You are on page 1of 15

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................ KATA PENGANTAR ......................................................................................... DAFTAR ISI ........................................................................................................ ABSTRAKSI .......................................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... A. Latar Belakang ............................................................................... B. Identifikasi Masalah ....................................................................... C. Batasan Masalah ............................................................................ D. Rumusan Masalah .......................................................................... E. Tujuan Penulisan ........................................................................... F. Metode Penulisan ........................................................................... PEMBAHASAN .................................................................................. DIARE ................................................................................................. A. Pengertia Diare .............................................................................. B. Penyebab Timbulnya Diare ........................................................... C. Penularan Kuman Penyakit Diare ................................................. D. Macam-Macam Penyakit Diare ..................................................... E. Tanda-tanda Penyakit Diare .......................................................... F. Bahaya Dari Diare ......................................................................... G. Usaha Untuk Mengatasi Diare ....................................................... H. Cara Membuat Larutan Oralit dan LGG ........................................ I. Cara Pemberian Larutan Diare ...................................................... J. Yangh Harus Diperhatikan Dalam Pembrian Makanan Dan Minuman Pada Penderita Selama dan Sesudah Diare ........... K. Cara Pencegahan Penyakit Diare ...................................................

BAB I

BAB III PENUTUP ........................................................................................... A. Kesimpulan .................................................................................... B. Saran-saran .................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................

ABSTRAKSI

Mardiawati, lahir di Mamuju tanggal 9 Juni 1988. Anak ke empat dari enam bersaudara, menyelesaikan sekolah SD Negeri 07 Binanga pada tahun 2000. Menyelesaikan sekolah SLTP NEGERI I SENDANA pada tahun 2007. Dan lulus SMU NEGERI I SENDANA pada tahun 2007. Saat ini masih dlam pendidikan pada sebuah perguruan tinggi di STIKES BINA BANGSA MAJENE. Selama sekolah sampai kuliah ia baru pertama kali menulis sebuah karya ilmiah. Wujud cita-citanya sejak lama memang ingin menjadi seorang perawat yang baik. Dan sekarang ia sangat berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari. Dimana pada dunia ke-3, diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, membunuh lebih dari 1,5 Juta orang pertahun. Diare kondisinya dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (Fructose, Lactose), penyakit dan makana atau kelebihan Vitamin C dan biasanya disertai sakit perut dan seringkali enek dan muntah. Dimana menurut WHO (1980) diare terbagi dua berdasarkan mula dan lamanya, yaitu diare akut dan diare kronik. B. Identifikasi Masalah Penderita diare sudah sangat mewabah dimasyrakat mngingat kurangnya perhatian dan kesadaran tentang perlunya kebersihan lingkunyannya. C. Batasan Masalah Karena adanya keterbatasan waktu, tenaga, dana, dan teori pendukung, dan supaya penulisan dapat dilakukan secara baik dan mendalam, maka masalah yang akan diangkat hanya pokok bahasan yang mendalam saja, karena kita dibatasi waktu yang diberikan. D. Rumusan Masalah Setelah masalah yang diteliti dan ditulis itu akan ditentukan variabel apa saja yang akan diangkat dan bagaimana hubungannya variabel yang satu dengan yang lain. Supaya dapat terjawab secara akurat maka masalah yang akan diteliti perlu dirumuskan secara spesifik. Yaitu : 1. Apaka penderita diare semakin mengalami peningkatan

2. Apakah tingkat kesadaran masyarakat semakin kurang dalam menjaga kebersihan lingkungan. E. Tujuan Penulisan 1. Agar masyarakat dapat memahami apa itu penyakit diare dan mengetahuai apa bahaya dari pada penyakit diare. 2. Agar masyarakat dapat memahami penyebab timbulnya penyakit diare dan bagaimana cara pencegahan dari pada penyakit diare. 3. Agar kita juga dapat mengetahui tentang macam-macam dan tanda-tanda penyakit diare. 4. Untuk mengajak masyarakat, agar labih memperhatikan dan menyadari tentang perlunya kebersihan lingkungan. F. Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah metode perpustakaan.

