan teori. 5. Evaluasi yang dilakukan pada asuhan kebidanan keluarga pada Tn. S didapatkan hasil bahwa Ny.E usian 36 th sedang hamil G4P3A0 H 20 mgg. 6. Evaluasi hasil akhir yang didapat yaitu : dengan penkes yang telah dilakukan oleh penulis maka ibu bersedia untuk menggunakan KB yang bertujuan untuk menghentikan kehamilan supaya tidak punya

anak lagi. Secara keseluruhan pelaksanaan asuhan kebidanan komunitas pada keluarga Tn. S cukup berhasil karena adanya kerjasama yang baik dari keluarga yang bersedia melaksanakan anjuran dari penulis.

B. Saran 1. Bagi Keluarga / Masyarakat. Bagi keluarga Tn. S apabila ada hal-hal yang tidak dimengerti tentang masalah kesehatan terutama masalah kehamilan dan KB bisa bertanya lebih jelas kepada petugas kesehatan yang ada di lapangan. 2. Bagi Tenaga Kesehatan. Bagi tenaga kesehatan didalam memberi penyuluhan hendaknya menjelaskan secara detail dan terperinci dengan melihat tingkat pendidikan dan pemahaman klien. 3. Bagi Instansi Pendidikan Kesehatan Diharapkan dapat menjadi bahan dokumen di perpustakaan yang dapat dijadikan bahan acuan bagi mahasiswa dalam penelitian selanjutnya.

4.

Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan Perlu ditingkatkan kerjasama antara masyarakat, tokoh masyarakat, kader kesehatan, petugas kesehatan, kelurahan, kecamatan dalam upaya penyuluhan tentang imunisasi dan KB.

LAMPIRAN

Lampiran 1 PERENCANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN

Topik

: Kehamilan

Hari/ Tanggal : jumat, 29 November 2012 Waktu : 20 menit

Sasaran

: Ny. E

I.

TUJUAN A. Tujuan Umum Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 20 menit diharapkan ibu mengetahui kehamilan yang ideal di rentang usia berapa,resiko yang mungkin terjadi dan tanda bahaya pada kehamilan. B. Tujuan Khusus Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang kehamilan ibu dapat : 1. Mengetahui usia yang baik untuk hamil 2. Mengetahui resiko yang mungkin terjadi 3. Tanda bahaya saat hamil

II.

MATERI Kehamilan

III.

METODE Ceramah

IV. No 1. 2.

KEGIATAN Materi Pembukaan Pembahasan materi Pengertian hamil Proses p[ertumbuhan janin Faktor resiko kehamilan Kegiatan Mengucapkan salam Ceramah

Tanda bahaya pada kehamilan

3.

Evaluasi

Menyakan kembali pada ibu tentang apa yang telah dijelaskan dan mempersilahkan pada ibu untuk bertanya bila ada hal yang tidak dimengerti atau ingin ditanyakan.ibu biasa diperiksa hamil ke bidan

4.

Penutup

yang ada didaerah setempat. Salam penutup

V.

MATERI KEHAMILAN

1.

Pengertian Imunisasi adalah upaya yang dilakukan untuk memperoleh kekebalan tubuh manusia terhadap penyakit tertentu

2. a.

Manfaat Imunisasi Untuk anak dapat mencegah penderitaan yang disebabkan oleh kemungkinan cacat atau kematian.

b.

Sedangkan untuk keluarga dapat menghilangkan kecemasan dan biaya pengobatan bila anak sakit, tanpa disadari imunisasi

c.

untuk Negara akan memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan Negara, memperbaiki taraf hidup bangsa Indonesia diantara bangsa di dunia (J. Biddulp dan J. Stace, 2000).

3.

Macam-macam Imunisasi Dalam anak tumbuh berkat imunisasi tahun 1999, macam imunisasi terbagi menjadi imunisasi aktif dan pasif. Adapun imunisasi aktif yaitu tubuh akan secara aktif akan menghasilkan zat anti setelah adanya rangsangan vaksin dari luar tubuh misalnya polio, campak. Kekebalan aktif dibagi menjadi 2 jenis, yaitu : a. Kekebalan aktif alamiah, dimana tubuh anak membuat kekebalan sendiri setelah mengalami atau sembuh dari suatu penyakit, misalnya anak yang menderita campak setelah sembuh tidak akan terserang penyakit campak lagi karena tubuhnya telah membuat zat penolak terhadap penyakit tersebut. b. Kekebalan aktif buatan, yaitu kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapatkan vaksin, misalnya anak diberi vaksin BCG, DPT, Polio dll. Sedangkan imunisasi pasif yaitu pemberian zat anti bodi meningkat dalam tubuh anak bukan hasil produksi tubuh sendiri tetapi secara aktif

diperoleh suntikan atau pemberian dari luar misalnya pemberian ATS (Anti Tetanus Serum).Kekebalan pasif dapat terjadi dengan 2 cara, yaitu : a. Kekebalan pasif alamiah atau kekebalan pasif bawaan, yaitu kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari ibunya. Kekebalan ini tidak berlangsung lama (kira-kira sekitar 5 bulan setelah bayi lahir) misalnya diftheri,nmorbili dan tetanus. b. Kekebalan pasif buatan, dimana kekebalan ini diperoleh setelah mendapat suntikan zat penolak, misalnya pemberian vaksinasi ATS (Anti Tetanus Serum).

4.

