You are on page 1of 33

TUGAS MATA KULIAH KIMIA DASAR OZON DALAM HUBUNGAN PEMANASAN GLOBAL

oleh : NAMA NIM : JUAN JULIO WICAKSONO : 0906102639

JURUSAN : TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG 2010


1

DAFTAR ISI
Kata pengantar ..ii DAFTAR ISI ................................................................................................iii BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang.................................1 1.2 .Tujuan pembuatan makalah ...2

BAB II. PEMBAHASAN


1. PENGERTIAN ATMOSFER.....3 2. GLOBAL WARMING & GAS RUMAH KACA................................................10 3. OZON SEBAGAI GAS RUMAH KACA DALAM ATMOSFER ..............13 4. PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL........18 5. CARA MENGATASI PEMANASAN GLOBAL................................................27

BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................28 DAFTAR PUSTAKA ...29

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Komposisi kimiawi dari atmosfer sedang mengalami perubahan sejalan dengan penambahan gas rumah kaca terutama karbondioksida (CO2), Metan (CH4) dan asam nitrat oksida (N2O. Khasiat menyaring panas dari gas tersebut tidak berfungsi.. Energi dari matahari memacu cuaca dan iklim di bumi serta memanasi permukaan bumi.; sebaliknya bumi mengembalikan energi tersebut ke angkasa. Gas rumah kaca pada atmosfer (uap air, karbondioksida, metana, ozon dan nitrat oksida) menyaring sejumlah energi yang di pancarkan, menahan panas seperti rumah kaca. Tanpa efek rumah kaca natural ini, maka suhu akan lebih rendah dari yang ada sekarang dan kehidupan seperti yang ada sekarang tidak mungkin ada. Jadi gas rumah kaca menyebabkan suhu udara di permukaan bumi menjadi lebih nyaman sekitar 60 F/15 C. Tetapi permasalahan akan muncul ketika terjadi konsentrasi gas pada rumah kaca bertambah. Sejak awal revolusi industri, konsentrasi karbondioksida pada atmosfer bertambah. Mendekati 30 %, konsentrasi metan lebih dari dua kali, konsentrasi asam nitrat bertambah 15 %. Penambahan tersebut telah meningkatkan kemampuan menjaring panas pada atmosfer bumi. Konsentrasi gas rumah kaca bertambah di sebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil dan kegiatan manusia.

1.2 . Tujuan pembuatan makalah


1. Supaya setiap pembaca dapat memahami peran ozon sebagai gas rumah kaca yang terdapat di Atmosfer. 2. Menjelaskan penyebab timbulnya pemanasan global 3. Menjelaskan akibat dari penipisan Ozon yang mengakibatkan pemanasan global. 4. Menjelaskan tentang dampak pemanasan global. 5. Menyadarkan kepada setiap pembaca betapa pentingnya mengurangi emisi gas rumah kaca.

BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN ATMOSFER

Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh dengan ketebalan lebih dari 650 km. Gerakan udara dalam atmosfer terjadi terutama karena adanya pengaruh pemanasan sinar matahari serta perputaran bumi. Perputaran bumi ini akan mengakibatkan bergeraknya masa udara, sehingga terjadilah perbedaan tekanan udara di berbagai tempat di dalam atmosfer yang dapat menimbulkan arus angin. Pada lapisan atmosfer terkandung berbagai macam gas. Berdasarkan volumenya, jenis gas yang paling banyak terkandung berturut-turut adalah nitrogen (N2) sebanyak 78,08%, oksigen (O 2) sebanyak 20,95%, sebanyak 0,93%, serta karbon dioksida (CO2) sebanyak 0,03%. 5 argon

Berbagai jenis gas lainnya juga terkandung dalam atmosfer, tetapi dalam konsentrasi yang jauh lebih rendah, misalnya neon (Ne), helium (He), kripton (Kr), hidrogen (H2), xenon (Xe), ozon (O3), metan dan uap air. Di antara gas-gas yang terkandung di dalam atmosfer tersebut, karbon dioksida dan uap air terkandung dalam konsentrasi yang bervariasi dari tempat ke tempat, serta dari waktu ke waktu untuk uap air. Keberadaan atmosfer yang menyelimuti seluruh permukaan bumi memiliki arti yang sangat penting bagi kelangsungan hidup berbagai organisme di muka bumi. Fungsi atmosfer antara lain : 1. Mengurangi radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi pada siang hari dan hilangnya panas yang berlebihan pada malam hari. 2. Mendistribusikan air ke berbagai wilayah permukaan bumi 3. Menyediakan okisgen dan karbon dioksida. 4. Sebagai penahan meteor yang akan jatuh ke bumi. Peran atmosfer dalam mengurangi radiasi matahari sangat penting. Apabila tidak ada lapisan atmosfer, suhu permukaan bumi bila 100% radiasi matahari diterima oleh permukaan bumi akan sangat tinggi dan dikhawatirkan tidak ada organisme yang mampu bertaham hidup, termasuk manusia. Dalam mendistribusikan air antar wilayah di permukaan bumi, peran atmosfer ini terlihat dalam siklus hidrologi. Tanpa adanya atmosfer yang mampu menampung uap air, maka seluruh air di permukaan bumi hanya akan mengumpul pada tempat yang paling rendah. Sungai-sungai akan kering, seluruh air tanah akan merembes ke laut, sehingga air hanya akan mengumpul di samudera dan laut saja. Pendistribusian air oleh atmosfer ini memberikan peluang bagi semua mahluk hidup untuk tumbuh dan berkembang di seluruh permukaan bumi. 6

