Professional Documents
Culture Documents
Principles of Public Finance, Routledge & Keegan Paul Ltd,London, 2000 Hugh Dalton. 2. Public , Prentice Hall, Twelve Edition, Otto Eckstein 1999. 3. Finance in Theory and Practice, Mc Grow Hill Book Coy, International Students Edition, 2000. Richard A Musgrove, Peggy B Musgrove. 4. Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek, BPPE, Yogjakarta. M. Suparmoko, Drs,MA.,Ph.D.
MANAJEMEN
FUNGSI ENTITAS DAN SUMBER DAYA
FUNGSI ENTITAS
SUMBER DAYA
G O O D G O V E R N M E N T
FUNGSI MANAJEMEN
HANKAM
KESRA
DIKJAR
SDM
KEU
FAS
EKONOMIS
PLANNING
ORGANIZING
EFISIENSI
LEADING / ACTUATING
CONTROLLING
EFEKTIVITAS
PAN CAS I LA
KEUANGAN NEGARA : I. PENDAHULUAN 1. Pemerintah dan Rumah Tangga : Perbedaan dalam cara berfikir : terdapat, rumah tangga konsumsi, rumah tangga produksi, pemerintah/negara, entitas luar negeri. Bertujuan memenuhi kebutuhan anggotanya. Pada pemerintah pengeluaran ditentukan oleh kegiatan. Pada rumah tangga lainnya oleh penerimaan. 2. Peranan pemerintah dalam perekonomian (kapitalis vs sosialis) 3. Kepincangan kepincangan dalam mekanisme pasar (perlunya barang kolektif, biaya manfaat privat dan biaya manfaat sosial, adanya risiko besar, adanya sifat monopoli, adanya inflasi dan deflasi, perkembangan usaha, distribusi pendapatan tidak merata). 4. Eksternalitas (external benefit dan external cost) dan barang publik (non exclusion). 5. Macam kegiatan pemerintah (alokasi faktor produksi, redistribusi pendapatan, stabilisasi ekonomi, meningkatkanpertumbuhanekonomi)
II. PENGELUARAN PEMERINTAH 1. Meningkatnya kegiatan dan pengeluaran negara (adanya, perang, kenaikan penghasilan masyarakat, urbanisasi, perkembangan demokrasi, penggerak pembangunan) 2. Efisiensi dalam pengeluaran negara (keadilan, efisiensi ekonomi, kebapakan (paternalisme), kebebasan terkendali) 3. Kebijakan subsidi (subsidi BBM, gas, listrik dll) 4. Pengaruh subsidi barang dengan jumlah tertentu (mengurangi jumlah pembelian, tidak mengubah konsumsi total, konsumsi berlebihan, konsumsimenjadi terlalu rendah, 5. Klasifikasi pengeluaran pemerintah (investasi, kesejahteraan, penghematan pengeluaran uang yad, membuka peluang kerja dan meningkatkan daya beli.
III. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA 1. Pengertian anggaran (pernyataan yang terperinci tentang penerimaan dan pengeluaran negara yangdiharapkan dalam jangka waktu tertentu atau satu tahun) 2. Kebijakan anggaran : a. PerekonomianTertutup3 RT 1) APBN tak seimbang, 2) APBN seimbang ; b. PerekonomianTerbuka 3 RT+Perdagangan LN 3. Kebijakan anggaran pendapatan dan belanja negara pengalaman Indonesia PerekonomianTertutup (3RT) + Pinjaman L/D N . /GBHN/PELITA IV. ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT 1. Kriteria investasi 2. Macam manfaat dan biaya suatu proyek 3. Mengenal dan mengukur manfaat suatu proyek 4. Mengenal dan mengukur biaya proyek 5. Menentukan waktu dan bunga diskonto
V. PENERIMAAN PEMERINTAH 1. Sumber-sumber penerimaan negara 2. Distribusi beban pemerintah 3. Sistem perpajakan dan politik pajak 4. Penggeseran beban pajak 5. Hubungan antara seorang penjual/produsen(firm) dengan pasar (industri) 6. Kesejahteraan yang hilang karena pajak
VII. PENENTUAN HARGA BARANG OLEH PEMERINTAH 1. Penentuan harga barang-barang publik 2. Kebijakan harga hasil pertanian VIII. PENGARUH PAJAK TERHADAP PEREKONOMIAN 1. Pengaruh pajak terhadap produksi 2. Pengaruh pajak terhadap distribusi pendapatan 3. Pengaruh pajak terhadap keinginan untuk bekerja
IX. HUTANG NEGARA 1. Macam dan ciri dari hutang negara 2. Sumber panjaman negara 3. Beban dan hutang negara 4. Masalah pengelolaan hutang negara X. KEBIJAKAN FISKAL 1. Asal mula dari kebijakan fiskal 2. Macam kebijakan fiskal 3. Tujuan kebijakan fiskal 4. Konflik antara stabilitas dan kesempatan kerja 5. Kaitan antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter
XI. PEMBANGUNAN EKONOMI DAN PINJAMAN LUAR NEGERI 1. Pendahuluan 2. Pinjaman luar negeri sebagai sumber kapital 3. Pemilihan antara pinjaman dalam negeri (Internal Debt) dan pinjaman luar negeri (External Debt) 4. Pinjaman luar negeri dan inflasi 5. Kapasitas untuk membiayai pinjaman luar negeri Indonesia 6. Meringankan bebean pinjaman 7. Posisi pinjaman luar negeri Indonesia diantara negara Asean 8. Pembayaran cicilan hutang luar negeri dan bunganya dalam hubungannya dengan APBN 9. Kesimpulan
XII. DISTIBUSI PENDAPATAN 1. Redistribusi pendapatan : Pro dan kontra 2. Beberapa kesulitan pengukuran derajat ketidakmerataan distibusi pendapatan 3. Beberapa teknik redistribusi pendapatan 4. Pengaruh kebijakan redistribusi pendapatan terhadap keinginan untuk bekerja, biaya sosial (welfare cost) dan pembebanan pajak (Tax Incidence). XIII. HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH 1. Transfer pemerintah pusat ke pemerintah daerah 2. Besarnya transfer pemerintah pusat kepada pemerintah daerah 3. Bantuan pemerintah dan pembangunan daerah yang seimbang 4. Bantuan pusat, Tax Effort dan Fiscal Need 5. Ikhtisar dan kesimpulan
IV. ALAT ANALISIS DAN PENGENDALIAN KEUANGAN 1. Analisis ratio keuangan 2. Perencanaan keaungan V. LIKUIDITAS DAN MANAJEMEN MODAL KERJA 1. Likuiditas, kas dan sekuritas marketabel 2. Manajemen piutang dan persediaan 3. Manajemen utang dan pembiayaan jangka Pendek dan menengah
VI. KEUANGAN PASAR MODAL DAN RESIKO MANAJEMEN 1. Dasar permodalan jangka panjang 2. Keuangan leasing 3. Penerbitan saham 4. Keuangan pendapatan tetap dan utang Pensiun 5. Hybrid financing melalui sekuritas yang terkait 6. Resiko manajemen keuangan
VII. EKSPANSI DAN KONTRAKSI 1. Merger dan pasar untuk pengendalian korporat 2. Korporat dan restrukturisasi tidak dipaksakan 3. Manajemen keungan internasional
MANAJEMEN KEUANGAN
Dosen : 1. Prof.Dr.H.Tb.Hasanuddin,M.Sc.,Ak.P. 2. Dr.Hj.Ellen Rusliati,SE.,MSIE. 3. Jaja Suteja,SE.,M.Si.
I.
1) 2) 3) II. 1. 2. 3. III. 1) 2) 3) IV.
1) 2) 3) 4)
TUJUAN
Agar mahasiswa memahami Manajemen Keuangan Negara; Manajemen Keuangan Perusahaan Agar mahasiswa mampu mengetahui permasalahan keuangan Agar mampu memberikan pandangan mengenai upaya memperbaiki kelemahan yang ada. METODE BELAJAR Diskusi dalam kuliah tatap muka Membahas konsep manajemen keuangan melalui studi literatur dan membuat laporan Membahas kasus UJIAN Responsidan diskusi Ujian tengah semester Ujian akhir semester UNSUR YANG DINILAI
Kehadiran Responsi dan tugas UTS UAS 5% 15% 30% 50%
V.
MATERI
1)
Keuangan Negara : 1. Anggaran Belanja Negara 2. Kebijakan Paskal 3. Utang Negara 4. Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah
2)
Manajemen Keuangan Entitas Bisnis : 1. Dasar Manajemen Keuangan 2. Investasi Aset dan Hasil Yang Diharapkan 3. Pengelolaan Keuangan dan Kebijakan Dividen 4. Alat Analisis dan Kendali 5. Pengelolaan Likuiditas dan Modal Kerja 6. Keuangan Pasar Modal dan Manajemen Resiko 7. Ekspansi dan Kontraksi
( Peran Manajemen Keuangan ) 1. Fin Management is concerned with the acquisition, financing and management of assets with some overall goal in mind. 2. Decision Function Of Fin Management 1) The Investment 2) Financing 3) Asset Management
3 . INVESTMENT DECISION 1) A determination of the total amount of assets needed to be held by the firm Balance sheet 2) Invest decis Total How Much Assets Need ? 3) Assets that can no longer be economi cally justified may need to be reduced, eliminated or replaced
4. FINANCING DECISION
Financial manager is Concerned with make up if the right hand side of The arrangement balance sheet Balance Sheet Assets Liabilities : - Short term loan - Long term loan - Lease - Bonds - Stocks 100 x 100 x
ASSETS
The third important Decision of the firm is the asset Management decis Assets have been acquired and appropriate financing provided This assets must still be managed efficiently The fin, Man is charged with varying degrees of operating responsibility over existing assets The Fin Mans responsibilities require that the greater concers be placed with the management of current assets than with fixed assets.
LIABILITIES
1) 2) 3)
4)
3) Maximation of earnings per share is notafully appropriate goal because it does not specify the timing or duration expected returns. (1) Is the investment project that will produse a $ 100.000,- return 5 years from now more valuable than the project that will produce annual returns of $ 15.000,in each of the next 5 years ? (2) an answer to this question depens on the time value of money to the firm and to investors at the margin (3) an objective of maximazing earnings per share may not be the same as maximizing market price per share.
The Latest : - Represents tge focal judgement of all market participants as to the value of the partcular firm. - It take into account present and prospective future earnings per share, the timing, duration and risk of these earnings, the dividend policy of the firm, and other factors that bear upon the market price of the stock. - The market price serves as a barometer for business performances it indicates how well management is doing in behalf of its stockholders.
4) MANAGEMENT VERSUS SHARES HOLDERS The separation of ownership and control in the modern corporation results in potensial conflicts between owners and managers. (1) The objectives of management may differ from those of the firms share holders (2) Creates a situation in which management may act in its own best interest rather than those of the share holders. (3) Management as the agents of the owners. Share holders, hoping that the agents will act in the share holders best interests, delegate decision making authority to them. i. Agent (s), individual (s) authorised by another person, called the principal, to act in the latters behalf. ii. Agency (theory), a branch of economics relating to the behaviour of principals (such as owners) and their agents (such as managers).
5) Social Resposibility Maximizing share holders wealth does notimly that management. Should ignore social responsibility. (1) Protecting the consumers, (2) Paying fair wages to employees, (3) Maintaining fair hiring practices and safe working conditions, (4) Supporting education, (5) Involved in environmental issues such as clean air and water. Because the criteria for social responsibility are not clearly defined, it is difficult to formulate consistent policies.
MANAJEMEN KEUANGAN
Sebetulnya setiap orang melaksanakan manajemen keuangan Fungsi audit harus memahami manajemen keuangan agar dapat memahami cara pandang manajemen waktu memutuskan suatu keputusan transaksi
. Asset
. Utang . Pendapatan . Biaya dan seterusnya
juga :
- Alat lain untuk mengkomunikasikan informasi yang terkait baik langsung ataupun tidak langsung dengan informasi yang disaji oleh sistem akuntansi. - Mungkin diharuskan oleh peraturan atau sukarela - Bentuk yang biasa dipakai misalnya : - Laporan tahunan - Prospektus - Formulir formulir pemenuhan kewajiban terhadap Kantor Pajak, bea cukai, Bank Indonesia dan Badan Pengawasan Pasar Modal.
Efektivitas keputusan akan meningkat jika keputusan tersebut dibuat berdasarkan pemahaman mengenai posisi dan kinerja objek pengambilan keputusan Oleh karena itu, laporan keuangan bukanlah tujuan akhir dari proses pelaporan keuangan.
2.
3.
4.
2.