BAB II PEMBAHASAN

DIARE
A. Pengertian Diare Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml perjam tinja), dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat. Pengertian lain diare adalah sebuah penyakit dimana penderita mengalami buang air besar yang sering dan masih memiliki kandungan air berlebihan. B. Penyebab Timbulnya Penyakit Diare Penyakit Diare ditimbulkan oleh Makan tanpa cuci tangan dengan sabun Minum air mentah Makan makanan yang dihinggapi lalat Keracunan makanan Beberapa infeksi virus tetapi juga sering kali akibat dari racun Bakteri. Mengkonsumsi alkohol yang berlebihan, terutama dalam seseorang yang tidak cukup makanan. C. Penularan Kuman Penyakit Diare Kuman penyakit diare dapat ditularkan melalui : Air dan makanan yang tercemar Tangan yang kotor Berak disembarang tempat Botol susu yang kurang bersih

D. Macam-macam penyakit diare Diare terbagi dua berdasarkan mula dan lamanya yaitu : 1) Diare akut Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat, dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari. a. Etiologi Infeksi merupakan penyebab utama diare akut, baik oleh bakteri, parasit maupun virus. Penyebab lain yang dapat menimbulkan diare akut adalah toksin dan obat, nutrisi eteral diikuti puasa yang berlangsung lama, kemoterapi, impaksi tekal (overflow diarrhea) atau berbagai kondisi lain. b. Patogenesis Diare akibat infeksi terutama ditularkan secara fekal oral. Hal ini disebabkan masukan minuman atau makanan yang terkontaminasi tinja ditambah dengan ekresi yang buruk, makanan yang tidak matang, bahkan yang disajikan tanpa dimasak. Penularannya adalah transmisi orang ke orang melalui aeorosolisasi (Morwalk, Rotavirus), tangan yang

terkontaminasi (Clostridium diffecile), atau melalui aktivitas seksual. Faktor penentu terjadinya diare akut adalah faktror penyebab (agent) dan faktor penjamu (host). Faktor penjamu adalah kemampuan pertahanan tubuh terhadap organisme, yaitu faktor daya tahan tubuh atau lingkungan lumen saluran cerna, seperti keasaman lambung, motilitas lambung, imunitas, juga mencakup lingkongan mikroflora usus. Faktor penyebab yang mempengaruhi patogenesis antara lain daya penetrasi yang merusak sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi cairan di usus, serta daya lekat kuman-kuman tersebut membentuk kolonikoloni yang dapat menginduksi diare. Patogenesis diare yang disebabkan infeksi bakteri terbagi dua, yaitu:

1. Bakteri noninvasit (enterotoksigenik) Toksin yang diproduksi bakteri akan terikat pada mukosa usus halus, namun tidak merusak mukosa. Toksin meningkatkan kadar siklik AMP di dalam sel, menyebabkan sekresi aktif anion klorida ke dalam lumen usus yang diikuti air, ion karbonat, kation natrium, dam kalium. 2. Bakteri enteroinvasif Diare menyebabkan kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi, dan bersifat sekretorik eksudatif. Cairan diare dapat bercampur lendir dan darah. Bakteri yang termasuk dalam golongan ini adalah Enteroinvasive E. Coli (EIEC). S. Paratyphi B, S. Typhimurium, S. enteriditis, S. choleraesuis, Shigela, Yersinia, dan C. Pertringens tipe C. penyebab diare lainnya seperti parasit

menyebabkan kerusakan berupa ulkus besar (E. histolytica), kerusakan vilia yang penting untuk penyerapan air, elektrolit, dan zat makanan (G. Lambdia) c. Manifestasi klinis Secara klinis diare karena infeksi akut dibagi menjadi dua golongan yaitu : 1. Koleriform, dengan diare yang terutama terdiri atas cairan saja 2. Disentriform, pada diare di dapat lendir kental dan kadang-kadang darah. d. Penatalaksanaan Pada orang dewasa, penata laksanaan diare akut akibat infeksi terdiri dari : 1. Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan Empat hal penting yang perlu diperhatikan adalah : 1) Jenis cairan