Selain itu, atmosfer dapat menyediakan oksigen bagi mahluk hidup. Kebutuhan tumbuhan akan CO2 juga dapat diperoleh dari atmosfer.

Berdasarkan perbedaan suhu vertikal, atmosfer bumi dapat dibagi menjadi lima lapisan, yaitu : a. Troposfer Lapisan ini merupakan lapisan yang paling bawah, berada antara permukaan bumi sampai pada ketinggian 8 km pada posisi kutub dan 18 19 km pada daerah ekuator. Pada lapisan ini suhu udara akan menurun dengan bertambahnya ketinggian. Setiap kenaikan 100 meter temperaturnya turun turun 0,5 oC. Lapisan ini dianggap sebagai bagian atmosfer yang paling penting, karena berhubungan langsung dengan permukaan bumi yang merupakan habitat dari berbagai jenis mahluk hidup termasuk manusia, serta karena sebagain besar dinamika iklim berlangsung pada lapisan troposfer. Susunan kimia udara troposfer terdiri dari 78,03% nitrogrn, 20,99 oksigen, 0,93% argon, 0,03% asam arang, 0,0015% nenon, 0,00015% helium, 0,0001% kripton, 0,00005% hidrogen, serta 0,000005% xenon. Di dalam lapisan ini berlangsung semua hal yang berhubungan dengan iklim. Walaupun troposfer hanya menempati sebagian kecil saja dari atmosfer dalam, akan tetapi, 90% dari semua masa atmosfer berkumpul pada lapisan ini. Di lapisan inilah terbentuknya awan, jatuhnya hujan, salju, hujan es dan lain-lain. Di dalam troposfer terdapat tiga jenis awan, yaitu awan rendah ( cumulus), yang tingginya antara 0 2 km; awan pertengahan ( alto cumulus lenticularis), tingginya antara 2 6 km; serta awan tinggi ( cirrus) yang tingginya antara 6 12 km.

Troposfer terbagi lagi ke dalam empat lapisan, yaitu : 1. Lapisan Udara Dasar Tebal lapisan udara ini adalah 1 2 meter di atas permukaan bumi. Keadaan di dalam lapisan udara ini tergantung dari keadaan fisik muka bumi, dari jenis tanaman, ketinggian dari permukaan laut dan lainnya. Keadaan udara dalam lapisan inilah yang disebut sebagai iklim mikro, yang memperngaruhi kehidupan tanaman dan juga jasad hidup di dalam tanah. 2. Lapisan Udara Bawah Lapisan udara ini dinamakan juga lapisan-batasan planiter (planetaire grenslag, planetary boundary layer). Tebal lapisan ini 1 2 km. Di sini berlangsung berbagai perubahan suhu udara dan juga menentukan iklim. 3. Lapisan Udara Adveksi (Gerakan Mendatar) Lapisan ini disebut juga lapisan udara konveksi atau lapisan awan, yang tebalnya 2 8 km. Di dalam lapisan udara ini gerakan mendatar lebih besar daripada gerakan tegak. Hawa panas dan dingin yang beradu di sini mengakibatkan kondisi suhu yang berubah-ubah. 4. Lapisan Udara Tropopouse Merupakan lapisan transisi antara lapisan troposfer dan stratosfer terletak antara 8 12 km di atas permukaan laut (dpl). Pada lapisan ini terdapat derajat panas yang paling rendah, yakni antara - 46 o C sampai 80o C pada musim panas dan antara - 57 o C sampai - 83 o C pada musim dingin. Suhu yang sangat rendah pada tropopouse inilah yang menyebabkan uap air tidak dapat menembus ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi, karena uap air segera mengalami kondensasi sebelum 8

