You are on page 1of 16

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Setiap organisme tersusun dari berjuta-juta sel penyusun tubuhnya. Sel makhluk hidup akan terus membelah kemudian melakukan diferensiasi dan spesialisasi. Diferensiasi artinya perkembangan sel menjadi bentuk yang khusus sehingga terjadi berbagai macam bentuk sel. Spesialisasi adalah perkembangan sel menuju ke fungsi khusus. Hasil diferensiasi dan spesialisasi adalah jaringan dan organ-organ tubuh. Selanjutnya, organ-organ tersebut membentuk sistem organ dan akhirnya sistem organ akan membentuk tubuh organisme. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana struktur tubuh organisme berdasarkan diferensiasi sel ? 2. Apa saja organ-organ penyusun tubuh organisme ? 3. Apa saja fungsi organ-organ penyusun tubuh organisme ? 4. Apa perbedaan jaringan, organ dan sistem organ pada tumbuhan, hewan dan manusia ? 5. Apa saja kelainan jaringan, organ dan sistem organ pada organisme ? C. Tujuan Penulisan a. Untuk mengetahui struktur tubuh organisme berdasarkan diferensiasi sel. b. Untuk mengetahui organ-organ penyusun tubuh organisme. c. Untuk mengetahui fungsi organ-organ penyusun tubuh organisme. d. Untuk mengetahui perbedaan jaringan, organ dan sistem organ (tumbuhan, hewan dan manusia) dalam bentuk matriks. e. Untuk mengetahui kelainan jaringan, organ dan sistem organ pada organisme. D. Manfaat Penulisan Untuk menambah pengetahuan tentang struktur organisasi tubuh organisme serta fungsi dari masing-masing bagiannya. E. Metode Penulisan Secara sistematika atau kepustakaan yaitu mengumpulkan bahan dari buku-buku dan internet. F. Sistematika Penulisan BAB I BAB II PENDAHULUAN PEMBAHASAN

BAB III PENUTUPAN

BAB II PEMBAHASAN A. JARINGAN PADA TUMBUHAN DAN HEWAN


Organisme bersel banyak terdiri dari berbagai macam sel yang berbeda-beda. Berjuta-juta dikelompok-kelompokkan sesuai dengan kesamaan dalam bentuk, ukuran, struktur, dan fungsinya. Sejumlah sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama, disebut jaringan. Macam jaringan penyusun tubuh tumbuhan berbeda dengan macam jaringan penyusun tubuh hewan. 1. Jaringan Tumbuhan Pada dasarnya jaringan pada tumbuhan ada 2 macam, yaitu jaringan meristem (embrional) dan jaringan permanen (dewasa). Jaringan meristem tersusun oleh sel-sel muda sehingga selalu terdiferensiasi. Jaringan permanen sel-selnya sudah tidak membelah, tetapi telah terdiferensiasi sehingga membentuk berbagai jaringan yang lebih kompleks. Diferensiasi adalah proses perubahan jaringan meristem anatara lain jaringan epidermis, parenkim, kolenkim, klorenkim, sklerenkim, xylem, dan floem. a. Jaringan Meristem Jaringan meristem adalah jaringan yang sel penyusunnya bersifat embrional, artinya selselnya senantiasa aktif membelah diri untuk menambah jumlah sel tubuh. Sel-sel jaringan meristem biasanya berdinding tipis, vakuola banyak dan ukurannya kecil, mengandung banyak protoplasma, plastida belum matang, dan inti besar. Bentuk sel penyusun jaringan meristem umumnya sama ke segala arah. Berdasarkan letaknya pada batang, jaringan meristem dibedakan menjadi 3 yaitu sebagai berikut; 1) Aplikal meristem atau meristem ujung, terdapat di ujung batang dan ujung akar. 2) Lateral meristem atau meristem samping, terdapat di cambium dan cambium gabus (felogen). 3) Intercalary meristem atau meristem antara, terdapat di antara jaringan dewasa, misalnya di pangkal ruas batang. Sementara itu berdasarkan asal terbentuknya, jaringan meristem dibedakan menjadi meristem primer dan meristem sekunder. 1) Meristem Primer Meristem primer adalah jaringan muda yang berasal dari sel-sel embrional. Meristem primer merupakan kelanjutan dari kegiatan embrio atau lembaga yang terdapat pada kuncup ujung batang dan ujung akar. 2) Meristem Sekunder Meristem sekunder terbentuk dari jaringan dewasa yang telah terhenti pertumbuhannya, tetapi menjadi embrional kembali. Jaringan cambium yang terletak di antara xylem dan floem disebut meristem sekunder.