3.
3. Neraca
Menyajikan informasi tentang sumber daya ekonomi, kewajiban dan hak kepemilikan suatu perusahaan Membantu investor, kreditor dan pemakai lain untuk mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan keuangan serta likuiditas dan solvabilitas suatu perusahaan Menilai kinerja perusahaan pada suatu periode Indikasi aliran kas yang dapat diperoleh dari beberapa sumber daya ekonomi dan kas yang akan keluar bagi pelunasan beberapa kewajiban.
Utang Lancar Utang Usaha Pemotongan PPh Harus Disetor Utang Jk.Pj Yang Harus Dilunasi
Total Utang Lancar Utang Jangka Panjang dan Modal Obligasi Agio dan Disagio Saham Modal Agio Saham Sisa Laba (Rugi) Tahun lalu Laba (Rugi) Tahun Berjalan Total Utang Jk. Pj. dan Modal
TOTAL AKTIVA
1) 2) 3) 4) 5)
Analitis khusus dapat dilakukan dengan : Rasio Trend Pengujian Kewajaran Regresi Perbandingan : - Antar Periode - Dengan Anggaran - Dengan informasi ekonomi eksternal
6.
6.2.Analisa Rasio :
6.2.1. Rasio Kelancaran Aktiva Lancar Rasio Lancar = Pasiva Lancar Aktiva Lancar - Persediaan
Rasio Cepat =
Pasiva Lancar 6.2.2. Rasio Aktivitas
Penjualan
Rasio Perputaran Aktiva AAA = Saldo (Rata-rata) Aktiva AAA
1. Perencanaan Laba
Perencanaan laba dibuat perusahaan dalam rangka untuk memperkirakan kebutuhan pendanaan di masa mendatang Manajemen menggunakan media anggaran untuk menuangkan rencana ini dalam format kuantitatif Karena muatannya, peran anggaran dapat diperluas menjadi alat perencanaan, alat memotivasi pegawai, alat pengendali kegiatan organisasi dan alat evaluasi kinerja Demikian luasnya penggunaan anggaran, sehingga dikenal berbagai macam anggaran dengan berbagai tujuan pula Untuk mengendalikan operasi perusahaan misalnya anggaran fisik, anggaran penjualan, anggaran biaya, anggaran laba dan anggaran kas Dalam anggaran keuangan dikenal adalah pengangguran modal, proforma laba rugi, proforma neraca dan proforma arus kas
Proforma Laporan Keuangan Tahun Proforma Laba Rugi Pendapatan Harga Produksi dan Biaya Operasi Biaya Penyusutan Total Harga Pokok Prod.dan Biaya Ops. Laba Operasi Biaya Bunga 16% Setahun Pajak 30% Laba Bersih 2000 2001 2002 2003
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
Neraca
Aktiva Lancar Kas Piutang Persediaan Total Aktiva Lancar 0 0 0 0 3.180.000.000 0 0 3.180.000.000 3.889.040.000 23.710.400.000 14.658.000.000 42.257.440.000 9.398.480.000 30.484.800.000 14.658.000.000 54.541.280.000
Aktiva Tetap Total Aktiva Tetap Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Aktiva Total Aktiva
0 0 0
Utang dan Modal Pinjaman Modal Laba Ditahan Total Utang dan Modal Arus Kas Kas dan Operasi Laba Bersih Penyusutan Perubahan Modal Kerja Total Kas dari Operasi Kas dari Inventaris Tanah lokasi pabrik Engineering dan supervisi Mesin dan peralatan Alat pengangkut Budidaya Tanaman Bunga dalam konstruksi Total kas dan Investasi Kas dan Pendanaan Setoran Modal Pengambilan Pinjaman pengakuan Bunga Pembayaran kembali Pinjaman 0 0 0 0 77.000.000.000 42.500.000.000 0 119.500.000.000 89.320.000.000 57.500.000.000 125.440.00 146.945.440.000 77.000.000.000 57.500.000.000 13.097.280.000 147.597.280.000
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0
42.500.000.000 77.000.000.000 0 0
15.000.000.000 0 12.320.000.000 0
0 0 14.291.200.000 -26.611.200.000
0
0
119.500.000.000
3.180.000.000
27.320.000.000
790.040.000
-12.320.000.000
5.509.440.000
2. Manajemen Kas
Kas adalah media utama bagi perusahaan untuk mengelola likuiditasnya Demikian pentingnya likuiditas, kas disebut sebagai darah perusahaan Ketekoran kas sekecil apapun, kadang bisa membuat perusahaan berhenti beroperasi Menyediakan kas yang cukup adalah prasyarat hak hidup perusahaan Walaupun penting kas adalah asset perusahaan yang paling tidak produktif Pedoman pengelolaan kas adalah tersedianya kas yang cukup, tetapi tidak berlebihan.
Anggaran Kas BULAN Penjualan Penagihan Dlm Bln Penj 1 Bln Sth Penj 2 Bln Sth Penj Total Penagihan Pembelian Pembayaran JANUARI 5.000.000 FEBRUARI 5.000.000 MARET 10.000.000 APRIL 15.000.000 MEI JUNI
20.000.000 10.000.000
1.000.000 0 0
1.000.000 3.500.000 0
10.500.000 14.000.000
1.000.000
1.000.000
(1.000.000)
1.500.000
10.000.000
5. Manajemen Persediaan
Keputusan terhadap besaran jumlah persediaan yang akan dipelihara sangat tergantung pada hasil analisa imbal hasil dan risiko akibat stock out dan biaya pemeliharaan persediaan Persediaan telah banyak membantu pekerjaan manajemen keuangan dalam suatu periode yang panjang, sebelum dipergunakannya tatanan operasi yang memungkinkan perusahaan beroperasi tanpa persediaan Kemajuan teknologi dan penataan kembali hubungan pemasok dengan konsumen pada beberapa industri telah memungkinkan perusahaan melaksanakan metode operasi just in time
, dimana :
S adalah total kebutuhan persediaan periode yang dihitung O adalah biaya penempatan order, dan C adalah biaya penyimpanan per unit
2 X 12.500 X 3.600
Q=
1.0000
= 300 unit,
b.
c.
e. f. g.
2
+1.000
3
+1.000
4
+1.000
5
+1.000
Jika kita percaya bahwa tingkat bunga pasar adalah 10% setahun maka nilai sekarang dari uang yang akan kita terima adalah
0
+
1
1.000 + (1+0,1)1
2
1.000 + (1+0,1)2
3
1.000 + (1+0,1)3
4
1.000 + (1+0,1)4
5
1.000 (1+0,1)5
1
+909,09
2
+826,45
3
+751,31
4
+683,01
5
= 3,709.78 +620,92
0
-3,70.78
1
+909,09
2
+826,45
3
+751,31
4
+683,01
5
+620,92
Kita akan memberi dia pinjaman sebesar Rp.3.790.78 dan akan mendapatkan pengembalian selama lima tahun berturut turut, masing-masing Rp.1.000,-. Konsep ini menjelaskan nilai waktu uang, dimana : Uang hari ini lebih baik dari pada uang besok.
Jika kemudian ditambahkan informasi yang lain,misalnya : a. Istri karyawan yang hendak meminjam uang tersebut akan segera melahirkan anak bungsunya. b. Anak tertua karyawan tersebut segera akan bekerja. Manajemen keuangan mempunyai metode untuk menganalisa hal tersebut yaitu : a. Dengan mengoreksi taksiran kas yang akan kita terima, atau b. Dengan nengubah nilai kepastian bahwa uang cicilan yang Rp.1.000,- akan kita terima. (Konsep premium risiko)
Contoh Penerapan Contoh keputusan yang dapat dilihat sebagai model penerapan premium risiko : 1. Pembayaran langganan koran/majalah 3 bulan dimuka lebih murah daripada pembayaran bulanan 2. Diskon tunai 3. Model-model pengelolaan float 4. Pemberian kupon undian bagi pembayaran awal.
b. Kita masukkan sebagai deposito di Bank dengan hasil 11%. Sementara itu, peluang untuk untung kemungkinannya adalah 80% dan peluang untuk rugi adalah 20%. 800 0,4 320 Dagang 1.400 0,6 840 1.600 atau 16% 1.000 11% Deposito 1.000 Premium Resiko 5%
Premium Risiko : Adalah tambahan hasil yang mungkin diperoleh karena seseorang mau menanggung risiko tambahan. Premium risiko membuat arus kas yang tidak sama kepastiannya menjadi seolah olah sama nilainya Secara sederhana contoh diatas menjelaskan konsep manajemen keuangan bahwa : Uang yang pasti lebih baik daripada uang yang tidak pasti. Kita kan sama indiferrent terhadap : a. Terjun di trading dengan hasil 16% dan b. Menaruh deposito dengan hasil 11% Mengapa ? Karena pertambahan kekayaan yang mungkin diperoleh dari kedua keputusan tersebut persis sama.
Contoh Penerapan
Contoh keputusan yang dapat dilihat sebagai model penerapan premium risiko : Bunga/jasa yang ditawarkan bank untuk giro lebih rendah dari tabungan Bunga tabungan lebih rendah dari bunga deposito Bunga di bank asing lebih tinggi daripada bunga di bank pemerintah Bunga di bank pemerintah lebih tinggi dari pada bunga di bank umum swasta Bunga di bank umum swasta lebih tinggi daripada bunga di BPR.
3. Bunga
Sejumlah uang yang dibungakan selama serangkaian waktu pada suatu Tingkat bunga yang bervariasi akan dihitung sebagai berikut :
15% 10% 20%
1.000
1.150
1.265
1.518
Nilai setelah masa pertama Nilai setelah masa kedua Nilai setelah masa ketiga
= 1.000 x 1.15 = 1.150 = 1.000 x 1.15 x 1.1 = 1.265 = 1.000 x 1.15 x 1.1 x 1.2 = 1.158
0
-8.000 =
1
+0
2
+0
3
+12.144
8.000
8.000
12.144 r3 = 8.000
1/3
12.144 r3 = 8.000
1/3
- 1 = 1.2 1 = 0,20 = 20 %
UNIT V PENILAIAN
Penilaian digunakan untuk menyebut usaha mencari nilai suatu perusahaan Penilaian asset biasanya difokuskan pada penilaian saham dan obligasi Manager perusahaan merespon kebutuhan investor dan kreditor dengan usaha pengelolaan perusahaan yang dapat memaksimalkan nilai. Biaya modal (cost of capital) adalah konsep terpadu yang harus diingat dalam usaha penilaian perusahaan melalui penilaian sekuritasnya Oleh karena itu,terdapat setidaknya dua alasan mengapa penilaian asset keuangan harus dipelajari, yaitu : 1. Untuk memahami bagaimana usaha penilaian asset 2. Biaya modal bersumber pada imbal hasil yang diharapkan para investor perusahaan.
1. Definisi Nilai
1. 2. 3. 4. Nilai Buku Nilai Likuidasi Nilai Pasar Nilai Intrinsik
C1
C2
C3
Cn
V=
1+R
1 +
1+R
+
1+R
3 + ......... +
1+R
Asset B
2 160
3 160
2
4 160
3
+
1 + 0,16
+
1 + 0,16
+
1 + 0,16
-1.000 = + 137.93
+ 118.91
+ 102.51
+ 640.65
Asset B
0 Asset B 160 +
1
2 160 +
2
3 160 +
3
1 + 0.16
1 + 0,16
1 + 0,16
-1.000 = + 137.93
+ 118.91
+ 743.16
0 Asset C
1 160 + 1 + 0,16 1
2 160 2 1 + 0,16
-1.000 =
+ 137.93
+ 862.07
2 160 + 1 + 0,17
2
3 160 +
4 160
3
+ 1 + 0,17
1 + 0,17
-972.55 = + 136.75
+ 116.88
+ 99.89
+ 619.03
0 Asset B
1 160 + 1 + 0.17
1
2 160 + 1 + 0,17
2
3 1. 160 + 1 + 0,17
3
-980.90 = + 136.75
+ 116.88
+ 724.27
0
Asset C
1
160 + 1 + 0.17
1
2
160 + 1 + 0,17
2
-984.15 = + 136.75
+ 847.40
0 Asset A
1 160 + 1 + 0,15
1
2 160 + 1 + 0,15
2
3 160 + 1 + 0,15
3
4 160 + 1 + 0,15
4
-1.028.54 = + 139.13
120.98
+ 105.20
+ 663.23
0 Asset B
1 160 + 1 + 0.15
1
2 160 + 1 + 0,15
2
3 1. 160 + 1 + 0,15
3
-1.028.54 = + 139.13
+ 120.98
+ 762.72
1 160 + 1 + 0.17
1
2 1.160 + 1 + 0,17
2
Asset C
-1.028.54 = + 139.13
+ 877.13
Asset C
1.000
984.15
-1,59
1.016.26
+1,63
Semakin panjang umur asset, semakin sensitif asset tersebut terhadap perubahan tingkat bunga.