mancapai tropopouse dan kemudian jatuh kembali ke bumi dalam bentuk cair (hujan) dan padat (salju, hujan es). b. Stratosfer Merupakan bagian atmosfer yang berada di atas lapisan troposfer sampai pada ketinggian 50 60 km, atau lebih tepatnya lapisan ini terletak di antara lapisan troposfer dan ionosfer. Pada lapisan stratosfer, suhu akan semakin meningkat dengan meningkatnya ketinggian. Suhu pada bagian atas stratosfer hampir sama dengan suhu pada permukaan bumi. Dengan demikian, profil suhu pada lapisan stratosfer ini merupakan kebalikan dari lapisan troposfer. Ciri penting dari lapisan stratosfer adalah keberadaan lapisan ozon yang berguna untuk menyerap radiasi ultraviolet, sehingga sebagian besar tidak akan mencapai permukaan bumi. Serapan radiasi matahari oleh ozon dan beberapa gas atmosfer lainnya menyebabkan suhu udara pada lapisan stratosfer meningkat. Lapisanstratosfer tidak mengandung uap air, sehingga lapisan ini hanya mengandung udara kering. Batas lapisan stratosfer disebut stratopouse. Lapisan stratosfer dibagi dalam tiga bagian yaitu : 1. Lapisan udara isoterm; terletak antara 12 35 km dpl, dengan suhu udara - 50o C sampai -55o C. 2. Lapisan udara panas; terletak antara 35 50 km dpl, dengan suhu - 50 o C sampai + 50o C. 3. Lapisan udara campuran teratas; terletak antara 50 80 km dpl, dengan suhu antara +50o C sampai -70o C. karena pengaruh sinar ultraviolet, pada ketinggian 30 km oksigen diubah menjadi ozon, hingga kadarnya akan meningkat dari 5 menjadi 9 x 10-2 cc di dalam 1 m3.

c. Mesosfer Mesosfer terletak di atas stratosfer pada ketinggian 50 70 km. Suhu di lapisan ini akan menurun seiring dengan meningkatnya ketinggian. Suhunya mula-mula naik, tetapi kemudian turun dan mencapai -72 oC di ketinggian 75 km. Suhu terendah terukur pada ketinggian antara 80 100 km yang merupakan batas dengan lapisan atmosfer berikutnya, yakni lapisan mesosfer. Daerah transisi antara lapisan mesosfer dan termosfer disebut mesopouse dengan suhu terendah - 110o C . d. Lapisan Termosfer Berada di atas mesopouse dengan ketinggian sekitar 75 km sampai pada ketinggian sekitar 650 km. Pada lapisan ini, gas-gas akan terionisasi, oleh karenanya lapisan ini sering juda disebut lapisan ionosfer. Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksegen atomik di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan meningkat dengan meningkaknya ketinggian. Ionosfer dibagi menjadi tiga lapisan lagi, yaitu : 1. Lapisan Udara E Terletak antara 80 150 km dengan rata-rata 100 km dpl. Lapisan ini tempat terjadinya proses ionisasi tertinggi. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara KENNELY dan HEAVISIDE dan mempunyai sifat memantulkan gelombang radio. Suu udara di sini berkisar - 70o C sampai +50o C . 2. Lapisan udara F Terletak antara 150 400 km. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara APPLETON.

10

3. Lapisan udara atom Pada lapisan ini, benda-benda berada dalam lbentuk atom. Letaknya lapisan ini antara 400 800 km. Lapisan ini menerima panas langsung dari matahari, dan diduga suhunya mencapai 1200 o C . e. Ekosfer atau atmosfer luar Merupakan lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada lapisan ini,

kandungan gas-gas atmosfer sangat rendah. Batas antara ekosfer (yang pada dasarnya juga adalah batas atmosfer) dengan angkasa luar tidak jelas. Daerah yang masih termasuk ekosfer adalah daerah yang masih dapat dipengaruhi daya gravitasi bumi. Garis imajiner yang membatasi ekosfer dengan angkasa luar disebut magnetopause.