b. Jaringan Permanen Jaringan dewasa merupakan jaringan yang sel-selnya sudah tidak membelah, tetapi telah mengalami diferensial dan spesialisasi fungsi dari sel-sel hasil pembelahan meristem. Jaringan dewasa meliputi jaringan pelindung (epidermis dan jaringan bergabus), jaringan dasar (parenkim), jaringan penguat (kolenkim dan sklerenkim), dan jaringan pengangkut (xilem dan floem). 1) Jaringan Pelindung a) Jaringan Epidermis Jaringan epidermis merupakan jaringan terluar tumbuhan yang berasal dari jaringan protoderma dan menutupi seluruh tubuh tumbuhan. Jaringan epidermis selain berfungsi sebagai jaringan pelindung juga berfungsi sebagai tempat pertukaran zat. b) Jaringan Gabus Selain epidermis ada sejenis jaringan tertentu yang sifatnya lebih kuat dari epidermis, jaringan ini dikenal sebagai jaringan gabus (cork tissue). Biasanya jaringan ini berada di bagian tepi meskipun tidak mutlak dan banyak terdapat pada tumbuhan yang berumur panjang. Jaringan gabus ini dapat menggantikan fungsi epidermis. Selain itu juga berfungsi sebagai pembatas antara jaringan-jaringan di dalam tumbuhan. Jaringan gabus dibedakan menjadi 3 macam yaitu eksodermis, endodermis, dan kulit gabus (peridermis). 2) Jaringan Parenkim Jaringan parenkim atau jaringan dasar (ground tissue) merupakan suatu jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup dengan struktur morfologi yang bervariasi dan masih melakukan segala kegiatan proses fisiologis. Parenkim terdapat pada akar, batang, dan daun melingkupi jaringan lainnya, misalnya pada xilem dan floem. Parenkim mempunyai dinding sel tipis dan jika mengalami penebalan biasanya terdiri dari selulosa yang masih lentur. Kebanyakannya sel parenkim berbentuk segi banyak (polihedra). Selain sebagai jaringan dasar, jaringan parenkim juga berfungsi sebagai jaringan penghasil dan penyimpan cadang makanan. Terdapat berbagai macam jaringan parenkim antara lain parenkima asimilasi, parenkim makanan, parenkim air, parenkim udara, dan parenkim pengangkut. 3) Jaringan Penguat Di dalam tubuh tumbuhan diperlukan adanya jaringan penguat untuk memperkokoh tubuh. Oleh karena itu, tumbuhan memerlukan jangan penguat atau penunjang yang disebut juga jaringan mekanik. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan mekanik dibagi atas kolenkim dan sklerenkim. a) Jaringan Kolenkim Jaringan ini menjadi penguat utama organ-organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Kolenkim merupakan jaringan homogen yang tersusun atas sel-sel kolenkim. Berdasarkan letak dan bentuk penebalan, kolenkim dibedakan menjadi 3 macam yaitu kolenkim angular, kolenkim lamellar, dan kolenkim lacunate.
3

