You are on page 1of 5

A.

PENDAHULUAN Menurut sejarah, karbohidrat dianggap sebagai hidrat karbon dikarenakan rumus senyawa komponen ini sangat banyak yaitu Cn(H2O)n. Sehingga, karbohidrat sering didefinisikan sebagai polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton. Dialam karbohidrat dihasilkan dari fotosintesis tanaman hijau. Komponen ini dihasilkan dari mengkonversi H2O dan CO2 dengan bantuan sinar matahari menjadi glukosa dan O2 (Slavin, 2003). Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya sepert i bernafas, kontraksi jantung dan otot serta juga untuk menjalankan berbagai aktivitasfisik seperti berolahraga atau bekerja (Setiawan, 2004). Contoh dari karbohidrat sederhana adalah monosakarida seperti glukosa, fruktosa & galaktosa atau juga disakarida seperti sukrosa & laktosa. Jenisjenis karbohidrat sederhana ini dapat ditemui terkandung di dalam produk pangan seperti madu, buah-buahan dan susu (Schieberle, 2004) Contoh dari karbohidrat kompleks adalah pati (starch), glikogen (simpanan energi di dalam tubuh), selulosa, serat(fiber) atau dalam konsumsi sehari-hari karbohidrat kompleks dapat ditemui terkandung di dalam produk pangan seperti, nasi, kentang, jagung, singkong, ubi, pasta, roti dsb. Polisakarida merupakan senyawa karbohidrat kompleks, dapat mengandung lebih dari 60.000 molekul monosakarida yang tersusun membentuk rantai lurus ataupun bercabang (Handini, 2009).

B. Tujuan Mengetahui sifat karbohidrat.

C. BAHAN DAN ALAT 1. Uji Iod

Alat yang digunakan yaitu, 1) pipet tetes, dan 2) tabung reaksi Bahan yang digunakan yaitu: a) b) c) Tepung ubi kayu Tepung ubi gadung Tepung ganyong

d) e) 2.

Tepung tapioka Larutann iod encer Fermentasi

Alat yang digunakan yaitu, 1) pipet tetes, dan 2) tabung reaksi Bahan yang digunakan yaitu: a) b) c) d) Glukosa Fruktosa Maltosa Pati

D. Cara Kerja Cara kerja yang dilakukan pada praktikum suhu ini adalah sebagai berikut : 1. a) b) c) 2. 3. 4. Uji Benedict Uji Iod Sedikit tepung bahan percobaan dimasukkan kedalam tabung reaksi Ditambahkan satu tetes larutan iod encer Diaduk rata dan diperhatikan warna yang terbentuk Fermentasi

Dalam tabung reaksi dimasukkan 3 mL pereaksi benedict dan 5 tetes bahan percobaan dan dihomogenkan 5. Didihkan campuran tersebut selamat 5 menit dan didinginkan Hasil percobaan diperlihatkan pada asisten dan dicatat hasilnya Uji Fehling Kedalam tabung reaksi dimasukkan 2 mL Fehling Lalu ditambahkan beberapa tetes larutan percobaan Didihkan dan diamati perubahan warna Lakukan untuk semua larutan percobaan

E. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil No Uji Hasil Praktek 1 Uji Molisch Glukosa Maltosa Galaktosa 2 Uji Reduksi Tabung A Tabung B Tabung C 3 Uji Benedict Glukosa Maltosa Galaktosa 4 Uji fehling Glukosa Endapan merah bata dan larutan berwarna karat Endapan merah dan larutan berwarna karat Jingga, tidak ada lapisan Jingga, lap. bawah kuning Jingga, lap. bawah bening Membentuk Cu2O berwarna kuning sampai merah Endapan hitam/ bening Endapan merah/ kuning Endapan merah/ orange Tidak berwarna/ bening Tidak berwarna/ bening Tidak berwarna/ bening Ungu kemerah-merahan Ungu kemerah-merahan Ungu kemerah-merahan Pengamatan Modul