11

2. GLOBAL WARMING (PEMANASAN GLOBAL) & GAS RUMAH KACA Global warming (pemanasan global) adalah peningkatan suhu rata-rata atmosfer di dekat permukaan bumi dan laut selama beberapa dekade terakhir dan proyeksi untuk beberapa waktu yang akan datang. Pemanasan global terjadi akibat dari peningkatan efek rumah kaca yang disebabkan oleh naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Semakin tinggi konsentrasi gas rumah kaca maka semakin banyak radiasi panas dari bumi yang terperangkap di atmosfer dan dipancarkan kembali ke bumi. Hal ini menyebabkan peningkatan suhu di permukaan bumi. Gas rumah kaca adalah jenis-jenis gas di atmosfer bumi (seperti Karbon dioksida /CO2, metana/ CH4, Nitrogen Oksida/ NO) yang bertugas menjaga suhu permukaan bumi agar tetap hangat. Disebut gas rumah kaca karena sistem kerja gas-gas tersebut di atmosfer bumi mirip dengan cara kerja rumah kaca yang berfungsi menahan panas matahari di dalamnya agar suhu di dalam rumah kaca tetap hangat, dengan begitu tanaman di dalamnya pun akan dapat tumbuh dengan baik karena memiliki panas matahari yang cukup. Proses yang membuat temperatur bumi tetap hangat ini disebut sebagai efek rumah kaca. Setiap gas rumah kaca memiliki efek pemanasan global yang berbedabeda. Beberapa gas menghasilkan efek pemanasan lebih parah dari CO2. Sebagai contoh sebuah molekul metana menghasilkan efek pemanasan 23 kali dari molekul CO2. Molekul NO bahkan menghasilkan efek pemanasan sampai 300 kali dari molekul CO2. Gas-gas lain seperti chlorofluorocarbons (CFC) ada yang menghasilkan efek pemanasan hingga ribuan kali dari CO2. Tetapi untungnya pemakaian CFC telah dilarang di banyak negara karena CFC telah lama dituding sebagai penyebab rusaknya lapisan ozon. Pada dasarnya, planet kita membutuhkan gas-gas tersebut untuk menjaga agar bumi dapat tetap hangat di tengah-tengah ruang angkasa yang dingin. Suhu asal bumi hanya -18 C sehingga bumi terlalu dingin untuk ditinggali.

12

Dengan adanya efek rumah kaca, bumi menjadi hangat dan nyaman untuk dihuni. Akan tetapi, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, bumi akan dilanda pemanasan global. Seperti yang telah dijelaskan bahwa gas-gas rumah kaca atau Greenhouse Gases berperan penting dalam menghangatkan bumi, tapi produksi gas rumah kaca yang berlebihan atau meningkatnya gas rumah kaca di atmosfer bumi dapat menyebabkan pemanasan global. Gas rumah kaca di atmosfer ada yang terbentuk secara alamiah maupun terbentuk karena pencemaran. Gas Rumah Kaca : 1. Uap air (H2O) Jumlah uap air dalam atosfer diluar kendali manusia dan dipengaruhi oleh suhu global. Kalau bumi menjadi lebih hangat maka jumlah uap air di atmosfer juga akan meningkat karena naiknya laju penguapan. 2. Karbondioksida (CO2) Manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke atmosfer ketika mereka membakar bahan bakar fosil, limbah padat, menggerakkan kendaraan bermotor dan menghasilkan listrik. 3. Metana (CH4) Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas rumah kaca. Merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali lebih banyak bila dibandingkan karbondioksida. Metana juga dihasilkan dari pembusukan limbah organik di tempat pembuangan sampah, bahkan dapat keluarkan oleh hewan-hewan tertentu, terutama sapi.

13

4. Ozon (O3) Ozon adalah gas rumah kaca yang terdapat secara alami di atmosfer. Di troposfer, ozon merupakan zat pencemar hasil sampingan yang terbentuk ketika sinar matahari bereaksi dengan gas buang kendaraan bermotor. 5. Dinitrogen oksida atau nitrat oksida (N2O) mencakup 90% adalah kegiatan mikroorganisme dalam tanah. Pemakaian pupuk nitrogen meningkatkan jumlah gas ini di atmosfer. Namun jika oksida nitrat (N2O) mencapai stratosfer, dapat merusak lapisan ozon, sehingga menghasilkan tingkat radiasi UV yang lebih tinggi dan risiko kanker kulit serta katarak yang meningkat. Ironisnya, jika N2O lebih dekat ke permukaan Bumi ia sebetulnya bisa membuat ozon, yang mana bisa menjadi kabut di siang hari yang cerah. Kabut terkait dengan masalah-masalah pernapasan, kerusakan paru-paru, risiko kanker yang meningkat dan melemahnya sistem kekebalan. Seperti dampaknya pada ozon, nitrogen oksida terlarut dalam air atmosferik membentuk hujan asam, yang mengkorosi batuan dan barang logam dan merusak bangunan-bangunan 6. Chlorofluorocarbon (CFC) CFC ini adalah segolongan zat kimia yang terdiri atas tiga jenis unsur, yaitu klor (Cl), fluor (F) dan karbon (C). CFC inilah yang mendominasi permasalahan perusakan ozon dan menjadi zat yang sangat dicurigai sebagai penyebab terjadinya kerusakan ozon. Chlorofluorocarbon dikenal dengan nama dagang freon, adalah gas buatan. CFC digunakan pada peralatan AC, kulkas.