b) Jaringan Sklerenkim Jaringan ini juga merupakan jaringan penguat, tetapi hanya terdapat pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan sklerenkim terdira dari sel-sel mati. Sklerenkim berfungsi menguatkan bagian tumbuhan yang sudah dewasa. Sklerenkim juga berfungsi untuk melindungi bagian-bagian lunak yang lebih dalam seperti pada kulit jarak, tempurung kelapa, dan buah kenari. 4) Jaringan Pengangkut Jaringan pengangkut berfungsi untuk mengangkut zat-zat mineral (unsur hara dan air) yang diserap oleh akar dan tanah. Selain itu, juga sebagai pemgangkut zat-zat makanan hasil fotosintesis untuk disalurkan ke bagian-bagian lain. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan ini dibedakan menjadi jaringan floem dan jaringan xilem. 1) Floem Floem berfungsi mengangkut dan mengedarkan zat-zat makanan hasil fotosintesus daridaun ke seluruh bagian tumbuhan. Floem tersusun atas sel-sel yang masih aktif atau hidup dan yang telah mati. Floem adalah suatu jaringan dewasa yang kompleks. Pelaksanaan fungsi floem didukung oleh sel-sel penyusunnya. Floem terdir dari beberapa sel atau unsur yaitu unsur-unsur kibral, sel pengantar, sel albumen, parenkim floem, dan serat-serat floem. 2) Xilem Jaringan xilem merupakan jaringan dewasa yang kompleks dan tersusun dari berbagai macam sel. Pada umumnya, sel-sel penyusun xilem telah mati dengan dinding sel yang tebal dan mengandung lignin. Dengan demikian fungsi xilem selain sebagai jaringan pengangkut air dan zat-zat mineral (hara) dari akar ke daun, juga sebagai jaringan penguat. Xilem terdiri dari beberapa unsur atau sel-sel yaitu unsur trakeal (trakeid dan trakea), serat xilem, dan parenkim xilem. Pada batang anggota tumbuhan Dicotyledoneae, letak xilem jika dilihat dari arah luar berada pada bagian dalam sesudah kambium. Sementara itu pada akar, xilem terletak di bagian tengah dan berbentuk menjari dikelilingi floem. Pada akar Monocotyledoneae, letak xilem berdampingan dengan floem dan xilem di sebelah luar. Antara xilem dan floem tidak dibatasi oleh kambium. 2. Jaringan Hewan a. Jaringan Embrional Jaringan embrional adalah jaringan muda yang sel-selnya senantiasa membelah. Ada hewan yang embrionalnya terdiri atas 2 lapis, disebut diploblastik dan ada yang terdiri atas 3 lapis disebut triploblastik. Lapisan jaringan embrional hewan yang bersifat triploblastik adalah ektoderm (lapisan luar), mesoderm (lapisan tengah), endoderm (lapisan dalam). Hewan diploblastik tidak memiliki mesoderm. b. Jaringan Epitel

Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi permukaan tubuh dan membatasi rongga tubuh, seperti kulit dan lapisan luar pada alat peredaran darah. Jaringan ini terdiri atas selapis sel atau beberapa sel yang saling berhubungan erat. Berfungsi untuk melindungi jaringan yang ada disebelah dalamnya, misalnya jaringan pada dinding alveoli paru-paru dan dinding pembuluh darah. Berikut adalah jenis jaringan epitel beserta letak dan fungsinya: 1) Epitelium Simpleks Epitelium simpleks terdiri atas satu lapis sel. Jenis jaringan epitelium simpleks beserta letak dan fungsinya dijelaskan dalam tabel berikut. Tabel 1. Berbagai macam jaringan epitel simpleks No. Letak Fungsi Kapsula Bowman, lapisan dalam darah & limfa, alveolus paru-paru, Pelapis bagian dalam rongga Epitelum pipih ruang jantung, selaput bagian dalam dan saluran, tempat difusi & selapis telinga, dan sel ekskresi kecil dari infiltrasi zat. sebagian besar kelenjar. Kelenjar air liur, retina mata, Proteksi, absorpsi, dan Epitelium kubus dinding ovarium, & saluran dalam sekresi (penghasil lendir atau selapis nefron ginjal. mucus). Dinding dalam lambung, usus, Epitelum kantong empedu, rahim, saluran Proteksi, sekresi, difusi, dan silindris selapis pernapasan bagian atas, & saluran absorpsi. pencernaan. Penghasil mucus untuk Epitelium Dinding dalam rongga hidung, menangkap benda asing yang silindris selapis trakea, bronkus, & dinding dalam masuk. Getaran silianya bersilia oviduk. menghalau benda asing itu. Epitelium Proteksi, sekresi, dan silindris berlapis Rongga hidung dan trakea. gerakan gas. semu Jaringan

1.

