You are on page 1of 63

UJI RUSAK

(Destructive Test)

Cert No: 01 100 096618

UJI TARIK (TENSILE TEST)


Uji Tarik adalah pengujian terhadap material atau las-lasan, yang mana material tersebut diberi pembebanan pada kedua sisi.
F F

Uji Tarik bertujuan untuk mendapatkan sifat-sifat mekanik dari material tersebut. Sifat-sifat mekanik pada uji tarik Kekuatan tarik/ tensile strenght (u) Keuletan/ ductility (e) Kekuatan luluh/ yield strength (y) Modulus elastisitas/ Modulus of elasticity (E) Tegangan patah/ fracture stress (f)
Cert No: 01 100 096618

Pada Uji Tarik, dapat diamati beberapa fenomena yang terjadi pada grafik uji dan material tersebut yaitu: Elastisitas Plastisitas Fenomena luluh Bidang patahan Pengecilan luas penampang (necking) Standar Uji tarik yang digunakan adalah: Material: ASTM A370; EN 10002; ABS Rules; GL Rules; dll Las-lasan: AWS D1.1; ASME Sect IX; API 1104; dll

Cert No: 01 100 096618

Kekuatan tarik maksimum (Ultimate Tensile Strength) adalah dimana batas maksimum material tersebut dapat menahan beban yang diberikan oleh mesin sehingga material tersebut patah.

UTS

Cert No: 01 100 096618

Batas luluh (Yield Strength) adalah dimana antara batas maksimum dari deformasi elastis dan batas minimum dari deformasi plastis pada saat pengujian berlangsung (untuk material logam akan terlihat pada grafik).

Yield Strength

Cert No: 01 100 096618

Perpanjangan (elongasi) adalah terjadinya pertambahan panjang dari panjang awal suatu material akibat dari beban yang diberikan oleh mesin pada saat pengujian.
L0

F
Lu

Cert No: 01 100 096618

Pengecilan luas penampang (Reduction of Area) adalah penyusutan luas penampang dari luas penampang awal suatu material akibat dari beban yang diberikan oleh mesin pada saat pengujian.
A0

F
Au

Cert No: 01 100 096618

Patahan Liat (Ductile rupture) merupakan bentuk patahan yang liat atau alot pada material setelah dibebani. Ductile rupture memiliki ciri khas sebagai berikut: Bentuk patahan mengalami perpanjangan dan pengecilan luas penampang. Pada patahannya berwarna keabu-abuan dan tidak mengkilat. Batas butir pada patahannya sudah tidak terlihat lagi.

Cert No: 01 100 096618

Patahan Getas (Brittle rupture) merupakan bentuk patahan yang getas atau rapuh pada material setelah dibebani. Brittle rupture memiliki ciri khas sebagai berikut: Bentuk patahan tidak mengalami perpanjangan dan pengecilan luas penampang. Pada patahannya akan berwarna mengkilat apabila terkena cahaya. Batas butir pada patahannya akan terlihat sangat jelas seperti butiran pasir yang halus.

Cert No: 01 100 096618

UKURAN SPECIMEN UJI


Round Specimen

Rectangular Specimen

Welding Specimen

Cert No: 01 100 096618

Hal hal yang penting dan harus di perhitungkan pada uji tarik adalah:
Pada material: Ultimate Tensile Strength Yield Strength (upper yield, lower yield, offset method) Elongation Reduction Area Pada Las-lasan: Ultimate Tensile Strength Letak patahannya

Cert No: 01 100 096618

Penentuan Nilai Uji Tarik Maksimum (Ultimate Tensile Strength)

Fu UTS A0
Penentuan Nilai Batas Luluh (Yield Strength)

Sy

Fy A0

Penentuan Nilai Regangan/Perpanjangan (Elongation)

lt l 0 100 % l0

Penentuan Nilai Kontraksi/Susut Penampang (Reduction of Area)

A0 At A% 100 % Ao

Cert No: 01 100 096618

GAMBAR SKEMATIK MESIN UJI TARIK

Cert No: 01 100 096618

GAMBAR MESIN UJI TARIK

Cert No: 01 100 096618

KURVA UJI TARIK


Cert No: 01 100 096618

KURVA TEGANGAN - REGANGAN DAN KEADAAN SPECIMEN


Cert No: 01 100 096618

DIAGRAM UJI TARIK BAJA KARBON

1.0

Makin tinggi kandungan karbon, makin tinggi pula beban tariknya, tetapi perpanjangannya makin berkurang

Cert No: 01 100 096618

SPECIMEN UJI TARIK

Round Specimen Material

Specimen After Tested

Rectangular Specimen Welding


Cert No: 01 100 096618

MOVIE TENSILE TEST

UJI BENGKOK (BEND TEST)


Uji Bengkok adalah pengujian terhadap material atau laslasan, yang mana specimen tersebut diberi pembebanan pada sisi tengah dan di beri penahan pada kedua sisinya untuk dibengkokkan.