14

3. OZON SEBAGAI GAS RUMAH KACA DALAM ATMOSFER

Ozon terbentuk secara alamiah di Atmosfer dan merupakan gas rumah kaca. Pembentukan dan perusakan ozon di stratosfer merupakan mekanisme perlindungan bumi dari sinar UV dari matahari. Di troposfer ozon terbentuk melalui reaksi fotokimia pada berbagai zat pencemar udara. Ozon terdapat dalam lapisan stratosfer dan juga dalam lapisan troposfer. Ozon yang terdapat dalam stratosfer berfungsi melindungi manusia dan mahluk hidup di bumi dari penyinaran sunar UV. Sedangkan ozon yang terdapat pada lapisan troposfer memiliki efek yang berbeda terhadap bumi dan mahluk hidup di dalamnya, walaupun susunan kimianya sama. Ozon di troposfer ini bersifat racun dan merupakan salah satu dari gas rumah kaca. Selain itu, ozon di troposfer juga menyebabkan kerusakan pada tumbuhan, cat, plastik dan kesehatan manusia. Ozon memiliki rumus kimia O 3, menyerupai rumus kimia molekul oksigen O 2 dengan sebuah atom oksigen lebih banyak. Pada suhu kamar ozon berupa gas, terkondensasi pada suhu -112 oC menjadi zat cair yang berwarna biru.

15

Ozon yang cair ini akan membeku pada -251,4 oC, sedangkan pada suhu di atas 100 oC ozon dengan cepat mengalami dekomposisi. Dari molekol O2, melalui reaksi. Ozon yang terbentuk akan kembali pecah menjadi molekul oksigen. Dalam alam, pembentukan dan destruksi ozon ada dalam keadaan seimbang, sehingga kadar ozon terdapat dalam keseimbangan dinamik. Kedua reaksi ini secara efektif dapat menghalangi sinar UV ekstrem dan UV-C serta sebagian besar sinar UV-B untuk sampai ke bumi. Inilah mekanisme alam yang melindungi bumi dan penghuninya dari penyinaran UV gelombang pendek yang berbahaya bagi kehidupan. Kedua reaksi ini juga mengakibatkan naiknya suhu di dalam stratosfer dibandingkan suhu di troposfer. Kira-kira 3 milyar tahun yang lalu, sebagai hasil evolusi di bumi muncul mahluk hidup yang berklorofil, mulailah terjadi proses fotosintesis yang salah satu hasilnya adalah O2. semakin lama, kadar O2 semakin tinggi, sehingga semakin meningkat kadar ozon yang terbentuk. Dengan demikian, semakin banyak pula sinar UV gelombang pendek yang terhalang oleh lapisan ozon untuk sampai ke permukaan bumi. Dan inilah cikal bakal kehidupan di daratan. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, pertambahan jumlah penduduk dan kemajuan industri serta pembangunan mengakibatkan lapisan ozon ini mulai berlubang. Lubang ozon ini sangat merisaukan karena dengan berkurangnya kadar ozon berarti semakin bertambah sinar UV-B yang akan sampai ke bumi. Dampak bertambahnya sinar UV-B ini akan sangat besar terhadap mahluk hidup di bumi. Terjadinya lubang ozon ini diakibatkan adanya peningkatan kadar NO x dari pembakaran bahan bakar pesawat, naiknya kadar N 2O karena akibat pembakaran biomassa dan penggunaan pupuk, dimana N 2O ini merupakan sumber terbentuknya NO.

16

Selain itu, zat kimia yang kita kenal clorofuorocarbon atau CFC berpengaruh sangat besar terhadap perusakan ozon. CFC ini adalah segolongan zat kimia yang terdiri atas tiga jenis unrus, yaitu klor (Cl), fluor (F) dan karbon (C). CFC inilah yang mendominasi permasalahan perusakan ozon dan menjadi zat yang sangat dicurigai sebagai penyebab terjadinya kerusakan ozon. CFC ini tidak ditemukan di alam, melainkan merupakan zat hasil rekayasa manusia. CFC tidak beracun, tidak terbakar dan sangat stabil karena tidak mudah bereaksi. Karenanya menjadi zat yang sangat ideal untuk industri. CFC banyak digunakan sebagai zat pendingin dalam kulkas dan AC mobil (CFC-12), sebagai bahan untuk membuat plastik busa, bantal kursi dan jok mobil (CFC-11), campuran CFC-11 dan CFC-12 digunakan untuk pendorong aerosol, serta CFC13 yang biasa digunakan dalam dry cleaning. Dampak Lubang Ozon Lapisan ozon di stratosfer dapat menyerap seluruh sinar UV ekstrem dan UV-C serta sebagian besar sinar UV-B. Di katulistiwa, pada keadaan terang tak berawan sekitar 30% sinar UV-B dapat sampai ke bumi. Semakin jauh dari katulistiwa, UV-B yang sampai ke bumi semakin berkurang. Akan tetapi, pada musim panas penyinaran UV-B di daerah yang jauh dari katulistiwa tidak berbeda jauh dengan di katulistiwa. Dengan semakin berkurangnya lapisan ozon, maka sinar UV-B yang diserap bumi semakin besar. Karena sinar yang bergelombang pendek ini memiliki energi yang tidur, maka berpengaruh besar terhadap sel hidup dan mengakibatkan kematian jasad renik. Sinar UV-B juga mempunyai dampak negatif pada mahluk tingkat tinggi, baik hewan maupun tumbuhan. Pada tumbuhan, menipisnya lapisan ozon akan mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis yang selanjutnya menyebabkan turunnya laju pertumbuhan daun dan batang serta penurunan berat kering total sehingga hasilnya akan berkurang.