2) Jumlah cairan 3) Jalan masuk atau cara pemberian cairan 4) Jadwal pemberian cairan. 2. Identifikasi penyebab diare akut karena infeksi 3. Terapi simtomatik 4. Terapi defenitif 2) Diare kronik Diare kronik ditetapkan berdasarkan kesepakatan, yaitu diare yang berlangsung lebih dari tiga minggu. Ketentuan ini berlaku bagi orang dewasa, sedangkan pada bayi dan anak ditetapkan batas waktu dua minggu. a. Etiologi Diare kronik memiliki penyebab yang bervariasi dan tidak seluruhnya diketahui. b. Patofisiologi Proses terjadinya diare dipengaruhi dua hal pokok, yaitu konsistensi feses dan motilitas usus, umumnya terjadi akibat pengaruh keduanya. Gangguan proses mekanik dan ensimatik, disertai gangguan mukosa, akan mempengaruhi pertukaran air dan elektrolit, sehingga mempengaruhi konsistensi feses yang terbentuk. Diare kronik dibagi tiga yaitu : 1. Diare osmotik Dijelaskan dengan adanya faktor malabsorpsi akibat adanya gangguan absorpsi karbohidrat, lemak atau protein, danb tersering adanya malabsorpsi lemak. Feses berbentuk steatore. 2. Diare sekretorik Terdapat gangguan transpor akibat adanya perbedaan osmotif intralumen dengan mukosa yang besar sehungga terjadi penarikan cairan dan alektrolit ke dalam lumen usus dalam jumlah besar. Teses

akan seperti air. Diare sekresi terbagi dua berdasarkan pengaruh puasa terhadap diare : 1. Diare sekresi yang dipengaruhi keadaan puasa berhubungan dengan proses intralumen, dan diakibatkan oleh bahan-bahan yang tidak dapat diabsorpsi, malabsorpsi karbohidrat, letesiensi laktosa yang mengakibatkan intolerassi laktosa. 2. Diare cair yang tidak dipengaruhi keadaan puasa terdapat pada sidrom korsinoid, VIP (Vasoactive Inkestinal Polypeptida) oma, karsinoma tiroid medular, adenoma vilosa, dan diare diabetik. 3. Diare inflamasi Diare dengan kerusakan kematian enterosit disertai peradangan. Feses berdarah. Klompok ini paling sering ditemukan. Trbagi dua yaitu nonspesitik dan spesitik. c. Penatalaksanaan a. Simtomatis 1. Rehidrasi 2. Antipasmodik, antikolinergik 3. Obat anti diare a. Obat antimotilitas dan sekresi usus : Laperamid, ditenoksilat, kodein fosfat. b. Aktreotid (sadratatin) c. Obat anti diare yang mengeraskan tinja dan absorpsi zat toksin yaitu Arang, campura kaolin dan mortin. 4. Antiemetik (metoklopromid, proklorprazin, domperidon). 5. Vitamin dan mineral, tergantung kebutuhan, yaitu: a. Vitamin Bie, asam, vitamin A, vitamin K b. Preparat besi, zinc,dan lain-lain. 6. Obat ekstrak enzim pankreas.