Specimen
FORMER

Specimen

FORMER

F
SHOULDERS

F
SHOULDERS

Sebelum Testing

Setelah Testing
Cert No: 01 100 096618

Standar Uji Bengkok yang digunakan adalah: Material: ASTM E290; BSEN 910; ABS Rules; DNV Rules; dll Las-lasan: ASTM E190; AWS D1.1; ASME Sect IX; API 1104; dll
Uji Bengkok pada material bertujuan untuk: menguji elastisitas dan keliatannya Uji Bengkok pada las-lasan bertujuan untuk: menguji kemulusan, dan efisiensinya terhadap kekuatan, keuletan, dan fusion of penetration dari hasil pengelasan Bentuk Specimen Uji Bengkok pada Las-lasan Side Bend Face Bend (Transversal) Root Bend (Transversal) Face Bend (Longitudinal) Root Bend (Longitudinal)
Cert No: 01 100 096618

SIDE BEND
Transversal Side Bend
W

Transversal Side Bend (Untuk hasil pengelasan overlay)


W

t
Cert No: 01 100 096618

FACE BEND (TRANSVERSAL)


W

ROOT BEND (TRANSVERSAL)


W

Cert No: 01 100 096618

FACE BEND (LONGITUDINAL)


W

ROOT BEND (LONGITUDINAL)


W

Cert No: 01 100 096618

UKURAN SPECIMEN UJI BERDASARKAN AWS D1.1

Side Bend

Face Bend and Root Bend


Cert No: 01 100 096618

UKURAN JIG BERDASARKAN AWS D1.1

Cert No: 01 100 096618

UKURAN JIG BERDASARKAN AWS D1.1

Cert No: 01 100 096618

GAMBAR SKEMATIK MESIN UJI BENGKOK

Specimen
FORMER

SHOULDERS

Cert No: 01 100 096618

GAMBAR MESIN UJI BENGKOK

Cert No: 01 100 096618

GAMBAR JIG UJI BENGKOK

Cert No: 01 100 096618

SPECIMEN SETELAH UJI BENGKOK

SIDE BEND

SIDE BEND (OVERLAY)

ROOT BEND

FACE BEND
Cert No: 01 100 096618

MOVIE BEND TEST

UJI MAKRO (MACRO EXAMINATION)


Uji Makro bertujuan untuk mengetahui perpaduan dari bahan pengisi (filler metal) dengan material ataupun antara lapisan bahan pengisi, dan ada tidaknya cacat dalam proses pengelasan tersebut Prinsip pengujian pada makro sangatlah sederhana, dimana sampel dari hasil pengelasan yang telah digosok, diberi cairan kimia tertentu (etching) sehingga terlihat jelas dengan mata telanjang batas antara material, daerah yang terkena pengaruh panas dan bahan pengisi serta lapisan antar layer. Setelah itu di analisa pada perbesaran 10 kali hingga 20 kali pembesaran Standar Uji Makro yang digunakan adalah: ASTM E340-00 (Reapproved 2006) dll.

Cert No: 01 100 096618

GAMBAR MAKRO

Cert No: 01 100 096618

GAMBAR MAKRO

SLAG INCLUSION

Cert No: 01 100 096618

GAMBAR MAKRO

POROSITY

Cert No: 01 100 096618

GAMBAR MAKRO

Lack of sidewall fusion

Cert No: 01 100 096618

UJI KEKERASAN (HARDNESS TEST)


Uji Kekerasan secara umum adalah ketahanan material terhadap deformasi akibat penetrasi permukaan. Beberapa definisi tentang kekerasan bahan adalah : Ketahanan terhadap goresan, merupakan cara yang lama dalam usaha mengukur kekerasan suatu material. Pengukuran dilakukan dengan cara menggoreskan material yang lebih keras, dalam hal ini digunakan intan. Kekerasan material diukur dalam sepuluh skala yang pertama dikemukakan oleh Mohs. Ketahanan terhadap deformasi plastis terhadap lekukan (cara penekanan), yaitu kekerasan diukur dengan pemberian beban lokal melalui sebuah penekan (indentor). Cara yang sering digunakan adalah cara penekanan Brinell, Meyer, Vicker, Rockwell, dll.
Cert No: 01 100 096618

Kekerasan suatu bahan akan menurun jika bahan tersebut dipanaskan, hal ini disebabkan adanya perubahan pada butir (membesar akibat pemuaian).
Pada umumnya Kekerasan material akan berbanding lurus dengan kekuatan tarik karena sama-sama memiliki ketahanan material terhadap deformasi plastis. Standar Uji Kekerasan yang digunakan adalah: ASTM E92-82 (2003); ASTM E110; ASTM E10; ASTM E11 dll. Metode Uji Kekerasan yang umum digunakan adalah: Brinell Hardness Rockwell Hardness Vickers Hardness
Cert No: 01 100 096618

METODE PENGUKURAN KEKERASAN BRINELL Material ditekan dengan indentor (bola baja)yang bebannya sesuai perkiraan. Saat lobang terbentuk, lobang tersebut diukur diameternya. Maka didapatlah ukuran kekerasan. Rumus yang digunakan:

