You are on page 1of 8

RESENSI BUKU

BAHAN MATERIAL LANSEKAP


Oleh : Herda Ayu Kusumaningrum (0706891) Arsitektur lansekap berkaita erat dengan pembentukan ruang atau ruang terbuka. Pembentukan ruang tersebut sangat tergantung pada komponen pembentuka ruang yang terdiri dari bidang alas, bidang dinding, dan bidang atap. Bidang ini terbentuk dikarenakan adanya unsur material yang direkayasa sesuai bentuk, tekstur, warna, dan dimensi yang diciptakan. Maka dari itu, kita perlu memahai karakteristik bentuk bahan, fungsi, spesifikasi, paska pemeliharaan dari bahan, serta nilai ekonomis. Adapun material yang digunakan dalam arsitektur lansekap dibagi menjadi dua jenis sesuai dengan karakternya, antara lain: 1. Material Lunak (Soft Materials) Arsitektur lansekap dapat menggubah ruang dengan komponen material lunak, seperti tanaman/ pepohonan dan air. Tanaman merupakan bahan material lansekap yang hidup dan terus tumbuh. Pertumbuhan tanaman akan berpengaruh pada ukuran, bentuk, tekstur, dan warnanya. Pemilihan jenis tanaman tergantung pada : - Fungsi tanaman, disesuaikan dengan tujuan perancangan. - Peletakan tanaman, disesuaikan dengan tujuan dan fungsi tanaman. Dalam perencanaan tapak, vegetasi dapat dikategorikan berdasarkan : o Jenis pohon

Jenis pohon dikelompokkan menurut besar kecilnya pertumbuhan, yaitu jenis pohon besar, pohon kecil, perdu atau semak, dan jenis penutup tanah (rumput). o Bentuk dan struktur pohon, meliputi : Ketinggian Mengenai seberapa tinggi pohon atau semak apabila sudah dewasa.

Kelebarannya Mahkota daun yang lebat dapat memberi keteduhan, sedangkan yang jarang, dapat memberi kesempatan angin menerobos di sela selanya. Bentuk percabangan Meliputi struktur percabangan dan warna kulitnya. Misalnya, jenis filisum bagus untuk bentuk percabangannya, sedangkan pinang merah disukai karena warna kulit batangnya yang merah. o Mahkota daun, bunga, dan buah Meliputi seberapa besarnya bentuk, tekstur, serta warna mahkota daun. Secara ekonomis, apakah bunga atau buahnya berguna. o Ketahanan tanaman yang bergantung pada kondisi lingkungan yang menyangkut: Pemeliharaan Pohon pohon besar umumnya mudah dipelihara, sebaliknya jenis rumput membutuhkan usaha pemeliharaan yang intensif, demikian juga dengan tanaman merambat yang cepat tumbuh. Tanaman mempunyai peran untuk menghilangkan ketegangan-ketegangan mental (stress) yang banyak diderita oleh penduduk kota. Tanaman dapat menciptakan lingkungan yang nyaman, segar harum, menyenangkan, dan sebagainya. Penggolongan tanaman yang ditanam dalam penghijauan di dalam kota dapat dikelompokkan berdasarkan sifat hidupnya yaitu, pohon, perdu, semak dan penutup tanah (rerumputan). Selain itu, dapat juga digolongkan berdasarkan habitatnya atau umumnya ditanam, sebagai tanaman pelindung jalan, tanaman dibantaran kali, tanaman penutup tanah, dan sebagainya.

Pohon atau perdu dapat berdiri sendiri sebagai elemen skluptural pada lansekap atau dapat digunakan sebagai enclosure, sebagai tirai penghalang pemandangan yang kurang baik, menciptakan privasi, menahan suara atau angin, memberi latar belakang suatu obyek atau memberi naungan yang teduh di musim panas. Rumput tidak hanya digunakan sebagai elemen permukaan, tetapi dapat juga digunakan sebagai penahan erosi serta memberi berbagai variasi warna dan tekstur. Dalam perencanaan tapak, tanaman dapat dikategorikan berdasarkan : jenis (besar kecilnya pohon, perdu / semak, rumput), fungsi ( fungsi ekologis pohon, fungsi fisik pohon, fungsi estetis pohon), bentuk dan struktur (tinggi dan lebar pohon), ketahanan (keadaan tanah, iklim, topografi, penyakit), warna batang, bunga serta buahnya ( berguna atau tidak). Penyusunan tanaman didasarkan pada hubungan di antara tanaman tesebut, dalam hal ukuran, bentuk, tekstur, dan warnanya. Tanaman dapat disusun menjadi taman atau tempat bernaung, memberi tirai pemandangan, menahan angin atau memberi bayangan. Jenis tanaman penting digunakan sebagai elemen rancangan. Tanaman dapat membentuk ruang, memberi privasi, atau sebagai titik tangkap perhatian. Tanaman dapat memberi keteduhan, sebagai penahan angin, ataupun sebagai penutup tanag, menyaring atau memberi batas pemandangan, dan mempunyai pola bayangan yang menarik sepanjang siang hari.