2.

3.

4.

5.

2) Epitelium kompleks Epitelium kompleks tersusun atas beberapa lapisan sel. Lapisan sel terbawah yang selalu membelah diri untuk mengganti sel-sel permukaan yang rusak disebut lapisan germinativa.Jenis-jenis jaringan epitelium kompleks beserta letak dan fungsinya dijelaskan sebagai berikut. Tabel 2. Berbagai macam jaringaqn epitel kmpleks No. Jaringan 1. Epitelum pipih berlapis Letak Fungsi Kulit, epidermis, rongga mulut, Proteksi dan penghasil esofagus, laring, vagina, anus, & mucus. rongga hidung. 2. Epitelium kubus Kelenjar keringat, kelenjar minyak, Proteksi dan penghasil berlapis ovarium, & buah zakar. mucus. 3. Epitelium Lapisan konjungtiva, dinding dalam Proteksi dan penghasil silindris berlapis kelopak mata, laring, faring, & mucus, gerakan zat melewati uretra. permukaan, & saluran sekresi kelenjar ludah serta kelenjar
5

4.

Epitelium transisional

Kantong kemih, ureter, & pelvis ginjal.

susu. Menahan regangan & tekanan.

c. Jaringan Pengikat/Penyokong Jaringan ikat merupakan jaringan yang menghubungkan antara jaringan yang satu dengan yang lain. Fungsi jaringan ikat antara lain sebagai tempat untuk melekatkan suatu jaringan ke jaringan lain, membungkus organ, mengisi rongga diantara organ, mengangkut zat oksigen dan makanan ke jaringan lain, mengangkut sisa-sisa metabolisme ke alat pengeluaran dan menghasilkan kekebalan. Jaringan ikat dapat di kelompokkan menjadi: 1) Jaringan Ikat Yaitu jaringan yang tersusun atas sel-sel yang tidak begitu rapat, dan di antaranya terdapat matriks atau zat sela. Bila matriksnya longgar, maka jaringan itu disebut jaringan ikat longgar. Bila matriksnya rapat dan sedikit mempunyai lubang yang sempit, maka disebut jaringan ikat padat 2) Jaringan Tulang Keras Tersusun atas sel-sel tulang atau osteon. Matriksnya banyak mengandung zat perekat kolaagen dan zat kapur (CaC03) yang menyebabkan tulang menjadi keras. Berdasarkan susunan matriksnya, jaringan tulang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: a) Jaringan tulang kompak/keras, apabila matriksnya rapat b) Jaringan tulang spons, apabila matriksnya berongga 3) Jaringan Tulang Rawan Terdiri atas sel-sel yang banyak mengeluarkan matriks atau zat serta yang disebut kondrin. Jaringan tulang rawan pada anak berasal dari jaringan ikat embrional (mesenkim). Sedangkan tulang rawan pada orang dewasa dibentuk oleh selaput tulang rawan (perikondrium) yang banyak mengandung sel membentuk tulang rawan atau kondroblast. Jaringan tulang rawan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: a) kartilago hialin, apabila matriksnya jernih dan transparan. Contohnya antara lain yang terdapat pada ujung tulang rusuk yang melekat pada tulang dada dan pada tulang rawan trakea. b) kartilago elastis, apabila matriksnya sedikit keruh kekuning-kuningan serta banyak mengandung serabut kolagen yang berstruktur jala. Contohnya antara lain: pada dinding saluran pernafasan dan pada daun telinga luar. c) kartilago fibrosa, apabila matriksnya keruh dan gelap, serta serabut kolagennya membentuk satu berkas dan tersusun sejajar. Contohnya antara lain terdapat pada perlekatan ligamen-ligamen tertentu ke tulang. 4) Jaringan Darah dan Getah Bening Jaringan darah dan getah bening dianggap sebagai jaringan penguat istimewa, karena terdiri atas sel-sel darah yang terendam di dalam suatu cairan yang dianggap

sebagai matriksnya. Selain itu, Jaringan darah juga berfungsi mengedarkan oksigen dan zat makanan.