Asset A
Asset B Asset C
640.66
743.16 862.07
624.34
730.51 854.70
-2,55
-1,70 -0,84
657.52
756.14 869.56
+2,63
+1,75 +0,69
Semakin panjang umur asset, semakin sensitif asset tersebut terhadap tingkat bunga
8.
9.
Proyek A
-40.000 +15.000 +12.000
2.1.Payback Period
Payback Period adalah kriteria pengukuran non discounted. Payback Period mengukur seberapa cepat suatu investasi dapat kembali. Semakin cepat investasi kembali,semakin menarik dari sisi penilaian payback period 0 1 2 3 4
Proyek A
-40.000 +18.000 Kas Kumulatif -40.000 -22.000 +15.000 +12.000 +8.000 -7.000 +4.000 +12.000
Discounted Cash
- 40.000
+ 18.000
+ 1+ 0,15
1
+15.000
+ 1+ 0,15
2
160
+ 1+ 0,15
3
1.160
1+ 0,15
4
Disconted Cash
-40.000
+15.652
+11.342
+7.890
+4.574
Net Present Value (NPV) negatif adalah indikasi penurunan nilai kekayaan akibat diambilnya suatu keputusan. Semakin positif NPV proyek semakin disukai.
+12.000 +7.890
Dapat diyakini bahwa discount factor 15% kebesaran, sehingga IRR proyek A harus lebih kecil dari 15%. NPV pada 14% -40.000 +15.652 +11.342 +7.890 +4.574 = -167
IRR Proyek A adalah (14+0,XX)% atau (15-YY)% Jarak perubahan nilai kekayaan antara 14 dengan 15% adalah = +167 (-542) = 709 IRR Proyek A = 14% + (167/709) X 1 )% = 14% + 0,23% = 14,23%
3. Biaya penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi : a. Biaya investasi, yang terdiri atas : 1. Biaya investasi lahan pendidikan 2. Biaya investasi selain lahan pendidikan 3. b. Biaya operasi yang terdiri atas : 1. Biaya personalia 2. Biaya non personalia 4. Biaya personalia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b angka 1 dan ayat (3) huruf b angka 1 meliputi : a. Biaya personalia satuan pendidikan, yang terdiri atas : 1. Gaji pokok bagi pegawai pada satuan 2. Tunjangan yang melekat pada gaji bagi pegawai pada satuan pendidikan
3. Tunjangan struktural bagi pejabat struktural pada satuan pendidikan 4. Tunjangan Fungsional bagi pejabat fungsional di luar guru dan dosen 5. Tunjungan fungsional atau subsidi tunjangan fungsional bagi guru dan dosen. 6. Tunjangan Profesi bagi guru dan dosen 7. Tunjangan khusus bagi guru dan dosen 8. Maslahat tambahan bagi guru dan dosen 9. Tunjangan kehormatan bagi dosen yang memiliki jabatan professor atau guru besar b. Biaya personalia penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan, yang terdiri atas : 1. Gaji Pokok 2. Tunjangan yang melekat pada gaji 3. Tunjangan struktural bagi pejabat struktural 4. Tunjangan fungsional bagi pejabat fungsional
Pemerintah atau pemerintah daerah dapat mendanai investasi dan/atau biaya operasi satuan pendidikan dalam bentuk hibah atau bantuan sosial sesuai peraturan perundang-undangan.
2)
Pemerintah dapat memberikan hibah kepada daerah atau sebaliknya, untuk kepentingan pendidikan sesuai peraturan
perundang-undangan.
3)
Pemerintah atau pemerintah daerah dapat memberikan hibah kepada masyarakat atau sebaliknya, untuk kepentingan
4.
Pendanaan biaya investasi lahan satuan pendidikan bukan pelaksana program wajib belajar baik formal maupun nonformal, yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah sesuai kewenangannya dan dialokasikan dalam anggaran pemerintah daerah. Pendanaan biaya investasi lahan satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah atas inisiatif pemerintah menjadi tanggung jawab pemerintah dan dialokasikan dalam anggaran pemerintah. Pendanaan biaya investasi lahan satuan pendidikan tinggi yang diselengarakan oleh Pemerintah atas usulan pemerintah daerah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah sesuai kewenangannya dan dialokasikan dalam anggaran pemerintah daerah. Tanggung jawab pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (6) dilaksanakan sampai dengan terpenuhinya Standar Nasional Pendidikan.
5.
6.
7.
a. pemerintah b. pemerintah daerah c. masyarakat d. bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan/atau e. sumber lain yang sah 2) Pendanaan tambahan di atas biaya investasi lahan yang diperlukan untuk pemenuhan rencana pengembangan program atau satuan pendidikan yang diselenggarakan pemerintah daerah sesuai kewenangan menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal dapat bersumber dari :
2)
Pendanaan biaya investasi selain lahan untuk satuan pendidikan dasar pelaksana program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah sesuai kewenangannya dan dialokasikan dalam anggaran pemerintah daerah. Tanggung jawab pendanaan oleh pemerintah dan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sampai dengan terpenuhinya Standar Nasional Pendidikan.
3)
1)
Pendanaan biaya investasi selain lahan untuk satuan pendidikan yang bukan pelaksana program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang diselenggarakan oleh Pemerintah menjadi tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Pendanaan biaya investasi selain lahan untuk satuan pendidikan yang bukan pelaksana program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah menjadi tanggung jawab bersama pemerintah daerah sesuai kewenangannya dan masyarakat.
2)
1) Pemerintah daerah, pemangku kepentingan pendidikan, dan pihak asing dapat membantu pendanaan biaya investasi selain lahan untuk satuan pendidikan yang diselenggarakan Pemerintah.
2) Pemerintah, pemangku kepentingan pendidikan, dan pihak asing dapat membantu pendanaan biaya investasi selain lahan untuk satuan pendidikan yang diselenggarakan pemerintah daerah.
1) Pendanaan tambahan di atas hanya biaya investasi selain lahan yang diperlukan untuk pemenuhan rencana pengembangan satuan pendidikan yang diselenggarakan pemerintah menjadi bertarap internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal dapat bersumber dari :
a. b. c. d. e. Pemerintah Pemerintah daerah Masyarakat Bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan/atau Sumber lain yang sah
2) Pendanaan tambahan di atas biaya investasi selain lahan yang diperlukan untuk pemenuhan rencana pengembangan satuan pendidikan yang diselenggarakan pemerintah daerah sesuai kewenangannya menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal dapat bersumber dari :
1) 2) 3) 4) 5) Pemerintah Pemerintah daerah Masyarakat Bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan/atau Sumber lain yang sah
3) Anggaran biaya investasi selain lahan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang dikembangkan menjadi taraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal harus merupakan bagian integral dari anggaran tahunan satuan pendidikan yang diturunkan dari rencana kerja tahunan yang merupakan pelaksana dari rencana strategis satuan pendidikan.
BIAYA PERSONALIA
1) Tanggung jawab Pemerintah terhadap pendanaan biaya personalia pegawai negeri sipil di sektor pendidikan meliputi : a. Biaya personalia satuan pendidikan, baik formal maupun nonformal, yang terdiri atas :
1) Gaji pokok bagi pegawai negeri sipil pusat. 2) Tunjangan yang melekat pada gaji bagi pegawai negeri sipil pusat.
3)
Tunjangan struktural bagi pejabat struktural pada satuan pendidikan bagi pegawai negeri sipil pusat. 4) Tunjangan fungsional bagi pejabat fungsional pegawai negeri sipil pusat di luar guru dan dosen. 5) Tunjangan fungsional bagi guru dan dosen pegawai negeri sipil pusat. 6) Tunjangan profesi bagi guru dan dosen pegawai negeri sipil pusat. 7) Tunjangan profesi bagi guru pegawai negeri sipil daerah. 8) Tunjangan khusus bagi guru dan dosen pegawai negeri sipil pusat yang ditugaskan di daerah khusus oleh pemerintah. 9) Tunjangan khusus bagi guru pegawai negeri sipil daerah yang ditugaskan di daerah khusus oleh pemerintah. 10) Maslahat tambahan bagi guru dan dosen pegawai negeri sipil pusat. 11) Tunjangan kehormatan bagi dosen pegawai negeri sipil pusat yang meliliki jabatan professor atau guru besar.
b. Biaya personalia penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan, baik formal nonformal, oleh pemerintah, yang terdiri atas : 1) Gaji pokok bagi pegawai negeri sipil pusat 2) Tunjangan yang melekat pada gaji bagi pegawai negeri sipil pusat. 3) Tunjangan struktural bagi pejabat struktural bagi pegawai negeri sipil pusat di luar guru dan dosen. 4) Tunjangan fungsional bagi pejabat fungsional bagi pegawai negeri sipil pusat di luar guru dan dosen. 2) Pendanaan biaya personalia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialokasikan dalam anggaran pemerintah.
BIAYA PERSONALIA
1) Tanggung Jawab Pemerintah terhadap pendanaan biaya personalia bukan pegawai negeri sipil di sektor pendidikan meliputi :
a.
b.
c.
d. e.
Subsidi tunjangan fungsional bagi dosen tetap yang ditugaskan oleh pemerintah atau penyelenggara/satuan pendidikan yang didirikan masyarakat. Subsidi tunjangan fungsional bagi guru tetap madrasah dan pendidikan keagamaan formal yang ditugaskan oleh pemerintah atau penyelenggara/satuan pendidikan yang didirikan masyarakat. Tunjangan profesi bagi guru yang ditugaskan oleh pemerintah atau dosen yang ditugaskan oleh pemerintah atau penyelenggara/satuan pendidikan yang didirikan masyarakat. Tunjangan khusus bagi guru atau dosen yang ditugaskan didaerah khusus oleh pemerintah. Tunjangan khusus bagi guru atau dosen yang ditugaskan didaerah khusus oleh penyelenggara/satuan pendidikan yang didirikan masyarakat yang memperoleh persetujuan dari pemerintah.
f.
Tunjangan kehormatan bagi dosen tetap yang memiliki jabatan professor guru besar yang ditugaskan oleh pemerintah atau penyelenggara/satuan pendidikan yang didirikan masyarakat. g. Honorarium bagi guru honor yang ditugaskan oleh pemerintah. h. Honorarium bagi personalia pendidikan kesetaraan, keaksaraan, dan pendidikan nonformal lainnya yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat atas inisiatif pemerintah. 2) Pendanaan biaya personalia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialokasikan dalam anggaran pemerintah.
b. Biaya personalia penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan, baik formal maupun nonformal, oleh pemerintah daerah terdiri atas :
1) Gaji pokok bagi pegawai negeri sipil daerah. 2) Tunjangan yang melekat pada gaji bagi pegawai negeri sipil daerah. 3) Tunjangan struktural bagi pejabat structural bagi pegawai negeri sipil daerah di luar guru dan dosen. 4) Tunjangan fungsional bagi pejabat fungsional bagi pegawai negeri sipil daerah di luar guru dan dosen.
2) Pendanaan biaya personalia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialokasikan dalam anggaran pemerintah daerah.
PENDANAAN TAMBAHAN
1) Pendanaan tambahan di atas biaya personalia yang diperlukan untuk pemenuhan rencana pengembangan satuan atau program pendidikan yang diselenggarakan pemerintah menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal dapat bersumber dari : a. Pemerintah b. Pemerintah daerah c. Masyarakat d. Bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan/atau e. Sumber lain yang sah
2) Pendanaan tambahan di atas biaya personalia yang diperlukan untuk pemenuhan rencana pengembangan satuan pendidikan yang diselenggarakan pemerintah daerah sesuai kewenangannya menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal dapat bersumber dari : 1) Pemerintah 2) Pemerintah daerah 3) Masyarakat 4) Bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan/atau 5) Sumber lain yang sah 3) Anggaran biaya personalia satuan pendidikan dasar dan menengah yang dikembangkan menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal harus merupakan bagian integral dari anggaran tahunan satuan pendidikan yang diturunkan dari rencana kerja tahunan yang merupakan pelaksanaan dari rencana strategis satuan pendidikan.