7. Aluminium hidroksida, memiliki efek konstifasi, dan mengikat asam empedu. 8. Fenotiazin dan asam nikotinat, menghambat sekresi anion usus. b. Kausal Pengobatan kausal diberikan pada infeksi maupun non infeksi Pada diare kronik dengan penyebab infeksi, obat diberikan berdasarkan etiologinya. E. Tanda-Tanda Penyakit Diare Berak encer, biasanya 3X atau lebih dalam sehari, kadang-kadang disertai : a. Muntah b. Badan lesu dan lemah c. Tidak mau makan d. Panas F. Bahaya Dari Diare 1. Penderita akan kehilangan cairan tubuh 2. Penderita akan menjadi lesu dan lemah 3. Penderita dapat meninggal bila kehilangan cairan tubuh lebih banyak G. Usaha Untuk Mengatasi Diare Penderita diberi minim, larutan yang terbaik untuk penderita diare adalah Oralit, kalau tidak ada boleh diberi larutan Gula, Garam (LGG), bisa juga diberi air the, air kelapa. H. Cara Membuat Larutan Oralit dan LGG 1. Larutan Oralit Bubuk oralit 1 bungkus dilarutka kedalam 1 gelas air masak aduk sampai semua larutan larut dalam air.

2. Larutan Gula, Garam (LGG) Gula 1 sendok the, garam sendok the dilarutkan kedalam 1 gelas air masak, kemudian diaduk sampai I. Cara Memberikan Larutan Oralit 1. Minumkan segera larutan sampai penderita tidak merasa haus lagi (pada anak balita diasanya memerlukan 3 bungkus oralit 200 CC dalam 3 jam pertama) 2. Jika anak muntah pemberian oralit dihentikan dulu, lau kemudian dilanjutkan lagi. 3. Bila sampai hati ke-2 anak masih terus diare atau keadaan anak bertambah parah maka dengan segera dibawah ke Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat. Selam perjalanan pemberian oralit harus terus diberikan. J. Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemberian Makanan dan Minuman pada Penderita Selama dan Sesudah Diare : 1. Penderita diare dangan dipuaskan 2. Bagi yang masih menetek, pemberian ASI diteruskan. 3. Berikan segera cairan Rumah tangga seperti ait kelapa, air sayur, air buah bila penderita mulai menimbulkan gejala Diare. 4. Makanan pendamping ASI yang lunak seperti bubur 5. Teruskan pemberian makanan. Makanan sebaiknya nudah dicerna dan tidak merangsang 6. Sesudah diare pemberian makanan diteruskan dan perlu ditambah. K. Cara Pencegahan Penyakit Diare 1. Pemberian ASI Dapat mencegah Diare karena terjamin kebersihannya serta dapat

meningkatkan daya tahan tubuh baalita. 2. Pemberian makanan Berilah anak balita makanan yang bersih dan bergizi.

3. Pemakaian air besih Gunakan air bersih untuk membersihkan makanan dan minuman bayi. 4. Berak pada tempatnya Biasakanlah anak anda buang kotoran pada jamban (kakus) 5. Kebersihan perorangan Biasakanlah mencuci tangan sebelm makam serta sesudah buang kotoran. 6. Kebersihan makanan dan minuman Perhatikan kebersihan makanan dan miniman meulai daor cara-cara mencuci, memasak, menhhidangkan dan cara menyimpan makanan.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml perjam tinja), dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi. Penyakit diare ditimbulkan oleh makanan, miniman, virus dan bakteri, dan juga alkohol. Kuman penyakit diare ditularkan melalui air dan makanan, tangan yang kotor, berak sebarang tempat dan botol susu yang kurang bersih. Diare terbagi dua berdasarkan mula dan lamanya yaitu; diare aku dan kronik. Penyakit diare ditandai dengan adanya berak encer, biasanya 3x atau lebih dalam sehari, disertai muntah, badan lesu dan lemah, tidak mau makan, panas. Bahaya dari pada diare itu adalah banyaknya kehilangan cairan tubuh, dan menyebabkan kematian. Usaha untuk mengatasi diare yaitu dengan cara memberi minuman, larutan Oralit, biasanya juga larutan gula, garam (LGG). Yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan dan minuman pada penderita diare yaitu Jangan dipuaskan, ,pemberian ASI, pemberian air sayur, buah bila penderita menimbulkan gejala diare. Cara pencegahan penyakit diare yaitu dengan cara pemberian ASI, makanan, pemakaian air bersih, berak pada tempatnya, kebersihan perorangan, kebersihan makanan dan minuman. B. Saran-saran Dengan melihat pembahasan dan mengetahui dampak dari pada diare tersebut, maka kita harus dapat menyadari betapa pentingnya kebersihan dalam diri dan lingkunyan. Oleh karena itu, kita berharap dengan adanya kesadaran, semua masyarakat mau bergotong royong untuk membersihkan dan memelihara lingkunyam dengan baik. Mudah-mudahan harapan kita semua untuk hidup bersih dapat diwujudkan bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Talley NJ, Martin CJ. Clinical gastroenterology : A Practical-based Approach. Sydney; Maclennan dan Petty Pty Limited, 1996. Noer HMS, Waspdji S, Rachman AM, dkk. Buku aja Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. Buku Kader Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Edisi XVII. Jakarta: Kerjasama Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial.