5) Jaringan Lemak Terdiri atas sel-sel lemak yang berisi tetes-tetes lemak. Umumnya terdapat di bawah kulit yang berfungsi sebagai bantalan lemak, juga merupakan cadangan makanan dan berfungsi sebagai pelindung jaringan-jaringan di bawahnya. d. Jaringan Otot Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang berfungsi untuk melakukan pergerakan pada berbagai bagian tubuh. Jaringan otot dapat berkontraksi karena di dalamnya terdapat protein kontraktil yang bentuknya panjang dan mengandung serabut halus, disebut miofibril. Jaringan otot dapat dibagi menjadi jaringan otot polos, otot lurik, dan otot jantung. Tabel 3. Berbagai macam jaringan otot Otot Polos Otot Lurik Otot Jantung

Ciri-ciri

Bentuk sel Seperti gelendong, Silindris atau serabut bagian tengah besar, & panjang ujungnya meruncing. Inti sel Satu, di tengah Banyak, di tepi

Silindris atau serabut pendek

Satu atau dua, di tengah Aktivitas Di luar kehendak (otot Di bawah kehendak (otot Di luar kehendak (otot tidak sadar) sadar) tidak sadar) Kontraksi Lambat dan lama, tidak Cepat, tidak teratur, & Otomatis, teratur, tidak mudah lelah mudah lelah pernah lelah, & bereaksi lambat Letak Alat-alat tubuh bagian Melekat pada rangka Jantung dalam Diskus Tidak ada Tidak ada Ada interkalaris e. Jaringan Saraf

Gambar 1. Sel saraf

Jaringan saraf dibentuk oleh sel-sel saraf atau neuron. Satu neuron dibentuk oleh badan sel, dendrit, dan akson. Dendrit berfungsi menerima rangsang dari neuron lain, dan akson berfungsi meneruskan rangsang tersebut ke neuron berikutnya. Ujung neuron yang satu dengan ujung neuron lainnya saling berhubungan. Hubungan antara ujungujung neuron ini disebut sinapsis. Pada bagian-bagian tertentu dari akson, selaput mielin menggenting, disebut nodus Ranvier. Ada tiga macam jenis neuron: neuron sensorik, meneruskan rangsang dari reseptor (indera) ke otak neuron motorik, meneruskan rangsang dari otak ke efektor (otot atau kelenjar), neuron konektor, meneruskan rangsang antar neuron, umumnya berperan dalam gerak refleks (neuron ini sering juga disebut neuron ajustor atau interneuron)

B. ORGAN, SISTEM ORGAN DAN FUNGSINYA PADA TUMBUHAN, HEWAN DAN MANUSIA
Organ merupakan bagian tubuh yang memiliki satu atau lebih fungsi tertentu. Penyusun organ adalah beberapa jenis jaringan yang terorganisir dan saling berkaitan satu dg lainnya. Kemudian, gabungan beberapa organ yang bekerja bersama untuk melakukan suatu fungsi tertentu disebut sistem organ. 1. Organ a. Organ pada Tumbuhan 1) Daun, berfungsi mengambil zat-zat makanan terutama yang berupa gas, tempat berlangsungnya proses fotosintesis dan transpirasi (penguapan pada siang hari), stomata (mulut) pada daun berfungsi sebagai organ respirasi (pernafasan), penyimpan cadangan makanan, dan alat perkembangbiakan vegetatif, seperti pada tanaman cocor bebek.