Vegetasi dapat disusun menjadi : a. Taman b. Tempat bernaung c. Memberi tirai pemandangan Pemilihan jenis tanaman maupun cara pengaturan penanamannya harus mengikuti rencana penanaman yang disusun untuk memenuhi fungsi serta estetikanya. Apabila pola pengelompokan serta susunan jenis tanaman, ukuran, bentuk, tekstur, dan warnanya masing-masing telah diketahui dengan baik maka perencana dapat menyusun sendiri tata tanamnya berdasarkan satu atau beberapa sifat tanaman- tanaman tersebut.

Jenis vegetasi dapat juga dikelompokan dalam hubungannya dengan keadaan topografi atau kerena adanya struktur arsitektural atau dapat juga membentuk suatu transisi antara permukaan lahan dan bangunan. Batas antara lahan perkerasan dan vegetasi (pohon pohon) yang sudah ada adalah 1,80m, namun hal ini masih dapat bervariasi bergantung pada besarnya pohon dan kondisi tapak.

Perletakan Pohon, Perdu, Semak, Ground cover dan rumput dapat menahan pantulan sinar dari perkerasan, air dan menahan jatuhnya sinar ke daerah yang membutuhkan keteduhan.

VEGETASI SEBAGAI ESTETIS Aesthetic Value / Nilai Estetis. Nilai estetika dari tanaman diperoleh dari perpaduan antara warna

(daun,batang,bunga) bentuk fisik tanaman (batang,percabangan,dan tajuk), tekstur tanaman, skala tanaman dan komposisi tanaman. Nilai estetis tanaman dapat diperoleh dari satu tanaman, sekelompok tanaman yang sejenis, kombinasi tanaman berbagai jenis ataupun kombinasi antara tanaman dengan elemen landsekap lainnya. a. Aesthetic Value Vegetasi memberikan Nilai Estetika dan Meningkatkan Kualitas Lingkungan (Austin, Richard L, Designing with Plant, 1982.). Nilai estetika dari tanaman diperoleh dari perpaduan antara warna (daun, batang, bunga), bentuk fisik tanaman (batang, percabang, tajuk), tekstur tanaman, skala tanaman, dan komposisi tanaman. Nilai estetis dari tanaman dapat diperoleh dari satu tanaman, sekelompok tanaman yang sejenis, kombinasi tanaman berbagai jenis ataupun kombinasi antara tanaman dengan element lansekap lainnya. Dalam konteks lingkungan, kesan estetis itu menyebabkan nilai kualitasnya akan bertambah. b. Warna

Warna dari suatu tanaman dapat menimbulkan efek visual tergantung pada refleksi cahaya yang jatuh pada tanaman tersebut. . Efek psikologis yang ditimbulkan dari warna seperti telah diuraikan sebelumnya, yaitu warna cerah memberikan rasa senang, gembira serta hangat. Sedangkan warna lembut memberikan kesan tenang dan sejuk. Bila beberapa jenis tanaman dengan berbagai warna dipadukan dan dikomposisikan akan menimbulkan nilai estetis. Sejalan dengan hal tersebut, maka kualitas dan kuantitas ruang terbuka akan terus berkembang dan berubah sesuai dengan pertumbuhan tanaman. Pada daerah beriklim tropis, tanaman dibagi menjadi dua jenis sesuai dengan masa daunnya, antara lain: 1) Tanaman yang menggugurkan daun (Decidous plants) Tanaman yang menggugurkan daun adalah jenis-jenis tanaman yang berybahbentuk ataupun warna daunnya sesuai dengan musimnya. Setelah musim panas, daun akan berguguran. Sedangkan pada musim hujan, daun tumbuh lebat, atau sebaliknya. Contoh tanaman jenis ini antara lain adalah: Flamboyan (Delonix Regia), Angsana (Pterocarpus indicus), atau jenis Gymnospermae. 2) Tanaman yang hijau sepanjang tahun (Evergreen conifers) Tanaman yang berdaun sepanjang tahun adalah jenis tanaman yang berdaun lebat dan berbunga sepanjang musim karena mereka tidak menggugurkan daunnya. Contohnya adalah jenis cemara. Karakteristik tanaman terdiri dari: 1) Bentuk (tajuk, batang, cabang, ranting, dan daun) 2) Tekstur (batang dan daun) 3) Warna (batang, daun, dan bunga) 4) Fungsi tanaman 5) Tinggi dan lebar tanaman Habitus tanaman terdiri dari 1) Pola pertumbuhannya