2P BHN = D(D-D 2 -d 2 )

CONTOH BEKAS INDENTOR BRINELL


Cert No: 01 100 096618

METODE PENGUKURAN KEKERASAN ROCKWELL Material ditekan dengan indentor (Diamond cone atau bola baja) dengan beban minor 10 Kg. Kemudian ditekan lagi dengan beban mayor yang diberikan 60 Kg, 100 Kg, atau 150 Kg. Baca angka kekerasan pada alat ukur skala yang dipakai. Maka didapatlah ukuran kekerasan. Rumus yang digunakan:

14.2 P RHN = I2

Cert No: 01 100 096618

METODE PENGUKURAN KEKERASAN VICKERS Material ditekan dengan indentor (Pyramid Intan)yang bebannya sesuai perkiraan. Saat lobang terbentuk, lobang tersebut diukur diameternya. Maka didapatlah ukuran kekerasan. Rumus yang digunakan:

1.8544 P VHN = d2

CONTOH BEKAS INDENTOR HARDNESS


Cert No: 01 100 096618

GRAFIK SKALA UJI KEKERASAN

Cert No: 01 100 096618

TABEL UJI KEKERASAN

Dapat dilihat pada ASTM A370 Table 2 dan Table 3


Cert No: 01 100 096618

SKETCH HARDNESS PADA PROSES PENGELASAN

0.20 mm 0.50 mm

Line 1
1 2 3 4 5 6 4 56 7 7 8 8 9 9 101112 13 14 15 13 14 15

Line 2

1 2 3

101112

Line 3

1 2 3

4 5 6 7 8 9 101112

13 14 15

1.0 - 2.0 mm 0.20 mm 0.50 mm

1.0 - 2.0 mm

Weld Metal 0.50 mm 0.75 mm

10 mm typical Fusion Line

HAZ

Base Metal

Cert No: 01 100 096618

LOKASI HARDNESS PADA PROSES PENGELASAN

0.2 0.5 mm Fusion Line to HAZ

0.5 0.75 mm

Weld Metal HAZ

1.0 mm

Base Metal

Cert No: 01 100 096618

GAMBAR MESIN UJI KEKERASAN

Cert No: 01 100 096618

GAMBAR HASIL INDENTATION VICKERS

Cert No: 01 100 096618

MOVIE HARDNESS TEST

UJI PUKUL KEJUT (IMPACT TEST)


Uji Pukul Kejut adalah dimana material dapat menyerap gaya atau beban yang diberikan secara tiba tiba (beban kejut) untuk mengetahui ketangguhan material tersebut, baik dalam temperatur normal maupun transisi
Suatu bahan logam yang dalam keadaan biasa bersifat ulet dapat menjadi getas akibat tumbukan tiba-tiba pada suatu kondisi/temperatur tertentu. Pengujian ini dilakukan dengan jalan memukul specimen dengan kecepatan tertentu oleh pendulum yang diayunkan Standar Uji pukul kejut yang digunakan adalah: ASTM E23-07a; EN 10045-1; EN 875, dll.
Cert No: 01 100 096618

Logam yang bersel satuan BCC (seperti baja) bersifat ulet pada temperatur tinggi, tetapi berubah menjadi getas (brittle) pada temperatur rendah. Dengan pengujian impak dapat ditentukan temperatur transisi dari sifat ulet ke sifat getas tersebut. Logam yang bersel satuan FCC (seperti kuningan, aluminum) tidak menunjukkan adanya perubahan harga impak yang berarti pada suhu rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga uji pukul kejut: Jenis Material. Bentuk dan ukuran takikan. Temperatur (suhu) dan waktu perendaman benda uji. Kecepatan pembebanan atau kecepatan peregangan. Perlakuan panas ataupun dingin yang didapat oleh material.
Cert No: 01 100 096618

JENIS PENGUJIAN PUKUL KEJUT


IZOD CHARPY IMPACT TEST IMPACT TEST

Cert No: 01 100 096618

TIPE TAKIK (NOTCH) CHARPY

Cert No: 01 100 096618

TIPE TAKIK (NOTCH) IZOD

Cert No: 01 100 096618

UKURAN STRIKING ASTM E23

Cert No: 01 100 096618

UKURAN TOLERANSI SPECIMEN ASTM E23

Cert No: 01 100 096618

UKURAN SUBSIZE SPECIMEN ASTM E23

Cert No: 01 100 096618

TABEL KONVERSI PADA SUBSIZE ASTM E23

Cert No: 01 100 096618

ALAT UNTUK CEK TAKIKAN (NOTCH)

GO and NO GO

PROFILE PROJECTOR
Cert No: 01 100 096618

GAMBAR SKEMATIK MESIN UJI PUKUL KEJUT CHARPY

Cert No: 01 100 096618

GAMBAR MESIN UJI PUKUL KEJUT CHARPY

TEMPERATURE

CHARPY IMPACT TEST MACHINE


Cert No: 01 100 096618

SPECIMEN UJI

Cert No: 01 100 096618

MOVIE CHARPY IMPACT TEST

You might also like