17

Selain itu dapat juga mempengaruhi produktivitas hutan, mengakibatkan gangguan pada ekosistem akuatik, serta mengakibatkan penyakit kanker kulit, penyakit katarak serta menurunnya daya imunitas pada manusia. Dengan berkurangnya daya imunitas oranng menjadi lebih peka terhadap serangan infeksi termasuk virus herpes dan lepra. Mekanisme Pembentukan Lubang Ozon di Antartika Pada bulan Agustus Oktober 1987 diadakan penelitian untuk mengetahui apa yang menyebabkan terjadinya lubang ozon di Antartika. Penelitian ini dilakukan oleh sebuah tim Internasional, yang dikenal dengan Airborne Antartic Ozone Experiment. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada musim dingin, daerah lubang ozon dibatasi oleh pusaran angin pada 60o Lintang Selatan. Dengan adanya pusaran angin itu, daerah di atas Antartika merupakan daerah dengan udara yang tenang yang terisolasi dari daerah sekitarnya. Daerah ini disebut botol kungkungan ( containment vessel). Kerusakan ozon terutama terjadi pada ketinggian 14 dan 24 km. Di daerah ini terdapat kadar CFC yang rendah dan ClO (klormonoksida) yang merupakan perusak ozon yang berasal dari CFC. Pada musim dingin, di Antartika matahari tidak bersinar selama berbulanbulan. Karena udara terisolasi oelh adanya pusaran angin dan karena udara terus memancarkan radiasi inframerah ke angkasa, sedangkan matahri tidak bersinar, suhunya terus turun. Pada suhu -78 oC, terjadilah awan yang terutama terdiri dari kristal asam nitrat. Terjadinya lubang ozon di Antartika ini dimungkinkan karena kondisi atmosfer yang khusus. Suhu yang sangat rendah pada musim dingin ini memungkinkan terjadinya reaksi kimia peusakan ozon dalam musim semi berikutnya.

18

Terbentuknya pusaran angin itu dimungkinkan juga karena naiknya kadar gas rumah kaca yang menghalangi lepasnya panas dari bumi ke angkasa, sehingga suhu stratosfer lebih dingin. Di samping daerah utama perusakan ozon terdapat pula lubang mini di luar daerah botol kungkungan sampai pada garis lintang 45 o Selatan di atas ujung selatan Amerika Selatan, Australia dan Selandia Baru. Masing-masing lubang mini hanya berumur beberapa hari saja, kemudian menghilang. Akan tetapi, pada pertengahan bulan September beberapa lubang mini muncul bersamaan dan bergabung menjadi satu.

19

4. PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL Berbagai penelitian yang dilakukan mengenai perubahan iklim

menyimpulkan beberapa kemungkinan penyebab meningkatnya temperatur bumi. Kesimpulan yang dapat digolongkan sebagai penyebab pemanasan global adalah: 1. EFEK RUMAH KACA

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar.

20

Namun

sebagian

panas

tetap

terperangkap

di

atmosfer

bumi

akibat

menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya. Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15 C (59 F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 C (59 F)dari temperaturnya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.

21

2. EFEK UMPAN BALIK

Penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahanlahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer. 22

Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya menghasilkan pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila dibandingkan dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim (sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat). Walaupun demikian, umpan balik awan berada pada peringkat dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan dianggap positif (menambah pemanasan) dalam semua model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat. Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air dibawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan. Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif. Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.

23

3. VARIASI MATAHARI

Variasi Matahari selama 30 tahun terakhir. Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan efek pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an.) Fenomena variasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950. Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari mungkin telah diabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuan dari Duke University mengestimasikan bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan temperatur rata-rata global selama periode 19002000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000. Stott dan rekannya mengemukakan bahwa model iklim yang dijadikan pedoman saat ini membuat estimasi berlebihan terhadap efek gas-gas rumah kaca dibandingkan dengan 24

pengaruh Matahari; mereka juga mengemukakan bahwa efek pendinginan dari debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah dipandang remeh. Walaupun demikian, mereka menyimpulkan bahwa bahkan dengan meningkatkan sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari sekalipun, sebagian besar pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh gasgas rumah kaca. Pada tahun 2006, sebuah tim ilmuan dari Amerika Serikat, Jerman dan Swiss menyatakan bahwa mereka tidak menemukan adanya peningkatan tingkat keterangan dari Matahari pada seribu tahun terakhir ini. Siklus Matahari hanya memberi peningkatan kecil sekitar 0,07% dalam tingkat keterangannya selama 30 tahun terakhir. Efek ini terlalu kecil untuk berkontribusi terhadap pemansan global. Sebuah penelitian oleh Lockwood dan Frhlich menemukan bahwa tidak ada hubungan antara pemanasan global dengan variasi Matahari sejak tahun 1985, baik melalui variasi dari output Matahari maupun variasi dalam sinar kosmis.