2) Sistem perakarannya 3) Tempat tumbuhnya 4) Pola pemeliharaannya Adapun contoh bentuk tajuk tanaman terdiri atas: tidak beraturan, buat, kolom, tiang, kerucut, oval, payung, dan bulat bebas. Fungsi tanaman secara ekologis antara lain adalah: 1) Menyerak CO2 (karbon dioksida) dan menghasilkan O2 (oksigen) bagi makhluk hidup di siang hari. 2) Memperbaiki iklim setempat. 3) Mencegah terjadinya erosi atau pengikisan muka tanah (run off) 4) Menyerap air hujan Fungsi tanaman dalam perancangan lansekap adalah: 1) Vegetasi untuk complimentory architecture Kumpulan pepohonan ini dapat memberikan sesuatu yang lebih indah dan lebih memberi arti yang lebih monumental bagi bangunan yang ada. 2) Vegetasi untuk soften line Kehadiran banyak jenis pohon dengan ukuran yang tidak sama akan memberikan kesan yang lebih lunak dan nyaman. Pola perumahan yang lurus akan terkesan lembut apabila di sekitarnya tedapat pohon 3) Vegetasi untuk unity Suatu kawasan pemukiman atau perumahan yang mempunyai pola terpencar-pencar dan menempati suatu areal yang luas akan terasa lebih menyatu apabila ditanami pohon. Beberapa pohon yang tingginya tidak sama akan dapat memberikan kesan sebagai pemersatu antar bangunan. 4) Vegetasi untuk creating shadow Kadang-kadang suatu kawasan yang sangat luas memiliki jalan masuk yang panjang. Jalan masuk ini akan terkesan teduh apabila ditanami pohon-pohon yang bertajuk rapat. 5) Vegetasi sebagai pembatas pandangan

6) Vegetasi sebagai pengontrol angin dan sinar matahari 7) Vegetasi sebagai aksentuasi 2. Material Keras (Hard Materials) Material keras dibagi menjadi lima kelompok besar, antara lain: a. Material Keras Alami (Organic Materials) Material ini berasal dari bahan alami yaitu kayu. Kayu dapat digunakan sebagai bahan pembentukan furniture lansekap, retailing wall, ataupun perkerasan. Kayu memiliki kekuatan yang berbeda yang tergantung dari keawetannya. Sedangkan keawetan kayu tergantung pada penempatannya, missal: kayu yang terlindung dari sinar matahari tidak akan lekas rusak. Adapun usaha untuk mempertinggi keawetan kayu adalah dengan dicat atau dikurangi kadar airnya dan diberi obat pengawet. Kekuatan kayu dibagi menjadi lima kelas (Heinz Frick, 1982), antara lain: 1) Kayu kelas 1: Kayu hitam, kayu ulin, dan sawo kecik 2) Kayu kelas 2: jati dan puspa 3) Kayu kelas 3: damar dan meranti merah 4) Kayu kelas 4: kemiri dan angsana 5) Kayu kelas 5: Jeunjing b. Material Keras Alami dan Potensi Geologi (Inorganic Materials Used in Their Natural State) Material yang termasuk dalam material alami dan potensi geologi antara lain adalah: batu-batuan, pasir, dan batu bata. c. Material Keras Buatan Bahan Metal (Inorganic Materials Used in Highly Modified State) Material yang termasuk dalam material keras buatan bahan metal ini antara lain adalah alumunium, besi, perunggu, tembaga, dan baja. d. Material Keras Buatan Sintetis atau Tiruan (Synthetic Materials) Contoh dari material sintetis atau tiruan antara lain adalah bahan plastik atau fiberglass.

e. Material Keras Buatan Kombinasi (Composite Materials) Contoh dari material keras buatan kombinasi adalah beton dan polywood. Adapun material/ elemen pendukung landscape : Tempat duduk/ kursi taman. - Untuk istirahat sejenak. - Tempat duduk dengan sesuatu untuk dipandang. Elemen elemen alam : Sifat air yang tenang di kolam apabila dikombinasikan dengan dengan pohon maka akan menghasilkan suasana yang tenang misalnya dengan pembuatan kolam air/ kolam air mancur yang berfungsi: - sebagai sarana bermain anak-anak. - tepian kolam air mancur sebagai tempat duduk.

DAFTAR PUSTAKA Rustam, Hakim dan Hardi Utomo. 2003. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Jakarta: Bumi Aksara. zukawi@gmail.com zukawi.blogspot.com desainlansekap.wordpress.com www.indonetwork.or.id www.kateglo.com www.wikipedia.com

You might also like