PENDANAAN TAMBAHAN
1) Pendanaan tambahan di atas biaya non personalia yang diperlukan untuk pemenuhan rencana pengembangan satuan atau program pendidikan yang diselengggarakan pemerintah menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal dapat bersumber dari : a. Pemerintah b. Pemerintah daerah c. Masyarakat d. Bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan/atau e. Sumber lain yang sah 2) Pendanaan tambahan di atas biaya nonpersonalia yang diperlukan untuk pemenuhan rencana pengembangan satuan atau program pendidikan yang diselenggarakan pemerintah daerah sesuai kewenangannya menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal dapat bersumber dari:
a. Pemerintah b. Pemerintah daerah c. Masyarakat d. Bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan/atau e. Sumber lain yang sah 3) Anggaran biaya nonpersonalia satuan pendidikan dasar dan menengah yang dikembangkan menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal harus merupakan bagian integral dari anggaran tahunan satuan pendidikan yang diturunkan dari rencana strategis satuan pendidikan.
BIAYA PERSONALIA
1) Pendanaan biaya personalia kantor penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan oleh pemerintah menjadi tanggung jawab pemerintah dan dialokasikan dalam anggaran pemerintah.
2) Pendanaan biaya personalia kantor penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan oleh pemerintah daerah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah sesuai kewenangannya dan dialokasikan dalam anggaran pemerintah daerah.
BIAYA NONPERSONALIA
1) Pendanaan biaya nonpersonalia kantor penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan oleh pemerintah menjadi tanggung jawab pemerintah dan dialokasikan dalam anggaran pemerintah. 2) Pendanaan biaya nonpersonalia kantor penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan oleh pemerintah daerah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah sesuai kewenangannya dan dialokasikan dalam anggaran pemerintah daerah.
1)
Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai kewenangannya memberi bantuan biaya pendidikan atau beasiswa kepada peserta didik yang orang tua atau walinya tidak mampu membiayai pendidikannya. Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai kewenangannya dapat memberi beasiswa kepada peserta didik yang berprestasi.
2)
2)
3)
BIAYA NONPERSONALIA
1) Satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah sesuai kewenangannya, wajib menerima bantuan biaya nonpersonalia dari pemerintah dan/atau pemerintah daerah. 2) Dalam hal terdapat penolakan terhadap bantuan biaya nonpersonalia sebagaimana dimaksud pada ayat (1), satuan pendidikan dilarang memungut biaya tersebut dari peserta didik, orang tua atau wali peserta didik. 3) Satuan pendidikan yang memungut biaya nonpersonalia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
BAB III TANGGUNG JAWAB PENDANAAN PENDIDIKAN OLEH PENYELENGGARA SATUAN PENDIDIKAN YANG DIDIRIKAN MASYARAKAT
BIAYA INVESTASI SATUAN PENDIDIKAN BIAYA INVESTASI LAHAN PENDIDIKAN
1)
Lahan untuk satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat harus memenuhi Standar Nasional Pendidikan. Pendanaan biaya investasi untuk lahan satuan pendidikan, baik formal maupun nonformal, yang diselenggarakan masyarakat menjadi tanggung jawab penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan. Tanggung jawab penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah sampai dengan terpenuhinya Standar Nasional Pendidikan. Pemerintah, pemerintah daerah, pemangku kepentingan pendidikan, dan pihak asing dapat membantu pendanaan investasi untuk lahan satuan dan/atau program pendidikan, baik formal maupun nonformal, yang diselenggarakan masyarakat.
2)
3)
4)
PENDANAAN TAMBAHAN
1) Pendanaan tambahan di atas biaya investasi lahan satuan pendidikan yang diperlukan untuk mengembangkan satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal dapat bersumber dari : a. penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat. b. orang tua atau wali peserta didik c. Masyarakat di luar orang tua atau wali peserta didik d. Pemerintah e. Pemerintah daerah f. Pihak asing yang tidak mengikat dan/atau g. Sumber lain yang sah. 2) Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d diatur dengan Peraturan Menteri dan Peraturan agama sesuai dengan kewenangan masing-masing.
3)
Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah daerah sesuai kewenangannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e diatur dengan peraturan kepala daerah.
4) Investasi lahan untuk satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat dan dikembangkan menjadi bertaraf internasional dan/atau berbsis keunggulan lokal harus merupakan bagian integral dari rencana kerja tahunan yang merupakan pelaksanaan dari rencana strategis satuan pendidikan.
3) Tanggung jawab pendanaan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sampai dengan terpenuhinya Standar Nasional Pendidikan. 4) Pendanaan biaya investasi selain lahan untuk satuan pendidikan bukan penyelengggara program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang diselenggarakan masyarakat, menjadi tanggung jawab bersama penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan dan masyarakat. 5) Pemerintah, pemerintah daerah, pemangku kepentingan pendidikan, dan pihak asing dapat membantu pendanaan biaya investasi selain lahan untuk satuan dan/atau program pendidikan formal dan nonformal yang diselenggarakan masyarakat.
PENDANAAN TAMBAHAN 1) Pendanaan tambahan di atas biaya investasi selain lahan yang diperlukan untuk pengembangan satuan atau program pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal dapat bersumber dari : a. Penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat. b. Orang tua atau wali peserta didik c. Masyarakat di luar orang tua atau wali peserta didik d. pemerintah e. pemerintah daerah f. pihak asing yang tidak mengikat dan/ atau g. sumber lain yang sah.
2) Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d diatur dengan peraturan menteri dan peraturan menteri agama sesuai kewenangan masing-masing. 3) Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah daerah sesuai kewenangannya sebagaimana dimasuk pada ayat (1) huruf e diatur dengan peraturan kepala daerah. 4) Investasi selain lahan untuk satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat dan dikembangkan menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal harus merupakan bagian integral dari anggaran tahunan satuan pendidikan yang diturunkan dari rencana kerja tahunan yang merupakan pelaksanaan dari rencana strategis satuan pendidikan.
BIAYA PERSONALIA
1) Biaya personalia satuan pendidikan, baik formal maupun nonformal, yang diselengarakan oleh masyarakat yang menjadi tanggung jawab penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan sekurang-kurangnya mencakup : a. Gaji pokok b. Tunjangan yang melekat pada gaji c. Tunjangan fungsional bagi guru dan dosen d. Maslahat tambahan bagi guru dan dosen
2) Biaya personalia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam perjanjian kerja antara penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat dengan masing-masing pendidik/tenaga kependidikan, atau kesepakatan kerja bersama antara penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan dengan keseluruhan pendidik/tenaga kependidikan.
3) Pemerintah, pemerintah daerah, pemangku kepentingan pendidikan, dan pihak asing dapat membantu pendanaan biaya personalia pada satuan pendidikan, baik formal maupun nonformal, yang diselengarakan masyarakat.
PENDANAAN TAMBAHAN
1) Pendanaan tambahan di atas biaya personalia yang diperlukan untuk mengembangkan satuan atau program pendidikan yang diselenggarakan masyarakat menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal, dapat bersumber dari : a. Penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat. b. Orang tua atau wali peserta didik c. Masyarakat di luar orang tua atau wali peserta didik d. Pemerintah e. Pemerintah daerah f. Pihak asing yang tidak mengikat dan/atau g. Sumber lain yang sah 2) Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d diatur dengan peraturan menteri dan peraturan menteri agama sesuai kewenangan masing-masing.
3)
Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah daerah sesuai kewenangannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e diatur dengan peraturan kepala daerah.
4) Biaya personalia satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat dan dikembangkan menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal harus merupakan bagian integral dari anggaran tahunan satuan pendidikan yang diturunkan dari rencana kerja tahunan yang merupakan pelaksanaan dari rencana strategis satuan pendidikan.
BIAYA NONPERSONALIA 1) Pendanaan biaya nonpersonalia untuk satuan pendidikan dasar madrasah pelaksana program wajib belajar yang diselenggarakan oleh masyarakat menjadi tanggung jawab pemerintah dan dialokasikan dalam anggaran pemerintah. 2) Pendanaan biaya nonpersonalia untuk satuan pendidikan dasar sekolah pelaksana program wajib belajar yang diselenggarakan oleh masyarakat menjadi tanggung jawab pemerintah daerah sesuai kewenangannya dan dialokasikan dalam anggaran pemerintah daerah.
3) Tanggung jawab pendanaan oleh pemerintah dan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sampai dengan terpenuhinya Standar Nasional Pendidikan. 4) Pendanaan biaya nonpersonalia untuk satuan pendidikan bukan pelaksana program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang diselenggarakan masyarakat, menjadi tanggung jawab bersama antara penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat dan peserta didik atau orang tua/walinya. 5) Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, dan pihak asing dapat membantu pendanaan biaya nonpersonalia satuan pendidikan yang diselenggarakan penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat.
6) biaya nonpersonalia penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat bersumber dari : a. Pemerintah b. Pemerintah daerah c. Pemangku kepentingan satuan pendiidkan di luar peserta didik atau orang tua/walinya. d. Bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan/atau e. Sumber lainnya yang sah.
PENDANAAN TAMBAHAN
1) Pendanaan tambahan di atas biaya nonpersonalia yang diperlukan untuk pengembangan satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal, dapat bersumber dari : a. Penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat b. Pemerintah c. Pemerintah daerah d. Peserta didik atau orang tua/walinya e. Pemangku kepentingan di luar peserta didik atau orang tua/walinya f. Bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan/atau g. Sumber lainnya yang sah. 2) Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diatur dengan peraturan menteri dan peraturan menteri agama sesuai kewenangan masing-masing.
3) Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c diatur dengan peraturan kepala daerah sesuai kewenangannya. 4) Biaya nonpersonalia satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat dan dikembangkan untuk bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal harus merupakan bagian integral dari anggaran tahunan satuan pendidikan yang diturunkan dari rencana kerja tahunan yang merupakan pelaksanaan dari rencana strategis satuan pendidikan.
BIAYA NONPERSONALIA
Pendanaan biaya nonpersonalia untuk kantor penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat menjadi tanggung jawab penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan.
a. Penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat memberi bantuan biaya pendidikan atau beasiswa kepada peserta didik atau orang tua atau walinya yang tidak mampu membiayai pendidikannya. b. Penyelenggaraan atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat dapat memberi beasiswa kepada peserta didik yang berprestasi. c. Pendanaan bantuan biaya pendidikan dan beasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat bersumber dari : PENJELASAN BANTUAN PENDIDIKAN DAN BEASISWA 1) Beasiswa sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 mencakup sebagian atau seluruh biaya pendidikan yang harus ditanggung peserta didik, termasuk biaya pribadi peserta didik. 2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian beasiswa oleh pemerintah sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 diatur dengan peraturan menteri atau peraturan menteri agama sesuai kewenangan masing-masing. 3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian beasiswa oleh pemerintah daerah sesuai kewenangannya sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 diatur dengan peraturan kepala daerah.
BIAYA NONPERSONALIA
1) Satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah sesuai kewenangannya, wajib menerima bantuan biaya nonpersonalia dari pemerintah dan/atau pemerintah daerah. 2) Dalam hal terdapat penolakan terhadap bantuan biaya nonpersonalia sebagaimana dimaksud pada ayat (1), satuan pendidikan dilarang memungut biaya tersebut dari peserta didik, orang tua atau wali peserta didik. 3) Satuan pendidikan yang memungut biaya nonpersonalia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. PENDANAAN PENDIDIKAN DI LUAR NEGERI Tanggung jawab pendanaan satuan pendidikan yang dikelola oleh pemerintah di luar negeri diatur dengan peraturan menteri.
BAB III TANGGUNG JAWAB PENDANAAN PENDIDIKAN OLEH PENYELENGGARA SATUAN PENDIDIKAN YANG DIDIRIKAN MASYARAKAT
BIAYA INVESTASI SATUAN PENDIDIKAN BIAYA INVESTASI LAHAN PENDIDIKAN 1) Lahan untuk satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat harus memenuhi Standar Nasional Pendidikan. 2) Pendanaan biaya investasi untuk lahan satuan pendidikan, baik formal maupun nonformal, yang diselenggarakan masyarakat menjadi tanggung jawab penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan.
3)
Tanggung jawab penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah sampai dengan terpenuhinya Standar Nasional Pendidikan. Pemerintah, pemerintah daerah, pemangku kepentingan pendidikan, dan pihak asing dapat membantu pendanaan investasi untuk lahan satuan dan/atau program pendidikan, baik formal maupun nonformal, yang diselenggarakan masyarakat.
4)
PENDANAAN TAMBAHAN
1) Pendanaan tambahan di atas biaya investasi lahan satuan pendidikan yang diperlukan untuk mengembangkan satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal dapat bersumber dari :
a. b. c. d. e. f. g. penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat. orang tua atau wali peserta didik Masyarakat di luar orang tua atau wali peserta didik Pemerintah Pemerintah daerah Pihak asing yang tidak mengikat dan/atau Sumber lain yang sah.
2) Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d diatur dengan Peraturan Menteri dan Peraturan agama sesuai dengan kewenangan masing-masing.
3) Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah daerah sesuai kewenangannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e diatur dengan peraturan kepala daerah.
4) Investasi lahan untuk satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat dan dikembangkan menjadi bertaraf internasional dan/atau berbsis keunggulan lokal harus merupakan bagian integral dari rencana kerja tahunan yang merupakan pelaksanaan dari rencana strategis satuan pendidikan.
3) Tanggung jawab pendanaan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sampai dengan terpenuhinya Standar Nasional Pendidikan. 4) Pendanaan biaya investasi selain lahan untuk satuan pendidikan bukan penyelengggara program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang diselenggarakan masyarakat, menjadi tanggung jawab bersama penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan dan masyarakat. 5) Pemerintah, pemerintah daerah, pemangku kepentingan pendidikan, dan pihak asing dapat membantu pendanaan biaya investasi selain lahan untuk satuan dan/atau program pendidikan formal dan nonformal yang diselenggarakan masyarakat.
PENDANAAN TAMBAHAN
1) Pendanaan tambahan di atas biaya investasi selain lahan yang diperlukan untuk pengembangan satuan atau program pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal dapat bersumber dari : a. Penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat. b. Orang tua atau wali peserta didik c. Masyarakat di luar orang tua atau wali peserta didik d. pemerintah e. pemerintah daerah f. pihak asing yang tidak mengikat dan/ atau g. sumber lain yang sah.
2) Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d diatur dengan peraturan menteri dan peraturan menteri agama sesuai kewenangan masing-masing. 3) Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah daerah sesuai kewenangannya sebagaimana dimasuk pada ayat (1) huruf e diatur dengan peraturan kepala daerah. 4) Investasi selain lahan untuk satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat dan dikembangkan menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal harus merupakan bagian integral dari anggaran tahunan satuan pendidikan yang diturunkan dari rencana kerja tahunan yang merupakan pelaksanaan dari rencana strategis satuan pendidikan.
BIAYA PERSONALIA
1) Biaya personalia satuan pendidikan, baik formal maupun nonformal, yang diselengarakan oleh masyarakat yang menjadi tanggung jawab penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan sekurangkurangnya mencakup : a. Gaji pokok b. Tunjangan yang melekat pada gaji c. Tunjangan fungsional bagi guru dan dosen d. Maslahat tambahan bagi guru dan dosen
2) Biaya personalia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam perjanjian kerja antara penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat dengan masing-masing pendidik/tenaga kependidikan, atau kesepakatan kerja bersama antara penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan dengan keseluruhan pendidik/tenaga kependidikan. 3) Pemerintah, pemerintah daerah, pemangku kepentingan pendidikan, dan pihak asing dapat membantu pendanaan biaya personalia pada satuan pendidikan, baik formal maupun nonformal, yang diselengarakan masyarakat.
PENDANAAN TAMBAHAN
1) Pendanaan tambahan di atas biaya personalia yang diperlukan untuk mengembangkan satuan atau program pendidikan yang diselenggarakan masyarakat menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal, dapat bersumber dari : a. Penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat. b. Orang tua atau wali peserta didik c. Masyarakat di luar orang tua atau wali peserta didik d. Pemerintah e. Pemerintah daerah f. Pihak asing yang tidak mengikat dan/atau g. Sumber lain yang sah
1) Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d diatur dengan peraturan menteri dan peraturan menteri agama sesuai kewenangan masing-masing. 2) Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah daerah sesuai kewenangannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e diatur dengan peraturan kepala daerah. 3) Biaya personalia satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat dan dikembangkan menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal harus merupakan bagian integral dari anggaran tahunan satuan pendidikan yang diturunkan dari rencana kerja tahunan yang merupakan pelaksanaan dari rencana strategis satuan pendidikan.
BIAYA NONPERSONALIA
1) Pendanaan biaya nonpersonalia untuk satuan pendidikan dasar madrasah pelaksana program wajib belajar yang diselenggarakan oleh masyarakat menjadi tanggung jawab pemerintah dan dialokasikan dalam anggaran pemerintah. 2) Pendanaan biaya nonpersonalia untuk satuan pendidikan dasar sekolah pelaksana program wajib belajar yang diselenggarakan oleh masyarakat menjadi tanggung jawab pemerintah daerah sesuai kewenangannya dan dialokasikan dalam anggaran pemerintah daerah.
3) Tanggung jawab pendanaan oleh pemerintah dan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sampai dengan terpenuhinya Standar Nasional Pendidikan.
4) Pendanaan biaya nonpersonalia untuk satuan pendidikan bukan pelaksana program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang diselenggarakan masyarakat, menjadi tanggung jawab bersama antara penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat dan peserta didik atau orang tua/walinya. 5) Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, dan pihak asing dapat membantu pendanaan biaya nonpersonalia satuan pendidikan yang diselenggarakan penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat.
6) Pendanaan biaya nonpersonalia penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat bersumber dari : a. Pemerintah b. Pemerintah daerah c. Pemangku kepentingan satuan pendidikan di luar peserta didik atau orang tua/walinya. d. Bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan/atau e. Sumber lainnya yang sah.
PENDANAAN TAMBAHAN
1) Pendanaan tambahan di atas biaya nonpersonalia yang diperlukan untuk pengembangan satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal, dapat bersumber dari : a. Penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat b. Pemerintah c. Pemerintah daerah d. Peserta didik atau orang tua/walinya e. Pemangku kepentingan di luar peserta didik atau orang tua/walinya f. Bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan/atau g. Sumber lainnya yang sah.
2) Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diatur dengan peraturan menteri dan peraturan menteri agama sesuai kewenangan masing-masing. 3) Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c diatur dengan peraturan kepala daerah sesuai kewenangannya. 4) Biaya nonpersonalia satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat dan dikembangkan untuk bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal harus merupakan bagian integral dari anggaran tahunan satuan pendidikan yang diturunkan dari rencana kerja tahunan yang merupakan pelaksanaan dari rencana strategis satuan pendidikan.
BIAYA NONPERSONALIA
Pendanaan biaya nonpersonalia untuk kantor penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat menjadi tanggung jawab penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan.
3) Pendanaan bantuan biaya pendidikan dan beasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat bersumber dari : a. Penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat. b. Pemerintah c. Pemerintah daerah d. Orang tua/wali peserta didik e. Pemangku kepentingan di luar peserta didik dan orang tua/walinya f. Bantuan pihak asing yang tidak mengikuti dan/atau g. Sumber lainnya yang sah.
BAB IV TANGGUNG JAWAB PENDANAAN PENDIDIKAN OLEH MASYARAKAT DILUAR PENYELENGGARA DAN SATUAN PENDIDIKAN YANG DIDIRIKAN MASYARAKAT
TANGGUNG JAWAB PESERTA DIDIK ORANG TUA, DAN/ATAU WALI PESERTA DIDIK
Peserta didik, orang tua, dan/atau wali peserta didik bertanggung jawab atas : a. Biaya pribadi peserta didik b. Pendanaan biaya investasi selain lahan untuk satuan pendidikan bukan pelaksana program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang diperlukan untuk menutupi kekurangan pendanaan yang disediakan oleh penyelenggara dan/atau satuan pendidikan. c. Pendanaan biaya personalia pada satuan pendidikan bukan pelaksana program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang diperlukan untuk menutupi kekurangan pendanaan yang disediakan oleh penyelenggara dan/ atau satuan pendidikan.
d) Pendanaan biaya nonpersonalia pada satuan pendidikan bukan pelaksana program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang diperlukan untuk menutupi kekurangan pendanaan yang disediakan oleh penyelenggara dan/atau satuan pendidikan e) Pendanaan sebagian biaya investasi pendidikan dan/atau sebagian biaya operasi pendidikan tambahan yang diperlukan untuk mengembangkan satuan pendidikan menjadi bertaraf internasional dan/ atau berbasis keunggulan lokal.
PENJELASAN TANGGUNG JAWAB PESERTA DIDIK ORANG TUA, DAN/ATAU WALI PESERTA DIDIK Tanggung jawab peserta didik, orang tua, dan/atau wali peserta didik dalam pendanaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 47 huruf b sampai dengan huruf e ditujukan untuk :
a. menutup kekurangan pendanaan satuan pendidikan dalam memenuhi Standar Nasional Pendidikan b. mendanai program peningkatan mutu satuan pendidikan di atas Standar Nasional Pendidikan.
Sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan, kecukupan, dan keberlanjutan.
Prinsip keadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berarti bahwa besarnya pendanaan pendidikan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Prinsip kecukupan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berarti bahwa pendanaan pendidikan cukup untuk membiayai penyelenggaraan pendidikan yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan. Prinsip keberlanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berarti bahwa pendanaan pendidikan dapat digunakan secara berkesinambungan untuk memberikan layanan pendidikan yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan.
3)
4)
1)
2)
3)
Pendanaan pendidikan bersumber dari pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Dana pendidikan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bersumber dari : a. Anggaran pemerintah b. Anggaran pemerintah daerah c. Bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan/atau d. Sumber lain yang sah Dana pendidikan penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat dapat bersumber dari : a. Pendiri penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat b. Bantuan dari masyarakat, di luar peserta didik atau orang tua/walinya. c. Bantuan pemerintah d. Bantuan pemerintah daerah e. Bantuan pihak asing yang tidak mengikat f. Hasil usaha penyelenggara atau satuan pendidikan g. Sumber lainnya yang sah.
4) Dana pendidikan satuan pendidikan yang diselenggarakan pemerintah dapat bersumber dari : a. Anggaran pemerintah b. Bantuan pemerintah daerah c. Pungutan dari peserta didik atau orang tua/walinya yang dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan. d. Bantuan dari pemangku kepentingan satuan pendidikan di luar peserta didik atau orang tua/walinya e. Bantuan dari pihak asing yang tidak mengikat f. Sumber lainnya yang sah
5) Dana pendidikan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah dapat bersumber dari : a. Bantuan pemerintah daerah b. Bantuan pemerintah c. Pungutan dari peserta didik atau orang tua/walinya yang dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan. d. Bantuan dari pemangku kepentingan satuan pendidikan di luar peserta didik atau orang tua/wallinya. e. Bantuan dari pemangku kepentingan satuan pendidikan di luar peserta didik atau orang tua/walinya f. Bantuan pihak asing yang tidak mengikat g. Sumber lainnya yang sah
PUNGUTAN
Pungutan oleh satuan pendidikan dalam rangka memenuhi tanggung jawab peserta didik, orang tua dan/atau walinya sebagaimana dimaksud dalam pasal 48 dan pasal 51 ayat (4) huruf c, ayat (5) huruf c, dan ayat (6) huruf d wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. Didasarkan pada perencanaan investasi dan/atau operasi yang jelas dan dituangkan dalam rencana strategis, rencana kerja tahunan, serta anggaran tahunan yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. b. Perencanaan investasi dan/atau operasi sebagaimana dimaksud pada huruf a diumumkan secara transparan kepada pemangku kepentingan satuan pendidikan. c. Dana yang diperoleh disimpan dalam rekening atas nama satuan pendidikan. d. Dana yang diperoleh dibukukan secara khusus oleh satuan pendidikan terpisah dari dana yang diterima dari penyelenggara satuan pendidikan. e. Tidak dipungut dari peserta didik atau orang tua/walinya yang tidak mampu secara ekonomis.
f. Menerapkan sistem subsidi silang yang diatur sendiri oleh satuan pendidikan g. Digunakan sesuai dengan perencanaan sebagaimana dimaksud pada huruf a h. Tidak dikaitkan dengan persyaratan akademik untuk penerimaan peserta didik, dan/atau kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. i. Sekurang-kurangnya 20% (dua puluh pesen) dari total dana pungutan peserta didik atau orang tua/walinya digunakan untuk peningkatan mutu pendidikan. j. Tidak dialokasikan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk kesejahteraan anggota komite sekolah/madrasah atau lembaga representasi pemangku kepentingan satuan pendidikan. k. Pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan dana diaudit oleh akuntan publik dan dilaporkan kepada menteri, apabila jumlahnya lebih dari jumlah tertentu yang ditetapkan oleh menteri. l. Pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan dana dipertanggung jawabkan oleh satuan pendidikan secara transparan kepada pemangku kepentingan pendidikan terutama orang tua/wali peserta didik dan penyelenggara satuan pendidikan. m. Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
WEWENGANG MENTERI
Menteri atau menteri agama, sesuai kewenangan masing-masing, dapat membantalkan pungutan sebagaimana di maksud dalam pasal 52 apabila melanggar peraturan perundang-undangan atau dinilai meresahkan masyarakat.