1. Mengapa bakteri E.Coli berbahaya ? Sebenarnya tidak berbahaya. Namun apabila toksin yang dihasilkan melebihi batas normal dan letak yang tidak sesuai mis: usus halus, dapat menyebabkan diare akut maupun kronis apabila tidak ditangani segera. Biasanya bakteri E.Coli hanya ditemui pada usus besar yang berperan dalam pembusukan sisa makanan 2. Fungsi Oralit dan mekanismenya ? Oralit adalah larutan untuk merawat diare. larutan ini sering disebut rehidrasi oral. larutan ini mempunyai komposisi campuran natrium klorida, kalium klorida, glukosa anhidrat, dan natrium bikarbonat. Orang menggunakan larutan ini untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Sering digunakan pada orang /anak anak yang terkena diare. Mekanismenya : Pada usus halus di permukaannya ada membrane . Di dalam mebrane tersebut terdapat transporter yang disebut SGLT-1 (sodium Glukose Transporter-1). transporter ini berfungsi untuk memasukkan gula dalam bentuk glukosa melalui proses absorbsi di usus sehingga gula dapat melewati usus dan masuk ikut tertransport aliran darah. Nahpada proses absorbsi inilah ternyata air ikut masukjadi begini, mekanisme glukosa masuk melewati SGLT -1 ini di bantu oleh ion Natrium yang banyak terkandung di garam. Mekanismenya adalah, ketika dua ion natrium menempel di SGLT-1, maka SGLT-1 akan berubah bentuk sehingga dapat menarik 1 molekul glukosa. Akibatnya, ion natrium dan glukosa tersebut masuk. Ternyata, setelah itu, molekul air (H2O) yang ada didalam usus juga ikut ikutan masuk. G tanggung tanggung masukknya, 264 molekul H2O ikut masuk melewati SGLT1 3. Fungsi air kelapa ? Pada kasus dehidrasi, misalnya diare, air kelapa dapat digunakan sebagai cairan pengganti seperti layaknya oralit. Air kelapa mengandung Selain itu, air kelapa juga kaya dengan mineral seperti natrium, kalium, kalsium, magnesium, besi, dan tembaga. Sebagai sumber tenaga, air kelapa mengandung glukosa. Sebagai sumber zat pembangun, pada air kelapa terdapat protein. Paling tidak, air kelapa mengandung 12 macam protein. 4. Apa itu Intubasi Duodenum ? Pemeriksaan Saluran pencernaan dengan mengambil sekret, yakni enzim di bagian duodenum (usus halus) dengan cara biospsi. 5. Mengonsumsi vit C berlebihan dapat menyebabkan diare ? Umumnya tubuh memerlukan 90 mg vitamin C perhari. Lebih dari itu tubuh dapat mengalami intoksisasi vitamin C yang berujung pada diare akut. Kelompok 3 : 1. Aulia Rachman 2. Farizal 3. Muchsalmina 4. Ridho Chaharsyah 5. Tri Utomo

You might also like