Gambar 2. Penampang melintang daun

2) Akar, berfungsi memperkuat berdirinya suatu tumbuhan, menyerap air dan zat makanan yang terlarut didalam air didalam tanah, mengangkut air dan zat-zat makanan tadi ke tempat yang membutuhkan, dan sebagai tempat penimbunan makanan. Perbedaan akar monokotil dan dikotil: pada akar monokotil akarnya berupa akar serabut, sedangkan pada dikotil berupa akar tunggang. 3) Batang, berfungsi mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada diatas tanah, memperluas bidang asimilasi, jalan pengangkutan air dan zat makanan, dan tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan. Perbedaan batang monokotil dan dikotil: Mokotil Dikotil Batang tidak bercabang Batang bercabang Tidak terdapat kambium pembuluh Terdapat kambium pembuluh Xilem dan floem menyebar Xilem dan floem teratur

Gambar 3. (a) Penampang melintang batang monokotil (b) Penampang melintang batang dikotil

4) Bunga, merupakan alat perkembangbiakan tumbuhan secara generatif. Pada bunga terdapat putik yang berfungsi sebagai alat kelamin betina dan benang sari yang menghasilkan serbuk sari yang berfungsi sebagai alat kelamin jantan.

Gambar 4. Anatomi bunga

b. Organ pada Hewan dan Manusia 1) Mata, adalah organ penglihatan yang berfungsi untuk mendeteksi cahaya yang ada di sekitarnya . Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian visual dari benda yang terlihat. Terdiri atas jariang retina, otot dan saraf.

Gambar 5. Bagian-bagian mata

2) Jantung, berfungsi sebagai alat pemompa darah yang memompakan darah keseluruh tubuh. Terdiri atas jaringan otot, ikat dan saraf.

Gambar 6. Anatomi jantung manusia

3) Ginjal, adalah tempatnya membersihkan darah dari berbagai zat hasil metabolisme tubuh dan racun yang tidak dibutuhkan dalam berntuk air seni. Terdiri atas beberapa jaringan, antara lain jaringam korteks dan epitel. 4) Paru-paru, adalah organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan sistem peredaran darah (sirkulasi) vertebrata yang bernapas dengan udara. Fungsinya adalah menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah. Prosesnya disebut "pernapasan eksternal" atau bernapas. Tersusun atas beberapa jaringan, antara lain jaringan epitel dan ikat.

10

Gambar 7. Paru-paru manusia

5) Telinga, Telinga merupakan organ untuk pendengaran dan keseimbangan, yang terdiri dari telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Tersusun atas beberapa jaringan, antara lain jaringan tulang, otot, epitel dan saraf. 6) Kulit, berperanan melindungi otot dan organ, serta mengatur suhu tubuh. Tersusun atas beberapa jaringan antara lain jaringan otot, epitel dan saraf. 7) Hati, sebagai penawar racun yang masuk ke dalam tubuh bersama makanan, menghasilkan empedu dan sel-sel darah merah. Tersusun atas beberapa jaringan antara lain jaringan ikat dan dan otot. 8) Lambung, berfungsi sebagai alat pencernaan makanan. Tersusun atas beberapa jaringan antara lain jaringan ikat, otot dan epitel. 2. Sistem Organ a. Sistem Organ pada Tumbuhan 1) Sistem Pengangkutan, meliputi organ pembuluh kayu dan pembuluh tapis yang terdapat pada berkas pembuluh yang terletak di akar, batang dan daun. 2) Sistem Pernafasan, meliputi organ stomata (mulut daun) dan pembuluh pengangkut. 3) Sistem Reproduksi, meliputi organ putik, benang sari, bakal buah dan bakal biji. b. Sistem Organ pada Hewan dan Manusia 1) Sistem Pernafasan Sistem ini berfungsi menyediakan oksigen dan mengeluarkan sisa metabolisme yang berbentuk CO2. Sistem pernapasan tersusun oleh beberapa organ, diantaranya saluran-saluran pernapasan yang meliputi faring, laring, dan trakea serta paru-paru yang meliputi sistem bronkus dan alveolus.