PENJELASAN
Apabila dana pungutan sebagaimana dimaksud dalam pasal 52 yang diterima satuan pendidikan pada suatu tahun ajaran melebihi jumlah dana yang diperlukan menurut perencanaan investasi dan/atau operasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 52 huruf a, maka kelebihannya dimasukkan dalam anggaran tahun berikutnya.
BIMBINGAN PENDIDIKAN
1) Peserta didik atau orang tua/walinya dapat memberikan sumbangan pendidikan yang sama sekali tidak mengikat kepada satuan pendidikan secara sukarela di luar yang telah diatur dalam pasal 52. Penerimaan, penyimpanan, dan penggunaan sumbangan pendidikan yang bersumber dari peserta didik atau orang tua/walinya, diaudit oleh akuntan publik, diumunkan secara transparan di media cetak berskala nasional, dan dilaporkan kepada menteri apabila jumlahnya lebih besar dari jumlah tertentu yang ditetapkan oleh menteri.
2)
BENTUK SUMBANGAN
1) Bantuan dari pihak asing sebagaimana dimaksud dalam pasal 51 ayat (2) huruf c, ayat (3) huruf e, ayat (4) huruf e, ayat (5) huruf e, dan ayat (6) huruf f berbentuk utang atau hibah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Bantuan dari pihak asing kepada penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat sebagaimana dimaksud pada yat (1) dilaporkan ke pada menteri atau menteri agama, dan menteri keuangan.
2)
DANA PENGEMBANGAN
1) Satuan pendidikan dapat memiliki dana pengembangan. 2) Dana pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas pokok dana pengembangan dan hasil pengelolaan pokok dana pengembangan. 3) Pokok dana pengembangan dapat bersumber dari : a. Bantuan pemerintah b. Bantuan pemerintah daerah c. Bantuan masyarakat di luar peserta didik atau orang tua/walinya d. Sebagian dana peningkatan mutu pendidikan sebagaimana dimaksud dalam pasal 52 huruf i e. Bantuan pihak asing yang tidak mengikat f. Sumber lain yang sah.
jika :
a. Pengelolaan dana pengembangan mengalami kerugian b. Dana pengembangan digunakan untuk menyelamatkan eksistensi satuan pendidikan ketika mengalami kesulitan keuangan yang menjurus pada kelipatan c. Digunakan untuk menyelamatkan satuan pendidikan ketika terkena bencana. 5) Hasil pengelolaan pokok dana pengembangan dapat
digunakan untuk :
a. Pendanaan biaya investasi dan/atau biaya operasi satuan pendidikan. b. Bantuan biaya pendidikan bagi peserta didik yang tidak mampu membiayai pendidikannya. c. Beasiswa bagi peserta didik, pendidik dan/atau tenaga kependidikan pada satuan pendidikan yang bersangkutan.
6) Pokok dan hasil dana pengembangan tidak boleh digunakan untuk : a. Dipinjaman sebagai piutang baik langsung maupun tidak. b. Dijadikan jaminan utang baik langsung maupun tidak langsung. 7) Dana pengembangan dikelola berdasarkan prinsip transparansi dan akuntabilitas dan tidak boleh diinvestasikan pada usaha yang beresiko tinggi atau melanggar peraturan perundang-undangan. 8) Dana pengembangan disimpan dalam rekening khusus dana pengembangan atas nama satuan pendidikan. 9) Dana pengembangan dipertanggungjawabkan oleh pemimpin satuan pendidikan kepada pemangku kepentingan pendidikan secara periodik tahunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan penyelenggaraan atau satuan pendidikan.
PRINSIP UMUM
Prinsip umum sebagaimana dimaksud dalam pasal 58 huruf a adalah : a. Prinsip keadilan b. Prinsip efisisensi c. Prinsip transparansi d. Prinsip akuntabilitas publik
2) Prinsip keadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan dengan memberikan akses pelayanan pendidikan yang seluas-luasnya dan merata kepada peserta didik atau calon peserta didik, tanpa membedakan latar belakang suku, ras, agama, jenis kelamin, dan kemampuan atau status sosial-ekonomi. 3) Prinsip efisiensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan dengan mengoptimalkan akses, mutu relevansi, dan daya saing pelayanan pendidikan. 4) Prinsip transparansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilakukan dengan memenuhi asa kepatutan dan taat kelola yang baik oleh pemerintah, pemerintah daerah, penyelenggara pendidikan yang didirikan masyarakat, dan satuan pendidikan sehingga :
a. Dapat diaudit atas dasar standar audit yang berlaku, dan menghasilkan opini audit wajar tanpa perkecualian. b. Dapat dipertanggungjawabkan secara transparan kepada pemangku kepentingan pendidikan.
5) Prinsip akuntabilitas publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dilakukan dengan memberikan pertanggungjawabkan atas kegiatan yang dijalankan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan kepada pemangku kepentingan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
PRINSIP KHUSUS
1) Pengelolaan dana pendidikan oleh pemerintah dan pemerintah daerah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. 2) Pengelolaan dana pendidikan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar/anggaran rumah tangga penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan. 3) Pengelolaan dana pendidikan oleh satuan pendidikan dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan, anggaran dasar dan anggaran rumah tangga penyelenggara atau satuan pendidikan, serta peraturan satuan pendidikan.
3)
Dana pendidikan yang dikelola oleh penyelenggara atau satuan pendidikan didirikan masyarakat disimpan dalam rekening penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan. Seluruh dana satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat dikelola melalui mekanisme yang diatur dalam anggaran dasar dan satuan pendidikan yang bersangkutan dan disimpan di dalam rekening bendahara satuan pendidikan yang bukan dengan seizin ketua penyelengggara atau pemimpin satuan pendidikan yang bersangkutan.
4)
PENERIMAAN DANA
1) Penerimaan dana pendidikan yang bersumber dari masyarakat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dikelola sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dana pendidikan pada satuan pendidikan bukan penyelenggara program wajib belajar yang diselenggarakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah yang belum berbadan hukum dikelola dengan menggunakan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum.
2)
1) Rencana tahunan penerimaan dan pengeluaran dana pendidikan oleh pemerintah dituangkan dalam rencana kerja dan anggaran kementerian/lembaga sesuai peraturan perundang-undangan. 2) Rencana tahunan penerimaan dan pengeluaran dana pendidikan oleh pemerintah daerah dituangkan dalam rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah sesuai peraturan perundang-undangan. 3) Rencana tahunan penerimaan dan pengeluaran dana pendidikan oleh satuan pendidikan dituangkan dalam rencana kerja dan anggaran tahunan satuan pendidikan sesuai peraturan perundang-undangan.
REALISASI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN DANA PENDIDIKAN 1) Penggunaan dana pendidikan oleh pemerintah dilaksanakan melalui sistem anggaran pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2) Penggunaan dana pendidikan oleh pemerintah daerah dilaksanakan melalui sistem anggaran pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan undangan.
SISTEM ANGGARAN PEMERINTAH 1) Penggunaan dana pendidikan oleh satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah dilaksanakan melalui sistem anggaran pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2) Penggunaan dana pendidikan oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah dilaksanakan melalui sistem anggaran pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 3) Penggunaan dana pendidikan oleh satuan pendidikan dilaksanakan melalui mekanisme yang diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga penyelengggara atau satuan pendidikan, serta sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan.
1) Pengawasan penerimaan dan penggunaan dana satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2) Pemeriksaan penerimaan dan penggunaan dana dalam rangka pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pearaturan perundang-undangan.
1) Pengawasan penerimaan dan penggunaan dana satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar serta anggaran rumah tangga penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan.
2) Pemeriksanaan penerimaan dan penggunaan dalam rangka pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pearturan perundang-undangan.
PERTANGGUNGJAWABAN 1) Dana pendidikan pemerintah dan pemerintah daerah dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2) Dana pendidikan pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan pearaturan perundang-undangan.
3) Dana pendidikan pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar serta anggaran rumah tangga penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan.
Analisis Keuangan
Jaja Suteja
Kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban jangka pendek dan panjang tepat pada waktunya Kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila perusahaan di liquidasi
Rasio SOLVABILITAS
Liquiditas
RASIO PROFITABILITAS
1. 2.
RASIO PROFITABILITAS YANG MENGUKUR KINERJA PENDAPATAN YANG DIPEROLEH UNTUK SETIAP RUPIAH YANG DI INVESTASIKAN
MENGUKUR BESARNYA DEVIDEN YANG DAPAT DIBAYARKAN PERUSAHAAN KEPADA PEMEGANG SAHAM
RASIO AKTIVITAS
RASIO KEUANGAN UNTUK MENGEVALUASI PENGGUNAAN ASSET SUATU PERUSAHAAN OLEH MANAJEMENNYA
MENGUKUR EFISIENSI DALAM PENGGUNAAN SUMBER DAYA SUATU PERUSAHAAN BERKAITAN DENGAN PROFITABILITAS MEMPERLIHATKAN PERUSAHAAN YANG MEMPEROLEH LEBIH BANYAK KEUNTUNGAN DIBANDING PERUSAHAAN LAIN PADA SUMBER DAYA YANG SAMA
RASIO AKTIVITAS
MENGUKUR RATA-RATA JUMLAH PERSEDIAAN DIJUAL DAN DI STOCK LANG SELAMA SETAHUN
BAB 2
Capital Budgeting: Kriteria Keputusan
Haruskah saya membangun pabrik tersebut ?
Plant;Property,Equiptment
Langkah langkah:
1. Estimasikan aliran kas baik kas masuk maupun
kas keluar 2. Hitung risiko yang dikandung dari aliran kas, baik CIFs maupun COFs 3. Tentukkan nilai k = WACC untuk 4. kemudian cari nilai NPV dan atau IRR.
5. Terima proyek, apabila NPV > 0 dan atau IRR > WACC.
Apakah Perbedaan antara proyek yang bersifat Mutually Ekslusif dan Independen
Proyek: independen, Jika aliran kas dari suatu proyek, tidak dipengaruhi oleh penerimaan dari aliran kas proyek lainnya. mutually exclusive, Jika allran kas dari suatu proyek menyebabkan penolakan dari aliran kas dari proyek lainnya (if the cash flows of one can be adversely impacted by the acceptance of the other).
Jembatan vs. Kapal Penyebrangan (Ferry) alternatif produk untuk penyebrangan sungai
Biaya (negatif CF) kemudian diikuti oleh aliran kas positip\ Aliran Kas Proyek Yg tidak Normal: Dua atau lebih perubahan arah aliran kas dalam suatu proyek tertentu.
+
-
+
+
+
+
N
NN
Jumlah tahun atau periode yang dibutuhkan agar investasi dapat kembali (The number of years required to recover a projects cost), Atau how long does it take to get the businesss money back?
Kriteria Investasi
Pay Back Period (PP) Discounted Payback Period Average Rate of Return (ARR) Net Present Value (NPV) Benefit Cost Ratio ( B/C ) atau Profitability Index (PI) Internal Rate of Return (IRR)
Menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan mengembalikan investasi seperti semula, melalui proceeds yang dihasilkan setiap periode Misalnya terdapat 2 (dua) proyek, yaitu proyek L dan S:
1. Payback
Menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan mengembalikan investasi seperti semula, melalui proceeds yang dihasilkan setiap periode Misalnya terdapat 2 (dua) proyek, yaitu proyek L dan S: 0 1 2 2.4 3
Payback Period
10 -90 + 30/80
60 100 -30 0
80 50
= 2
= 2.375 years
1.6 2
3
20 40
70 100 50 -30 0 20
Cumulative -100
PaybackS
Kelemahan Metoda Payback: 1. Mengabaikan time value ofmoney(TVM). 2. Mengabaikan penerimaan kas setelah PP terpenuhi.
10%
CFt PVCFt
-100 -100
10 9.09 -90.91
60 49.59 -41.32
80 60.11 18.79
Cumulative -100
Discounted = 2 payback
3.NPV
Konsep Net Preseng Value merupakan model yang memperhitungkan pola cast flow keseluruhan dari suatu investasi, dalam kaitannya dengan waktu, berdasarkan tingkat diskonto (discount rate) tertentu
:
CFt . t t 0 1 k
n
NPV
1 k
CFt
CF0 .
NPVS = $19.98.
Jika Projects S and L bersifat mutually exclusive, terima S sebab NPVs > NPVL . Jika S & L are independen, Terima keduanya; NPV > 0.