B. Pembahasan Percobaan menggunakan uji molisch dihasilkan larutan yang tidak berwarna/bening pada ketiga tabung uji yang berisi glukosa, maltosa dan galaktosa. Teori dinyatakan bahwa jika dilakukan uji molisch maka akan menghasilkan larutan berwarna ungu kemerah-merahan. Uji molisch yaitu reaksi yang didasarkan pada pembentukan furfural atau turunannya dari karbohidrat yang dapat didehidrasi oleh asam pekat menjadi senyawa furfural atau senyawa furfural yang tersubstitusi, seperti Hidroksimetil furfural. Jadi uji molisch yang dilakukan gagal karena tidak menghasilkan warna ungu kemerah-merahan, sebab jika karbohidrat bereaksi dengan asam pekat akan membuat warna larutan menjadi ungu kemerah-merahan. Mungkin terjadi kesalalahan pada pencampuran larutan (Hamdan, 2007). Percobaan dengan uji Reduksi ada perbedaan hasil reaksi yang terjadi pada ketiga tabung A,B,C karena pada tabung A yang merupakan campuran dari CuSO4 dan NaOH tidak terdapat glukosa yang merupakan senyawa pereduksi atau gula pereduksi yang hasil reaksinya adalah adanya perubahan warna menjadi agak bening dan adanya endapan berwarna hitam. Tabung B larutannya sama dangan tabung A tapi bedanya tabung B telah ditambahkan glukosa dimana hasil reaksi yang terjadi adalah berubah warna menjadi warna kuning dan adanya endapan berwarna merah. Sedangkan pada tabung C tidak terdapat glukosa tetapi ditambahkan larutan Na-nitrat yang setelah dipanaskan tidak terjadi reaksi perubahan. Tabung C ditambahkan beberapa tetes larutan glukosa 1% dan selanjutnya dipanaskan kembali. Reaksi ini terjadi beberapa perubahan setelah dipanaskan kembali. Setelah dipanaskan dan ditambahkan glukosa terjadi perubahan warna yaitu menjadi orange dengan endapan merah. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh gula pereduksi dalam glukosa (Schieberle, 2004). Percobaan Uji Benedict dihasilkan warna danj lapisan berbeda tiap larutan uji. Uji Benedict didasari oleh larutan tembaga alkalis (basa) yang akan direduksi oleh karbohidrat (gula) yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas dengan membentuk kuprooksida (Cu2O) yang berwarna kuning sampai merah. Gula pereduksi beraksi dengan pereaksi menghasilkan endapan merah bata (Cu2O). Di gula pereduksi terdapat gugus aldehid dan OH laktol. Gugus OH laktol adalah OH yang terikat pada atom C pertama yang menentukan karbohidrat sebagai gula pereduksi atau bukan. Gula pereduksi yaitu monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dapat ditunjukkan dengan pereaksi Fehling. Gula pereduksi bereaksi dengan pereaksi Fehling menghasilkan endapan merah bata (Cu2O). Selain Pereaksi Fehling, gula pereduksi juga bereaksi positif denghan pereaksi Benedict (Handini, 2009). F. KESIMPULAN 1. Uji molisch yaitu reaksi yang didasarkan pada pembentukan furfural dari karbohidrat yang dapat didehidrasi oleh asam pekat menjadi senyawa furfural, seperti Hidroksimetil furfural. 2. Karbohidrat akan membentuk senyawa berwarna ungu kemerah-merahan jika bereaksi dengan asam pekat (H2SO4) 3. Pada uji Reduksi terjadi perbedaan warna hal tersebut terjadi karena tingkat pereduksi dari jenis karbohidrat tersebut berbeda-beda.

4. Pada uji benedict larutan tembaga yang basa akan direduksi oleh karbohidrat (gula) yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas dengan membentuk kuprooksida (Cu2O) yang berwarna kuning sampai merah. 5. Gula pereduksi akan bereaksi dengan pereaksi Fehling menghasilkan endapan merah bata (Cu2O).

DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Gramedia, Jakarta, 2003. Schieberle, P., Grosc W. And Belitz,H.D. Food Chemistry, 3d ed Springer, Garching, 2004. Slavin, J.L.. Sports nutrition. Food Safety Handbook, Schmidt RH, Rodrick GE, eds, Wiley, pp 627-640. 2003. Setiawan, Dedi. Karbohidrat sebagai sumber energi. Erlangga. 2004. Hamdan. Petunjuk Praktikum Biokimia Laboratorium Dasar Universitas Trunojoyo. 2007. Handini. Karbohidrat Pada Uji Kualitatif. Bandung. 2009.

You might also like