You are on page 1of 4

Ulat buah

Helicoverpa (Heliothis) armigera, dan Heliothis spp .

(Lepidoptera: Noctuidae) a. Daerah sebar Hama ulat buah dapat di temukan di seluruh daerah sentra produksi kedelai, terutama di Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, Sulawesi dan Papua. Status ulat buah menjadi hama kedelai di Indonesia tercatat sejak tahun 1987. b. Bioekologi Morfologi Ngegat ulat buah panjangnya 2 cm, berwarna sawo matang. Telur berbentuk bulat, tetapi agak datar pada bagian yang menempel di daun, dan beralur arah vertikal; berdiameter 1 mm; berwarna kuning muda dan menjadi kuning tua menjelang menetas. Pada telur yang akan menetas terlihat ada bintik hitam yang jelas. Bintik itu adalah bakal kepala yang membayang. Larva instar-1 panjangnya 2,8 mm, instar-2 9,9 mm, dan instar akhir panjangnya dapat mencapai 40 mm. Instar-1 transparan, kepalanya berwarna hitam, instar-2 berwarna kuning, sedang warna instar-3 sampai instar-6 bervariasi tergantung jenis makanannya. Variasi warna tersebut yaitu hijau polos, hijau berwarna garis coklat muda, bergaris putih; Kuning polos; Kuning bergaris coklat dan hitam agak coklat. Pupa bentuknya lonjong, panjangnya rata-rata 1,8 cm, berwarna coklat. Biologi dan perilaku Ngegatnya aktif pada malam hari. Ngegat betina menyukai meletakkan telur pada daun-daun yang muda. Telur diletakkan satu persatu di permukaan helai daun, pada pucuk tanaman atau pada bunga. Larva mengalami lima atau enam instar. Larva muda makan jaringan daun dan setelah memasuki

instar-3 akan pindah ke bagian polong untuk memakan bijinya. Larva merusak polong dengan cara menggigit atau memakan kulit polong kemudian makan biji. Bentuk lubang bekas makannya tidak beraturan. Setelah mencapai instar akhir, larva akan masuk ke dalam tanah atau di sela-sela bongkahan tanah untuk membentuk pupa. Siklus hidup ulat buah rata-rata 42 hari. Stadia telur antara 3 - 5 hari. Larva mengalami enam instar, berturut-turut lama berkembang instar 1; 2; 3; 4; 5 dan 6 ialah 3,0; 4,0; 2,5; 3,4; 3,6 dan 7,8 hari, sehingga stadia larva rata-rata adalah 24 hari. Stadia pupa antara 10-15 hari (rata-rata 12 hari). Masa pra-bertelur 2,3 hari. Lama hidup imago rata-rata selama 9 hari. Nisbah kelamin (jantan:betina) ialah 1:1. Kemampuan bertelur seekor betina rata-rata sebanyak 1.062 butir, dengan kisaran 268-1.820 butir. Sebagian besar telur diletakkan pada hari pertama bertelur sampai hari keempat. Ekologi Tanaman inang ulat buah diketahui cukup banyak sehingga dikatakan bersifat polifag; selain kedelai, ulat ini merusak tanaman jagung, kapas, sorgum, tembakau, kacang hijau, kacang buncis, jarak, jeruk, bunga matahari, tomat, linum, kentang. Musuh alami ulat buah berupa predator, parasitoid dan patogen. Beberapa predator larva H. armigera yang pernah ditemukan tergolong dalam famili Mantidae, Asilidae, dan Vespidae dan ordo Adonsida. Beberapa jenis parasitoid larva ialah Apanteles sp., Microplitis sp., Trichogramma sp., dan yang tergolong famili Tachinidae, Ichneumonidae dan Braconidae. Parasitoid telur H. armigera ialah Trichogramma sp. Patogen yang menyerang larva ialah B .thuringiensis, HaNPV, dan Nematoda. Dinamika populasi di lapangan dipengaruhi oleh keadaan iklim dan cuaca, tanaman inang dan musuh alami. Fluktuasi dalam satu musim tergantung dari waktu kedatangan imago ke

pertanaman. Telur maupun larva biasanya ditemukan sejak tanaman berumur 35 hst, puncak populasi telur terjadi pada umur 39 hst, sedang puncak populasi larva terjadi pada umur 42 hst. Periode peletakan telur berakhir pada umur 54 hst, sedang populasi larva dijumpai terakhir pada tanaman umur 72 hst. c. Gejala serangan dan kerusakan Tanda serangan H. armigera larva instar-1 dan 2 pada daun mirip tanda serangan larva muda ulat jengkal karena pada stadia tersebut larva makan jaringan daun. Mulai instar-3 ulat menyerang polong dan makan bijinya. Tanda serangan pada polong berupa lubang tidak beraturan, pada kulit polong dan bijinya habis dimakan. Ukuran lubang gerek itu jauh lebih besar daripada lubang gerek larva penggerek polong Etiella spp. Kerugian hasil karena serangan ulat buah tergantung pada kepadatan populasi larva, fase pertumbuhan tanaman dan populasi musuh alami. Secara umum, kerusakan daun hampir kurang berpengaruh terhadap hasil, oleh karena itu ulat buah pada kedelai digolongkan sebagai hama pemakan buah atau polong. Pada pertanaman yang tidak serentak dan waktu tanam yang tidak tepat maka kerusakan total dapat terjadi. d. Pengendalian Pemantauan dini perlu dilakukan terhadap kedatangan ngengat, selanjutnya terhadap adanya telur. Apabila pemantauan itu sukar dilakukan maka pemantauan dilakukan terhadap larva instar awal yang masih makan daun pada bagian pucuk. Pengamatan terhadap telur dan larva dilakukan secara diagonal, dengan jumlah contoh sebanyak 10 rumpun dalam petak alami. Ambang pengendalian ditetapkan berdasarkan gejala serangan dengan memperhitungkan

keberadaan larva aktif, sejak adanya larva instar awal atau sejak periode pembentukan bunga. Ambang pengendalian yang didasarkan pada intensitas serangan pada polong yaitu sebesar 2%, dan ambang pengendalian berdasarkan populasi larva yaitu pada Tabel berikut ini:
Stadia atau kerusakan Vegetatif Berbunga-berpolong Pengisian polong - Larva instar-1 50 ekor/ 10 rpn - Larva instrs-2 15 ekor/ 10 rpn 10 ekor/ 10rpn - Larva instar-3 10 ekor/ 10 rpn 10 ekor/ rpn - Larva instar-4 Mekanis Mekanis - Larva instar-5 2 % polong rusak (ada populasi) 2 % polong rusak (ada populasi)

You might also like