11

Gambar 8. Sistem pernapasan

2) Sistem Transportasi Sistem ini berfungsi mengangkut dan mendistribusikan oksigen air dan sari makanan berupa molekul-molekul organik seperti glukosa. Selain itu, berfungsi juga mengangkut hasil sisa metabolism untuk dikeluarkan dari tubuh. Sistem ini terdiri atas organ-organ, seperti jantung, arteri, vena, pembuluh limfa, dan kelenjar limfa. 3) Sistem Ekskresi Sistem ini berfungsi mengeluarkan sisa-sisa metabolisme selain CO2 atau cairan. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga titik keseimbangan cairan tubuh. Sistem ekskresi tersusun atas beberapa organ, seperti ginjal, kantung urine, ureter, kelenjar keringat, dan uretra. 4) Sistem Pencernaan Sistem ini berfungsi mengolah dan mengubah makanan berupa molekul organik kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana (sari pati makanan) agar dapat diserap tubuh. Organ yang terkait dengan fungsi sistem ini, antara lain mulut (kelenjar ludah, gigi, dan lidah), esophagus, lambung, usus halus, dan usus besar. 5) Sistem Endokrin Sistem ini mengatur aktivitas tubuh, seperti pertumbuhan dan homeostasis. Sistem ini tersusun oleh berbagai macam kelenjar, seperti kelenjar hipofisis, epifisis, kelenjar anak ginjal dan kelejar gondok. 6) Sistem Saraf Sistem saraf berperan dalam menyampaikan rangsang yang diperoleh dari lingkungan, mempersepsikan rangsang, untuk kemudian merespons rangsang tersebut. 7) Sistem Rangka Sistem ini berfungsi menopang dan memberi bentuk pada tubuh. Sistem rangka berfungsi juga melindungi bagian-bagian tubuhh yang lunak atau rentan, seperti tengkorak yang berfungsi melindungi otak. Selain itu, sistem ini juga berfungsi sebagai tempat melekatnya otot rangka yang sangat dibutuhkan dalam gerak aktif. Jaringan darah juga dibentuk di dalam sumsum tulang. 8) Sistem Otot Otot merupakan alat gerak aktif. Pada umumnya hewan mempunyai kemampuan untuk bergerak. Gerakan tersebut disebabkan karena kerjasama antara otot dan tulang. Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak jika tidak digerakkan oleh
12

otot. Otot mampu menggerakkan tulang karena mempunyai kemampuan berkontraksi. 9) Sistem Reproduksi Berfungsi sebagai alat perkembangbiakan. Pada wanita terdiri atas organ ovarium yang menghasilkan ovum (telur), sedangkan pada laki-laki berupa testis sebagai penghasil sperma. Ovarium dan testis juga menghasilkan hormon-hormon kelamin seperti progesteron, testosteron dan estrogen. 10) Sistem Kekebalan dan limfatik Sistem ini berfungsi sebagai pertahanan tubuh melawan penyakit. Sistem ini terdiri atas sumsum tulang, kelenjar timus, kelenjar limfa, dan pembuluh limfa.