25

Dampak- dampak dari Pemanasan Global 1. Meningkatnya level permukaan laut. Mencairnya es di kutub utara dan kutub selatan berdampak langsung pada naiknya level permukaan air laut. Para ahli memperkirakan apabila seluruh Greenland mencair, level permukaan laut akan naik sampai dengan 7 meter. Cukup untuk menenggelamkan seluruh pantai, pelabuhan, dan dataran rendah di seluruh dunia. 2. Perubahan Iklim/cuaca yang semakin ekstrim. NASA menyatakan bahwa pemanasan global berimbas pada semakin ekstrimnya perubahan cuaca dan iklim bumi. Pola curah hujan berubah-ubah tanpa dapat diprediksi sehingga menyebabkan banjir di satu tempat, tetapi kekeringan di tempat yang lain. Topan dan badai tropis akan bermunculan dengan kecenderungan semakin lama semakin kuat. Efek pemanasan global juga sudah dapat kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari. Belakangan ini suhu terasa bertambah panas. Kedatangan musim hujan dan kemarau pun tidak dapat diprediksi lagi. Sekarang panas, lalu tiba-tiba hujan. Perubahan cuaca ekstrim ini menimbulkan gangguan berbagai macam penyakit seperti penyakit kulit, pernafasan, demam, dan sakit kepala. Badai topan belakangan ini juga melanda Jepang. Taiwan, Amerika Serikat, dan terus memecahkan rekor kecepatan angin, skala, dan kekuatan badai dari tahun ke tahun. Curah hujan dan badai salju di China juga memecahkan rekor baru dari tahun ke tahun. Tidak ada satu benua pun di dunia ini yang luput dari perubahan iklim yang ekstrim ini. 3. Gelombang Panas yang Semakin Ganas. Tahun 2007 adalah tahun pemecahan rekor baru untuk suhu yang dicapai oleh gelombang panas yang biasa melanda Amerika Serikat. Daerah St. George, Utah memegang rekor tertinggi dengan suhu tertinggi mencapai 480C. (Sebagai perbandingan, suhu kota Surabaya yang terkenal panas hanya berkisar di antara 300C-370C).

26

Suhu di St. George disusul oleh Las Vegas dan Nevada yang mencapai 470C, serta beberapa kota lain di Amerika Serikat yang rata-rata suhunya di atas 400C. Daerah Death Valley di California malah sempat mencatat suhu 530 Celcius. Serangan gelombang panas kali ini bahkan memaksa pemerintah di beberapa negara bagian untuk mendeklarasikan status darurat siaga I. Serangan tahun itu memakan beberapa korban meninggal (karena kepanasan), mematikan ratusan ikan air tawar, merusak hasil pertanian, memicu kebakaran hutan yang hebat, serta membunuh hewan-hewan ternak. Pada tahun 2003, daerah Eropa Selatan juga pernah mendapat serangan gelombang panas hebat yang mengakibatkan tidak kurang dari 35.000 orang meninggal dunia dengan korban terbanyak dari Perancis (14.802 jiwa). Korban jiwa lainnya tersebar mulai dari Inggris, Italia, Portugal, Spanyol, dan negara- negara Eropa lainnya. Gelombang panas ini juga menyebabkan kekeringan parah dan kegagalan panen merata di daerah Eropa. 5. Mencairnya Gletser. Mencairnya gletser-gletser dunia mengancam

ketersediaan air bersih, dan pada jangka panjang akan turut menyumbang peningkatan level air laut dunia. Namun kenyataannya itu sudah terjadi pada saat ini. Gletser-gletser dunia saat ini mencair hingga titik yang mengkhawatirkan. NASA mencatat bahwa sejak tahun 1960 hingga 2005 saja, jumlah gletser-gletser di berbagai belahan dunia yang hilang tidak kurang dari 8.000 meter kubik. 6. Terlepasnya 400 miliar ton metana ke atmosfer. Pemanasan global juga membawa satu potensi bencana besar bagi planet kita, yaitu mencairnya methane hydrates: metana beku yang tersimpan dalam bentuk es. Metana adalah gas dengan emisi rumah kaca 23 kali lebih ganas dari karbondioksida (CO2), yang berarti gas ini kontributor yang sangat buruk bagi pemanasan global yang sedang berlangsung.