CF0 Cost
n
CF1
CF2 Inflows
CF3
CFt 0. t 1 IRR t 0
1 10
2 60
3 80
0 = NPV
jika S dan L bersifat independen maka terima dua-duanya. IRRs > k = 10%.
jika S dan L bersifat mutually, Terima S sebab IRRS > IRRL .
(4)
NPV ($)
60 50 40 30 20 10 0 0 -10 5 10 15 20 23.6
k
0 5 Crossover Point = 8.7%
10
15
NPVL 50 33 19 7 (4)
NPVS 40 29 20 12 5
S L
20
IRRS = 23.6%
NPV and IRR always lead to the same accept/reject decision for independent projects:
NPV ($)
k (%) IRR
k < 8.7: NPVL> NPVS , IRRS > IRRL CONFLICT k > 8.7: NPVS> NPVL , IRRS > IRRL NO CONFLICT
S IRRS
8.7
%
IRRL
Harga proyek (+) Biaya pemasangan (-) Proceed atas penjualan aset lama (+) Pajak atas penjualan aset net investment
= XX = XX = XX = XX = XX
Contoh
Pada suatu perusahaan 4 tahun yang lalu membeli mesin dengan harga Rp 100.000,yang usia teknisnya 10 tahun. Mesin ini dijual sekarang dengan harga Rp 110.000,-. Capital gain tax rate 30 % dan normal tax rate 50%. Mesin baru bila dibeli akan diperoleh dengan harga Rp 200.000,- Biaya pemasangan Rp 50.000,- (instalation cost). Berapa besarnya net investment?.
Capital gain = Rp. 110.000,- Rp. 100.000,- = Rp. 10.000,Nilai buku mesin lama = Rp. 100.000,- Rp. 40.000,- = Rp. 60.000,Normal gain = Rp. 40.000,- (nilai yang sudah dipakai) Total pajak yang harus dikeluarkan : Capital gain : Rp. 10.000,- x 30 % = Rp. 3.000,Normal gain : Rp. 40.000,- x 50 % = Rp. 20.000,- + Total = Rp. 23.000,Harga mesin baru (+) Biaya pemasangan = Rp. 200.000,= Rp. 50.000,- + = Rp. 250.000,(--) Proceet atas penjualan aset lama = Rp. 110.000,- = Rp. 140.000,(+) Pajak atas penjualan aset = Rp. 23.000,- + Net Investment = Rp. 163.000,-
PV of Proceeds,
Th 1 Th 2 Th 3 Th 4
x DF x DF x DF x DF
Total PV
Net Investment NPV PI atau B/C Ratio = PV of Proceeds Net Investment
Rp.
Contoh :
Dua Proyek, yaitu A dan B, masing-masing membutuhkan investasi sebesar Rp. 800.000,-. Cost of Capital perusahaan diketahui 10%. Pola Cash Flow (EAT + Depresiasi) adalah sebagai berikut :
Tahun A 1.
Proyek
B Rp. 100.000,Rp. 400.000,-
Dari data di atas, Proyek manakah yang paling menguntungkan atas dasar konsep :
2.
3. 4. 5.
a. b. c. d. e.
6.
Rp. 400.000,-
Rp. 800.000,-
Bab 3
Sebagai contoh, misalnya ada dua perusahaan hipotesis, Perusahaan pertama (U) tanpa Hutang
Perusahaan L $10,000 12% Hutang(debt) $20,000 dalam aset 40% tarif pajak
Baik kedua perusahaan U maupun L memiliki leverage operasi, risiko bisnis dan EBIT $3,000. mereka berbeda hanya dalam hal penggunaan hutang.
Mengapa Hutang dpt meningkatkan return ? Total Dollars (return) thd investor:
U: NI L: NI + Int Perbedaan = $1,800. = $1,080 + $1,200 = $2,280. = $480.
Pajak yg dibayar:
U: $1,200; L: $720. Perbedaan = $480.
Probability
High risk
E(EBIT)
EBIT
Catatan: risiko bisnis fokus pada pendapatan operasi dan mengabaikan dampak pengaruh pendanaan
Makin tinggi leverage operasi, maka makin tinggi risiko bisnis,sebab penurunan kecil dalam jmlh penjualan akan mengakibatkan penurunan yg signifikan dalam tkt keuntungan
Rev. TC
Rev.
} Profit
TC FC QBE Sales
FC lebih banyak
FC
QBE Sales
(More...)
Kemungkinan
EBITL
EBITH
Dlm situasi tertentu, makin tinggi leverage operasi akan meningkatkan makin tingginginya EBIT yang diharapkan dan jg risiko yg makin tinggi
Dari sudut pandang pemilik perusahaan bagaimana risiko bisnis dan keuangan dapat diukur secara sendiri-sendiri ?
Risiko Bisnis
Business Financial = + . risk risk Risiko Perusahaan = ROE. Risiko bisnis = ROE(U).
Risiko finansial
= ROE - ROE(U).
Sekarang pertimbangkan fakta bahwa EBIT tidak diketahui secara pasti, apa dampa ketidakpastian terhadap profitabilitas dan risiko perusahaan U (UnLeverage) dan L (Leverage) ?
Firm L: (memiliki Hutang) Leveraged Kondisi Ekonomi Bad Avg. Good Prob.* 0.25 0.50 0.25 EBIT* $2,000 $3,000 $4,000 buga 1,200 1,200 1,200 EBT $ 800 $1,800 $2,800 Pajak (40%) 320 720 1,120 NI $ 480 $1,080 $1,680 *sama seperti perusahaan U.
Firm U Buruk Rerata. Baik BEP 10.0% 15.0% 20.0% ROI* 6.0% 9.0% 12.0% ROE 6.0% 9.0% 12.0% TIE Firm L Bad Avg. Good BEP=( 10.0% 15.0% 20.0% ROI* 8.4% 11.4% 14.4% ROE=( 4.8% 10.8% 16.8% TIE= (EBIT/bunga) 1.7x 2.5x 3.3x *ROI = (NI + Interest)/Total financing.
EBIT/TA)
NI/TE)
Ukuran Profitabilitas:
E(BEP) E(ROI) E(ROE) Ukuran risiko:
ROE
CVROE E(TIE)
2.12% 0.24
Kesimpulan
Basic earning power = BEP = EBIT/Total assets yang tidak dipengaruhi oleh leverage. ROE dan ROI perusahaan L > ROE dan ROI u, karena adanya tax saving
(More...)
Dalam prakteknya D/E diukur dengan nilai buku hutang terhadap modal sendiri.
PV Tax Shield
PV Costs Of Distress Value of levered firm
Optimum
Debt Ratio
D/E
CHAPTER 5 DISTRIBUSI EARNINGS PADA PEMILIK: KEBIJAKAN DIVIDEN dan PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PERUSAHAAN
Teori dan Preferensi Investor Signaling effects Model Residual (Residual model) Rencana Investasi Kembali Dividen (Dividend reinvestment plans) Dividend saham dan pemecahan saham (Stock dividends and stock splits) Pembelian Kembali Saham Perushanaan (Stock repurchases)
Apakah Investor Menyukai pembayaran dividen tinggi atau rendah ? Ada 3 teori dasar
Dividend tidak relevan: Investors dont care about payout. Bird-in-the-hand: Investor menyukai rasio pembayaran yg tinggi. Preferensi Pajak: Investors menyukai rasio pembayaran rendah
Teori Dividen irelevan (Dividend Irrelevance Theory) Investor memiliki preferensi berbeda antara dividen dan laba ditahanu/dapat menghasilkan capital gain, mereka dapat menjual saham. Jika tdk menghendaki kas, maka mereka dapat menggunakan dividen u/ membeli saham. Modigliani-Miller mendukung irelavan . Teori ini didasarkan pada asumsi yang tidak realsitik (no taxes or brokerage costs), oleh karena itu membuthkan tes empiris.
Bird-in-the-Hand Theory
Investors berpikir bahwa dividen lebih kecil risikonya dari pada potesi capital gains masa depan, hence they like dividends. Jika begitu, Investor membayar dividen akan memberikan nilai perusahaan yang makin tinggi, high P0.
Laba ditahan mengarah pada capital gains, yang dikenai pajak relatif rendah dari pada dividen Hal ini menyebabkan investor menyukai perusahaan dengan payout rendah (a high payout results in a low P0.)
30
Indifference
20 Tax preference
10
50%
100%
Rasio pembayaran
15
Indifference
10
Bird-in-Hand
50%
100%
Rasio Pembayaran
Tes Empirispun tidak mampu menentukkan teori mana yang relatif tepat Para manajer menggunakan judgment ketika menentukan kebijakan dividen.
Apakah yang dimaksud hipotesis kandungan informasi dan Signaling ? Manajer tidak menyukai memotong dividen, meskipun tidak meningkatkan dividen, mereka relatif meyukai untuk memberikan dividen relatif stabil. Sementara investor memandang peningkatan dividen sebagai signal managements view of the future. Oleh karena itu, harga saham meningkat ketika dividen juga meningkat , hal ini merepresentasikan ekspektasi masa depan perusahaan
Apakah yang dimaksud kelompok yang berpengaruh (Whats the clientele effect)?
Kelompok investor yang berbeda, atau kelompok (clienteles), menyukai kebijakan dividend yang berbeda. Kebijakan dividen masa lalu menentukan kelompok invetor saat ini
Apakah Model Kebijakan Dividen Residual (Whats the residual dividend model?) Mengkalkulasi laba ditahan yang dibutuhkan untuk anggaran modal. Memenuhi kebutuhan modal, sehingga menyisakan relatif kecil earnings sebagai dividen (Pay out any leftover earnings (the residual) as dividends. Kebijakan ini meminimalisasi biaya signal ekuitas dan flotasi, oleh karena itu akan mampu meminimumkan biaya rata-rata tertimbang (This policy minimizes flotation and equity signaling costs, hence minimizes the WACC.)
Menggunakan Model Residual untuk Menghitung Dividen yang dibayarkan (Using the Residual Model to Calculate Dividends Paid)
Net Dividends = income Target equity ratio Total capital budget
[( )( )]
.
= 0.6($800,000) = $480,000 didanai oleh modal sendiri u/menjaga target struktur modal, atau sebesar [0.4($800,000) = $320,000 dipenuhi dari debt.]
Dengan Rp. 600,000 net income, maka residualnya = Rp. 600,000 - $480,000 = Rp.120,000 merupakan kas yg digunakan u/membayar dividen = Rasio pembayaran (Payout ratio)
Bagaimana kalau adanya penurunan NI menjadi Rp. 400,000 apakah berpengaruh thd dividend ? Juga bagaimana kalau meningkat menjadi Rp. 800,000? NI = Rp.400,000: perlu Rp. 480,000 modal sendiri, oleh karenanya harus menahan dana sebesar Rp. 400,000. sehingga Dividends = 0. NI = Rp. 800,000: Dividends = Rp.800,000 Rp.480,000 = Rp. 320,000. Payout = Rp.320,000/Rp.800,000 = 40%.
Bagaimana suatu perubahan dalam peluang investasi berpengaruh terhadap dividen dalam kondisi kebijakan atau model residual ? Terdapat relatif sedikit investasi akan mengarah pada makin kecilnya anggaran modal, oleh karenanya akan meningkatkan rasio pembayaran dividen. Makin baik peluang investasi, akan mengarah pada rendahnya rasio pembayaran dividen.
Apakah yang dimaksud DRIPs (dividend reinvestment plan) ? Pemilik saham dapat secara otomatis menginvestasikan kembali dividennya dalam saham umum perusahaan, memperoleh lebih banyak saham dari pada uang kas. There are two types of plans:
Pasar terbuka (Open market) Saham baru (New stock)
*None of the internet companies included in the Value Line Investment Survey paid a dividend.
Pembelian Kembali Saham Milik Perusahaan (Stock Repurchases) Repurchases: Buying own stock back from stockholders.
Alasan Pembelian Kembali Saham: Sebagai alernatif untuk mendistribusikan kas sbg dividen Untuk mendapatkan kas suatu waktu tertentu dari padamelakukan penjualan aktiva. Untuk membuat perubahan struktur modal yang cukup signifikan.
Advantages of Repurchases
Pemilik saham dapat melakukan penawaran pada harga tertentu atau tidak Membantu menghindari penetapan dividen tinggi yang pada masa depan sulit untuk dipertahankan. Pembelian saham perusahaan dapat digunakan sebagai takeover atau menjual kembali u/meningkatkan kas yang dibutuhkan. Pendapatan yang diterima sebagai capital gains dari pada dividen yang dinai tarif pajak yang lebih tinggi. Para pemegang saham menganggap sebagai signal positif--- manajemen berpikir nahwa saham undervalued.