Proses Imunisasi Teknik untuk proses imunisasi adalah membuat suatu bakteri (mikroorganisme) menjadi virulensi (lemah) setelah dibiarkan tumbuh menjadi tua.Berkaitan dengan prinsip imunisasi, bahwa kita tahu dalam darah kita terdapat sel darah putih (leukosit), dalam leukosit inilah terdapat berbagai jenis turunan protein yang jika diaktifkan akan menjadi suatu zat yang kemudian disebut dengan zat antibody. Leukosit sebagai zat antibody menawarkan vaksin dengan cara fagositosis, yaitu dimulai dari sel racun (vaksin) menempel pada membrane sel leukosit (antibody), kemudian membrane sel antibody melekuk kedalam dan terus semakin dalam sehingga sel racun tadi akhirnya tenggelam dan masuk kedalam sel zat antibody. Zat antibody adalah spesifik untuk tiap jenis penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisma.

Untuk mengaktifkan setiap jenis turunan protein dalam sel darah, maka pada manusia sejak usia satu bulan dari kelahiran sampai batas waktu tertentu, bahkan pada usia tertentu jika dibutuhkan, telah mulai diberikan vaksin tertentu secara bertahap. Peristiwa pemberian vaksin inilah yang kemudian menjadikan bagian protein tertentu dalam darah (leukosit) menjadi aktif untuk menangkal racun sehingga membuat kekebalan tubuh. Pada bayi baru lahir dianjurkan untuk langsung diberikan Air Susu Ibu (ASI) exclusive karena terdapat manfaat khusus dari ASI yang memberi efek perlindungan melawan infeksi. Misalnya : Pemberian ASI selama 13 minggu pertama kehidupan menganugerahkan perlindungan yang melawan penyakit gastrointestinal; yang terjadi diluar periode pemberian ASI (Howie et al. 1990), dan masih banyak bukti yang secara jelas menyatakan manfaat pemberian ASI pada bayi.

Lampiran 2. PERENCANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN

Topik

: Keluarga Berencana

Hari/ Tanggal : Sabtu, 18 Desember 2010 Waktu Sasaran : 20 menit : Ny. S

I.

TUJUAN

A. Tujuan Umum Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 20 menit diharapkan ibu mengetahui manfaat KB sehingga mengubah kebiasaannya sedikit demi sedikit. B. Tujuan Khusus Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang manfaat dan tujuan KB ibu dapat : 1. 2. 3. II. Mengetahui pengertian dari Keluarga Berencana Manfaat Keluarga Berencana Tujuan Keluarga Berencana MATERI A. Pengertian dari Keluarga Berencana B. Manfaat Keluarga Berencana C. Tujuan Keluarga Berencana III. METODE A. Ceramah B. Tanya Jawab IV. No 1. 2. KEGIATAN Materi Pembukaan Pembahasan materi Pengertian Keluarga Kegiatan Mengucapkan salam Penyampaian tujuan Ceramah Tanya Jawab

Berencana Manfaat Keluarga Berencana 3. Tujuan Keluarga Berencana Menyakan kembali pada ibu tentang apa yang telah dijelaskan dan mempersilahkan pada ibu untuk bertanya bila ada hal yang tidak dimengerti atau 4. V. Penutup MATERI KELUARGA BERENCANA A. Pengertian Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilandengan memakai alat kontrasepsi. Kontrasepsi adalah mencegah bertemunya sel telur yang matang dengan sel mani pada waktu bersenggama, sehingga tidak akan terjadi pembuahan dan kehamilan (Farrer, 2001). ingin ditanyakan Ucapan terima kasih Salam

Evaluasi

B. Tujuan KB

Gerakan Keluarga Berencana bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia (BKKBN, 2006). Selain itu tujuan Keluarga Berencana adalah meningkatkan peran serta masyarakat terhadap pendewasaan usia perkawinan, penurunan angka kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga.Untuk tercapainya tujuan tersebut diselenggarakan kegiatan : Komunikasi, Informai, Edukasi (KIE), Pelayanan KB ( Pelkon), Pemantapan Kelembagaan dan Pengelolaan Program.

C. Manfaat Keluarga Berencana Dalam dunia kedokteran terdapat tiga fase yang digunakan sebagia dasar penggunaan kontrasepsi yang rasional, yakni masa menunda kehamilan, masa mengatur kesuburan/ kehamilan, masa mengatur kesuburan/ menjarangkan kesuburan dan mengakhiri kesuburan. 1. Menunda Kehamilan Masa menunda kehamilan/ kesuburan ini merupakan waktu bagi wanita pasangan usia subur yang sudah menikah dengan umur kurang dari 20 tahun. Pada wanita seusia itu, alat-alat reproduksi masih belum stabil, sehingga ditakutkan dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan

bila ia hamil.Alat kontrasepsi yang diperlukannya yang memiliki efektifitas tinggi dan kemampuan mengembalikan kesuburan wanita yang tinggi. Prioritas urutan kontrasepsi yang ditawarkan pil Kb, AKDR ( spiral ), cara sederhana ( sanggama terputus, kondom, pantang berkala, diafragma ). 2. Menjarangkan Kehamilan Umur terbaik bagi ibu untuk melahirkan menurut ilmu kesehatan reproduksi usia antara 20-30 tahun, namun akhir-akhir ini mulai beranjak hingga usia 35 tahun. Syarat kontrasepsi yang diperlukan untuk wanita seusia ini yang efektifitasnya tinggi, kemampuan mengembalikan kesuburan juga cukup tinggi. Karena akseptor masih mengharapkan punya anak lagi, dapat dipakai 3-4 tahun sesuai dengan jarak kelahiran yang diinginkan, dan tidak menghambat produksi ASI. 3. Mengakhiri Kesuburan Masa ini adalah saat wanita berusia lebih dari 30 tahun dan sudah memiliki 2 anak. Kontrasepsi yang diperlukan adalah yang

efektifitasnya tinggi, dan dapat dipakai untuk jangka panjang. Prioritas urutan kontrasepsi yang disarankan mantap, AKDR, Implant, cara sederhana dan pil KB.

You might also like