27

Methane hydrates banyak ditemukan di kutub utara dan kutub selatan, dimana ketika pemanasan global semakin meningkat, es di kedua kutub ini akan mencair sehingga metana beku yang diperkirakan berjumlah 400 miliar ton, yang tersimpan dalam lapisan es di kedua kutub tersebut, juga ikut terlepaskan ke atmosfer. Ini belum termasuk metana beku yang tersimpan di dasar laut yang juga terancam mencair karena makin panasnya suhu lautan akibat pemanasan global. Sekali terpicu, siklus ini akan menghasilkan pemanasan global yang sangat parah.

28

5. CARA MENGATASI PEMANASAN GLOBAL 1. Kurangi pemakaian energi listrik yang berlebihan, 2. Kurangi emisi kendaraan bermotor, 3.Tanami pohon, sebab satu buah pohon bisa menyerap 1 ton karbon dioksida sepanjang hidupnya. 4. Mengurangi pemakaian Air conditioner (AC) karena dapat melepaskan gas clorofuorocarbon atau CFC yang dapat merusak lapisan ozon 5. Mengurangi emisi gas rumah kaca pembuangan limbah plastic 6. Industri-industri pun harus mengurangi emisi gas rumah kaca mereka 7. Industri peternakan pun harus mengurangi mereka Emisi gas rumah kaca, sebab emisi gas rumah kaca industri peternakan meliputi 9 % karbon dioksida, 37 % gas metana (efek pemanasannya 72 kali lebih kuat dari CO2 dalam 20 tahun dan 23 kali dalam 100 tahun), 65 % dinitrogen oksida (efek pemanasan 296 kali lebih kuat dari CO2), serta 64 % amonia penyebab hujan asam. Peternakan menyita 30% dari seluruh permukaan tanah kering di Bumi dan 33% dari area tanah yang subur dijadikan ladang untuk menanam pakan ternak. Peternakan juga penyebab dari 80% penggundulan Hutan Amazon

29

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


1. KESIMPULAN Gas rumah kaca yang terdapat di lapisan atmosfer sangatlah penting bagi kehidupan manusia dalam menjaga suhu permukaan bumi agar tetap hangat dan sejuk dan juga sebagai pelindung yang menahan masuknya sinar uv dari matahari yang berlebihan sehingga suhu dan temperature panas yang masuk ke bumi pun tetap stabil. Ozon (O3) merupakan salah satu gas rumah kaca yang terdapat di dalam lapisan stratosfer dan juga dalam lapisan troposfer yang kedua lapisan tersebut merupakan bagian dari lapisan atmosfer yang dimana fungsinya pun untuk menahan masuknya sinar uv yang berlebihan. Namun akibat aktivitas manusia dan kegiatan industri kini, telah menipiskan atau bahkan berdampak pada timbulnya lubang di ozon yang berakibat semakin bertambahnya sinar uv yang masuk ke bumi.

2. SARAN Sehingga untuk mencegah semakin tipisnya lapisan ozon itu, maka kita semua sebagai masyarakat dunia harus mengurangi emisi gas rumah kaca.

30

DAFTAR PUSTAKA

http://en.wikipedia.org/wiki/Ozone http://www.britannica.com/EBchecked/topic/601494/global warming http://www.vnc.qld.edu.au/enviro/landform/landf-ic.htm http://www.answers.com/topic/atmosfer http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0272884209003046 http://translate.googleusercontent.com/translate_c? hl=id&sl=en&u=http://www.1911encyclopedia.org/ http://www.osun.org/efek rumah kaca-doc.html http://www.websters-online-dictionary.com/Tr/ozon.html http://www.osun.org/efek umpan balik -doc.html http://www.osun.org/sun variation -ppt.html http://www.britannica.com/EBchecked/topic/601494/global warming http://www.wordnik.com/words/ozon http://translate.googleusercontent.com/translate_c? hl=id&sl=en&u=http://www.wordnik.com

31

http://www.theozonehole.com/fact.htm www.sz-pet.com/pengertian-lubang-ozon.html http://www.nmacweb.org/My_Homepage_Files/Download/chuska_paper %5B1%5D.pdf http://www.informaworld.com/index/910221250.pdf http://www.probertencyclopaedia.com/cgi-bin/res.pl?keyword= Greenhouse Effect &offset=0 http://dictionary.sensagent.com/ozonelayer/en-en/ http://ozoneeffect.oxfordjournals.org/cgi/content/full/38/9/1225 http://www.viswiki.com/en/ozone http://www.tulane.edu/~sanelson/geol212/atmosfer.htm http://www.cedd.gov.hk/eng/publications/sheet/doc/g3_chapter_4.pdf http://wapedia.mobi/en/Geochemistry http://www.encyclo.co.uk/define/greenhouse effect

32

33

You might also like