Dipandang sebagai signal negatif ( perusahaan memiliki peluang investasi yang rendah). Penjualan saham oleh pemilik (Selling stockholders) tidak terinformasikan secara lebih baik. Sehingga banyak yang memperlakukannya sebagai sesautu yg tidak fair. Firm may have to bid up price to complete purchase, thus paying too much for its own stock.
Stock dividend: Perusahaan menerbitkan saham baru sebagai kompensasi pembayaran dividen, misalnya jika 10%, memperoleh 10 lembar untuk setiap 100 saham yang dimiliki. Stock split: Perusahaan meningkatkan jumlah saham yang beredar, misalnya split factor 2;1 Sends shareholders more shares.
Baik pemecahan saham maupun dividen saham, meningkatkan jumlah saham beredar, tapi dengan porsi kueh yang relatif lebih kecil.
Meskipun demikian, stock dividend atau split diikuti oleh informasi, atau diikuti oleh even lainnya seperti meningkatnya dividen. Pada sisi lain, harga saham turun sebagai akibat tidak berubahnya kesejahteraan pemilik. Namun demikian, splits/stock dividends akan mampu mengarah pada optimal price range.
Bab 5
Analisis Laporan Keuangan
2001 Prentice-Hall, Inc. Fundamentals of Financial Management, 11/e Jaja Suteja, SE., M.Si
Sebuah ringkasan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu yang menunjukkan total assets = total liabilities + owners equity
Kas. $ 90 Piutang Usaha.c 394 Persediaan 696 Biaya dibayar dimuka d 5 AK Pajak dibayar 10 Aktiva Lancare $ 1,195 Aktiva Tetap (@Cost)f 1030 Dik: Ak.Penyusutang (329) Aktiva Tetap Bersih $ 701 Investasi 50 Aset lainya 223 Total Assets b $2,169
a. Posisi aset pd tanggal tertentu. b. Apa yg dimiliki perusahaan. c. Jumlah hutang para pelanggan d. Biaya dimuka yg siap dibayar. e. Aktiva lancar. f. Jml Aktiva tetap. g. Ak pengurangan atas penggunaan aset tetap.
Wesel Bayar $ 290 Utang Dagangc 94 Pajak Yg Msh hrs dibyr d 16 Utang yg hrs dibyr lainya. d 100 Utang Lancar. e $ 500 Utang Jk Panjangf 530 Modal sendiri pemilik Saham Biasa ($1 par) g 200 Tambahan Dlm Modalg 729 Laba Ditahan h 210 Total MS $1,139 Total Utang & MSa,b $2,169
a. Aktiva = Utang + MS. b.Apa yg menjadi utang perusahaan dan posisi kepemilikan usaha. c. Kewajiban pada pemasok perusahaan. d. Upah dan gaji yang masih hrs diabayar. e. Utang usaha < 1 thn. f. Utang > 1 thn. g. Investasi milik perusahan sendiri. h. Earnings reinvested.
Penjualan Bersih $ 2,211 Harga Pokok Penjb 1,599 Laba Kotor $ 612 Biaya Adm umumc 402 EBITd $ 210 Biaya bungae 59 EBT f $ 151 Pajak Pendapatan 60 EATg $ 91 Dividen kas 38 Laba ditahan $ 53
a. Mengukur kemapuan
b.
c. d. e. f. g. perusahan untuk memperoleh keuntungan. Yang diterima atau akan diterima dr pelanggan. Biaya penjualan, iklan adminstrasi kantor dll. Pendapatan operasi Biaya dana pinjaman. Pendapatan Kena pajak. Jumlah yang siap diterima oleh pemilik perusahaan.
1. Analysis of the funds needs of the firm. 2. Analysis of the financial condition and profitability of the firm. 3. Analisis Risiko Bisnis Perusahaan
Penentuan 2. Analisis Kondisi Keuangan dana dan Profitabilitas perusahaan Yang . dibutuhkan 3. Analisis Risiko Bisnis Oleh perusahaan. perusahaan.
1. Analisis Kebutuhan dana perusahaan. 2. Analisis kondisi keuangan dan profitabilitas perusahaan.
Rasio Keuangan merupakan indeks yang terkait pada dua jenis angka akuntansi yang diperoleh dengan membagi satu dengan yang lainnya.
1. Rasio Likuiditas
Rasio Neraca Rasio Likuiditas Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menutup hutang jk pendeknya dengan aktiva lancar
Rasio Likuiditas
Rasio Neraca
Rasio Likuiditas
Menunjukan kemampuan perusahaan untuk menutup utang lancarnya dengan aset yang paling likuid.
Ratio Value
2.3 2.1 1.9 1.7 1.5 2001 2002 Analysis Year 2003
2003
Rasio Lancar (CR) PT.ABC telah meningkat, pada waktu bersama rasio cepat mengalami penurunan. Rasio Lancar industry meningkat secara perlahan, sementara rasio cepatnya relatif stabil. Hal ini menunjukkan bahwa persediaan merupakan masalah serius bagi PT.ABC.
PT. ABC memiliki rata-rata penggunaan utang relative thd rerata industri.
PT. ABC memiliki rata-rata utilisasi utang relative thd rata-rata industri.
c. Total Kapitalisasi
(i.e., LT-Debt + Equity)
Total Utang Total Kapitalisasi PT. ABC Per 31 Desember, 2003 $1,030 = .62 $1,669
Rasio Penutupan
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menutup beban bunga . PT. ABC per 31 Desember, 2003 $210 = 3.56 $59
dibawah industri
Ratio Value
2003
Rasio penutupan PT. ABC telah mengalami penurunan sejak 2001. dan mengalami penurunan dibawah rata-rata industri sejak 2 than lalu.
Hal ini menunjukan bahwa earning yang rendah (low earnings) atau (EBIT) merupakan masalah potensial bagi PT. ABC. Catatan, kita tahu bahwa tingkat utang masih dalam batasan rata-rata industri.
Rasio Aktivitas
Rasio neraca/ laba rugi a. Perputaran Piutang
(Asumsi semua penjualan secara kredit)
Penjualan kredit bersih tahunan Piutang Dagang
Rasio Aktivitas
Menunjukkan kualitas piutang dan bagaimana keberhasilan perusahaan dalam Pengumpulannya
Rasio Aktivitas
Rasio Neraca/ Laba rugi
b. Rata-rata Periode Pengumpulan
Hari dalam satu tahun Perputaran Piutang
Rasio Aktivitas Jumlah rata-rata hari dimana piutang beredar di pelanggan (or RT in days)
Rasio Aktivitas
Rasio Neraca/ Labac.Perputaran Utang (PT)
(Assume annual credit purchases = $1,551.)
Rasio Aktivitas
Menunjukkan percepatan pembayaran thd pemasok perusahaan .
PT. ABC per- 31 Desember, 2003
Rasio Aktivitas
Rasio Neraca/ Laporan LabaRugi
Rasio Aktivitas
d. PT dalam hari
Hari dalam satu tahun Perputaran utang PT. ABC per 31 Desember, 2003 365 16.5 = 22.1 days
PT. ABC telah meningkat perputaran utangnya dlm hari . Apakah hal ini baik ?
Rasio Aktivitas
Rasio Neraca/ Laba Rugi
e. Perputaran Persediaan
Harga pokok penjualan Persediaan
Rasio aktivitas
Ratio Value
2003
Rasio Aktivitas
Rasio Neraca/ Laba rugi
f. Total perputaran aktiva
Rasio aktivitas
Menunjukkan efektifitas Perusahaan Secara keseluruhan dalam memanfaatkan aktiva-nya untuk menghasilkan penjualan.
Rasio Profitabilitas
Rasio Neraca/ Laba rugi
Rasio Profitabilitas
2003
Rasio Profitabilitas
Rasio Neraca/ Laba rugi
For PT. ABC December 31, 2003 Menunjukkan profitabilitas perusahaan setelah $91 = .041 memperhitungkan biaya $2,211 dan pajak.
Rasio profitabilitas
Rasio Profitabilitas
Rasio Neraca/ Laba rugi
c. Return on Investment
Net Profit after Taxes Total Assets For PT. ABC December 31, 2003
Rasio Profitabilitas Menunjukkan profitabilitas aset perusahaan (setelah pajak dan biaya-biaya)
2003
Rasio Profitabiltas
Rasio Neraca/ Laba rugi
d. Return on Equity(ROE)
Net Profit after Taxes Shareholders Equity
Rasio Profitabilitas Menunjukan profitabilitas bagi pemegang saham perusahaan (setelah biaya-biaya dan pajak)
2003
ROI2003 = .041 x 1.02 = .042 or 4.2% ROIIndustry = .082 x 1.17 = .098 or 9.8%
ROE2003 = .041 x 1.02 x 1.90 = .080 ROEIndustry = .082 x 1.17 x 1.88 = .179
Common-size Analysis
An analysis of percentage financial statements where all balance sheet items are divided by total assets and all income statement items are divided by net sales or revenues.
Index Analyses
An analysis of percentage financial statements where all balance sheet or income statement figures for a base year equal 100.0 (percent) and subsequent financial statement items are expressed as percentages of their values in the base year.
Kuliah 7
Contoh: PT. XYZ memperkirakan akan ada pendistribusian dividen tahun depan sebesar 3.000. Harga saham PT ini sekarang adalah 8.000 per lembar. Tahun depan diramalkan harga saham akan naik menjadi 10.000 per lembar karena perusahaan baru saja memenangkan proyek besar dari pemerintah. Berapakah Expected return dr saham PT.XYZ?
r = 3000 + 10000 8000 = 62,5 % 8000
D0 (1 g ) P0 (K s g )
= Rp. 33,33
Jawab
D1 = D0 (1+ 0,20) = 200 (1,20) = 240 D2 = D0 (1+0,20)2 = 200 (1,44) = 288 PV1 (D1, D2) = 240/(1+0,18)+288/(1+0,18)2 = 203,39 + 206,84= 410,23
P2 D3 (K s g )
P2
More Example
2. Perusahaan Yahoo selama ini membagikan dividen yang jumlahnya berbeda sesuai dgn pertumbuhan perusahaan. Perusahaan memperkirakan kenaikan pendapatan sebesar 30% per tahun selama 3 tahun mendatang, tetapi setelah itu pendapatan akan menurun menjadi 10% per tahun untuk selamanya. Pemilik perusahaan menginginkan return sebesar 16%.Dividen terakhir yang dibagikan adalah 1,82/ lembar. Berapakah harga saham perusahaan tsb sekarang?
Answer
D0 = 1,82 D1 = D0 ( 1+0,30 ) = 1,82 (1,30) = 2,366 D2 = 1,82 (1+0,30 )2 = 3,070 D3 = 1,82 (1+0,30)3 = 3,999 D4 = 3,999 (1+0,10) = 4,399 PV1 (D1,D2, D3) =
= 2,36/(1+0,16) + 3,070/(1+0,16)2 +3,999/(1+0,16)3 = 6,89
P3 = D4 / Ks g = 4,399/ 0,16 0,10 = 73,32 PVP3 = 73,32 / (1+0,16)3 =46,97 Jadi harga saham P0 = PV (D1,D2,D3)+ PVP3 = 6,89 + 46,97 = 53,86
No Free Lunches
Technical Analysts
Forecast stock prices based on the watching the fluctuations in historical prices
Convertible Security
Obligasi atau saham preferen yang dapat ditukarkan/dikonversikan menjadi saham biasa dalam waktu dan kondisi yang telah ditentukan. Berbeda dgn warrant, pengkonversian tidak menambah dana tambahan bagi perusahaan. Utang/ obligasi atau saham preferen hanya digantikan dengan saham biasa di balance sheet ( neraca )
Right Issue
Para pemegang saham mempunyai hak option untuk membeli sejumlah saham baru. Setiap pemegang saham mempunyai satu right untuk setiap lembar saham yang dimiliki. Apabila pemegang saham tidak ingin membeli tambahan saham baru maka ia bisa menjual rights nya ke orang yang mau membel saham tersebut.
Tugas
1. What is the value of a stock that expects to pay a $3 dividend next year, and then increase the dividend at a rate of 8% per year, indefinitely? Assume a 12% expected return. Use Gordon Model 2. If the same stock is selling for $100 in the stock market, what might the market be assuming about the growth in dividends?
4. Dividen yg terakhir dibayar oleh PT Paper Mills adalah Rp 1,5. Harga saham perusahaan tersebut saat ini adalah Rp 15,75. Dividen diharpkan bertumbuh secara konstan 5% per tahun. Jika pemegang saham menginginkan rate of return on stock sebesar 15%, hitung dividen yield dan capital gain yield selama setahun mendatang.