C. KELAINAN JARINGAN, ORGAN DAN SISTEM ORGAN


Jaringan, organ dan sistem organ di dalam tubuh makhluk hidup saling berhubungan dan bekerja sama membentuk satu organisme seperti tumbuhan, hewan dan manusia. Apabila salah satu sistem organ mengalami gangguan atau kelainan maka sistem organ lainnya akan terpengaruh. Misalnya ginjal sebagai penyaring zat sisa dalam darah mengalami gangguan, dapat memengaruhi kelancaran sistem transportasi. Hal ini terjadi karena ginjal yang fungsinya terganggu akan menyebabkan proses penyaringan zat sisa, serta pengaturan air dan garam dalam tubuh tidak sempurna. Akibatnya, zat sisa menjadi bersifat toksik dan bila beredar bersama darah menuju jantung dan organ-organ lain menyebabkan kerja jantung memompa darah menjadi lebih berat. Darah yang beredar keseluruh tubuh akan kekurangan oksigen karena kemampuan darah mengikat oksigen yang akan berpengaruh dalam proses pernafasan. Selanjutnya, gangguan pada proses pernafasan berdampak pada proses pembentukan energi. Demikian seterusnya bila salah satu sistem organ fungsinya terganggu secara berantai akan memengaruhi sistem organ lainnya. 1. Kelainan pada Jaringan Contoh: Lupus, penyakit yang menyerang jaringan ikat dan pembuluh darah sehingga berdampak sangat luas meliputi banyak organ tubuh. 2. Kelainan pada Organ Contoh : a. Penyakit katarak, myopi, hipermetropi, astigmatisma, rabun ayam, dll pada organ mata manusia. b. Penyakit jantung koroner pada organ jantung manusia. c. Penyakit uremia, Tumor Wilms , batu ginjal, dll. pada organ ginjal manusia.

13

d. Penyakit TBC, asma, pneumonia, emfisema, kanker paru-paru,dll. pada organ paru-paru manusia. 3. Kelainan pada Sistem Organ Contoh: a. Penyakit Bronkitis, asma, pneumonia, influenza,dll. Pada sistem pernafasan manusia b. Penyakit Anemia, hipertensi, kanker darah,dll. Pada sistem pengangkutan dan sirkulasi (Peredaran darah) c. Penyakit panu, luka bakar (Kulit), batu ginjal, tumor wims (ginjal), hepatitis, liver (Hati), kanker paru-paru, asma (paru-paru), dll. Pada sistem ekskresi manusia. d. Penyakit diare, tipus, sembelit, maag, dll. Pada sistem pencernaan manusia. e. Sifilis, gonorhea, dll. Pada sistem reproduksi manusia

BAB III PENUTUP


Kesimpulan Jaringan dan organ tubuh makhluk hidup mempunyai fungsi masing-masing yang terbentuk dari diferensiasi sel-sel tubuh. Jaringan dan organ tubuh kemudian membentuk suatu sistem yang saling melengkapi, yang disebut sistem organ. Gabungan dari sistem organ yang kemudian membentuk organisme.

14

Jaringan sel, organ dan sistem organ pada tumbuhan berbeda dengan jaringan sel, organ dan sistem organ pada hewan dan manusia. Jaringan pada tumbuhan terdiri dari jaringan meristem dan jaringan dewasa. Organ utama dari tumbuhan yaitu akar, batang, daun, dan bunga. Sedangkan jaringan pada hewan dan manusia terdiri dari jaringan embrional, jaringan epitel, jaringan pengikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. Dan organ-organ pada hewan dan manusia antara lain, mata, jantung, paru-paru, ginjal, lambung, dan lain-lain. Jaringan, organ dan sistem organ di dalam tubuh makhluk hidup saling berhubungan dan bekerja sama. Apabila salah satu sistem organ mengalami gangguan atau kelainan maka sistem organ lainnya akan terpengaruh. Demikian yang dapat kami simpulkan adapun kekurangannya kami meminta saran dan kritik yang bersifat dapat melengkapi atau menyempurnakan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Amien, Mohammad. 1994. Biologi 2 SMU. Jakarta: Depdikbud PN Balai Pustaka. Ferdinand,dkk. 2007. Praktis Belajar Biologi kelas XI semester 2. Jakarta: Visindo Purnomo,dkk. 2007. Biologi kelas XI untuk SMA dan MA. Klaten : Intan Pariwara

15

Tim penyusun. 2005. Biologi kelas XI Jilid 2a SMA. Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka http://biologimediacentre.com/jaringan-pada-hewan-dan-manusia/ (Diakses tanggal 15 Februari 2013) http://fandiilha.blogspot.com/2012/10/struktur-dan-fungsi-jaringan-pada-hewan.html (Diakses tanggal 15 Februari 2013)

16

You might also like